Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN ISLAM

“Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam”

Dosen Pengampu : Dr. A.Aisyah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Aufa Aglira (2351020131)

Ayu Sukma Wati (2351020133)

Lurifa Descamelia Putri (2351020179)

Muhammad Shidqi Khoiri (2351020067)

PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil‘alamin, rasa syukur kehadirat Allah SWT penulis ucapkan, kare


na telah diberikan kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas kelompok dari mat
a kuliah “Sejarah Peradaban Islam” yang diampu oleh Ibu Dr. A.Aisyah, S.Pd., M.Pd. dengan
materi “Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam”.

Shalawat teriring salam penulis limpah curahkan terhadap suri tauladan kita Nabiyulla
h Muhammad SAW yang tentunya kita harapkan syafa’atul ‘uzma-Nya dihari kiamat kelak.
Penulis mengetahui bahwa dalam pembuatan makalah ini tentunya masih ada kesalahan dan k
ekurangan. Maka dari itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
supaya penyusunan makalah yang kurang baik ini bisa kami perbaiki dengan baik. Dan
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi yang sudah membaca dan memahaminya.

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

Bandar Lampung, Maret 2024

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah...................................................................................................3
B. Urgensi Pembelajaran Sejarah.................................................................................4
C. Makna Peradaban....................................................................................................6

D. Sejarah Sebagai Ilmu……………….…………………………………...…………7

E. Tipologi Sejarah......................................................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................................10
B. Saran.........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembahasan mengenai sejarah peradaban Islam sangatlah penting untuk
dijadikan perhatian saat ini. Tidak sedikit dari kalangan kita yang begitu kurang mengenal
dan tertarik atau bahkan tidak mau tahu tentang sejarah peradaban Islam. Sehingga
nantinya bisa berdampak pada hilangnya dari khayalak tentang pentingnya peristiwa-
peristiwa atau kejadian-kejadian di masa lampau yang bisa diambil hikmah dan dijadikan
pijakan untuk masa kini. Karena pentingnya pembelajaran sejarah peradaban Islam maka
kiranya penulis ingin menguraikan metodologi studi sejarah peradaban Islam yang nantinya
bagi para peminat sejarah bisa diambil beberapa point penting.
Untuk mengawali makalah ini penulis akan menjelaskan terlebih dahulu
definisi metodologi dan sejarah peradaban Islam yang di dalamnya juga ada penjelasan
tentang periodesisasi sejarah peradaban Islam. Kemudian dilanjutkan dengan bagaimana
cara-cara
atau jalan untuk melakukan penelitian sejarah khususnya dalam studi sejarah peradaban
Islam. Sehingga nantinya diharapkan para pengkaji sejarah dapat menggali, menjelaskan dan
menguraikan kejadian atau peristiwa dimasa lalu kepada masyarakat serta mengambil
hikmah-hikmah yang bisa diambil.
B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Sejarah?


2. Bagaimana Urgensi Pembelajara Sejarah?
3. Apa Saja Makna Peradaban Islam?
4. Bagaimana Sejarah Sebagai Ilmu Peradaan Islam?
5. Bagaimana Hubungan Tipologi Sejarah dengan Peradaban Islam?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Sejarah.


2. Untuk Mengetahui Urgensi Pembelajaran Sejarah.
3. Untuk Mengetahui Makna Peradaban Islam.
4. Untuk Mengetahui Sejarah Sebagai Ilmu Peradaan Islam.
5. Untuk Mengetahui Hubungan Tipologi Sejarah dengan Peradaban Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah
Sejarah dalam kamus bahasa Indonesia adalah asal-usul (keturunan) silsilah, kejadian
dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Sedangkan peradaban dalam
kamus adalah identik dengan kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir batin.
Pengertian sejarah secara umum adalah segala bentuk pengetahuan hasil penyelidikan d
ari masa lalu yang akan menjadi acuan atau pedoman untuk masa sekarang serta proses untuk
kemajuan di masa depan. Peristiwa yang terjadi masih berkaitan dengan kehidupan manusia
masa lampau dan peninggalannya adalah sejarah. Ada tiga unsur penting dalam sejarah, yaitu
manusia, ruang, dan waktu. Dalam hubungannya dengan tiga unsur penting itu, pengertian sej
arah secara umum terbagi menjadi:
1. Sejarah sebagai peristiwa yaitu berkaitan dengan aktivitas manusia.
2. Sejarah sebagai kisah merupakan rekonstruksi dari peristiwa sejarah yang telah
terjadi pada masa lampau yang kemudian disusun secara sistematis.
3. Sejarah sebagai ilmu yang mempelajari tentang masa lampau manusia.
4.

