PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Sejarah
Pendidikan Islam
Oleh:
Ahmad Sopyan Sidik 23.03.3209
Hanifah Amalia Lestari 23.03.3159
Laela Nurazmi Laela 23.03.3182
Dosen Pengampu:
Dra. Hj. Ida Nursida, M.M.Pd
BANDUNG
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan Rahmat dan
Karunia-Nya, serta limpahan ilmu yang bermanfaat dan berguna untuk kehidupan dunia dan
kelak menjadi sebuah bekal menuju kehidupan yang abadi yaitu akhirat. Shalawat serta salam
kami curahkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita dari masa jahiliyah
menuju masa ilmiah yang bisa kita rasakan hari ini.
Kami menulis makalah ini bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi tugas yang
diberikan oleh Ibu Dra. Hj. Ida Nursida, M.M.Pd dosen pengampu mata kuliah Sejarah
Pendidikan Islam. Tujuan penulis selanjutnya adalah untuk menjelaskan materi yang berjudul
“Pengertian Dan Tujuan Mempelajari Sejarah Pendidikan Islam”
Dalam penyelesaian makalah ini, kami selaku penulis mengalami berbagai kesulitan dan
kepayahan, terutama disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan dan kurangnya referensi buku.
Namun, berkat kesungguhan dalam menyelesaikan makalah ini pada akhirnya dapat
diselesaikan dengan baik dan benar.
Penulis menyadari, sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya tidak seberapa yang
masih perlu belajar dalam penulisan makalah, bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran dan kritikan
yang membangun dan bermanfaat dari para pembaca sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................. 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan
sistem yang ada sehingga mampu mencapai tujuan yang sudah di tetapkan untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan Islam adalah sistem pengajaran yang didasarkan pada ajaran agama
Islam. Sumber ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah. Al-Qur’an sumber
pendidikan Islam yang pertama sebab memiliki nilai absolut yang diturunkan oleh
Allah swt. Nilai dalam al-Qur’an bersifat abadi dan relevan dalam setiap zaman,
sehingga pendidikan Islam yang ideal harus sepenuhnya mengacu pada dasar nilai al-
Qur’an.
Dapat dilihat secara umum bahwa sejarah pendidikan Islam dalam dunia Islam
berawal dari proses pendidikan yang berlangsung didalam rumah dan masjid. Selain
itu, pendidikan juga tidak lepas dari pembaharuan Islam yang cukup signifikan.
Sehingga pembaharuan Islam telah menggambarkan periode dan fase yang cukup lama,
yang melahirkan beberapa tokoh dari pembaharuan tersebut. Berangkat dari kritik
model pembelajaran, pengajaran, materi sehingga menuntut untuk berfikir secara
kontekstual yang telah dilakukan oleh para pembaharu Islam pada masanya.
Dalam pendidikan Islam ini banyak sekali nilai-nilai yang penting untuk
dipelajari dan juga sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai pendidikan
Islam diantaranya meliputi nilai akhlak, sosial, budaya, moral dan masih banyak lagi.
Hal ini mampu membentuk karakter manusia yang lebih baik dan berkualitas sehingga
manusia benar-benar memiliki tujuan untuk dicapai dalam kehidupannya. Dalam
pendidikan Islam terdapat tiga pilar utama diantaranya yaitu yang pertama, I’tiqadiyyah
yaitu yang berkaitan dengan nilai pendidikan Islam keimanan atau aqidah. Kedua,
Khuluqiyyah yaitu yang berkaitan dengan nilai pendidikan Islam etika atau akhlak.
Ketiga, Amaliyyah yaitu yang berkaitan dengan nilai pendidikan Islam ibadah.
B. Rumusan Masalah
1
2. Apa pengertian Sejarah Pendidikan Islam?
3. Apa saja tujuan mempelajari Sejarah Pendidikan Islam?
C. Tujuan
Berdasarkan uraian diatas maka tujuan masalah dalam makalah ini, yaitu :
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
2. Bagi Pembaca
Makalah ini dapat dijadikan sarana oleh pembaca guna untuk menambah
pengetahuan mengenai pengetian Sejarah Pendidikan Islam, dan tujuan dari
mempelajari Sejarah Pendidikan Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab (شزرة: sajaratun) yang artinya pohon.
