Anda di halaman 1dari 16

STRATEGI BANGSA INDONESIA

MENGHADAPI TIRANI JEPANG

OLEH

KELOMPOK 3 :
FERIANZAH
IRMA MELIANA
JAYA ABADI
MUHAMMAD AFDAL
MUHAMMAD YUSUF R
MUHAMMAD ARIEL AMRAN
SUWARDI

UPT SMK NEGERI 5 BARRU


TAHUN PELAJARAN 2023-2024

STRATEGI BANGSA INDONESIA MENHGADAPI TIRANI JEPANG | 1


KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur Penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmatNya sehingga Penyusun dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Strategi Bangsa Indonesia Menghadapi Tirani Jepang” guna memenuhi
tugas kelompok untuk bidang studi Sejarah Indonesia, pada Jurusan Teknik Instalasi
Tenaga Listrik (TITL) di UPT SMK Negeri 5 Barru.
Penyusun menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam
menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Olehnya itu kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak bisa kami
sebutkan satu per satu.
Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun susunannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi Penyusun
juga bagi para pembaca.
Barru, 28 Februari 2024

Penyusun
KELOMPOK III

STRATEGI BANGSA INDONESIA MENHGADAPI TIRANI JEPANG | 2


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penjajahan adalah penguasaan suatu negara terhadap negara lain. Penjajahan akan
berdampak negativ terhadap kehidupan masyarakat suatu Negara dalam segala aspek
kehidupan baik itu aspek politik, ekonomi, agama, social budaya terutama kemanuasiaan.
Bagi bangsa Indoensia Penjajahanan merupakan pengalaman sejarah yang sangat pahit,
oleh karena silih berganti dijajah oleh bangsa asing. Salah satu bangsa yang sempat
menjajah Indonesia adalah Jepang kurang lebih tiga setengah tahun (1942-1945) dengan
sistem penjajahannya berbeda dengan negara-negara penjajah sebelumnya. Oleh karena
itu tulisan ini bertujuan mengambarkan secara teoritis tentang Sistem penjajahan Jepang
di Indonesia dengan segala implikasinya terhadap bangsa Indonesia, baik sebelum
kemerdekaan maupun setelah kemerdekaan.
Selain hal itu, hal lain yang perlu diperhatiakan pula dalam penelitian atau penulisan
sejarah adalah masalah interpretasi , karena persoalan ini ada kaitannya dengan nilai
subjektivitas dan nilai objektivitas disaat melakukan interpretasi atau penterjemahan fakta
sejarah. Namun interpretasi yang beraneka ragam oleh sejarawan terhadap fakta sejarah
yang sama, bukanlah merupakan suatu hal yang kontradiktif dari segi teknik, melainkan
sudut pandang yang berbeda dari sejarawan dalam melihat fakta sejarah, selama Idiologi
dan kecenderungan tidak dikutsertakan didalamnya dan tidak melakukan pemalsuan
terhadap fakta sejarah, disaat melakukan interpretasi.
Munculnya Jepang sebagai Negara penjajah setelah kurang lebih dua abad lamanya
menerapkan politik isolasii dari tahun 1639 sampai dengan tahun 1854, ini dilakukan
dalam upaya menghindarkan diri dari pangaruh kebudayaan dan tradisi Barat terhadap
kebudayaan dan tradisi Jepang , penduduk dilarang melakukan perjalanan ke luar negeri,
kapal-kapal dirusak supaya tidak dapat dipergunakan dan menutup diri terhadap
kedatangan orang barat ke Jepang.
Khusus untuk Indonesia sebelum dikuasai secara resmi, Jepang melakukan kegiatan
pra kondisi untuk mengetahui keadaan Indonesia yang sesungguhnya saat itu dengan

