Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Hadist Pendekatan Pendidikan Islam

Dosen pengampu: Siti Maryam M.pd.I

Disusun oleh:

Solihin (7185)

Toha Tohir (7188)

Syaiful (7209)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN

2021-2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Karena tanpa rahmat dan kasih sayang-
Nya, kami tak akan dapat menyelesaikan makalah kami tepat pada waktunya. Dan
tak lupa, sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan kita,
nabi agung Muhammad SAW.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Hadis
Tarbawi pada semester V dengan mengangkat tema “Hadis-hadis tentang
pendekatan pendidikan Islam” Diharapkan, tugas ini akan dapat membuka
pengetahuan pembaca.
Kami ucapkan terima kasih kepada selaku dosen pengampu mata kuliah Hadis
Tarbawi yang telah memberi kami kesempatan untuk memaparkan materi ini serta
telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Juga, kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini, kami
ucapkan terima kasih.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari adanya banyak kekurangan serta
kesalahan yang bertebaran di dalamnya, maka kami mengharapkan kritik serta
saran yang membangun sehingga di kemudian hari akan menjadi lebih baik. Kami
berharap bahwa makalah ini akan bermanfaat bagi pembacanya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kraksaan, 04 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar.......................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Materi............................................................................................ 1
C.Tujuan materi.................................................................................................. 2
BAB II Hadis-Hadis tentang Pendekatan Pendidikan Islam.................................... 3
A. Pengertian Pendekatan Pendidikan Islam........................................................ 3
B. Macam-macam pendekatan pendidikan Islam................................................. 4
C. Persfektif pemikiran masa depan dalam hadis pendekatan pendidikan Islam 10
BAB V PENUTUP.................................................................................................. 12
A. Kesimpulan...................................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................................ 12
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan pada hakikatnya bersumber dari Allah yang
kebenarannya bersifat mutlak. Kebenarannya bisa dibuktikan melalui dua
pendekatan, yaitu iman (dalam aspek metafisik) dan akal (dalam aspek fisik).
Dalam beberapa persoalan, keberadaan akal dapat memperkokoh keyakinan
manusia terhadap agamanya. Dengan demikian para ilmuwan dalam berbagai
bidang keahlian tersebut sebenarnya bukanlah pencipta ilmu, tetapi penemu
ilmu, penciptanya adalah Tuhan. Atas dasar paradigma tersebut, seluruh ilmu
hanya dapat dibedakan dalam nama dan istilahnya, sedangkan hakikat dan
substansi ilmu tersebut sebenarnya satu dan berasal dari Tuhan yang satu. Atas
dasar pandangan ini, maka tidak ada dikotomi yang mengistimewakan antara
satu ilmu dengan ilmu lainnya.
Pengetahuan tentang Islam secara rasional akan berdampak positif
terhadap pengamalan, pengalaman, pembiasaan, dan emosional peserta didik
dalam menjalankan ajaran-ajaran agama Islam. Logisnya bila para pendidik
memiliki kemampuan dalam mentransformasikan materi pendidikan Islam
dengan menggunakan berbagai pendekatan pendidikan Islam, maka dapat
dipastikan akan terbentuknya insan kamil yang memiliki wajah-wajah quraniy
dalam arti beriman, bertakwa, berakhlak yang mulia, memiliki kekuatan,
wawasan, perbuatan, dan kebijaksanaan yang senafas dengan al-Qur’an, yang
akan mendorong tercipta insan kaffah yang memiliki dimensi-dimensi religius,
budaya dan ilmiah serta terwujudnya kesadaran akan fungsi dan tujuan manusia,
yaitu sebagai hamba dan khalifah di muka bumi ini.

B. Rumusan Materi
1. Bagaimana pengertian pendekatan pendidikan Islam?
2. Apa saja macam-macam pendekatan pendidikan Islam?
3. Bagaimana prespektif pemikiran masa depan dalam hadits?