Dalam bahasa Arab, kata sejarah disebut tarikh ()تريخ. Adapun kata tarikh dalam bahasa
Indonesia artinya waktu. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia
yang berarti ilmu. Dalam bahasa Inggris berasal dari history, yakni masa lalu. Dalam
bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berarti
yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis.
Pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut waktu
dan peristiwa. Oleh karena itu masalah waktu penting dalam memahami peristiwa,
sejarawan cenderung mengatasi masalah ini dengan membuat periodisasi. Sejarah,
babad, hikayat, riwayat, atau tambo dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai
kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lalu atau silsilah, terutama
bagi raja-raja.
Kata sejarah menurut pendapat para ahli, yaitu :
1. J. Bank berpendapat bahwa sejarah merupakan semua kejadian atau peristiwa masa
lalu. Sejarah untuk memahami perilaku masa lalu, masa sekarang dan masa yang
akan datang.
2. Robin Winks berpendapat bahwa sejarah adalah studi tentang manusia dalam
kehidupan masyarakat.
3. Leopold von Ranke berpendapat bahwa sejarah adalah peristiwa yang terjadi.
4. Sir Charles Firth berpendapat bahwa sejarah merekam kehidupan manusia,
perubahan yang terus menerus, merekam ide-ide, dan merekam kondisi-kondisi
material yang telah membantu atau merintangi perkembangnnya.
5. John Tosh berpendapat bahwa sejarah adalah memori kolektif, pengalaman melalui
pengembangan suatu rasa identitas sosial manusia dan prospek manusia tersebut di
masa yang akan datang.
6. Henry Steele Commager berpendapat bahwa sejarah merupakan rekaman
keseluruhan masa lampau, kesusatraan, hukum, bangunan, pranata sosial, agama,
filsafat.
3
7. Moh. Hatta berpendapat bahwa sejarah adalah pemahaman masa lalu yang
mengandung berbagai dinamika dan problematika manusia.
Sejarah pendidikan Islam, terdiri dari tiga kata, yaitu "sejarah", "pendidikan", dan
"Islam".
Terdapat berbagai teori yang menjelaskan asal usul kata sejarah ini. Sebagian ada
yang berpendapat, bahwa kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajarah yang berarti
pohon. Namun tidak dijelaskan alasannya. Kata sejarah berasal dari kata syajarah,
boleh jadi karena sebuah pohon biasanya terdiri dari akar, batang, ranting, dahan, dan
daun yang terikat pada proses tumbuh mulai dari kecil, kemudian membesar, tegak
berdiri, berbunga, berbuah, kemudian layu, dan mati. Dalam sebuah teori, ada yang
mengatakan, bahwa sejarah juga seperti pohon, yaitu tumbuh, berkembang, berbuah,
dan kemudian mati, bahkan ada yang sebelum berbuah tetapi sudah keburu mati.
Adapun pengertian sejarah menurut para ahli sejarah: (1) sejumlah perubahan,
kejadian dan peristiwa dalam keyataan sekitar kita; (2) cerita tentang perubahan,
kejadian dan peristiwa yang merupakan realitas kehidupan; (3) ilmu yang bertugas
menyelidiki perubahan, kejadian dan peristiwa yang merupakan realitas tersebut.
4
tersebut berhubungan dengan objek kejadian, waktu, tempat, pelaku, latar belakang,
dan tujuan kejadian, atau peristiwa tersebut.
Dari segi bahasa, pendidikan berasal dari kata education yang dapat diartikan
upbringing (pengembangan), teaching (pengajaran), instruction (perintah), pedagogy
(pembinaan kepribadian), breeding (memberi makan), raising (of animal)
(menumbuhkan). Dalam bahasa Arab, kata pendidikan merupakan terjemahan dari kata
al-tarbiyah yang dapat diartikan proses menumbuhkan dan mengembangkan potensi
yang terdapat pada diri seseorang, baik secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual.
