Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FILSAFAT ILMU
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu: Agus Ismail Yakub, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Roihatul zahro (22231011026)


Almas Rihhadatul Aisy(22231011333)
Yoga Pratama (22231011026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU


KEISLAMAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN
2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikumwarohmatullahiwabarokatuh.

Puji dan syukur tetap kita haturkan kepada Allah SWT. Karena atas izin
allah lah sehingga pembuatan makalah ini dengan judul “Sejarah dan
perkembangan Filsafat Ilmu” dapat terselesaikan diselesaikan pada tepat
waktunya. Filsafat dan ilmu adalah dua bidang pengetahuan yang saling
berhubungan dan banyak orang telah mendeskripsikan pengetahuan mereka
tentang Filsafat dan Ilmu. Namun juga banyak orang yang telah mempelajari
tentang Filsafat dan Ilmu akan tetapi mereka tidak mengetahui sejarah serta
perkembangan filsafat dan ilmu itu sendiri. Oleh karena itu, dalam penulisan
makalah ini penulis akan menjelaskan mengenai sejarah perkembangan filsafat
ilmu.
Makalah ini didedikasikan kepada semua pembaca khusunya mahasiswa
universitas islam al ihya Fakultas Agama Islam, Jurusan PAI, Sebagai penyusun,
kami menyadari banyak hal yang masih kurang. Dan jika dalam penulisan
makalah ini terdapat banyak kesalahan atau kekeliruan, mohon kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan.

Kuningan, Maret 2023

(Kelompok 1)

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................................2
A. Pra Yunani Kuno (abad 15-7 SM).......................................................................2
B. Zaman Yunani kuno (abad-7-2 SM)....................................................................2
C. Zaman Pertengahan (Abad 2- 14 SM).................................................................4
D. Masa Renaissance (14-17 M)...............................................................................4
E. Perkembangan Filsafat Zaman Modern (17-19 M)..............................................5
F. Zaman Kontemporer............................................................................................5
BAB III................................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................................8
A. Kesimpulan.............................................................................................................8
B. Saran.......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kontek sejarah perlu kiranya mengetahui sejarah perkembanganilmu


dan falsafahnya. Sinergi dengan pernyataan tentang kesatuan sejarah,yang artinya
bahwa pengetahuan harus mengabdi pada umat dan manusia.Disinilah perlunya
kita tinjau filsafat ilmu dan sejarah perkembangannyasecara integral. Dalam
mempelajari sejarah perkembangan ilmu tentu saja kitatidak bisa berpaling dari
asal filsafat itu sendiri yaitu Yunani, denganpembagian klasifikasi secara
periodik.Filsafat ilmu berkembang dari masa ke masa sejalan
denganperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta realitas sosial.
Dimulaidengan aliran rasionalisme-empirisme , kemudian kritisisme dan
positivisme.Karena setiap periode mempunyai ciri khas tertentu
dalamperkembangan ilmu pengetahuan. Penemuan-penemuan demi penemuan
yangdiakukan oleh manusia hingga zaman sekarang ini tidaklah terpusat di
satutempat atau wilayah tertentu.

B. Tujuan Penulisan

Berdasarkan penjelasan dapat diambil suatu rumusan dari penulisanmakalah


ini. Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini yaitu:
a. Untuk mengetahui sejarah filsafat ilmu
b. Untuk mengetahui perkembangan filsafat ilmu

1
BAB II
PEMBAHASAN

Sebelum membahas sejarah perkembangan filsafat ilmu, sebagai penulis


kiranya kami menjelaskan beberapa hal yaitu betapa pentingnya atau manfaat dari
mahasiswa untuk mempelajari filsafat ilmu, dan manfaat-manfaat tersebut adalah
sebagai berikut, antar lain:
1. Untuk semakin mempertegas dan memperdalam pengetahuan tentang
filsafat ilmu.
2. Melatih diri dalam melakukan penelitian, pengkajian dan pengambilan
kesimpulan terhadap suatu hal.
3. Menjadi acuan motivasi untuk lebih kritis terhadap ilmu pengetahuan.