STRATEGI BANGSA INDONESIA MENHGADAPI TIRANI JEPANG | 3


kegiatan mata-mata (Spionase). Jepang mengirim orang-orangnya ke Indonesia ada yang
menyamar sebagai pedagang, ahli kehutanan, ahli perikanan dan sebaagai wartawan atau
juru potret , seperti yang dikemukakan oleh (Mujanto,1992: 67) bahwa; ”Penyelidikan-
penyelidikan daerah strategis. misalnya disekitar perairan Singapura dan Riu yang
dilakukan oleh penyelidik-penyelidik yang menyamar sebagai nelayan. Begitu pula
daerahdaerah penting dipedalaman yang dilakukan oleh penyelidik-penyelidik yang
menyamar sebagai pedagang (baik yang membuka toko, maupun pedagang keliling),
mengusahan penggergajian kayu dihutan –hutan atau menjadi wartawan atau juru foto”.
Iinfasi Jepang selanjutnya ke Indonesia terutama ditujukan pada daerahdaerah yang
dipandang yang dipandang sangat strategi dalam bidang ekonomi, bidang politik dan
bidang pertahanan keamanan. Tanggal 16 Desember 1941jepang mendarat di Miri
(Kalimantan Utara), selanjutnya bergerak ke Serawak dan mendudukinya pada tanggal 24
Desember 1941, dan kota Waringin dikuasai tanggal 7 maret 1942. Sedangkan Tarakan
diduduki tanggal 12 pebruari 1942, Sedangkan Banjarmasin sudah dikuasai pada tanggal
8 pebruari 1942 dan Balikpapan tanggal 24 pebruari 1942. Sedangkan untuk Sumatera
dan kawasan timur Indonesia.
Untuk pulau sumatera, Palembang dan jambi direbut tanggal 26 Pebruari 1942.
sedangkan untuk kawasan Timur Indonesia yang pertma diduduki yakni Manado tanggal
11 januari 1942, sebab manado merupakan pintu masuk dari kawasan pasifik.Kemudian
kendari tanggal 24 januari 1942, disusul Ambon tanggal 3 pebruari 1942 Ujung Pandang
8 pebruari 1942 dan Kupang serta Dili diduduki pada tanggal 18 dan 20 pebruari 192.
Melihat peta penguasaan jepang terhadap daerah tersebut, berarti bahwa Jepang
mendahulukan daerah-daerah yang dianggap sangat strategi dalam bidang ekonomi dan
pertahanan keamanan. Mengingat Kalimantan ,Sumatera dan Irian merupakan daerah
penghasil minyak bumi yang tidak dihasilkan oleh Jepang, sedangkan Sulawesi dan
Maluku merupakan sebagai daerah strategi dilihat dari segi pertahanan keamanan, sebab
letaknya berhadapan langsung dengan laut pasifik yang merupakan pintu masuk ke
Indonesia.
Selanjutnya, Jepang melanjutkan penyerangan sekaligus menguasai dan menduduki
Pulau Jawa . Jawa bagi Jepang adalah daerah yang sangat strategi dari segi politik, sebab
sebagai pusat pemerintahan koloni Belanda dan sebagai pusat pergerakan di Indonesia.

STRATEGI BANGSA INDONESIA MENHGADAPI TIRANI JEPANG | 4


Dengan direbutnya daerah-daerah tersebut diatas, berarti Jawa sudah terkepung oleh
pasukan militer Jepang. Dan menunggu saat yang tepat melakukan invasi terhadapnya.
Ahirnya tanggal 1 maret 1942, jepang mendarat di tiga daerah di pulau jawa yakni;
Banten, Indramayu dan Rembang masing-masing dengan kekuatan satu divisi. Setelah
menduduki ketiga daerah tersebut Jepang melanjutkan serangan terhadap Kalijati yang
dipersiapkan sebagai sebagai pangkalan peswat tempurnya.
Dalam penyerangan ini juga Bandung, Bogor dan Purwakarta diduduki. Setelah dari
Rembang, Jepang menlanjutkan penyerangan ke Semarang, Magelang, Solo, Yogyakarta
dan ke Parahiangan. Sedangkan Pasukan Jepang lainnya menuju ke daerah Jawa Timur
yakni Surabaya dan Malang dan berhasil mengalakan pasukan Belanda dan menduduki
daerah tersebut.
Selama menduduki Indonesia mula-mula Jepang bersikap sangat bijaksana dan
toleran terhadap bangsa Indonesia, sebab ingin menarik simpati terhadap bangsa
Indonesia namun ini kemudian berubah dan selama masa pendududkannya yang hanya
berlangsung tiga setengah tahun tersebut ternyata sangat menindas bangsa Indonesia, bila
dikomparasikan dengan sistem penjajahan yang dipraktekan oleh bangsa-bangsa
sebelumnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Strategi Bangsa Indonesia dalam menghadapi tirani Jepang?
2. Strategi apa yang digunakan Jepang untuk menguasai Indonesia?
3. Mengapa pada akhirnya rakyat Indonesia melawan tirani Jepang?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Menjelaskan bagaimana Strategi Bangsa Indonesia dalam menghadapi tirani Jepang
2. Menganalisis Strategi apa yang digunakan Jepang untuk menguasai Indonesia
3. Menjelaskan Mengapa pada akhirnya rakyat Indonesia melawan tirani Jepang

