Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas “ Akhlak Terpuji ”

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

1
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................ I

DAFTAR ISI ........................................................................................................ II

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengetian Akhlak ..............................................................................................2


B. Contoh Akhlak Terpuji .....................................................................................2
1) Raja’ ............................................................................................................2
2) Pemaaf........................................................................................................5
3) Tobat ..........................................................................................................8
4) Pemurah .....................................................................................................9
5) Tabah..........................................................................................................9
6) Istirja’ .......................................................................................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .....................................................................................................14
B. Saran ...............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

C. Latar Belakang Masalah

2
Dalam pergaulan sehari – hari antara kita sesama manusia, agar
hubungan ini berjalan dengan baik tentu ada aturan yang harus kita jalankan,
bagi kita umat Islam tata cara bergaul tersebut telah diatur dalam Al-Qur’an
dan sunnah Rasulllah SAW yang sering kita sebut dengan Sifat terpuji atau
akhlak terpuji.
Dalam pembahasan yang akan kami terangkan pada makalah ini, bahwa
kami akan mengemukakan pengertian dari akhlak dan contoh akhlak terpuji
yang sebaiknya patut dilakukan sehari-hari.
Hal ini kami susun dalam bentuk sebuah makalah, disamping untuk
menambah wawasan kami sebagai pemakalah mengenai pembahasan akhlak
terpuji ini, dan juga dengan pembahasan ini agar kami dan segenap pembaca
lainnya mampu menjadikan ilmu ini sebagai salah satu rujukan dalam
melakukan pergaulan dalam kehidupan sehari – hari. Kemudian juga
pembahasan ini kami buat sebagai bentuk tugas dari mata pelajaran aqidah
akhlak di SMK xxxx dalam tugas individu yang disajikan dalam bentuk
makalah.

D. Rumusan Masalah
 Apa pengertian akhlak ?
 Apa saja contoh dari akhlak terpuji ?

BAB II
PEMBAHASAN

C. Pengetian Akhlak

3
Kata akhlak berasal dari dari bahasa arab khuluq yang jamaknya akhlak
yang artinya perangi atau budi pekerti. Ukuran akhlak itu baik atau buruk
adalah motif yang mendasari perbuatan dan tindakan dan adanya petunjuk
yang mengatakan itu baik berdasarkan firman Allah dan sabda Rasul saw.
Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti benar tentang segala
sesuatu tindakannya hanya mengharap ridho Allah swt.
Akhlak juga merupakan masalah yang sangat penting dalam islam.
Seseorang dapat dikatakan berakhlak ketika dia menerapakan nilai-nilai islam
dalam aktifitas hidupnya. Jika aktifitas itu terus dilakukan berulang-ulang
dengan kesadaran hati maka akan menghasilkan kebiasaan hidup yang baik.
Akhlak merupakan perpaduan antara hati, pikiran, perasaan, kebiasaan yang
membentuk satu kesatuan tindakan dalam kehidupan. Sehingga bisa
membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang jelek dan mana yang
cantik dan hal ini timbul dari futrahnya sebagai manusia.

D. Contoh Akhlak Terpuji


7) Raja’

Kata raja’ berasal dari bahasa Arab yang artinya harapan. Maksud
raja’ pada pembahasan ini adalah mengharapkan keridhaan Allah SWT
dan rahmat-Nya. Rahmat adalah segala karunia dari Allah SWT yang
mendatangkan manfaat dan nikmat.
Raja’ termasuk akhlakul karomah terhadap allah SWT yang
manfaatnya dapat mempertebal iman dan mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Seorang muslim/muslimah yang mengharapkan ampunan Allah
berarti ia mengakui bahwa Allah itu maha pengampun.
Kebalikan dari sifat raja’ adalah berputus harapan terhadap ridha dan
rahmat Allah SWT. Orang yang berputus harapan terhadap Allah, berarti
ia berprasangka buruk kepada Allah SWT, yang hukumnya haram dan
merupakan ciri dari orang kafir.
Muslim/muslimat yang bersifat raja’ tentu dalam hidupnya akan
bersikap optimis, dinamis, berfikir kritis dan mengenal diri dalam

4
mengharapkan keridhaan Allah SWT. Berikut adalah penjelasan
ringkasan tentang hal tersebut.

a) Optimis
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang
dimaksud optimis adalah orang yang selalu berpengharapan
(berpandagan) baik dalam menghadap segala hal atau persoalan,
misalnya :
- seorang siswa/siswi yang mengikuti seleksi penerimaan
mahasiswa baru (SPMB) dia berharap akan lulus dan diterima di
perguruan tinggi yang ia pilih.
- Seseorang ingin bekerja di sebuah perusahaan swasta, kalau ia
berfikir optimis, tentu dia akan berusaha mengajukan lamaran dan
berharap agar lamaran diterima serta dapat bekerja di perusahaan
tersebut.