Beberapa pengertian sejarah menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Menurut Herodotus, sejarah tidak berkembang ke arah depan dan memiliki tujuan yang jelas,
melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi dan rendahnya diakibatkan oleh keada
an manusia itu sendiri.

Menurut Kuntowijoyo, sejarah adalah suatu hal peristiwa yang sudah terjadi di masa lalu yan
g direkonstruksi atau membangun kembali kejadian masa lampau untuk kepentingan masa ki
ni dan masa mendatang.

Menurut Mohammad Yamin, sejarah adalah ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyel
idikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan kenyataannya.

3
B. Urgensi Pembelajaran Sejarah

Seiring dengan perkembangan zaman hingga memasuki era milenial dewasa ini, yang
menuntut pergeseran ke arah kebutuhan yang bersifat bendawi dan diikuti dengan adanya
pergeseran budaya insani, mata pelajaran sejarah menjadi kurang popular di masyarakat,
khususnya di kalangan generasi muda. Sikap demikian paling tidak akan
menyebabkan pemahaman keliru sebagian guru sejarah ataupun siswa tentang makna
pengajaran sejarah di sekolah.

Lebih lagi apabila kenyataan ini dikaitkan dengan dinamika ilmu eksakta. Materi
sejarah hanya dilihat sebagai materi hapalan karena berisi muatan materi yang membahas
masalah bunuh membunuh, berebut kekuasaan antar penguasa, ganti bergantinya raja
(Kumalasari, 2007). Hapalan peristiwa dari tahun ke tahun, dan anggapan miring atau stigma
negatiνe lainnya tentang pembelajaran sejarah di sekolah. Akibatnya, konsep moral yang
sebenarnya terkandung dalam materi sejarah belum dapat disajikan secara bermakna
seirama dengan kepentingan pendidikan moral siswa.

Kondisi di atas tentu saja sangat meresahkan. Oleh karena itu, di era milenial
sekarang ini, pembelajaran sejarah harus kembali digalakkan, agar tidak dianggap remeh dan
dipandang sebelah mata. Pembelajaran sejarah harus dianggap sebagai pembelajaran yang
penting untuk terus mengingatkan kepada generasi muda mengenai makna dari mengingat
sejarah itu sendiri.

Pembelajaran sejarah di lingkup pendidikan memiliki makna yang sangat penting bagi
wujud dan keberlanjutan suatu bangsa. Terkait dengan hal tersebut Wiria Atmadja (2002:55)
menjelaskan bahwa sejarah sebagai bagian dari pengajaran anak manusia usianya sudah
cukup tua, jauh lebih tua dari saat untuk pertama kali sejarah dituliskan. Sampai saat ini
sejarah dimaknai sebagai peristiwa yang pernah berlangsung, kisah yang pernah terjadi
dan ilmu yang mempelajari peristiwa itu sehingga menghasilkan kisah sejarah yang dapat
digunakan sebagai salah satu sumber belajar bagi umat manusia dalam meniti kehidupan.

Didasarkan pada pengetahuan masa lampau tersebutapabila dikaji dengan perspektif


yang benar akan mampu membekali skill perƒormance manusia dalam menghadapi situasi
yang sama pada masa kini, memberikan pengertian dan pemahaman, menstimulasi imajinasi

4
serta membentuk kerangka berpikir yang mantap menuju pribadi bermakna, smart,
dalam kehidupan. Untuk itu, Wiria Atmadja (1992:57) menegaskan perlunya pengajaran
sejarah sebagai persiapan pendewasaan generasi muda dalam menjawab aneka
tantangan masa depannya, khususnya di era milenial. Di samping itu, pemberian materi
sejarah pada setiap jenjang pendidikan tersebut juga merupakan sarana pewarisan budaya
(cultural transmission) dalam rangka proses sosialisasi dan enkulturasi untuk mewujudkan
penumbuhan jati diri generasi penerus.

Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa pengajaran sejarah merupakan sumber nilai
dan moral preceps yang mengikat perilaku pribadi dan kelompok sehingga integritas
masyarakat serba terjamin kelangsungannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pengajaran sejarah tetap diperlukan
demi masa depan, khususnya generasi milenial. Hal ini diperkuat dengan anggapan bahwa
masa lampau tetap merupakan guru yang paling baik dalam memperoleh kesuksesan di masa
yang akan datang. Sejalan dengan sajian Moh. Iqbal, Van der Meulen (Widja: 2002)
mengatakan bahwa sejarah cukup mampu membangkitkan keinsafan wujud manusia
melalui gerakan bermakna berupa peralihan dari masa lalu ke masa depan.

Pengajaran sejarah mampu menyambung serba keunggulan di masa lampau


dengan serba keunggulan yang lebih bermakna di masa depan yang semakin menantang.
Dengan wawasan kesejarahan seperti ini, manusia bisa menerima aneka perubahan dan
perkembangan di bidang apapun termasuk ilmu dan teknologi sebagai keharusan, sekaligus
kewajaran, dalam perjuangan menuju peningkatan kualitas hidupnya. Pendidikan sejarah
harus memiliki ciri seperti:
1. Menekankan pada sejarah global, bukan hanya nasional ataupun lokal
2. Mengembangkan kepekaan moral untuk meningkatkan kesetiakawanan umat
manusia
3. Mampu mempersiapkan generasi baru tentang keyakinan yang berhubungan
dengan bagaimana mensiasati kehidupan masa depan berdasarkan beragam
pengalaman masa lampau yang dimilikinya

Dengan memperhatikan tiga hal tersebut, sebagaimana dikatakan oleh Toffler (Widja,
2000) bahwa pengajaran sejarah masih tetap bermakna di era milenial, dengan tekanan
bermakna pada era milenial dengan segala keruwetannya. Bagaimanapun juga kehidupan
masyarakat modern tetap memerlukan belajar sejarah, khususnya makna kesadaran sejarah

5
seperti terwujud dalam perilaku bermakna dalam dinamika kehidupan sehari-hari. Untuk
mencapai tujuan ini, penekanan pengajaran sejarah sebaiknya pada konsep makna sejarah
yang berorientasi pada penanaman nilai yang dinamis, progresif, serta merangsang siswa
untuk mengamalkan nilai-nilai masa lampau hingga menjadi kekuatan dan motivasi
dalam menghadapi tantangan di era milenial. Pendidikan sejarah ini bukan menjejali siswa
pada serba kegemilangan dan kebanggaan masa lampau yang dikhawatirkan melahirkan sikap
chauνinis, sifat yang mengagungkan kebangsaannya tanpa mau melihat bangsa lain sebagai
bagian dari kehidupan pada saat ini.

C. Makna Peradaban

Istilah peradaban berasal dari kata “adab” yang berarti sopan, berbudi pekerti, luhur,
mulia, atau berakhlak, yang seluruhnya merujuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Peradaban j
uga dapat diartikan sebagai kebudayaan yang tertinggi dalam kehidupan manusia, seperti seni,
arsitektur, serta kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Dengan begitu, bangsa-bangsa ya
ng pernah mencapai kejayaannya, walaupun sekarang tidak ada lagi, disebut dengan peradaba
n. Misalnya, peradaban Islam, peradaban Mesir, peradaban Yunani, dan lain-lain.

Ibnu Khaldun Ibnu Khaldun adalah sejarawan Islam pertama yang menulis tentang pe
radaban. Menurut Ibnu Khaldun, peradaban adalah keahlian dalam bidang kelapangan dunia,
memperbarui kondisinya, serta menemukan berbagai ciptaan yang mengagumkan, seperti tem
uan berbagai keahlian, dalam membuat bangunan, tempat-tempat, dan lain-lain.

Husain Mu'nis berpendapat bahwa peradaban adalah hasil dari setiap kesungguhan ya
ng dibangun manusia untuk memperbaiki keadaan hidupnya. Hasil tersebut dapat bersifat mat
eri maupun maknawi.

Pengertian peradaban menurut Koentjaraningrat adalah bagian dari unsur kebudayaan


yang halus, maju dan indah, seperti kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun, kepandai
an menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang memiliki sistem teknologi, dan masyara
kat kota yang maju dan kompleks.

Menurut Arnold Toynbee, arti peradaban adalah kebudayaan yang telah mencapai tara
f perkembangan teknologi yang lebih tinggi. Arnold juga menyebut peradaban sebagai kumpu

6
lan seluruh hasil budi daya manusia yang mencakup semua aspek kehidupan manusia, baik fi
sik maupun non-fisik.