D. MANFAAT PENULISAN
1. Mengetahui bagaimana Strategi Bangsa Indonesia dalam menghadapi tirani Jepang
2. Memahami Strategi apa yang digunakan Jepang untuk menguasai Indonesia

STRATEGI BANGSA INDONESIA MENHGADAPI TIRANI JEPANG | 5


3. Menjadi referensi tentang Strategi Bangsa Indonesia dalam menghadapi tirani Jepang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. STRATEGI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 763), strategi sebagai rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Penyusunan sebuah strategi
harus menggunakan metode maupun teknik-teknik tertentu sehingga kebijaksanaan yang
dihasilkan akan optimal. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan keahlian yang memadai
guna mencapai tujuan organisasi.
Menurut Strickland (J. Winardi, 2003: 106), strategi dalam suatu organisasi adalah
tindakan-tindakan dan pendekatan-pendekatan organisasi yang diterapkan oleh pihak
pimpinan guna mencapai kinerja keorganisasian yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam hal ini secara tipikal strategi merupakan sebuah bauran yang 7 terdiri dari
tindakan-tindakan yang dilakukan secara sadar dan yang ditujukan pada sasaran-sasaran
tertentu serta tindakan-tindakan yang diperlukan guna menghadapi perkembangan-
perkembangan yang tidak diantisipasi, dan arena tekanan-tekanan yang bersifat
kompetetitif yang dilancarkan.
Definisi di atas menitik beratkan strategi sebagai berbagai tindakan keorganisasian
yang diterapkan pimpinan organisasi secara sadar, terencana dan diarah untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Jones (J. Winardi,
2003:106), strategi merupakan suatu kelompok keputusan, tentang tujuan apa yang akan
diupayakan pencapaiannya, Tindakan-tindakan yang diperlukan, dan bagaimana
memanfaatkan sumber-sumber daya guna mencapai tujuan tersebut. Definisi di atas
menitik beratkan strategi sebagai kelompok keputusan yang diambil oleh pimpinan
organisasi dan diterapkan dalam berbagai upaya dan Tindakan dengan memanfaatkan
sumber-sumber daya guna untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Menurut Onong Uchjana Effendy (2001:32), strategi adalah perencanaan dan
manajemen untuk mencapai tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak
berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu
menunjukkan taktik operasionalnya. Sedangkan menurut Ahmad S. Adnanputra

STRATEGI BANGSA INDONESIA MENHGADAPI TIRANI JEPANG | 6


(1997:106), strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), di mana rencana
merupakan produk dari perencanaan (planning) yang pada akhirnya perencanaan adalah
fungsi dasar dari proses manajemen.
Seringkali strategi dinyatakan secara eksplisit, dalam dokumen- dokumen yang
dikenal sebagai rencana-rencana, tetapi ada kalanya strategi tidak dinyatakan secara
formal, meski hal itu jelas tercantum dalam benak orang-orang yang berkepentingan.
Definisi di atas menitik beratkan strategi sebagai sebuah rencana, metode, atau suatu seri
manuver atau strategisme yang dilaksanakan untuk mencapai hasil atau tujuan yang telah
direncanakan oleh organisasi sebelumnya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan strategi dalam penelitian ini adalah sebuah rencana atau arah tindakan
tertentu yang digunakan suatu organisasi sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas
atau kinerja. Strategi dalam hal ini dapat dinyatakan secara eksplisit berupa dokumen dan
dilaksanakan secara sadar oleh pimpinan organisasi untuk tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.

2. BANGSA INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG


Selama melangsungkan penjajahan di Indonesia, Belanda tidak mengalami
penyerangan berarti dari para pribumi. Akan tetapi, hal itu berubah ketika Jepang berhasil
menyerang Pearl Harbour, Hongkong, Filipina, dan Malaysia. Peristiwa itu terjadi pada
tanggal 8 Maret 1941 yang merupakan masa-masa terakhir kekuasaan Belanda di
Indonesia.
Selanjutnya, Jepang menyerbu pihak Belanda di Indonesia pada tanggal 10 Januari
1942. Akhirnya, kekuasaan Belanda berakhir pada tanggal 8 Maret 1942 di Pulau Jawa
karena pasukan Belanda yang berada di Jawa menyerah kepada Jepang (Ricklefs, 2008:
401-402). Pemerintah Belanda memang sudah menyerah terhadap pemerintahan Jepang.
Akan tetapi, penindasan dan penguasaan oleh penjajah kepada pribumi masih belum
berakhir.
Kedatangan Jepang ke Indonesia sama dengan Belanda, yaitu menguasai sumber
daya alam yang dimiliki Indonesia demi kepentingan Jepang. Hal ini juga dikuatkan
dengan peryataan Ricklefs (2008: 408) bahwa tujuan utama Jepang adalah menyusun dan
mengarahkan kembali perekonomian Indonesia dalam rangka menopang upaya perang
Jepang dan rencana-rencananya bagi dominasi ekonomi jangka panjang terhadap Asia
Timur dan Tenggara.