Selain itu kata tarbiyah juga dapat berarti menumbuhkan dan mendewasakan peserta
didik, memperbaiki (ashlaha), menguasai urusan, memelihara dan merawat,
memperindah, memberi makna, mengasuh, memiliki, mengatur, dan menjaga
kelangsungan maupun eksistensi seseorang.
5
menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang
tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya, ikhlas dan
jujur.
Kelima, Ali Khalil Abul A'inain, berpendapat bahwa pendidikan adalah program
yang bersifat kemasyarakatan, dan oleh karena itu, setiap falsafah yang dianut oleh
suatu masyarakat berbeda dengan falsafah yang dianut oleh masyarakat lain sesuai
dengan karakternya, serta kekuatan peradaban yang memengaruhinya yang
dihubungkan dengan upaya menegakkan spiritual dan falsafah yang dipilih dan
disetujui untuk memperoleh kenyamanan hidupnya.
Jika kelima pendapat tentang pendidikan tersebut dihubungkan antara satu dan
lainnya, akan dijumpai berbagai elemen pendidikan. Pertama, unsur materi atau bahan
yang akan ditanamkan atau dididikan kepada peserta didik yang menurut Athiyah al-
Abrasyi, selain berupa ilmu pengetahuan, yang terpenting adalah akhlak mulia dan rasa
keutamaan. Kedua, unsur proses atau langkah-langkah yang sistematis, sebagaimana
hal ini dikemukakan oleh Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibani. Ketiga, unsur
tujuan, yaitu mengubah tingkah laku, baik pada kehidupan individu, masyarakat,
maupun alam sekitarnya, sebagaimana hal ini juga dikemukakan Omar Mohammad al-
Toumy al-Syaibani, atau menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada diri anak
atau pada orang-orang yang sedang dididik, sebagaimana dinyatakan oleh Hasan
Langgulung. Keempat, unsur pendukung utamanya, yaitu kegiatan pengajaran sebagai
6
hal yang bersifat asasi dan profesional, sebagaimana yang juga dikemukakan al-
Syaibani. Kelima, unsur dasar atau landasan, yaitu berupa falsafah hidup atau peradaban
yang terdapat pada masyarakat tertentu, sebagaimana dikemukakan oleh Ahmad Fuad
al-Ahwani dan Ali Khalil Abul Ainain.
Selanjutnya kita perhatikan pengertian Islam. Secara harfiah, Islam berasal dari
bahasa Arab, salima, yang antara lain berarti to be safe (terpelihara), and sound (dan
terjaga), unharmed (tidak celaka), intact, safe (terjaga), secure (terjaga), to be
unobjectionable, blameless, faultless, to be certain, established (terbentuk), to escape
(terjaga), turn over (melewati), dan surrender (pengabdian).
Kata Islam yang terdapat dalam kata sejarah pendidikan Islam, selain
mengandung misi, yakni bahwa dengan sejarah pendidikan itu ajaran Islam dapat
disampaikan kepada umat manusia, juga agar sejarah pendidikan yang dibahas dalam
ruang lingkup sejarah pendidikan Islam, adalah hal-hal yang berkaitan atau
berhubungan dengan kegiatan pendidikan yang dilaksanakan oleh umat Islam dengan
mengacu kepada ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Berbagai
aspek atau komponen pendidikan: visi, misi, tujuan, kurikulum, bahan ajar, proses
belajar mengajar, pendidik, peserta didik, sarana prasarana, pembiayaan, pengelolaan,
kelembagaan, lingkungan, kerja sama, dan evaluasi yang dipelajari dalam sejarah
pendidikan Islam adalah berbagai aspek atau komponen pendidikan yang dilakukan
oleh umat Islam yang dirancang dan dibangun dengan berdasarkan pada ajaran Islam,
sebagaimana yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah.
