Anda di halaman 1dari 51

KONSEP-KONSEP DASAR SEJARAH

Untuk memenuhi mata kuliah Konsep Dasar IPS SD


Dosen Pengampu : Erwin Putera Permana, M.Pd.

Kelas 1F

DISUSUN OLEH
Kelompok 1 :

1. Agnantia Nawang Laraswati 2214060053


2. Brillita Naja Ein Wyandha 2214060054
3. Usfiva Tria Melania 2214060254
4. Sophie Gita Aryani 2214060255

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI


FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN AJARAN 2022/2023
PRAKARTA
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Sekolah Dasar dengan Judul “Konsep-konsep Dasar Sejarah”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami megharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Kediri, 20 September 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

PRAKARTA ..............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat............................................................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
2.1 Pengertian Sejarah ............................................................................................................ 2
2.2 Ruang Lingkup Sejarah .................................................................................................... 3
2.3 Sejarah sebagai peristiwa ................................................................................................. 4
2.4 Sejarah sebagai kisah ....................................................................................................... 4
2.5 Sejarah sebagai ilmu......................................................................................................... 4
2.6 Sejarah sebagai Seni ......................................................................................................... 6
2.7 Sejarah Kerajaan corak Hindu.......................................................................................... 8
2.8 Sejarah Kerajaan corak Budha ....................................................................................... 27
2.9 Sejarah Kerajaan corak Islam ......................................................................................... 30
BAB III .................................................................................................................................... 45
PENUTUP................................................................................................................................ 45
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 46
3.2 Saran ............................................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 46

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun
berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan-
peninggalan itu disebut sumber sejarah. Dalam bahasa Inggris, kata sejarah

iv
disebut history, artinya masa lampau; masa lampau umat manusia. Dalam
bahasa Arab, sejarah disebut sajaratun (syajaroh), artinya pohon dan
keturunan. Jika kita membaca silsilah raja-raja akan tampak seperti gambar
pohon dari sederhana dan berkembang menjadi besar, maka sejarah dapat
diartikan silsilah keturunan raja-raja yang berarti peristiwa pemerintahan
keluarga raja pada masa lampau.
Dalam bahasa Yunani, kata sejarah disebut istoria, yang berarti belajar.
Jadi, sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa,
kejadian yang terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.
Dalam bahasa Jerman, kata sejarah disebut geschichte yang artinya sesuatu
yang telah terjadi, sesuatu yang telah terjadi pada masa lampau dalam
kehidupan umat manusia. Adapun menurut Sartono Kartodirdjo, sejarah
adalah rekonstruksi masa lampau atau kejadian yang terjadi pada masa lampau

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka penulis
merumuskan masalah-masalah yang akan di bahas diantaranya :

1. Jelaskan pengertian sejarah ?


2. Sebutkan ruang lingkup sejarah ?
3. Jelaskan kronologi sejarah ?

4. Jelaskan sejarah kerajaan corak hindu ?

5. Jelaskan sejarah kerajaan corak budha ?

6. Jelaskan sejarah kerajaan corak islam

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian tentang sejarah
2. Untuk mengetahui ruang lingkup sejarah
3. Untuk mengetahui kronologi sejarah
4. Supaya kita bisa mengetahui dan memahami sejarah kerajaan corak hindu
5. Supaya kita bisa mengetahui dan memahami sejarah kerajaan corak budha
6. Dapat mengetahui tentang terjadinya sejarah kerajaan corak islam

1
1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan ini adalah :


1. Supaya bisa mengetahui pengertian sejarah di indonesia
2. Untuk mempelajari ruang lingkup sejarah di indonesia
3. Kita bisa mengetahui dan memahami tentang kronologi sejarah sesungguhnya
4. Supaya kita bisa mengetahui sejarah kerajaan corak hindu tersebut
5. Supaya kita bisa mengetahui sejarah kerajaan corak budha tersebut
6. Supaya kita bisa mengetahui sejarah kerajaan corak islam tersebut

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sejarah


Sejarah adalah kehidupan manusia di masa lampau. Menurut Poewantana
dan Hugiono (1992) sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa

2
lampau yang dialami manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu,
diberi tafsiran dan analisis kritis sehingga mudah dimengerti dan dipahami.
Sedangkan menurut Kartodirdjo ( 1992 ) sejarah diartikan sebagai berbagai
bentuk pengambaran pengalaman kolektif pada masa lampau.
Sejarah adalah peristiwa masa lampau atau suatu bidang ilmu yang
menyelidiki dan menceritakan kejadian itu sesuai dengan metode tertentu yang
terpercaya. Pengertian sejarah ada pada masa lampau berupa persitiwa,
pengalaman kolektif, maupun kejadian masa lalu itu secara singkat, sejarah itu
berkenaan dengan kejadian masa lalu tentang kehidupan manusia dalam
keadaan sosial.
Suatu peristiwa atau pengalaman yang terjadi masa lampau tidak dapat
terulang lagi. Namun, dengan menerapkan suatu metode, pengalaman atau
peristiwa itu dapat direkonstruksikan, disusun kembali. Mempelajari
pengalaman masa lalu dan dihubungkan dengan kejadian serta pengalaman
aktual hari ini, sangatlah berguna, kita dapat memprediksi kejadian- kejadian
yang akan datang.

2.2 Ruang Lingkup Sejarah


Ruang lingkup sejarah adalah segala aspek yang berada pada disiplin ilmu
sejarah itu sendiri. Ruang lingkup sejarah dapat menjadi dasar dalam
menentukan sumber sejarah mana yang akan digunakan bagi para sejarawan
untuk meneliti/membuktikan sebuah peristiwa atau kejadian bersejarah pada
masa lalu.

Ruang lingkup sejarah terdiri dari empat konsep dimana setiap konsep
menjelaskan tentang bagaimana sejarah tersebut dapat mempengaruhi sesuatu
dan ditegaskan sebagai bagian penting dari sejarah yang berpengaruh bagi
kehidupan manusia.Berikut ini penjelasan tentang empat ruang lingkup sejarah
sebagai peristiwa, sejarah sebagai ilmu pengetahuan, sejarah sebagai kisah dan
sejarah sebagai seni meliputi pengertian, ciri-ciri dan beberapa contohnya.

3
2.3 Sejarah sebagai peristiwa
Konsep sejarah sebagai peristiwa akan membahas tentang kejadian,
kenyataan, aktualitas yang telah terjadi atau telah berlangsung di masa lampau.
Peristiwa penting itulah yang merupakan pokok pembicaraan dalam sejarah.
Sejarah di sini mengandung sebuah peristiwa penting.
Berkenaan dengan konsep sejarah sebagai peristiwa, maka kita senantiasa
membicarakan tentang kejadian, kenyataan, aktualitas yang telah terjadi atau
berlangsung pada masa silam. Apakah itu peristiwa? Peristiwa adalah sebuah
gerak yang terjadi pada suatu masa dan mengakibatkan peristiwa lainnya.
Peristiwa dalam cakupan sejarah berarti segala sesuatu yang telah
berlangsung pada waktu yang telah lalu dan menimbulkan akibat pada
kehidupan manusia pada waktu itu dan pada masa setelahnya. Para sejarawan
tak hanya mencatat rangkaian peristiwa yang terjadi, namun juga mencoba
menelusuri latar belakang atau sebab-musabab peristiwa muncul.

2.4 Sejarah sebagai kisah


Konsep sejarah sebagai kisah bisa dalam bentuk narasi ataupun tafsiran dari
suatu peristiwa sejarah, bisa berupa tulisan atau lisan. Secara tulisan, kisah
sejarah ini dapat dilihat dalam bentuk tertulis seperti pada buku, majalah atau
surat kabar. Secara lisan, kisah dapat diambil dari ceramah, percakapan atau
pelajaran di sekolah.
Sejarah merupakan suatu kisah yang diceritakan dalam berbagai bentuk,
baik narasi maupun tafsiran dari suatu kejadian. Secara tulisan kisah ini akan
didapat dalam bentuk tulisan di buku, majalah atau surat kabar. Secara lisan,
kisah didapat dari ceramah, percakapan atau pelajaran di sekolah.

2.5 Sejarah sebagai ilmu


Sejarah sebagai ilmu baru lahir pada awal abad ke-20. Pada waktu itu tengah
terjadi perdebatan ilmiah di antara ilmuwan tentang sejarah. Perdebatan ini
terjadi di Jerman pertama kali, melibatkan para ahli filsafat dan sejarawan.
Yang diperdebatkan adalah apakah sejarah dapat digolongkan sebagai cabang
ilmu pengetahuan atau merupakan sebuah seni.

4
Ilmu sejarah sendiri sudah mulai berkembang pada abad ke-19, seiring
dengan perkembangan ilmu dan sains yang lainnya. Pengetahuan sejarah ini
mencakup kondisi atau situasi manusia pada suatu masa yang hidup dalam
jenjang sosial tertentu. Ilmu sejarah berusaha mencari hukum-hukum yang
mengendalikan manusia dan kehidupannya dan juga mencari penyebab
timbulnya perubahan-perubahan dalam kehidupan manusia.
Sejarah sebagai cabang ilmu pengetahuan hendaknya dibahas dan
dibuktikan secara keilmuan (ilmiah). Untuk membuktikan keilmiahannya,
dalam menganalisis sejarah seyogyanya digunakan berbagai standar dan
metode-metode ilmiah. Dengan demikian, kesahihan penelitian sejarah dapat
dipertanggungjawabkan secara moral dan keilmuan. Oleh karena itu, ketika
akan mempelajari sebuah objek sejarah maka harus dibuat metode ilmiah
secara sistematis dengan tujuan memperoleh kebenaran sejarah.

 Ada beberapa ciri ketika sejarah dikategorikan sebagai ilmu:


Empiris, sejarah sangat berkaitan dengan pengalaman manusia. Pengalaman
tersebut direkam dalam dokumen dari peninggalan-peninggalan sejarah
lainnya. Sumber-sumber tersebut kemudian diteliti oleh para sejarawan untuk
bisa dijadikan fakta. Fakta-fakta itulah yang kemudian diinterpretasikan dan
dilakukan penulisan sejarah.
Memiliki Objek, setiap ilmu pengetahuan tentunya harus memiliki tujuan
dan objek materi atau sasaran yang jelas dan memiliki perbedaan dengan
dengan ilmu yang lain. Sebagai mana umumnya ilmu-ilmu lain, yang menjadi
objek dalam kajian sejarah adalah manusia dan masyarakat pada kurun waktu
tertentu.
Memiliki Teori, Ilmu pengetahuan sosial pada umumnya memiliki teori-
teori tertentu. Sejarah mempunyai teori yang berisi yang berisi kaidah-kaidah
pokok suatu ilmu. Seperti misalnya teori yang dikemukakan oleh Arnold
Toynbee mengenai teori Challenge and Response.
Memiliki Metode, dalam rangka penelitian, sejarah mempunyai metode
tersendiri dengan melakukan pengamatan yang sistematis. Ini untuk
menghindari suatu pernyataan tidak didukung oleh bukti-bukti yang kuat maka
pernyataan tersebut itu bisa ditolak. Dengan menggunakan metode sejarah yang
tepat seorang sejarawan bisa meminimalkan kesalahan dan dapat membuat
5
kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan.

2.6 Sejarah sebagai Seni


Menurut Dithley, seorang sejarawan dan filsuf modern, sejarah adalah
pengetahuan tentang cita rasa. Sejarah tidak saja mempelajari segala yang
bergerak dan berubah yang tampak di permukaan, namun juga mempelajari
motivasi yang mendorong terjadinya perubahan itu bagi si pelaku sejarah.
Ia (sebagai pelaku) mempelajari suatu proses dinamis kehidupan manusia
yang di dalamnya terlihat adanya hubungan sebab-akibat yang lumayan rumit.
Dithley meragukan teori yang diungkapkan Comte, Mills, dan Spencer yang
menyatakan bahwa metode ilmu alam dapat dipergunakan dalam mempelajari
sejarah tanpa modifikasi berkelanjutan.
Melalui pendekatan seni, fakta sejarah akan menjadi lebih hidup dan
bernyawa. Kita pun akan lebih menghayati kejadian sejarah, dapat lebih
menghargai tokoh atau manusia yang terjun langsung dalam tragedi dan
peristiwa sejarah. Kita bisa lebih menghayati momentum sejarah, misalnya,
dengan membaca sastra-sejarah (biasanya dalam bentuk novel, roman).
 Kronologi Sejarah
17 Agustus 1945 Persiapan kemerdekaan
Perisapan kemerdekaan perang Asia-Pasifik (1944) -Pembentukan BPUPKI
(1945) (rumusan dasar negara Indonesia merdeka-Pancasila, UUD & bentuk
negara) pembentukan PPKI (rancangan UUD) -1945
17 Agustus 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia -Seokarno -17 Agustus 1945
17 Agustus 1945 Sambutan rakyat terhadap proklamasi kemerekaan RI
Sambutan rakyat terhadap proklamasi kemerekaan RI
Sebagian masyarakat menanggapi kemerdekaan adl bebas dari segalanya
sehingga banyak perlawanan pada bangsa & penguasa pribumi
6 Maret 1946 Ekonomi indonesia setelah proklamasi
Ekonomi
Pada tanggal 6 Maret 1946, saat kesulitan ekonomi bangsa Indonesia, Panglima
AFNEI yang baru, Letnan Jenderal Sir Montagu Stopford mengumumkan
berlakunya uang NICA di daerah daerah yang Sekutu.

