OLEH
KELOMPOK 3 :
FERIANZAH
IRMA MELIANA
JAYA ABADI
MUHAMMAD AFDAL
MUHAMMAD YUSUF R
MUHAMMAD ARIEL AMRAN
SUWARDI
Segala Puji dan syukur Penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmatNya sehingga Penyusun dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Strategi Bangsa Indonesia Menghadapi Tirani Jepang” guna memenuhi
tugas kelompok untuk bidang studi Sejarah Indonesia, pada Jurusan Teknik Instalasi
Tenaga Listrik (TITL) di UPT SMK Negeri 5 Barru.
Penyusun menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam
menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Olehnya itu kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak bisa kami
sebutkan satu per satu.
Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun susunannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi Penyusun
juga bagi para pembaca.
Barru, 28 Februari 2024
Penyusun
KELOMPOK III
A. LATAR BELAKANG
Penjajahan adalah penguasaan suatu negara terhadap negara lain. Penjajahan akan
berdampak negativ terhadap kehidupan masyarakat suatu Negara dalam segala aspek
kehidupan baik itu aspek politik, ekonomi, agama, social budaya terutama kemanuasiaan.
Bagi bangsa Indoensia Penjajahanan merupakan pengalaman sejarah yang sangat pahit,
oleh karena silih berganti dijajah oleh bangsa asing. Salah satu bangsa yang sempat
menjajah Indonesia adalah Jepang kurang lebih tiga setengah tahun (1942-1945) dengan
sistem penjajahannya berbeda dengan negara-negara penjajah sebelumnya. Oleh karena
itu tulisan ini bertujuan mengambarkan secara teoritis tentang Sistem penjajahan Jepang
di Indonesia dengan segala implikasinya terhadap bangsa Indonesia, baik sebelum
kemerdekaan maupun setelah kemerdekaan.
Selain hal itu, hal lain yang perlu diperhatiakan pula dalam penelitian atau penulisan
sejarah adalah masalah interpretasi , karena persoalan ini ada kaitannya dengan nilai
subjektivitas dan nilai objektivitas disaat melakukan interpretasi atau penterjemahan fakta
sejarah. Namun interpretasi yang beraneka ragam oleh sejarawan terhadap fakta sejarah
yang sama, bukanlah merupakan suatu hal yang kontradiktif dari segi teknik, melainkan
sudut pandang yang berbeda dari sejarawan dalam melihat fakta sejarah, selama Idiologi
dan kecenderungan tidak dikutsertakan didalamnya dan tidak melakukan pemalsuan
terhadap fakta sejarah, disaat melakukan interpretasi.
Munculnya Jepang sebagai Negara penjajah setelah kurang lebih dua abad lamanya
menerapkan politik isolasii dari tahun 1639 sampai dengan tahun 1854, ini dilakukan
dalam upaya menghindarkan diri dari pangaruh kebudayaan dan tradisi Barat terhadap
kebudayaan dan tradisi Jepang , penduduk dilarang melakukan perjalanan ke luar negeri,
kapal-kapal dirusak supaya tidak dapat dipergunakan dan menutup diri terhadap
kedatangan orang barat ke Jepang.
Khusus untuk Indonesia sebelum dikuasai secara resmi, Jepang melakukan kegiatan
pra kondisi untuk mengetahui keadaan Indonesia yang sesungguhnya saat itu dengan
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Strategi Bangsa Indonesia dalam menghadapi tirani Jepang?
2. Strategi apa yang digunakan Jepang untuk menguasai Indonesia?
3. Mengapa pada akhirnya rakyat Indonesia melawan tirani Jepang?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Menjelaskan bagaimana Strategi Bangsa Indonesia dalam menghadapi tirani Jepang
2. Menganalisis Strategi apa yang digunakan Jepang untuk menguasai Indonesia
3. Menjelaskan Mengapa pada akhirnya rakyat Indonesia melawan tirani Jepang
D. MANFAAT PENULISAN
1. Mengetahui bagaimana Strategi Bangsa Indonesia dalam menghadapi tirani Jepang
2. Memahami Strategi apa yang digunakan Jepang untuk menguasai Indonesia
Berikut ini merupakan beberapa strategi bangsa Indonesia dalam menghadapi tirani
Jepang diantaranya :
A. STRATEGI PERLAWANAN
Selama masa penjajahan, terdapat berbagai kelompok yang menolak untuk
menjalin kerja sama dengan Jepang. Kelompok-kelompok tersebut melakukan
banyak hal, mulai dari membangun jejaring sampai menyebarkan propaganda anti
Jepang.