Kebalikan dari sikap optimis adalah sifat pesimis. Sifat pesimis


dapat diartikan berprasangka buruk terhadap Allah SWT. Seseorang
yang pesimis biasanya selalu khawatir akan memperoleh kegagalan,
kekalahan, kerugian atau bencana, sehingga ia tidak mau berusaha
untuk mencoba.

b) Dinamis
Kata dinamis berasal dari bahasa Belanda “dynamisch” yang
berarti giat bekerja, tidak mau tinggal diam, selalu bergerak, dan terus
tumbuh. Dia akan terus berusaha secara sungguh-sungguh untuk
meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju,
misalnya :
- Seorang petani akan berusaha agar hasil pertaniannya meningkat
- Seorang pedagang akan terus berusaha agar usaha dagangnya
berkembang.

5
Kebalikan dari sifat dinamis ialah statis. Sifat statis harus dijauhi
oleh setiap muslim/muslimat karena termasuk akhlak tercela yang
dapat menghambat kemajuan dan mendatangkan kerugian.

c) Berfikir kritis
Dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan bahwa berfikir kritis
artinya tajam dalam menganalisa, bersifat tidak lekas cepat percaya,
dan sikap selalu berusaha menemukan kesalahan, kekeliruan, atau
kekurangan. Orang yang ahli mmeberi kritik atau memberi
pertimbangan apakah sesuatu itu benar atau salah, tepat atau keliru,
sudah lengkap atau belum disebut kritikus.
Kritik ada dua macam yaitu yang termasuk akhlak terpuji dan
yang tercela. Pertama , kritik yang termasuk akhlak terpuji yaitu kritik
yang sehat, yang didasari dengan niat ikhlas karena Allah SWT, tidak
menggunakan kata-kata pedas yang menyakitkan hati, dan dengan
maksud untuk mmeberikan pertolongan kepada orang yang dikritik
agar menyadari kesalahan, kekeliruan dan kekurangannya, disertai
dengan memberikan petunjuk tentang jalan keluar dari kesalahan,
kekeliruan dan kekurangannya tersebut.
d) Mengenali diri dengan mengharapkan ridho Allah SWT
Seorang muslim yang mnegenali dirinya tentu akan menyadari
bahwa dirinya adlah makhluk Allah, yang harus selalu tunduk pada
ketentuan-ketentuan-Nya (sunnatullah). Iapun menyadari tujuan
hidupnya adalah memperoleh ridha Allah, sehingga hidupnya
diabdikan untuk menghambakan diri hanya kepada-Nya dengan cara
melaksanakan perintah-perintahnya dan meninggalkan semua
larangan-Nya.

8) Pemaaf

6
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang
lain tanpa ada sedikit pun rasa benci dan dendam di hati. Sifat pemaaf
adalah salah satu manifestasi daripada ketakwaan kepada Allah.
Sebagaimana firman-Nya,
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada syurga
yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang
yang bertakwa. Iaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik
pada waktu lapang mahupun pada waktu sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Dan Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
(Ali Imran 3:133-134)
Islam mengajar umatnya untuk bersikap pemaaf dan suka
memaafkan kesalahan orang lain tanpa menunggu permohonan maaf
daripada orang yang berbuat salah kepadanya. Tidak ditemui satu ayat
yang menganjurkan untuk meminta maaf, tetapi yang ada ialah perintah
untuk memberi maaf.
Ada kalanya seseorang berbuat salah dan menyedari kesalahannya
serta berniat untuk meminta maaf, namun ia terhalang oleh hambatan
psikologi untuk menyampaikan permintaan maaf. Apatah lagi jika orang
itu merasa status sosialnya lebih tinggi daripada orang yang akan diminta
maafnya. Contohnya seorang pemimpin kepada orang yang dia pimpin,
orang tua kepada anaknya, atau yang lebih tua kepada yang lebih muda.
Barangkali, itulah salah satu hikmah kenapa Allah memerintahkan kita
untuk memberi maaf sebelum diminta maaf itu.
Memberi maaf haruslah disertai dengan ketulusan hati dan berlapang
dada, sehingga tidak tersisa rasa dendam atau keinginan untuk
membalasnya. Allah berfirman dalam surah an-Nur ayat 22:
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan
kelapangan antara kamu bersumpah bahawa mereka (tidak) akan
memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin
dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hdndaklah mereka