Kata filsafat ilmu merupakan hal yang sangat penting utamanya dalam
pengkajian ilmu pengetahuan, karena filsafat ilmu merupakan keinginan
mendalam untuk mengetahui sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya.berdasar
kepada pengertian filsafat tersebut, dpat didefenisikan bahwa filsafat itu memang
sudah ada sejak adanya manusia pertama yaitu nabi adam AS. Berikut periodesasi
filsafat ilmu:
A. Pra Yunani Kuno (abad 15-7 SM)
Dalam sejarah perkembangan peradaban manusia. Yakni ketika belum
mengenal peralatan seperti yang dipakai sekarang ini. Pada masa itu manusia
masih menggunakan batu sebagai peralatan. Masa zaman batu berkisar antara 4
juta tahun sampai 20.000 tahun sebelum masehi. Sisa peradaban manusia yang
ditemukan pada masa ini antara lain: alat-alat dari batu, tulang belulang dari
hewan, sisa beberapa tanaman, gambar-gambar digua-gua, tempat-tempat
penguburan, tulang belulang manusia purba. Evolusi ilmu pengetahuan dapat
diruntut melalui sejarah perkembangan pemikiran yang terjadi di Yunani,
Babilonia, Mesir, China, Timur Tengah dan Eropa.
B. Zaman Yunani kuno (abad-7-2 SM)
Zaman Yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada
masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengeluarkan ide-ide atau
pendapatnya, Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudangnya ilmu dan

2
filsafat. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman-pengalaman yang
didasarkan pada sikap menerima saja (receptive attitude) tetapi menumbuhkan
anquiring attitude (senang menyelidiki secara kritis).
Sikap inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli-ahli pikir
yang terkenal sepanjang masa.slaha satu tokoh Yunani yang terkenal pada waktu
itu PARMENIDES dengan pendapatnya ”hanya yang ada itu ada” menides tidak
mendefinisikan apa itu "yang ada", tetapi dia menyebutkan beberapa sifatnya yang
meliputi segala sesuatu. Menurutnya, "yang ada" itu tidak bergerak, tidak
berubah, dan tidak terhancurkan. "Yang ada" itu juga tidak tergoyahkan dan tidak
dapat disangkal. Kalau orang menyangkal bahwa "yang ada" itu tidak ada, dengan
pernyataannya sendiri orang itu mengakui bahwa "yang ada" itu ada. Sebab, kalau
benar "yang ada" itu tidak ada, orang itu tidak dapat menyangkal adanya "yang
ada". Jadi, kenyataan bahwa "yang ada" itu dapat ditolak keberadaannya
menunjukkan "yang ada" itu memang ada, sedangkan "yang tidak ada" itu tidak
ada! Sesuatu "yang tidak ada" sama sekali tidak dapat dikatakan atau dipikirkan,
apalagi didiskusikan (disanggah atau diiyakan).
Sebaliknya, "yang ada" itu selalu dapat dikatakan, dipikirkan, dan
didiskusikan. Oleh sebab itu, pernyataan Parmenides ini menjadi terkenal, "Ada
dan pemikiran itu satu dan sama." Maksudnya, "yang ada" itu selalu bisa
dipikirkan, dan "yang dapat dipikirkan" selalu ada. Parmenides membuat suatu
pemisahan tajam antara apa yang kelak disebut "pengetahuan empiris", yakni
pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman atau pencerapan indrawi
(empeiria, Yunani), dengan "pengetahuan akal budi" yang murni dan sejati. Jenis
pengetahuan yang terakhir ini hanya diperoleh berkat akal budi yang mampu
menangkap "ada" yang bersifat satu dan tidak berubah, di balik segala sesuatu
yang bersifat indrawi melulu dan tidak mantap. Dengan gaya seorang penyair,
Parmenides menantang siapa pun untuk berani memakai daya akal budinya
melawan arus pendapat umum, "Jangan biarkan dirimu didesak ke jalan yang
salah oleh kuatnya kebiasaan dan pandangan umum. Jangan percaya pada
penglihatan yang menyesatkan dan telinga yang hanya mengumpulkan bunyi-
bunyi. Juga jangan percaya pada lidah: hanya akal budi semata-mata hendaklah
menjadi penguji dan hakim segala sesuatu."