6
Periode: 1948 ke 1950 Politik indonesia setelah proklamasi
Masih masa perundingan dengan sistem pemerintahan, dan banyak partai yang
memberontak
Periode: 17 Agustus 1950 ke 5 Juli 1959 Demokrasi liberal
1.Gunting syafruddin 2.Gerakan benteng
3.Nasionalisasi de Javasche bank
4.Sistem Ekonomi ali-baba
5 Juli 1959 Demokrasi terimpin (ekonomi dan sosial budaya)
Kehidupan sosial
 Peningkatan jumlah penduduk
 Kesjahteraan rakyat belum membaik Pendidikan
 Tertinggal dalam pengetahuan
 Densentralisasi pendidikan
 Tiap provinsi wajib memiliki Seni budaya
 Munculnya karya sastra berupa novel dari Mochtar lubis,Abdul muis,dll
 Munculnya lembaga seni rupa
Periode:5 Juli 1959ke12 Maret 1967 Demokrasi terimpin
1. Upaya konstituuante menyusun UUD belum membuahkan hasil
sampai tahun 1958
2. Detrit Presiden 5 juli 1959, isinya adalah
 Menetapakan pembubaran konstituante
 Menetapakn UUD 1945 -pembentukan MPRS & DPAS dalam
waktu sesingkat-singkatnya
3. Indonesia memasuki babak sejarah baru, yaitu berlakunya UUD
1945 dalam kerangka "demokrasi terpimpin"
4. Kembalinya Irian barat sebagai wilayah indonesia
5. Munculnya gerakan pihak yang memicu konflik dan mengancam
Disintegrasi bangsa
Periode:11 Maret 1966 ke 1967 Kronologi terbentuknya Orde baru
(bagian 1-3)
kondisi negara gawat darurat akibat TRITURA tidak mendapat tanggapan
cepat. 11 Maret 1966:
 Siidang kabinet DWIKORA di istana negara

7
 Presiden Seokarno meningalkan sidang & menuju istana Bogor demi
keselamatan letjen Seoharto menitipkan pesan pada presiden
Soekarno yang menyatakan kesanggupannya mengatasi keadaan jika
Presiden mempercayakan dirinya.
Periode:11 Maret 1966 ke 1967 Kronologi terbentuknya Orde baru
(bagian 4-6)
Presiden soekarno memberikan suara perintah pada tanggal 11 Maret 1966
(SUPERSMAR): "Pemberi mandat kepada letjen Seoharto sebagai panglima
angkatan darat untuk keadaan dan kewibawaan pemerintah." letjen seoharto
menanadatangani keputusan Presiden no. 1/3/1966 tgl 12 Maret 1966 yang
meyatakan pembubaran PKI 7-12 maret 1967 sidang istimewa MPRS:
 Pertanggungjawaban presiden sebagai mandataris MPRS terutama
dalam menghadapi G30S/PKI
Periode:1997 ke 21 Mei 1998 Kronologi masa reformasi
Krisis monetor pemilu 1997
 Mahasiswa melakukan demo untuk menuntut 6 agenda reformasi
 Mahasiwa melakukan demostrasi besar-besaran
12-13 mei 1998 telah terjadi & penjarahan di kota-kota besar di
Indonesia
18-20 Mei 1998 gedung DPR oleh para mahasiswa
21 mei 1998 presiden Soeharto Mengundurkan diri, dan di gantikan BJ
Habibie

2.7 Sejarah Kerajaan corak Hindu


• Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri adalah kerajaan bercorak Hindu yang berpusat di
Dahanapura, Kediri, Jawa Timur. Kerajaan ini memiliki banyak nama lain,
seperti Kerajaan Kadiri, Daha, dan Panjalu. Kerajaan Kediri berdiri pada abad
ke-11, atau lebih tepatnya pada 1045 M dengan Sri Samarawijaya sebagai raja

8
pertamanya. Selama hampir dua abad berkuasa, kerajaan ini mencapai puncak
kejayaan pada masa pemerintahan Raja Jayabaya (1135-1159 M). Di bawah
kekuasaan Raja Jayabaya, bidang sastra berkembang pesat, sedangkan wilayah
kekuasaannya meliputi beberapa pulau di nusantara, bahkan sampai
mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Kediri runtuh pada 1222
M karena serangan Ken Arok.
 Berdirinya Kerajaan Kediri
Sejarah berdirinya Kerajaan Kediri bermula saat Raja Airlangga dari Medang
Kamulan membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu Kerajaan Kediri untuk
Samarawijaya dan Kerajaan Jenggala untuk Mapanji Garasakan. Kendati
demikian, dua putra Airlangga tersebut masih berseteru karena sama-sama
merasa berhak atas seluruh takhta. Peperangan antara Samarawijaya dan
Garasakan pun terus terjadi selama 60 tahun lamanya. Pada akhirnya, Kerajaan
Kediri lebih unggul dari Jenggala dan ibu kotanya dipindahkan dari Daha ke
Kediri.
Silsilah Kerajaan Kediri
Sri Samarawijaya (1045 M)
Sri Jayawarsa (1104-1115 M)
Raja Bameswara (1116-1135 M)
Sri Jayabaya (1135-1159 M)
Sri Sarweswara (1159-1170 M)
Sri Aryyeswara (1170-1180 M)
Sri Gandra (1181 M)
Sri Kameswara (1190-1200 M)
Sri Kertajaya (1200-1222 M)
• Kehidupan ekonomi Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri menggantungkan kegiatan perekonomian pada sektor pertanian
dan perdagangan. Sebagai kerajaan agraris, Kediri memiliki lahan pertanian di
sekitar Sungai Brantas yang subur dan menghasilkan banyak padi. Sektor
perdagangannya dikembangkan melalui jalur pelayaran Sungai Brantas. Selain
beras, barang-barang yang diperdagangkan terdiri dari emas, perak, kayu
cendana, rempah-rempah, dan pinang. Pada masanya, pedagang Kediri
memiliki peran penting dalam kegiatan perdagangan di Asia.

9
 Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari adalah kelanjutan dari kerajaan Kediri. Raja pertamanya
adalah Ken Arok yang mana dalam perjalanannya, kerajaan ini dipenuhi
perebutan kekuasaan antara keluarga raja, pembunuhan, dan balas dendam.
Sebelum menjadi raja Singasari, Ken Arok adalah Bupati Tumapel
menggantikan Tunggul Ametung yang ia bunuh. Selama menjadi bupati, Ken
Arok ingin melepaskan diri dari Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Kertajaya.
Keinginan ini berhasil setelah Ken Arok menyerang Kerajaan Kediri dan
memenangkan pertempuran. Setelah menyatakan diri sebagai Raja Singasari,
Ken Arok mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Rajasa atau Dinasti Girindra.
Lalu, pengganti Ken Arok selanjutnya adalah Anusapati, Panji Tohjaya, Wisnu
Wardana, dan Kertanegara. Anusapati dan Tohjaya merupakan anak dari Ken
Arok yang mendapat kekuasaan setelah membunuh ayah dan saudaranya
sendiri. Meski tidak ada sumber yang jelas, diperkirakan bahwa perekonomian
Kerajaan Singasari bergantung pada pertanian dan perdagangan.
Setelah lama berkuasa, Kerajaan Singasari hancur akibat diserang Kerajaan
Mongol dan pasukan Jayakatwang. Serangan bangsa Mongol ini dipicu oleh
penghinaan Kertajaya kepada Meng-Chi sebagai utusan Kubilai Khan di tahun
1289. Kerajaan Sunda Pajajaran Berdasarkan Carita Parahyangan, Kerajaan
Sunda Pajajaran adalah kelanjutan dari Kerajaan Tarumanegara yang runtuh
pada abad ke-7. Pusat kerajaan ini berpindah ke beberapa tempat, mulai dari
Galuh dipindahkan ke Pakuan Pajajaran, lalu dipindah lagi ke Kawali (Ciamis).
Beberapa Raja Sunda Pajajaran diantaranya adalah Sri Jayabhupati, Rahyang
Dewa Niskala, Sri Baduga Maharaja, Prabu Niskala Wastu Kancana, dan lain-
lain. Dari catatan bangsa Portugal, Kerajaan Sunda dikenal dengan sektor
perdagangannya seperti lada, beras, sayuran, sapi, kambing, babi, tuak, dan
buah-buahan. Kerajaan ini mengalami kemunduran perlahan karena raja yang
berkuasa tidak menjalankan tugas dengan baik. Banyak penguasa yang
melanggar pedoman hidup orang Sunda, sehingga kerajaan ini runtuh pada
abad ke-16 di bawah kepemimpinan Nusiya Mulya.Berikut adalah raja-raja
singasari :
1. Raja Anusapati.
2. Raja Tohjaya.
3. Raja Wisnuwardhana.

10
4. Ken Arok.
5. Raja Kertanegara.

 Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga adalah kerajaan bercorak Hindu Buddha yang berada di
Jawa Tengah sekitar abad ke-6 Masehi. Sejarah Kerajaan Kalingga dapat diketahui
dari jejak peninggalan yang ada saat ini.
Pendiri Kerajaan Kalingga adalah Dapunta Syailendra yang berasal dari Dinasti
Syailendra. Kerajaan Kalingga dikenal juga dengan nama lain Kerajaan Holing,
Kerajaan Heling, dan Kerajaan Keling. Nama ini sekaligus menjadi penanda
Kerajaan Kalingga dekat dengan China dan India.Kerajaan Kalingga dianggap
sebagai pionir dari kerajaan-kerajaan besar yang berkuasa di tanah Jawa pada tahun-
tahun berikutnya. Berikut susunan raja-raja dari kerajaan kalingga :
1. Prabu Wasumurti (594-605 M)
2. Prabu Wasugeni (605-632 M)
3. Prabu Wasudewa (632-652 M)
4. Prabu Kirathasingha (632-648 M)
5. Prabu Wasukawi (652 M)
6. Prabu Kartikeyasingha (648-674 M)
7. Ratu Shima (674-695 M)
 Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai yang terkenal sebagai kerajaan hindu tertua di Indonesia merupakan
kerajaan yang memiliki sejarah panjang sebagai cikal bakal lahirnya kerajaan-kerajaan
lainnya di Indonesia. Nama Kutai sendiri diketahui oleh para ahli mitologi saat setelah
ditemukannya sebuah prasasti, yaitu Yupa. Prasasti Yupa diidentifikasi sebagai
peninggalan asli dari pengaruh agama hindu dan budha yang menggunakan bahasa
sansekerta dengan huruf pallawa.Dari prasasti inilah kemudian ditemukan nama Raja
Kudungga sebagai pendiri Kerajaan Kutai. Nama Maharaja Kudungga ini ditafsirkan oleh
para ahli sejarah sebagai nama asli Indonesia yang belum terpengaruh dengan bahasa
India. Sedangkan keturunannya seperti Raja Mulawarman dan Aswawarman diduga
memiliki pengaruh besar budaya hindu dari India.Hal tersebut dikarenakan kata
“Warman” pada setiap akhiran namanya berasal dari bahasa sansekerta yang biasa
digunakan oleh masyarakat India bagian selatan. Inilah yang mengakibatkan banyak
orang menyebut bahwa Kerajaan Kutai merupakan kerajaan yang bercorak hindu dengan
pengaruh budaya India begitu kental. Tak heran jika pola kehidupan pada masa itu juga
menyerupai kehidupan kerajaan-kerajaan hindu di India.
11
Selanjutnya dari Prasasti Yupa diketahui juga nama-nama raja yang memerintah Kerajaan
Kutai setelah wafatnya pendiri tersebut, yaitu sebanyak 20 generasi sebagai berikut:

1. Maharaja Kudungga, bergelar Anumerta Dewawarman (sebagai pendiri)


2. Maharaja Aswawarman (anak dari Raja Kudungga)
3. Maharaja Mulawarman (sebagai raja yang terkenal)
4. Maharaja Marawijaya Warman
5. Maharaja Gajayana Warman
6. Maharaja Tungga Warman
7. Maharaja Jayanaga Warman
8. Maharaja Nalasinga Warman
9. Maharaja Gadingga Warman Dewa
10. Maharaja Indra Warman Dewa
11. Maharaja Sangga Warman Dewa
12. Maharaja Candrawarman
13. Maharaja Sri Langka Dewa
14. Maharaja Guna Parana Dewa
15. Maharaja Wijaya Warman
16. Maharaja Sri Aji Dewa
17. Maharaja Mulia Putera
18. Maharaja Nala Pandita
19. Maharaja Indra Paruta Dewa
20. Maharaja Dharma Setia

Dari 20 generasi tersebut, raja yang terkenal adalah Raja Mulawarman. Namun, setelah
peninggalan Raja Kudungga, Kutai dipimpin oleh Aswawarman. Pemerintahan Aswawarman
tidak berlangsung lama yang kemudian digantikan oleh anaknya, Mulawarman.Kejayaan
pada masa pemerintahan Raja Mulawarman ditulis dalam Prasasti Yupa. Dalam prasasti
tersebut dikatakan bahwa Mulawarman telah melakukan upacara pengorbanan emas yang
jumlahnya sangat banyak. Emas tersebut dibagikan kepada para rakyatnya, selain itu juga

12
dijadikan sebagai persembahan kepada para dewa. Selanjutnya masa kejayaan pemerintahan
Mulawarman bukan hanya ditandai dari bukti tertulis dalam Prasasti Yupa saja. Banyak
aspek yang mendorong kerajaan tersebut mencapai masa keemasaanya. Adapun jika dilihat
dari beberapa aspek lainnya adalah sebagai berikut:

1. Aspek Sosial
Kehidupan sosial pada kerajaan ini ditandai dengan adanya golongan terdidik yang banyak.
Golongan terdidik ini menguasai bahasa sansekerta serta huruf pallawa. Adapun golongan
tersebut adalah golongan brahmana dan ksatria. Golongan ksatria terdiri dari kerabat Raja
Mulawarman pada masa itu.Hal tersebut dibuktikan dengan adanya upacara pemberkatan
seseorang yang memeluk agama hindu. Dimana para brahmana memakai bahasa sansekerta
yang sering digunakan pada prosesi adat tertentu, namun sulit untuk dipelajari. Oleh sebab
itu, dapat disimpulkan bahwa pada masa itu, para brahmana memilik intelektual yang tinggi.

2. Aspek Politik
Pada masa pemerintahan Raja Mulawarman, stabilitas politik begitu terjaga. Sistem politik
menjadi kekuatan yang besar pengaruhnya dalam memimpin suatu kerajaan. Hal tersebut
juga disebutkan di Prasasti Yupa bahwa Raja Mulawarman dikatakan menjadi raja yang
berkuasa, kuat serta bijaksana.Secara jelas isi Prasasti Yupa tersebut adalah “Sang Maharaja
Kudungga yang amat mulia mempunyai putra yang manshur, bernama Sang Aswawarman,
ia seperti Sang Ansuman (Dewa Matahari) dengan menumbuhkan keluarga yang sangat
mulia. Sang Aswawarman memiliki putra tiga, seperti api yang suci berjumlah tiga. Yang
terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mulawarman, raja yang baik, kuat, dan
bijaksana. Sang Mulawarman telah melakukan kenduri dengan emas yang amat banyak.
Karena kenduri itulah tugu batu ini didirikan oleh para Brahmana.” Dari sinilah kita dapat
mengetahui kekuatan politik dari Raja Mulawarman. Begitu kuatnya, hingga rakyat dan para
golongan brahmana pun mendirikan tugu sebagai bukti bahwa dirinya sangat berkuasa pada
masa itu.

3. Aspek Ekonomi
Letak kerajaan yang berada dekat dengan Sungai Mahakam, membuat rakyatnya begitu
mudah untuk bercocok tanam. Hal tersebut menjadi mata pencaharian utama, sedangkan
lainnya lebih banyak beternak sapi dan berdagang. Hal ini dibuktikan dengan adanya
peninggalan tertulis yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman pernah memberikan 20.000
ekor sapi kepada para brahmana.