Berbagai komponen dan aspek pendidikan yang dikaji dalam sejarah pendidikan
ini selain dilihat dari segi waktu dan tempatnya berbagai komponen pendidikan tersebut
dirumuskan dan dilaksanakan, juga dilihat dari orang atau pelaku yang mengadakan
atau merumuskannya, latar belakang, maksud, dan tujuannya. Berbagai keterangan
tentang waktu, tempat, pelaku, latar belakang maksud, dan tujuan dari berbagai
7
komponen atau aspek pendidikan tersebut bersumber pada data-data dan fakta-fakta
yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik tentang keberadaan dan
kesahihannya. Sumber-sumber data dan fakta tersebut dapat berupa tulisan seperti
manuskrip, piagam, surat perjanjian, surat keputusan, dan pengumuman dan dapat pula
berupa rekaman, foto, gambar, lukisan, bangunan bersejarah, seperti masjid, lembaga
pendidikan, pusat penelitian, museum, istana, benteng- benteng, bendungan, bahkan
juga pakaian, alat-alat rumah tangga, alat-alat musik, peralatan perang, peralatan
bekerja, peralatan pendidikan dan pengajaran, peralatan ibadah dan upacara
keagamaan, kuburan, artefak, dan masih banyak lagi. Dengan sumber-sumber sejarah
itulah, sejarah pada umumnya, dan sejarah pendidikan Islam khususnya, disusun.
Sebagaimana ilmu lainnya, ilmu sejarah pendidikan Islam juga memiliki tujuan.
Melalui analisisnya, para ahli mengemukakan tujuan mempelajari ilmu sejarah
pendidikan islam ini sebagai berikut.
8
Kedua, tim penulis buku Sejarah Pendidikan Islam Departemen Agama Republik
Indonesia, berpendapat sebagai berikut:
Ketiga, dalam silabus Fakultas Tarbiyah pada umumnya terdapat mata kuliah
sejarah pendidikan islam. Kegunaan studi sejarah pendidikan islam ini diharapkan
dapat:
Jika pendapat yang satu tentang sejarah pendidikan Islam sebagaimana tersebut
di atas, dibandingkan dengan pendapat yang lainnya, sifatnya saling melengkapi, dan
9
tidak ada yang saling bertentangan. Semua pendapat tersebut sepakat bahwa
mempelajari sejarah pendidikan itu sangat penting bagi para peneliti, dosen,
mahasiswa, dan masyarakat yang mengelola pendidikan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah pendidikan Islam, terdiri dari tiga kata, yaitu “sejarah”, “pendidikan”, dan
“Islam”.
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab (شزرة: sajaratun) yang artinya pohon.
Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia artinya waktu.
Secara harfiah, Islam berasal dari bahasa Arab, salima, yang antara lain
terpelihara, tidak celaka, terrjaga, terbentuk.
Yang dipelajari dalam sejarah pendidikan Islam adalah berbagai aspek atau
komponen pendidikan yang dilakukan oleh umat Islam yang dirancang dan dibangun
dengan berdasarkan pada ajaran Islam, sebagaimana yang terdapat di dalam Al-Qur’an
dan Al-Sunnah.
11
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami sebagai penulis sangat menyadari banyak
sekali terdapat kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini yang jauh dari kata
sempurna. Tentunya, penulis akan selalu memperbaiki atau merevisi kesalahan-
kesalahan berdasarkan ketentuan pembuatan makalah dan juga sumber atau referensi
yang dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kepada para pembaca sekiranya menyumbangkan saran dan kritikan yang membangun
dan positif terhadap makalah yang kami buat. Kami ucapkan terima kasih.
12
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T. dan A. Surjomihardjo. Ilmu Sejarah dan Historiografi; Arah dan Persfektif.
Jakarta: Gramedia, 1985.
Abuddin Natta. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Prenadamedia, 2011.
Mahmud Yunus. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1996.
Tengku Iskandar. Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia, 1996.
Tim Penulis (Zuhairi, dkk). Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksar, 1995.
13