3
C. Zaman Pertengahan (Abad 2- 14 SM)
Zaman pertengahan (middle age) ditandai dengan para tampilnya theolog di
lapangan ilmu pengetahuan. Ilmuwan pada masa ini adalah hampir semuanya para
theolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Atau
dengan kata lain kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung kebenaran agama.
Semboyan pada masa ini adalah Anchila Theologia (abdi agama). Peradaban
dunia Islam terutama abad 7 yaitu Zaman bani Umayah telah menemukan suatu
cara pengamatan stronomi, 8 abad sebelum Galileo Galilie dan Copernicus.
Sedangkan peradaban Islam yang menaklukan Persia pada abad 8 Masehi, telah
mendirikan Sekolah kedokteran dan Astronomi di Jundishapur
D. Masa Renaissance (14-17 M)
Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiran yang
bebas dari dogma-dogma agama, Renaissanse adalah zaman peralihan ketika
kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern.
Tokoh-tokohnya adalah : Roger Bacon, Copernicus, Tycho Brahe, yohanes
Keppler, Galilio Galilei. Yang menarik disini adalah pendapat Roger Bacon, ia
berpendapat bahwa pengalaman empirik menjadi landasan utama bagi awal dan
ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Matematik merupakan syarat mutlak
untuk mengolah semua pengetahuan. Menurut Bacon, filsafat harus dipisahkan
dari theologi. Agama yang lama masih juga diterimanya. Ia berpendapat bahwa
akal dapat membuktikan adanya Allah. Akan tetapi mengenai hal-hal yang lain
didalam theology hanya dikenal melalui wahyu. Menurut dia kemenangan iman
adalah besar, jika dogma-dogma tampak sebagai hal-hal yang tidak masuk akal
sama sekali.
Sedangkan Copernicus adalah tokoh gereja ortodok, yang menerangkan
bahwa matahari berada di pusat jagat raya, dan bumi memiliki dua macam gerak,
yaitu perputaran sehari-hari pada porosnya dan gerakan tahunan mengelilingi
matahari. Teori ini disebut Heliosentrisme. Namun teorinya ditentang kalangan
gereja yang mempertahankan prinsip Geosentrisme yang dianggap lebih benar
dari pada prinsip Heliosentrisme. Setiap siang kita melihat semua mengelilingi
bumi. Hal ini ditetapkan Tuhan, oleh agama, karena manusia menjadi pusat
perhatian Tuhan, untuk manusialah semuanya, paham demikian disebut

4
Homosentrisme. dengan kata lain prinsip Geosentrisme tidak dapat dipisahkan
dari prinsip Homosentrisme.
E. Perkembangan Filsafat Zaman Modern (17-19 M)
Zaman ini ditandai dengan berbagai dalam bidang ilmiah, serta filsafat dari
berbagai aliran muncul. Pada dasarnya corak secara keseluruhan bercorak sufisme
Yunani. Paham–paham yang muncul dalam garis besarnya adalah Rasionalisme,
Idialisme, dengan Empirisme. Paham Rasionalisme mengajarkan bahwa akal
itulah alat terpenting dalam memperoleh dan menguji pengetahuan. Ada tiga
tokoh penting pendukung rasionalisme, yaitu Descartes, Spinoza, dan Leibniz.
Sedangkan aliran Idialisme mengajarkan hakekat fisik adalah jiwa., spirit,
Para pengikut aliran/paham ini pada umumnya, sumber filsafatnya mengikuti
filsafat kritisisismenya Immanuel Kant. Fitche (1762-1814) yang dijuluki sebagai
penganut Idealisme subyektif merupakan murid Kant. Sedangkan Scelling,
filsafatnya dikenal dengan filsafat Idealisme Objektif .Kedua Idealisme ini
kemudian disintesakan dalam Filsafat Idealisme Mutlak Hegel.
Pada Paham Empirisme mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu dalam pikiran
kita selain didahului oleh pengalaman. ini bertolak belakang dengan paham
rasionalisme. Mereka menentang para penganut rasionalisme yang berdasarkan
atas kepastian-kepastian yang bersifat apriori. Pelopor aliran ini adalah Thomas
Hobes Jonh locke,dan David Hume.
F. Zaman Kontemporer
Yang dimaksud dengan zaman kontemporer adalah dalam kontek ini adalah
era tahun-tahun terakhir yang kita jalani hingga saat sekarang. Hal yang
membedakan pengamatan tentang ilmu pada zaman sekarang adalah bahwa zaman
modern adalah era perkembangan ilmu yang berawal sejak sekitar abad ke-15,
sedangkan kontemporer memfokuskan sorotannya pada berbagai perkembangan
terakhir yang terjadi hingga saat sekarang. Yakni dengan berkembang pesatnya
ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang. Yang disebabkan oleh semakin
kritisnya umat manusia era sekarang yang di bantu oleh adanya alat-alat yang
canggih. Pada periode ini berbagai kejadian dan peristiwa yang sebelumnya
mungkin dianggap sesuatu yang mustahil, namun berkat kemajuan ilmu dan
teknologi dapat berubah menjadi suatu kenyataan. Bagaimana pada waktu itu