Selain itu, Kerajaan Kutai juga menerapkan sistem penarikan hadiah yang harus diberikan
kepada raja bagi pedagang luar yang ingin berdagang di daerah Kutai. Pemberian hadiah
biasanya berupa barang yang mahal atau upeti yang dianggap sebagai pajak. Oleh sebab itu,
Kutai mendapatkan banyak pemasukan dari berbagai sumber.

4. Aspek Agama
Kehidupan masyarakat Kutai begitu kental dengan dengan keyakinannya pada leluhur.
Terbukti dengan adanya Prasasti Yupa yang berbentuk seperti tugu batu. Jika dilihat asal
usulnya, tugu batu sendiri merupakan peninggalan nenek moyang pada Zaman Megalitikum.

13
Kemudian terdapat menhir dan batu berundak, selain itu dalam prasati yupa menyebutkan
tempat pemujaan yang suci bernama Waprakeswara (tempat pemujaan dewa siwa). Oleh
sebab itu, diyakini bahwa bahwa Raja sebagai penganut agama hindu siwa bercampur dengan
golongan brahmana. Sedangkan rakyatnya dibebaskan untuk menganut agama hindu dalam
aliran lainnya.Masa kejayaan tersebut tak berlangsung lama, setelah Raja Mulawarman wafat,
Kutai banyak mengalami pergantian pemimpin. Hingga akhirnya kerajaan ini runtuh, pada
masa kepemimpinan Raja Dharma Setia. Telah dikabarkan bahwa Raja Dharma Setia tewas
dibunuh oleh penguasa Kerajaan Kutai Kartanegara, yaitu Pangeran Anum Panji Mandapa
pada abad ke-13 M.Perlu diketahui bahwa kerajaan Kutai Kartanegara berbeda dengan
Kerajaan Kutai yang dipimpin oleh Mulawarman. Kerajaan Kutai Kartanegara terletak di
Tanjung Kute. Kemudian kerajaan inilah yang disebut dalam Kitab Negarakertagama pada
tahun 1365.Selanjutnya dalam perkembangannya Kerajaan Kutai Kartanegara menjadi
kerajaan islam yang disebut dengan Kesultanan Kutai Kartanegara. Inilah awal mula
keruntuhan Kutai Mulawarman yang disebut juga dengan Kutai Martadipura. Selanjutnya
kekuasaan diambil alih oleh Kesultanan Kutai Kertanegara.

Peninggalan Kerajaan Kutai yang penting dan tersohor adalah tujuh buah Prasasti
Yupa yang bertuliskan dengan huruf pallawa dalam bahasa sansekerta. Prasasti ini banyak
memberikan cerita tentang sejarah dari keluarga Kerajaan Kutai. Yupa sendiri merupakan
tugu bantu dengan tinggi sekitar 1 meter yang tertanam di atas tanah, mirip seperti tiang yang
berukuran besar. Pada bagian bawah permukaan, terukir tulisan Prasasti Kutai sebagai
kerajaan tertua di Indonesia. Hal ini dipercaya bahwa maksud orang terdahulu menulis
kalimat tersebut adalah untuk memperkenalkan kerajaannya. Selain itu, Yupa sendiri
memiliki fungsi sebagai prasasti, tiang pengikat hewan, serta lambang kebesaran raja.

Adapun isi dari tujuh Yupa yang telah diterjemahkan oleh para ahli adalah sebagai berikut:

1. Berisi tentang silsilah raja yang pernah memerintah dan memiliki kekuasaan di Kutai.
2. Letak strategis Kerajaan Kutai yang berada pada hilir Sungai Mahakam, yaitu Muara
Kaman.
3. Tersebarnya agama hindu pada pemerintahan Raja Aswawarman.
4. Aswawarman dikatakan sebagai pendiri kerajaan dengan gelarnya “Wangsekerta”.
5. Wilayah kerajaan tertulis meliputi keseluruhan wilayah Kalimantan Timur.
6. Menceritakan kondisi kehidupan di Kutai yang aman dan sejahtera.
7. Menceritakan kebaikan serta kekuasaan Raja Mulawarman yang telah memberikan
sumbangan berupa 20.000 ekor sapi kepada para brahmana.

 Berdirinya Kerajaan Kutai Kartanegara


Setelah berakhirnya masa pemerintahan Kerajaan Kutai Martadipura (Mulawarman),
berdirilah Kerajaan Kutai Kartanegara. Kerajaan ini berdiri Tanjung Kue, Kalimantan Timur.
Namun, saat ini letak kerajaan tersebut diketahui hanya tersisa semak belukar dan makam
kuno yang dipercaya sebagai makam keramat.Kerajaan Kutai Kartanegara disebut juga dalam
hikayat raja-raja pasir dan kitab pararaton. Selain itu, cerita masyarakat tentang kerajaan ini
dituangkan dalam buku Salasilah Kutai. Yaitu sebuah buku atau kitab dengan bahasa arab
melayu untuk mengisahkan kehidupan raja-raja pada masa itu.Kisah Kerajaan Kutai dimulai
dari seorang kepala suku jahitan layar yang memiliki masalah karena belum dikaruniai
keturunan setelah lama berumah tangga. Kemudian ia mendapat bola emas secara ajaib yang

14
didalamnya terdapat anak laki-laki. Lantas anak itu diberi nama Aji Batara Agung Dewa
Sakti.

Pada waktu yang bersamaan, kepala suku hulu dusun juga menemukan seorang anak
perempuan yang berada di atas buih Sungai Mahakam. Anak perempuan ini kemudian diberi
nama Putri Karang Melenu atau Putri Junjung Buih. Kedua anak tersebut, yaitu Aji Batara
dan Putri Melenu setelah dewasa menikah dan melahirkan seorang keturunan.Keturunannya
ini adalah seorang anak laki-laki yang dikenal dengan nama Aji Paduka Nira. Setelah
anaknya lahir, Aji Batara akhirnya memutuskan untuk melakukan perjalanan jauh ke tanah
jawa, yaitu Kerajaan Majapahit. Sayangnya, karena ditinggal terlalu lama, Putri Melenu tak
tahan hidup sendiri, sehingga menyeburkan dirinya ke Sungai Mahakam.Setelah
kepulangannya, Aji Batara bersedih hati mengetahui istrinya telah tiada. Akhirnya ia
melakukan hal sama dengan menceburkan dirinya ke Sungai Mahakam seperti istrinya.
Setelah kedua orang tuanya tiada, Aji Paduka Nira menjadi raja yang sah kedua untuk
memimpin Kerajaan Kutai Kartanegara.Aji Paduka Nira pun akhirnya menikahi seorang Putri
yang bernama Putri Paduka Suri.

Dari perkawinannya ini lahirlah keturunan yang berjumlah 7 orang anak. Yaitu
diantaranya 5 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan.Diketahui bahwa istrinya
tersebut merupakan keturunan Kerajaan Kutai Martadipura (Mulawarman). Ia merupakan
anak dari Raja Guna Perana Tungga, keturunan dari generasi ke- 20. Setelah menikah,
namanya dikenal dengan Putri Paduka Suri, sedangkan nama aslinya adalah Indra Perwati
Dewi.Salah satu tujuan dari pernikahan ini adalah untuk memperkuat kekuataan politik
kerajaan. Namun, banyak yang menyimpulkan bahwa pernikahan ini hanya untuk
menghindarkan perselisihan antara kedua kerajaan. Setelah masa kepemimpinannya selesai,
Kerajaan Kutai Kartanegara dipimpin oleh Maharaja Sultan.Untuk memperluas ilmu serta
kekuasaannya, Maharaja Sultan pergi ke Majapahit untuk menimba pengetahuan. Setelah
kepulangannya dari Majapahit, Maharja Sultan menikah dengan Aji Paduka Sari dan
dikaruniai anak yang bernama Mandarsyah. Tak berlangsung lama, akhirnya kepemimpinan
ayahnya ini diserahkan kepada anak tersebut, yaitu Raja Mandarsyah.Pada usia 4 tahun,
ayahnya tersebut meninggal dunia. Oleh karena itu, ia dinobatkan sebagai raja setelah
beranjak dewasa sebagai pewaris tunggal yang sah. Namun, Raja Mandrasyah tidak
dikaruniai keturunan selama masa kepemimpinannya. Sehingga ia harus menyerahkan
kepemimpinannya kepada Tumenggung Baya-Baya, hingga akhir kepemimpinan yang terus
berganti dengan penerus-penerus baru.Kerajaan Kutai Kartanegara merupakan kerajaan yang
memiliki silsilah panjang. Hal ini juga dikarenakan perembangan dan transisi masa
perubahan keyakinan, yaitu hindu ke islam. Oleh sebab itu, kerajaan ini juga dikenal dengan
kesultanan. Berikut adalah silsilah kepemimpinan Kerajaan Kutai Kartanegara:

1. Aji Batara Agung Dewa Sakti 1300-1325 M


2. Aji Batara Agung Paduka Nira 1325-1360 M
3. Maharaja Sultan 1360-1420 M
4. Raja Mandarsyah 1420-1475 M
5. Pangerang Tumenggung Bayabaya 1475-1545 M
6. Raja Makota 1454-1610 M
7. Aji Dilanggar 1610-1635 M
8. Pangeran Sinum Panji Mendapa Ing Martadipura 1635-1650 M
9. Pangeran Dipati Agung Ing Martadipura 1650-1665 M

15
10. Pangeran Dipati Maja Kusuma Ing Martadipura 1665-1686 M
11. Aji Ragi Gelar Ratu Agung 1686-1700 M
12. Pangeran Dipati Tua Ing Martadipura 1700-1710 M
13. Pangeran Anum Panji Mendapa Ing Martadipura 1710-1735 M
14. Sultan Aji Muhammad Idris 1735-1778 M
15. Sultan Aji Muhammad Aliyeddin 1778-1780 M
16. Sultan Aji Muhammad Muslihuddin 1780-1816 M
17. Sultan Aji Muhammad Salehuddin 1816-1845 M
18. Dewan Perwalian 1845-1850 M
19. Sultan Aji Muhammad Sulaiman 1850-1899 M
20. Sultan Aji Muhammad Alimuddin 1899-1910 M
21. Pangeran Mangkunegoro 1910-1920 M
22. Sultan Aji Muhammad Parikesit 1920-1960 M

 Kerajaan Majapahit
KERAJAAN Majapahit merupakan kerajaan Hindu-Budha terakhir di
Nusantara antara abad ke-13 dan ke-16. Dalam sejarah, Majapahit dianggap sebagai
salah satu kerajaan terbesar, dan wilayahnya mencakup hampir seluruh nusantara.
Kerajaan Majapahit didirikan pada tahun 1293 oleh Raden Wijaya, menantu
Kertanegara, raja terakhir Kerajaan Singasari. Puncak kesuksesan kerajaan itu pada
masa pemerintahan Hayam Wuruk, yang memerintah dari tahun 1350 hingga 1389.
Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit berhasil menaklukkan Sumatera,
Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua,
Tumasik (Singapura) dan beberapa pulau Filipina. Kerajaan juga memiliki hubungan
dengan Kampa, Kamboja, Siam, Burma selatan, Vietnam dan Cina. Sumber sejarah
kerajaan Majapahit dapat ditemukan dalam kitab Negarakertagama, Pararaton, kitab
Kidung, prasasti dan berita Cina. Sejarah Singkat Kerajaan Majapahit Konon awal
mula Kerajaan Majapahit berdiri setelah runtuhnya Kerajaan Singasari akibat
Pemberontakan Jayakatwang pada tahun 1292 M. Cucu Kartanegara (raja Singosari
dikalahkan Jayakatwang) yang berada di bawah tekanan, yaitu Raden Wijaya
kemudian melarikan diri. Selama pelariannya, ia menerima bantuan dari Arya Wiraja.
Raden Wijaya kemudian membuat desa kecil di hutan Trowulan dan diberi nama
desa Majapahit. Nama ini diambil dari nama buah Maja yang tumbuh di
hutan namun memiliki rasa pahit, terkait dengan Historia. Seiring berjalannya waktu,
desa itu berkembang dan Wijaya diam-diam dikuatkan dengan merebut
hati penduduk dari Tumapel dan Daha. Niat balas dendam Raden Wijaya terbantu
lebih cepat ketika pasukan Khubilai Khan tiba pada tahun 1293.
Setelah mengalahkan Jayakatwang, Raden Wijaya menyerang pasukan Khubilai

16
Khan karena tidak mau tunduk pada kekuasaan kaisar Mongol. Penobatannya sebagai
raja pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 atau pada tanggal 10 November 1293
merupakan cikal bakal lahirnya kerajaan Majapahit. Sebagai raja, Raden Wijaya
bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Nama Raden Wijaya telah disematkan untuk
menghormati pamannya, pendiri Kerajaan Singasari, serta untuk
menghormati leluhurnya di Singasari. Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit Meskipun
sering memberontak pada tahap awal, kerajaan Majapahit tumbuh menjadi kerajaan
terbesar di Nusantara. Masa kejayaan kerajaan datang ketika dipimpin oleh Hayam
Wuruk (1350-1389 M).
Kejayaan Majapahit tak luput dari peran Gajah Mada, sang mahapatih yang
berhasil menumpas segala pemberontakan dan bersumpah untuk
menyatukan nusantara. Selama 39 tahun berkuasa, Hayam Wuruk dan Gajah Mada
telah berhasil membuat panji Majapahit terlihat di seluruh nusantara bahkan
semenanjung Malaka. Sumpah Palapa yang dikeluarkan oleh Gajah Mada
dilaksanakan, dengan wilayah Majapahit meliputi Sumatera, Semenanjung Malaysia,
Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, serta Tumasik
(Singapura) dan sebagian Kepulauan Filipina. Selain itu, kerajaan juga menjalin
hubungan dengan Campa (Thailand), Kamboja, Siam, Burma selatan, Vietnam dan
Cina. Majapahit juga memiliki armada laut yang tangguh di bawah pimpinan Mpu
Nala. Berkat kekuatan dan strategi militernya, Majapahit mampu menciptakan
stabilitas di wilayahnya. Dari segi ekonomi, Majapahit telah menjadi pusat
perdagangan di Asia Tenggara dengan ekspor lada, garam, dan lengkeng. Raja-raja
Kerajaan Majapahit
• Raden Wijaya (1293-1309 M)
• Sri Jayanagara (1309-1328 M)
• Tribhuwana Tunggadewi (1328-1350 M)
• Hayam Wuruk (1350-1389 M)
• Wikramawardhana (1389-1429 M)
• Dyah Ayu Kencana Wungu (1429-1447 M)
• Prabu Brawijaya I (1447-1451 M)
• Prabu Brawijaya II (1451-1453 M)
• Prabu Brawijaya III (1456-1466 M)
• Prabu Brawijaya IV (1466-1468 M)
• Prabu Brawijaya V (1468 -1478 M)

