Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN
ZAMAN PURBA DAN ZAMAN YUNANI

Disusun Oleh : Kelompok 3


Fatmawati, SP P2A222007
Oji Nur A P2A220000

Dosen Pengampu :
Dr. Ali Idrus, M.Pd.,M.E
Dr. Maizar Karim, M.hum

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN


PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Filsafat Pendidikan tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam jugasemoga selalu tercurahkan kepa da baginda
Rasulullah SAW, sang manajer sejati Islam yang selalu becahaya dalam sejarah
hingga saat ini. Dalam pembuatan makalah ini, tentu tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing
penulis selama ini. Tentunya makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan.
Olehnya itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin Yaa
Robbal Aalamiin. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jambi, September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................. 3
A. Filsafat Pada Zaman Purba .................................................................... 3
B. Filsafat Pada Zaman Yunani...................................................................... 8
BAB III........................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ............................................................................................ 14
B. Saran ...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas
manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda disekitarnya,
seperti bulan, bintang, dan matahari. Bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Ilmu pengetahuan merupakan pencarian makna praktis, yaitu penjelasan yang bisa
dimanfaatkan. Penjelasan ini telah menjadi dasar ilmu pengetahuan manusia dari
zaman pra-sejarah hingga awal abad ke-20.
Diawali dari kegelisahan yang ada dalam setiap diri manusia, dimana kita
selalu dihadapkan pada problematis yang disajikan oleh ahli pikir yang terdahulu
dimana meninggalkan goresan-goresan tinta yang hanya menimbulkan pertanyaan-
pertanyaan yang tidak memiliki jawaban yang tetap. Hal ini memicu perkembangan
pola pikir manusia, rasa keingintahuan yang meningkat menjadikan manusia
semakin berkembang. Ilmu yang dipelajari saat ini tentu saja memiliki latar
belakang tersendiri. Sejarah perkembangan ilmu di dunia menjadi salah satu subjek
yang banyak dicari saat ini.
Penulisan sejarah yang bersifat subyektif (berdasarkan diri sendiri) ataupun
obyektif (berdasarkan realitas yang ada) terkadang menimbulkan persoalan yang
cukup kompleks karena perbedaan pemahaman setiap individu yang membuat
setiap argumen berbeda.
Berbicara soal filsafat disini harus difahami sebagai metode yang melalui
medium peninggalan jejak-jejak masa lampau, apapun bentuk jejak-jejak itu. Ber-
filsafat menghantarkan kita pada suatu fragmen sejarah yang selama ini dipahami
hanya sang sejarawan-lah yang mampu menginterpretasikannya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidaklah muncul dengan
sendirinya. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang selalulapar akan
pengetahuan harus mengetahui secara detail sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan dari waktu ke waktu.
Dalam perjalanannya filsafat mengalami perkembangan yang sangat pesat.

1
SEJARAH perkembangan filsafat berkembang atas dasar pemikiran kefilsafatan
yang telah dibangun sejak abad ke-6 SM. Ada dua orang filsuf yang corak
pemikirannya boleh dikatakan mewarnai diskusidiskusi filsafat sepanjang sejarah
perkembangannya, yaitu Herakleitos (535-475 SM) dan Parmenides (540-475 SM).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Bagaimana perkembangan filsafat pada zaman purba?
2. Bagaimana perkembangan filsafat pada zaman yunani?

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui perkembangan filsafat pada zaman purba
2. Untuk mengetahui perkembangan filsafat pada zaman yunani

