Anda di halaman 1dari 17

LINTASAN SEJARAH ISLAM

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


“ Study Islam dan Moderasi Beragama”
Dosen Pengampu : Dr. Mahrus as’ad M.Ag

Disusun oleh:
NAMA : YULIA WULANDARI
NPM : (2101051046)
KELAS : D
JURUSAN : Tadris Bahasa Inggris
SEMESTER : 1

FAKULTAS TARBIYYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO (IAIN) METRO
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas

rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang

berjudul ““Lintasan Sejarah Islam“. Penulisan makalah ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam mata kuliah Metodologi studi islam.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik

pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami

miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi

penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan

makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan

petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Metro, 17 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI …............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

1.1 Latar belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 3

1.3 Tujuan ...................... ...................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................4

2.1 Lintasan Sejarah Islam.................................................................................... 4

2.2 Periode Klasik................................................................................................. 6

2.3 Periode Pertengahan........................................................................................7

2.4 Periode Modern................................................................................................9

BAB III PENUTUP.......................................................................................

3.1 Kesimpulan …................................................................................. 11

3.2 Saran/Masukan…............................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang masalah

Islam adalah agama rahmat bagi seluruh alam termasuk di dalamnya hewan,

tumbuhan, dan manusia. Manusia sebagai makhluk dinamis membutuhkan sarana

untuk mengembangkan diri secara dinamis dan berkelanjutan. Tempat yang

mungkin untuk mengembangkan potensi dan dinamisasi diri adalah melalui

pendidikan. Pendidikan merupakan institusi tempat menempa diri manusia. Karena

pendidikan pada dasarnya adalah sarana untuk membimbing manusia sebagai

manusia paripurna. Islam sebagai agama rahmat memberi peluang kepada manusia

untuk mengembangkan diri berdasarkan Al-Quran dan Hadits. Pengembangan diri

berdasarkan wahyu merupakan cita-cita Al-Quran. Pengembangan diri tersebut

merupakan bagian dari wahyu ketuhanan. Karena dalam al-Quran terdapat perintah

untuk mengubah diri, perintah untuk banyak membaca, perintah untuk berfikir.

Perintah tersebut mengindikasikan bahwa manusia diajarkan untuk mampu

menempa diri dan mengembangkan bakat yang ada dalam dirinya. Tetapi perintah

untuk berfikir, mengembangkan diri hanya tinggal konsep. Karena semua konsep

tentang pengembangan diri, konsep dasar pendidikan Islam tidak digali dan

dikembangkan untuk kemajuan pendidikan Islam.1

Memang, kalau ditilik dalam lintasan sejarah, umat Islam mencoba untuk

mengembangkan konsep-konsep pendidikan berdasarkan Al-Quran dan Hadist,

tetapi hal tersebut hanya berlangsung sebatas pemerintahan atau tokoh pengusung

1
http://digilib.uinsby.ac.id/7324/1/bab%201.pdf

1
konsep pendidikan tersebut. Setelah para tokoh dan pemerintahan telah meninggal

atau pemerintahan tersebut telah hancur, maka konsep pendidikannya juga ikut

mengalami kemunduran.

Ibnu Khaldun berpendapat bahwa sejarah adalah tentang catatan umat

manusia atau peradaban manusia tentang perubahan-perubahan yang terjadi seperti

masyarakat itu seperti : keliaran;keramahtamahan dan solidaritas golongan tentang

revolusi dan pemberontakan melawan masyarakat lainnya yang berakibat

timbulnya kerajaan dan negara-negara dengan tingkat bermacam-macam kegiatan

dan kedudukan orang baik untuk mencapai kehidupan maupun bermacam-macam

ilmu pengetahuan yang terjadi pada masyarakat karena waktak masyarakat itu

sendiri.2

Sejarah kebudayaan Islam merupakan hasil karya, karsa, dan cipta manusia

umat Islam yang didasarkan kepada nilai-nilai ajaran Islam yang bersumber hukum

dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Sejarah kebudayaan Islam salah satu mata

pelajaran yang sangat penting, karena berisi studi tentang riwayat Rasulullah SAW

dan para sahabat, sehingga mengandung nilai-nilai tauladan untuk memberikan

petunjuk hidup umat Islam. 3

2
Fihris, Desain Pembelajaran Sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Ibtida’iyah (MI), (Semarang :
PT.Pustaka Zaman, 2013), hlm. 2.
3
Prof.Dr.H.Haidar Putra Daulay, M.A. Pendidikan Islam Dalam Lintasan Sejarah (Jakarta
:Prenadamedia Group,2016) hl, 3.