STRATEGI BANGSA INDONESIA MENHGADAPI TIRANI JEPANG | 7


Pemerintah militer Jepang membanjiri Indonesia dengan mata uang pendudukan yang
mendorong meningkatnya inflasi, terutama mulai tahun 1943 dan seterusnya. Pada
pertengahan tahun 1945, mata uang ini bernilai sekitar 2,5 persen dari nilai nominalnya.
Pengaturan pangan dan tenaga kerja sama secara paksa, gangguan transportasi dan
kekacauan umum telah mengakibatkan timbulnya kelaparan, terutama tahun 1944 dan
1945. Angka kematian meningkat dan kesuburan menurun. Sepanjang yang diketahui,
pendudukan Jepang adalah satu-satunya periode selama dua abad di mana jumlah
penduduk tidak meningkat secara berarti (Ricklefs, 2008: 409).
Banyak cara yang dilakukan Jepang demi tercapainya menguasai Indonesia beserta
sumber alamnya. Salah satu cara yang digunakan pihak Jepang ialah melarang pemakaian
bahasa Belanda dan bahasa Inggris dan memajukan pemakaian bahasa Jepang. Suatu
kampanye propaganda yang intensif dimulai untuk meyakinkan rakyat Indonesia bahwa
mereka dan bangsa Jepang adalah saudara seperjuangan dalam perang yang luhur untuk
membentuk suatu tatanan baru di Asia. Pihak Jepang mempekerjakan orang-orang
Indonesia untuk, mengimplementasikan tujuan-tujuan propaganda mereka, khususnya
guru, para seniman, dan tokoh-tokoh sastra yang dikenal anti-Belanda.
Karena bahasa Jepang sedikit diketahui, maka bahasa Indonesia menjadi sarana
bahasa yang utama untuk propaganda. Dengan demikian, statusnya sebagai bahasa
nasional semakin kokoh. Akhirnya, Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal 15
Agustus dan dengan demikian menghadapkan para pemimpin Indonesia pada suatu
masalah yang berat. Pada waktu itu terjadi kekosongan politik, meskipun pihak Jepang
sudah menyerah kepada Sekutu, namun masih tetap berkuasa. Dalam kondisi seperti itu,
golongan muda menginginkan Indonesia merdeka lebih cepat dari waktu yang dijanjikan
Jepang.
Pada tanggal 16 Agustus pagi, Hatta dan Soekarno dibawa oleh para pimpinan
golongan muda ke Rengasdengklok. Pada tanggal 16 malam, Soekarno dan Hatta dibawa
ke rumah Maeda di Jakarta. Sepanjang malam itu, para perancang kemerdekaan
menyusun teks kemerdekaan yang keesokan harinya dibacakan oleh Soekarno (Ricklefs,
2008: 426). Ricklefs (2008: 427) menyatakan mengenai kondisi Indonesia pada zaman
Jepang yang begitu kacau, mempolitisasi rakyat dan mendorong golongan tua maupun
muda untuk mengambil prakarsa tentang pernyataan merdeka bagi bangsa Indonesia.
Pernyataan merdeka itu dibacakan oleh Soekarno dengan “atas nama bangsa Indonesia”.

3. PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA


Sebagai akibat dari kekalahan pasukan Belanda dari pasukan Jepang pada perang
dunia II, keberadaan Dienst van den Mijnbouw berakhir. Letjen. H. Ter Poorten
(Panglima Tentara Sekutu di Hindia Belanda) atas nama Pemerintah Kolonial Belanda
menyerahkan kekuasaan teritorial Indonesia kepada Letjen. H. Imamura (Panglima
Gambar 1 Museum Geologi Tahun 1929 Tentara Jepang) pada tahun 1942. Penyerahan
itu dilakukan di Kalijati, Subang.