17
• Prabu Brawijaya VI (1478-1489 M)
• Prabu Brawijaya VII (1489-1527 M)

 Kerajaan Tarumanegara
Menjadi kerajaan bercorak Hindu yang ada di nusantara dan berdiri pada abad
ke-4, kerajaan Tarumanegara bertahan hingga abad ke-7 masehi. Kerajaan ini
berada di tepi sungai Citarum, yang terletak di Jawa Barat. Menariknya dari kerajaan
ini adalah pendirinya, Maharesi Jayasingawarman yang bukan orang asli nusantara
karena asalnya dari India.Bukan tanpa alasan mengapa pendiri kerajaan ini berasal
dari India, Maharesi Jayasingawarman datang ke nusantara setelah kekacauan dan
penjajahan yang dilakukan pasukan Maharaja Samudragupta. Tokoh yang sebenarnya
berasal dari Kerajaan Magadha, di bawah kepemimpinannya Tarumanegara berhasil
menguasai setidaknya 48 kerajaan.
Awal Mula Berdirinya Kerajaan Tarumanegara:
Tarumanegara menjadi kerajaan kedua di nusantara yang memiliki corak
Hindu setelah kerajaan Kutai. Kerajaan Tarumanegara berada di dekat Sungai
Citarum yang berlokasi di Jawa Barat, berdiri abad ke-4 m atau sekitar tahun 358
m. Meski berdiri di tanah Indonesia, yang saat itu belum dikenal dengan nama
negara, pendiri kerajaan ini bukan orang asli nusantara.Maharesi Jayasingawarman
atau juga dikenal dengan nama Rajadirajaguru Jayasingawarman merupakan seorang
pendatang dari India. Sosoknya menjadi raja dari kerajaan ini setelah sebelumnya
menjadi seorang pertapa, dan setelah kembali ke profesi sebelumnya takhta raja pun
diberikan kepada anaknya, Raja Dharmayawarman.Jayasingawarman berasal dari
Salankayana, India yang kemudian pergi ke nusantara tepatnya di Kerajaan
Salakanagara. Kehadirannya pun disambut Raja Dewawarman VIII, hingga kemudian
dinikahkan dengan salah satu putri raja tersebut. Setelah itu Jayasingawarman
membuka wilayah yang diperkirakan kerajaan Tarumanegara terletak
di Bekasi.Setelah itu Jayasingawarman mendirikan kerajaan yang dinamai Taruma
sekitar 358 masehi dan seiring berjalannya waktu dikenal dengan Tarumanegara atau
juga disebut Tarumanagara. Selama 24 tahun Jayasingawarman berkuasa meski belum
bisa dikatakan bahwa kerajaan yang dipimpinnya memasuki era kejayaan.
 Pendiri dari Kerajaan Tarumanegara:

18
Karena kesulitan dalam mengetahui secara jelas bagaimana struktur
genealogis raja-raja Tarumanegara, namun dari penemuan prasasti Ciaruteun yang
menyebutkan nama Purnawarman yang disebut sebagai raja pertama sekaligus pendiri
ibukota kerajaan yang saat itu bernama Sundapura sesuai dengan sumber sejarah
kerajaan Tarumanegara.
Sementara itu dalam naskah Wangsakerta menyebutkan jika Purnawarman
adalah raja ketiga dari kerajaan Tarumanegara ini. Sementara pendirinya adalah
Rajadirajaguru Jayasingawarman di sekitar 358 masehi, namun penemuan naskah ini
justru diragukan kebenarannya oleh para ahli. Seluruh prasasti yang ditemukan diduga
merujuk dari peninggalan dari kerajaan ini.
Dari prasasti yang ditemukan itu semuanya menunjukkan Purnawarman
sebagai raja yang berkuasa, meskipun kerajaan ini kemungkinan berlangsung dari
tahun 400 hingga 600 masehi. Karena itu Tarumanegara memiliki lebih dari satu raja,
Purnawarman disebut sebagai penguasa terbesar dan raja yang terkenal pada kerajaan
Tarumanegara adalah dirinya.
Menurut prasasti Tugu disebutkan kekuasaan Purnawarman meliputi banyak
wilayah di bagian utara Jawa bagian barat, mulai dari Banten hingga Cirebon.
Purnawarman juga memerintahkan penggalian Sungai Candrabaga atau juga disebut
dengan kali Bekasi yang memiliki panjang sekitar 12 km dan sungai Gomati yang
menjurus ke laut.
Menariknya setelah dilakukan proses penggalian dirayakan dengan adanya
persembahan 1.000 ekor sapi kepada Brahmana. Pusat kekuasaan kerajaan ini ada di
sekitar wilayah tersebut, antara Bekasi dan Karawang. Purnawarman mendirikan
ibukota kerajaan yang dinamai Sundapura dan hal ini dibuktikan munculnya
kompleks Candi Batujaya dan komplek Cibuaya.
Raja-raja di Kerajaan Tarumanegara:
Tarumanegara mengalami masa pemerintahan yang dipimpin sebanyak 12
raja, kerajaan ini mendapat pengaruh kebudayaan Hindu India. Hal ini tampak dari
kebudayaan dan bahasa yang digunakan, yakni bahasa Sanskerta yang disertai dengan
huruf Pallawa dalam prasasti. Berikut ini nama-nama raja yang pernah memerintah
kerajaan tersebut.
 Jayasingawarman (358-382 M)
 Dharmayawarman (382-395 M)

19
 Purnawarman (395-434 M)
 Wisnuwarman (434-455 M)
 Indrawarman (455-515 M)
 Candrawarman (515-535 M)
 Suryawarman (535-561 M)
 Kertawarman (561-628 M)
 Sudhawarman (628-639 M)
 Hariwangsawarman (639-640 M)
 Nagajayawarman (640-666 M)
 Linggawarman (666-669 M)
Letak dari Kerajaan Tarumanegara:
Letak kerajaan Tarumanegara berada di bagian barat pulau Jawa, sesuai
dengan isi dari prasasti Tugu yang menyebut kekuasaan kerajaan ini saat dipegang
Purnawarman membentang dari Banten hingga Cirebon. Beberapa pusat lokasi
kekuasaan Tarumanegara meliputi Candrabaga, Citarum, Ciliwung dan
Cisadane.Karena lokasinya memang menjadi titik utama dari pertumbuhan serta
perkembangan peradaban kerajaan ini. Meski begitu tak jelas bagaimana genealogis
dari raja-raja Tarumanegara meski bisa dilihat dari prasasti dan peninggalan-
peninggalan lainnya. Bahkan karena tak jelasnya itu, pendiri kerajaan ini terdapat dua
versi berbeda.
Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya:
Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaan di era raja Purnawarman,
sosok raja yang memang dikenal cerdas dan berwibawa. Di masa kepemimpinannya,
hal yang paling berkembang dari kerajaan Tarumanegara adalah kondisi
perekonomian yang maju dengan sangat pesat, saking pandainya Purnawarman dalam
memimpin.Selain itu kerajaan Tarumanegara di era Purnawarman juga sukses dalam
penanganan banjir yang kerap kali menerjang wilayah mereka. Adalah proyek
penggalian sungai dan kali yang membuat Purnawarman berhasil mengatasi hal
tersebut. Meskipun di akhir proyeknya, ia harus memberi persembahan berupa seribu
ekor sapi.Menggali kali Candrabaga yang merupakan cikal bakal sungai Citarum dan
membuat air mengalir ke laut. Kemudian membuat kali sepanjang 11 kilometer hanya
dalam kurun waktu 21 hari dan diakhiri dengan persembahan seribu ekor sapi kepada

20
kaum Brahmana. Hal ini tertuang dalam salah satu peninggalan penting mereka, yakni
prasasti Tugu.
Masa Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara:
Keruntuhan kerajaan ini diperkirakan terjadi di pertengahan abad ke-7 masehi,
selama tiga abad kerajaan ini berdiri hingga mengalami masa kejayaan namun hingga
pada akhirnya hancur tak tersisa. Setidaknya terdapat dua faktor utama yang membuat
kerajaan Tarumanegara mengalami keruntuhan, berikut di antaranya.

 Serangan Kerajaan Sriwijaya

Serangan ini diperkirakan terjadi di tahun 650, terlihat dari isi prasasti Kota Kapur yang
menyebut Dapunta Hyang Sri Jayanasa melancarkan serangan terhadap Bhumi Jawa. Hal itu
dikarenakan kerajaan tersebut tak mau tunduk dengan Sriwijaya, serangan ini terjadi dan
diperkirakan bersamaan dengan keruntuhan Tarumanegara dan Ho-Ling di akhir abad ke-7.
 Tarumanegara Pecah

Pecahnya Tarumanegara menjadi Sunda dan Galuh, diambil dari naskah Wangsakerta meski
kebenarannya sempat diragukan. Disebutkan bahwa Linggawarman yang berkuasa di tahun
666 disebut banyak memberi amanat kepada raja-raja kecil di daerah untuk mewakilinya,
kekuasaan dari kerajaan-kerajaan itu meningkat signifikan.
Galuh berada di dekat wilayah Cirebon dan memilih berpisah dari Tarumanegara, sementara
penerus Linggawarman justru memilih mengubah kerajaannya menjadi Sunda. Berakhirnya
kerajaan Tarumanegara ditandai dengan kemunculan dua kerajaan ini, Galuh dan Sunda.
Yang kemudian menjadi kerajaan terbesar di Jawa Barat pada masanya. Prasasti Peninggalan
Kerajaan Tarumanegara

 Ciaruteun yang berisi tapak kaki Purnawarman dengan pernyataan yang menyebutkan
bahwa wilayah yang mencakup Sungai Cisadane dan Ciaruteun.
 Prasasti Tugu yang berisi mengenai proses penggalian sungai Candrabaga dan Gomati
guna mengatasi banjir.
 Prasasti Jambu, isinya pujian terhadap Purnawarman yang bahkan sampai disamakan
dengan Dewa Indra.
 Prasasti Telapak Gajah berisi kaki gajah yang digunakan Purnawarman ketika berperang,
gajah tersebut dinamai Airawata seperti gajah perang dewa Indra.

21
 Prasasti Cidanghiyang yang juga berisi mengenai pujian-pujian terhadap Purnawarman
sebagai raja dari Tarumanegara.
 Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Pasir Muara, Prasasti Pasir Awi dan prasasti Muara Cianten
juga termasuk dalam peninggalan kerajaan Tarumanegara.
Candi

 Situs Batujaya, merupakan komplek percandian yang ditemukan di Karawang dan


bertempat di tepi sungai Citarum. Komplek percandian ini bisa dikatakan besar dengan
berisi tiga belas artefak, di antarata Segaran I-1V dan Talagajaya I-VII.
 Situs Cibuaya, berisi dua artefak yang diyakini merupakan peninggalan Tarumanegara
berupa candi Lemah Duwur Wadon dan Lemah Duwur Lanang. Ditemukan di Karawang,
tepatnya arah ke timur dari situs Batujaya dan lebih dekat dengan sisi utara pantai Jawa.
Arca

Banyak sekali arca yang ditemukan di bekas wilayah kekuasaan Tarumanegara dan diyakini
sebagai peninggalan kerajaan tersebut. Khususnya di lokasi yang berdekatan dengan candi
yang disebutkan di atas, terdapat tiga buah arca yakni Wisnu, Siwa yang berada di Tanjung
Barat dan Durga yang berada di Tanjung Priok.

 Kerajaan Mataram
kerajaan Mataram kuno memiliki cerita tersendiri sarat akan sejarah. Menurut sejarah,
munculnya kerajaan ini berasal dari bangsa Arya yang pada saat itu menjadi pengembara dari
Asia Tengah hingga masuk ke India di sekitar tahun 1.500 sebelum masehi.
Bangsa Arya kemudian mengembangkan kepercayaan dan sistem dalam masyarakat hingga
memunculkan Hinduisme yang berkembang di sekitar abad ke-5 sebelum masehi munculah
Buddha yang dibawa seorang tokoh yang dikenal dunia, Siddharta Gautama. Salah satu
ajaran agama yang membawa pengendalian dan pencapaian nirwana.
 Awal Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan ini berdiri di bumi Mataram yang terletak di dekat Yogyakarta sejak abad ke-8
hingga menuju ke-11. Kerajaan ini sering berpindah, sehingga berpengaruh juga pada nama
kerajaan ketika berdiri di Mataram sempat diberi nama Medang I Bhumi Mataram. Total
kerajaan ini berpindah-pindah sebanyak tujuh kali hingga sampai ke Jawa Timur di abad ke-
10.

22
Saat itu dikenal dengan nama Kerajaan Medang, saat itu pendiri kerajaan ini bernama
Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya dengan periode berkuasa pada 732-760 masehi.
Menariknya selama berdiri, kerajaan Mataram diperintah oleh dua dinasti yakni dinasti
Sanjaya dengan mayoritas beragama Hindu dan dinasti Syailendra dengan agama Buddha.
Tak seperti pada kerajaan pada umumnya, Mataram saat masih bernama Medang dipimpin
kedua dinasti yang justru sibuk mencari kekuasaan. Hanya sebentar keduanya memerintah
bersama, pemerintahan Sanjaya juga memiliki beberapa pemimpin selain Rakai Mataram
Sang Ratu Sanjaya, di antaranya seperti Sri Maharaja Rakai Panangkaran, Sri Maharaja Rakai
Pikatan.
Terakhir adalah Sri Maharaja Watukura Dyah Balitung, sementara pada dinasti
Syailendra pemimpin pertama adalah Bhanu yang kemudian berlanjut ke Raja Wisnu hingga
membuat dinasti Sanjaya tunduk kepadanya. Bahkan Samaratungga yang merupakan raja
terbesar dan terakhir Syailendra juga patuh kepadanya, begitulah bagaimana proses
berdirinya kerajaan mataram.
 Sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

 Abad ke-9

Dua wangsa bersatu dari perkawinan Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya yang merupakan
anak dari Samaratungga bernama Pramodawardhani. Meskipun rencana pernikahan itu
mendapat pertentangan karena tak disetujui Balaputra Dewa selaku adik dari
Pramodawardhani setelah ia merasa terancam oleh keberadaan Rakai Pikatan.
Balaputra kemudian merebut kekuasaan, namun usahanya itu gagal meski pada akhirnya ia
kembali menjadi raja Sriwijaya usai pulang kampung. Rakai pikatan yang sukses memenangi
peperangan kemudian mendirikan Candi Loro Jonggrang dan kini dikenal dengan nama
Candi Prambanan yang berada di Sleman.
 Abad ke-10

Di abad ini pemerintahan Mataram Kuno berpindah ke Jawa Timur dan diprakarsai oleh Mpu
Sindok yang memindahkan pusat pemerintahan sekaligus kerajaan ke area tersebut. Mpu
Sindok merupakan raja pertama dan tokoh pendiri Dinasti Isana di Jawa Timur. Namun tidak
diketahui secara pasti siapa pengganti Mpu Sindok setelah itu.

