Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ZAMAN SEBELUM MENGENAL TULISAN


‘’ PRASEJARAH ‘’

DOSEN PEMBIMBING
Ratna Khairunnisa, S. Pd., M. Pd

DISUSUN OLEH
Kelompok 1

1. Anastasia Delsiana Ndiwa NPM. 1986206124


2. Amanda Aiko Muktiannisa NPM. 1986206156
3. Amilia Fadila NPM. 1986206080
4. Anastasia M Wangge NPM. 1986206059
5. Angata Iswandi Gusti NPM. 1986206096

Mata Kuliah Konsep Dasar Sejarah


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Widya Gama Mahakam
SAMARINDA
2020
Kata Pengantar

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Penulisan dan
pembuatan makala ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar
Sejarah. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai Zaman
sebelum mengenal tulisan (Prasejarah).

Dalam penulisan makalah ini kami menemukan berbagai hambatan yang


dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenanaan
dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu kami berterima kasih kepada pihak
yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Akan tetapi, kami sudah
berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan
kritikan yang sifatnya membangun agar lebih maju dimasa yang akan datang.
Harapan kami semoga makala ini dapat menjadi referensi bagi kami dalam
mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi
orang lain yang membacanya.

Samarinda, 19 Maret 2020


Penulis

i
Daftar Isi

Halaman Judul
Kata Pengantar................................................................................................ i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan................................................................................. 4

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Zaman Prasejarah............................................................... 5


B. Periodisasi Zaman Prasejarah menurut Geologis................................. 6
C. Jenis - jenis manusia Zaman Prasejarah ….......................................... 7
D. Periodisasi Zaman Prasejarah menurut Arkeologis.............................. 9
E. Periodisasi Berdasarkan Perkembangan Kehidupan ……...…………. 14
F. Sistem Kepercayaan pada Zaman Prasejarah…………..…………….. 18
G. Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia……………………….. 19
H. Fase Prasejarah……………………………………………………….. 19

Bab III Penutup

A. Kesimpulan............................................................................................ 21
B. Saran...................................................................................................... 21

Daftar Pustaka................................................................................................. 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prasejarah Indonesia merupakan bagian awal dari sejarah kebudayaan


Indonesia. Oleh karena itu dengan mempelajari prasejarah Indonesia
diharapkan dapat mengerti dan memahami awal pertumbuhan kebudayaan
bangsa Indonesia, terutama pertumbuhan dan perkembangan masyarakat
prasejarah Indonesia dalam kaitanya dengan pertumbuhan dan perkembangan
masyarakat masa kini.

Selama ini terminologi prasejarah Indonesia dipandang dalam pengertian


yang terbatas. Padahal pengertian prasejarah Indonesia tidak hanya mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia sejak saat hadirnya hominid yang pertama
pada kala plestosen hingga saat manusia telah mengenal tulisan pertama pada
sekitar abad 4 - 5 M. Dalam perkembangannya materi prasejarah Indonesia
ditambah dengan data-data etnoarkeologi terutama aspek tradisi prasejarah
yang masih bertahan dan berkembang hingga masa sekarang.

Pengetahuan tentang prasejarah di sistematisasikan berdasarkan bahan-


bahan yang diperoleh selama ini. Beberapa pandangan tentang perkembangan
kehidupan manusia prasejarah telah diungkapkan oleh para pakar sejalan
dengan ditemukannya banyak data arkeologi, khususnya bukti kehidupan
prasejarah, muncul berbagai masalah yang perlu dipecahkan. Salah satu
masalah yang sering menjadi kancah perdebatan para ahli adalah tentang
konsep periodesasi prasejarah. Seperti diketahui periodesasi prasejarah
merupakan sarana penting untuk memahami kehidupan prasejarah. Dengan
periodesasi tersebut diharapkan kehidupan prasejarah dapat dijelaskan dalam
dimensi ruang dan waktu. Beberapa model periodesasi prasejarah telah
disusun para ahli berdasarkan konsep tertentu.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan


diidentifikasi dalam makalah ini, yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan Zaman Prasejarah ?


