Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH SEJARAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Materi IPS SD

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Yalvema Miaz, M.A., Ph,D

OLEH :

RAFIKA (20129191)

20 BKT 10

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sejarah ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Materi IPS SD. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Yalvema Miaz, M.A., Ph,D,
selaku dosen mata kuliah materi IPS SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi, 6 Maret 2021

Rafika

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan Masalah........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah...................................................................................................6
B. Unsur-Unsur Sejarah................................................................................................7
C. Ruang Lingkup Sejarah............................................................................................9
D. Periodesasi dalam Studi Ilmu Sejarah....................................................................16
E. Konsep-Konsep Dasar Sejarah..............................................................................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................22
B. Saran .....................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah adalah pengalaman hidup manusia pada masa lalu dan akan berlangsung
terus sepanjang usia manusia. Mempelajari sejarah merupakan perwujudan dari tanggung
jawab manusia akan hal-hal yang telah dilakukannya serta keinginan untuk dapat hidup
lebih mulia di masa selanjutnya. Pengabaian akan sejarah akan mengakibatkan amnesia
kelampauan yang diikuti kehilangan identitas diri. Seseorang yang mengalami krisis
identitas tidak akan mungkin mampu membangun dan mengupayakan kehidupannya
lebih baik lagi. Sayangnya, kemampuan manusia dalam mengingat tidak diwariskan
secara genetis seperti bakat seseorang yang sifatnya intuitif. Kemampuan manusia
mengingat dan menimbang harus melalui tahap belajar. Alangkah meruginya jika
manusia tak mampu mengambil hikmah dari peristiwa sejarah. Masa kini merupakan
konsekuensi dari masa lalu. Manusia tidak akan mungkin mengerti masa kini tanpa
mengerti sejarah bagaimana peristiwa itu terjadi. Tak ada peristiwa yang berdiri sendiri
terlepas dari masa lalunya. Historisitas manusia merupakan suatu kekhasan sekaligus
sebagai pembeda dari makhluk lainnya. Tak ada yang mampu melepaskan diri dari
sejarah dirinya dan masyarakatnya, kecuali orang yang mengalami lupa ingatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sejarah ?
2. Apa unsur-unsur sejarah ?
3. Apa ruang lingkup sejarah ?
4. Bagaimana periodesasi dalam studi ilmu sejarah ?
5. Apa konsep-konsep dasar sejarah ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sejarah
2. Mengetahui unsur-unsur sejarah

4
3. Mengetahui ruang lingkup sejarah
4. Mengetahui periodesasi dalam studi ilmu sejarah
5. Mengetahui konsep-konsep dasar sejarah

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah
Secara etimologi, kata sejarah berasal dari bahasa arab yaitu “syajaratun” yang
berarti “pohon” sedangkan didalam bahasa arab sendiri, sejarah disebut tarikh. Kata
“pohon” bermakna suatu percabangan geneologis dari suatu kelompok keluarga tertentu
yang menyerupai profil pohon yang penuh dengan cabang beserta rantingnya pada bagian
atas kemudian percabangan dari akar – akarnya dari bagian bawah.
Kata “syajaratun” kemudian berkembang di dalam bahasa melayu sebagai
“syajarah” yang pada akhirnya menjadi kata “sejarah” di dalam bahasa Indonesia. Jadi,
pada awalnya kata “syajarah” digunakan untuk menggambarkan silsilah / keturunan.
Kata sejarah sebenarnya lebih dekat dengan bahasa Yunani yakni historia yang
berarti ilmu atau orang pandai. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut history yang
berarti masa lalu dimana kata “history” berasal dari bahasa Yunani Kuno
yakni “istoria” yang berarti belajar dengan cara bertanya.
Kata “istoria”  kemudian berkembang menjadi pengkajian dan pembelajaran
yang menyangkut manusia secara kronologis atau berdasarkan urutan waktu. Di dalam
bahasan Jerman, sejarah disebut Geschichte, sedangkan dalam bahasa Belanda disebut
geschidenis atau historie yang berarti kejadian yang dibuat oleh manusia.
Dalam bahasa Indonesia, sejarah dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa
yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal usul (keturunan) silsilah, terutama
bagi raja-raja yang memerintah.
Dilihat dari sisi bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), sejarah
memiliki tiga makna. Pertama, asal-usul (keturunan) silsilah. Kedua, kejadian dan
peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Ketiga, sejarah bermakna
pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi pada
masa lampau. Oleh sebab itu, jika dikaitkan dengan ilmu sejarah, maka definisinya
adalah ilmu yang mempelajari kejadian atau peristiwa pada masa lalu manusia, lalu
dilakukan rekonstruksi apa yang terjadi pada masa tersebut.