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. FILSAFAT PADA ZAMAN PURBA
Perkembangan pengetahuan dan kebudayaan manusia pada zaman purba
dapat diruntut jauh ke belakang, bahkan sebelum abad ke-15 SM, terutama pada
zaman batu. Pengetahuan pada masa itu diarahkan pada pengetahuan yang bersifat
praktis, yaitu pengetahuan yang memberi manfaat langsung kepada masyarakat.
Zaman batu tidak dapat ditentukan dengan pasti, namun para ahli berpendapat
bahwa zaman batu berlangsung selama jutaan tahun.
Sesuai dengan namanya, zaman batu, pada masa itu manusia menggunakan
batu sebagai peralatan. Hal ini tampak dari temuan-temuan seperti kapak yang
digunakan untuk memotong dan membelah. Selain menggunakan alat-alat yang
terbuat dari batu, manusia pada zaman itu juga menggunakan tulang binatang. Alat
yang terbuat dari tulang binatang antara lain digunakan menyerupai fungsi jarum
untuk menjahit. Ditemukannya benda-benda hasil peninggalan pada zaman batu
merupakan suatu bukti bahwa manusia sebagai makhluk berbudaya mampu
berkreasi untuk mengatasi tantangan alam sekitarnya.
Penemuan dilakukan berdasarkan pengamatan, dan mungkin dilanjutkan
dengan percobaan-percobaan tanpa dasar, menuruti proses trial and error.
Akhirnya, dari proses trial and error, yang memakan waktu ratusan bahkan ribuan
tahun inilah terjadi perkembangan dan penyempurnaan pembuatan alat-alat yang
digunakan, sehingga manusia menemukan bahan dasar pembuatan alat yang baik
dan kuat serta hasilnya pun menjadi lebih baik. Dengan demikian tersusunlah
pengetahuan know how. Dalam bentuk know howitulah penemuan-penemuan
tersebut diwariskan pada generasi-generasi selanjutnya.
Perkembangan kebudayaan terjadi lebih cepat setelah manusia menemukan
dan menggunakan api dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memanfaatkan api
untuk menghangatkan tubuh, ketergantungan manusia akan iklim menjadi
berkurang. Api juga digunakan untuk memasak dan perlengkapan dalam berburu.
Di zaman yang lebih maju nantinya, arti api menjadi lebih penting. Pengetahuan
tentang proses pemanasan dan peleburan merintis jalan pada pembuatan alat dari

3
tembaga, perunggu, dan besi. Dalam catatan sejarah misalnya, peralatan besi
digunakan pertama kali di Irak abad ke-15 SM (Brouwer, 1982 : 6).
Perkembangan pengetahuan secara lebih cepat terjadi beberapa ribu tahun
sebelum Masehi. Peristiwa ini terjadi ketika manusia berada pada zaman batu muda
(neolithikum). Pada masa ini mulailah revolusi besar dalam cara hidup manusia.
Manusia mulai mengenal pertanian, mengenal kehidupan bermukim (menetap),
membangun rumah, mengawetkan makanan, memulai irigasi, dan mulai beternak
hewan. Pada masa itu juga telah muncul kemampuan menulis, membaca, dan
berhitung. Dengan adanya kemampuan menulis, beberapa peristiwa penting dapat
dicatat dan kemudian dapat dibaca oleh orang lain sehingga akan lebih cepat
disebarkan. Kemampuan berhitung juga sangat menunjang perkembangan
pengetahuan karena catatan tentang suatu peristiwa menjadi lebih lengkap dengan
data yang relatif lebih teliti dan lebih jelas.
Menurut Anna Poedjiadi (1987 : 28 -32) pada zaman purba perkembangan
pengetahuan telah tampak pada beberapa bangsa, seperti Mesir, Babylonia, Cina,
dan India. Ada keterkaitan dan saling pengaruh antara perkembangan pemikiran di
satu wilayah dengan wilayah lainnya. Pembuatan alat-alat perunggu di Mesir abad
ke-17 SM memberi pengaruh terhadap perkembangan teknik yang diterapkan di
Eropa. Bangsa Cina abad ke-15 SM juga telah mengembangkan teknik peralatan
perunggu di zaman Dinasti Shang, sedangkan peralatan besi sebagai perangkat
perang sudah dikenal pada abad ke-5 SM pada zaman Dinasti Chin. India
memberikan sumbangsih yang besar dalam perkembangan matematik dengan
penemuan sistem bilangan desimal. Pemikiran Budhisme yang diadopsi oleh raja
Asoka, kaisar ketiga Dinasti Maurya, telah menyumbangkan sistem bilangan yang
menjadi titik tolak perkembangan sistem bilangan pada zaman modern. India sudah
menemukan roda pemutar untuk pembuatan tembikar pada abad ke-30 SM. Namun,
peradaban yang sudah maju itu mengalami kepunahan pada abad ke-20 SM, baik
karena bencana alam maupun peperangan.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa pengetahuan pada zaman purba
ditandai dengan adanya lima kemampuan, yaitu :
1. Pengetahuan didasarkan pada pengalaman (empirical knowledge)

