Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

METODE STUDI ISLAM

ASPEK SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

DOSEN PEMBIMBING:

FITRA ZULA TAUFAN JASA S. SY, MH.

Kelompok 8 :

Ghania Zihan Issefi 2251040269


Hidayat Febriana 2251040089
Risalatul Fatimah Azzahro 2251040173
Rivan Irawan 2251040175

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun
pikiran kepada kamisehingga dapat menyelesaikan makalah Metode Studi Islam
yang berjudul ”Aspek Sejarah dan Kebudayaan Islam”.

Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapat tantangan dan


hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Oleh karena itu, kamimengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak yang telah membantu dalam pengerjaan makalah ini. kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka dari itu, saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca sekalian.
kamiberharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

kelompok 8

Bandar Lampung, 1 April 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II ................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

A. Pengertian Sejarah dan Kebudayaan ....................................................... 3

B. Periodisasi Sejarah dan Kebudayaan Islam,serta Ciri-Cirinya, Masa


Kemajuan, Kemunduran dan Kebangkitan Umat Islam dari Zaman
Rasulullah hingga Masuknya Islam ke Indonesia. ........................................ 4

BAB III ............................................................................................................. 11

PENUTUP ........................................................................................................ 11

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau yang disusun
berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai macam peristiwa. Dan peninggalan
tersebut dapat disebut sebagai sejarah. Disamping itu, mempelajari sejarah yang
sudah berjalan cukup lama akan mengalami kesuliatan apabila tidak dibagi dalam
beberapa tahapan dimana disetiap tahapan merupakan suatu komponen yang
mempunyai ciri ciri khusus dan merupakan suatu kebulatan untuk satu jangka
waktu. Rangkaian dari tahapan sejarah yang termuat dalam satu kerangka inilah
yang disebut periodesasi sejarah. Periodesasi peradaban Islam merupakan ciri bagi
ilmu sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan
tolak ukur yang bermacam-macam. Ada beberapa pendapat lain yang tolak
ukurnya adalah sistem politik, hal ini biasanya digunakan pada sejarah
konvensional. Tolak ukurnya pada persoalan ekonomi (maju mundumya ekonomi)
dalam sebuah negara.

Peradaban dan kebudayaan suatu bangsa adalah pada masuk dan


berkembangnya suatu agama. Jadi, periodesasi peradaban Islam adalah ilmu sejarah
atau tahapan sejarah yang mengkaji perkembangan peradan Islam dalam konteks
dan tempat dengan tolak ukur tertentu. Dalam sejarah, proses tukar menukar dan
interaksi dengan kebudayaan lain memang kerap terjadi dan tidak bisa dihindari.
Seperti yang terjadi antara peradaban Islam dengan Kebudayaan barat. Namaun
dalam kondisi dimana suatu kebudayaan itu lebih kuat dibandingkan yang lain
terhadap dominasi yang kuat terhadap yang lemah. Istilah Ibnu
Khaldun,"masyarakat yang ditaklukan, cenderung meniru penakluknya". Hal
demikan terjadi pada peradaban Islam ketika Islam menjadi kuat dan dominan pada
abad pertengahan, masyarakat Eropa cenderung meniru "berkiblat ke dunia Islam".
Tetapi ketika kebudayaan Barat yang kuat dan dominan maka proses peniruan itu
juga terjadi. Terbukti ketika kebangkitan Barat dan melemahnya politik Islam, para
ilmuwan Muslim belajar berbagai disiplin ilmu ke Barat. Untuk itu makalah ini

1
dibuat, selain untuk melengkapi tugas mata kuliah Metode Studi Islam, juga guna
untuk menambah pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Sejarah dan Kebudayaan.

2. Bagaimana Periodesasi Sejarah dan Kebudayaan serta Ciri-Cirinya.

3. Bagaimana Masa Kemajuan, Kemunduran dan Kebangkitan Umat Islam dari


Zaman Rasulullah hingga Masuknya Islam ke Indonesia.