STRATEGI BANGSA INDONESIA MENHGADAPI TIRANI JEPANG | 8


Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung Geologisch Laboratorium
berpindah kepengurusannya dan diberi nama KOGYO ZIMUSHO dan setahun kemudian
berganti nama CHISHITSU CHOSACHO. Pada masa pendudukan Jepang, pasukan
Jepang mendidik dan melatih para pemuda Indonesia untuk menjadi: PETA (Pembela
Tanah Air) dan HEIHO (pasukan pembantu bala tentara Jepang pada Perang Dunia II).
Laporan hasil kegiatan di masa itu tidak banyak yang ditemukan, karena banyak
dokumen (termasuk laporan hasil penyelidikan) yang dibumihanguskan tatkala pasukan
Jepang mengalami kekalahan di mana-mana pada awal tahun 1945.

STRATEGI BANGSA INDONESIA MENHGADAPI TIRANI JEPANG | 9


BAB III
PEMBAHASAN

1. STRATEGI BANGSA INDONESIA DALAM MENGHADAPI TIRANI


JEPANG

Berikut ini merupakan beberapa strategi bangsa Indonesia dalam menghadapi tirani
Jepang diantaranya :

A. STRATEGI PERLAWANAN
Selama masa penjajahan, terdapat berbagai kelompok yang menolak untuk
menjalin kerja sama dengan Jepang. Kelompok-kelompok tersebut melakukan
banyak hal, mulai dari membangun jejaring sampai menyebarkan propaganda anti
Jepang.
Tak hanya dilakukan secara diam-diam, ada pula kelompok yang melakukan
perlawanan secara terus terang terhadap Jepang. Perlawanan tersebut terjadi di
berbagai daerah, seperti di Blitar, Aceh, dan Kalimantan.
B. STRATEGI KERJASAMA
Strategi bangsa Indonesia menghadapi penjajahan Jepang yang berikutnya
adalah dengan kerja sama. Strategi ini dilakukan oleh kelompok nasionalis, di
antaranya Soekarno dan Hatta. Para nasionalis tersebut menjalin kerja sama dengan
pihak Jepang. Dari proses kerja sama tersebut, mereka membangun jaringan sembari
berjuang dalam batas yang memungkinkan.
Tak hanya itu, pihak Jepang juga merangkul kelompok Islam dalam bekerja sama
karena mempunyai kekuatan penting di masyarakat.Para pemimpin juga menjalin
kerja sana dengan Jepang supaya mengetahui celah mencapai kemerdekaan
Indonesia. Bahkan, kelompok yang menjalin kerja sama tersebut berhasil menjadi
pemimpin di berbagai organisasi bentukan Jepang.
Walaupun mulanya para tokoh dimanfaatkan Jepang dengan tujuan meraih simpati,
namun pemimpin tersebut justru berbalik memanfaatkan Jepang.Berbagai organisasi
Jepang berhasil dimanfaatkan untuk mempersiapkan kemerdekaan.
C. BPUPKI (BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN
KEMERDEKAAN INDONESIA)
Seiring berjalannya waktu, Jepang semakin terdesak, terutama dengan terjadinya
Perang Asia Timur Raya. Pada situasi tersebut, Jepang membutuhkan banyak

