Deno (2351010153)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya pada kita semua, sehingga tim penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah yang telah ditugaskan kepada tim penulis. Salawat serta salam senantiasa kita
sanjung agungkan kepada Nabi Besar Muhammad saw., yang kita nanti-nantikan syafaatnya
di yaumil qiyamah nanti.
Rasa terima kasih secara mendalam kami haturkan kepada dosen pengampu mata
kuliah tim penulis yang telah memberikan tim penulis kesempatan untuk memulai studi, serta
membimbing tim penulis, hingga selesainya penyusunan makalah ini.
Diajukannya makalah yang berjudul “Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam”
ini tak lain ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
Ada pun pembahasan yang dimuat pada makalah kali ini adalah dasar-dasar pengantar,
sebagai pintu gerbang yang mengawali perjalanan studi sejarah peradaban Islam ke depannya,
yakni tentang: pengenalan terhadap pengertian sejarah, urgensi pembelajaran sejarah, makna
peradaban, sejarah sebagai ilmu, dan tipologi sejarah.
Semoga makalah sederhana ini dapat memamparkan kontennya dengan baik, sehingga
dapat dengan mudah menghaturkan ilmu dan wawasan yang bermanfaat dunia wal akhirah
bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................................3
A. Definisi Sejarah...........................................................................................................................3
B. Urgensi Pembelajaran Sejarah...................................................................................................4
C. Definisi Peradaban......................................................................................................................5
D. Sejarah Sebagai Ilmu...................................................................................................................6
E. Tipologi Sejarah..........................................................................................................................7
BAB III KESIMPULAN...............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dinamika sosial yang kian hari kian tidak bisa dibendung pergerakannya,
manusia, dengan pergerakan peradabannya sering kali tak sadar bahwa kehidupan yang
dipijakinya terus berjalan, bahkan bergolek dari satu periode ke periode lainnya. Terus
berkembangnya pemikiran manusia, lantas terus-menerus menciptakan kebutuhan tertentu
yang harus segera terpenuhi. Hal ini pun secara spontan membuat manusia terpacu dalam
orbit tertentu untuk mengejar apa yang menjadi pemenuh kebutuhannya, sehingga sering
kali manusia tanpa sadar telah bergerak jauh menuju tujuan-tujuannya yang tak akan
pernah berhenti muncul selama manusia masih hidup. Proses inilah, yang kemudian
menjauhkan manusia dari apa yang telah dipijaknya di masa lampau, seperti sejarah.
Padahal, secara universal, sejarah sendiri memiliki peran penting sebagai acuan pola
linier, baik untuk menaksir kejadian mundur lebih jauh ke belakang, atau untuk
memprediksi, merencanakan, bahkan justru sebagai langkah preventif di masa mendatang.
Ketika manusia telah melupakan sejarah, manusia akan mulai kehilangan pola, bahkan
dapat terjerumus kembali dalam kesalahan yang sama. Sementara, jika untuk kembali
pada kejadian bagus yang sama, manusia tidak bisa harus mengingat dan mempelajari
sejarahnya untuk mencapai hal tersebut.
Maka dari itu, urgensi pembelajaran sejarah sudah semestinya menjadi agenda bagi
seluruh umat manusia secara universal, untuk melihat dan membentuk pola linear
kehidupan, agar tidak terjerumus pada kesalahan yang sama, serta untuk kembali
mempelajari kejayaan di masa lalu, supaya dapat dicapai atau dijadikan acuan bagi
kejayaan di masa sekarang. Terutama dalam lingkup Islam sendiri, di mana Islam telah
mencapai masa keemasannya di masa lampau, dan sedang menuju masa keemasannya
kembali, maka sejarah peradaban Islam, sudah semestinya menjadi urgensi bagi seluruh
umat dan cendikianya. Dengan memperhatikan sifat pembelajaran ilmu sendiri yang harus
dilakukan secara konkret dan ilmiah, maka berikut ini adalah pengenalan mengenai
metodologi studi sejarah peradaban islam, yang merupakan dasar-dasar yang harus
dipelajari dalam studi sejarah peradaban Islam, sebagai langkah primer yang
1
mengantarkan pada pendalaman materi selanjutnya, supaya terjadi pemaksimalan
pemahaman ke depannya..