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa itu Sejarah dan Kebudayaan

2. Untuk Memgetahui Peridesasi Sejarah dan Kebudayaan serta Ciri-Cirinya

3. Untuk Mengetahui Masa Kemajuan, Kemunduran dan Kebangkitan Umat Islam


dari Zaman Rasulullah hingga Masuknya Islam ke Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah dan Kebudayaan
Istilah history (sejarah) diambil dari kata historia dalam bahasa Yunani
berarti informasi atau penelitian yang ditujukan untuk memperoleh kebenaran.
Sejarah pada masa itu hanya berisi tentang "manusia-kisahnya" kisah tentang
usaha-usahanya dalam memenuhi kebutuhan untuk menciptakan kehidupan yang
tertib dan teratur, kecintaan akan kemerdekaan serta kehausan dan keindahan dan
pengetahuan. 1Kata Sejarah diadopsi dari bahasa Arab yaitu sajarah yang berarti
pohon kehidupan. Maksudnya segala hal mengenai kehidupan memiliki "pohon"
yakni masa lalu itu sendiri. Sebagai pohon, sejarah adalah awal dari segalanya yang
menjadi realita masa kini. Singkatnya, masa kini adalah produk atau warisan masa
lalu. Hal ini berorelasi dengan arti kata syajarah sebagai keturunan dan asal-usul.
Syajarah sering dikaitkan puladengan makna kata silsilah (juga dari bahasa Arab)
yang berarti urutan seri, hubungan dan daftar keturunan.

Terminologi Arab lainnya yang menunjuk pada makna kata itu ialah ta'rikh
(dari kata arkh yang artinya rekaman suatu peristiwa tertentu pada waktu tertentu)
berarti buku tahunan, kronik, perhitungan tahun, buku riwayat, tanggal dan
pencatatan tanggal. Menurut Ibnu Khaldun dalam bukunya yang berjudul
"Mukadimah" mendifinisikan sejarah adalah "catatan tentang masyarakat umat
manusia dan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak mayarakat
itu".Mengacu pada beberapa pengertian sejarah, dapat disimpulkan bahwa sejarah
adalah bidang kajian yang memahami manusia dan tindakannya yang selalu
berubah dalam ruang dan waktu sejarahnya. Atau dapat diartikan Sejarah
merupakan peristiwa dan kisah-kisah yang terjadi pada masa lampau, sejarah
sendiri berasal dari kata arab yaitu syajarotun yang artinya pohon yang kemudian
artinya berkembang menjadi akar, keturunan, asal-usul dan silsilah.

1
repo.iain-tulungagung.ac.id, Landasan Teori Sejarah Kebudayaan Islam, September 2014

3
Kata "kebudayaan", menurut J. Verkuyl, mulai dipakai kira-kira pada tahun
1930, dan dengan cepat kata tersebut mendapat tempat yang tetap dan luas dalam
khazanah perbendaharaan bahasa Indonesia. Verkuyl mengatakan bahwa kata
kebudayaan itu berasal dari bahasa Sansekerta budaya, yakni bentuk jamak dari
budi yang berarti roh atau akal. Istilah kebudayaan menyatakan segala sesuatu yang
diciptakan oleh budi manusia. 2Sama seperti pendapat Verkuyl, Koentjaraningrat
mengatakan bahwa kata kebudayaan itu berasal dari bahasa Sanskerta budhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan
demikian, kebudayaan dapat diartikan sebagai "hal- hal yang bersangkutan dengan
badi dan akal."

P.J. Zoetmulder dalam bukunya, Culture, Oosten West, mengatakan bahwa


kata kebudayaan itu merupakan perkembangan dari kata majemuk "budi daya" yang
berarti kekuatan badi atau kekuatan akal. Dalam bahasa Inggris, istilah kebudayaan
disebut culture. Kata culture berasal dari kata Latin colere yang berarti "mengolah
atau mengerjakan," terutama mengolah tanah atau bertani. Dari arti ini,
berkembanglah arti culture sebagai segala daya dan usaha manusia untuk mengubah
alam. Kata culture (Inggris) telah diindonesiakan menjadi kultur (budaya atau
kebudayaan). Istilah tersebut dalam bahasa Arab disebut tsaqafah. Istilah
kebudayaan sering dipakai secara bersamaan dengan istilah peradaban Kata
peradaban berasal dari kata Arab adah yang berarti kesopanan, kehalusan, dan
keluhuran budi pekerti. Istilah peradaban (Arah: hodharab) biasanya disamakan
dengan istilah Inggris civilization (sivilisasi).