7
memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah
mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Berlapang dada dalam bahasa Arab disebut as-safhu yang secara
etimologinya bererti lapang. Halaman pada buku dinamai safhah kerana
kelapangan dan keluasannya. Dari sini as-safhu dapat diertikan sebagai
kelapangan dada. Berjabat tangan dinamai musafahah, kerana
melakukannya bererti berkelapangan dada.
Diibaratkan kita tersalah sewaktu menulis di sebuah lembaran
kertas, kesalahan itu kita padam dengan alat pemadam. Dengan apapun
kita menghapusnya, tentu akan meninggalkan kesan, bahkan barangkali
kertas tersebut menjadi robek.
Justeru, supaya lebih bersih dan rapi, kertas yang terdapat kesalahan
tulisan padanya itu diganti saja dengan lembaran yang baru. Memaafi
diibaratkan menghapus kesalahan pada kertas, sedangkan berlapang dada
diibaratkan mengganti lembaran kertas yang salah dengan lembaran yang
baru.
Rasulullah SAW, pemilik akhlak yang paling mulia, dengan
keagungan akhlaknya telah memberikan suri teladan kepada umatnya.
Antaranya ialah sikap pemaaf. Salah satu sikap pemaaf baginda dapat
kita semak dalam kisah ini:
Dalam peperangan Khaibar, Zainab binti al-Haris, iaitu isteri Salam
bin Miskan, salah seorang pemuka Yahudi, memberikan hadiah kambing
bakar yang telah matang kepada Rasulullah s.a.w. Zainab bertanya
kepada Rasulullah tentang anggota badan kambing yang disukai baginda,
lalu ada yang menjelaskan kepadanya bahawa yang disenangi Rasulullah
adalah paha kambing.
Zainab pun membubuh racun sebanyak-banyaknya pada paha
kambing dan menghidangkannya kepada Rasulullah. Rasulullah s.a.w.
mengambil sedikit daging paha kambing tersebut dan mengunyahnya,
tetapi tidak menyukai rasanya.
Bisyar al-Barra’ bin Ma’ruf yang saat itu bersama Rasulullah s.a.w.
ikut menyantap daging paha kambing tersebut. Rasulullah memuntahkan

8
kembali daging kambing yang beliau kunyah, kemudian berkata:
“Sesungguhnya tulang ini memberi tahu kepadaku bahawa dia diberi
racun.”
Zainab dipanggil dan ditanya tentang hal tersebut, dan dia pun
mengakui perbuatannya. Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Zainab
tentang perbuatannya itu. Zainab menjawab, “Engkau tahu bagaimana
engkau telah menakluki kaumku, lalu terlintas di hatiku untuk
mengujimu dengan racun itu. Jikalau Muhammad seorang raja, maka aku
akan aman daripada tindakannya (mati lantaran memakan daging paha
kambing yang telah diberi racun), dan jikalau dia memang seorang nabi,
tentu dia akan diberitahu (tentang daging yang beracun itu). ” Lalu
Zainab dimaafkan oleh Rasulullah SAW, sedangkan Bisyar al-Barra’
yang telah memakannya, meninggal dunia.
Sebenarnya pengakuan Zainab hanya dusta belaka. Dia benar-benar
berniat untuk berbuat jahat terhadap Rasulullahs.a.w. Walaupun
demikian, niat jahatnya itu telah diampuni oleh Rasulullah berkat sifat
pemaafnya dan kelapangan dadanya.
Kisah di atas adalah satu daripada sekian banyak kisah tentang
keluhuran budi pekerti dan akhlakul karimah yang dimiliki oleh
Rasulullah s.a.w. Betapapun besarnya kezaliman yang dilakukan ke atas
diri baginda, tidak sedikit pun baginda menaruh benci, apatah lagi
dendam untuk membalasnya. Bahkan pintu kemaafan selalu baginda
buka dengan lebar bagi siapa saja yang bermaksud untuk berlaku jahat
dan menganiaya baginda.
Perlu disedari, bahawa di dunia ini tidak ada seorang pun yang tidak
pernah berbuat kesalahan. Maka hal yang terbaik bagi setiap diri adalah
menyedari akan kesalahan yang pernah dilakukannya, kemudian
bersegera untuk memohon maaf atas kesalahannya itu.
Jika kesalahan itu terhadap Allah SWT, maka bersegeralah
memohon keampunan-Nya. Dan jika kesalahan itu terhadap sesama
manusia, maka bersegeralah meminta maaf daripadanya.

