PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah Restorasi Meiji, Jepang maju pesat dengan bantuan teknologi militer
barat. Kekaisaran itu memaksa Joseon menandatangani Perjanjian Ganghwa pada
tahun 1876. Jepang kembali menancapkan kukunya ke tanah Korea demi mencari
sumber daya alam dan bahan pangan dengan membangun kekuatan ekonomi di
semenanjung, suatu tanda dimulainya ekspansi ke Asia Timur. Perang Cina-Jepang
Pertama (1 Agustus 1894–17 April 1895) adalah sebuah perang antara Dinasti Qing
China dan Meiji Jepang dalam perebutan kendali atas Korea.
Sebab-sebabnya antara lain adalah: sudah sejak lama Korea bergantung pada
Cina, tetapi kemudian pengaruh Jepang terhadap Korea makin bertambah. Didalam
negeri Korea terdapat dua golongan yang bertentangan; yaitu golongan Progresif
yang menghendaki diadakannya modernisasi, golongan ini didukung oleh Jepang;
dan golongan Konservatif yang berpihak pada Cina yang ingin mempertahankan
kebiasaan tradisional.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1|Page
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
D. Manfaat
Penyusunan makalah ini sangat bermanfaat bagi penulis karena dapat
memperluas wawasan dalam mempelajari sejarah Perang china Jepang pada tahun
1894-1985. Penulis ingin memberikan gambaran mengenai sejarah terjadinya Perang
China-Jepang pada tahun 1894-1895 .
Bagi para pembaca semoga dapat bermanfaat untuk membantu kegiatan
belajar mata kuliah Sejarah Asia Timur II.
2|Page
BAB II
PEMBAHASAN
Daerah Korea adalah daerah yang sangat subur sehingga menjadi rebutan bagi
Negara-negara imprealis. Korea merupakan jalan yang terbaik atau sebagai batu
loncatan untuk Manchuria dan Negara cina serta daratan asia lainnya. Korea juga
banyak mengandung bahan mentah seperti mineral, batu bara, besi, emas, tembaga,
wolfram dan perak. Secara umum korea banyak mengandung bahan-bahan yang
penting bagi kepentingan industri (Agung, 1992:42).
Timbulnya perang jepang-cina ini karena adanya pertikaian antara jepang dan
cina dalam perang ini kerena Rusia juga mempunyai kepentingan dalam politik air
hangatnya yaitu mencari daerah bebas dari es. Rusia menganggap Cina harus
dihancurkan karena telah merampas kemerdekaan korea. Bagi Jepang, Korea sangat
penting untuk dijadikan tempat pemindahan sebagian penduduk jepang. Jepang juga
mengincar korea karena banyak mengandung bahan mentah untuk industrinya dan
sekaligus modal yang surplus. Bagi cina, korea adalah daerah vasalnya yang harus
dipertahankan dengan cara apapun walaupun dengan peperangan.
Perhatian jepang terhadap korea ini timbul setelah jepang berhasil dalam
retorasi meiji pada tahun 1868. sebelumnya jepang mengadakan ekspansi ke korea
dan cina pada akhir abad ke-16 di bawah pemimpin Toyoni Hidoyoshi tapi gagal.
Pemerintah Chosun (Korea) menyiapkan langkah awal untuk mewujudkan
kebijakan pintu terbuka karena sebelumnya Korea melaksanakan kebijaksanaan pintu
3|Page
tertutup. Sebelum dilaksanakan jepang terlebih dahulu menyerbu pulau Kanghwa,
mendesak pembukaan Chosun (anonym 1995:147). Akhirnya chosun mencapai
perjanjian jalinan hubungan diplomatic dengan jepang tahun 1876, sesuai dengan
perjanjian ini kerajaan chosun membuka tiga buah pelabuhan termasuk Busan,
mengijinkan pembangunan perumahan bagi masyarakat jepang setempat,
membebasan kegiatan transaksi dagang oleh orang jepang. Membolehkan hak
yudikatif konsuler jepang terhadap tindak criminal orang jepang.Sejak persetujuan
kanghwa 1878 jepang berusaha untuk memperbesar pengaruhnya di korea untuk
mengimbangi pengaruh cina di Korea.
4|Page
1. jepang mendapatkan hak menempatkan tentaranya di korea untuk menjaga
delegasinya di korea.
5|Page
menunjukkan kesuksesan modernisasi Jepang sejak Restorasi Meiji dibandingkan
dengan Gerakan Penguatan Diri di China.
