Zaman mesolitikum atau zaman batu madya tentu lebih maju dibandingkan zaman
paleolitikum.
Perkembangan budaya yang cepat ini berkat beberapa faktor, seperti ini nih:
Keadaan alam pada masa ini relatif lebih stabil sehingga manusia bisa hidup
dengan suasana yang lebih tenang, karena hidup lebih tenang mereka dapat
mengembangkan kebudayaan mereka.
Manusia pendukung kebudayaan mesolitikum yaitu homo sapiens lebih cerdas
dari pendahulunya.
Kalau ditanya kehidupannya sudah berbeda dengan zaman sebelumnya, tidak jauh
berbeda sih. Mereka masih memenuhi kebutuhan keseharian dengan mengumpulkan
makanan dan juga berburu.
Tapi, pada zaman ini manusia lebih cerdas dibandingkan dengan para pendahulunya.
Mereka sudah mulai menetap dan membangun tempat tinggal yang semi permanen
dan mereka juga mulai bercocok tanam meskipun dengan cara yang masih sederhana.
Tempat yang mereka pilih untuk dijadikan tempat tinggal umumnya berlokasi di:
Alat alat pada zaman mesolitikum banyak ditemukan di pulau sumatra, pulau jawa,
pulau bali, dan nusa tenggara bagian timur.
Manusia yang hidup di zaman batu tengah ini sudah mempunyai kemampuan untuk
membuat gerabah dari bahan tanah liat. Benda benda hasil budaya mesolitikum yang
di temukan, diantaranya adalah kapak genggam sumatra (sumatralith pebble culture),
flake (flakes culture) di daerah toala, alat dari bahan tulang (bone culture) di
sampung.
Pastinya zaman batu tengah mesolitikum ini mempunyai ciri-ciri yang bisa membuat
kita lebih mudah untuk mengenali zaman ini. Ciri ciri zaman mesolitikum atau ciri-
ciri zaman mesozoikum adalah:
Sudah tidak lagi nomaden atau sudah mempunyai tempat tinggal yang semi
permanen seperti di gua, dan di pantai.
Sudah mempunyai kemampuan untuk bercocok tanam walaupun masih
menggunakan cara yang sederhana
Sudah bisa membuat kerajinan dari gerabah.
Masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)
Alat alat yang dihasilkan hampir sama dengan zaman palaeolithikum yaitu
alat alat yang terbuat dari batu dan masih kasar.
Ditemukannya sampah dapur yang disebut kjoken mondinger.
Abis sous roche bisa dibilang sebagai goa yang jadi tempat tinggal para
manusia purba zaman mesolitikum pada saat itu. Fungsi dari goa ini tentu
sebagai rumah atau tempat berlindung dari cuaca dan binatang buas.
Abis Sous Roche ini pertama kali diselidiki oleh Dr. Van Stein Callenfels
pada tahun 1928-1931 di goa Lawa. Di goa ini ditemukan banyak alat-alat
pada zaman mesolitikum.
Penemuan ini juga menjadi bukti bahwa manusia purba sudah mulai menetap
atau sudah tidak nomaden lagi. Karena kebanyakan fosil ini ditemukan
disepanjang tepi patai timur sumatera, antar daerah medan hingga langsa.
Pada tahun 1925 dr. P.v. Van stein callenfels melakukan penelitian pada
kjokkenmoddinger. Kemudian, dia menemukan kapak genggam yang berbeda
dengan kapak genggam pada zaman paleolitikum.
Karena sebagian besar yang ditemukan adalah alat at yang terbuat dari tulang
maka oleh para arkeolog disebut sebagai sampung bone culture.
4. Kebudayaan bacson-hoabinh
Peninggalan yang satu ini cukup unik, kalau ada orang yang meninggal,
mayatnya diposisikan dengan posisi berjongkok kemudian diberi cat warna
merah. Tujuan pemberian cat tersebut katanya sih “supaya mengembalikan
hayat kepada mereka yang masih hidup”
5. Kebudayaan toala
Sebagian besar kebudayaan toala membuat alatnya dari batu yang menyerupai
batu api dari eropa, seperti kaleson, jaspis, obsidian dan kapur.
Budaya ini beda dengan bacson-hoabinh. Kalau ada yang meninggal, dia akan
dikuburkan didalam gua dan kalau tulang belulangnya telah mengering akan
diberikan kepada keluarganya sebagai kenang-kenangan. Biasanya kaum
perempuan akan menjadikan tulang belulang tersebut sebagai kalung.