6
Sejarah berkaitan erat dengan waktu dan peristiwa. Para ahli sejarah membuat
periodisasi untuk mengatasi masalah pentingnya waktu dalam rekonstruksi sejarah. Dan,
para ahli sejarah memiliki definisinya sendiri dalam memaknai sejarah.
Menurut J. Bank dalam buku Ilmu Sejarah dan Historiografi; Arah dan Perspektif
(1985), sejarah merupakan semua kejadian atau peristiwa masa lalu, yang bertujuan
untuk memahami perilaku masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.
Senada dengan itu, sejarawan asal Amerika, Robin Winks berpendapat, sejarah
merupakan pembelajaran tentang manusia dalam kehidupan masyarakat. Lalu, sejarawan
Jerman, Leopold von Ranke mengatakan, sejarah adalah peristiwa yang terjadi.
Sementara itu, ahli sejarah dari Indonesia, Sartono Kartodirjo, mendefinisikan
sejarah lebih detail lagi. Menurutnya, sejarah adalah gambaran masa lalu manusia dan
sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap. Sejarah di
dalamnya meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang
memberikan pengertian pemahaman tentang apa yang telah berlalu.
Menurut sejarawan Inggris, Sir Charles Firth, sejarah merekam kehidupan
manusia, perubahan yang terus berlangsung, merekam ide-ide, dan merekam kondisi-
kondisi material yang membantu atau merintangi perkembangannya.
Namun, menurut sejarawan Inggris, John Tosh, sejarah merupakan memori
kolektif, pengalaman melalui pengembangan suatu rasa identitas sosial manusia, dan
prospek manusia tersebut di masa yang akan datang.

B. Unsur-Unsur Sejarah
1. Manusia
Unsur sejarah yang paling utama adalah manusia. Manusia menjadi
sejarah karena keberadaannya memengaruhi kehidupan. Sejarah tidak akan
membahas mengenai sejarah binatang atau tumbuhan karena sudah masuk dalam
kajian ilmu biologi atau zoology. Sejarah selalu berkaitan dengan manusia karena
manusia adalah pelaku dan objek utama dalam kejadian bersejarah. Manusia
memiliki peranan yang sangat penting karena manusia adalah sentral dari sebuah
sejarah. Manusia sebagai subjek sejarah berarti tindakan manusia dalam
menentukan arus kesejarahan. Peran ini kebanyakan dilakukan sejarawan yang

7
meneliti dan menulis peristiwa masa lalu. Manusia sebagai subjek sejarah
cenderung bersifat subjektif. Perbuatan, gejala, dan keadaan manusia dalam ruang
dan waktu tertentu menjadi penentu dari suatu peristiwa sejarah. Seperti yang
dikatakan oleh Ernst Berheim bahwasanya manusia merupakan objek sejarah.
Peristiwa yang terjadi pun bisa berlangsung cepat ataupun lama, bisa juga
kompleks ataupun sederhana. Semua itu bergantung pada manusia beserta
lingkungan yang ada.
2. Ruang
Ruang juga termasuk pada elemen sejarah yang penting. Tempat kejadian
suatu sejarah disebut sebagai ruang. Ruang pun memiliki peran yang sangat
penting karena dalam suatu peristiwa sejarah, pasti terdapat tempat terjadinya
suatu peristiwa bersejarah. Sejarah Terikat pada ruang atau tempat tertentu yang
merujuk pada aspek geografis. Geografi itu sendiri meninjau kegiatan manusia
dan peristiwa yang terjadi dalam dimensi ruang. Dengan adanya unsur / dimensi
ruang maka akan memberikan pemahaman kepada pembaca tentang peristiwa
sejarah menjadi riil. Seperti yang dikemukakan oleh Teori Determinisme
Geografis bahwa ada hubungan yang erat antara peristiwa dengan ruang yaitu
faktor geografis sebagai satu – satunya faktor penentu jalannya peristiwa sebuah
sejarah. Dimana proses sejarah berlangsung dengan batasan berdasarkan lokasi
terjadinya. Oleh karena itulah, sejarah dapat dibagi atas sejarah lokal, sejarah
daerah, sejarah nasional, sejarah benua, dan sejarah dunia.
3. Waktu
Unsur sejarah berikutnya adalah waktu. Waktu memiliki peran yang
penting dalam unsur sejarah karena dengan waktu, kita dapat mengetahui kapan
suatu peristiwa sejarah terjadi. Waktu sangat penting dalam sejarah karena sejarah
selalu berkaitan dengan kronologi dan keunikan. Setiap peristiwa sejarah
memiliki keunikan yang selalu berbeda dari waktu ke waktu. Sejarah terikat
dengan waktu / period. Waktu merupakan unsur yang sangat penting dalam
konsep sejarah karena sejarah membahas aktivitas manusia dalam kurun waktu
tertentu. Dimana yang dimaksud kurun waktu adalah batasan waktu yang
sistematis yang terdiri batasan awal dan akhir. Contohnya perlawanan Diponegoro

8
atau Perang Jawa melawan Belanda (1825-1830), berbeda dengan Perang Padri
yang terjadi di Sumatera Barat. Konsep waktu berbicara tentang bagaimana
manusia memanfaatkan waktu dengan kesadaran diri mereka masing – masing.
Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki kesadaran terhadap waktu
sehingga hanya manusialah yang memiliki sejarah. Sejarah juga disajikan secara
sistematis dimana rangkaian peristiwanya diurutkan berdasarkan waktunya. Kita
dapat mengatakan bahwa sejarah bersifat kronologis yakni terdapat periodesasi di
dalamnya. Konsep waktu memiliki kesatuan dari kelangsungan waktu yang terdiri
atas tiga dimensi yaitu waktu yang lalu, sekarang dan akan datang.
4. Peristiwa
Peristiwa yang menunjang bagi karakteristik cerita sejarah yang  disusun
oleh sejarawan atau peristiwa yang mempunyai makna sosial.
5. Kausalitas
Jika penyampaian sejarah bersifat deskriptif maka fakta – fakta yang perlu
diungkapkan berkaitan dengan apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana.
Keingintahuan terhadap peristiwa sejarah sebagian besar tentunya akan terpenuhi
jika diketahui data deskriptifnya. Sebagai contoh, penggunaan pertanyaan
bagaimana, akan menjawab beberapa keterangan tentang sebab-sebabnya
meskipun hanya disampaikan secara implisit tidak eksplisit.