1
C. Tujuan Materi
Adapun tujuan materi dari rumusan masalah diatas dapat mengetahui
pengertian pendidikan Islam, macam-macam pendekatan pendidikan Islam dan
prespektif pemikiran masa depan dalam hadis.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pendekatan pendidikan Islam


Menurut Ramayulis ia mengatakan pendekatan merupakan terjemahan
dari kata “approach” dalam bahasa inggris, diartikan dengan come near
(menghampiri) go to (jalan ke) dan way path dengan (arti jalan) dalam
pengertian ini dapat dikatakan bahwa approach adalah cara menghampiri atau
mendatangi sesuatu. HM. Chabib Thaha, mendefinisikan pendekatan adalah
cara pemerosesan subjek atas objek untuk mencapai tujuan. Pendekatan juga
berarti cara pandang terhadap sebuah objek persoalan, dimana cara pandang
tersebut adalah cara pandang dalam kontek yang lebih luas.[1]
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, pendekatan adalah
1). Proses perbuatan, cara mendekati 2). Usaha dalam rangka aktifitas penelitian
untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode untuk
mencapai pengertian tentang masalah penelitian. “Dalam bahasa Ingggris,
pendekatan diistilahkan “approach” dalam bahasa Arab disebut dengan
“madkhal”.[2]
Pendidikan Islam dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem
pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya
sesuai dengan cita-cita Islam sehingga dengan mudah ia dapat membentuk
hidupnya sesuai dengan ajaran Islam.[3]
Pengertian tersebut mengacu pada perkembangan kehidupan manusia di
masa yang akan datang, tanpa menghilangkan prinsip-prinsip Islam yang
diamanahkan Allah kepada manusia, sehingga ia mampu memenuhi kebutuhan
dan tuntutan hidupnya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi.
Beranjak dari pengertin pendekatan, maka pengertian pendidikan Islam
ini sendiri yang dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya:
1. AL-Toumy al-Syaibany
Menurut Al-Toumy al- Syaibany didalam buku Hasan langgulung,
Pendidikan Islam sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku

3
indivdu pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya dengan
cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara
berbagai profesi asasi dalam masyarakat.[4]
2. Fadhil al-Jamaliy
Pendidikan Islam diartikan sebagai upaya mengembangkan,
mendorong dan mengajak manusia ke arah yang lebih maju dengan
berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga
terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal,
perasaan maupun perbuatan.[5]
Jadi dari uraian diatas kami sebagai pemakalah menyimpulkan
bahwa pengertian pendekatan pendidikan Islam adalah suatu proses
perbuatan mengubah tingkah laku indivdu pada kehidupan pribadi, akal
yang berlandaskan nilai-nilai tertentu di masyarakat dan alam sekitarnya
dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di
antara berbagai profesi asasi dalam masyarakat.

B. Macam-Macam Pendekatan Pendikan Islam


Adapun macam-macam pendekatan pendidikan Islam diantaranya:
1. Pendekatan pengalaman
Pendekatan pengalaman yaitu pemberian pengalaman keagamaan
kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan baik
secara individual maupun kelompok. Pengalaman adalah suatu hal yang
sangat berharga dalam kehidupan manusia. Syaiful Bachri Djamrah
menjelaskan bahwa pengalaman adalah guru tanpa jiwa, namun selalu dicari
oleh siapapun juga.[6] Dengan ini peserta didik diberi kesempatan untuk
mendapatkan pengalaman keagamaan, baik secara individu maupun
kelompok. Sehubungan dengan ini ditemukan hadist antara lain sebagai
berikut:

ِ‫اللُٔ عليهِ وسل َِم بلَ َب‬


ِ ‫ل َر ُٔس ْولِ صلى‬
َِ ‫َعْن َكلَ َدةَبنِ ِحنبلِ ٔانِ صفوا َِن بْ َِن ٔا َُٔميَِّةَ بعثَِهُٔ ا‬