STRATEGI BANGSA INDONESIA MENHGADAPI TIRANI JEPANG | 10


dukungan dari masyarakat Indonesia. Supaya Indonesia mau memberi bantuan
terus-menerus pada Jepang, maka mereka memberi janji kemerdekaan. Untuk
mewujudkan janji itu, Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemrdekaan Indonesia (BPUPKI).
Dengan terbentuknya BPUPKI, perkembangan sejarah Indonesia sangat besar dalam
merumuskan dasar negara serta konstitusi Indonesia.Itu dia sekilas pembahasan
mengenai strategi bangsa Indonesia menghadapi penjajahan Jepang
2. STRATEGI YANG DIGUNAKAN JEPANG UNTUK MENGUASAI
INDONESIA
Jepang pada awal abad ke dua puluh adalah angka pertumbuhan penduduk,
terbatasnya sumber daya alam hususnya minyak bumi, terbatasnya pasar dalam
negeri, diskriminasi rasial yang dilakukan oleh Negara-negara Barat, kemudian
semuanya menjadi faktor yang memotifasi Jepang untuk melaksanakan politik
ekspansi. Khusus untuk Indonesia sebelum dikuasai secara resmi, Jepang melakukan
kegiatan pra kondisi untuk mengetahui keadaan Indonesia yang sesungguhnya saat
itu dengan kegiatan mata-mata (Spionase).
Jepang mengirim orang-orangnya ke Indonesia ada yang menyamar sebagai
pedagang, ahli kehutanan, ahli perikanan dan sebaagai wartawan atau juru potret ,
seperti yang dikemukakan oleh (Mujanto,1992: 67) bahwa; ”Penyelidikan-
penyelidikan daerah strategis. misalnya disekitar perairan Singapura dan Riu yang
dilakukan oleh penyelidik-penyelidik yang menyamar sebagai nelayan. Begitu pula
daerahdaerah penting dipedalaman yang dilakukan oleh penyelidik-penyelidik yang
menyamar sebagai pedagang (baik yang membuka toko, maupun pedagang keliling),
mengusahan penggergajian kayu dihutan –hutan atau menjadi wartawan atau juru
foto”.
Tanggal 16 Desember 1941jepang mendarat di Miri (Kalimantan Utara),
selanjutnya bergerak ke Serawak dan mendudukinya pada tanggal 24 Desember
1941, dan kota Waringin dikuasai tanggal 7 maret 1942. Sedangkan Tarakan
diduduki tanggal 12 pebruari 1942, Sedangkan Banjarmasin sudah dikuasai pada
tanggal 8 pebruari 1942 dan Balikpapan tanggal 24 pebruari 1942. Sedangkan untuk
Sumatera dan kawasan timur Indonesia. Untuk pulau sumatera, Palembang dan jambi
direbut tanggal 26 Pebruari 1942. sedangkan untuk kawasan Timur Indonesia yang
pertma diduduki yakni Manado tanggal 11 januari 1942, sebab manado merupakan
pintu masuk dari kawasan pasifik.Kemudian kendari tanggal 24 januari 1942, disusul
Ambon tanggal 3 pebruari 1942 Ujung Pandang 8 pebruari 1942 dan Kupang serta
Dili diduduki pada tanggal 18 dan 20 pebruari 1942. Melihat peta penguasaan jepang
terhadap daerah tersebut, berarti bahwa Jepang mendahulukan daerah-daerah yang
dianggap sangat strategi dalam bidang ekonomi dan pertahanan keamanan.
Mengingat Kalimantan ,Sumatera dan Irian merupakan daerah penghasil
minyak bumi yang tidak dihasilkan oleh Jepang, sedangkan Sulawesi dan Maluku

STRATEGI BANGSA INDONESIA MENHGADAPI TIRANI JEPANG | 11


merupakan sebagai daerah strategi dilihat dari segi pertahanan keamanan, sebab
letaknya berhadapan langsung dengan laut pasifik yang merupakan pintu masuk ke
Indonesia. Selanjutnya, Jepang melanjutkan penyerangan sekaligus menguasai dan
menduduki Pulau Jawa . Jawa bagi Jepang adalah daerah yang sangat strategi dari
segi politik, sebab sebagai pusat pemerintahan koloni Belanda dan sebagai pusat
pergerakan di Indonesia. Dengan direbutnya daerah-daerah tersebut diatas, berarti
Jawa sudah terkepung oleh pasukan militer Jepang.
Ahirnya tanggal 1 maret 1942, jepang mendarat di tiga daerah di pulau jawa
yakni; Banten, Indramayu dan Rembang masing-masing dengan kekuatan satu divisi.
Setelah menduduki ketiga daerah tersebut Jepang melanjutkan serangan terhadap
Kalijati yang dipersiapkan sebagai sebagai pangkalan peswat tempurnya. Dalam
penyerangan ini juga Bandung, Bogor dan Purwakarta diduduki. Setelah dari
Rembang, Jepang menlanjutkan penyerangan ke Semarang, Magelang, Solo,
Yogyakarta dan ke Parahiangan. Sedangkan Pasukan Jepang lainnya menuju ke
daerah Jawa Timur yakni Surabaya dan Malang dan berhasil mengalakan pasukan
Belanda dan menduduki daerah tersebut. Sepertinya penyerangan-penyerangan yang
di lakukan oleh Jepang pada daerah-daerah yang telah disebut tidak mendapat
perlawanan yang berarti dari pasukan Belanda.
Pernyataan menyerahnya Belanda tanpa syarat Belanda ke pihak Jepang
ditanda tangani di Kalijati tanggal 9 Maret 1942, pihak Belanda diwakili oleh
panglima angkatan perang Hindia Belanda yakni Jenderal Teer Porten, sedangkan
dari pihak Jepang di wakili oleh Immamura, setelah mengdakan perundingan selama
beberapa hari di daerah Kalijati.