C. Ruang Lingkup Sejarah


1. Sejarah sebagai peristiwa
Sejarah dikatakan sebagai peristiwa ialah menyangkut kejadian yang
penting, nyata dan aktual. Sejarah ini telah benar terjadi di masa lalu dan tidak
berulang-ulang. Poin pentingnya, kejadian tersebut benaran terjadi di masa lalu.
Tanpa adanya kejadian tersebut di masa lalu, tidak boleh disebut sebagai sejarah.
Peristiwa yang tidak terkait dengan peristiwa lain dimana menjadikan ini
dinamika atau proses konteks histori bisa dianggap bukan sejarah. Jadi antara
peristiwa  yang terjadi itu harus terdapat hubungan sebab akibat, yang terdapat
dalam konteks waktu, pelaku, dan tempat. Peristiwa adalah kenyataan yang
bersifat absolut dan objektif. Karena peristiwa itu benar-benar ada dan terjadi,

9
maka peristiwa itu dianggap sebagai kenyataan sejarah. Semua yang terjadi pada
masa lalu merupakan peristiwa atau kenyataan sejarah. Kenyataan sejarah itu
pada dasarnya objektif, artinya suatu kenyataan peristiwa yang memang benar-
benar terjadi. Peristiwa itu dapat kita ketahui melalui bukti-bukti yang dapat
menjadi saksi terhadap peristiwa itu.
Dalam sejarah, peristiwa itu terjadi diantaranya karena adanya hubungan
sebab akibat, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Internal disebabkan
fakor yang ada dalam peristiwa itu sendiri, misalnya lahirnya pergerakan nasional
di Indonesia pada awal abad ke-20 disebabkan oleh lahirnya kaum terpelajar
sebagai dampak dari politik pendidikan yang dilakukan pemerintah Hindia
Belanda melalui politik etis. Sedangkan secara eksternalnya pergerakan itu lahir
disebabkan oleh kemenangan Jepang terhadap Rusia 1904 – 1905.
Peristiwa sejarah merupakan suatu perubahan kehidupan. Sejarah pada
hakekatnya adalah sebuah perubahan. Sejarah mempelajari aktifitas manusia
dalam konteks waktu. Dengan melihat aspek waktu akan terlihat perubahan dalam
kehidupan manusia. Perubahan kehidupan tersebut berupa aspek politik, ekonomi,
sosial dan budaya.
Peristiwa sejarah terjadi dalam ruang yang beragam. Mulai dari yang lebih
kecil sampai yang lebih luas. Dalam ruang yang kecil peristiwa sejarah dapat
terjadi pada sebuah keluarga. Banyak hal yang bisa kita lihat tentang kehidupan
keluarga. Peristiwa-peristiwa penting dalam keluarga biasanya ditampilkan oleh
tokoh biografi seseorang. Tokoh yang ditulis akan menceritakan peristiwa apa
saja yang terjadi pada keluarga dan dirinya. Mulai dari peristiwa kelahiran, masa
kanak-kanak, remaja, dewasa, peristiwa pernikahan dan peristiwa lainnya
Peristiwa bisa dikatakan penting kalau kejadiannya bisa mempengaruhi
terjadinya kegiatan atau peristiwa lain yang sekarang maupun terhadap kehidupan
berikutnya.
Adapun contoh sejarah sebagai peristiwa yaitu :
 Pertempuran medan area
 Pertempuran 10 november
 Pertempuran bandung lautan api