‫وج َداية‬

4
ِ‫ُٔسل ِْم فقاَ َل‬ ُٔ ‫اللُٔ َعلَْيهِ َو َسلَّ َِم ِبَ ْعلَى َم َّك ِةَ فَ َد َخ ْل‬
َ ‫تِ َوَِلْ أ‬ ِٰ ‫صلَّى‬
َ ‫َّب‬
ِ‫س َوالن ي‬
َِ ‫ضغَابْي‬
َ ‫َو‬
ِ‫السالَُِٔم َعلَْي ُٔك ْم‬
َّ ِ‫ْارج ِْع فَ ُٔقل‬

Artinya: Kaladahbin hanbal meriwayatkan bahwa ia diutus oleh shafwan


bin umayyah kepada Rosululloh membawa susu,, anak kijang, dan ketimun
kecil. Sementara itu nabi sedang berada di ketinggian mekah. Ia
berkata,”Aku masuk tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu.” Lalu
beliau bersabda, “keluar dulu,lalu ucapkan salam.” (H.R. Abu Dawud dan
At-Tirmidzi)
Adapun maksud atau Tujuan dari Hadis tersebut menjelaskan bahwa
Rasululloh tidak memarahi Kaladah lantaran tidak mengucapkan salam. Akan
tetapi beliau mengharapkan kaladah menjalankanya secara praktis (mengalami
sendiri) dan diaplikasikan setiap masuk rumah sebagai salah stu etika
kesopanan. Tidak diragukan lagi belajar dengan metode seperti ini memberikan
nilai lebih banyak dan kesan yang lebih dalam dari pada sekedar nasihat dan
arahan teoritis yang tidak dibarengi dengan latihan praktis. Dengan demikian
Rosululloh telah menggunakan pendekatan pengalaman dengan mengajarkan
nilai-nilai akhlak kepada para sahabat.[7]
Sedangkan nilai-nilai dalam Pendidikan Islam yaitu:
a. Pentingnya mengucapkan salam ketika masuk rumah walaupun
rumah itu sepi karna malaikat akan ikut menjawab salam kita.
b. Ketika mengingatkan seseorang yang melakukan kesalahan
hendaknya dengan cara yang lemah lembut dan tidak
menyinggung.
c. Ucapkanlah kebenaran itu walaupun sulit atau berat tuk di
ucapkan.
d. Ucapkanlah salam dimana pun kita berada dan tebarkanlah salam
selalu ketika kita bertemu dengan sesama muslim.
e. Kemanapun kita melangkah dahulukan lah akhlak yang mulia, akhlak
yang terpuji dan etika yang baik, terlebih ketika kita hendak bertamu,
dan juga dalam keseharian kita dan seterusnya.

5
2. Pendekatan Pembiasaan
Pendekatan pembiasaan merupakan suatu tingkah laku tertentu yang
sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja
tanpa dipikirkan lagi. Pembiasaan pendidikan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk terbiasa mengamalkan ajaran agamanya, baik
secara individu maupun secara berkelompok dalam kehidupan sehari-
hari.[8] Sehubungan dengan ini, terdapat hadist antara lain sebagai berikut.

ِ‫اللُٔ َعلَْيهِ َو َسلَّ َم‬


ِٰ ‫صلى‬ ِٰ ‫ال َر ُٔس ْو ُِٔل‬
َ ‫الل‬ َِ َ‫ال ق‬
َِ َ‫َع ِْن َع ْمروبْنِ ُٔش َعْيبِ َع ِْن أَبْيهِ َع ِْن َجدهِ ق‬

‫اضربُٔ ْؤُه ِْم َعلَْيهاََؤُه ِْم أبْناَِءُٔ َع ْشرَوفَرقُِْٔوا‬


ْ ‫ي َو‬
َِ ْ ‫صالَةِ َؤُه ِْم َسْبعِ سن‬
َّ ‫ُٔم ُٔرْوا ْأو ِلَ َد ُٔك ِْم ب‬

ِ‫ضاجع‬
َ ‫ف الْ َم‬
ِْ ‫بَْي نَ ُٔه ِْم‬
Artinya: “Dari ‘Amru bin Syu’aib dari bapaknya dan kakeknya, Rosululloh
bersabda.’ suruhlah anakmu mendirikan shalat ketika berumur tujuh tahun
dan pukulah mereka karena meninggalkanya ketika ia berumur sepuluh
tahun. (pada saat itu), pisahkanlah tempat tidur mereka,,,” (H.R Abu
Dawud)