B. Periodisasi Sejarah dan Kebudayaan Islam,serta Ciri-Cirinya, Masa


Kemajuan, Kemunduran dan Kebangkitan Umat Islam dari Zaman
Rasulullah hingga Masuknya Islam ke Indonesia.

2
Faisal Ismail, Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Klasik, IRCiSoD, Yogyakarta : 2017

4
Menurut Harun Nasution dan Nourouzaman Shidiqi membagi sejarah Islam
menjadi tiga periode, yaitu: Periode Klasik (650-1250 M). Periode Pertengahan
(1250-1800 M), dan Periode Modern (1800-sekarang).3

1. Periode Klasik (650-1250)

Periode Klasik merupakan periode kejayaan Islam yang dibagi ke dalam dua fase,
yaitu:

a. fase ekspansi(perluasan wilayah), integrasi, (650-1000),

b. fase disintegrasi(perpecahan wilayah/kelompok) (1000-1250).

Pada fase kemajuan, Islam mengalami internasionalisasi. Pada masa Bani


Umayyah, Islam mulai masuk ke Eropa melalui Spanyol. Pengaruh Islam kemudian
meluas dari Afrika Utara sampai Spanyol di belahan Barat. Lebih lanjut, perluasan
ini menyentuh Persia hingga ke India di belahan Timur.4 Mengutip buku Sejarah
Peradaban Islam karya Syamruddin Nasution, pada masa ini ilmu pengetahuan dan
arsitektur berkembang di kota-kota Spanyol, seperti Cordoba dan Granada.
Beberapa bangunan dengan arsitektur megah juga dibangun, seperti istana Az Zahra
Cordoba dan istana Alhambra Granada.Sejumlah ulama besar bermunculan di fase
ini, yaitu Imam Malik, Imam Abu Anifah, Imam Syafi’i, dan Imam Ibn Hambal
dalam bidang fikih. Adapun dalam bidang teologi muncul Imam al-asya’ri, Imam
al-Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’, Abu Huzail, Al-Nazzam, dan Al-Jubba’i. Pada masa
ini, perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan bahasa Pahlawi ke
Bahasa Arab dimulai oleh Abdul Malik.

Orang-orang bukan Arab pada waktu itu telah mulai pandai berbahasa Arab.
Untuk menyempurnakan pengetahuan mereka tentang bahasa Arab, terutama
pengetahuan pemeluk-pemeluk Islam baru dari bangsa-bangsa bukan Arab,
perhatian kepada bahasa Arab, terutama tata bahasanya mulai diperhatikan. Inilah
yang mendorong Imam Sibawaih untuk menyusun al-Kitab, yang selanjutnya

3
Fadilatul Husna, Periodesasi dan Perkembangan Peradaban Islam dan Ciri-Cirinya, No.2, Vol 10,
UIN Sumatera Utara Medan, Februari 2023
4
IBID

5
menjadi pegangan dalam masalah tata bahasa Arab. Perhatian kepada syair Arab
Jahiliah timbul kembali dan penyair-penyair Arab baru mulai muncul, misalnya
Umar bin Abu Rabi’ah (w. 719 M), Jamil al-Udhri (w. 701 M), Qays bin al-
Mulawwah (w. 699 M) yang dikenal dengan nama Laila Majnun, al-farazdaq (w.
732 M), Jarir (w. 792 M), dan Al-akhtal (w. 710 M). Selain itu, perhatian dalam
bidang tafsir, hadis, fikih, dan ilmu kalam pada zaman ini juga mulai muncul. Inilah
yang kemudian memunculkan nama-nama seperti Hasan al-Bashri, Ibnu Syihab al-
Zuhri, dan Washil bin Atha’. Kufah dan Bashrah di Irak menjadi pusat dari
kegiatan-kegiatan ilmiah ini. Sayangnya, pada fase disintegrasi keutuhan umat
Islam dalam bidang

politik mulai pecah. Baghdad dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan pada
1258. Kekhalifahan sebagai simbol keutuhan politik mulai runtuh dan digantikan
pemerintahan otonom di berbagai kawasan.

