DOSEN PEMBIMBING:
Kelompok 8 :
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun
pikiran kepada kamisehingga dapat menyelesaikan makalah Metode Studi Islam
yang berjudul ”Aspek Sejarah dan Kebudayaan Islam”.
kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
PENUTUP ........................................................................................................ 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau yang disusun
berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai macam peristiwa. Dan peninggalan
tersebut dapat disebut sebagai sejarah. Disamping itu, mempelajari sejarah yang
sudah berjalan cukup lama akan mengalami kesuliatan apabila tidak dibagi dalam
beberapa tahapan dimana disetiap tahapan merupakan suatu komponen yang
mempunyai ciri ciri khusus dan merupakan suatu kebulatan untuk satu jangka
waktu. Rangkaian dari tahapan sejarah yang termuat dalam satu kerangka inilah
yang disebut periodesasi sejarah. Periodesasi peradaban Islam merupakan ciri bagi
ilmu sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan
tolak ukur yang bermacam-macam. Ada beberapa pendapat lain yang tolak
ukurnya adalah sistem politik, hal ini biasanya digunakan pada sejarah
konvensional. Tolak ukurnya pada persoalan ekonomi (maju mundumya ekonomi)
dalam sebuah negara.
1
dibuat, selain untuk melengkapi tugas mata kuliah Metode Studi Islam, juga guna
untuk menambah pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya.
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa itu Sejarah dan Kebudayaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah dan Kebudayaan
Istilah history (sejarah) diambil dari kata historia dalam bahasa Yunani
berarti informasi atau penelitian yang ditujukan untuk memperoleh kebenaran.
Sejarah pada masa itu hanya berisi tentang "manusia-kisahnya" kisah tentang
usaha-usahanya dalam memenuhi kebutuhan untuk menciptakan kehidupan yang
tertib dan teratur, kecintaan akan kemerdekaan serta kehausan dan keindahan dan
pengetahuan. 1Kata Sejarah diadopsi dari bahasa Arab yaitu sajarah yang berarti
pohon kehidupan. Maksudnya segala hal mengenai kehidupan memiliki "pohon"
yakni masa lalu itu sendiri. Sebagai pohon, sejarah adalah awal dari segalanya yang
menjadi realita masa kini. Singkatnya, masa kini adalah produk atau warisan masa
lalu. Hal ini berorelasi dengan arti kata syajarah sebagai keturunan dan asal-usul.
Syajarah sering dikaitkan puladengan makna kata silsilah (juga dari bahasa Arab)
yang berarti urutan seri, hubungan dan daftar keturunan.
Terminologi Arab lainnya yang menunjuk pada makna kata itu ialah ta'rikh
(dari kata arkh yang artinya rekaman suatu peristiwa tertentu pada waktu tertentu)
berarti buku tahunan, kronik, perhitungan tahun, buku riwayat, tanggal dan
pencatatan tanggal. Menurut Ibnu Khaldun dalam bukunya yang berjudul
"Mukadimah" mendifinisikan sejarah adalah "catatan tentang masyarakat umat
manusia dan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak mayarakat
itu".Mengacu pada beberapa pengertian sejarah, dapat disimpulkan bahwa sejarah
adalah bidang kajian yang memahami manusia dan tindakannya yang selalu
berubah dalam ruang dan waktu sejarahnya. Atau dapat diartikan Sejarah
merupakan peristiwa dan kisah-kisah yang terjadi pada masa lampau, sejarah
sendiri berasal dari kata arab yaitu syajarotun yang artinya pohon yang kemudian
artinya berkembang menjadi akar, keturunan, asal-usul dan silsilah.
1
repo.iain-tulungagung.ac.id, Landasan Teori Sejarah Kebudayaan Islam, September 2014
3
Kata "kebudayaan", menurut J. Verkuyl, mulai dipakai kira-kira pada tahun
1930, dan dengan cepat kata tersebut mendapat tempat yang tetap dan luas dalam
khazanah perbendaharaan bahasa Indonesia. Verkuyl mengatakan bahwa kata
kebudayaan itu berasal dari bahasa Sansekerta budaya, yakni bentuk jamak dari
budi yang berarti roh atau akal. Istilah kebudayaan menyatakan segala sesuatu yang
diciptakan oleh budi manusia. 2Sama seperti pendapat Verkuyl, Koentjaraningrat
mengatakan bahwa kata kebudayaan itu berasal dari bahasa Sanskerta budhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan
demikian, kebudayaan dapat diartikan sebagai "hal- hal yang bersangkutan dengan
badi dan akal."