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, berikut ini adalah rumusan masalah yang
muncul untuk dipecahkan dalam makalah ini:
1. Apa yang dimaksud dengan sejarah?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sejarah
Dalam menelisik definisi dari suatu kata, pada umumnya terdapat dua
pendekatan, yakni:
1. Secara etimologis
Secara etimologis, atau dari asal usul katanya, definisi sejarah
sendiri berasal dari beberapa bahasa. Dalam bahasa Indonesia, sejarah
berasal dari bahasa Arab : (ةرجشšajaratun) yang artinya pohon. Dalam
bahasa Arab, kata sejarah disebut tarikh ( ) خيرات. Adapun kata tarikh
dalam bahasa Indonesia artinya waktu. Kata Sejarah lebih dekat pada
bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu. Dalam bahasa Inggris
berasal dari history, yakni masa lalu. Dalam bahasa Prancis historie,
bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berarti yang
terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis.1
2. Secara istilah
Sejarah, babad, hikayat, riwayat, atau tambo dalam bahasa
Indonesia dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-
benar terjadi pada masa lalu atau silsilah, terutama bagi raja-raja.2
J. Bank berpendapat bahwa Sejarah merupakan semua kejadian
atau peristiwa masa lalu. Sejarah untuk memahami perilaku masa lalu,
masa sekarang dan masa yang akan datang. Robin Winks berpendapat
bahwa Sejarah adalah studi tentang manusia dalam kehidupan
masyarakat. Leopold von Ranke berpendapat bahwa sejarah adalah
peristiwa yang terjadi.3
Dari definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa sejarah merupakan
rangkaian atau sebuah peristiwa yang terjadi di masa lalu, dan sering kali dijadikan ilmu
untuk pembelajaran masa mendatang. Dan setelah memahami definisi sejarah yang
1
Tengku Iskandar, Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur,
1996, hlm. 1040
2
Ibid., hlm. 1041
3
Abdullah, T. dan A. Surjomihardjo. 1985. Ilmu Sejarah dan Historiografi;
Arah dan
Perspektif. Jakarta: Gramedia.
3
memang berkaitan erat dengan perkembangan dan kemaslahatan di masa mendatang, maka
akan terlahir kesadaran akan urgensi-urgensi tertentu tentang pentingnya mendalami ilmu
sejarah, seperti sebagai berikut.
4
Setelah memahami sejarah dan urgensi pembelajarannya, maka ranah
selanjutnya dalam lingkup studi sejarah peraaban Islam yakni mengenai
peradaban itu sendiri. Sejarah dan peradaban pada dasarnya merupakan kedua
hal yang saling berhubungan, di mana sejarah merupakan rekaman dari
bagaimana peradaban itu berjalan, dan kemungkinan besar pula rekaman
sejarah tersebut dapat memengaruhi dinamika peradaban di masa mendatang.
C. Definisi Peradaban
1. Secara etimologis
Dalam bahasa Indonesia, peradaban sendiri berasal dari kata
“adab” yang kemudian berarti hal yang menyangkut sopan santun, budi
bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa.4
Prof. Franz Rosenthal menerjemahkan `umran sebagai
urbanization dan civilization. Apa yang disebut dengan `umran pada
abad keempat belas memiliki arti yang sama dengan pengertian
civilization (peradaban) pada abad kedua puluh. 5 Kata civilization
(peradaban) berasal dari bahasa Latin, civitas, yang berarti city (kota).
Alasan yang menegaskan asal kata ini adalah, bahwa setiap peradaban
besar memiliki kota-kota besar dan karakteristik dasar peradaban yang
paling mudah untuk diamati, ada di dalam kota.6
Beberapa antropolog juga menegaskan adanya fakta bahwa
tiap-tiap peradaban meluas dari pusat kota, mempengaruhi daerah
sekeliling, baik dalam bidang ekonomi, politik, mauopun budaya
(misalnya peradaban Mesir, Aztec, dan Yunani).7
2. Secara Istilah
Menurut Toynbee, Peradaban merupakan buah dari aktifitas
manusia diranah sosial dan moral yang merupakan gerakan yang terus
4
Badan Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. n.d.