10
 Super semar, peristiwa G30S/PKI
 Peristiwa kemerdekaan Indonesia
 Dan masuknya Indonesia sebagai anggota PBB
2. Sejarah sebagai kisah
Sejarah adalah rangkaian cerita berupa narasi yang disusun berdasarkan
ingatan, tafsiran manusia ataupun kesan tentang kejadian yang terjadi di masa
lalu. Kisah yang disajikanpun dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis.
Apabila secara lisan, kisah dapat disampaikan dalam bentuk ceramah, pidato dan
sebagainya. Kalau secara tertulis, kisah ini dapat dijadikan ke dalam bentuk cerita
pendek, majalah atau buku. Kisah yang disajikanpun berbeda-beda tergantung
dari pihak mana yang menceritakan kisahnya.
Sejarah sebagai kisah adalah hasil rekonstruksi dari suatu peristiwa oleh
para sejarawan. Untuk mewujudkan sejarah sebagai kisah diperlukan fakta-fakta
yang diperoleh dari sumber sejarah. Wujud sejarah sebagai kisah berupa tulisan
atau buku-buku sejarah yang dapat kita baca. Sejarah sebagai kisah dapat diulang-
ulang, ditulis oleh siapa saja dan kapan saja. Dalam bentuk kisah sejarah inilah
peristiwa masa lalu dihadirkan sebagai data sejarah. Sejarah sebagai kisah
memiliki sifat subjektif.
Sejarah sebagai kisah berupa narasi yang disusun dari memori, kesan, atau
tafsiran manusia terhadap kejadian yang terjadi atau berlangsung pada masa
lampau. Artinya, sejarah bersifat serba subjek. Hal ini berbeda dengan sejarah
sebagai peristiwa yang bersifat objektif. Sejarah sebagai kisah dapat menjadi
subjektif karena sejarah sebagai kisah adalah sejarah sebagaimana dituturkan,
diceritakan oleh seseorang. Satu peristiwa yang sama jika dituturkan oleh dua
orang atau lebih akan menghasilkan suatu penuturan cerita yang berbeda. Karena
setiap orang akan memberikan tafsiran yang berbeda tentang peristiwa tersebut.
Sejarah sebagai kisah bersifat subjektif karena dipengaruhi oleh
interpretasi yang dilakukan oleh penulis. Subjektivitas tersebut terjadi lebih
banyak disebabkan oleh faktor-faktor kepribadian dari sipenulis atau penutur
sejarah. Faktor-faktor tersebut adalah :

11
a. Kepentingan dan nilai-nilai; Penulis sejarah memiliki kepentingan dalam
menulis atau menuturkan sejarah. Kepentingan itu bisa bersifat pribadi
atau kelompok. Kepentingan pribadi akan banyak ditonjolkan dalam
sebuah biografi. Seorang tokoh secara pribadi ingin menunjukan bahwa
pribadinya mempunyai peran dalam sebuah peristiwa penting. Sedangkan
kepentingan kelompok bergantung kepada jenis kelompoknya. Nilai-nilai
yang dimiliki seorang penulis pun akan mempengaruhi penulisan atau
penuturan sejarah. Nilai-nilai itu berupa keyakinan yang bersumber dari
agama atau moral etika, nasionalisme, dan lain-lain.
b. Kelompok sosialnya; Kelompok sosial maksudnya dilingkungan dimana ia
bergaul dan berhubungan dengan orang-orang yang pekerjaannya atau
statusnya sama. Penulisan sejarah biasanya dilakukan oleh ahli sejarah dan
juga oleh penulis yang bukan sejarawan seperti wartawan, kolumnis, guru,
dan lain-lain. Perbedaan latar belakang kelompok sosial akan memberikan
perbedaan dalam penulisan sejarah.
c. Perbendaharaan pengetahuan; Seberapa jauh pengetahuan yang dimiliki
penulis atau penutur sejarah akan mempengaruhi kisah sejarah.
Pengetahuan yang dimaksud baik pengetahuan fakta maupun pengetahuan
dari ilmu pengetahuan. Bagi penulis atau penutur yang memiliki wawasan
yang luas akan mengkisahkan suatu peristiwa dengan jelas dan lengkap.
Seorang saksi yang langsung menyaksikan atau terlibat dalam suatu
peristiwa akan memiliki pengetahuan fakta yang lebih banyak dibanding
dengan orang yang tidak terlibat secara langsung, walaupun orang tersebut
mengetahuinya. Pengetahuan yang dimiliki oleh penulis sejarah akan
mempengaruhi terhadap hasil tulisannya. Seorang penulis yang memiliki
sumber-sumber atau fakta sejarah yang banyak, maka ia akan
menampilkan suatu kisah sejarah yang lebih mendalam.
d. Kemampuan berbahasa; Fakta yang ditemukan oleh penulis sejarah akan
dikemukakan dalam bentuk bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat
komunikasi. Walaupun seseorang memiliki sumber dan data yang lengkap,

12
tetapi jika gaya bahasanya sulit dimengerti oleh pembacanya, maka cerita
sejarah itu akan terasa kering, tidak menarik.
e. Kemampuan berbahasa dalam menulis sejarah dapat berupa kemampuan
berimajinasi, yaitu bagaimana seorang penulis merekonstruksi fakta atau
bukti-bukti sejarah yang kemudian disusun dalam bentuk cerita sejarah
yang dapat dibaca orang lain. Penulis sejarah harus mampu menghidupkan
masa lalu. Masa lalu akan menjadi hidup jika seorang penulis mampu
mengisahkan dengan gaya bahasa yang baik.
Contoh kisah tentang peran kemerekaan Indonesia melawan Belanda, bila
pihak Belanda yang berkisah maka berisi tentang tentara Belanda melawan
pemberontakan, tapi bila pihak Indonesia yang berkisah maka berisi tentang peran
melawan penjajahan Belanda. Ada juga tafsiran yang berbeda-beda karena sifat
lupa dari manusia, jadi sejarah dalam mengisahkan sesuatu terdapat beberapa
perbedaan tetapi tetap sesuai dengan fakta yang ada.
Contoh sejarah sebagai kisah antara lain :
 Kisah api di bukit merah dengan setting sejarah kerajaan Demak
 Kisah bende mataram dengan setting sejarah penjajahan Belanda
 Kisah Ken Arok dengan setting sejarah singosari
 Kisah Ratu Kidul dengan setting sejarah Kerajaan Mataram Yogyakarta
 Kisah Ki Ageng Selo menangkap petir dengan setting sejarah Kerajaan
Demak, dan masih banyak lagi
3. Sejarah sebagai ilmu
Sejarah sebagai ilmu mempelajari kenyataan dengan mengadakan
penelitian dan pengkajian mengenai peristiwa cerita sejarah. Konsep ini
merupakan ruang lingkup terpenting dari sejarah. Sejarah sebagai ilmu karena
merupakan pengetahuan tentang peristiwa dan cerita yang terjadi di masyarakat
pada masa lalu. Sejarah disusun secara sistematis dengan metode kajian yang
ilmiah, kemudian menggunakan pemikiran yang rasional serta bersifat objektif
untuk mendapatkan kebenaran dan fakta. Untuk lebih mudahnya, sejarah sebagai
ilmu maksudnya sejarah dapat dijadikan sebagai sarana untuk pendidikan dan
menambah wawasan.