2
Faisal Ismail, Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Klasik, IRCiSoD, Yogyakarta : 2017
4
Menurut Harun Nasution dan Nourouzaman Shidiqi membagi sejarah Islam
menjadi tiga periode, yaitu: Periode Klasik (650-1250 M). Periode Pertengahan
(1250-1800 M), dan Periode Modern (1800-sekarang).3
Periode Klasik merupakan periode kejayaan Islam yang dibagi ke dalam dua fase,
yaitu:
Orang-orang bukan Arab pada waktu itu telah mulai pandai berbahasa Arab.
Untuk menyempurnakan pengetahuan mereka tentang bahasa Arab, terutama
pengetahuan pemeluk-pemeluk Islam baru dari bangsa-bangsa bukan Arab,
perhatian kepada bahasa Arab, terutama tata bahasanya mulai diperhatikan. Inilah
yang mendorong Imam Sibawaih untuk menyusun al-Kitab, yang selanjutnya
3
Fadilatul Husna, Periodesasi dan Perkembangan Peradaban Islam dan Ciri-Cirinya, No.2, Vol 10,
UIN Sumatera Utara Medan, Februari 2023
4
IBID
5
menjadi pegangan dalam masalah tata bahasa Arab. Perhatian kepada syair Arab
Jahiliah timbul kembali dan penyair-penyair Arab baru mulai muncul, misalnya
Umar bin Abu Rabi’ah (w. 719 M), Jamil al-Udhri (w. 701 M), Qays bin al-
Mulawwah (w. 699 M) yang dikenal dengan nama Laila Majnun, al-farazdaq (w.
732 M), Jarir (w. 792 M), dan Al-akhtal (w. 710 M). Selain itu, perhatian dalam
bidang tafsir, hadis, fikih, dan ilmu kalam pada zaman ini juga mulai muncul. Inilah
yang kemudian memunculkan nama-nama seperti Hasan al-Bashri, Ibnu Syihab al-
Zuhri, dan Washil bin Atha’. Kufah dan Bashrah di Irak menjadi pusat dari
kegiatan-kegiatan ilmiah ini. Sayangnya, pada fase disintegrasi keutuhan umat
Islam dalam bidang
politik mulai pecah. Baghdad dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan pada
1258. Kekhalifahan sebagai simbol keutuhan politik mulai runtuh dan digantikan
pemerintahan otonom di berbagai kawasan.
b. fase munculnya ketiga kerajaan besar (1500-1800), yang dimulai dengan zaman
kemajuan (1500-1700 M) dan zaman kemunduran (1700-1800).
Pada fase ini juga dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di
Mesir terdiri atas Arabia, Irak, Suriah, Palestina, Mesir dan Afrika Utara. Sementara
bagian Persia yang berpusat di Iran terdiri atas Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia
tengah. Pada fase tiga kerajaan besar (1500 M–1700 M), perhatian terhadap ilmu
pengetahuan sangat kurang. Hasilnya, umat Islam semakin mundur saat tiga
kerajaan besar mendapat banyak tekanan. Kekuatan militer dan politik pun
menurun. Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan bangsa Afghan,
Kerajaan Mughal diserang raja-raja India, Kerajaan Usmani terpukul di Eropa,
sementara Mesir dikalahkan oleh Napoleon Bonaparte dari Prancis. Gedung-
gedung bersejarah yang ditinggalkan periode ini antara lain Taj Mahal di Agra,
6
benteng Merah, masjid-masjid, istana-istana, dan gedung-gedung pemerintahan di
Delhi.
Pada masa ini, tarekat terus mempunyai pengaruh besar dalam hidup Umat
Islam. Selain Arab dan Persia, Turki dan India muncul sebagai kerajaan besar.