Tak hanya dilakukan secara diam-diam, ada pula kelompok yang melakukan
perlawanan secara terus terang terhadap Jepang. Perlawanan tersebut terjadi di
berbagai daerah, seperti di Blitar, Aceh, dan Kalimantan.
B. STRATEGI KERJASAMA
Strategi bangsa Indonesia menghadapi penjajahan Jepang yang berikutnya
adalah dengan kerja sama. Strategi ini dilakukan oleh kelompok nasionalis, di
antaranya Soekarno dan Hatta. Para nasionalis tersebut menjalin kerja sama dengan
pihak Jepang. Dari proses kerja sama tersebut, mereka membangun jaringan sembari
berjuang dalam batas yang memungkinkan.
Tak hanya itu, pihak Jepang juga merangkul kelompok Islam dalam bekerja sama
karena mempunyai kekuatan penting di masyarakat.Para pemimpin juga menjalin
kerja sana dengan Jepang supaya mengetahui celah mencapai kemerdekaan
Indonesia. Bahkan, kelompok yang menjalin kerja sama tersebut berhasil menjadi
pemimpin di berbagai organisasi bentukan Jepang.
Walaupun mulanya para tokoh dimanfaatkan Jepang dengan tujuan meraih simpati,
namun pemimpin tersebut justru berbalik memanfaatkan Jepang.Berbagai organisasi
Jepang berhasil dimanfaatkan untuk mempersiapkan kemerdekaan.
C. BPUPKI (BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN
KEMERDEKAAN INDONESIA)
Seiring berjalannya waktu, Jepang semakin terdesak, terutama dengan terjadinya
Perang Asia Timur Raya. Pada situasi tersebut, Jepang membutuhkan banyak
Latar belakang perlawan Cot Plieng adalah tentara Jepang menyuruh rakyat Aceh
untuk melakukan seikerei, yaitu penghormatan kepada kaisar Jepang dengan
membungkukkan badan ke arah Tokyo. Hal tersebut bertentangan dengan ajaran
Islam karena tidak boleh menyembah sesuatu selain Tuhan.Akhirnya, Pasukan
Jepang melakukan penghinaan terhadap umat Islam Aceh dengan membakar masjid
dan membunuh jamaah yang sedang salat subuh.Puncak peristiwa tersebut terjadi
pada 10 November 1942 dan Tengku Abdul Jalil tewas dalam pertempuran tersebut
pada tanggal 13 November 1942.
Perlawan kedua rakyat Indonesia pada Jepang pada 1943 terjadi di Biak,
Papua. Perlawan ini dilakukan oleh gerakan Koreri. Tokoh perlawanan ini adalah L.
Rumkorem. Latar belakang perlawanan rakyat terhadap Jepang adalah perlakuan
semena-mena Jepang pada rakyat. Gerakan Koreri dilakukan secara gerilya. Rakyat
Papua tetap gigih melawan, hingga akhirnya Jepang kewalahan dan pergi dari
Biak. Biak menjadi daerah pertama yang bebas dan merdeka di Indonesia dari
penjajahan Jepang.
3. Perlawanan Singaparna
4. Perlawanan Indramayu
Pada November 1944 terjadi perlawanan terhadap Jepang di daerah Jangka Buyadi,
Aceh. Tokoh perlawanannya adalah seorang perwira 762 Giyugun, Teuku Hamid.
