Penyebaran narkoba dan miras saat ini sudah sangat mewabah dalam masyarakat.
Penyebarannya tidak lagi mengenal status sosial ekonomi serta usia. Pembentukan Komisi
Nasional Penanggulangan Narkoba dapat memperlihatkan bagaimana gawatnya persoalan
yang dihadapi.
Para remaja hendaknya mewaspadai masalah ini dan saling membantu jika ada salah seorang
temannya yang kecanduan, karena hanya dengan dukungan dari orang sekeliling maka dia
akan dapat disembuhkan. Di samping itu remaja pun secara sadar maupun tidak dapat terjebak
dalam permasalahan narkoba dan miras karena kecanggihan para bandar. Karena itu
bersatulah dan lawanlah secara bersama penyebaran narkoba dan miras, tentu saja dengan
cara-cara yang baik.
Efek-efek tersebut antara lain: menyebabkan lumpuh atau matirasa (narkotika); mengurangi
rasa sakit, mengendorkan syaraf, menenangkan dan membuat tidur (depresan); merangsang
syaraf pusat agar energi atau aktivitas meningkat (stimulansia); dan merubah pikiran atau
perasaan agar terasakan hal yang luar biasa (halusinogen). Ketagihan Narkoba akan
menyebabkan penurunan kekebalan, keracunan darah dan dapat pula menyebabkan kematian.
Sedangkan Miras (minuman keras) adalah minuman yang mengandung alkohol dan dapat
menimbulkan ketagihan, bisa berbahaya bagi pemakainya karena dapat mempengaruhi pikiran,
suasana hati dan perilaku, serta menyebabkan kerusakan fungsi-fungsi organ tubuh. Efek yang
ditimbulkan adalah memberikan rangsangan, menenangkan, menghilangkan rasa sakit,
membius, serta membuat gembira.
mengenali narkoba/miras secara sederhana
Selain obat-obatan tertentu dari dokter, berbagai bahan di sekitar kita bisa memberikan efek
seperti di atas, di antaranya bunga dan daun ganja (bahan bumbu masakan), jenis kaktus
tertentu, dan jamur tahi sapi.
Sedangkan minuman beralkohol, selain yang banyak di jual sebagai bir, wisky, vodka dengan
berbagai merk, juga sering dibuat sendiri seperti tuak atau arak (dari pohon aren/nira), ciu atau
brem (sari ketan, tebu), dan anggur beras.
Banyak pula “jamu” atau “obat kuat” yang dijual disajikan dengan anggur, yang bila diminum
berlebihan atau terlalu sering malah akan menjadikan ketagihan dan berakibat buruk. Tidak
jarang orang mengalami kematian karena secara ceroboh mencampur adukan minuman keras
dengan obat-obat keras sehingga memberikan akibat yang fatal.
Bila kita menemukan ada teman kita dengan beberapa ciri di bawah ini, mungkin dia sedang
kecanduan narkoba/miras:
1. Perubahan perangai atau perilaku seperti: yang biasanya periang tiba-tiba menjadi
pemurung, mudah tersinggung dan cepat marah tanpa alasan yang jelas.
2. Sering menguap dan mengantuk, malas, melamun dan tidak mempedulikan kebersihan
atau penampilan diri.
3. Menjadi tidak disiplin, atau sering kabur, baik di rumah maupun di sekolah.
4. Nilai rapor atau prestasi lainnya menurun.
5. Bersembunyi di tempat-tempat gelap atau sepi agar tidak terlihat orang.
6. Lebih memilih bergaul dengan orang-orang tertentu saja yang mempunyai ciri-ciri seperti
tanda-tanda di atas.
7. Mencuri apa saja milik orang tua atau saudara untuk membeli minuman atau obat-
obatan terlarang.
8. Sering cemas, mudah stress atau gelisah, sukar tidur.
9. Pelupa, seperti orang bego atau pikun.
10. Mata merah seperti mengantuk terus atau memakai kacamata hitam.
Narkoba dan miras khususnya narkoba sudah sangat membahayakah kehidupan. Data statistik
memperlihatkan jumlah pemakai narkoba dan miras cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Korban dari narkoba tidak lagi mengenal batasan umur dan status sosial ekonomi. Tua, muda
bahkan anak yang baru menginjak remaja sudah banyak yang terjerat atau menjadi pemakai
narkoba. Kebanyakan pecandu terdiri dari kaum remaja, baik mereka di kota maupun di desa,
yang berasal dari keluarga kaya maupun miskin, berpendidikan tinggi maupun biasa-biasa saja.
pola hidup yang jorok dan melupakan norma susila, sering mengakibatkan tertular
penyakit kelamin (PMS, HIV/AIDS) yang menularkan kepada pasangan, dan dapat pula
secara langsung menular pada bayi yang dikandung atau bayi lahir cacat.
kecanduan obat terlarang pada orang tua dapat mengakibatkan bayi lahir dengan
ketergantungan obat sehingga harus mengalami perawatan intensif yang mahal.
kebiasaan menggunakan Narkoba/Miras dapat menurun pada sifat-sifat anak yang
dilahirkan, yaitu menjadi peminum atau pecandu, atau mengalami gangguan
mental/cacat.
wanita “pemakai” mempunyai sikap hidup yang malas dan kekurangan gizi sehingga
mengakibatkan bayi dalam kandungan gugur, berat rendah atau cacat.
dapat mengakibatkan impotensi atau keinginan seksual yang berlebihan maupun
perilaku seksual yang menyimpang sehingga mengganggu keharmonisan keluarga.