Inilah yang membuat bahasa Turki dan bahasa Urdu mulai muncul sebagai bahasa
penting dalam Islam, tetapi kedudukan bahasa Arab menjadi bahasa persatuan
semakin menurun. Kemajuan Islam pada era ini lebih banyak berpusat di bidang
politik. Selain itu, Barat juga mulai bangkit, terutama dengan terbukanya jalan ke
pusat rempah-rempah dan bahan-bahan mentah di Timur Jauh, melalui Afrika
Selatan dan ditemukannya Amerika oleh Columbus tahun 1492 M. Namun
demikian, kekuatan Eropa pada waktu itu masih lemah jika dibandingkan dengan
kekuatan Islam.
7
awal (1800–1967) dan kebangkitan kedua (1967–sekarang). Pada periode
kebangkitan awal, muncul kesadaran pentingnya pembaharuan dalam Islam, baik
secara politik, militer, sosial, dan budaya. Sementara itu, pada kebangkitan kedua,
kekalahan Arab oleh Israel tahun 1967 menjadi titik yang menggugah umat. Inilah
yang kemudian menyebabkan berkembangnya pemikiran-pemikiran filosofis dan
metodologis dalam rangka pembaharuan Islam pada era kontemporer. Beberapa
tokoh pembaharu atau modernisasi di kalangan dunia Islam, yaitu Muhammad bin
Abdul Wahab di Arabia; Muhammad Abduh, Jamaluddin al-Afghani, Muhammad
Rasyid Ridha di Mesir; Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah dan Muhammad
Iqbal di India; H. Abdul Karim Amrullah, K.H. Ahmad Dahlan, dan KH. Hasyim
Asy’ari di Indonesia; dan masih banyak yang lainnya.
Secara berbeda, tetapi lebih terperinci dari Harun Nasution, Ahmad Al-
Usairy dalam At-Tarikh Al-Islami, menyebut periodisasi sejarah Islam secara
lengkap dibagi dalam periode berikut.5
1. Periode sejarah klasik (Masa Nabi Adam - sebelum diutusnya Nabi Muhammad
SAW.)
Periode ini merupakan fase sejarah sejak Nabi Adam dan dilanjutkan
dengan masa-masa semua Nabi hingga sebelum diutusnya Rasulullah SAW.
5
Ading Kusdiana, Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Peretengahan, CV Pustaka Setia,
Desember,2013. hlm 3
8
3. Periode sejarah Khulafaur-Rasyidin (632-661 M)
Masa ini dimulai sejak tahun 11 H hingga 41 H (632 M-661 M). Pada masa
itu terjadi penaklukan Islam di Persia, Syam (Syria), Mesir, dan lain-lain. Pada
masa itu manusia benar- benar berada dalam manhaj Islam yang benar. 6
6
IBID hlm 4
9
Salibis dari negara Islam. Pada masa ini, kaum Muslim semakin jauh dari agama
mereka.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sejarah merupakan
peristiwa dan kisah-kisah yang terjadi pada masa lampau. Sejarah peradaban Islam
adalah kemajuan dan tingkat intelektual serta spiritual yang menjadikan suatu
masyarakat madani. Peradaban Islam dimulai dari periodesasi Nabi Muhammad
saw. hingga perkembangan Islam sampai saat ini. Periodesasi peradaban Islam
merupakan ciri bagi sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks waktu dan
tempat dengan tolak ukur yang bermacam- macam periodesasi sejarah peradaban
Islam menurut Ahmad Al-Usairy terbagi menjadi beberapa periode yaitu periode
klasik, periode, sejarah rasulullah, periode sejarah khulafaurrasyidin, periode
pemerintahan Bani Umayyah, periode pemerintahan Bani Abbasiyah, periode
pemerintahan Mamluk, periode pemerintahan Usmani, periode Dunia Islam
Kontemporer. Sedangkan menurut Prof. Dr. Harun Nasution di bagi ke dalam tiga
periode yaitu periode klasik, periode pertengahan dan periode modern.
11
DAFTAR PUSTAKA
repo.iain-tulungagung.ac.id, Landasan Teori Sejarah Kebudayaan Islam,
September 2014
Faisal Ismail, Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Klasik, IRCiSoD, Yogyakarta
: 2017
12