4
2. Pengetahuan berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta dengan
sikap receptive mind, dan kalaupun ada keterangan tentang fakta tersebut,
maka keterangan itu bersifat mistis, magis, dan religius.
3. Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam sudah
menampakkan perkembangan pemikiran manusia ke tingkat abstraksi
4. Kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender yang didasarkan atas
sintesis terhadap hasil abstraksi yang dilakukan
5. Kemampuan meramalkan peristiwa-peristiwa fisis atas dasar peristiwa-
peristiwa sebelumnya yang pernah terjadi, misalnya gerhana bulan dan
matahari
Pada era ini, secara umum terbagi menjadi tiga fase, yaitu:

1. Zaman Batu Tua

Zaman batu tua disebut juga masa prasejarah. Era ini berlangsung sekitar
empat juta tahun SM (sebelum Masehi) sampai 20.000 atau 10.000 tahun SM.
Pada zaman ini telah mempunyai beberapa ciri khas, di antaranya adalah
menggunakan alat-alat sederhana yang dibuat dari batu dan tulang, mengenal
cocok taman dan beternak, dan dalam kehidupan sehari-hari didasari dengan
pengamatan primitif menggunakan sistem trial and error(mencoba-coba dan
salah) kemudian bisa berkembang menjadi know how. Pada zaman batu tua,
yang menjadi tokoh utama disebut-sebut dengan manusia purba. Belum
ditemukan secara spesifik data diri mereka, tetapi yang terlihat secara jelas

5
adalah hasil karya mereka. Karya-karya mereka yang fenomenal adalah
peralatan yang terbuat dari batu dan tulang.

2. Zaman Batu Muda


Era ini berlangsung tahun 10.000 SM sampai 2.000 SM atau abad 100
sampai 20 SM. Di zaman ini telah berkembang kemampuan-kemampuan yang
sangat signifikan. Kemampuan itu berupa tulisan (dengan gambar dan symbol),
kemampuan membaca (bermula dari bunyi atau suku kata tertentu), dan
kemampuan menghitung. Dalam zaman ini juga berkembang masalah
perbintangan, matematika, dan hukum. Pada zaman batu muda sudah ada
kerajaan-kerajaan besar yang ikut andil dalam mengukir sejarah. Kerajaan itu
adalah Mesir, Babylon, Sumeria, Niniveh, India , dan Cina. Karya-karya yang
didapat dari zaman ini berupa batu Rosetta (Hieroglip), segitiga dengan unit 3,
4, 5 (segitiga siku-siku), nilai logam sebagai nilai tukar, perundangan yang
ditulis, lukisan di dinding gua, tulisan Kanji (Pistographic Writing), dan zodiac.

6
3. Zaman Logam
Zaman ini berlangsung dari abad 20 SM sampai abad 6 SM. Pada zaman
ini pemakaian logam sebagai peralatan sehari-hari, bahkan sebagai perhiasan,
peralatan masak, atau bahkan peralatan perang. Pada zaman Logam didominasi
oleh kerajaan Mesir. Tetapi kerajaan Cina dan Sumeria juga masih mempunyai
peran. Pada masa ini karya-karya yang ada berupa didominasi dengan alat-alat
yang terbuat dari besi dan perunggu. Seni membuat patung juga menjadi karya
fenomenal pada masanya, bahkan sampai saat ini. Contohnya adalah karya-
karya dari Mesir, seperti patung istri raja Fir’aun (Neferitti).
Menurut Soetriono dan SDRm Rita Hanafie, masa sejarah dimulai
kurang lebih 15.000 sampai 600 tahun Sebelum Masehi. Pada masa ini
pengetahuan manusia berkembang lebih maju. Mereka telah mengenal
membaca, menulis, dan berhitung. Kebudayaan mereka pun mulai berkembang
di berbagai tempat tertentu, yaitu Mesir di Afrika, Sumeria, Babilonia, Niniveh,
dan Tiongkok di Asia, Maya dan Inca di Amerika Tengah. Mereka sudah bisa
menghitung dan mengenal angka.