13
Sejarah sebagai ilmu merupakan suatu proses rekonstruksi dengan
menggunakan metode sejarah. Sejarah sebagai ilmu sudah tentu memiliki objek,
tujuan, dan metode. Sejarah dikatakan sebagai ilmu apabila sejarah memiliki
syarat-syarat dari suatu ilmu. Adapun syarat-syarat ilmu adalah :
a. ada masalah yang menjadi objek
b. ada metode
c. tersusun secara sistematis
d. menggunakan pemikiran yang rasional
e. kebenarannya bersifat objektif
Syarat-syarat tersebut dapat dipenuhi dalam sejarah. Hal ini dapat kita lihat
sebagai berikut :
a. Masalah yang menjadi objek kajian sejarah adalah kejadian-kejadian
dimasa lalu yang menimbulkan perubahan dalam kehidupan manusia,
kejadian-kejadian itu merupakan sebab akibat
b. Metode sejarah adalah cara menangani bukti-bukti sejarah dan
menghubungkannya serta memastikannya dengan bukti tentang asal-usul.
Kemudian menarik penafsiran dengan bukti peristiwa masa lalu sehingga
terlihat probabilitasnya.
c. Kisah sejarah disusun dengan sistematis, berdasarkan tahun kejadian dan
peristiwa yang mengawalinya.
d. Kebenaran fakta sejarah diperoleh dari penelitian sumber sejarah yang
dikumpulkan dengan menggunakan rasio.
e. Kebenaran fakta sejarah adalah objektif, karena dalam menyusun kisah
sejarah harus berdasarkan fakta yang ada.
Sebuah pengetahuan dapat disusun secara sistematis dengan cara
menggunakan metode yang dimilikinya. Secara sederhana, metode dapat diartikan
sebagai langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menjelaskan objek yang
dikajinya. Setiap ilmu pengetahuan memiliki objeknya. Objek sejarah adalah
manusia, sehingga sejarah dimasukkan kedalam kelompok ilmu humaniora. Hasil
dari penjelasan terhadap objek yang ditelitinya akan melahirkan rumusan-
rumusan kebenaran yang disebut teori. Rumusan kebenaran dalam sejarah bersifat

14
unik, tidak umum atau universal. Unik dalam pengertian bahwa kebenaran sejarah
hanya berlaku pada situasi atau tempat tertentu saja, belum tentu berlaku pada
situasi atau tempat yang lainnya. Revolusi dan pemberontakan sering kali terjadi
dalam sejarah Indonesia. Akan tetapi, penyebabnya merupakan hal yang unik,
selalu berbeda.
Ciri umum kebenaran ilmu pengetahuan, yaitu bersifat rasional, empiris,
dan sementara. Rasional artinya kebenaran itu ukurannya akal. Sesuatu dianggap
benar menurut ilmu apabila masuk akal. Sebagai contoh, kita mengenal adanya
candi Borobudur yang megah. Secara akal dapat dijelaskan bahwa
pembangunannya dilakukan oleh manusia biasa dengan menggunakan teknik
teknik tertentu sehingga terciptalah sebuah bangunan. Janganlah kita menjelaskan
bahwa Borobudur itu dibangun dengan menggunakan kekuatan-kekuatan diluar
kemampuan manusia, misalnya jin, sihir dan jenis-jenis makhluk lainnya.
Bersifat empiris maksudnya bahwa sejarah melakukan kajian atas
peristiwa yang benar-benar terjadi dimasa silam peristiwa itu akan
didokumentasikan dan menjadi bahan penelitian para sejarawan untuk
menemukan fakta. Fakta-fakta ini kemudian diinterpretasikan sehingga timbul
tulisan sejarah. Jika kita bercerita tentang terjadinya perang, maka perang itu
benar-benar pernah terjadi berdasarkan bukti-bukti peninggalan yang ditemukan.
Atau kemungkinan masih adanya saksi hidup yang masih ada.
Sedangkan bersifat sementara maksudnya adalah bahwa dalam ilmu
pengetahuan, kebenaran yang dihasilkan sifatnya tidak mutlak. Tidak seperti
halnya kebenaran dalam agama yang bersifat mutlak. Kebenaran ilmu
pengetahuan bersifat sementara, artinya dapat dibantah apabila ditemukan teori-
teori baru. Dalam sejarah, kebenaran sementara ini dapat dalam bentuk perbedaan
penafsiran terhadap suatu peristiwa. Perbedaan ini dapat diterima selama
didukung oleh bukti yang kuat. Sifatnya yang sementara inilah yang membuat
ilmu itu berkembang terus.
Contoh sejarah sebagai ilmu adalah mempelajari sejarah di sekolah dapat
mengetahui dan memahami peristiwa masa lampau secara edukatif. Sejarah
sebagai ilmu pengetahuan memiliki beberapa syarat ilmiah, yaitu:

15
 Empiris, empiris berasal dari bahasa yunani empeiria yang berarti
pengalaman. Sejarah sangat bergantung pada pengalaman manusia.
Pengalaman tersebut direkam dalam dokumen dan peninggalan sejarah
lainnya, kemudian diteliti oleh sejarawah untuk menemukan fakta.
 Objek, objek dari penulisan sejarah adalah perubahan atau perkembangan
aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Karena objeknya terkait manusia,
maka ilmu sejarah dimasukkan dalam ranah ilmu-ilmu humaniora.
 Teori, sejarah memiliki teori atau yang disebut sebagai filsafat sejarah
kritis.
 Generalisasi (kesimpulan umum), kesimpulan dari ilmu sejarah adalah
kesimpulan yang lebih mendekati pola-pola atau kecenderungan dari suatu
peritiwa. Kesimpulan sejarah tidak bisa diakui sebagai kebenaran dimana-
mana. Tetapi kesimpulan sejarah sebagai koreksi atas kesimpulan ilmu
lainnya haruslah dimiliki untuk berlaku hati-hati dalam penelitian dan
menarik suatu kesimpulan.
 Metode ilmiah, metode ilmiah atau langkah-langkah penelitian
sejarah yang sering digunakan adalah penentuan tema, heuristik
(pencarian dan pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber),
interpretasi (penafsiran sumber), dan historiografi (penulisan sejarah).

D. Periodesasi dalam Studi Ilmu Sejarah


Periodisasi adalah pengelompokan peristiwa-peristiwa sejarah ke dalam suatu
babak, masa, zaman atau periode tertentu berdasarkan ciri-ciri atau kriteria tertentu.
Misalnya saja, pembagian masa atau zaman sejarah Indonesia yang dimulai pada masa
prakarsa, Hindu-Budha, Islam, Kolonialisme, Pergerakan Nasional sampai Kemerdekaan.
Konsep Periodisasi ini merupakan konsep penting dalam mempelajari sejarah, dan
sering disebut juga dengan berpikir kronologis. Dimana, hal tersebut akan mempermudah
kita dalam memahami setiap peristiwa yang terjadi dalam sejarah.
Secara terperinci ada beberapa tujuan yang diharapkan dari mempelajari sejarah
dengan menggunakan konsep periodisasi ini. Adapun tujuan tersebut antara lain untuk
membantu mempermudah dalam memahami sejarah, membantu mengklasifikasikan

16
peristiwa-peristiwa sejarah, memudahkan dalam menganalisis perkembangan perubahan
yang terjadi di setiap periode, serta menyederhanakan rangkaian peristiwa sejarah.
Disamping itu, pembabakan dalam konsep periodisasi dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu berdasarkan dimensi ruang (spasial), dimensi waktu (temporal), dan dimensi tema
tertentu (tematis).
 Dimensi ruang (spasial)
Dimensi ruang atau dimensi spasial adalah tempat terjadinya berbagai macam
peristiwa atau kejadian dalam proses perjalanan waktu. Dalam hal ini, penulisan
sejarah akan berkaitan dengan tempat berlangsungnya peristiwa sejarah.
 Dimensi waktu (temporal)
Dimensi waktu atau dimensi temporal adalah waktu kapan terjadinya berbagai
peristiwa atau kejadian yang berjalan secara berkelanjutan atau kontinue. Dalam
kaitannya dengan waktu tentu ada awal dan akhir dari suatu peristiwa sejarah.
 Dimensi tema atau tematis
Dimensi tematis ini berkaitan dengan tema atau topik dari suatu peristiwa sejarah.
Sebagai contohnya mengenai topik sejarah perjuangan kemerdekaan, sejarah
pemerintahan orde lama, atau sejarah pemerintahan orde baru.

E. Konsep-Konsep Dasar Sejarah


Konsep dasar sejarah adalah sebuah pedoman penting dalam ilmu sejarah untuk
mengkaji seluruh aspek kehidupan yang terjadi pada zaman dahulu. Sejarah ialah sebuah
cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji secara sistematis keseluruhan perkembangan
proses perubahan dinamika kehidupan yang terjadi di zaman lampau. Zaman lampau
pada umumnya selalu terkait dengan konsep-konsep dasar, berupa waktu, ruang,
manusia, perubahan, dan kesinambungan. Konsep yang di gunakan bisanya meliputi 5 W
+ 1 H (what, where, when, why, who dan how).
1. Peristiwa
Konsep dasar sejarah yang pertama adalah peristiwa. Artinya suatu
kejadian yang menarik atau luar biasa sebab memiliki keunikan. Pada penelitian
sejarah, peristiwa selalu menjadi objek kajian. Hal ini disebabkan oleh salah