3. RAKYAT INDONESIA MELAWAN TIRANI JEPANG


Jepang menjajah Indonesia dalam kurun waktu tahun 1942-1945. Tujuan utama
Jepang menduduki Indonesia adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama
minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya.
Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia
Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber pasokan minyak utama.
Pendudukan Jepang atas Indonesia yang berlangsung dalam kurun waktu 3,5 tahun
menimbulkan dampak yang sangat besar bagi masyarakat Indonesia. Walaupun
hanya menjajah dalam waktu yang relatif singkat akan tetapi penderitaan yang
dirasakan oleh rakyat Indonesia sama besarnya dengan masa penjajahan Belanda
bahkan ada yang mengatakan bahwa pendudukan Jepang lebih kejam dibandingkan
Belanda.
Hal ini menimbulkan munculnya perlawanan dari rakyat Indonesia melawan Jepang.
Tujuan utama perlawanan rakyat Indonesia terhadap Jepang tentu saja adalah untuk
mencapai kemerdekaan Bangsa Indonesia. Selain itu penderitaan yang telah dialami
oleh masyarakat Indonesia selama ratusan tahun menjadi pemicu dan mendapatkan
momennya ketika Jepang berkuasa di Indonesia. Dengan demikian, tujuan utama

STRATEGI BANGSA INDONESIA MENHGADAPI TIRANI JEPANG | 12


Indonesia melawan tirani Jepang adalah untuk menjadi negara yang merdeka dan
terlepas dari segala bentuk penjajahan negara lain.

Kebijakan penjajahan Jepang menyebabkan banyak kerugian pada rakyat Indonesia,


sehingga timbullah perlawanan rakyat Indonesia terhadap pendudukan Jepang,
Ddiantaranya :

1. Perlawanan Masyarakat Cot Plieng

Latar belakang perlawan Cot Plieng adalah tentara Jepang menyuruh rakyat Aceh
untuk melakukan seikerei, yaitu penghormatan kepada kaisar Jepang dengan
membungkukkan badan ke arah Tokyo. Hal tersebut bertentangan dengan ajaran
Islam karena tidak boleh menyembah sesuatu selain Tuhan.Akhirnya, Pasukan
Jepang melakukan penghinaan terhadap umat Islam Aceh dengan membakar masjid
dan membunuh jamaah yang sedang salat subuh.Puncak peristiwa tersebut terjadi
pada 10 November 1942 dan Tengku Abdul Jalil tewas dalam pertempuran tersebut
pada tanggal 13 November 1942.

2. Perlawanan Gerakan Koreri di Biak

Perlawan kedua rakyat Indonesia pada Jepang pada 1943 terjadi di Biak,
Papua. Perlawan ini dilakukan oleh gerakan Koreri. Tokoh perlawanan ini adalah L.
Rumkorem. Latar belakang perlawanan rakyat terhadap Jepang adalah perlakuan
semena-mena Jepang pada rakyat. Gerakan Koreri dilakukan secara gerilya. Rakyat
Papua tetap gigih melawan, hingga akhirnya Jepang kewalahan dan pergi dari
Biak. Biak menjadi daerah pertama yang bebas dan merdeka di Indonesia dari
penjajahan Jepang.

3. Perlawanan Singaparna

Pada awal 1944, terjadi perlawanan rakyat Singaparna, Tasikmalaya, terhadap


pendudukan Jepang. Tokoh perlawanannya adalah K.H. Zaenal Mustafa dari
pesantren Sukamanah. Latar belakang perlawanan itu berawal dari pemaksaan Jepang
kepada santri-santri pesantren Sukamanah untuk melakukan sikeirei, sehingga pada
Februari 1944, rakyat Singaparna melakukan perlawanan terhadap Jepang. Jepang
berhasil menangkap Kiai Zainal Mustafa dan para santri setelah selesai salat Jumat.
Mereka dibawa tentara Jepang ke Tasikmalaya, kemudian ke Jakarta untuk dihukum
mati.

4. Perlawanan Indramayu

Pada April 1944, terjadi perlawanan santri di daerah Indramayu terhadapan


pendudukan Jepang. Tokoh perlawanan Indramayu ada di bawah pimpinan Haji
Madriyas. Latar belakang perlawanannya adalah rakyat Indramayu tidak tahan
terhadap kekejaman yang dilakukan serdadu-serdadu Jepang.

STRATEGI BANGSA INDONESIA MENHGADAPI TIRANI JEPANG | 13


5. Perlawanan Aceh

Pada November 1944 terjadi perlawanan terhadap Jepang di daerah Jangka Buyadi,
Aceh. Tokoh perlawanannya adalah seorang perwira 762 Giyugun, Teuku Hamid.
Perlawanan ini terjadi karena pemerintahan militer Jepang melakukan tindakan
kekerasan serta tidak menghormati adat istiadat setempat. Jepang pun mengeluarkan
ultimatum yang membuat pasukan perlawanan menyerah

6. Perlawanan di Kalimantan

Hal ini dipicu dari seorang pegawai Jepang dipukuli oleh orang Kalimantan karena
bertindak sewenang-wenang. Karena peristiwa inilah terjadi perlawanan rakyat di
Kalimantan. Pang Suma melakukan perlawanan dengan memanfaatkan alam
Kalimantan yang penuh hutan rimba, sungai, rawa, dan daerah yang sulit ditempuh
orang asing. Pang Suma berhasil merebut Meliau yang menjadi basis pertahanan
Jepang di Kalimantan pada Juni 1945.