2. Apa itu Periodisasi Zaman Prasejarah menurut Geologis ?
3. Sebutkan dan jelaskan Jenis - jenis Manusia Prasejarah ?
4. Apa itu Periodisasi Zaman Prasejarah menurut Arkeologis ?
5. Apa itu Periodisasi berdasarkan perkembangan kehidupan ?
6. Bagaimana dengan Sistem Kepercayaan pada Zaman Prasejarah ?
7. Bagaimana terjadinya Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia ?
8. Apa yang dimaksud dengan Fase Sejarah ?

2
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makala ini selain untuk memenuhi tugas mata
kuliah Konsep Dasar Sejarah, yaitu :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Zaman Prasejarah


2. Untuk mengetahui apa itu Periodisasi Zaman Prasejarah menurut
Geologis
3. Untuk mengetahui Jenis - jenis Manusia Prasejarah
4. Untuk mengetahui apa itu Periodisasi Zaman Prasejarah menurut
Arkeologis
5. Untuk mengetahui apa itu Periodisasi berdasarkan perkembangan
kehidupan
6. Untuk mengetahui Sistem Kepercayaan pada Zaman Prasejarah
7. Untuk mengetahui Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
8. Untuk mengetahui Fase Prasejarah

3
D. Manfaat Penulisan

1. Sebagai bahan pelajaran bagi mahasiswa.


2. Sebagai wacana awal bagi penyusunan karya tulis selanjutnya.
3. Sebagai literature untuk lebih memahami Zaman Prasejarah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Zaman Prasejarah

Prasejarah adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di


mana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia. Pra Sejarah atau Pra
Aksara atau Nirleka ( nir : tidak ada, leka : tulisan ) adalah istilah yang
digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan sejarah yang tertulis
belum tersedia, dengan kata lain Masa Pra aksara berarti jaman sebelum
ditemukan tulisan/zaman sebelum manusia mengenal tulisan. Masa
berakhirnya jaman pra aksara tidak sama di masing masing wilayah, misalnya
di Mesir Kuno 3000 tahun sebelum masehi sudah ditemukan peninggalan
tertulis berupa huruf hierogliph, sedangkan di Indonesia peninggalan tertulis
tertua yang ditemukan adalah prasasti yupa peninggalan kerajaan Hindu
Kutai pada abad ke 5 atau sekitar tahun 400 an Masehi.

Dengan tidak adanya peninggalan tertulis, maka sumber untuk


mengungkap keberadaannya berupa peninggalan - peninggalan antara lain
fosil dan artefak. Fosil, merupakan sisa - sisa makhluk hidup yang telah
membatu karena tertimbun dalam tanah selama berjuta tahun. Fosil bisa
berupa kerangka manusia, hewan ataupun tumbuh - tumbuhan. Artefak,
merupakan benda benda perlengkapan hidup manusia purba yang masih
tersisa, seperti; dolmen, kjoken modinger, kapak perunggu, kapak batu, dll.

Kurun waktu berlangsungnya sangat lama yaitu sejak manusia belum


mengenal tulisan sampai mengenal tulisan. Hal ini untuk masing - masing
bangsa tidak sama untuk bangsa indonesia jaman pra aksara berakhir sekitar
tahun 400 masehi atau abad ke 5.

5
B. Periodisasi Zaman Prasejarah menurut Geologis

Geologis atau ilmu bumi yakni ilmu yang mempelajari bumi secara
keseluruhan. Berdasarkan hal tersebut, terjadinya bumi sampai sekarang
dibagi ke dalam empat zaman. Menurut ahli geologi, sejarah  perkembangan
bumi dapat dikelompokan menjadi empat periode zaman, yakni :

a. Zaman Arkaezoikum
Zaman ini berlangsung kira-kira 2500 juta tahun pada saat itu kulit
bumi masih panas, sehingga tidak terdapat kehidupan, disebut juga
masa tanpa kehidupan.

b. Zaman Paleozoikum
Paleozoikum atau sering juga disebut sebagai zaman primer atau
zaman hidup tua berlangsung selama 340 juta tahun. Mahluk hidup
yang muncul pada zaman ini seperti mikroorganisme, ikan, amphibi,
reptil, dan binatang yang tidak bertulang punggung.

c. Zaman Mesozoikum
Mesozoikum atau disebut juga sebagai zaman sekunder atau zaman
hidup pertengahan berlangsung selama kira - kira 140 juta tahun,
antara 251 hingga 65 juta tahun yang lalu. Pada zaman pertengahan
ini reptil besar berkembang dan menyebar ke seluruh dunia sehingga
pada zaman ini sering juga disebut sebagai zaman reptil.

d. Zaman Neozoikum
Zaman ini sering disebut zaman hidup baru yang dapat dibedakan
menjadi 2 zaman, yakni :

 Tersier atau zaman ketiga

6
Zaman ini berlangsung kira - kira selama 60 juta tahun. Zaman
ini ditandai dengan perkembangan jenis binatang menyusui
seperti kera.