17
satu karakteristik ilmu sejarah merupakan mencari keunikan-keunikan yang
terjadi saat peristiwa tertentu, dengan penekanan pada tradisi-tradisi relativisme.
2. Nasioanlisme
Konsep dasar sejarah juga bersifat nasionalisme. Arti secara sederhananya,
mempunyai rasa kebangsaan, dimana kepentingan negara dan bangsa mendapat
perhatian lebih besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Kolonialisme
Konsep dasar sejarah bersifat kolonialisme merujuk kepada bagian
imperialisme dalam ekspansi bangsa-bangsa Eropa Barat ke bagian wilayah lain
di dunia sejak abad ke-15 dan 16. Pada saat puncak perkembangannya,
kolonialisme merajalela sekitar abad ke-19. Dimana pada saat itu hampir setiap
negara di Eropa memiliki daerah jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika.
4. Perubahan
Konsep perubahan adalah istilah yang merujuk kepada suatu hal yang
menjadi "tampil berbeda". Konsep tersebut termasuk penting dalam sejarah dan
pembelajaran sejarah, sebab sejarah itu sendiri hakikatnya adalah perubahan.
Seseorang ahli futurisme ternama dari Amerika Serikat yaitu Alvin Toffler (1981)
mengatakan bahwa perubahan tidak sekedar penting dalam kehidupan, tetapi arti
perubahan itu sendiri adalah kehidupan.
5. Fasisme
Konsep dasar fasisme adalah sebuah penggolongan pemerintah dan
masyarakat secara totaliter oleh kediktatoran partai tunggal yang memiliki rasa
nasionalis yang sempit, rasialis, milteristis, dan imperialis.
6. Revolusi
Konsep revolusi mengacu pada suatu pengertian tentang perubahan sosial
politik yang radikal, berlangsung cepat, dan besar-besaran. Suatu revolusi terjadi
ketika berbagi kesulitan perang dan krisis keuangan negara sudah berhasil diatasi,
tetapi masih memiliki institusi-institusi yang rentan terhadap revolusi.
Identifikasi yang dilakukan oleh Skocpol pada tiga ciri kelembagaan yang
menyebabkan kerentanan revolusi tersebut antara lain :

18
 Elite yang otonom dapat menentang atau menghadang implementasi
kebijaksanaan yang dijalankan pemerintah pusat.
 Golongan petani memiliki organisasi pedesaan yang otonom.
 Lembaga militer negara sangat bersifat inferior terhadap militer dari
negara-negara pesaingnya.
7. Peradaban
Konsep dasar sejarah bersifat peradaban juga di sebut
dengan civilization. Bentuk ini merupakan suatu konsep yang mengacu pada
suatu entitas kultural seluruh pandangan hidup manusia. Konsep ini meliputi
nilai, norma, institusi, dan pola pikir terpenting dari suatu masyarakat yang
terwariskan dari generasi ke generasi (Bozeman dalam Hungtinton, 1998:41).
Selain itu, konsep peradaban juga menunjuk suatu corak ataupun tingkatan moral
yang menyangkut penilaian terhadap totalitas kebudayaan. Oleh sebab itu,
peradaban jauh melebihi luasnya dari suatu kebudayaan yang saling
mempengaruhi.
8. Perbudakan
Konsep siavery atau perbudakan ialah istilah yang memberi gambaran
suatu kondisi dimana seseorang atau kelompok tidak memiliki kedudukan dan
peranan sebagai manusia yang memiliki hak asasi sebagai manusia yang layak.
9. Waktu
Konsep waktu pada hal ini (hari, tanggal, bulan, tahun, dan abad) adalah
konsep esensial dalam sejarah. Sebab begitu pentingnya mengenai waktu yang
digunakan baik terhadap riset historis dan empiris dalam prespektif kronologis,
fungsional, strrukturalis, ataupun simbolis. Tentang pentingnya pemahaman
waktu, menurut Sztompka (2004: 58-59) terdapat enam fungsi waktu, yaitu :
 Sebagai penyelaras tindakan.
 Untuk koordinasi.
 Sebagai bagian dalam tahapan atau rentetan peristiwa.
 Menempati ketepatan.
 Menentukan ukuran.
 Untuk membedakan suatu masa tertentu dengan lainnya.

