Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan atas kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa
kami ucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi. Penulis sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan
kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………4
A. Latar Belakang…………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...4
C. Tujuan.…………………………………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….6
A. Kesimpulan…………………………………………………………………...15
DFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam merupakan ajaran atau agama yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad saw untuk adanya perubahan dan peradaban yang sangat signifikan
bagi umat manusia. Ajarannya tersurat dan tersirat dalam al-Qur’an yang
berfungsi sebagai Hudanbagi umat manusia dalam keberlangsungan kehidupan
setiap hari. Disisi lainal-Qur’an juga berfungsi sebagai mukjizat yang mampu
menampilkan sastra, ketelitian redaksi, isyarat ilmiah, dan pemberitaan ghaib
yang diluar jangkauan manusia untuk untuk menirunya.
Dalam kajian Islam, studi Islam lebih dikenal dengan istilah Islamic Studies
yang diartikan sebagai suatu usaha mendasar dan sistematis untuk mengetahui dan
memahami serta membahas secara mendalam seluk beluk yang berhubungan
dengan agama Islam, baik ajaran-ajarannya, maupun praktek pelaksanaannya
secara nyata dalam kehidupan sehari-hari sepanjang sejarah.
Objek dari Studi Islam bisa berupa aktivitas dan program pengkajian serta
penelitian terhadap agama yang dilakukan oleh institusi pengkajian Islam, baik
formal seperti perguruan tinggi maupun non formal seperti forum kajian dan
halaqoh.
Urgensi Studi Islam adalah mengubah pemahaman dan penghayatan
masyarakat muslim di Indonesia secara khusus, dan masyarakat beragama di
Indonesia secara umum. Sasaran pokoknya adalah: pertama, format formalisme
keagamaan perlu dirubah menjadi format keagamaan yang substantif
(mengutamakan nilai atau makna); kedua, Studi Islam diharapkan melahirkan
“suatu komunitas” yang mampu melakukan perbaikan internal (konflik intern umat
beragama) dan eksternal (kerukunan antar umat beragama dengan) umat Islam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Studi Islam?
2. Bagaimana Urgensi Studi Islam?
4
3. Bagaimana Signifikansi Studi Islam?
4. Apa Tujuan Studi Islam?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Studi Islam.
2. Untuk mengteahui Urgensi Studi Islam.
3. Untuk mengetahui Signifikansi Studi Islam.
4. Untuk mengetahui tujuan Studi Islam.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
c). Kata kerja addaba, yang masdarnya ta’diban dapat diartikan mendidik budi
pekerti secara lebih luas meningkatkan peradaban. Muhammad Naqib Al-Attas
dalam bukunya, Konsep Pendidikan Islam, dengan gigih mempertahankan
penggunaan istilah ta’dib untuk konsep pendidikan Islam, dengan alasan bahwa
dalam istilah ta’dib mencakup wawasan ilmu dan amal yang merupakan esensi
pendidikan Islam.
Usaha mempelajari agama terutama Islam dalam kenyataannya bukan hanya
dilaksanakan oleh kalangan umat Islam, melainkan juga dilaksanakan oleh
orangorang di luar kalangan umat Islam. Studi keislaman di kalangan umat Islam
sendiri tentunya sangat berbeda tujuan dan motivasinya dengan yang dilakukan
oleh orangorang diluar kalangan umat Islam. Dari segi tingkat kebudayaan, Agama
merupakan Universal Culture. Salah satu prinsip teori fungsional menyatakan
bahwa segala sesuatu yang tidak berfungsi akan lenyap dengan sendirinya. Studi
Islam diharapkan dapat melahirkan komunitas yang mampu melakukan perbaikan
baik secara internal maupun eksternal Secara internal komunitas tersebut dapat
mempertemukan dan mencari jalan keluar dari kontak internal dalam agama Islam,
seperti organisasi keagamaan yang belum final. Sedangkan secara eksternal adalah
penanganan konflik yang melibatkan Islam dengan agama atau kepercayaan lain,
salah satunya adalah krisis ketekunan antar umat beragama
2. Urgensi Studi Islam
Pada era globalisasi sekarang ini, dapat kita ketahui bahwasannya umat
Islam sedang menghadapi tantangan dari kehidupan dunia dan budaya modern,
yang menyebabkan studi keIslaman menjadi sangat urgen yang dikarenakan
mundurnya moral dan akhlak generasi sekarang ini, serta tidak mementingkan atau
tidak memprioritaskan studi Islam dalam pengetahuan dan pengamalan.
Studi Islam merupakan bentuk usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui
dan memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk beluk atau hal-hal
yang berhubungan dengan agama Islam, baik yang berhubungan dengan ajaran,
7
sejarah maupun praktik-praktik pelaksanannya secara nyata dalam kehidupan
sehari-hari, dalam sepanjang sejarahnya (Muhaimin,dkk 2012:1).