 Kuartier atau zaman keempat


Zaman ini ditandai dengan adanya kehidupan manusia
sehingga merupakan zaman terpenting. Zaman ini dibagi lagi
menjadi 2 zaman, yakni zaman Pleistocen dan Holocen.
Zaman Pleistocen atau Dilluvium berlangsung kira-kira
600.000 tahun yang ditandai dengan adanya manusia purba.
Zaman Holocen atau Alluvium berlangsung kira-kira selama
20.000 tahun yang lalu dan terus berkembang sampai dewasa
ini. Pada zaman ini, ditandai dengan munculnya manusia jenis
Homo Sapiens yang memiliki ciri - ciri seperti manusia yang
hidup pada zaman modern sekarang.

C. Jenis - jenis manusia Zaman Prasejarah

1. Megantropus paleojavanicus diketemukan didaerah sangiran solo oleh


Von Konigswald tahun 1936. Ciri-ciri dari manusia purba ini memiliki
tulang pipi yang tebal, otot rahang kuat, bentuk tubuh yang tegap, tulang
kening yang menonjol, tak memiliki dagu serta memiliki bentuk kepala
dengan tonjolan di belakang yang tajam.

2. Pithecantropus Mojocertensis ditemukan di daerah perning Mojokerto


oleh Cokro Handoyo tahun 1936. Ciri-ciri Pithecanthropus Mojokertensis
yaitu memiliki tulang tengkorak yang tebal, tingginya sekitar 165 sampai
180 cm, tak memiliki dagu dan memiliki badan tegap. Saat penemuan,
fosil Pithecanthropus Mojokertensis hancur saat sedang proses penggalian.

7
3. Pithecantropus Erectus ditemukan didaerah Trinil lembah Bengawan
Solo Ngawi oleh Eugine Duboise tahun 1890. Pithecanthropus Erectus
memiliki ciri - ciri tengkuk dan geraham (gigi) yang kuat, tubuhnya belum
tegap sempurna, hidungnya tebal, dahinya lebih menonjol dan lebar, rata-
rata tingginya 165 cm sampai 180 cm. Memiliki otak sekitar 750 cc hingga
1350 cc.

4. Homo Soloensis ditemukan di lembah Bengawan Solo di Ngandong oleh


Ter Haar dan Ir. Openoreth tahun 1931 - 1934. Ciri - ciri manusia purba
ini memiliki volume otak 1000 cc hingaa 1300 cc, tinggi badannya
mencapai 130 hingga 210 cm, tubuhnya tegap dan memiliki struktur
tulang wajah yang tidak mirip dengan manusia kera.

5. Homo Wajakensis Ditemukan di daerah Wajak Tulungagung oleh Van


Reischoten tahun 1889. Ciri - cirinya ia memiliki bentuk wajah dan hidung
datar dan lebar, tulang pipinya menonjol ke samping, letak hidung dan
mulut sedikit jauh, tinggi 130 sampai 210 cm dan mampu berjalan tegap.

Catatan :
Di Indonesia ditemukan fosil manusia purba terbanyak di dunia ini dan
fosil manusia purba tertua juga ditemukan di Indonesia, yang ditemukan di sekitar
lembah bengawan Solo kabupaten Sragen. Sragen telah ditetapkan oleh UNESCO
sebagai "World Heritage" atau Warisan Dunia. Indonesia merupakan surga bagi
penelitian kehidupan manusia purba, karena fosil yang ditemukan di Indonesia
paling banyak jenisnya.