Maksud dan tujuan dari hadist ini menginformasikan bahwa (1) orang tua
harus menyuruh anak mendirikan shalat sejak umur tujuh tahun; (2)setelah
berumur sepuluh tahun-dan ternyata meninggalkan shalat maka orang tua
boleh memukulnya; dan (3) pada usia sepuluh tahun juga, tempat tidur anak
harus dipidahkan antara laki-laki dan perempuan.
Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam hadits yaitu:
a. Membiasakan anak untuk melaksanakan ibadah sejak dari kecil,
sebagaimana pepatah mengatakan “bisa karena terbiasa”.
b. Dapat mempermudah proses pendidikan anak ketika sudah besar nanti,
karena telah dibiasakan melakukan kebaikan sejak kecil.
c. Membiasakan anak belajar agar tumbuh menjadi anak yang baik, ibarat
kayu kalau sudah besar sulit di luruskan,maka luruskanlah dari sejak
kecil. begitu juga dengan anak didik kita.
d. Belajar di masa kecil lebih cepat menyerap ilmu di bandingkan belajar
sesudah dewasa, pepatah arab mengatakan “atta’limu pissigory

6
kannaksiy ‘alal hajari,” belajar di masa kecil bagai mengukir di atas batu
, belajar di masa tua bagai mengukir di atas air. Artinya ingatannya lebih
kuat.

3. Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional adalah usaha untuk menggugah perasaan dan
emosi peserta didik dalam memahami dan menghayati ajaran agama agar
perasaanya bertambah kuat terhadap Allah sekaligus dapat merasakan mana
yang baik dan mana yang buruk. Sesuai dengan ditemukannya hadist berikut
:

َِ ْ ‫اللُٔ َعلَْيهِ َو َسلَّ َِم َمثَ ُِٔل الْ ُٔم ْؤمن‬


ِ‫ي ْف‬ ِٰ ‫صلَّى‬ ِٰ ‫َعنِ الن ْيع َم َِن بْنِ بَش ِْي يَ ُٔق ْو ُِٔل قاَ َِل َر ُٔس ْو ُِٔل‬
َ ‫الل‬
‫تَ َوده ِْم َوتَ َرا‬

ِ‫اعى لَِهُٔ َساء ُِٔر َج َسدهِ ب‬


َ ‫ُُٔحه ِْم َوتَعِاَ طُٔفه ِْم َك َمثَلِ اجلَ َسدِ إ َذا ا ْشت َكى عُٔ ْدوِ تَ َد‬
‫الس َهرِ َو ْْلُٔ َّمى‬
َّ
Artinya: “Nu’man bin Basyir meriwayatkan bahwa Rosululloh bersabda,
“Perumpamaan sikap saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi
diantara orang yang beriman itu seperti anggota tubuh. Jika salah satu
anggota tubuh mengeluh sakit, maka seluruh anggota tubuh akan
merasakannya sampai tidak menidurkan diri dan selalu merintih.” (H.R
Muslim)
Maksud dan tujuan dari hadist diatas adalah yang dikemukakan oleh
As-Suyuti bahwa yang dimasksud dengan kata tadaa’aa dalam hadis diatas
adalah sebagian anggota memanggil yang lainya karena sama-sama
merasakan sakit. Kata as-sahar berarti karena rasa sakit seseorang tidak
dapat tidur. Kata al-hummaa berarti merintih karena sakit dan tidak dapat
tidur. Menurut Al-Qodhi Iyadh, penyamaan orang yang beriman dengan
satu tubuh merupakan penyamaan yang tepat karena mendekatkan dan
memjelaskan pengertian. Didalamya terdapat ajaran yang menghargai hak-
hak orang islam dan memotivasi agar saling menolong dan saling
mencintai.[9]

7
Nilai-Nilai yang terkandung dalam pendidikan Islam yaitu:
a. Bersikap lemah lembut terhadap peserta didik, agar peserta didik dapat
dengan mudah memahami apa yang diajarkan.
b. Pentingnya mempererat tali persaudaraan antara sesama manusia.
c. Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupan sehari-
harinya membutuhkan orang lain, dalam arti saling tolong menolong.