Jepang dengan cina mulai mengadakan hubungan persahabatan, baik secara
resmi yaitu dengan utusan-utusan, maupun tidak resmi yaitu berupa hubungan dagang
sejak zaman sebelum dinasti ming. Hubungan resmi maupun tidak resmi antara Cina,
Jepang dan Korea sudah berlangsung sepanjang sejarah dari ketiga negara di Asia
Timur ini. Jepang telah terlibat perang dengan Korea dan Cina pada masa dinasti
Tang (618-906) berkuasa, di Cina. Pada waktu itu Cina bergabung dengan salah satu
kerajaan terbesar di Korea, yaitu Kerajaan Silla, untuk mengusir Jepang dari Korea
dalam usahanya mereka menyatukan Korea dibawah kerajaan Silla.
Hubungan Jepang dengan Cina kemudian berkembang menjadi hubungan
antara sebuah negeri pemberi upeti kepada Cina yang pada waktu itu, diperintah oleh
dinasti Ming (1368-1644). Hubungan dengan ini berlanjut hingga tahun 1547, pada
waktu itu shogun ke duabelas Jepang mengirimkan upeti terakhir kepada dinasti
Ming. Pada akhir abad 16, Jepang berusaha untuk mengusai Cina, dan karena Korea
merupakan satu-satunya pintu terdekat menuju Cina maka Jepang harus menaklukkan
Korea. Akan tetapi suasana persahabatan berubah setelah jepang meraih keberhasilan
membangun negaranya berubah menjadi lebih kuat.
6|Page
5. Weihai wei akan diduduki oleh Jepang selama Cina belum mampu membayar
kerugian perang
7|Page
Walaupun demikian, sejumlah pertempuran antara China dan Jepang terus
berlanjut karena meningkatnya nasionalisme China, dan untuk memenuhi salah satu
tujuan dari Tiga Prinsip Rakyat, yaitu untuk mengeluarkan China dari imperialisme
asing. Bagaimanapun, Ekspedisi Utara hanya mampu menyatukan China secara nama
saja, dan perang saudara pecah di antara para mantan pemimpin militer dan faksi
saingan, Kuomintang. Sebagai tambahan lagi, para komunis China memberontak
terhadap pemerintah pusat setelah melakukan pembersihan terhadap anggotanya.
Karena situasi-situasi demikian, pemerintahan pusat China mengalihkan banyak
perhatian pada perang-perang saudara dan mengikuti kebijakan "pendamaian internal
didahulukan sebelum melawan pihak asing". Situasi ini memberikan kesempatan
yang mudah bagi Jepang untuk melanjutkan agresinya. Pada tahun 1931, Jepang
menginvasi Manchuria segera setelah Insiden Mukden. Setelah bertempur selama
lima bulan, pada tahun 1932, negara boneka Manchukuo dibentuk dengan raja
terakhir China, Puyi, diangkat sebagai kepala negara. Tidak bisa menantang Jepang
secara langsung, China meminta bantuan kepada Liga Bangsa. Investigasi liga ini
menerbitkan Laporan Lytton, yang mengutuk Jepang karena telah menyerang
Manchuria, dan mengakibatkan Jepang mengundurkan diri dari Liga Bangsa. Sejak
akhir tahun 1920-an dan selama tahun 1930-an, ketenangan adalah dasar dari
komunitas internasional dan tidak ada satu negara pun yang ingin menunjukkan
pendirian secara aktif, melainkan hanya mengeluarkan kecaman-kecaman kecil.
Jepang menganggap Manchuria sebagai sebuah sumber bahan baku yang tidak
terbatas dan juga sebagai sebuah negara penyangga terhadap ancaman Uni Soviet.
Konflik yang terjadi menyusul Insiden Mukden tidak terhenti. Pada tahun
1932, tentara China dan Jepang bertempur dalam sebuah pertempuran singkat pada
Insiden 28 Januari di Shanghai. Pertempuran ini menghasilkan demiliterisasi
Shanghai, yang melarang China untuk menempatkan tentara di kota mereka sendiri.
Di Manchukuo, terdapat sebuah kampanye yang sedang berlangsung untuk
mengalahkan tentara sukarelawan yang bangkit karena kekecewaan terhadap
kebijakan yang tidak menentang Jepang. Pada tahun 1933, Jepang menyerang
8|Page
wilayah Tembok Besar, dan setelah itu, Gencatan Senjata Tanggu ditandatangani,
yang memberi Jepang kendali atas provinsi Rehe dan sebuah zona demiliterisasi
antara Tembok Besar dan wilayah Beiping-Tianjin. Jepang bertujuan untuk membuat
wilayah penyangga yang lain, kali ini antara Manchukuo dan pemerintah Nasionalis
China yang saat itu beribukota di Nanjing.