8
D. Periodisasi Zaman Prasejarah menurut Arkeologis

Periodisasi zaman praaksara ini berdasarkan pada benda - benda


peninggalan yang dihasilkan oleh manusia. Pembabakan zaman  praaksara
menurut penemuan benda - benda peninggalan adalah sebagai berikut :

1. Zaman Batu
Zaman batu adalah zaman ketika sebagian besar perkakas
penunjang kehidupan manusia terbuat dari batu. Zaman batu dibagi
menjadi 3 zaman, yakni :

A. Zaman Batu Tua / Palaeolithikum


zaman batu tua diperkirakan berlangsung kurang lebih 600.000
tahun silam. Kehidupan manusia masih sangat sederhana, hidup
berpindah-pindah (nomaden), dan bergantung pada alam. Mereka
memperoleh makanan dengan cara berburu, mengumpulkan
buah-buahan, umbi - umbian, serta menangkap ikan. Cara hidup
seperti ini dinamakan food gathering. Jenis peralatan yang
digunakan pada zaman batu tua terbuat dari batu yang masih
kasar, seperti kapak genggam (Chopper), kapak penetak
(Chopping tool), peralatan dari tulang dan tanduk binatang, serta
alat serpih (flake) yang digunakan untuk menguliti hewan
buruan, mengiris daging, atau memotong umbi - umbian.

B. Zaman Batu Pertengahan / Mesolithikum


Zaman Batu Pertengahan (Mesolithikum) diperkirakan
berlangsung kurang lebih 20.000 tahun silam. Pada zaman ini,
kehidupan manusia tidak jauh berbeda dengan zaman batu tua,
yakni berburu, mengumpulkan makanan, dan menangkap ikan.
Mereka juga sudah mulai hidup menetap di gua, tepi sungai,
maupun tepi pantai.

9
Alat - alat perkakas yang digunakan pada masa Mesolithikum
hampir sama dengan alat - alat pada zaman Palaeolithikum,
hanya sudah sedikit dihaluskan. Peralatan yang dihasilkan pada
zaman Mesolithikum, antara lain kapak Sumatera (pebble),
sejenis kapak genggam yang dibuat dari batu kali yang salah satu
sisinya masih alami; kapak pendek (hache courte), sejenis kapak
genggam dengan ukuran yang lebih kecil; pipisan, batu - batu
penggiling beserta landasannya; alat - alat dari tanduk dan tulang
binatang; mata panah dari batu dan juga flake. Adapun hasil -
hasil kebudayaan yang ditinggalkan manusia purba pada zaman
batu pertengahan adalah sebagai berikut :

 Ditemukannya Kjokkenmoddinger, yakni bukit - bukit karang


hasil sampah dapur.
 Ditemukannya Abris Sous Roche, yakni gua - gua karang
sebagai tempat tinggal.
 Manusia pada zaman ini sudah mengenal seni yang berupa
lukisan pada dinding gua. Lukisan itu berbentuk cap tangan
dan babi hutan.

C. Zaman Batu Muda / Neolithikum


Pada zaman batu muda, kehidupan manusia praaksara sudah
berangsur - angsur hidup menetap tidak lagi berpindah - pindah.
Manusia pada zaman ini sudah mulai mengenal cara bercocok
tanam meskipun masih sangat sederhana, selain kegiatan berburu
yang masih tetap dilakukan. Manusia purba pada masa
neolithikum sudah bisa menghasilkan bahan makanan sendiri
atau biasa disebut food producing.

Peralatan yang digunakan pada masa neolithikum sudah diasah


sampai halus, bahkan ada peralatan yang berbentuk sangan

10
indah. Peralatan yang diasah pada masa itu adalah kapak lonjong
dan kapak persegi. Di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan ada yang
telah membuat anak panah dan mata tombak yang digunakan
untuk berburu dan keperluan lainnya.

D. Zaman Batu Besar / Megalithikum


Zaman Batu Besar dibangun atas konsep kepercayaan hubungan
antara yang masih hidup dengan yang sudah mati dan
pengaruhnya terhadap kesejahteraan masyarakat dan kesuburan
tanah. Bangunan megalith mulai dibangun pada masa bercocok
tanam sampai masa perundagian. Jenis - jenis bangunan megalith
sebagai berikut :

 Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan pemujaan para leluhur
berupa bangunan bertingkat yang terbuat dari bebatuan. Di
atas bangunan itu biasa didirikan menhir. Bangunan ini
banyak dijumpai di Kosala dan Arca Domas (Banten), Cisolok
(Sukabumi), serta Pugungharjo (Lampung).