9
Paling utama adalah jika ada yang pernah berbuat kesalahan
terhadap kita, maka maafkanlah kesalahannya, sekalipun orang yang
berbuat kesalahan itu tidak pernah memohon maaf daripada kita. Kerana
ketahuilah, bahawa dengan begitu rahmat Allah akan senantiasa meliputi
kita. Allahu a’lam.

9) Tobat
Kata tobat berasal dari bahasa Arab At-Taubah yang berarti ruju;
kembali. Menurut istilah yang dikemukakan ulama, pengertian tobat
adalah :
 Kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan atau kembali dijalan yang
jauh dari Allah kepada jalan yang lebih dekat kepada Allah.
 Membersihkan hati dari segala dosa
 Meninggalkan keinginan untuk melakukan kejahatan, seperti yang
pernah dilakukan karena mengagungkan Allah SWT dan
menjauhkan diri kemurkaannya.

Tobat dianggap sah dan dapat menghapus dosa apabila telah


memenuhi syarat yang telah ditentukan. Apabila dosa itu terhadap Allah
SWT, maka syarat tobat ada empat macam, yaitu :

a. Menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah diperbuat ( nadam )


b. meninggalkan maksiat itu
c. bertekad dan berjanji dengan sungguh – sungguh tidak akan
mengulangi perbuatan maksiat itu.
d. Mengikutinya dengan perbuatan baik, karena perbuatan baik akan
menghapus keburukan.

Namun apabila dosanya terhadap sesama manusia, maka syarat


tobatnya selain yang empat macam tersebut ditambah dengan dua syarat,
yaitu :

1. Meminta maaf terhadap orang yang dizalimi (dianiaya) atau


dirugikan

10
2. Mengganti kerugian yang setimbang dengan kerugian yang
dialaminya, yang diakibatkan perbuatan zalim atau meminta kerelaan.

10) Pemurah
Pemurah adalah sifat yang paling mulia. Jika seseorang memiliki
sifat ini, sebenarnya mereka telah beruntung. Itulah salah satu tanda
orang beriman dari sejumlah tanda yang lain. Manusia paling pemurah
adalah Rasulullah SAW, kemudian para sahabatnya, istri-istrinya, anak-
anaknya, para cucu dan ulama yang mengikuti jejaknya.
Beberapa sahabat yag paling pemurah antara lain; Abubakar Siddiq,
Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin
Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf dan seterusnya.
Saya pikir semua sahabat Rasulullah memiliki kepekaan sosial yang
tinggi.
Sayyidina Usman bin Affan ra.yang juga menantu Nabi sangat
pemurah. Dia orang kaya yang paling dermawan. Usman pernah
menyumbang seribu ekor unta lengkap dengan barang-barang dagangan
yang dibawa dari Syam. Dia menyumbang kepada fakir miskin yang
menderita kelaparan di musim paceklik. Usman juga membeli sumur
milik Yahudi untuk diwaqafkan kepada orang-orang Islam yang
membutuhkan air minum.
Usman siap mengeluarkan harta demi tegaknya daulah Islamiyah
pertama di Madinah. Tentang kemurahan Usman sudah sangat masyhur.
Dia juga yang mengeluarkan biaya (dengan hartanya sendiri) untuk
mengumpulkan ayat-ayat Alquran yang waktu itu masih terserak. Sikap
Usman yang pemurah ini diikuti oleh sahabat-sahabat yang lain. Saatnya
kita mengikuti langkah mereka. ( H. Ameer Hamzah )