7. Perlawanan PETA

Pada Februari 1945 terjadi pemberontakan tentara PETA di Blitar. Tokoh perlawanan
PETA ini adalah Supriyadi. Di bawah pimpinan Supriyadi, perlawanan tersebut
sangat merepotkan pemerintah pendudukan Jepang dan hampir diikuti oleh seluruh
anggota batalyon. Kekuatan tentara Jepang sulit ditandingi karena dipersenjatai tank
dan pesawat udara. Pimpinan tentara Jepang menyerukan agar tentara PETA
menyerah dan kembali ke kesatuan masing-masing.

Kurang lebih setengah pasukan Supriyadi kembali. Namun, Supriyadi dan sisa
pasukannya tetap setia melakukan perlawanan terhadap Jepang. Mereka membuat
pertahanan di lereng Gunung Kawi dan Distrik Pare. Namun, pemberontakan tersebut
mengalami kegagalan karena persiapannya tidak matang dan rakyat pun tidak
mendukung terhadap pemberontakan tersebut.

STRATEGI BANGSA INDONESIA MENHGADAPI TIRANI JEPANG | 14


BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penjajahan adalah penguasaan suatu negara terhadap negara lain. Penjajahan akan
berdampak negativ terhadap kehidupan masyarakat suatu Negara dalam segala aspek
kehidupan baik itu aspek politik, ekonomi, agama, social budaya terutama kemanuasiaan.
Bagi bangsa Indoensia Penjajahanan merupakan pengalaman sejarah yang sangat pahit,
oleh karena silih berganti dijajah oleh bangsa asing. Salah satu bangsa yang sempat
menjajah Indonesia adalah Jepang kurang lebih tiga setengah tahun (1942-1945) dengan
sistem penjajahannya berbeda dengan negara-negara penjajah sebelumnya. Oleh karena
itu tulisan ini bertujuan mengambarkan secara teoritis tentang Sistem penjajahan Jepang
di Indonesia dengan segala implikasinya terhadap bangsa Indonesia, baik sebelum
kemerdekaan maupun setelah kemerdekaan.
Munculnya Jepang sebagai Negara penjajah merupkan jawaban atas berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh Jepang, baik itu permasalahan dalam bidang politik,
bidang ekonomi dan bidang sosial budaya.Jepang mendarat di Indonesia tahun 1942.
Pendaratan ini bertujuan untuk menguasai sumberdaya alam Indonesia terutama minyak
bumi. Oleh karena itu mula-mula dikuasai adalah daerah-daerah penghasil minyak,
seperti Kalimantan, Sumatera dan lainnya. Selama menduduki Indonesia mula-mula
Jepang bersikap sangat bijaksana dan toleran terhadap bangsa Indonesia, sebab ingin
menarik simpati terhadap bangsa Indonesia namun ini kemudian berubah dan selama
masa pendududkannya yang hanya berlangsung tiga setengah tahun tersebut ternyata
sangat menindas bangsa Indonesia, bila dikomparasikan dengan sistem penjajahan yang
dipraktekan oleh bangsa-bangsa sebelumnya

B. SARAN
1. Sebagai Generasi Penerus Bangsa, menikmati manisnya perjuangan kemerdekaan
yang dilakukan para pendahulu kita dengan mengorbankan jiwa dan raga supaya
menghargai jerih payah pejuang, meningkatkan jiwa Patriotisme dan jiwa
Nasionalisme serta menyambung kemerdekaan dengan perubahan-perubahan kearah
yang lebih baik.
2. Isi kemerdekaan Republik Indonesia ini dengan perjuangan-perjuangan yang baik,
baik itu dalam bidang IMTAQ dan IPTEK demi mewujudkan bangsa yang sejahtera
dan setara dengan negara-negara maju lainnya.

STRATEGI BANGSA INDONESIA MENHGADAPI TIRANI JEPANG | 15


STRATEGI BANGSA INDONESIA MENHGADAPI TIRANI JEPANG | 16

Anda mungkin juga menyukai