 Menhir
Menhir (men : batu, hir : berdiri) adalah bangunan berupa
batu panjang yang didirikan tegak menjulang sebagai media
atau sarana penghormatan, sebagai tempat roh, sekaligus
lambang dari orang yang sudah mati. Menhir banyak
ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Sulawesi
Tengah. Dalam upacara pemujaan, menhir juga berfungsi
untuk menambatkan hewan kurban. Tempat - tempat
penemuan menhir di Indonesia, yakni Pasemah (Sumatera
Selatan), Pugungharjo (Lampung), Kosala, Lebak Bondowoso
(Jawa Timur), Trunyan dan Sembiran (Bali), Ngada (Flores),

11
Belu (Timor), Bada - Besoha dan Tana Toraja (Sulawesi
Tengah dan Sulawesi Selatan).

 Dolmen
Dolmen (dol : meja, men= batu) adalah batu besar dengan
permukaan rata. Digunakan sebagai tempat meletakkan sesaji,
pelinggih roh, dan tempat duduk ketua suku agar mendapat
berkat magis dari leluhurnya. Bangunan ini ditemukan di
Pulau Samosir (Sumatera Utara), Pasemah (Sumatera Selatan),
Leles (Jawa Barat), serta Pekauman dan Pakian di Bondowoso
(Jawa Timur).

 Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti mati dari satu batu utuh terdiri atas
wadah dan tutup. Mayat diletakkan dalam posisi berbaring
meringkuk. Sarkofagus banyak ditemukan di Indonesia
terutama di Bondowoso (Jawa Timur) dan Bali. Pada
Sarkofagus sering dipahatkan motif kedok atau topeng dalam
berbagai ekspresi untuk melindungi roh orang yang mati dari
gangguan gaib.

 Kubur Batu
Kubur batu berbentuk seperti sarkofagus. Akan tetapi, dibuat
dari papan - papan batu. Banyak ditemukan di Pasemah
(Sumatera Selatan) dan Kajar, Gunung Kidul (DIY).

 Arca Batu
Beberapa arca sederhana menggambarkan para leluhur
binatang (gajah, kerbau, monyet). Arca batu ditemukan di
Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Sulawesi. Di Pasemah
(Sumatera Selatan) masyarakat di sekitar mengaitkan arca batu

12
dengan legenda Si Pahit Lidah. Arca batu juga ditemukan di
Batu Raja dan Pager Dewa (Lampung), Kosala, Lebak
Sibedug, dan Cisolok (Jawa Barat), Pekauman Bondowoso
(Jawa Timur), serta Bada - Besoha (Sulawesi Tengah).

 Waruga
Waruga berpenampilan dan berfungsi seperti sarkofagus,
tetapi dengan posisi mayat jongkok terlipat. Waruga hanya
ditemukan di Minahasa. Selain sudah mengenal upacara
perkabungan bahasa Melayu austronesia sudah mengenal
tradisi pengayuan, fetisisme, dan mutilisi (asah gigi, tindik
telinga, potong rambut, sunat, serta cabut gigi).

2. Zaman Logam
Pada zaman ini sudah berhasil dibuat peralatan hidup dari logam,
karena saat itu telah muncul golongan perundagian atau golongan yang
terampil dalam melakukan jenis usaha tertentu. Pada zaman ini manusia
telah mengenal cara melebur, mencetak, menempa, dan menuang. Zaman
logam dibagii menjadi tiga zaman, yakni zaman tembaga, zaman
perunggu, dan zaman besi. Namun di Indonesia hanya mengalami dua
zaman logam, yakni :

A. Zaman Perunggu
Pasa zaman telah dikenal logam campuran antara tembaga dan
timah hitam yang menghasilkan perunggu. Teknik
penuangannya dengan menggunakan cara teknik cetak lilin (a
cire perdue). Alat - alat yang dihasilkan pada zaman ini antara
lain; kapak corong (kapak yang menyerupai corong), nekara,
moko, bejana perunggu, manik-manik, cendrasa.

13
B. Zaman Besi
Zaman besi adalah zaman akhir dari masa prasejarah. Alat -
alat yang digunakan pada masa ini lebih sempurna dari zaman
sebelumnya. Dengan masuknya zaman besi ini, maka
kebudayaan perunggu telah digantikan dengan zaman besi.

E. Periodisasi Berdasarkan Perkembangan Kehidupan

Perkembangan kehidupan manusia purba di Indonesia dibagi ke dalam


tiga masa, yakni masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan, masa
bercocok tanam dan beternak, dan masa perundagian dan kemahiran teknik.

1. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Manusia purba pada masa berburu dan meramu disebut dengan


food gathering (mengumpulkan bahan makanan). Pada masa ini manusia
sangat bergantung pada sumber daya alam. Kebutuhan hidup mereka ada
pada alam. Agar dapat bertahan hidup, manusia pada masa ini berburu
dan mengumpulkan makanan. Untuk itu tidak mengherankan jika mereka
hidupnya berpindah - pindah dari satu tempat ke tempat lainnya yang ada
sumber makanan. Kebiasaan hidup berpindah - pindah dari satu tempat ke
tempat lain disebut dengan nomaden.

Binatang yang dapat mereka buru, antara lain rusa, babi, burung
atau menangkap ikan di sungai, danau, dan pantai. Perburuan yang
mereka lakukan di hutan - hutan, di sekitar daerah di mana mereka
tinggal. Binatang yang berhasil ditangkap biasanya mereka bakar sebelum
di makan. Dengan demikian pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan, manusia pada masa ini sudah mengenal api. Selain berburu,

14
mereka juga mengumpulkan umbi - umbian atau tumbuh - tumbuhan
yang bisa di makan.

Guna menghadapi tantangan alam yang begitu keras, terutama dari


serangan binatang buas mereka hidup bekerja sama dan berkelompok.
Dengan berkelompok akan mempermudahkan mereka untuk menaklukan
binatang buas atau binatang buruan. Hidup berkelompok memudahkan
perburuan dan keamanan.

Berdasarkan alat - alat yang ditemukan, manusia purba pada masa


ini menggunakan alat dari batu, tulang dan kayu. Alat - alat yang
digunakan itu masih kasar dan sangat sederhana. Contoh alat - alat yang
ditemukan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, antara lain
chopper. Alat yang terbuat dari batu ini berupa kapak yang tidak
bertangkai dan cara menggunakan kapak ini digenggam dengan tangan.
Fungsinya dapat digunakan untuk memukul atau menggali.

Daerah penemuan jenis kapak genggam antara lain Pacitan,


Sukabumi, Ciamis, Gombong, Bengkulu, Lahat, Cabbenge, Bali, Flores,
dan Timor. Selain kapak genggam, ditemukan pula alat lainnya yang
terbuat dari tulang belulang binatang. Bagian tulang yang digunakan
biasanya bagian tanduk dan kaki. Alat dari tulang ini dipergunakan untuk
menggali umbi - umbian. Alat ini juga dapat digunakan sebagai ujung
tombak untuk keperluan perburuan serta menangkap ikan.

Alat - alat lainnya yang ditemukan adalah alat - alat serpih atau
disebut dengan flakes. Bentuk alat ini sederhana dan dibuat kecil - kecil
sekali dengan ukuran antara 10 - 20 cm. Alat - alat serpih ini berfungsi
sebagai pisau dan mengumpulkan makanan ini masuk pada masa
palaeolithikum atau zaman batu tua. Ciri utama dari zaman ini, yakni alat
- alat dibuat sangat sederhana, kasar dan tidak halus karena belum diasah.

15
2. Masa Bercocok Tanam

Pada awalnya kehidupan manusia sangat bergantung pada apa


yang disediakan oleh alam. Tahap kehidupan ini ada pada masa berburu
dan mengumpulkan makanan. Perkembangan selanjutnya, manusia
mampu mengolah alam. Kemampuan awal mengolah alam untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Masuk pada masa bercocok tanam. Pada
masa bercocok tanam, manusia praaksara memiliki kemampuan
menyediakan makanan dalam jangka waktu tertentu.

Manusai Praaksara dapat menyediakan makanan sendiri karena


pada tahap ini, manusia mampu memproduksi tumbuh - tumbuhan dan
mengembangbiakan binatang ternak. Manusia mampu menanam berbagai
jenis tumbuhan yang semua tumbuh liar, seperti menanam padi dan umbi
- umbian. Mereka dapat mengolah tumbuhan itu sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai makanan.

Pada tahap bercocok tanam, tempat tinggal manusia tidak


berpindah - pindah seperti halnya pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan. Pada masa bercocok tanam, manusia secara berkelompok sudah
mulai hidup menetap. Mereka tidak perlu berpindah - pindah lagi karena
persediaan makanan melalui bercocok tanam sudah tercukupi.