Selain itu, Jepang semakin memperalat konflik internal antara faksi-faksi
China untuk mengurangi kekuatan mereka satu demi satu. Hal ini disebabkan karena
fakta bahwa beberapa tahun setelah Ekspedisi Utara, kekuatan politik pemerintah
Nasionalis hanya meluas di sekitar Delta Sungai Panjang (Yangtze), dan wilayah lain
China yang memang berada dalam kekuatan regional. Jepang sering membeli atau
membuat hubungan khusus dengan kekuatan-kekuatan regional ini untuk merusak
usaha pemerintah Nasionalis pusat untuk menyatukan China. Untuk itu, Jepang
mencari berbagai pengkhianat China untuk bekerjasama dan membantu mereka
memimpin beberapa pemerintahan otonomi yang bersahabat dengan Jepang.
Kebijakan ini disebut Pengkhususan, atau yang lebih sering diketahui sebagai
Gerakan Otonomi China Utara. Provinsi bagian utara yang terlibat dalam kebijakan
ini adalah Chahar, Suiyuan, Hebei, Shanxi, dan Shandong.
Pada tahun 1935, di bawah tekanan Jepang, China menandatangani Perjanjian
He-Umezu, yang melarang KMT untuk menjalankan kegiatan partainya di Hebei dan
secara langsung mengakhiri kekuasaan China atas China Utara. Pada tahun yang
sama, Perjanjian Chin-Doihara ditandatangani dan mengakibatkan KMT disingkirkan
dari Chahar. Dengan demikian, pada akhir 1935, pemerintahan pusat China telah
disingkirkan dari China Utara. Sebagai gantinya, Majelis Otonomi Hebei Timur dan
Majelis Politik Hebei-Chahar dibentuk oleh Jepang.
Telah kita ketahui pada saat itu bangsa-bangsa barat telah aktif melakukan
kegiatan baik di Korea maupun di Cina seperti :
9|Page
1. Rusia
2. Inggris
3. Prancis
4. Jerman
Didepan juga telah dijelaskan bahwa, Rusia ikut intervensi dalam masalah
persengketaan antara Cina – Jepang tentang Korea. Mereka khususnya Rusia merasa
keberatan terhadap penyerahan Semenanjung Liaotung kepada Jepang. Maka dengan
dipelopori oleh Rusia mereka memprotes keputusan tersebut. Memang Rusia
sebenarnya juga berambisi terhadap Korea dan Manchuria. Mereka memprotes
penyerahan Semenanjung Liaotung kepada Jepang dengan alasan melanggar
kedaulatan Cina. Oleh karena kekuatan mereka terlalu besar, maka Jepang tidak dapat
berbuat apa-apa selain menuruti kehendak mereka.
Akibat adanya protes Rusia dan kawan-kawannya, akhirnya Semenanjung
Liaotung dikembalikan kepada Cina. Sebagai penggantinya Jepang menerima
tambahan ganti kerugian sebesar 20 juta tael. Selanjutnya sebagai balasan atas
jasanya, Rusia memperoleh daerah Prot Arthur dan Dairen di Semenanjung Liaotung.
Pada tahun 1897, Jerman mengambil keuntungan dari terbunuhnya dua orang
missionaris di Shantung dengan tuntutan ganti rugi, berupa penyewaan pelabuhan
Tsingtao di Teluk Kinochoto selama 99 tahun. Inggris tidak ketinggalan juga
memperoleh Wei-hai Wei. Lebih jauh Inggris juga memperoleh daerah Kowloon di
seberang Hongkong yang disewa untuk jangka waktu 99 tahun. Demikian juga
Perancis mendapatkan bagian di daerah Cina selatan yakni daerah Kwangtung.
Dengan demikian jelas bahwa sejak Cina dapat dikalahkan oleh Jepang pada
tahun 1895, sebagian besar daerah Cina terbagi-bagi dibawah pengaruh bangsa-
bangsa barat, dengan hak ekstrateritorialnya.
10 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Didalam negeri Korea terdapat dua golongan yang bertentangan; yaitu
golongan Progresif yang menghendaki diadakannya modernisasi, golongan ini
didukung oleh Jepang; dan golongan Konservatif yang berpihak pada Cina yang ingin
mempertahankan kebiasaan tradisional. Tahun 1882, golongan konservatif
mengadakan pemberontakan, yang disebut sebagai peristiwa Jingo atau peristiwa
Seoul. Tahun 1884 golongan progresif mengadakan kudeta yang dibantu oleh Jepang,
namun gerakan ini gagal. Kemudian diadakan perjanjian Tienshin, yang isinya, baik
Cina maupun Jepang harus menarik tentaranya dari Korea Tahun 1894, Di Korea
terjadi pemberontakan para petani menuntut perubahan di Korea. Pemerintah Korea
meminta bantuan Cina, golongan progresif meminta bantuan Jepang,Sebuah pasukan
dikirim dan mendarat di Korea. Sukses segera diperolehnya, tidak saja ketika
melawan pasukan Korea, tetapi juga ketika berhadapan dengan pasukan Cina.
11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
12 | P a g e