4. Pendekatan Keteladanan
Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan atau
memberikan contoh yang baik kepada peserta didik. Guru yang senantiasa
baik kepada setiap orang misalnya, secara langsung memberikan
keteladanan kepada peserta didiknya. Keteladan pendidik terhadap peserta
didiknya merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan
keberhasilan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru akan menjadi
tokoh identifikasi dalam pandangan anak yang akan dijadikan sebagai
teladan dalam mengidentifikasikan diri dalam kehidupanya.Sehubungan
dengan ini telah ditemukan hadist, antara lain sebagai berikut.

ِ‫اللُٔ َعلَْيهِ َو َسلَّ َِم َوََْن ُٔن‬


ِٰ ‫صلَى‬
َ ِ‫ال أَتَ ْي نَا النَّب‬
َِ َ‫أب ُٔسلَْي َما َِن َمالكِ بْنِ اْلَُٔويْرثِ ق‬
ِْ ‫َع ِْن‬

ِ‫س أَلَنَا َع َّم ْن‬ َِّ ‫َشبَ بَةِ ُٔمتَ َقاربُٔ ْو َِن فَأَقَ ْمنَا عْن َدِهُٔ ع ْشريْ َِن لَْي لََِة فَظَ َِّن أ‬
َِ ‫َن ا ْشت ْقنَا أ َْهلَنَا َو‬

ِ‫ل أهلْي ُٔك ِْم فَ َعل ُٔم ِْو ُٔه ْم‬


َِ ‫ال ْارجعُٔ ْوا إ‬
َِ ‫َخ ََبََنِهُٔ َوَكا َِن َرفْي ًقا َرحْي ًما فَ َق‬
ْ ‫تَ َرْكنَا فِ اَ ْهلنَا فَأ‬

َّ‫َح ُٔد ُٔك ِْم ُِٔث‬


َ ‫الصالَةُٔفَ ْلئُ َؤذ ِْن لَ ُٔك ِْم أ‬
َّ ِ‫ضَرت‬ َ ‫صلي ْوا َك َم َارأَيْتُٔ ُٔم ْونِ أ‬
َ ‫ُٔصل ِْي َوا َذا َح‬ َ ‫َؤُم ُٔرْؤُه ِْم َو‬
ِ‫ليَ ُٔؤَّم ُٔك ْم‬
Artinya: Abu Sulaiman Malik bin Al-Huwairits berkata,”kami, beberapa
orang pemuda sebaya mengunjungi Nabi, lalu kami menginap bersama
beliau selama 20 malam. Beliau menduga bahwa kami telah merindukan
keluarga dan menanyakan apa yang kami tinggalkan pada keluarga. Lalu
kami memberitahukannya kepada Nabi. Beliau adalah orang yang halus
perasaanya dan penyayang. Beliau bersabda,” kembalilah kepada
keluarga kalian. Ajarilah mereka, suruhlah mereka, dan shalatlah kalian
sebagaimana kalian melihat saya mendirikan shalat. Apabila waktu shalat