“Peradaban” In Kamus Besar Bahasa Indonesia. Def. 2. Balai
Pustaka. https://kbbi.web.id/peradaban.
5
Ibn Khaldun, The Muqaddimah, (terjemahan dalam bahasa Inggris oleh F.
Rosenthal), Priceton, 1967, 1, lxxvii (Introduction).
6
J.R. Staryer, The Mainstream of Civilization Process, U.S.A., 1974,
xxviii.
7
Darcy Riberio, The Civilization Process, Washington, 1968, hlm. 19
5
melaju bukan realitasi yang statis dan kaku. Ia tidak lain adalah
perjalanan kehidupan yang terus berlangsung.8
Jika ditelisik kembali, maka dari definisi-defiinisi tersebut, dapat dilihat bahwa
peradaban merupakan objek yang direkam dalam sejarah, yang kemudian
dapat kembali memengaruhi pergerakan peradaban selanjutnya, dan kemudian
kembali direkam dalam sejarah. Hal ini merupakan bukti bahwa sejarah dan
peradaban memanglah amat berkaitan erat, bahkan saling memengaruhi satu
sama lain.
Setelah memahami sejarah, peradaban, hingga hubungan keduanya, maka
ranah selanjutnya yang harus dipelajari adalah pembahasan ilmu sejarah secara
lebih mendalam, yakni dengan memahami sejarah sebagai ilmu yang lebih
konkret seperti sebagai berikut.
6
kritik (memertimbangkan factor sejarah dari sumber
tersebut), interpretasi (analiss), dan yang terakhir adalah
histografi (penyajian hasil).
3. Aspek aksiologi
Aspek aksiologi merupakan manfaat yang didapat dari studi
sejarah seperti yang telah disebutkan pada urgensi-urgensi
pembelajaran sejarah.
E. Tipologi Sejarah
Tipologi pada dasarnya merupakan pengelompokkan akan suatu objek
studi. Dalam sejarah sendiri, pengenalan tipologi akan mengarah pada
upaya untuk mengkelaskan, mengelompokkan atau mengklasifikasikan
berdasar aspek atau kaidah tertentu berdasarkan antara lain: (1) fungsi,
meliputi penggunaan ruang, struktural, simbolis, dan lain-lain; (2)
geometrik, meliputi bentuk, prinsip tatanan, dan lain-lain; (3) langgam,
meliputi periode, lokasi atau geografi, politik atau kekuasaan, etnik dan
budaya, dan lain-lain. Berdasarkan kepada seluruh paparan di muka,
bisa diambil sebuah makna simpulan dari tipologi arsitektur yaitu
bahwa Tipologi merupakan sebuah metode ataupun konsep yang
berupaya untuk mengklasifikasikan sebuah objek bangunan atas dasar
kondisi dan kesepakatan bagi terciptanya kesamaan bahasa
(komunikasi) dengan berdasarkan atas; fungsi, geometrik, langgam,
warna, skala, tekstur, bentuk, garis, kebudayaan, sosial-politik dsb Hal
ini berarti ada satu tipe-tipe tertentu dari suatu bangunan yang akan
membentuk satu karakter, ciri atau image yang secara “general” dapat
dijadikan patokan untuk dapat dikelompokan, seperti warna, skala,
tekstur, garis, bentuk, potongan-potongan bidang maupun ruang.
BAB III
KESIMPULAN
7
Secara universal, sejarah merupakan rekaman dari dinamika pergerakan peradaban
manusia, yang kemudian menjadi urgensi untuk dipelajari karena dampaknya pada
pembentukan pola peradaban yang dapat diarahkan kepada arah yang lebih baik.
Seiring berkembangnya pemikiran manusia, sejarah pun lantas dikaji lebih mendalam
dengan cara yang lebih ilmiah dan konkret dengan dijadikannya sejarah sebagai ilmu,
bidang studi dan penelitian. Hal ini tak lain dilakukan untuk terus me nyejahterakan
peradaban manusia melalui pola peradaban manusia itu sendiri.
8
DAFTAR PUSTAKA