2
1.2 Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan lintasan sejarah islam?

2) Jelaskan Lintasan Sejarah Islam dalam Periode Klasik?

3) Jelaskan Lintasan Sejarah Islam dalam Periode Pertengahan dan Modern ?

1.3 Tujuan

1) Menambah pengetahuan tentang lintasan sejarah Islam

2.) Agar kita mengetahui perbedaan Lintasan Sejarah dari Periode ke Periode

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Islam Dalam Lintasan Sejarah

Secara etimologi, kata sejarah dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa

Melayu yang dapat mengambil alih dari bahasa Arab yaitu kata syajarah. Kata

tersebut masuk ke dalam perbendaharaan bahasa Indonesia semenjak abad XIII,

dimana kata itu masuk ke dalam bahasa Melayu setelah akulturasi kebudayaan

Indonesia dengan kebudayaan Islam. Adapun macam-macam kemungkinan arti

kata syajarah, adalah: pohon, keturunan, asal-usul, dan juga diidentikkan dengan

silsilah, riwayat, babad, tambo, dan tarikh.4

Sejarah Islam terdiri dari dua unsur kata yang terbentuk dalam kesatuan,

yakni kata „Sejarah‟ dan kata „Islam‟. Berikut akan dipaparkan pengertian dari

masing-masing dan pengertian secara utuh dari kedua rangkaian kata tersebut.5

Pertama, akan kita bahas pengertian dari kata sejarah. Langkah pertama kita

telaah dari segi makna etimologis. Secara etimologis (lughawi) kata sejarah oleh

para ahli sering disamakan dengan istilah dalam bahasa arab disebut dengan tarikh,

dari akar kata arrkha (a-r-kh), yang berarti menulis atau mencatat: dan catatan

tentang waktu atau peristiwa.6

4
Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah sebagai Ilmu, Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1981. h. 1.
5
Muslih, Sejarah Peradaban Islam, cet. I, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015, h.3
6
Ahmad Warson Munawir, Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progresif, 1997,hlm 17.

4
Sedangkan yang dimaksud dengan Islam yaitu agama yang datangnya dari

Allah, baik yang didatangkan melalui perantaraan Rasul-Nya yang pertama,

maupun yang didatangkan melalui perantaraan Rasul-Nya yang terakhir

(Muhammad). Mahmud Syaltut mendefenisikan Islam sebagai Aqidah dan

Syari‟ah yang pada hakikatnya sama dengan Iman dan Amal. Sedangkan Abdul

Qadir Audah mendefenisikan Islam sebagai Aqidah wa Nidham (Islam sebagai

agama dan negara).7

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sejarah

Islam adalah berbagai peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, yang

berkaitan dengan pertumbuhan dan pengembangan agama Islam dalam berbagai

aspek. Dalam kaitan ini, maka muncul berbagai istilah yang sering digunakan untuk

sejarah ini, di antaranya Sejarah Islam, Sejarah Peradaban Islam,Sejarah dan

Kebudayaan Islam.8

Periodesasi Sejarah Islam Periodesasi merupakan pembabakan-

pembabakan waktu. Setiap babakan merupakan suatu komponen dan kesatuan yang

mempunyai ciri khas, serta merupakan kebulatan untuk suatu jangka waktu tertentu

dengan kekhasannya.30 Aktivitas yang cukup menonjol dari para sejarawan adalah

membuat periodesasi-periodesasi karena berbicara tentang sejarah tidak bisa lepas

dari membicarakan peristiwa yang berkaitan erat dengan waktu. Beberapa

sejarawan juga telah membuat periodesasi sejarah Islam. Harun Nasutino, dalam

bukunya Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, membuat periodesasi sejarah

7
A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, Banda Aceh: Bulan Bintang, 1975, h.14-15
8
Istilah Sejarah Islam antara lain digunakan oleh Prof. Dr. Hamka dalam bukunya Sejarah Ummat
Islam, sebanyak 4 jilid.