8
telah masuk, hendaklah salah seorang diantara kalian mengumandangkan
azan dan yang lebih tua hendaklah menjadi imam.” (H.R Al-Bukhari)
Maksud atau tujuan dalam hadis diatas, Rosul memberikan
keteladan cara memperlakukan tamu selama berada dirumahnya. Beliau
telah menunjukan keramahan, kelemah lembutan, kasih sayang dan
meninggalkan kesan yang mendalam. Dalam hal ini Rosul tidak menyuruh
agar para sahabat meniru. Selain itu, beliau juga mencontohkan mendirikan
shalat, terlihat bahwa beliau mengutamakan pendekatan keteladanan.
Manusia banyak belajar tentang berbagai kebiasaan dan tingkah laku
melalui proses peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah laku kedua orang
tua dan saudara-saudaranya. Ia mulai belajar bahasa dari meniru kedua
orang tuanya dan saudara-saudaranya dengan mengucapkan kata-kata
secara berulang kali. Tanpa terbiasa mendengar orang mengucapkan suatu
kata, manusia tidak bisa berbahasa lisan.[10]
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan Islam yaitu:
a. Peralakukan tamu dengan baik selama berada di rumah mu
b. Sopan satun terhadap semua orang baik di atas usia maupun sebaya
c. Terdahulukan orang yang lebih tua untuk menjadi imam, hal ini
menamkan peserta didik untuk tidak merasa besar kepala dan tidak
mudah menyepelekan diri sendiri.

5. Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional, yaitu penyajian materi ajaran agama islam dengan
penekanan segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-
hari sesuai tingkat perkembangan mereka. Pembelajaran dan melakukan
bimbingan shalat misalnya, diharapkan berguna bagi kehidupan seseorang,
baik dalam kehidupan individu maupun sosial. Ditemukan hadis sebagai
berikut.

ِ‫َّس َع ِْن ُٔم ْسلمِ ُٔك ْربَِةً م ْن‬


َِ ‫ال َم ِْن نَف‬ ِٰ ‫صلى‬
َِ َ‫اللُٔ َعلَْيهِ َو َسل َِم ق‬ َ ِ‫َع ِْن أبِ ُٔهَريْ َرةَِ َعنِ النَّب‬
ِ‫اللُٔ َعْن ِهُٔ ُٔك ْربَِةً م ِْن ُٔكَربِ يَ ْومِ القيَ َامة َوَم ِْن يَ َّسَِر َع ٰلى ْم ْعسرِ ف‬
ِٰ ‫ُٔكَربِ الدينْيَا يَ َّسَِر‬

9
ِٰ ‫اللُٔ َعلَْيهِ فِ الدينْيَا َواْلٓخَرةِ َوَم ِْن َس ََِت َعلَى ُٔم ْسلمِ فِ الدينْيَا َس ََِت‬
ُٔ‫الل‬ ِٰ ‫الدينْيَا يَ َّسَر‬

ِ‫العْبدِ َما َكا َِن الْ َعْب ُِٔد فِ َع ْونِ أخْيه‬ ِٰ ‫َعلَْيهِ فِ الدينْيَا َواْآلخَرةِ َو‬
َ ِ‫اللُٔ فِ َع ْون‬
Artinya:Dari Abu hurairah, Nabi bersabda,”barang siapa yang
melapangkan seorang muslim dari suatu kesempitan dunia niscya Allah
akan melapangkan dari suatu kesulitan di hari kiamat. Siapa yang
memudahkan seorang muslim dari satu kesulitan dunia niscaya Allah akan
memudahkan didunia dan akhirat. Siapa yang menutup aib seorang muslim
di dunia, niscaya alloh menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah
menolong hambanya selama hamba itu menolong saudaranya.” (H.R At-
Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad)
Maksud dan tujuan dari hadits diatas Rasulullah meninginkan hal
yang harus dikerjakan oleh umatnya terhadap sesama dalam hadis diatas,
yaitu (1) melapangkan kesempitan, (2) memudahkan kesulitan, (3) menutup
aib, dan (4) menolong saudara. Untuk kegiatan tersebut ditegaskan oleh
Rosululloh manfaat yang akan didapat oleh pelaku, baik didunia maupun
akhirat. Hal ini dapat membangkitkan semangat para sahabat untuk saling
membantu. Dengan demikian, beliau telah menggunakan pendekatan
fungsional dalam mendidik para sahabatnya.
Adapun nilai-nilai pendidikan yang terkandung dari hadis diatas yaitu:
a. Memberikan pelajaran agama yang diberikan kepada peserta didik
bukan saja untuk memberantas kebodohan dan pengisi kekosongan
intelektual, tetapi untuk diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Hal yang demikian itulah yang menjadi tujuan
pendidikan agama disekolah dalam berbagai jenis dan tingkatan.
b. Kehidupan di dunia ini adalah sebuah gambaran kehidupan kelak
di akhirat.
c. Dunia ini adalah tempat kita mencari bekal untuk kita bisa meraih
kebahagiaan kelak di akhirat.
d. Menghargai sesama kita adalah sebuah kebaikan bagi kita, karna
menghargai sesama, menjaga aib sesama kita memberikan
kemudahan bagi orang lain di saat orang lain kesusahan, niscaya
kita juga akan di bantu di berikan kemudahan oleh Allah SWT. di
dunia dan di akhirat.