19
10. Fenimisme
Istilah kata feminisme merupakan nama suatu gerakan emansipasi wanita
dari sub-ordinasi pria. Menurut pendapat Maggie Humm (2000:345), semua
gerakan feminis mengandung tiga unsur perkiraan pokok, antara lain :
 Gender adalah suatu konstruksi yang menekan kaum wanita sehingga
cenderung menguntungkan pria.
 Konsep patriarki-dominasi kaum pria pada lembaga-lembaga sosial
melandasi konstruk tersebut.
 Pengalaman dan pengetahuan kaum wanita harus dilibatkan untuk
mengembangkan suatu masyarakat non-seksis di masa mendatang.
11. Liberalisme
Konsep dasar sejarah liberalisme merujuk pada sebuah doktrin yang
artinya hanya dapat diungkapkan dengan penggunaan kata-kata sifat yang
menggambarkan nuansa-nuansa khusus.
12. Kemerdekaan atau Kebebasan
Konsep dasar kemerdekaan atau kebebasan merupakan nilai utama
didalam kehidupan politik untuk setiap bangsa dan negara ataupun umat manusia
yang senantiasa diagung-agungkan, sekalipun tidak selamanya dipraktikkan. Arti
penting sebuah kemerdekaan ini dapat dilihat pada ketentuan yang mengatur hak-
hak asasi manusia, seperti yang tercantum dalam Deklarasi Hak-Hak Manusia
Universal yang disetujui dengan suara bulat oleh Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 10 Desember 1948
13. Sebab dan Akibat
Konsep sebab mengacu pada pengertian faktor-
faktor determinan fenomena pendahulu yang mendorong terjadinya sesuatu
perbuatan, perubahan. Serta mendorong peristiwa berikutnya, dan sebagai suatu
kondisi yang mendahului peristiwa. Sedangkan istilah akibat adalah sesuatu yang
menjadikan kesudahan atau hasil dari suatu perbuatan ataupun dampak dari
peristiwa.
14. Konservatisme

20
Konsep dasar sejarah konservatisme mengacu kepada doktrin yang
meyakini bahwa realitas suatu masyarakat dapat ditemukan pada perkembangan
sejarahnya. Karena hal tersebut, pemerintah memberikan batasan diri didalam
campur tangan terhadap perilaku-perilaku kehidupan masyarakatnya, dalam artian
tidak boleh melupakan akar-akar sejarahnya.
15. Komunisme
Konsep dasar komunisme mengacu pada setiap pengaturan sosial yang
didasarkan pada kepemilikan, produksi, konsumsi, dan swa-pemerintahan yang
diatur secara komunal atau bersama-sama.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dilihat dari sisi bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), sejarah
memiliki tiga makna. Pertama, asal-usul (keturunan) silsilah. Kedua, kejadian dan
peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Ketiga, sejarah bermakna
pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi pada
masa lampau. Oleh sebab itu, jika dikaitkan dengan ilmu sejarah, maka definisinya
adalah ilmu yang mempelajari kejadian atau peristiwa pada masa lalu manusia, lalu
dilakukan rekonstruksi apa yang terjadi pada masa tersebut. Sejarah berkaitan erat dengan
waktu dan peristiwa. Para ahli sejarah membuat periodisasi untuk mengatasi masalah
pentingnya waktu dalam rekonstruksi sejarah. Dan, para ahli sejarah memiliki definisinya
sendiri dalam memaknai sejarah. Unsur-unsur sejarah terdiri atas tiga, yaitu manusia,
ruang dan waktu. Ruang lingkup sejarah juga terdiri atas tiga, yaitu sejarah sebagai
peristiwa, sejarah sebagai kisah dan sejarah sebagai ilmu. Periodisasi adalah
pengelompokan peristiwa-peristiwa sejarah ke dalam suatu babak, masa, zaman atau
periode tertentu berdasarkan ciri-ciri atau kriteria tertentu. Misalnya saja, pembagian
masa atau zaman sejarah Indonesia yang dimulai pada masa prakarsa, Hindu-Budha,
Islam, Kolonialisme, Pergerakan Nasional sampai Kemerdekaan. Konsep dasar sejarah
adalah sebuah pedoman penting dalam ilmu sejarah untuk mengkaji seluruh aspek
kehidupan yang terjadi pada zaman dahulu. Sejarah ialah sebuah cabang ilmu
pengetahuan yang mengkaji secara sistematis keseluruhan perkembangan proses
perubahan dinamika kehidupan yang terjadi di zaman lampau.

B. Saran
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Saya
sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kebaikan pembuatan makalah ini.
Apabila terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena saya
adalah hamba Allah yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rham Choirul. 2021. “Apa Saja Pengertian dan Definisi Ilmu Sejarah Menurut Para
Ahli”, https://tirto.id/apa-saja-pengertian-dan-definisi-ilmu-sejarah-menurut-para-ahli-f8Vl,
diakses pada 6 Maret 2021
Professor Richard J. Evans (2001). "The Two Faces of E.H. Carr". History in Focus, Issue 2:
What is History?. University of London. Diakses tanggal 6 Maret 2021
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah
https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/30/140000369/unsur-unsur-penting-dalam-
sejarah?page=all
https://sejarahlengkap.com/pra-sejarah/pengertian-sejarah-dan-unsur-unsur-sejarah
https://cerdika.com/ruang-lingkup-sejarah/#Unsur_Sejarah
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/konsep-periodisasi-dalam-mempelajari-sejarah-7272/
https://listrik.org/ilmunik/konsep-dasar-sejarah/#:~:text=Konsep%20dasar%20sejarah%20adalah
%20sebuah,yang%20terjadi%20pada%20zaman%20dahulu.&text=Zaman%20lampau%20pada
%20umumnya%20selalu,manusia%2C%20perubahan%2C%20dan%20kesinambungan.
http://hadi-historyeducation.blogspot.com/2010/11/ruang-lingkup-sejarah.html#:~:text=Sejarah
%20sebagai%20peristiwa%20berarti%20suatu,itu%20dianggap%20sebagai%20kenyataan
%20sejarah.

23

Anda mungkin juga menyukai