Pengertian peradaban menurut Albion Small adalah kemampuan manusia dalam meng
endalikan dorongan dasar kemanusiannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Huntington menyebut peradaban adalah identitas terluas dari budaya yang teridentifik
asi melalui unsur-unsur objektif umum, seperti bahasa, sejarah, kebiasaan, agama, dan institu
si, maupun melalui unsir subjektif, seperti identifikasi diri.

Menurut pendapat Alfred Weber, pengertian peradaban adalah pengetahuan praktis da


n intelektual, serta sekumpulan cara yang bersifat teknis yang digunakan untuk mengendalika
n alam.

D. Sejarah Sebagai Ilmu

Sejarah sebagai ilmu mengkaji informasi dari masa lalu yang menjadi hasil dari kebuday
aan. Sejarah sebagai ilmu yang mengkaji fakta-fakta peninggalan masa lalu melalui metode il
miah. Setelah dilakukan verifikasi yang panjang mengenai informasi dan fakta, hasilnya haru
s dirangkai dalam historiografi. Dapat dikatakan, sejarah sebagai ilmu adalah salah satu bidan
g ilmu yang meneliti serta menyelidiki secara sistmeatis perkembangan masyarakat dan kema
nusiaan di masa lalu. Hasil penelitian dan penyelidikan dinilai secara kritis untuk dijadikan pe
doman bagi penilaian masa sekarang dan masa depan.
Sejarah sebagai ilmu memiliki arti bahwa sejarah merupakan pengetahuan tentang
peristiwa yang terjadi di masa lalu, kemudian disusun secara sistematis dan memiliki metode
pengkajian ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan suatu kebenaran atau suatu hal yang
nyata. Sejarah sebagai studi keilmuan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang pernah
terjadi dan dialami oleh manusia di waktu lampau dan telah meninggalkan jejak-jejaknya
hingga waktu sekarang. Dalam hal tersebut, aspek utama atau tekanan perhatian terletak pada
peristiwa yang terjadi (peristiwa yang bersifat khusus) dan ditulis dalam urutan
perkembangannya sampai menjadi suatu cerita sejarah.

A. Ciri-Ciri Sejarah Sebagai Ilmu


1. Bersifat Empiris

7
Empiris merupakan sebuah kata yang bermakna pengalaman, percobaan, penemuan, atau
pengamatan yang dilakukan. Salah satu ciri tersebut berasal dari bahasa Yunani, tepatnya dari
kata Empiria. Sejarah sebagai ilmu memiliki sifat empiris dikarenakan sejarah melakukan
kajian pada peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau. Kajian dilakukan atas dasar bukti-
bukti atau jejak-jejak yang ditemukan dan mendukung adanya peristiwa, salah satu bentuk
jejak atau bukti dapat berupa sebuah dokumen. Kemudian, dokumen itulah yang akan diteliti
oleh

sejarawan untuk menemukan fakta.

2. Memiliki Objek
Ciri-ciri yang kedua adalah memiliki objek yang berarti adanya perubahan atau
perkembangan kegiatan atau aktivitas manusia dalam dimensi waktu (masa lampau). Dalam
hal ini, waktu merupakan salah satu unsur paling penting dalam sejarah. Tentu saja waktu
yang dimaksud adalah waktu waktu terjadinya peristiwa di masa lalu.

3. Memiliki Teori
Teori adalah pendapat yang dikemukakan oleh ahli dan berfungsi sebagai keterangan
mengenai suatu peristiwa yang terjadi. Dalam sejarah, isi dari teori adalah satu kumpulan
tentang kaidah-kaidah pokok suatu ilmu yang diajarkan berdasarkan keperluan peradaban.
Sedangkan rekonstruksi sejarah yang dilakukan ialah pengenalan adanya teori yang berkaitan
dengan beberapa hal, yaitu sebab akibat, subjektivitas, objektivitas, dan eksplanasi.

4. Memiliki Metode

Metode merupakan langkah atau cara yang sistematis serta tidak melenceng dari norma-
norma yang berlaku dan digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Setiap ilmu
pengetahuan tentu memiliki tujuan, begitu juga sejarah.

B. Contoh Sejarah sebagai Ilmu


1. Teori masuknya Hindu-Budha ke Indonesia. Contoh pertama adalah mengenai teori
masuknya agama serta kebudayaan Hindu-Budha ke Nusantara. Berdasarkan referensi
yang ada, banyak sekali teori yang membahas tentang peristiwa ini, termasuk 4 teori

8
yang cukup terkenal yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Arus Balik. Masing-
masing teori telah memiliki bukti dan telah dikaji secara ilmiah serta sistematis,
sehingga teori tersebut dapat dikategorikan sebagai contoh sejarah sebagai ilmu.