2. Periode Pertengahan (1250-1800)

Periode Pertengahan merupakan periode kemunduran Islam yang dibagi ke dalam


dua fase, yaitu:

a. fase kemunduran (1250-1500 M), dan

b. fase munculnya ketiga kerajaan besar (1500-1800), yang dimulai dengan zaman
kemajuan (1500-1700 M) dan zaman kemunduran (1700-1800).

Pada fase ini juga dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di
Mesir terdiri atas Arabia, Irak, Suriah, Palestina, Mesir dan Afrika Utara. Sementara
bagian Persia yang berpusat di Iran terdiri atas Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia
tengah. Pada fase tiga kerajaan besar (1500 M–1700 M), perhatian terhadap ilmu
pengetahuan sangat kurang. Hasilnya, umat Islam semakin mundur saat tiga
kerajaan besar mendapat banyak tekanan. Kekuatan militer dan politik pun
menurun. Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan bangsa Afghan,
Kerajaan Mughal diserang raja-raja India, Kerajaan Usmani terpukul di Eropa,
sementara Mesir dikalahkan oleh Napoleon Bonaparte dari Prancis. Gedung-
gedung bersejarah yang ditinggalkan periode ini antara lain Taj Mahal di Agra,

6
benteng Merah, masjid-masjid, istana-istana, dan gedung-gedung pemerintahan di
Delhi.

Pada masa ini, tarekat terus mempunyai pengaruh besar dalam hidup Umat
Islam. Selain Arab dan Persia, Turki dan India muncul sebagai kerajaan besar.
Inilah yang membuat bahasa Turki dan bahasa Urdu mulai muncul sebagai bahasa
penting dalam Islam, tetapi kedudukan bahasa Arab menjadi bahasa persatuan
semakin menurun. Kemajuan Islam pada era ini lebih banyak berpusat di bidang
politik. Selain itu, Barat juga mulai bangkit, terutama dengan terbukanya jalan ke
pusat rempah-rempah dan bahan-bahan mentah di Timur Jauh, melalui Afrika
Selatan dan ditemukannya Amerika oleh Columbus tahun 1492 M. Namun
demikian, kekuatan Eropa pada waktu itu masih lemah jika dibandingkan dengan
kekuatan Islam.

3. Periode Modern (1800-dan seterusnya)

Periode Modern merupakan periode kebangkitan umat Islam yang ditandai


dengan munculnya para pembaharu Islam. Periode modern (1800 M-sekarang)
merupakan zaman kebangkitan umat Islam yang mulai sadar bahwa di Barat telah
timbul peradaban baru yang lebih tinggi. Ekspedisi Napoleon di Mesir yang
berakhir pada tahun 1801 M membuka mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir,
akan kemunduran dan kelemahan umat Islam. Raja-raja dan para pemuka Islam
mulai memikirkan cara meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.
Kontak Islam dengan Barat sejak masa ini berlainan sekali dengan kontak Islam
dengan Barat periode klasik. Pada waktu itu, Islam sedang naik dan Barat sedang
dalam kegelapan. Sekarang sebaliknya, Islam tampak dalam kegelapan dan Barat
tampak gemilang.