Berhuma merupakan cara bercocok tanam yang digunakan oleh


manusia praaksara pada masa itu. Cara berhuma digunakan dengan
membersihkan hutan dan menanaminya. Karena proses berhuma
memakan waktu yang lama, manusia praaksara tinggal di tempat mereka
berhuma dan membangun rumah. Rumah itu terbuat dari kayu. Pada masa
itu, manusia praaksara hidup berpindah - pindah. Ketika tanah mereka
oleh tidak subur lagi, mereka pindah berhuma ke tempat lain dan rumah
itupun ditinggalkan. Teknik bercocok tanam dengan berhuma masih tetap

16
digunakan sampai saat ini. Teknik berhuma digunakan pada daerah -
daerah yang kurang dengan sistem perairannya.

Masa bercocok tanam manusia praaksara menghasilkan berbagai


alat kehidupan. Alat - alat itu ada yang terbuat dari batu, tulang, dan kayu.
Alat atau benda - benda yang terbuat dari batu pada masa bercocok tanam
ini masuk dalam zaman mesolithikum (zaman batu pertengahan) dan
neolithikum (zaman batu muda). Berbeda dengan masa sebelumnya, pada
masa bercocok tanam alat - alat yang dihasilkan sudah mengalami
perkembangan. Jika pada masa berburu dan mengumpulkan makanan alat
yang dibuat dari batu masih kasar, maka pada masa bercocok tanam alat
-alatnya sudah mulai halus. Pada masa ini telah dibuat juga tembikar atau
periuk belanga yang terbuat dari tanah liat dan digunakan untuk
memasak. Diduga kegiatan perdagangan juga sudah berlangsung pada
masa ini dengan sistem barter. Barang yang dipertukarkan berupa hasil
pertanian, alat pertanian, hasil ternak, dan hasil perikanan.

3. Masa Perundagian

Zaman logam merupakan fase terakhir perkembangan peradaban


prasejarah. Manusia pendukung kebudayaan ini adalah ras Austronesia
dari daratan Asia. Ciri zaman ini adalah adanya kemampuan pada
masyarakat Indonesia dalam pengolahan logam. Barang - barang yang
digunakan menggunakan bahan dari logam. Meskipun sudah mengenal
logam, tidak berarti penggunaan barang - barang dari batu tidak
digunakan. Masih banyak masyarakat pada zaman ini menggunakan alat
-alat dari batu.

Bahan logam persediaannya masih terbatas. Dengan keterbatasan


ini, hanya orang - orang tertentu saja yang menggunakan logam. Butuh
keahlian tertentu untuk mengolah logam. Terbatasnya penggunaan bahan

17
dari logam, menunjukkan terbentuknya suatu lapisan sosial. Ada
kelompok tertentu yang mampu memiliki bahan dari logam. Karena
bahan dan keahlian membuat logam sangat terbatas, maka untuk
memperoleh barang logam itu orang harus membelinya. Besar
kemungkinan pada masa perundagian ini orang sudah melakukan
perdagangan bahan logam. Dengan perdagangan barang dari logam ini
masyarakat sudah mulai berinteraksi dengan dunia luar.

Bersamaan dengan datangnya migrasi dan percampuran budaya,


maka pertanian mengalami kemajuan pesat. Hal ini juga didorong oleh
alat - alat pertanian yang semakin menunjang. Meningkatnya
perkembangan pertanian mendorong penduduk lain untuk bertempat
tinggal di perkampungan yang sama sehingga berkembang menjadi
sebuah desa. Di desa - desa inilah kemudian peradaban perundagian
makin dikembangkan. Mereka mulai memproduksi alat - alat pertanian,
alat rumah tangga, dan alat upacara.

F. Sistem Kepercayaan

1. Anismisme yaitu kepercayaan kepada nenek moyang terhadap roh (jiwa)


nenek moyang yang telah meninggal dan masih berpengaruh terhadap
kehidupan di dunia.
2. Dinamisme yaitu paham kepercayaan terhadap benda - benda yang
dianggap memiliki kekuatan gaib.
3. Totemisme yaitu paham kepercayaaan yang menganggap suci/memiliki
kekuatan supranatural roh binatang tertentu seperti harimau, sapi, ular, dan
kucing.
4. Shamamisme yaitu paham pemujaan terhadap pelaksana upacara ritual,
misal dukun/kepala suku.