5
Islam ke dalam tiga periode. Pertama, Periode Klasik (650-1250 M); Kedua,

Periode Pertengahan (1250-1800 M); dan Ketiga, Periode Modern (1800 M sampai

sekarang)9

2.2 Periode Klasik

Periode Pertama, yang disebut dengan Periode Klasik, dimulai dari masa

rasulullah hingga jatuhnya pemerintahan Bani Abbas di Baghdad. Periode ini

ditandai dengan adanya upaya perintisan, pengembangan dan kemajuan puncak

yang pertama peradaban Islam (650-1000 M), lalu diikuti oleh masa disintigrasi

(1000-1250 M), Periode ini diwakili oleh masa kekhalifahan Nabi Muhammad di

Haramain (Makkah dan Madinah), masa kekhalifahan al-Khulafa‟ al-Rasyidin di

Madinah, masa pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah di Damaskus, dan

kemudian dilanjutkan dengan masa pemerintahan Dinasti Bani Abbas di Baghdad.

Periode K

Periode klasik merujuk pada masa kemajuan dan kejayaan Islam yang

dibagi ke dalam dua fase, yakni fase ekspansi, integrasi dan kemajuan (650–1000

M) dan fase disintegrasi (1000–1250 M).

Pada fase kemajuan, Islam mengalami internasionalisasi. Pada masa Bani

Umayyah, Islam mulai masuk ke Eropa melalui Spanyol. Pengaruh Islam meluas

dari Afrika Utara sampai ke Spanyol di belahan Barat, dan melalui Persia hingga

ke India di belahan Timur. Daerah-daerah itu tunduk di bawah kekuasaan Islam.

9
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 1979, h.56-89

6
Ilmu pengetahuan dan arsitektur berkembang di kota-kota Spanyol yang didiami

oleh umat Islam seperti Cordoba dan Granada. Sistem penerangan jalan dan

sistem saluran air sangat baik. Bangunan dengan arsitektur mengagumkan juga

dibangun pada masa itu, seperti istana Az Zahra Cordoba dan istana Alhambra

Granada.

Sejumlah ulama besar juga bermunculan di fase ini. Seperti Imam Malik,

Imam Abu Anifah, Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh. Ada

juga Imam al-Asya’ri, Imam al-Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’, Abu Huzail, Al-

Nazzam dan Al-Jubba’i dalam bidang Teologi. Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-

Bustami dan alHallaj dalam bidang Tasawuf. Al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan

Ibn Miskawaih dalam bidang Falsafat. Lalu, ada Ibn Hayyam, al-Khawarizmi, al-

Mas’udi dan al-Razi dalam bidang Ilmu Pengetahuan, dan lain-lain. Ilmu

pengetahuan dalam bidang agama dan non agama mengalami perkembangan pesat

saat itu. Ini disebabkan karena peradaban Islam saat itu sangat menjunjung tinggi

akses ilmu pengetahuan yang terbuka dari berbagai sumber. Mereka menghargai

para ilmuwan lain meskipun berasal dari kelompok berbeda seperti Yahudi,

Nasrani, Sabian, dan Zoroaster (Majusi). Mereka sama-sama berkontribusi

mengembangkan ilmu untuk menjadikan dunia lebih baik. Sayangnya, pada fase

disintegrasi, keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai pecah. Baghdad

dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan pada tahun 1258. Selain itu, jika

sebelumnya secara politik daerah-daerah Islam tunduk pada kekhalifahan pusat,

kekhalifahan sebagai simbol keutuhan politik mulai runtuh dan digantikan

pemerintahan otonom di berbagai kawasan.