Dengan demikian, timbullah sesuatu yang disebut pemikiran dan aliran


pembaharuan atau modernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan
pemikiran-pemikiran cara membuat umat Islam maju kembali, sebagaimana yang
terjadi pada periode klasik. Usaha-usaha ke arah itu mulai dijalankan di kalangan
umat Islam. Namun, Barat di sisi lain juga bertambah maju dalam hal itu.
Kebangkitan umat Islam ini dibagi lagi menjadi dua periode, yakni kebangkitan

7
awal (1800–1967) dan kebangkitan kedua (1967–sekarang). Pada periode
kebangkitan awal, muncul kesadaran pentingnya pembaharuan dalam Islam, baik
secara politik, militer, sosial, dan budaya. Sementara itu, pada kebangkitan kedua,
kekalahan Arab oleh Israel tahun 1967 menjadi titik yang menggugah umat. Inilah
yang kemudian menyebabkan berkembangnya pemikiran-pemikiran filosofis dan
metodologis dalam rangka pembaharuan Islam pada era kontemporer. Beberapa
tokoh pembaharu atau modernisasi di kalangan dunia Islam, yaitu Muhammad bin
Abdul Wahab di Arabia; Muhammad Abduh, Jamaluddin al-Afghani, Muhammad
Rasyid Ridha di Mesir; Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah dan Muhammad

Iqbal di India; H. Abdul Karim Amrullah, K.H. Ahmad Dahlan, dan KH. Hasyim
Asy’ari di Indonesia; dan masih banyak yang lainnya.

Secara berbeda, tetapi lebih terperinci dari Harun Nasution, Ahmad Al-
Usairy dalam At-Tarikh Al-Islami, menyebut periodisasi sejarah Islam secara
lengkap dibagi dalam periode berikut.5

1. Periode sejarah klasik (Masa Nabi Adam - sebelum diutusnya Nabi Muhammad
SAW.)
Periode ini merupakan fase sejarah sejak Nabi Adam dan dilanjutkan
dengan masa-masa semua Nabi hingga sebelum diutusnya Rasulullah SAW.

2. Periode sejarah Rasulullah (570-632 M)


Dimulai dari tahun 52 Sebelum Hijrah hingga tahun 11 Hijriah (570 M-632
M). Di dalamnya diungkapkan tentang berdirinya negara Islam yang dipimpin
langsung oleh Rasulullah yang menjadikan Madinah al-Munawarah sebagai pusat
awal dari semua aktivitas negara yang kemudian meliputi semua jazirah Arabia.
Sejarah masa ini sangat gemilang dan seharusnya dijadikan contoh oleh kaum
Muslim, baik penguasa maupun rakyat biasa.

5
Ading Kusdiana, Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Peretengahan, CV Pustaka Setia,
Desember,2013. hlm 3

8
3. Periode sejarah Khulafaur-Rasyidin (632-661 M)
Masa ini dimulai sejak tahun 11 H hingga 41 H (632 M-661 M). Pada masa
itu terjadi penaklukan Islam di Persia, Syam (Syria), Mesir, dan lain-lain. Pada
masa itu manusia benar- benar berada dalam manhaj Islam yang benar. 6

4. Periode pemerintahan bani Umayyah (661-749 M)


Masa ini dimulai sejak tahun 41 H hingga 132 H (661 M-749 M). Pada
masa ini pemerintahan Islam mengalami perluasan yang signifikan. Hanya ada satu
khalifah dalam pemerintahan Islam yang demikian luas. Sayangnya, komitmen
pada syariat Islam mengalami sedikit kemerosotan daripada periode sebelumnya.

5. Periode pemerintahan bani Abbasiyyah (749-1258 M)


Masa ini dimulai sejak tahun 132 H-656 H (749 M-1258 M). Periode ini
memiliki karakter yang khusus (khususnya pada fase yang kedua) yang ditandai
dengan bermunculannya beberapa pemerintahan dan kerajaan independen yang
sebagiannya telah memberikan kontribusi yang besar terhadap Islam. Misalnya
pemerintahan Saljuk, pemerintahan keturunan Zanki, pemerintahan bani Ayub,
Ghazni, dan Murabitun. Sebagaimana masa ini juga banyak ditandai dengan
munculnya gerakan kebatinan dan pemerintahan Syi'ah. Pada masa ini pula muncul
gerakan Perang Salib yang dilakukan oleh negara-negara Eropa yang menaruh
kebencian dan dendam pada negara-negara Islam di kawasan Timur. Pada masa ini
tidak ada penaklukan berarti. Pemerintahan Abbasiyah hancur bersamaan dengan
penyerbuan orang-orang Mongolia yang melumatkan pemerintahan bani Abbas ini.