11) Tabah
Pengertian Tabah atau Sabar - Kali ini saya akan mengshare sebuah
artikel yang bertema Tabah/Sabar. Sabar yang artinya tahan terhadap
setiap penderitaan atau sesuatu yang tidak disenanginya dengan sikap

11
ridha dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Berbagai
kesulitan dan bahaya. Sedangkan menurut refernsi lain, Sabar adalah
suatu bagian dari akhlak utama yang dibutuhkan seorang muslim dan
masalah dunia dan agama. Salah seorang ulama pernah berkata bahwa
pada intinya sabar dan ikhlas adalah inti dalam menjalankan agama.
Sabar dibagi menjadi 3 macam:

 Sabar menahan diri dari segala perbuatan jahat.


Sabar yang dimaksud disini adalah menghindarkan diri dari
perbuatan yang dapat menjerumuskan diri sendiri maupun orang lain
sehingga salah satunya merasa dirugikan. Sabar merupakan suatu
pertahanan yang dapat mencegah berbagai dorongan nafsu yang
setiap saat menggoda manusia.
 Sabar dalam melakukan ibadah
Sabar yang dimaksud disini adalah sikap menahan diri dari
berbagai kesulitan dan rasa berat dalam menjalankan ibadahnya.
Ibadah tidak hanya dituntut memenuhi syarat dqn rukunnya secara
lengkap, tetapi juga harus melakukannya secara khusus dan
penyerahan diri kepada Allah secara total. Dalam hal ini pasti
banyak ditemui berbagai rintangan dan godaan yang menghantui
pikiran sehingga ibadah kita tidak khusyu atau ketika hendak
memulainya terasa berat bahkan kadang tertunda-tunda.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 45:

 Sabar karena menghadapi kemunduran.


Sabar yang dimaksud disini adalah menahan diri dari berbagai
godaan yang menyebabkan kita tidak berani dalam melakukan

12
sesuatu yang baik seperti: membela keadilan, membela harga diri
kita atau orang lain, berjuang demi bangsa dan lain sebagainya.
Sikap pantang mundur dalam menghadapi berbagai rintangan
dan cobaan ini seperti digambarkan oleh para sahabat Nabi ketika
diperintahkan untuk hijrah ke Madinah dengan meninggalkan sanak
saudara, harta kekayaan dan sejumlah posisi lain yang sudah mapan.
Hijrah tersebut dilakukan tak lain karena mengharapkan ketentraman
dalam beribadah dan memunuhi panggilan Allah SWT semata.
Firman Allah SWT dalam surat Al-Ahqaaf ayat 35 menjelaskan:

Menurut Imam Al-Ghazali kondisi manusia dalam kehidupan ini ada dua
yaitu:
1. Kehidupan yang sesuai dengan kehendak hati.
2. Kehidupan atau perjalanan hidup yang tidak sesuai dengan kehendak
hati.
Kedua kondisi diatas pasti akan dilalui oleh setiap manusia, maka jika
menemui salah satu kondisi tersebut harus disikapi dengan sabar. Baik
pada perjalanan hidup yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki.

12) Istirja’
a. Mengenal Kalimah istirja’
Kalimat istirja’ berbunyi “inna lillahi wa inna illahi raji’un”.
kalimat tersebut mempunyai arti “Sesungguhnya kita milik Allah
dan hanya kepada-Nya kita kembali”. Maksudnya bahwa segala
sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah milik dan ciptaan Allah,