2. Teori masuknya Islam ke Indonesia. Selain masuknya agama dan kebudayaan Hindu-
Budha ke Indonesia, teori tentang masuknya Islam ke Indonesia juga masuk dalam
kategori contoh sejarah sebagai ilmu. Terdapat banyak teori dalam peristiwa
masuknya Islam ke Indonesia, salah satunya adalah teori Gujarat. Dalam teori Gujarat
dijelaskan bahwa agama Islam yang berhasil masuk ke Nusantara adalah berasal dari
Gujarat. Selain itu, terdapat teori-teori lainnya yang memiliki pendapat berbeda dan
tentunya juga memiliki bukti yang kuat. Maka dari itu teori masuknya Islam ke
Indonesia menjadi salah satu contoh sejarah sebagai ilmu.

3. Teori Nusantara. Teori Nusantara disebut juga sebagai teori asal-usul nenek moyang
bangsa Indonesia yang menjelaskan tentang nenek moyang Indonesia yang
bukan berasal dari luar Nusantara. Teori ini diperkuat dengan adanya bukti, mulai dari
kondisi geografis Indonesia, persebaran manusia, dan juga migrasi bahasa.
4. Teori Yunan. Selain teori Nusantara, terdapat teori lain yang menjelaskan tentang
asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia yaitu teori Yunan. Dalam teori ini
dijelaskan bahwa Tiongkok Selatan adalah daerah asal nenek moyang Indonesia, lebih
tepatnya adalah daerah Yunan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya jejak-
jejak yang telah diteliti oleh para sejarawan.
5. Teori Out of Taiwan. Tak hanya teori Nusantara dan Yunan saja yang
menjelaskan tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia, teori lainnya yang
membahas hal sama yaitu teori Out Of Taiwan. Teori ini menjelaskan nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari rumpun Austronesia dan menjadi salah satu contoh
sejarah sebagai ilmu karena memiliki bukti yang kuat dari hasil pendekatan
linguistik/ bahasa.

E. Tipologi Sejarah
Tipologi adalah usaha untuk kemudian mengelompokkan atau mengklasifikasikan
sebuah objek berdasarkan identifikasi tipe yang memiliki kesamaan identitas. Tipe suatu
objek tersebut merupakan hasil karya manusia dalam suatu periode waktu, sehingga patut
kemudian untuk ditelusuri periodesasi pembentukan serta pengembangan sebuah objek

9
tersebut.
Langkah-langkah dalam melakukan studi tipologi yaitu:
1. Menentukan bentuk-bentuk dasar yang ada dalam objek struktural.
2. Menentukan sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh setiap objek arsitektural,
berdasarkan bentuk daar yang ada padanya.
3. Mempelajari proses perkembangan bentuk dasar tersebut sampai kepada
perwujudannya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan materi yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah
segala bentuk pengetahuan hasil penyelidikan dari masa lalu yang akan menjadi acuan atau p
edoman untuk masa sekarang serta proses untuk kemajuan di masa depan. Peristiwa yang terj
adi masih berkaitan dengan kehidupan manusia masa lampau dan peninggalannya adalah seja
rah. Ada tiga unsur penting dalam sejarah, yaitu manusia, ruang, dan waktu.

B. Saran

Demikianlah makalah yang telah kami buat, tentunya makalah ini masih banyak kekuran
gan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari berbagai pihak guna untuk memperbaiki makalah ini. Dan semoga den
gan membaca makalah ini bisa memberikan manfaat serta ilmu bagi seluruh pihak yang mem
bacanya mengenai materi tentang Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam.

10
DAFTAR PUSTAKA

As-Sirjani, Raghib. 2011. Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia. Terjemahan: Sonif, Mas
turi Irham dan Malik Supar. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Diandra, Dessy. 2021. Pengantar Antropologi. Yogyakarta: DIVA Press.

Kamaludin, Mohammad. 2021. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar dalam Bingkai Keislaman: Se
buah Alternatif untuk Memahami ISDB. Malang: UMM Press.

Prof. Dr. H. J. Suyuthi Pulungan, M.A. 2022. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.

11

Anda mungkin juga menyukai