6. Periode Pemerintahan Mamluk (1250-1517 M)


Pemerintahan Mamluk dimulai sejak tahun 648 H-93 H (1250 M-1517 M).
Goresan sejarah Islam paling penting pada masa ini adalah keberhasilannya dalam
membendung gelombang penyerbuan pasukan Mongolia ke beberapa belahan
negeri Islam. Selain itu, juga keberhasilannya dalam menumpas eksistensi kaum

6
IBID hlm 4

9
Salibis dari negara Islam. Pada masa ini, kaum Muslim semakin jauh dari agama
mereka.

7. Periode Pemerintahan Turki Usmani (1517-1923 M)


Pemerintahan Usmani dimulai sejak tahun 923 H-342 H (1517 M-1923 M).
Pada awal pemerintahannya, pemerintah ini berhasil melakukan ekspansi wilayah
Islam, terutama di kawasan Eropa Timur. Pada saat itu, Hungaria berhasil
ditaklukkan. Demikian pula, Beograd, Albania, Yunani, Romania, Serbia, dan
Bulgaria. Pemerintahan ini juga mampu melebarkan kekuasaannya ke kawasan
timur wilayah Islam. Salah satu goresan sejarah paling agung yang berhasil
dilakukan oleh Pemerintahan Usmani adalah penaklukan Konstantinopel (yang
merupakan ibukota Imperium Romawi). Namun, pada masa akhir pemerintahan
Turki, kaum kolonial berhasil menaburkan benih pemikiran nasionalisme dan
pemikiran ini menjadi pemicu hancurnya pemerintahan Islam, terkoyak-koyaknya
kaum Muslim menjadi negeri-negeri kecil yang lemah dan terbelakang, serta jauh
dari agamanya.

8. Periode dunia Islam Kontemporer (1922-2000 M)


Masa ini dimulai sejak tahun 1342 H-1420 H (1922-2000 M). Periode ini
merupakan masa sejarah umat Islam sejak berakhirnya masa dinasti Turki Usmani
hingga perjalanan sejarah umat Islam pada masa sekarang.

10
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sejarah merupakan
peristiwa dan kisah-kisah yang terjadi pada masa lampau. Sejarah peradaban Islam
adalah kemajuan dan tingkat intelektual serta spiritual yang menjadikan suatu
masyarakat madani. Peradaban Islam dimulai dari periodesasi Nabi Muhammad
saw. hingga perkembangan Islam sampai saat ini. Periodesasi peradaban Islam
merupakan ciri bagi sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks waktu dan
tempat dengan tolak ukur yang bermacam- macam periodesasi sejarah peradaban
Islam menurut Ahmad Al-Usairy terbagi menjadi beberapa periode yaitu periode
klasik, periode, sejarah rasulullah, periode sejarah khulafaurrasyidin, periode
pemerintahan Bani Umayyah, periode pemerintahan Bani Abbasiyah, periode
pemerintahan Mamluk, periode pemerintahan Usmani, periode Dunia Islam
Kontemporer. Sedangkan menurut Prof. Dr. Harun Nasution di bagi ke dalam tiga
periode yaitu periode klasik, periode pertengahan dan periode modern.

11
DAFTAR PUSTAKA
repo.iain-tulungagung.ac.id, Landasan Teori Sejarah Kebudayaan Islam,
September 2014

Faisal Ismail, Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Klasik, IRCiSoD, Yogyakarta
: 2017

Fadilatul Husna, Periodesasi dan Perkembangan Peradaban Islam dan Ciri-


Cirinya, No.2, Vol 10, UIN Sumatera Utara Medan, Februari 2023

Ading Kusdiana, Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Peretengahan, CV


Pustaka Setia, Desember,2013.

12

Anda mungkin juga menyukai