13
maka kelak semuanya akan kembali kepada yang menciptakan dan
yang memiliki yakni Allah swt.
Kalimat istirja bisa di ucapkan pda saat seseorang sedang
tertimpah musibah atau cobaan. misalnya, pada saat salah seorang
diantara kita meninggal dunia atau terkena bencana, seperti tsunami,
tanah longsor, banjir, terpeleset, atau hal-hal lainya.
Sesungguhnya setiap musibah yang menimpah manusia
disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Musibah tersebut
ditimpahkan oleh Allah sebagai peringatan agar manusia itu kembali
ke jalan yang benar. Bahkan jika semua kesalahan manusia dibalas
langsung oleh Allah dengan musibah, bisa jadi seumur hidupnya
manusia dicerca dengan berbagai musibah. Hanya saja banyak
kesalahan manusia itu yang diampuni oleh Allah swt, sehingga
musibah yang menimpah manusia tidak terlalu banyak.
Akan tetapi walaupun musibah yang menimpah manusia itu
karena perbuatan manusia itu sendiri, keputusan akhir tetap ada di
tangan Allah. Jika Allah mengijinkan musibah itu terjadi maka
terjadilah, jika Allah tidak mengijinkan musibah itu tidak terjadi
maka tidak akan terjadi. Oleh karena itu , selayaknya manusia
bersyukur kepada Allah agar mendapat petunjuk-Nya.
Bagai mana bentuk bersyukur kepada Allah saat tertimpah
musibah? syukur saat ditimpah musibah itu menerima ketentuan
Allah dengan penuh ikhlas dan kesabaran. Kembalikan semuanya
kepada Allah karena segala hal dan termasuk diri kita adalah milik-
Nya.
Musibah yang kita terima tidak seberapa jika dibandingkan
dengan nikmat yang kita peroleh dari-Nya. Kita wajib bersyukur
karena masih diberi kesempatan untuk menikmati anugrah-Nya.
b. Hikmah Mempelajari Kalimat Istirja’
a) Kita mengetahui segala sesuatu hanyalah milik Allah semata dan
pasti akan kembali kepada-Nya.

14
b) Kta akan lebih tabah dan sabar dalam menghadapi segala
musibah maupun ujian dan cobaan dari Allah.
c) Kta tidak akan merasa kehilangan jika suatu saat Allah
mengambil milik-Nyayang telah dititipkan kepada kita.
d) Segala sesuatu hendaknya disandarkan kepada Allah swt, sebab
hanya dialah yang berhak atas semua itu.
e) Sifat qana’ah 9pasrah terhadap segala yang digariskan Allah)
akan menjadi milik jiwa kita jika kita memahami betul kalimat
istirja’.

15
BAB III
PENUTUP

C. Kesimpulan
Jadi dari penjabaran yang telah kita uraikan dalam materi diatas,
dapat kita berikan kesimpulan akhlak tersebut merupakan sutu bentuk atau
cerminan yang tertatanam dalam diri seseorang dan hal tersebut terealisasi
dalam kehidupannya sehari – hari.
Adapun bentuk dari akhlak terpuji tersebut ada beberapa bagian,
diantaranya sebagai berikut; zuhud, tawaqal, ikhlas, jihad dan amanah.
Semuanya itu memiliki sisi positif dari pergaulan yang kita lakukan, baik
dalam melakukan hubungan yang bersifat horizontal atau dalam melakukan
hubungan dengan Allah SWT atau dalam melakukan hubungan secara
vertikal yaitu dalam melakukan hubungan atau bergaul antar sesama
Manusia.

D. Saran
Dari pembahasan yag telah kami sajikan diatas, kami berharap
mudah – mudahan setelah kita mempelajari pelajaran mengenai akhak terpuji
ini, agar bisa kita jadikan sebagai rujukan dalam melakukan pergaulan dalam
kehidupan baik berhubungan dengan Allah atau bergaul antar sesama
manusia, kemudian juga kami selaku pemakalah berharap kepada segenap
pembaca makalah ini, agar jangan mengambil rujukan hanya terfokus kepada
materi yang telah kami sajikan dalam makalah ini saja, akan tetapi mari kita
sama – sama aktif dalam mencari buku – buku dan sumber lainnya yang
membahas masalah akhlak terpuji ini secara mendalam, sehingga lebih
memantapkan pengetahuan kita mengenai pembahasan akhlak terpuji
tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

 http://makalah73.blogspot.com/2012/11/menjadi-manusia-yang-
pemaaf.html
 http://cacawitarsa.blogspot.com/2010/10/perilaku-sifat-sifat-terpuji-
taubat.html
 http://www.waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=ar
ticle&id=17880:sifat-pemurah&catid=80:lentera&Itemid=251
 http://ritzberbagiilmu.blogspot.com/2013/07/pengertian-tabah-atau-
sabar.html
 http://nrlisti.blogspot.com/
 http://ukhuwahislah.blogspot.com/2013/06/makalah-prilaku-akhlak-
terpuji_23.html

17

Anda mungkin juga menyukai