 Abad ke-11

23
Kehancuran Dharmawangsa Teguh akibat dari serangan Kerajaan Sriwijaya setelah
mengalami kegagalan bekerja sama dengan kerajaan Wurawari. Namun ada yang selamat
dari serangan terhadap Dharmawangsa, yakni Airlangga hingga kemudian dinobatkan sebagai
raja di 1.019 masehi serta mampu memperluas wilayah kekuasaan.
 Silsilah Kerajaan Mataram Kuno

Menurut prasasti Canggal pada 732 masehi disebutkan bahwa pendiri kerajaan Mataram
Kuno adalah Wangsa Sanjaya. Kemudian dalam prasasti Balitung disebutkan juga beberapa
nama raja yang pernah memerintah kerajaan Mataram kuno. Berikut ini beberapa sosok yang
pernah memerintah kerajaan Mataram kuno.
 Sanjaya
 Rakai Panangkaran
 Panunggalan
 Rakai Watuk
 Garung
 Rakai Pikatan
 Kayuwangi
 Watuhumalang
 Balitong
Selain itu ditemukannya prasasti Ligor dan prasasti Klurak yang menyebutkan beberapa raja
yang memerintah di kerajaan Mataram kuno. Di antaranya seperti Bhanu, Wisnu, Indra
hingga Samaratungga. Jika dilihat dari aspek politik dan pemerintahan, kerajaan Mataram
Kuno masuk dalam kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha.
 Kehidupan Kerajaan Mataram Kuno

Meski banyak pihak berkuasa yang berambisi memiliki kekuasaan penuh di Mataram kuno,
namun kehidupan kerajaan ini dikenal dengan toleransi beragama yang sangat kuat. Penganut
Hindu dan Buddha sama-sama hidup rukun, hal ini terlihat dari banyaknya pembangunan
candi-candi yang disebut sebagai peninggalan.
Berdirinya candi-candi Hindu dan Buddha itu tak lepas dari ajaran toleransi yang diajarkan
oleh para pemimpin kerajaan tersebut. Dalam masanya, raja-raja Mataram kuno dan rakyat
memiliki perbedaan agama, kondisi yang disebut sangat biasa serta hal yang lumrah. Hal itu
mengajarkan masyarakat dan raja tidak harus memiliki agama yang sama.
Seperti salah satunya pernikahan antara Pramodhawardhani yang merupakan putri Rakai
Garung alias Samaratungga dari dinasti Syailendra pemeluk agama Buddha. Dinikahkan

24
dengan Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya yang memeluk agama Hindu-Syiwa. Rakai
Pikatan dan Maharatu Pramowardhani kemudian sama-sama memerintah Mataram Kuno
periode 840-856 masehi.
Berdiri di Jawa Tengah membuat kerajaan Mataram Kuno memiliki peninggalan yang cukup
banyak termasuk lewat prasasti dan candi. Candi memang sangat kental dengan Mataram,
mengingat kerajaan ini memiliki masyarakat yang memeluk agama Hindu-Budha. Lantas apa
saja peninggalan tersebut, berikut di antaranya.
 Prasasti Kerajaan Mataram Kuno

 Prasasti Canggal
 Prasasti Kalasan
 Prasasti Mantyasih
 Prasasti Klurak
 Candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

 Candi Bima Candi Arjuna


 Candi Kalasan
 Candi Plaosan
 Candi Prambanan
 Candi Sewu
 Candi Mendut
 Candi Pawon
 Candi Puntadewa
 Candi Semar
 Candi Srikandi
 Candi Borobudur
Sultan Agung yang menjadi raja Mataram era 1612-1645, sebutkan prestasi besar sultan
agung selama memerintah kerajaan mataram. Berikut ini beberapa prestasi yang
diraihnya, di antaranya seperti memperluas kekuasaan Jawa, Madura, Palembang sampai
Banjarmasin. Sukses mengatur dan menguasai wilayah kekuasaan dari pusat dan
mengembangkan kegiatan ekonomi agraris.
Sultan Agung sudah naik takhta sejak usianya di 20 tahun dan dikenal membawa kerajaan
Mataram Islam mencapai puncak kejayaan. Kerajaan mataram islam mencapai puncak
kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Agung pada 1627, setelah empat belas
tahun ia memimpin sejak pertama kali didaulat sebagai raja.

25
 Letak Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram kuno memiliki dua periode berdasar lokasi, hal ini berkaitan dengan ibu
kota pemerintahannya. Diawali dari periode Kerajaan Medang yang berada di Jawa Tengah
di bawah kepemimpinan Wangsa Sanjaya dan Syailendra medio 732-929 masehi. Kemudian
berlanjut di Jawa Timur yang dipimpin Wangsa Isyana medio 929 -1016 masehi.
Pada 929 mahesi barulah Mataram Kuno berpindah ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok dan
diketahui beberapa faktor sebagai pendorong perpindahan ini. Mulai dari faktor publik karena
seringnya perebutan kekuasaan yang berimbas pada terancamnya wilayah kerajaan.
Kemudian adanya bencana alam, dalam hal ini letusan gunung Merapi.
Ada pula potensi ancaman dari kerajaan lain termasuk kerajaan Sriwijaya dan faktor lain
motif agama dan ekonomi. Keberadaan kerajaan Mataram yang jauh dari pelabuhan membuat
Mpu Sindok terpaksa memindahkan lokasi kerasaan agar dapat bekerja sama dengan kerajaan
lain. Hingga lokasi pusat kerajaan ini ada di Yogyakarta.
 Tokoh yang Berpengaruh

 Jawa Tengah

 Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M)


 Rakai Panangkaran (760-780 M)
 Rakai Panunggalan alias Dharanindra (780-800 M)
 Rakai Warak alias Samaragrawira (800-820 M)
 Rakai Garung alias Samaratungga (820-840 M)
 Rakai Pikatan dan Maharatu Pramodawardhani (840-856 M)
 Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala (856-882 M)
 Rakai Watuhumalang (882-899 M)
 Rakai Watukura Dyah Balitung (898-915 M)
 Mpu Daksa (915-919 M)
 Rakai Layang Dyah Tulodong (919-924 M)
 Rakai Sumba Dyah Wawa (924 M)
 Jawa Timur

 Rakai Hino Sri Isana alias Mpu Sindok (929-947 M)


 Sri Lokapala dan Ratu Sri Isanatunggawijaya (sejak 947 M)
 Makutawangsawardhana (hingga 985 M)
 Dharmawangsa Teguh (985-1007 M)

26
 Kehidupan Masa Lalu di Kerajaan Mataram Kuno

Yang menarik di Mataram Kuno adalah kehidupan sosial karena tidak begitu menerapkan
sistem kasta dan mobilitas sosial bisa terjadi begitu saja. Kehidupan ekonomi awalnya berasal
dari bidang pertanian, karena didukung letak pusat pemerintahan yang strategis karena berada
pedalaman dan didukung dengan pembangunan irigasi.
Hingga muncul sistem perdagangan di era pemerintahan Dyah Balitung, diperintahkan
pendirian pusat-pusat perdagangan kegiatan ekonomi masyarakat dari pertanian. Kemudian di
bidang kebudayaan, kerajaan Mataram kuno banyak menghasilkan candi dan prasasti hingga
sampai saat ini dinilai sebagai peninggalan berharga nusantara.

2.8 Sejarah Kerajaan corak Budha


 KERAJAAN SRIWIJAYA
Kerajaan-kerajaan Buddha di Sumatra muncul pada sekitar abad ke-6 dan ke-7.
Sejarah mencatat ada dua kerajaan bercorak Buddha di Sumatra, yaitu Kerajaan
Melayu dan Kerajaan Sriwijaya. Nama kerajaan Sriwijaya selanjutnya mendominasi
hamper seluruh informasi tentang kerajaan dari Sumatra pada abad
ke -7 hingga ke-11. Kerajaan Melayu merupakan salah satu kerajaan tertua di
Indonesia. Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang bias ditemukan, Kerajaan Melayu
diperkirakan berpusat di daerah Jambi, tepatnya di tepi alur Sungai Batanghari. Di
sepanjang alur Sungai Batanghari ditemukan banyak peninggalan berupa candi dan
arca. Sumber sejarah lain yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk keberadaan
Kerajaan Melayu adalah catatan dari seorang pengelana dari Cina yang bernama I-
Tsing (671-695). Ia menyebutkan bahwa pada abad ke-7 terdapat sebuah kerajaan
bernama Kerajaan Melayu yang secara politik dimasukkan ke dalam wilayah
kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Dari cerita I-Tsing, diketahui bahwa Kerajaan
Melayu terletak ke dalam Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan terdekat
antara India dan Cina. Menurut Kitab Negara kertagama, pada tahun 1275, Raja
Kertanegara dari kerajaan di Jawa mengadakan ekspedisi penaklukan ke Sumatra.
Ekspedisi tersebut disebut ekspedisi Pamalayu. Setelah cukup lama di bawah
kekuasaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu muncul kembali sebagai pusat kekuasaan di
Sumatra. Pada abad 17, adityawarman, putra Adwayawarman memerintah Kerajaan
Melayu. Adityawarman memerintah hingga tahun 1375. Kemudian, digantikan oleh
anaknya Anangwarman.

27
 KERAJAAN SRIWIJAYA
Kerajaan Sriwijaya yang muncul pada abad ke-6, pada mulanya berpusat di sekitar
Sungai Batanghari, pantai timur Sumatra. Pada perkembangannya, wilayah kerajaan
Sriwijaya meluas hingga meliputi wilayah Kerajaan Melayu, Semenanjung Malaya,
dan Sunda (kini wilayah Jawa Barat). Catatan mengenai kerajaan-kerajaan di
Sumatra didapat dari seorang pendeta Buddha bernama I-Tsing yang pernah tinggal
di Sriwijaya antara tahun 685-689 M. Pada tahun 692, ketika I-Tsing, bias
disimpilkan bahwa Sriwijaya telah menaklukan dan menguasai kerajaan-kerajaan
disekitarnya. Dari Prasasti Kedukan Bukit (683), dapat diketahui bahwa Raja
Dapunta Hyang berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukan
daerah Minangatamwan, Jambi.Daerah Jambi sebelumnya adalah wilayah kerajaan
Melayu. Daerah itu merupakan wilayah taklukan pertama Kerajaan Sriwijaya.
Dengan dikuasainya wilayah Jambi, Kerajaan Sriwijaya memulai peranannya
sebagai kerajaan maritim dan perdagangan yang kuat dan berpengaruh di Selat
Malaka. Ekspansi wilayah Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 menuju ke arah
selatan dan meliputi daerah perdagangan Jawa di Selat Sunda.Kerajaan Sriwijaya
mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa. Pada masa itu,
kegiatan perdagangan luar negeri ditunjang juga dengan penaklukan wilayah-
wilayah sekitar. Sepanjang abad ke-8, wilayah Kerajaan Sriwijaya meluas kearah
utara dengan menguasai Semenanjung Malaya dan daerah perdagangan di Selat
Malaka dan Laut Cina Selatan. Sejarah tentang Raja Balaputradewa dimuat dalam
dua prasasti, yaitu Prasasti Nalanda dan Prasasti Ligor. Raja kerajaan Sriwijaya yang
terakhir adalah Sri Sanggrama Wijayatunggawarman. Pada masa pemerintahan Sri
Sanggrama Wijayatunggawarman, hubungan Kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Chola
dari India yang semula sangat erat mulai renggang. Hal itu disebabkan oleh
seranggan yang dilancarkan Kerajaan Chola di bawah pimpinan Rajendracoladewa
atas wilayah Sriwijaya di semenanjung Malaya. Serangan-serangan tersebut
menyebabkan kemunduran kerajaan Sriwijaya.

 KERAJAAN DHARMASRAYA
Kerajaan Dharmasraya adalah penerus Kerajaan Melayu, yang pernah ditaklukkan

28
oleh Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7. Setelah kekuasaan Wangsa Sailendra di
Pulau Sumatera dan Semenanjung Malaya berakhir, Melayu bangkit kembali sebagai
penguasa Selat Malaka. Sejak itu, kerajaan terletak di Dharmasraya dan diperintah
oleh Maharaja Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa dari Wangsa Mauli.
Salah satu sumber sejarah Kerajaan Dharmasraya didapatkan dari Thailand, yakni
Prasasti Grahi. Prasasti berangka tahun 1183 Masehi itu memuat perintah Maharaja
Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa terkait pembuatan arca Buddha
kepada Mahasenapati Galanai, Bupati Grahi. Raja-raja Kerajaan Dharmasraya
Maharaja Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1183-1286 M) Srimat
Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa (1286-1316 M) Srimat Sri Akarendrawarman
(1316-1347 M) Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra
Maulimali Warmadewa (Adityawarman) Baca juga: Kerajaan Melayu: Letak, Raja-
raja, dan Ekspedisi Pamalayu Masa kejayaan Kerajaan Dharmasraya Kerajaan
Dharmasraya berkembang dengan sangat cepat. Bahkan pada masa awal
pemerintahannya, kekuasaannya telah mencapai Grahi, yang terletak di perbatasan
Kamboja dan Thailand. Hal ini karena raja pertamanya segera melakukan
penyerangan besar-besaran ke wilayah bekas kekuasaan Sriwiijaya. Kemudian pada
masa kekuasaan Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa, kerajaan ini berhasil
menaklukkan dan menduduki Jawa bagian barat (tanah Sunda). Setelah Sriwijaya
runtuh, Dharmasraya menjadi kerajaan terbesar di Sumatera yang memiliki sekitar
15 kerajaan bawahan. Hubungan dengan Kerajaan Singasari Dalam catatan Cina,
Zhufan Zhi, karya Zhao Rugua yang ditulis pada 1225 M, Dharmasraya juga
menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara, salah satunya
adalah Kerajaan Singasari. Raja Kertanegara dari Singasari diketahui melakukan
Ekspedisi Pamalayu pada 1275, untuk menjadikan Sumatera sebagai benteng
pertahanan dalam menghadapi ekspansi bangsa Mongol. Sebagai tanda persahabatan
dengan Kerajaan Dharmasraya yang menguasai Sumatera, maka Raja Kertanegara
mengirim arca Amoghapasa. Prasasti Padang Roco menyebut bahwa arca
Amoghapasa diberangkatkan dari Jawa dengan diiringi beberapa pejabat Singasari.
Setelah penyerahan arca, Raja Dharmasraya menghadiahkan dua putrinya, Dara
Jingga dan Dara Petak. Dara Petak nantinya diperistri oleh Raden Wijaya (pendiri
Majapahit), sedangkan Dara Jingga diserahkan kepada Adwayabrahma, pejabat
Singasari yang dikirim ke Sumatera pada 1286. Dari Dara Jingga dan
Adwayabrahma inilah lahir Adityawarman, penguasa terakhir Kerajaan