7
B. FILSAFAT PADA ZAMAN YUNANI
1. Sejarah Filsafat Yunani
Lahirnya filsafat yunani diperkirakan pada abad ke 6 SM. Orang yunani
yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala
sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau
dongeng-dongeng. Artinya suatu kebenaran lewat akal pikir (logis) tidak
berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber dari mitos
(dongeng-dongeng).
Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang
adanya mitos. Mereka menginginkan adanya pertanyaan tentang isi alam
semesta ini, jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang
demikian ini sebagai suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal
pikiran dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi. Upaya para ahli pikir
untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir, ini kemudian banyak
orang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir
secara murni, maka timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle yang artinya
dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.(Muzairi, 2009:41-42)
Pelaku filsafat adalah akal dan musuhnya adalah hati. Pertentangan
antara akal dan hati itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat. Memang pusat
kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat yaitu indera, akal dan hati.
Namun, akal dan hatilah yang paling menentukan. Di dalam sejarah filsafat
kelihatan akal pernah menang, pernah kalah, hati pernah berjaya, juga pernah
kalah, pernah juga kedua-duanya samasama menang. Diantara keduanya dalam
sejarah telah terjadi perebutan dominasi siapa yang kuasa dalam
mengendalikan kehidupan manusia.
Yang dimaksud dengan akal disini ialah akal logis yang bertempat di
kepala, sedangkan hati adalah rasa yang kira-kira bertempat di dalam dada.
Akal itulah yang menghasilkan pengetahuan logis yang disebut filsafat.
Sedangkan hati pada dasarnya menghasilkan pengetahuan supralogis yang
disebut pengetahuan mistik, iman termasuk disini.(Ahmad Tafsir, 2002:47)

8
Ciri umum filsafat yunani adalah rasionalisme yang dimana mencapai
puncaknya pada orang-orang sofis. Dalam sejarah filsafat yunani biasanya
dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa
Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada masa
itu ada keteranganketerangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan
penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli
pikir tidak puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui
budinya. Mereka menanyakan dan mencari jawabannya apakah sebetulnya
alam itu. Apakah intisarinya?. Mungkin yang beraneka warna yang ada dalam
alam ini dapat dipulangkan kepada yang satu. Mereka mencari inti alam,
dengan istilah mereka : mereka berusaha untuk mencari arche alam (arche
dalam bahasa yunani yang berarti mula, asal).(Poedjawijatna, 1980;19)
Awal mula lahirnya filsafat, menurut Prof K. Bartens, ada tiga faktor
yang mendahului dan seakanakan mempersiapkan lahirnya “filsafat” di
Yunani:
a. Di Yunani terdapat mitologi yang kaya dan tersebar luas. Mitologi
ini bisa dianggap sebagai perintis yang mendahului filsafat. Bangsa
Yunani telah mengadakan usaha untuk menyusun mitos-mitos yang
beredar di masyarakatnya menjadi suatu bangunan yang sistematis.
Dalam usaha-usaha itu sudah tampak sifat rasional bangsa Yunani.
b. Peran sastra Yunani dalam bentuk syair-syair yang digunakan untuk
buku pendidikan bagi masyarakat Yunani. Misalnya peranan syair
Homeros yang digemari masyarakat Yunani untuk dibaca dalam
rangka mengisi waktu luang. Syair ini mengandung nilai edukasi.
c. Faktor ilmu pengetahuan yang berkembang pesat di Yunani. Bangsa
Yunani berutang budi kepada bangsa lain, misalnya Mesir untuk
ilmu ukur dan ilmu hitung, serta ilmu astronomi yang dipengaruhi
oleh bangsa Babylonia. Para filosof Yunani di masa awal
kemunculan filsafat rata-rata punya latar belakang sebagai ahli
matematika, astronomi, ilmu bumi, dan berbagai ilmu pengetahuan
lainnya. Karena itu, para filosof Yunani yang merintis “filsafat”