8
Nya. Tanpa iman akal berjalan sendirian sehingga akan menimbulkan
kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia. Demikian
sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah terpedaya dan tidak
mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan manfaat bagi
alam dan seisinya.
3. Munculnya Perbedaan Pandangan Antara Insider dan Outsider yang
Memerlukan Jalan Tengah.
Insider adalah para pengkaji agama yang berasal dari agamanya sendiri
(orang dalam).Sedangkan Outsinder adalah pengkaji Non-Muslim yang
mempelajari islam dan menafsirkannya dalam berbagai analisis dan pembacaan
dengan metodologi tertentu (orang luar), problem insider dan outsider muncul
pasca jatuhnya kejayaan islam, lalu ilmu pengetahuan pindah ke Barat.
Dari sini orang-orang barat mempelajari islam yang ahirnya muncul
kajian orientalisme. Pada saat itu Barat di dorong oleh kebutuhan akan
kekuasaan koloni untuk belajar memahami masyarakat yang mereka kuasai,
sehingga studi islam di barat juga perlu di uji. Yang mana Kajian para outsider
tentang Islam harus dicek dan dikontrol oleh umat Islam untuk menghindari
peyalahgunaan kegiatan akademik untuk melawan Islam.
Menurut johan Meuleman, problem yang terjadi dalam penelitian agama
disebabkan oleh beberapa faktor ;
1. Semua pemikiran manusia terikat pada bahasa atau meminjam istilah
Mohammad Arkoun, logocetrisme dengan segala peraturan dan batasnya.
2. Dari sebab pertama pada akhirnya mengakibatkan penelitian itu terpusat pada
teks-teks dan mengabaikan unsur yang tidak tertulis dari agama dan
kebudayaan islam.
3. Interprestasi yang terbatas dan tertutup terhadap Al-Qur’an dalam AlSunnah
sebagai teks yang membicarakan fakta dan peraturan (bukan makna dan nilai).
9
Pesatnya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern
telah membuka era baru dalam perkembangan budaya dan peradaban umat
manusia, yang dikenal dengan era globalisasi. Pada era ini di tandai dengan
semakin dekatnya hubungan komuniksi antar bangsa dan budaya umat
manusia.
Sementara itu teknologi modren justru semakin menjadikan
manusiamanusia modrenrn kehilangan identitas diri, menurunkan derajat
kemanusiaan, yang menjadikan kehilangan sifat-sifat kemanusiawinya.
Dengan demikian, manusia modren pun berada dalam kondisi yang
serba problematis. Jika ilmu pengetahuan dan ilmu modern dibiarkan
berkembang terus secara bebas tanpa kontrol dan pengarahan, maka akan
menyebabkan terjadinya kehancuran malapetaka yang mengancam
kelangsungan hidupnya dan peradaban manusia itu sendiri.Karena itu, islam
harus bisa menawarkan nilai-nilai norma-norma, dan aturan-aturan yang
bersifat manusiawi dan universal itu kepada dunia modern, dan diharapkan
dapat memberikan alternatif-alternatif pemecahan terhadap problematis.
Disinilah letak urgensi studi islam, untuk menggali kembali ajaran-ajaran islam
yang murni, dan yang bersifat manusiawi dan universal, dan yang mempuyai
daya untuk mewujudkan dirinya sebagai rahmatan lil alamin
3. Signifikansi Studi Islam
Studi Islam adalah suatu usaha untuk mempelajari seluk beluk agama islam
secara menyeluruh dan segala sesuatu yang berkaitan, termasuk ajaran-ajarannya.
Bagi seorang pemeluk agama, mempelajari agama tujuannya untuk memperdalam
pengetahuan tentang agamanya dan meningkatkan kepercayaan terhadap agama
tersebut. Salah satu prinsip fungsional mengatakan bahwa segala sesuatu yang tidak
berfungsi akan lenyap dengan sendirinya. Karena sejak dulu sampai sekarang
agama menyatakan eksistensinya, berarti agama mempunyai sejumlah peran dan
fungsi dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu secara umum, studi islam
menjadi sangat penting, karena agama memerankan sejumlah peran dan fungsi di
10
masyarakat. Ide-ide dalam kitab suci Al-quran merupakan dasar normative dan
pondasi dari ajaran-ajaran islam yang ditawarkan kepada manusia. Pentingnya
dilakukan studi terhadap ide-ide normative islam yang terhimpun dalam Al-Qur’an
agar diperoleh pemahaman normative doctrinal yang cukup terhadap sumber dari
teks suci islam untuk menunjang pemahaman yang kontekstual-histories sehingga
di dapatkan pandangan yang relative utuh terhadap islam dengan berbagai
atributnya.
1. Islam Normative
11
latar belakang kultur dan sosial yang melingkupi kita, yaitu Indonesia saat
ini.