Pada remaja yang “kecewa” dengan kondisi diri atau keluarganya, sering menjadi lebih suka
untuk mengorbankan apa saja demi hubungan baik dengan teman-teman khususnya. Adanya
“ajakan” atau “tawaran” dari teman serta banyaknya film dan sarana hiburan yang memberikan
contoh “model pergaulan modern” biasanya mendorong mereka kepada pemakaian secara
berkelompok.
Apabila seseorang telah menjadi terbiasa memakainya dan karena mudah untuk
mendapatkannya, maka dia akan mulai memakainya sendiri sampai tahu-tahu telah menjadi
ketagihan dan sulit disembuhkan.
Menjerat kehidupan remaja
Jika memakai Narkoba/Miras telah menjadi kebiasaan, maka kita menjadi ketagihan sehingga
sulit menghilangkan keinginan untuk menggunakannya. Sulit menghilangkan, karena zat-zat itu
telah meresap ke dalam tubuh dan perasaan, sehingga “menuntut” untuk dipenuhi.
Obat atau minuman keras itu memang menimbulkan efek ketergantungan, namun yang
terutama sebenarnya adalah ketergantungan pada kelompok, yaitu adanya rasa “diakui”
mempunyai identitas yang sama dengan mereka, yaitu teman-teman sekelompoknya yang
“modern dan pemberani”.
Meskipun demikian ketagihan obat memang dapat menimbulkan “demam’ atau “rasa nyeri”
yang berlebihan dan baru akan sembuh jika yang bersangkutan menggunakan obat itu. Maka
orang yang telah ketagihan, tidak jarang menjadi pencuri, pemalak, atau mendapatkan apa saja
untuk dipakai membeli narkoba.
Jangan sampai terpengaruh
Mereka yang tidak terjerumus ke masalah Narkoba/Miras adalah karena “tidak mau”
terpengaruh oleh teman bermain atau lingkungannya. Mereka tahu hal itu “barang haram” yang
dilarang agama, dan apabila sampai terjerumus maka resikonya akan sangat besar bagi
kesehatan dan keselamatan diri mereka sendiri, termasuk bagi kehidupan sosial ekonomi
keluarga dan masyarakatnya.
Menghindari kecanduan
Jangan Pernah Berpikir Untuk Mencoba. Pikiran bahwa “..Aku hanya mencoba dan gampang
untuk berhenti….” adalah pikiran yang berbahaya dan salah untuk persoalan Narkoba.
Menghindarkan diri dari pemakaian Narkoba/Miras adalah dengan sikap menolak untuk
memakainya, karena sadar penuh terhadap konsekwensi yang diakibatkannya. Sikap menolak
yang pertama adalah menjauhkan diri dari mereka yang memakai apabila anda merasa akan
sulit untuk bisa menolak tawaran.
Sikap menolak yang lain adalah tidak mau ikut-ikutan menikmati barang itu, meskipun sehari-
hari tetap bergaul biasa dengan mereka, hanya saja kita tidak usah sungkan-sungkan untuk
menyatakan “tidak” jika ditawari untuk ikut memakainya.
Contoh pernyataan menolak secara biasa saja adalah seperti: “nggak ah, itu berbahaya...”,
“nggak ah, kalau nyobain nanti kebablasan...”, “nggak ah, saya tidak biasa pakai kog...”; “nggak
ah, itu nggak boleh....”. Sikap menolak secara keras mungkin perlu dilakukan jika seseorang
mendesak anda dengan keras. Cukup katakan dengan tegas dan penuh percaya diri: “tidak!!”
Jika kita merasa tidak mampu mengatasi bujukan orang yang menginginkanmu menjadi
pemakai maka jangan segan-segan minta bantuan atau nasehat dari orang yang kita percayai.
Ajaklah remaja lain untuk bergabung dalam kegiatan kelompok tersebut. Hubungilah aparat
yang berwenang (dapat melalui telpon atau surat tanpa mencantumkan identitas yang jelas jika
hal tersebut membahayakan diri dan masyarakat sekitar).
Hal yang perlu dilakukan jika mengetahui ada orang yang kecanduan di sekitar kita
Ingatkah bahwa masalah narkoba dan miras adalah masalah kita bersama. Semua orang dapat
mengalaminya. Karena itu janganlah mengucilkan atau menjauhi mereka yang terkena narkoba
dan miras. Sebaliknya rangkulah mereka dan bantulah mereka untuk keluar dari permasalahan
tersebut.
Dukunglah dan bantulah keluarga korban untuk secara bersama-sama menolong korban. Jika
mengalami banyak hambatan dalam membantu korban, rujuklah penanganan korban melalui
keluarganya kepada pihak yang memiliki kemampuan untuk itu.