9
disebut sebagai filosof-filosof alam. Mereka berfikir tentang alam:
apa hakekatnya, bagaimana kemunculannya dan apakah sifatsifatnya
yang paling hakiki. Dengan demikian, filsafat yang pertama lahir
adalah filsafat alam
2. Filsafat Yunani Kuno
Para pemikir filsafat Yunani kuno yang pertama berasal dari Miletos,
sebuah kota perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil.
a. Thales (625-545 SM)
Pendapat Thales bahwa azaz pemula ini adalah air, yang
merupakan azaz kehidupan segala sesuatu. Semuanya berasal dari air dan
semuanya kembali lagi menjadi air. Thales beranggapan demikian karena
air mempunyai berbagai bentuk, seperti cair, beku, uap
Thales juga mengembangkan astronomi dan matematika dengan
mengemukakan pendapat bahwa bulan bersinar karena memantulkan
cahaya matahari, menghitung terjadinya gerhana matahari, dan bahwa
kedua sudut alas dari suatu segi tiga sama kaki sama besarnya. Dengan
demikian,
Thales merupakan ahli matematika yang pertama dan juga sebagai
the father of deductive reasoning (bapak penalaran deduktif).
b. Anaximandros (640-546 SM)
Menurut Anaximandros, yang menjadi arkhe adalah apa yang
disebutnya sebagai, apeiron. Apeiron bersifat abadi, tak terbatas, dan tak
dapat dilihat. Ia berpendapat, bahwa segala hal berasal dari apeiron., dan
berproses dalam jalinan rumit dalam dua prinsip, yaitu panas/dingin, dan
kering/basah. Apeiron berproses dalam ‘dialektika materiil’ tanpa henti,
hingga menghasilkan dunia seperti yang tampak saat ini. Gagasan
dinyatakan Anaximandros tentang apeiron ini cukup menarik, karena ia
mengungkapkan konsep arkhe yang berbeda dibandingkan filsuf
sezamannya. Ia menganggap, bahwa dunia tampak, itu bersifat fana, dan
transien. Segalanya mengalir, dan berubah, kecuali apeiron sendiri

10
c. Pythagoras ( 572-497 SM)
Pythagoras lahir di Pulau Samos, lepas pantai Asia Minor, dekat
dengan Miletos, dan Ephesios, sekitar tahun 570 SM. Dikatakan, bahwa
ia sebelumnya merupakan murid dari Anaximandros. Pythagoras
meninggalkan Asia Minor, kemungkinan karena pemerintahan tiran
Polykrates, kemudian ia berkeliling sebagai musafir, dan akhirnya
menetap di Kroton, dimana sekarang terletak di Italia Selatan. Di sana ia
mendirikan sebuah sekolah yang menurut Platon sangat berpengaruh.
Pengikutnya dapat dikenali melalui lambang pentagram, yang mana
kemudian aliran filsafat sekolah ini seringkali disebut sebagai filsafat
mistik. Awalnya sekolah ini sangatlah berpengaruh dilingkungannya,
akan tetapi, sesudah terjadinya pemberontakan yang dipimpin oleh
Kylon, banyak penganut Pythagorean yang dibunuh. Pythagoras sendiri
melarikan diri ke Metapontum. la adalah pendiri filsafat
Pythagorianisme. Aliran filsafat ini mengemukakan sebuah ajaran
metafisis, bahwa bilangan merupakan intisari dari semua benda maupun
dasar pokok sifat-sifat benda. Segenap gejala alam menurut alran ini
merupakan pengungkapan inderawi dari perbandingan-perbandingan
matematika. Filsafat ini dan mazhab Pythagorianisme dipadatkan
menjadi sebuah dalil yang berbunyi “Bilangan memerintah jagad raya”
(Number rules the universe)
d. Xenophanes (570 SM)
Xeniphanes membantah adanya antropomorfisme tuhan-tuhan,
yaitu tuhan digambarkan sebagai (seakan-akan) manusia. Ia juga
membantah bahwa tuhan bersifat kekal dan tidak mempunyai permulaan.
Ia juga menolak anggapan bahwa tuhan mempunyai jumlah yang banyak
dan menekan atas keesaan tuhan. Kritik ini ditujukan kepada anggapan-
anggapan lama yang berdasar pada mitologi.
e. Heraclitos (535-475 SM)
Pemikiran filsafatnya terkenal dengan filsafat menjadi. Ia
mengemukakan bahhwa segala sesuatunya (yang ada itu) sedang menjadi