Islam historis merupakan unsur kebudayaan yang dihasilkan oleh
setiap pemikiran manusia dalam interpretasi atau pemahamannya
terhadap teks, maka Islam pada tahap ini terpengaruh bahkan menjadi
sebuah kebudayaan. Dengan semakin adanya problematika yang semakin
kompleks, maka kita yang hidup pada era saat ini harus terus berjuang
untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran untuk mengatasi problematika
kehidupan yang semakin kompleks sesuai dengan latar belakang kultur
dan sosial yang melingkupi kita, yaitu Indonesia saat ini. Kajian Islam
historis melahirkan tradisi atau disiplin studi empiris: antropologi agama,
sosiologi agama, psikologi agama dan sebagainya.
1) Antropologi agama: disiplin yang mempelajari tingkah laku
manusia beragama dalam hubungannya dengan kebudayaan.
2) Sosiologi agama: disiplin yang mempelajari sistem relasi sosial
masyarakat dalam hubungannya dengan agama.
3) Psikologi agama: disiplin yang mempelajari aspek-aspek kejiwaan
manusia dalam hubungannya dengan agama
12
d. Studi islam diselenggarakan untuk menghindari pemahaman yang
bersifat campur aduk, tidak dapat menunjukkan ditingsi antara wilayah
agama dan wilayah tradisi atau budaya.
Studi islam merupakan sebuah usaha untuk mempelajari islam secara mendalam.
sebagai media transfer pengetahuan, studi islam sangat penting dalam pengembangan
ilmu pengetahuan. Secara normative tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan
studi islam meliputi 3 dimensi, yaitu
1. Dimensi Spiritual
yaitu iman, takwa, dan akhlak mulia (yang tercermin dalam ibadah dan
muamalah). Dimensi spiritual ini tersimpul dalam satu kata yaitu akhlak mulia.
Dimensi ini sebagai tujuan utama studi Islam.
2. Dimensi Budaya
yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri, tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan. Dimensi ini secara universal menitikberatkan pada
pembentukan kepribadian muslim sebagai individu yang diarahkan kepada
peningkatan dan pengembangan faktor dasar (bawaan) dan factor ajar
(lingkungan) dengan berpedoman kepada nilai- nilai keislaman.
3. Dimensi Kecerdasan yang membawa kemajuan
Yaitu cerdas, aktif, disiplin, inovatif, produktif, dan sebagainya.
Studi Islam sebagai sebuah kajian secara sistematisterhadap islam memiliki sebuah
tujuan yang harus dietapkan secara konkret. Secara garis besar tujuan studi islam
adalah
13
b. Mempelajari secara mendalam terhadap sumber dasar ajaran agama islam yang
tetap abadi dan dinamis serta aktualisasinya sepanjang sejarah.
c. Mempelajari secara mendalam terhadap pokok isi ajaran islam yang asli, dan
bagaimana operasionalisasinya dalam pertumbuhan budaya dan peradaban
islam sepanjang sejarah.
d. Mempelajari secara mendalam terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar
ajaran islam dan bagaimana perwujudannya dalam membimbing dan
mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia
pada zaman modern ini.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Studi Islam secara etimologis merupakan terjemahan dari Bahasa Arab.
Dirasah Islamiyah. Sedangkan studi Islam di Barat dikenal dengan istilah
Islamic Studies. Maka studi Islam secara harfiah adalah kajian mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan Islam. Ditinjau dari sisi pengertian, studi Islam
secara sederhana dimaknai sebagai "Kajian Islam". Pengertian studi Islam
sebagai kajian Islam sesungguhnya memiliki cakupan makna dan pengertian
yang luas.
Studi Islam merupakan bentuk usaha sadar dan sistematis untuk
mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk
beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik yang
berhubungan dengan ajaran, Studi Islam adalah suatu usaha untuk mempelajari
seluk beluk agama islam secara menyeluruh dan segala sesuatu yang berkaitan,
termasuk ajaran-ajarannya. Bagi seorang pemeluk agama, mempelajari agama
tujuannya untuk memperdalam pengetahuan tentang agamanya dan
meningkatkan kepercayaan terhadap agama tersebut.
15
3. Mempelajari secara mendalam terhadap pokok isi ajaran islam yang asli, dan
bagaimana operasionalisasinya dalam pertumbuhan budaya dan peradaban
islam sepanjang sejarah.
4. Mempelajari secara mendalam terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar
ajaran islam dan bagaimana perwujudannya dalam membimbing dan
mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia
pada zaman modern ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Astutik, Puji. 2018. Metodologi Studi Islam dan Kajian Islam Kontemporer
Prespektif Insider/Outsider. Sidoarjo. UMSIDA Press
Zaman, Komarun. 2019. Urgensi dan Signifikansi Studi Islam dalam Prespektif
Orientalis-Oksidentalis. Institut Agama Islam Faqih Asy’ri Kediri. Jurnal El-Faqih:
Vol 5. No 2
Ramadhani, Nazwa, dkk. 2021. Urgensi Studi Islam di kalangan Tokoh Islam(Studi
Fenomologi di Kota Medan Barat). Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. AT-
TAZAKKI: Vol. 5. No. 1
17