29
Dharmasraya. Baca juga: Kerajaan Singasari: Letak, Silsilah, Kehidupan Sosial, dan
Peninggalan Runtuhnya Kerajaan Dharmasraya Di era Raja Adityawarman, Kerajaan
Dharmasraya dipindahkan ke Pagaruyung dan nama kerajaannya menjadi
Malayapura. Penyebab runtuhnya Kerajaan Dharmasraya diperkirakan karena
ekspansi Kerajaan Majapahit. Kakawin Nagarakretagama menyebut bahwa bumi
Melayu sebagai salah satu negeri jajahan Kerajaan Majapahit. Pada 1339,
Adityawarman dikirim sebagai raja bawahan Majapahit, untuk terlibat dalam
beberapa penaklukan yang dimulai dengan menguasai Palembang. Setelah
membantu Majapahit inilah, Adityawarman memindahkan letak Kerajaan
Dharmasraya, yang namanya kemudian dikenal sebagai Kerajaan Malayapura atau
Pagaruyung.
Peninggalan Kerajaan Dharmasraya:

 Prasasti Grahi

 Prasasti Padang

 Roco Prasasti Suruaso

 Prasasti Kuburajo

2.9 Sejarah Kerajaan corak Islam


Agama Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan. Agama Islam
membawa banyak sekali pengaruh dan perubahan bagi masyarakat Indonesia di berbagai
bidang. Kedatangannya yang melalui berbagai saluran islamisasi membuat Agama islam
dengan mudah diterima dan dianut oleh para penguasa di daerah-daerah. Akibatnya,
rakyat yang berada pada wilayah kekuasaannya mengikuti kepercayaan rajanya.
Kerajaankerajaan bercorak Islam yang terdapat di Indonesia, antara lain sebagai berikut :
 Kerajaan Samudra Pasai
1) letak Geografis.
Kerajaan pertama di Indonesia yang bercorak Islam adalah Kerajaan
Samudra Pasai,yang terletak di pantai utara Aceh,pada muara Sungai
Pasangan (Pasai). Pada muara sungai tersebut terdapat dua kota, yaitu
Samudra (agak jauh dari laut) dan Pasai yang merupakan kota di pesisir
pantai.
2) Sumber-Sumber Sejarah

30
Sumber-sumber sejarah yang dapat dipakai untuk mempelajari sejarah
Samudra Pasai adalah sebagai berikut.
▪ Inskripsi (tulisan) pada nisan makam Sultan Malik As Saleh.
▪ Berita-berita asing dari Marcopolo dan Ibnu Batutah.
▪ Kronika Raja Pasai.
3) Kehidupan Masyarakat
a) Kehidupan Politik
Kerajaan Samudra Pasai dibangun oleh Marah Silu. Dia berhasil
mempersatukan Samudra dan Pasai. Marah silu memeluk agama Islam
berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang utusan Syarif
Makkah.Pada tahun 1285, Marah silu kemudian dinobatkan menjadi sultan
dengan gelar Sultan Malik As Saleh.Setelah Sultan Malik As Saleh wafat
pada tahun 1297, jabatan sultan kemudian diteruskan oleh putranya yaitu
Sultan Malik At Thahir. Sultan Malik At Thahir memiliki dua orang putra,
yaitu Mahmud dan Malik Al Mansyur. Kedua orang putranya itulah yang
kemudian mewarisi tahta kerajaan, kemudian ibu kota kerajaan
dipindahkan ke Lhokseumawe. Pemegang kekuasaan selanjutnya adalah
Sultan Ahmad Perumadat Perumal. Pada masa pemerintahannya, Samudra
Pasai telah menjalin hubungan dagang dengan Kesultanan Delhi (India).
Hal tersebut dibuktikan ketika Muhammad Tughlug dari India pada tahun
1345 mengirimkan utusannya, Ibnu Batutah ke Cina. Ia singgah terlebih
dahulu di Samudra Pasai. Sekembalinya dari Cina pada tahun 1346, Ibnu
Batutah singgah lagi di Samudra Pasai dan diterima dengan baik oleh
Sultan Ahmad.
b) Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya
Karena letaknya yang sangat setrategis, Samudra Pasai berkembang dengan
cepat menjadi pusat perdagangan dengan pusat studi Islam yang ramai. Banyak
pedagang dari berbagai daerah seperti di Benggala, Gujarat, Arab, dan Cina
yang berdatangan di Samudra Pasai. Kerajaan Samudra Pasai mengalami
kemunduran setelah mendapat serangandari Majapahit yang ingin menyatukan
Nusantara. Setelah majapahit meyakini adanya hubungan antara Samudra Pasai
dengan Kesultanan Delhi di India, pada tahun 1349 Samudra Pasai diserang
dan mengalami kehancuran. Sejak itu, samudra Pasai makin mundur dan
diperparah dengan berpindahnya pusat perdagangan ke Pulau Bintan dan Aceh

31
Utara. Pada akhirnya Samudra Pasai dapat ditaklukkan oleh Kesultanan Aceh.
 Kerajaan Malaka
1) Letak Geografi
Letak Kerajaan Malaka sangat strategis, yaitu berada di Semenanjung
Malaya dengan ibu kotanya di Malaka. Letak yang sangat strategis itu
berpengaruh besar terhadap perkembangan kehidupan pemerintahan,
kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat. Kerajaan Malaka
merupakan pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara,
ketika Kerajaan Malaka mengalami masa kejayaan.
2) Kehidupan Politik
Raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Malaka adalah Iskandar Syah.
Nama Iskandar Syah merupakan nama islam yang diperoleh setelah memeluk
agama Islam. Pada masa pemerintahannya, Kerjaan Malaka berkembang
sebagai salah satu Kerajaan Islam terbesar yang disegani di Asia Tenggara.
Wilayah kekuasaan Malaka diperluas hingga mencapai wilayah Semenanjung
Malaka pada masa pemerintahan Mehammad Iskandar Syah. Untuk
memajukan perekonomiannya,Muhammad Iskandar Syah berupaya menjadikan
Malaka sebagai penguasa tunggal jalur perdagangan di Selat Malaka.
Untuk mencapai cita-citanya tersebut, ia harus terlebih dahulu menguasai
Samudra Pasai. Muhammad Iskandar Syah memiliki politik perkawinan, yaitu
dengan mengawini putri dari raja Samudra Pasai.
Kerajaan Malaka dapat mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan
Mansyur Syah. pada masa pemerintahannya, Malaka berhasil menjadi pusat
perdagangan dan penyebaran agama Islam di Asia Tenggara. Sultan Mansyur
Syah melanjutkan politik ayahnya dengan memperluas wilayah kekuasaanya
baik di Semenanjung Malaka maupun di wilayah Sumatra Tengah
Perkembangan politik Kerajaan Malak mengalami kemunduran pada masa
pemerintahan Sultan Alauddin Syah. Banyak daerah taklukan Kerajaan Malaka
yang melepaskan diri. Perang dan pemberontakan banyak terjadi di Kerajaan
yang berada dibawah kekuasaan Malaka.
Kerajaan Malaka semakin melemah pada saat Sulta Mahmud Syah
memerintah. Daerah kekuasaanya hanya meliputi sebagian kecil Semenanjung
Malaya. Hingga pada akhirnya bangsa portugis berhasil menduduki Malaka
pada tahun 1511 dan mengakhiri kekuasaan di Malaka.

32
3) Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya Masyarakat Malaka
Kehidupan perekonomian masyarakat Malaka bertumpu pada perdagangan
dan pelayaran. Masyarakat Malaka dapat disebut sebagai masyarakat maritim.
Masyarakatnya banyak yang berprofesi sebagai pedagang dan nelayan. Sebagai
masyarakat yang hidup dalam dunia maritim, hubungan sosial masyarakatnya
sangat terbatas. Bahkan diantara mereka cenderung mengarah ke sifat-sifat
individualisme. Oleh karena itu, hubungan sosial masyarakat maritim sangat
jauh berbeda dengan masyarakat agraris.
Kehidupan sosial masyarakat Malaka juga sudah diatur dengan sistem
undangundang yang baik. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Malaka
mengguanakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar. Kebudayaan
masyarakat Malaka dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan agama Islam.
Agama yang dianut adalah agama Islam yang dijadikan agama negara
 Kerajaan Aceh
1) Letak Geografis
Secara Geografis letak dan kedudukan Kerajaan Aceh sangat strategis di
sekitar Selat Malaka. Kerajaan Aceh terletak di pulau Sumatra bagian utara dan
dekat dengan jalur pelayaran dan perdagangan internasional. Ramainya
aktivitas pelayaran dan perdagangan melalui bandar-bandar perdagangan,
Kerajaan Aceh mempunyai perkembangan kehidupan dalam segala bidang
2) Kehidupan Politik
Sultan pertama yang memerintah sekaligus pendiri Kerajaan Aceh adalah
Sultan Ali Mughayat Syah. Kerajaan Aceh mencapai masa kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Bandar Aceh dibuka menjadi bandar
internasional dengan jaminan pengamanan gangguan laut dari kapal perang
Portugis. Wilayah Aceh terbentang dari daerah Deli sampai ke Semenanjung
Malaka. Namun belum dapat menguasai Malaka karena diduduki oleh Portugis.
Pengganti Sultan Iskandar Muda adalah Sultan Iskandar Thani. Masa
pemerintahannya tidak lama karena ia tidak memiliki kepribadian dan
kecakapan yang kuat seperti Sultan Iskandar Muda. Kerajaan Aceh terus
mengalami kemunduran karena beberapa faktor sebagai berikut:
a. Kerajaan Aceh mengalami kekalahan dengan perang melawan Portugis di
Malaka. Dalam perang tersebut jatuh banyak korban jiwa dan harta benda.
b. Tidak adanya tokoh yang cakap yang memerintah Aceh sepeninggal

33
Sultan Iskandar Muda.
c. Daerah-daerah taklukan yang jauh dari pemerintahan pusat mulai
melepaskan diri dari pengaruh Aceh seperti Johor, Perlak, Pahang,
Minangkabau, dan Siak.

3) Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya


Dilihat dari segi kehidupan sosial, kemakmuran rakyat semakin meningkat
sehingga menyebabkan berkembangnya sistem feodalisme. Kaum bangsawan
yang memegang kekuasaanya dalam pemerintahan sipil disebut golongan
teuku. Persaingan kedua golongan itu mengakibatkan lemahnya kedudukan
Aceh. Di samping itu, kehidupan sosial dalam masyarakat Aceh lebih banyak
didasarkan pada ajaran agama Islam.
Pada masa kejayaan Aceh, perekonomian Aceh mengalami perkembangan
yang sangat pesat, Daerah Aceh yang subur banyak menghasilkan lada. Pada
masa itu, aktivitas perekonomian Kerajaan Aceh telah berkembang sampai jauh
keluar wilayah kerajaan. Bahkan negara-negara Barat telah melakukan
perdagangan di wilayah Aceh. Kapal-kapal dagang Aceh juga aktif dalam
pelayaran dan perdagangan sampai ke wilayah Laut Merah.
Aceh juga mengalami kemajuan dalam bidang sosial-budaya. hal ini terlihat
dengan disusunnya suatu undang-undang tentang tata pemerintahan yang
disebut dengan "Adat Makuta Alam". Sastra dan filsafat di Aceh juga
mengalami kemajuan. Pada masa itu muncul nama Hamzah Fansuri, seorang
ulama besar yang mengajarkan ilmu tasawuf dan mengarang buku tentang
filsafat agama Islam dan syiar keagamaan. Ajaranya diteruskan dan disebarkan
oleh muridnya yaitu Syamsuddin Pasai.
Di sisi lain ada seorang ulama besar yang bernama Nuruddin Ar Raniri.
Pengarang buku sejarah Aceh yang sangta menentang ajaran Hamzah Fansuri.
Dalam buku sejarah Aceh yang diberi nama Bustanussalatin (Taman Segala
Raja) menguraikan tentang adat istiadat masyarakat Aceh dan ajaran agama
Islam.

 Kerajaan Demak ( 918-960H/1512-1552 )


Kerajaan Demak atau Keaultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di

34
Jawa.Kerajaan yang berdiri pada awal abad ke-16 ini didirikan oleh Raden Patah dan
mencapai masa kejayaan di bawah kepemimpinan Sultan Trenggono.Kerajaan Demak
terletak di daerah Demak, Jawa Tengah. Pada awalnya, Demak merupakan wilayah
kadipaten yang tunduk pada kekuasaan Majapahit.Kerajaan Demak menjadi pusat
penyebaran agama Islam di bawah kepemimpinan Raden Patah dengan adanya peran
sentral Wali Songo. Periode kepemimpinan Raden Patah adalah fase awal semakin
berkembangnya ajaran Islam di Jawa.
 Kehidupan ekonomi
Dikutip dari buku Sejarah 8 Kerajaan Terbesar di Indonesia oleh Siti Nur
Aidah dan Tim Penerbit KBM, Kerajaan Demak terletak di pesisir utara Jawa,
sehingga sumber ekonomi utama masyarakat Demak adalah perdagangan laut.
Tidak adanya kerajaan sahabat di Jawa juga menjadi faktor mengapa Kerajaan
Demak sangat aktif berdagang di laut.
Pada masa kejayaannya, Kerajaan Demak menguasai pelabuhan utama seperti
Surabaya, Madura, Tuban, Semarang, Jepara, Cirebon, dan Sunda Kelapa.
Selain itu, kadipaten-kadipaten di pedalaman seperti Madiun, Kediri, Malang,
Pati, dan Pajang juga merupakan sumber utama pertanian dan peternakan
sebagai komoditas dagang. Beras Jawa merupakan komoditas penting dalam
perdagangan internasional di Nusantara.
 Kehidupan politik
Secara politik, Kerajaan Demak merupakan kekuasaan terbesar di Jawa.
Mengakhiri dominasi panjang Majapahit, dan eksistensi penguasa Sunda yang
secara konsisten berdiri sejak abad ke-6 Masehi. Kerajaan Demak
menempatkan adipati-adipati sebagai perpanjangan tangan Sultan. Wilayah
seperti Surabaya, Tuban, dan Madiun memiliki adipati-adipati yang cukup
berpengaruh.Kerajaan Demak juga pertama kali bersentuhan dengan
imperialisme barat. Berdirinya Demak pada abad ke-16 kemudian dilanjutkan
dengan pendudukan Portugis di Malaka. Direbutnya Sunda Kelapa pada tahun
1527 adalah salah satu upaya untuk menguasai seluruh pesisir utara dan
menangkal kedatangan Portugis di Jawa.
 Raja-raja Kerajaan Demak:
1. Raden Patah (berkuasa 1500-1518 M)
Raden Patah merupakan pendiri Kerajaan Demak. Dia adalah putra