11
dan selalu berubah. Ucapannya yang terkenal : panta rhei kai uden menci,
artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan arus sungai dan tidak satu
orangpun dapat masuk ke sungai yang sam dua kali. Alasannya, karena
air sungai yang pertama telah mengalir, berganti dengan air yang berada
di belakangnya
f. Parmenides (540-475 SM)
Menurut pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas adalah
bukan gerak dan perubahan. hal ini berbeda dengan pendapat heracleitos,
yaitu bahwa realitas adalah gerak dan perubahan. yang ada (being) itu
ada, yang ada tidak dapat hilang menjadi tidak ada, dan yang tidak ada
tidak mungkin muncul menjadi ada, yang tidak ada adalh tidak ada,
sehingga tidak dapat dipikirkan. Yang dapat dipikirkan hanyalaah yang
ada saja, yang tidak ada tidak dapat dipikirkan.

3. Filsafat Yunani Klasik


Pada periode yunani klasik ini perkembangan filsafat menunjukkan
kepesatan, yaitu ditandainya semakin besar minat orang terhadap filsafat.
Aliran yang mengawali periode yunani klasik ini adalah Sofisme. Penamaan
aliran sofisme ini berasal dari kata sophos yang artinya cerdik pandai.
Adapun para filosof yunani klasik diantaranya:
a. Socrates (469-399 SM)
Socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia
secara keseluruhan, yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan
rohaniah yang keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan
keterkaitan kedua hal tersebut banyak nnilai yang dihasilkan.
Socrates menggunakan metode tertentu untuk membuktikan
adanya kebenaran yang objektif, Metode itu bersifat praktis dan -
dijalankan melalui percakapan percakapan dengan cara menganalisis
tentang pendapat pendapat. Socrates selalu menganggap jawaban
pertama sebagai hipotesis sedangkan jawaban-jawaban selanjutnya
ditarik konsekuensi-konsekuensi yang dapat disimpulkan dari jawaban-