Perlawanan ini terjadi karena pemerintahan militer Jepang melakukan tindakan
kekerasan serta tidak menghormati adat istiadat setempat. Jepang pun mengeluarkan
ultimatum yang membuat pasukan perlawanan menyerah
6. Perlawanan di Kalimantan
Hal ini dipicu dari seorang pegawai Jepang dipukuli oleh orang Kalimantan karena
bertindak sewenang-wenang. Karena peristiwa inilah terjadi perlawanan rakyat di
Kalimantan. Pang Suma melakukan perlawanan dengan memanfaatkan alam
Kalimantan yang penuh hutan rimba, sungai, rawa, dan daerah yang sulit ditempuh
orang asing. Pang Suma berhasil merebut Meliau yang menjadi basis pertahanan
Jepang di Kalimantan pada Juni 1945.
7. Perlawanan PETA
Pada Februari 1945 terjadi pemberontakan tentara PETA di Blitar. Tokoh perlawanan
PETA ini adalah Supriyadi. Di bawah pimpinan Supriyadi, perlawanan tersebut
sangat merepotkan pemerintah pendudukan Jepang dan hampir diikuti oleh seluruh
anggota batalyon. Kekuatan tentara Jepang sulit ditandingi karena dipersenjatai tank
dan pesawat udara. Pimpinan tentara Jepang menyerukan agar tentara PETA
menyerah dan kembali ke kesatuan masing-masing.
Kurang lebih setengah pasukan Supriyadi kembali. Namun, Supriyadi dan sisa
pasukannya tetap setia melakukan perlawanan terhadap Jepang. Mereka membuat
pertahanan di lereng Gunung Kawi dan Distrik Pare. Namun, pemberontakan tersebut
mengalami kegagalan karena persiapannya tidak matang dan rakyat pun tidak
mendukung terhadap pemberontakan tersebut.
A. KESIMPULAN
Penjajahan adalah penguasaan suatu negara terhadap negara lain. Penjajahan akan
berdampak negativ terhadap kehidupan masyarakat suatu Negara dalam segala aspek
kehidupan baik itu aspek politik, ekonomi, agama, social budaya terutama kemanuasiaan.
Bagi bangsa Indoensia Penjajahanan merupakan pengalaman sejarah yang sangat pahit,
oleh karena silih berganti dijajah oleh bangsa asing. Salah satu bangsa yang sempat
menjajah Indonesia adalah Jepang kurang lebih tiga setengah tahun (1942-1945) dengan
sistem penjajahannya berbeda dengan negara-negara penjajah sebelumnya. Oleh karena
itu tulisan ini bertujuan mengambarkan secara teoritis tentang Sistem penjajahan Jepang
di Indonesia dengan segala implikasinya terhadap bangsa Indonesia, baik sebelum
kemerdekaan maupun setelah kemerdekaan.
Munculnya Jepang sebagai Negara penjajah merupkan jawaban atas berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh Jepang, baik itu permasalahan dalam bidang politik,
bidang ekonomi dan bidang sosial budaya.Jepang mendarat di Indonesia tahun 1942.
Pendaratan ini bertujuan untuk menguasai sumberdaya alam Indonesia terutama minyak
bumi. Oleh karena itu mula-mula dikuasai adalah daerah-daerah penghasil minyak,
seperti Kalimantan, Sumatera dan lainnya. Selama menduduki Indonesia mula-mula
Jepang bersikap sangat bijaksana dan toleran terhadap bangsa Indonesia, sebab ingin
menarik simpati terhadap bangsa Indonesia namun ini kemudian berubah dan selama
masa pendududkannya yang hanya berlangsung tiga setengah tahun tersebut ternyata
sangat menindas bangsa Indonesia, bila dikomparasikan dengan sistem penjajahan yang
dipraktekan oleh bangsa-bangsa sebelumnya
B. SARAN
1. Sebagai Generasi Penerus Bangsa, menikmati manisnya perjuangan kemerdekaan
yang dilakukan para pendahulu kita dengan mengorbankan jiwa dan raga supaya
menghargai jerih payah pejuang, meningkatkan jiwa Patriotisme dan jiwa
Nasionalisme serta menyambung kemerdekaan dengan perubahan-perubahan kearah
yang lebih baik.
2. Isi kemerdekaan Republik Indonesia ini dengan perjuangan-perjuangan yang baik,
baik itu dalam bidang IMTAQ dan IPTEK demi mewujudkan bangsa yang sejahtera
dan setara dengan negara-negara maju lainnya.