35
Raja Majapahit dari istri seorang perempuan asal Cina, yang telah
masuk Islam. Raden Patah memimpin Kerajaan Demak pada 1500
hingga 1518 M. Di bawah kepemimpinan Raden Patah, Kesultanan
Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam dengan peran sentral
Wali Songo. Periode ini adalah fase awal semakin berkembangnya
ajaran Islam di Jawa.
2. Adi Pati Unus (berkuasa 1518-1521 M)
Setelah Raden Patah wafat pada 1518, takhta Demak dilanjutkan
oleh putranya, Adipati Unus (1488-1521). Sebelumnya menjadi sultan,
Pati Unus terkenal dengan keberaniannya sebagai panglima perang
hingga diberi julukan Pangeran Sabrang Lor.
Dikutip dari buku Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya
Negara-negara Islam di Nusantara (2005) karya Slamet Muljana, pada
1521 Pati Unus memimpin penyerbuan kedua ke Malaka melawan
Portugis. Pati Unus gugur dalam pertempuran tersebut kemudian
digantikan Trenggana sebagai pemimpin ke-3 Kesultanan Demak.
3. Sultan Trenggono (berkuasa 1521-1546 M)
Sultan Trenggana membawa Kesultanan Demak mencapai periode
kejayaannya. Wilayah kekuasaan Demak meluas hingga ke Jawa
bagian timur dan barat. Pada 1527, pasukan Islam gabungan dari
Demak dan Cirebon yang dipimpin Fatahillah atas perintah Sultan
Trenggana berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa.
Nama Sunda Kelapa kemudian diganti menjadi Jayakarta atau
"kemenangan yang sempurna". Kelak, Jayakarta berganti nama lagi
menjadi Batavia lalu Jakarta, ibu kota Republik Indonesia.
Saat menyerang Panarukan, Situbondo, yang saat itu dikuasai Kerajaan
Blambangan (Banyuwangi), pada 1546, terjadi insiden yang membuat
Sultan Trenggana terbunuh.
4. Sunan Prawata (berkuasa 1546-1549 M)
Sunan Prawata merupakan putra dari Sultan Trenggono. Suksesi
Sultan Trenggana yang berlangsung mendadak akibat kematiannya
ternyata tidak berlangsung mulus.
Pangeran Surowiyoto atau Pangeran Sekar berupaya untuk menduduki
kekuasaan mengalahkan Sunan Prawata yang merupakan putra

36
Trenggana. Sunan Prawata kemudian membunuh Surowiyoto dan
menduduki kekuasaan.
Akan tetapi, karena insiden tersebut menyebabkan surutnya dukungan
terhadap kekuasaannya. Ia memindahkan pusat kekuasaan Demak ke
wilayahnya di Prawoto, Pati, Jawa Tengah. Ia hanya berkuasa selama
satu tahun, ketika Arya Penangsang putra dari Surowiyoto melakukan
pembunuhan terhadap Prawata pada 1547.
5. Arya Penangsang (berkuasa 1549-1554 M)
Arya Penangsang menduduki tahta Demak setelah membunuh
Sunan Prawata. Ia juga menyingkirkan Pangeran Hadiri/Kalinyamat
penguasa Jepara yang dianggap berbahaya bagi kekuasaannya. Hal ini
menyebabkan tidak senangnya pada adipati Demak, salah satunya
Hadiwijaya dari Pajang.Hal ini menyebabkan dipindahnya pusat
kekuasaan Demak ke Jipang, wilayah kekuasaan Arya Penangsang.
Meski begitu, Arya Penangsang berkuasa sampai dengan tahun 1554
ketika Hadiwijaya dibantu oleh Ki Ageng Pemanahan, Ki Penjawi, dan
anaknya Sutawijaya memberontak melawan Demak. Arya Penangsang
tewas, dan Hadiwijaya menduduki tahta dengan memindahkan
kekuasaan ke Pajang, menandai berakhirnya kekuasaan Kerajaan
Demak.
 Peninggalan Sejarah Kerajaan Demak :
1. Pintu Bledek
Pintu Bledek merupakan pintu yang dilengkapi dengan pahatan yang
dibuat tahun 1466 oleh Ki Ageng Selo. Dari cerita yang beredar, pintu
yang di buat oleh Ki Ageng Selo dengan petir yang tersambar
memakai kekuatan supranatural yang dimilikinya yang ia tangkap saat
di tengah sawah.
2. Masjid Agung Demak
Peninggalan sejarah yang sangat terkenal dari Kerajaan Demak adalah
Masjid Agung Demak. Masjid ini terletak di Desa Kauman,
Kecamatan Demak Kota, Kabupaten Demak Kota, Jawa Tengah.
Masjid yang didirikan tahun 1479 Masehi yang kini sudah berumur
sekitar 6 abad tetapi masih berdiri dengan kokoh sebab sudah
dilakukan renovasi sebanyak beberapa kali.
37
3. Makam Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari 9 Sunan Walisanga yang
berdakwah di sekitar wilayah Jawa. Sunan Kalijaga wafat tahun 1520
lalu dimakamkan di Desa Kadilangu berdekatan dengan kota Demak.
Makam Sunan Kalijaga sekarang menjadi situs yang sering didatangi
para peziarah dan wisatawan dari berbagai wilayah di Tanah Air dan
menjadi salah satu peninggalan sejarah dari Kerajaan Demak. Banyak
masyarakat yang berkunjung bertujuan untuk berziarah dan berdoa.
A. Raja-raja Kerajaan Demak
1. Raden Patah (berkuasa 1500-1518 M)
2. Adi Pati Unus (berkuasa 1518-1521 M)
3. Sultan Trenggono (berkuasa 1521-1546 M)
4. Sunan Prawata (berkuasa 1546-1549 M)
5. Arya Penangsang (berkuasa 1549-1554 M)
B. Peninggalan Sejarah Kerajaan Demak
1. Pintu Bledek
2. Masjid Agung Demak
3. Makam Sunan Kalijaga

 KERAJAAN BANTEN
Kerajaan Banten adalah salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa yang pernah
menjadi penguasa jalur pelayaran dan perdagangan. Salah satu faktor kemajuan dari
Kesultanan Banten adalah posisinya yang strategis, yaitu di ujung barat Pulau Jawa,
lebih tepatnya di Tanah Sunda, Provinsi Banten. Ibu kota Kesultanan Banten
adalah Surosowan, Banten Lama, Kota Serang. Kerajaan Banten didirikan oleh
Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati pada abad ke-16. Kendati demikian,
Sunan Gunung Jati tidak pernah bertindak sebagai raja. Raja pertama Kesultanan
Banten adalah Sultan Maulana Hasanuddin, yang berkuasa antara 1552-1570 M.
Sebelum periode Islam, Banten adalah kota penting yang masih dalam kekuasaan
Pajajaran. Pada awalnya, penguasa Pajajaran bermaksud menjalin kerjasama dengan
Portugis untuk membantunya dalam menghadapi orang Islam di Jawa Tengah yang
telah mengambil alih kekuasaan dari tangan raja-raja bawahan Majapahit. Namun,
sebelum Portugis sempat mengambil manfaat dari perjanjian dengan mendirikan pos

38
perdagangan, pelabuhan Banten telah diduduki oleh orang-orang Islam. Sunan
Gunung Jati berhasil menguasai Banten pada 1525-1526 M. Kedatangan Sunan
Gunung Jati ke Banten adalah bagian dari misi Sultan Trenggono dari Kerajaan
Demak untuk mengusir Portugis dari nusantara. Setelah berhasil menguasai Banten,
Sunan Gunung Jati segera mengambil alih pemerintahan, tetapi tidak mengangkat
dirinya sebagai raja. Pada 1552 M, Sunan Gunung Jati kembali ke Cirebon dan
menyerahkan Banten kepada putra keduanya, Sultan Maulana Hasanuddin. Sejak
saat itu, Sultan Maulana Hasanuddin resmi diangkat sebagai raja pertama Kerajaan
Banten. Bahkan Banten mempunyai peranan penting dalam penyebaran Islam di
nusantara, khususnya di wilayah Jawa Barat, Jakarta, Lampung, dan Sumatera
Selatan. Menurut catatan sejarah Banten, sultan yang berkuasa masih keturunan Nabi
Muhammad, sehingga agama Islam benar-benar menjadi pedoman rakyatnya. Meski
ajaran Islam memengaruhi sebagian besar aspek kehidupan, masyarakatnya telah
menjalankan praktik toleransi terhadap pemeluk agama lain. Terlebih lagi, banyak
orang India, Arab, Cina, Melayu, dan Jawa yang menetap di Banten. Salah satu bukti
toleransi beragama pada masa pemerintahan Kesultanan Banten adalah dibangunnya
sebuah klenteng di pelabuhan Banten pada 1673 M. Kehidupan sosial masyarakat
Banten semakin makmur pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Sebab,
sultan sangat memerhatikan kesejahteraan rakyatnya, salah satu caranya dengan
menerapkan sistem perdagangan bebas. Pada masa pemerintahan Sultan Maulana
Hasanuddin, hal itu dimanfaatkan untuk mengembangkan Banten menjadi bandar
perdagangan yang lebih besar. Setelah Sultan Maulana Yusuf berkuasa,
menggantikan Maulana Hasanuddin, sektor pertanian juga dikembangkan untuk
mendukung perekonomian rakyatnya. Masa kejayaan Kerajaan Banten Kerajaan
Banten berhasil mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng
Tirtayasa. Beberapa hal yang dilakukannya untuk memajukan Kesultanan Banten di
antaranya, sebagai berikut. Memajukan wilayah perdagangan Banten hingga ke
bagian selatan Pulau Sumatera dan Kalimantan Banten dijadikan tempat
perdagangan internasional yang memertemukan pedagang lokal dengan pedagang
Eropa Memajukan pendidikan dan kebudayaan Islam Melakukan modernisasi
bangunan keraton dengan bantuan arsitektur Lucas Cardeel Membangun armada laut
untuk melindungi perdagangan dari kerajaan lain dan serangan pasukan Eropa Selain
itu, Sultan Ageng Tirtayasa dikenal sebagai raja yang gigih menentang pendudukan
VOC di Indonesia. Di bawah kekuasaannya, kekuatan politik dan angkatan perang

39
Banten maju pesat. Politik adu domba ditujukan kepada Sultan Ageng Tirtayasa
dengan putranya, Sultan Haji, yang kala itu sedang terlibat konflik. Siasat VOC pun
berhasil, hingga Sultan Haji mau bekerjasama dengan Belanda demi meruntuhkan
kekuasaan ayahnya. Pada 1683, Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan dipenjara
sehingga harus menyerahkan kekuasaannya kepada putranya. Penangkapan Sultan
Ageng Tirtayasa menjadi tanda berkibarnya kekuasaan VOC di Banten. Meski
Sultan Abu Nashar Abdul Qahar atau Sultan Haji diangkat menjadi raja, tetapi
pengangkatan tersebut disertai beberapa persyaratan yang tertuang dalam Perjanjian
Banten. Sejak saat itu, Kesultanan Banten tidak lagi memiliki kedaulatan dan
penderitaan rakyat semakin berat. Dengan kondisi demikian, sangat wajar apabila
masa pemerintahan Sultan Haji dan sultan-sultan setelahnya terus diwarnai banyak
kerusuhan, pemberontakan, dan kekacauan di segala bidang. Perlawanan rakyat
Banten terhadap VOC berlangsung hingga awal abad ke-19. Untuk mengatasi hal itu,
pada 1809 Gubernur Jenderal Daendels menghapus Kesultanan Banten.
Peninggalan Kerajaan Banten:
1. Masjid Agung Banten
2. Masjid Kasunyatan
3. Benteng Keraton Surosowan
4. Masjid Pacinan
5. Benteng Speelwijk

 KERAJAAN TERNATE
Kerajaan Ternate adalah kerajaan Islam di Maluku yang masih berdiri hingga saat ini.
Ketika didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada 1257 M, kesultanan yang dulunya bernama
Kerajaan Gapi ini belum bercorak Islam. Agama Islam mulai menyebar di Ternate pada abad
ke-14 dan keluarga kerajaan baru memeluk Islam pada masa pemerintahan Raja Marhum
(1432-1486 M). Dalam perkembangannya, Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaan
ketika diperintah oleh Sultan Baabullah (1570-1583 M). Selain berhasil memperluas wilayah
kekuasaan kerajaan, memperkuat angkatan militer, dan memajukan perdagangan, Sultan
Baabullah juga gigih melakukan perlawanan terhadap Portugis. Meski sempat jatuh ke tangan
VOC, Kerajaan Ternate masih ada hingga saat ini. Sultan Ternate sekarang bernama Sultan
Hidayatullah Syah bin Mudaffar Syah, yang dinobatkan pada 18 Desember 2021. Empat
kampung tersebut kemudian sepakat membentuk kerajaan, tetapi kala itu raja dan rakyatnya
belum diketahui agamanya. Sejak zaman dahulu, Ternate dikenal sebagai penghasil rempah-
40
rempah, sehingga penduduknya telah berhubungan dengan para pedagang dari Arab, Melayu,
ataupun China. Seiring ramainya aktivitas perdagangan, ancaman dari para perompak pun
semakin meresahkan. Setelah dilakukan musyawarah, para Momole sepakat menunjuk
Momole Ciko sebagai kolano atau raja mereka. Sejak 1257 M, Momole Ciko resmi menjadi
raja pertama Kerajaan Ternate dengan gelar Baab Mashur Malamo. Kerajaan ini terletak di
Pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara. Masuknya Islam ke Ternate
Sejarah berdirinya Kerajaan Ternate bermula dari keberadaan empat kampung yang masing-
masing dikepalai oleh seorang kepala marga atau disebut Momole. Empat kampung tersebut
kemudian sepakat membentuk kerajaan, tetapi kala itu raja dan rakyatnya belum diketahui
agamanya. Sejak zaman dahulu, Ternate dikenal sebagai penghasil rempah-rempah, sehingga
penduduknya telah berhubungan dengan para pedagang dari Arab, Melayu, ataupun China.
Seiring ramainya aktivitas perdagangan, ancaman dari para perompak pun semakin
meresahkan. Setelah dilakukan musyawarah, para Momole sepakat menunjuk Momole Ciko
sebagai kolano atau raja mereka. Sejak 1257 M, Momole Ciko resmi menjadi raja pertama
Kerajaan Ternate dengan gelar Baab Mashur Malamo. Kerajaan ini terletak di Pulau Ternate,
Provinsi Maluku Utara. Masuknya Islam ke Ternate Agama Islam mulai disebarkan di
Ternate pada abad ke-14. Sedangkan keluarga kerajaan baru secara resmi memeluk Islam
pada masa pemerintahan Kolano Marhum (1432–1486 M). Hikayat Ternate menyebutkan
bahwa ketika Kolano Marhum berkuasa, datang seorang alim dari Jawa bernama Maulana
Husein yang mengajarkan membaca Al-Qur'an dan menulis huruf Arab. Hal itulah yang
membuat raja, keluarga kerajaan, dan masyarakat Ternate semakin tertarik untuk memeluk
Islam. Kolano Marhum menjadi Raja Ternate pertama yang memeluk Islam, sedangkan
putranya, Zainal Abidin, yang berkuasa antara 1486–1500 M mulai memberlakukan hukum-
hukum Islam. Setelah bertransformasi menjadi kesultanan Islam, gelar kolano atau raja
kemudian diganti dengan sultan. Akan tetapi, kestabilan kerajaan sempat terancam ketika
bangsa Portugis mulai menginjak tanah Ternate. Sejak awal abad ke-16, sultan Ternate mulai
melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis yang dirasa akan memonopoli perdagangan
di wilayahnya. Terlebih lagi, Portugis telah mendirikan benteng yang diberi nama Benteng
Sao Paulo di Ternate. Setelah peperangan selama beberapa tahun, bangsa Portugis baru dapat
dikalahkan dan diusir pada 1577 M, ketika Sultan Baabullah berkuasa. Kemenangan Ternate
atas Portugis ini tercatat sebagai kemenangan pertama putra nusantara melawan kekuatan
barat. Selain itu, Sultan Baabullah (1570–1583 M) juga mengantarkan Kerajaan Ternate
menuju puncak kejayaan. Di bawah pemerintahan Sultan Baabullah, wilayah kekuasaan
Kerajaan Ternate membentang dari Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Timur, Sulawesi