18
G. Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Penduduk yang berasal dari daratan Asia terutama dari Yunani atau
lembah sungai Nekong (cina) dan lembah sungai Salwen (India) inilah yang di
sebut sebagai asal mula nenek moyang Bangsa Indonesia.

Nenek moyang bangsa Indonesia yang menetap di  Nusantara disebut suku


bangsa Melayu Indonesia dari rumpun bagsa Indonesia, kemudian
berdasarkan proses menetapnya dibedakan menjadi dua yaitu bangsa melayu
Tua (proto melayu) dan bangsa melayu muda (deutro melayu).

H. Fase Prasejarah

Bukti bukti sejarah menunjukan dengan jelas bahwa administrasi


telah berkembang dengan baik pada fase prasejarah,meskipun pada waktu itu
masyarakat purba secara tidak sadar akan menjalankan prinsip prinsip
administrasi sebagaimana dikenal sekarang.

 Zaman Mesopotamia
Pada zaman ini telah dijalankan sebagian prinsip administrasi yang
diketahui oleh manusia sekarang terutama bidang pemerintahan,
perdagangan, komunikasi, pengangkutan, khususnya pengangkutan
sungai.

 Zaman Babilonia
Administrasi pemerintahan,perdagangan,perhubungan dan pengangkutan
telah berkembang pula dengan baik juga telah terbina suatu sistem
administrasi dibidang teknologi. 

19
 Zaman Mesir Kuno
Berdasarkan analisis dari peninggalan sejarah membuktikan bahwa aspek
administrasi yang sangat berkembang di mesir kuno adalah dibidang
pemerintahan, militer, perpajakan, perhubungan, dan pertanian (termasuk
irigasi).

 Zaman Tiongkok Kuno


Perkembangan administrasi yang paling menonjol adalah sistem
administrasi kepegawaian yang sangat baik.

 Zaman Romawi Kuno


Perkembangan administrasi pada saat itu antara lain adalah karya - karya
filsafat, militer, pajak, perhubungan, yang memang sangat dibutuhkan,
oleh bangsa romawi kuno.

 Zaman Yunani kuno


Sumbangan yang sangat besar artinya dalam administrasi pada zaman
yunani kuno adalah adanya konsep demokrasi. Isi konsep demokrasi itu
menyangkut demokrasi rakyat dari suatu polis pada zaman yunani kuno
yang hanya berlaku pada mereka yg memenuhi syarat - syarat sebagai
berikut :

1. Pria
2. Dewasa (21 tahun)
3. Lahir di athena (sebagai Polis terbesar dan penting)
4. Orang tua warga athena

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) adalah manusia


yang belum mengenal tulisan. Pada zaman prasejarah terdapat empat zaman
menurut geologis yaitu; zaman arkaezoikum, paleozoikum, mesozoikum dan
neozoikum. Pada zaman prasejarah juga terdapat empat zaman menurut
arkeologis yaitu; zaman batu dan zaman logam. Dimana di Indonesia hanya
terjadi dua zaman logam yaitu; zaman perunggu dan zaman besi. Pada zaman
ini sudah mulai terjadi periodisasi berdasarkan perkembangan hidup mulai
dari masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam dan
masa perundagian. Dan pada zaman prasejarah juga sudah mempunyai sistem
kepercayaan.

B. Saran

Diharapkan agar kita dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa
menambah pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan manusia zaman
prasejarah pada zaman dahulu. Diharapkan bagi penulis lain untuk mencari
referensi yang lebih relevan sebagai bahan dalam pembuatan makalah guna
menciptakan karya tulis yang lebih bermanfaat mengenai kehidupan manusia
homo sapiens pada zaman dahulu.

21
Daftar Pustaka

http://anisafitria02.blogspot.com/2014/09/makalah-sebelum-mengenal-
tulisan.html

http://muhtyarul.blogspot.com/2014/09/makalah-pra-sejarah.html

https://readyygo.blogspot.com/2000/02/periodisasi-masa-praaksara.html

https://www.gurupendidikan.co.id/zaman-prasejarah/

http://nurrahmadianirahman.blogspot.com/

22

Anda mungkin juga menyukai