7
2.3. Periode Pertengahan

Periode pertengahan, dimulai dari masa jatuhnya Bani Abbas sehingga

akhir datangnya pengaruh medernisasi Eropa dalam dunia Islam. Periode ini

ditandai dengan masa-masa berlangsungnya kemunduran peradaban Islam

pertama yang sering disebut dengan masa stagnan, yakni sejak jatuhnya Bani

Abbas di Baghdad (1258) hingga lahirnya tiga kerajaan besar, yakni Usmani di

Turki, Safawi di Persia, Mughal di India di sekitar 1500-an. Berikutnya, sejak

tahun 1500 M hingga 1700 M, ketiga kerajaan ini berhasil mempelopori kemajuan

peradaban Islam yang kedua. Namun, di tahun 1700-18000 M kemunduran kedua

datang lagi diman budaya modern Eropa merabah dunia Islam dan lahir kekuatan-

kekuatan kolonial sementara kondisi dunia Islam mengalami kemunduran

Periode pertengahan sejarah peradaban Islam juga dibagi dalam dua fase,

yaitu fase kemunduran dan fase tiga kerajaan besar. Pada fase kemunduran (1250

– 1500 M), desentralisasi dan disintegrasi meningkat. Perbedaan antara Sunni dan

Syi’ah dan juga antara Arab dan Persia semakin bertambah nyata.

Dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di Mesir terdiri dari

Arabia, Irak, Suriah, Palestina, Mesir dan Afrika Utara. Sementara itu, bagian

Persia yang berpusat di Iran terdiri dari Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia

tengah.

Fase kedua adalah tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa

kemunduran (1700 – 1800 M). Tiga kerajaan besar yang dimaksud adalah

8
kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan kerajaan Mughal di

India. Perhatian terhadap ilmu pengetahuan sangat kurang di masa ini. Hasilnya,

umat Islam semakin mundur saat tiga kerajaan tersebut mendapat banyak tekanan.

Kekuatan militer dan politik menurun. Kerajaan Safawi dihancurkan oleh

serangan-serangan bangsa Afghan, Kerajaan Mughal diserang raja-raja India,

Kerajaan Usmani terpukul di Eropa, sementara Mesir dikalahkan Prancis

(Napoleon Bonaparte). Tentara muslim yang kalah harus angkat kaki dari benua

Eropa dan kerajaan-kerajaan barat bersatu dan mengusir Islam dari Eropa.

2.3. Periode Modern

Periode modern (1800 - sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat

Islam. Umat Islam mulai sadar bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang

lebih tinggi. Raja-raja dan para pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana

meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.Kebangkitan umat Islam

ini dibagi lagi menjadi dua periode, yakni kebangkitan awal (1800-1967) dan

kebangkitan kedua (1967- sekarang). Pada periode kebangkitan awal, muncul

kesadaran pentingnya pembaharuan dalam Islam, baik secara politik, militer,

sosial, dan budaya.

Zaman modern menjadi relevan bukan semata karena namanya yang

menarik, tetapi karena kandungan substantifnya yang disebut modernitas. Dalam

wacana pemikiran tentang modernitas ditemukan banyak sekali saran dan

pendapat tentang nilai-nilai fundamental dari modernitas tersebut. Dalam

9
kesempatan ini akan dikutipkan pandangan yang diramu oleh Syahrin Harahap.

Beliau berpendapat bahwa manusia modern, yaitu manusia yang telah menghayati

modernitas, menganut dan menerapkan nilai-nilai fundamental berikut10:

1. Penghormatan terhadap akal. Manusia modern menghormati akal sebagai

anugerah Allah swt. yang membedakannya dari segala jenis ciptaan lainnya.

Penghormatan di sini bermakna pemanfaatan yang sebaikbaiknya fungsi akal

dalam kehidupan manusia.

2. Jujur dan memiliki tanggungjawab personal. Kejujuran adalah salah satu simpul

akhlak yang sangat fundamental dan semua lawan dari kejujuran adalah tercela

dalam sistem Islam. Kejujuran juga merupakan

Secara ringkas, bisa dijelaskna bahwa pada masa Periode Klasik

peradaban Islam mengalami kemajuan pesat, sementara pada masa Periode

Pertengahn peradaban Islam mengalami kemunduran, lalu pada masa Periode

Modern peradaban Islam mengalami kebangkitan kembali dan melakukan upaya-

upaya pembaharuan.11

10
Syahrin Harahap, “Universitas Islam sebagai Pusat Pembaharuan,” dalam Hasan Asari (ed.)
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara: Memperkokoh Eksistensi, Memperluas Kontribusi
(Medan: IAIN Press, 2015), h. 158-193

11
Muslih, Sejarah Peradaban Islam, cet. I, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015, h 15-17

10
BAB III

PENUTUP

3.1 .KESIMPULAN

sejarah Islam adalah berbagai peristiwa atau kejadian yang benar-benar

terjadi, yang berkaitan dengan pertumbuhan dan pengembangan agama Islam

dalam berbagai aspek. Dalam kaitan ini, maka muncul berbagai istilah yang sering

digunakan untuk sejarah ini, di antaranya Sejarah Islam, Sejarah Peradaban

Islam,Sejarah dan Kebudayaan Islam.