41
Tengah, bagian selatan Kepulauan Filipina, dan Kepulauan Marshall di Pasifik. Pencapaian
tersebut membuat Sultan Baabullah dijuluki sebagai Penguasa 72 Pulau yang semuanya
berpenghuni.Kerajaan Ternate mulai mengalami kemunduran setelah Sultan Baabullah wafat
pada 1583 M. Tidak lama kemudian, Spanyol berani melakukan serangan dan berhasil
merebut Benteng Gamulamu pada 1606 M. Kehidupan politik Kerajaan Ternate pun semakin
kacau saat VOC datang dan memenangkan persaingan melawan bangsa barat lainnya. Sejak
saat itu, VOC memegang hak atas monopoli perdagangan dan mulai mendirikan benteng di
Ternate. Menjelang akhir abad ke-17, Kerajaan Ternate sepenuhnya berada di bawah kendali
VOC. Hal inilah yang disebut-sebut sebagai penyebab runtuhnya Kerajaan Ternate, meskipun
kerajaan ini tidak benar-benar hancur.
Peninggalan Kerajaan Ternate
1. Istana Kesultanan Ternate
2. Masjid Jami Kesultanan Ternate
3. Kompleks pemakaman sultan Ternate
4. Benda-benda peninggalan di Museum Kesultanan Ternate (alat-alat perang, singgasana
raja, Al-Qur'an tulisan tangan raja)

 KERAJAAN TIDORE
Sejak awal didirikan pada 1081 hingga masa pemerintahan raja keempat,
agama dan letak pusat kekuasaan Kerajaan Tidore belum dapat dipastikan. Barulah
pada periode pemerintahan Kolano Balibunga, sumber sejarah Kerajaan Tidore mulai
sedikit menguak lokasinya. Pada 1495, diketahui bahwa kerajaan ini berpusat di Gam
Tina dengan Sultan Ciriliati atau Sultan Djamaluddin sebagai rajanya. Sultan Ciriliati,
yang masuk Islam berkat dakwah seorang ulama dari Arab, diketahui sebagai raja
atau kolano pertama yang memakai gelar sultan. Dengan masuknya Islam ke Kerajaan
Tidore, berbagai aspek kehidupan masyarakat baik di bidang politik, ekonomi, sosial,
dan budayanya pun ikut terpengaruh. Sepeninggal Sultan Ciriliati, singgasana
diwariskan ke Sultan Al Mansur (1512-1526 M), yang kemudian memindahkan ibu
kota kerajaan ke Tidore Utara, lebih dekat dengan Kerajaan Ternate. Dalam
sejarahnya, Kerajaan Tidore memang mengalami beberapa kali pemindahan pusat
pemerintahan karena berbagai sebab. Letak ibu kotanya yang terakhir adalah di Limau
Timore, yang kemudian berganti nama menjadi Soa-Sio hingga saat ini. Kedatangan
bangsa Barat Ketika kekuasaan jatuh ke tangan Sultan Al Mansur, pengaruh asing
mulai masuk ke Maluku Utara. Pada 1521, Sultan Mansur menerima Spanyol sebagai

42
sekutu untuk mengimbangi kekuatan Kesultanan Ternate, yang lebih dulu bersekutu
dengan Portugis. Namun, Spanyol akhirnya mundur karena protes dari pihak Portugal
sebagai pelanggaran terhadap Perjanjian Tordesillas. Konflik tersebut berakhir pada
1529, setelah dilakukan Perjanjian Saragosa. Akan tetapi, absennya Spanyol membuat
Tidore menjadi incaran VOC. Masa kejayaan Kerajaan Tidore Salah satu Raja Tidore
yang terkenal dan berhasil membawa kerajaan menuju puncak kejayaan adalah Sultan
Nuku (1797-1805 M). Pada periode ini, wilayah kekuasaannya telah berkembang ke
sebagian besar Pulau Halmahera, Pulau Buru, Pulau Seram, dan kawasan Papua
bagian barat. Kehidupan politik Kerajaan Tidore dapat dianggap mapan dengan
struktur pemerintahan yang telah teratur. Selain itu, Sultan Nuku dikenal paling gigih
dan sukses melawan Belanda. Selama bertahun-tahun, ia berusaha mengusir para
penjajah dari seluruh Kepulauan Maluku. Bahkan Sultan Nuku bahkan dapat
menyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama melawan Belanda. Serangkaian
perjuangan rakyat Maluku pun membuahkan hasil, ditandai dengan menyerahnya
Belanda pada 21 Juni 1801 M. Dengan begitu, wilayah Ternate, Tidore, Bacan, dan
Jailolo kembali merdeka dari kekuasaan asing. Di bawah kekuasaan Sultan Nuku,
Kerajaan Tidore menjadi sangat besar dan disegani di seluruh kawasan itu, termasuk
oleh bangsa Eropa.Runtuhnya Kerajaan Tidore Setelah Sultan Nuku wafat pada 1805,
Belanda kembali mengincar Tidore karena kekayaannya. Keadaan tersebut didukung
dengan kondisi di Kerajaan Tidore yang terus mengalami konflik internal. Pada
akhirnya, Kerajaan Tidore jatuh ke tangan Belanda dan kemudian bergabung dengan
NKRI ketika Indonesia merdeka. Peninggalan Kerajaan Tidore Istana Kerajaan Tidore
(Kadato Kie),Masjid Sultan Tidore Benteng Torre Dan Tahula

 KERAJAAN GOWA TALLO

 Tallo adalah kerajaan di Indonesia yang bercorak agama Islam terbesar di Sulawesi
Selatan. Kerajaan ini berdiri pada sekitar abad ke 16. Kerajaan Gowa Tallo juga
dikenal sebagai Kerajaan Makassar.
 Kerajaan Gowa Tallo adalah kerajaan gabungan antara Kerajaan Gowa dan Kerajaan
Tallo yang dimiliki dua orang bersaudara. Dua kerajaan ini bersatu saat pemerintahan
Raja Daeng Matanre Karaeng Tumapara’risi Khallona.
 Kerajaan ini bersatu atas dasar kesepakatan, sehingga rakyat kedua kerajaan pun tidak
memihak siapapun. Meski begitu, mereka memiliki dua raja yang sama-sama

43
berkuasa di wilayah masing-masing.
 Pada akhir abad ke 16, Sultan Alauddin adalah raja pertama yang memeluk Islam di
Kerajaan Gowa Tallo dan sebagai penanda bahwa Kerajaan Gowa Tallo menjadi
kesultanan. Agama Islam di Gowa semakin pesat. Pada tahun kedua kesultanan,
semua rakyat kerajaan akhirnya beragama Islam.
 Masa kejayaan Kerajaan Gowa Tallo adalah masa kepemimpinan Sultan Hasanuddin.
Sultan Hassanuddin adalah Raja Gowa ke 16 sekaligus pahlawan nasional Indonesia.
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya saat berada dibawah pimpinan beliau.
 Sultan Hasanuddin memiliki julukan yang terkenal yakni Ayam Jantan dari Timur
yang tidak mudah terpengaruh oleh orang asing. Ia menentang keras kehadiran VOC
saat menguasai sebagian kerajaan kecil di Sulawesi.
 Pada masa kejayaannya, Gowa Tallo menjadi pusat perdagangan terbesar di Indonesia
bagian Timur. Ada banyak saudagar muslim dari berbagai wilayah di dunia untuk
berdagang. Kerajaan ini bersifat maritim, selain karena letaknya yang sangat strategis
dengan laut, banyak masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan.Kerajaan Gowa
Tallo mulai runtuh saat VOC menguasai sebagain besar kerajaan kecil di Sulawesi.
Sultan Hasanuddin berupaya melawannya dengan bantuan dari seluruh kerajaan
Indonesia Timur.
 Peperangan tersebut dipimpin oleh Sultan Hasanuddin, tetapi penjajah semakin
menambah pasukan dan membuat kubu Kerajaan Gowa terdesak. Akhirya pada tahun
1667, Kerajaan Makassar mengakui kekalahannya dan bersedia menandatangani
Perjanjian Bongaya yang tentu saja merugikan Kerajaan Gowa.
 Pertempuran pasca perjanjian pun tetap terjadi. Saat VOC kembali meminta pasukan
tambahan dan akhirnya merobohkan benteng kekuasaan Kerajaan Gowa. Sultan
Hasanuddin turun tahta dan mengundurkan diri dari kerajaan. Kerajaan Makassar
kemudian mengalami transisi kepemimpinan, kemudian saat dipimpin oleh Sultan
Muhammad Abdul Kadir Aidudin, kesultanan resmi menjadi bagian dari Indonesia.
 Bukti fisik sejarah yang dapat ditemui hingga saat ini adalah Istana Balla Lompoa
yang merupakan tempat hunian Raja Gowa dan terletak di Kota Sungguminasa. Saat
ini, Balla Lompoa menjadi situs budaya.
 Kedua, Istana Tamalate. Ketiga yakni Masjdi Katangka yang juga saat ini disebut
Masjid Al Hilal yang merupakan masjid tertua di Sulawesi Selatan. Keempat yakni
Benteng Somba Opu yang menjadi pusat perdagangan dan pemerintahan.
 Kelima yakni Benteng Fort Rotterdam yang menjadi bekas markas pasukan katak

44
Kerajaan Gowa Tallo, tetapi setelah Perjanjain Bongaya, benteng ini menjadi milik
Belanda.
 Sejarah, masa kejayaan, hingga runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo. Kerajaan ini
memiliki banyak peninggalan dan sangan berpengaruh terhadap peradaban hingga
sekarang. Masa kejayaan Kerajaan Gowa Tallo saat dipimpin oleh Sultan Hasanuddin
yang memiliki julukan Ayam Jantan dari Timur.

BAB III
PENUTUP

45
3.1 Kesimpulan

Sejarah pada umumnya ditulis berdasarkan pemikiran dan tindakkan


manusia di masa lampau. Dalam proses penyelidikan itu pula sejarawan harus
bekerja untuk memperoleh fakta-fakta sejarah dan dapat memaparkannya.Fakta
adalah suatu statement tentang suatu kejadian atau peristiwa. Peristiwa sejarah
dalam arti obyektif tidak mungkin lagi diulang atau dialami kembali akan tetapi
bekas-bekasnya sebagai memori dapat diungkapkan atau diaktualisasikan.
Bentuk pengungkapan kembali ialah pernyataan tentang suatu kejadian. Pada
hakekatnya fakta sejarah adalah suatu statement tentang suatu kejadian atau
peristiwa sejarah.Para ahli sejarah sepakat bahwa paling tidak ada tiga konsep
sejarah yang dapat dibedakan satu sama lain akan tetapi berkaitan erat, yakni:
(1) sejarah sebagai peristiwa; (2) sejarah sebagai kisah, dan (3) sejarah
sebagaiilmu. Sejarah sebagai ilmu memang telah memiliki persyaratan pokok,
yakni objek studi, metode dan pokok permasalahan serta pengertian- pengertian
tersendiri. Isu utama sejarah ialah kesenjangan waktu (time gap) karena objek
studi sejarah adalah peristiwa dalam masyarakat manusia pada masa lampau
yang sudah lewat yang tak mungkin berulang lagi. Karena itu terdapat
kesenjangan waktu bagi kita, khususnya para peneliti sejarah yang hidup
sekarang untuk meneliti masa lalu, sepertinya tak mungkin.

3.2 Saran
Dengan belajar tentang fakta dan konsep sejarah maka kita bisa tahu
bagaimana bagaimana hakikat fakta dan konsep sejarah yang sesungguhnya
dan pentingnya pendidikan dalam proses pembentukan karakter suatu bangsa.
Oleh karena itu sebagai generasi muda seharusnya kita dapat berusaha lebih
giat lagi untuk memajukan pendidikan di negara ini dengan terus berkarya.
Tingkatkan rasa kepedulian terhadap pendidikan terutama dalam diri masing-
masing. Jangan hanya karena tingginya biaya pendidikan bisa menghambat kita
untuk memperoleh suatu pendidikan, karena pada hakikatnya kita bisa
mendapatkan pendidikan dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja tanpa
dibatas oleh ruang dan waktu.

DAFTAR PUSTAKA

46
Eliana Yunita Seran, M.Pd. 2021 Konsep Dasar IPS, diakses pada 16 September 2022
pukul 15.00

Yulianto Wahyu Putra. 2022 Ruang Lingkup Sejarah diakses pada 16 September
2022 pukul 16.30

Asy-syakur. 2007-2022 Kronologi Sejarah dari Awal Kemerdekaan hingga awal


diakses pada 16 September 2022 pukul 17.00

Kompas.com. 2021 Kerajaan Kediri : Berdirinya, Puncak Kejayaan dan peninggalan


diakses pada 16 September 2022 pukul 17.30

Virdita Ratriani. 2022 7 Kerajaan Hindu di Indonesia : Sejarah Singkat, Masa


Kejayaan dan Keruntuhannya
diakses pada 16 september 2022 pukul 18.18

Bagus sujatmiko. 2020 Sejarah Indonesia


diakses pada 16 September 2022 pukul 19.00

47

Anda mungkin juga menyukai