10
e. Ketika memberikan pengarahan kepada anak didik kita, hendaknya
memberikan sebuah pemahaman yang bisa bermanfaat baginya
baik di lingkungan sekitarnya ataupun bisa bermanfaat bagi dirinya
dan orang lain dunia dan di akhirat. Inilah yang harus kita tekankan
pada anak didik kita di kelas.[11]

C. Prespektif Pemikiran Masa Depan dalam Hadis Pendekatan Pendidikan


Islam
Menurut Joel M Charon persfektif adalah kerangka konseptual,
perangkat asumsi, perangkat nilai dan perangkat gagsan yang mempengaruhi
persepsi seseorang sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi tindakan
seseorang dalam situasi tertentu.
Sedangkan menurut Martono persfektif adalah cara pandang atau sudut
pandang kita terhadap sesuatu.[12]
Jadi dapat dikatakan bahwa persfektif pemikiran masa depan dalam
hadis pendektan pendidikan Islam yaitu diantaranya:
1. Menanamkan sopan santun kepada peserta didik
2. Menanamkan rasa percaya percaya diri kepada peserta didik
3. Menanamkan rasa tolong menolong kepada semua makhluk hidup
4. Menanamkan rasa disiplin
Dengan ini maka diharapkan pendidikan di Islam tidak hanya perpatokan
kepada ilmu pengetahuan saja, melainkan rasa toleransi, sopan santu dan saling
sayang menyayangi sesama makhluk hidup, sehingga terjadilah pendidikan
yang efisien dan berakhlak karimah dan berpengetahuan.
Selain itu faktor dari seorang guru sangat berpengaruh bagi
perkembangan pendidikan Islam, seperti kita ketahui seorang guru harus
mengajarkan muridnya dengan penjabaran pendekatan di atas. Jika seorang
guru tersebut berpikir dan menggunkan pendekatan tersebut, maka pendidikan
islam dimasa akan datang akan jauh lebih baik lagi dari sebelumnya dan para
peserta didik lebih memiliki nilai-nilai pendidikan Islam di dalam dirinya.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjabaran diatas maka, kami selaku pemakalah mengambil
kesimpulan diantaranya:
1. Pengertian Pendekatan Pendidikan Islam adalah suatu proses perbuatan
mengubah tingkah laku indivdu pada kehidupan pribadi, akal yang
berlandaskan nilai-nilai tertentu di masyarakat dan alam sekitarnya
dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi
di antara berbagai profesi asasi dalam masyarakat.
2. Macam-macam pendekatan pendidikan Islam terdiri dari:
a. Pendekatan Pengalaman
b. Pendekatan Pembiasaan
c. Pendekatan Emosional
d. Pendekatan Keteladanan
e. Pendekatan Fungsional
3. Persfektif pemikiran masa depan dalam hadis pendekatan pendidikan
Islam yaitu:
a. Menanamkan sopan santun kepada peserta didik
b. Menanamkan rasa percaya percaya diri kepada peserta didik
c. Menanamkan rasa tolong menolong kepada semua makhluk hidup
d. Menanamkan rasa disiplin

B. Saran
Demikian makalah ini kami perbuat dan kami sebagai penulis memohon
maaf bila didalam penulisan makalah kami terdapat kesalahan dalam
penulisan dan pemaparan. Kami penulis memohon kritik dan juga saran dari
teman-teman sekali.

12

Anda mungkin juga menyukai