5
orang dibuat tercengang dan terkagum-kagum, ketika Neil Amstrong benar-benar
menjadi manusia pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Bulan. Begitu juga
ketika manusia berhasil mengembangkan teori rekayasa genetika dengan
melakukan percobaan cloning pada kambing, atau mengembangkan cyber
technology, yang memungkinkan manusia untuk menjelajah dunia melalui
internet. Belum lagi keberhasilan manusia dalam mencetak berbagai produk nano
technology, dalam bentuk mesin-mesin micro-chip yang serba mini namun
memiliki daya guna sangat luar biasa.
Semua keberhasilan ini kiranya semakin memperkokoh keyakinan manusia
terhadap kebesaran ilmu dan teknologi. Memang, tidak dipungkiri lagi bahwa
positivisme-empirik yang serba matematik, fisikal, reduktif dan free of value telah
membuktikan kehebatan dan memperoleh kejayaannya, serta memberikan
kontribusi yang besar dalam membangun peradaban manusia seperti sekarang ini.
Namun, dibalik keberhasilan itu, ternyata telah memunculkan persoalan-
persoalan baru yang tidak sederhana, dalam bentuk kekacauan, krisis yang hampir
terjadi di setiap belahan dunia ini. Alam menjadi marah dan tidak ramah lagi
terhadap manusia, karena manusia telah memperlakukan dan mengexploitasinya
tanpa memperhatikan keseimbangan dan kelestariannya. Berbagai gejolak sosial
hampir terjadi di mana-mana sebagai akibat dari benturan budaya yang tak
terkendali.
Kesuksesan manusia dalam menciptakan teknologi-teknologi raksasa ternyata
telah menjadi bumerang bagi kehidupan manusia itu sendiri. Raksasa-raksasa
teknologi yang diciptakan manusia itu seakan-akan berbalik untuk menghantam
dan menerkam si penciptanya sendiri, yaitu manusia.
Berbagai persoalan baru sebagai dampak dari kemajuan ilmu dan teknologi
yang dikembangkan oleh kaum positivisme-empirik, telah memunculkan berbagai
kritik di kalangan ilmuwan tertentu. Kritik yang sangat tajam muncul dari
kalangan penganut “Teori Kritik Masyarakat”, sebagaimana diungkap oleh
Ridwan Al Makasary. Kritik terhadap positivisme, kurang lebih bertali temali
dengan kritik terhadap determinisme ekonomi, karena sebagian atau keseluruhan
bangunan determinisme ekonomi dipancangkan dari teori pengetahuan
positivistik. Positivisme juga diserang oleh aliran kritik dari berbagai latar

6
belakang dan didakwa berkecenderungan meretifikasi dunia sosial. Pandangan
teoritikus kritik dengan kekhususan aktor, di mana mereka menolak ide bahwa
aturan aturan umum ilmu dapat diterapkan tanpa mempertanyakan tindakan
manusia. Akhirnya “Teori Kritik Masyarakat” menganggap bahwa positivisme
dengan sendirinya konservatif, yang tidak kuasa menantang sistem yang eksis.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan Diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan :

1. Bahwa filsafat ilmu mengalami sejarah yang panjang sejalan


denganperkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
2. Bahwa perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa lepas dari
perkembanganpemikiran secara teoritis yaitu senantiasa mengacu kepada
peradabanYunani .Oleh karena itu periodesasi perkembangan ilmu disusun
mulai dariperadaban Yunani kemudian diakhiri pada penemuan-penemuan
pada zaman kontemporer. Penemuan-penemuan yang spektakuler terjadi
sepanjang zaman dari masaPra Yunani kuno sampai pada masa
kontemporer tentu saja sangatdipengaruhi oleh tokoh pemikir (filosof)
yang hidup pada zaman masing-masing dan menambah kekayaan
khasanah ilmu pengetahuan khususnyacabang filsafat yaitu filsafat ilmu.
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan adalah:
Seharusnya kita sebagai calon pendidik haruslah banyak mengetahui tentang
sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, dan siapa saja penemu yang
berperan penting dalam kehidupan ini.
Sebagai umat yang beriman, kita seharusnya mengetahui batasan-bataan
dalam pengembangan ilmu itu sendiri.
Sebagai penyusun, kami menyadari banyak hal yang masih kurang. Dan jika
dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan atau kekeliruan,
mohon kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Amien, Miska M. Epistemologi Islam: Pengantar Filsafat Pengetahuan Islam.


Jakarta: UI Press, 1983
Anshari, Endang S. Ilmu, filsafat, dan Agama. Bina Ilmu: Surabaya, 1985
Hadiwijono, Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius 1998
Sabri, Muhammad Dkk. Filsafat Ilmu. Makassar: Alauddin Press 2009
Raverts, Jerome R. Filsafat Ilmu.Yogyakarta: Pustaka Pelajar 1982

Anda mungkin juga menyukai