12
jawaban tersebut. Metode yang digunakan oleh Socrates disebut dengan
dialektika, karena dalam pengajarannya dialog memegang peranan
penting. Sebutan yang lain ialah matematika, seni kebidanan, karena
dengan cara ini Socrates mengajarkan ajarannya kepada orang lain
dengan mengatakan bahwa dirinya adalah seorang bidan kebenaran yaitu
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Socrates tidak menyajikan
suatu ajaran yang sistematis, tidak mempunyai murid, tidak mendirikan
suatu mazhab, tetapi dia hanya mengajak pengikut-pengikutnya supaya
mereka berfilsafat. Socrates berpendapat bahwa yang membuat manusia
berdosa adalah kurangnya pengetahuan. Pengetahuan adalah keutamaan.
Satu sebab kejahatan adalah ketidaktahuan. Konsep seperti itu sangatlah
berbeda dengan etika kristiani.
b. Plato (427-347 SM)
Ada tiga ajaran pokok dari Plato yaitu tentang idea, jiwa dan proses
mengenal. Menurut Plato realitas terbagi menjadi dua yaitu inderawi
yang selalu berubah dan dunia idea yang tidak pernah berubah. Idea
merupakan sesuatu yang obyektif, tidak diciptakan oleh pikiran dan
justru sebaliknya pikiran tergantung pada idea-idea tersebut. Idea idea
berhubungan dengan dunia melalui tiga cara; Idea hadir di dalam benda,
idea-idea berpartisipasi dalam kongkret, dan idea merupakan model atau
contoh (paradigma) bagi benda konkret. Pembagian dunia ini pada
gilirannya juga memberikam dua pengenalan, yaitu pengenalan tentang
idea dan pengenalan tentang doxa (pendapat).
c. Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles adalah pelopor utama logika deduktif yang menitik
beratkan pada rasionalitas. Esensi logika Aristoteles menurut
perkembangannya yakni logika hubungan (silogisme), prinsip kausalitas
ilmu-ilmu alam (natural sciences), logika efisiensi dalam teknologi, Serta
logika ekonomi di dalam industri.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zaman Puba merupakan zaman yang berada pada kisaran tahun 4000 SM –
622 SM. Pada masa ini mereka sudah banyak menemukan Pengetahuan-
pengetahuan, dan Ilmu pengetahuan yang ada pada saat sekarang ini di yakini
sebagai pengembangan dari Ilmu pengetahuan yang ada pada masa Purba.
Pengetahuan sendiri di definisikan sebagai segala sesuatu yang di peroleh manusia
melalui pancaindera, akal, firasat dan intuisi.
Berbicara mengenai spesifikasi pengetahuan pada masa purba sudah pasti
memiliki cakupan yang sangat Luas. Dunia pada masa purba terdiri dari banyak
rumpun dan masing-masing dari rumpun itu pada umumnya memiliki pengetahuan
masing-masing. Secara garis besar makalah ini menyajikan Pengetahuan pada 4
peradaban yang ada di dunia, yakni Mesopotamia, Tiongkok, Eropa/Yunani dan
Nusantara.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa pengetahuan pada zaman purba
ditandai dengan adanya lima kemampuan, yaitu :
1. Pengetahuan didasarkan pada pengalaman (empirical knowledge)
2. Pengetahuan berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta dengan sikap
receptive mind, dan kalaupun ada keterangan tentang fakta tersebut, maka
keterangan itu bersifat mistis, magis, dan religius.
3. Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam sudah menampakkan
perkembangan pemikiran manusia ke tingkat abstraksi
4. Kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender yang didasarkan atas
sintesis terhadap hasil abstraksi yang dilakukan
5. Kemampuan meramalkan peristiwa-peristiwa fisis atas dasar peristiwa-peristiwa
sebelumnya yang pernah terjadi, misalnya gerhana bulan dan matahari
Filsafat pada zaman yunani di bagi menjadi dua bagian yaitu, filsafat yunani
kuno dan filsafat yunani klasik
Adapun tokoh-tokoh dari filsafat yunani kuno antara lain:
1. Thales (625-545 SM)

14
2. Anaximandros (640-546 SM)
3. Pythagoras ( 572-497 SM)
4. Xenophanes (570 SM)
5. Heraclitos (535-475 SM)
6. Parmenides (540-475 SM)
Sedangkan tokoh-tokoh dari filsafat yunani klasik yaitu:
1. Socrates (469-399 SM)
2. Plato (427-347 SM)
3. Aristoteles (384-322 SM)

B. Saran
Kami sadar dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan.Untuk
itu kritik, saran dan pendapat yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
dari para pembaca untuk perbaikan yang akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA
K. Bertens, Sejarah Filsafat Yunani: Dari Thales ke Aristoteles, (Jogjakarta:
Kanisius, 1999)
Muchsin, Ikhtisar Materi Pokok Filsafat Hukum, cet ke-1( Surabaya: TIH”IBLAM,
2004)
Nur A. Fadhil Lubis, MA, Pengantar Filsafat Umum, (Jakarta: Publishing, 2015)
Sindy Hardian Susanto, Fijar Filsafat Yunani KLasik, (Bandung: PSIK, 2016)

16

Anda mungkin juga menyukai