Periodesasi Sejarah Islam Periodesasi merupakan pembabakan-

pembabakan waktu. Setiap babakan merupakan suatu komponen dan kesatuan yang

mempunyai ciri khas, serta merupakan kebulatan untuk suatu jangka waktu tertentu

dengan kekhasannya.30 Aktivitas yang cukup menonjol dari para sejarawan adalah

membuat periodesasi-periodesasi karena berbicara tentang sejarah tidak bisa lepas

dari membicarakan peristiwa yang berkaitan erat dengan waktu. Beberapa

sejarawan juga telah membuat periodesasi sejarah Islam. Harun Nasutino, dalam

bukunya Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, membuat periodesasi sejarah

Islam ke dalam tiga periode. Pertama, Periode Klasik (650-1250 M); Kedua,

Periode Pertengahan (1250-1800 M); dan Ketiga, Periode Modern (1800 M sampai

sekarang)12.

Periode Klasik, dimulai dari masa rasulullah hingga jatuhnya pemerintahan

Bani Abbas di Baghdad. Periode ini ditandai dengan adanya upaya perintisan,

12
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 1979, h.56-89

11
pengembangan dan kemajuan puncak yang pertama peradaban Islam (650-1000

M), lalu diikuti oleh masa disintigrasi (1000-1250 M).

Periode pertengahan, dimulai dari masa jatuhnya Bani Abbas sehingga

akhir datangnya pengaruh medernisasi Eropa dalam dunia Islam. Periode ini

ditandai dengan masa-masa berlangsungnya kemunduran peradaban Islam pertama

yang sering disebut dengan masa stagnan, yakni sejak jatuhnya Bani Abbas di

Baghdad (1258) hingga lahirnya tiga kerajaan besar, yakni Usmani di Turki, Safawi

di Persia, Mughal di India di sekitar 1500-an.

Periode modern (1800 - sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat

Islam. Umat Islam mulai sadar bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang

lebih tinggi. Raja-raja dan para pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana

meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.Kebangkitan umat Islam ini

dibagi lagi menjadi dua periode, yakni kebangkitan awal (1800-1967) dan

kebangkitan kedua (1967- sekarang).

3.2 .SARAN

· Untuk memahami peristiwa yang terjadi pada masa lalu, sangat penting

memperkaya pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa suatu kejadian masa

lalu dapat terjadi serta hubungannya dengan masa kini, sehingga dapat diperoleh

dasar yang rasional terhadap kejadian-kejadian di masa kini, maka

merekonstruksikan peristiwa masa lalu dapat membantu memprediksi sesuatu yang

akan terjadi di masa mendatang. Dengan mengetahui akar-akar historis kedatangan

dan perkembangan Islam di masa lampau, maka diharapkan akan diperoleh

12
keterampilan sejarah untuk bisa menganalisis peristiwa-peristiwa yang terjadi di

masa kini yang berkaitan dengan perkembangan Agama Islam. Disamping itu,

menjadi menarik mempelajari Sejarah Islam di Indonesia, karena menjadi bagian

dari perkembangan peradaban modern termasuk dalam perkembangan ilmu

pengetahuan dan lembaga-lembaga pendidikan Islam.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsby.ac.id/7324/1/bab%201.pdf

Fihris, Desain Pembelajaran Sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Ibtida’iyah

(MI), Semarang : PT.Pustaka Zaman, 2013

Prof.Dr.H.Haidar Putra Daulay, M.A. Pendidikan Islam Dalam Lintasan Sejarah

Jakarta :Prenadamedia Group,2016

Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah sebagai Ilmu, Jakarta: Bhratara Karya Aksara,

1981

Muslih, Sejarah Peradaban Islam, cet. I, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015

Ahmad Warson Munawir, Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progresif,

1997

Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 1979

14

Anda mungkin juga menyukai