Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas “ Mencuci Tangan ”
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
1
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dari Mencuci Tangan .................................................................3
2.2 Macam Macam Mencuci Tangan .................................................................3
2.3 Cara Mencuci Tangan Yang Benar Dan Steril .............................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................12
3.2 Saran ...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
penelitian terhadap praktek yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada praktek yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo, 1997).
1.6 Tujuan
Mengetahui pengertian dari mencuci tangan.
Mengetahui macam macam mencuci tangan.
Mengetahui cara mencuci tangan yang benar dan steril.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Praktek mencuci tangan yang dianjurkan pada umumnya adalah dilakukan
dibawah air yang mengalir, karena air dalam keadaan diam dan digunakan
untuk mencuci tangan yang kotor bisa menjadi tempat sup kuman karena
berkumpulnya kotoran yang mungkin mengandung kuman penyakit di satu
tempat dan menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah mencuci
tangan tersebut.
b. Mencuci tangan dengan air panas
Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci
tangan dengan air panas lebih efektif untuk membersihkan tangan, namun
pendapat ini tidak disertai dengan pembuktian ilmiah. Temperatur dimana
manusia dapat menahan panas air tidak efektif untuk membunuh kuman.
Beberapa pendapat lain menyatakan bahwa air panas dapat membersihkan
kotoran, minyak, ataupun zat-zat kimia, namun pendapat populer ini
sebenarnya tidak terbukti, air panas tidak membunuh mikro organisme.
Temperatur yang nyaman untuk mencuci tangan adalah sekitar 45 derajat
celsius, dan temperatur ini tidak cukup panas untuk membunuh mikro
organisme apapun. Namun temperatur yang jauh lebih panas (umumnya
sekitar 100 derajat celsius) memang dapat membunuh kuman. Tidak
efektifnya temperatur air untuk membunuh kuman juga dinyatakan dalam
prosedur standar mencuci tangan untuk operasi medis dimana air keran
dibiarkan mengalir deras hingga 2 galon per menit dan kederasan air inilah
yang membersihkan kuman, sementara tinggi rendahnya temperaturnya
tidak signifikan.
c. Mencuci tangan dengan sabun
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mencuci tangan dengan sabun
Mencuci tangan dengan sabun adalah praktik mencuci tangan yang paling
umum dilakukan setelah mencuci tangan dengan air saja. Walaupun
perilaku mencuci tangan dengan sabun diperkenalkan pada abad 19
dengan tujuan untuk memutus mata rantai kuman, namun pada praktiknya
perilaku ini dilakukan karena banyak hal di antaranya, meningkatkan
status sosial, tangan dirasakan menjadi wangi, dan sebagai ungkapan rasa
sayang pada anak.
6
Pada fasilitas-fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, mencuci tangan
bertujuan untuk melepaskan atau membunuh patogen mikroorganisme
(kuman) dalam mencegah perpindahan mereka pada pasien. Penggunaan
air saja dalam mencuci tangan tidak efektif untuk membersihkan kulit
karena air terbukti tidak dapat melepaskan lemak, minyak, dan protein
dimana zat-zat ini merupakan bagian dari kotoran organik. Karena itu para
staf medis, khususnya dokter bedah, sebelum melakukan operasi
diharuskan mensterilkan tangannya dengan menggunakan antiseptik kimia
dalam sabunnya (sabun khusus atau sabun anti mikroba) atau deterjen.
Untuk profesi-profesi ini pembersihan mikro organisme tidak hanya
diharapkan "hilang" namun mereka harus bisa memastikan bahwa mikro
organisme yang tidak bisa "bersih" dari tangan, mati, dengan zat kimia
antiseptik yang terkandung dalam sabun. Aksi pembunuhan mikroba ini
penting sebelum melakukan operasi dimana mungkin terdapat organisme-
organisme yang kebal terhadap antibiotik.
d. Mencuci tangan dengan cairan
Pada akhir tahun 1990an dan awal abad ke 21, diperkenalkan cairan
alkohol untuk mencuci tangan (juga dikenal sebagai cairan pencuci
tangan, antiseptik, atau sanitasi tangan) dan menjadi populer. Banyak
dari cairan ini berasal dari kandungan alkohol atau etanol yang
dicampurkan bersama dengan kandungan pengental seperti karbomer,
gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, cairan, atau busa untuk
memudahkan penggunaan dan menghindari perasaan kering karena
penggunaan alkohol. Cairan ini mulai populer digunakan karena
penggunaannya yang mudah, praktis karena tidak membutuhkan air
dan sabun.
Penggunaan cairan sanitasi tangan berbentuk jel dan berbahan dasar
alkohol dalam sebuah penelitian di Amerika pada 292 keluarga di
Boston menunjukkan bahwa cairan ini mengurangi kasus diare di
rumah hingga 59 persen. Dr. Thomas J. Sandora, seorang dokter di
Divisi Penyakit Menular pada RS Anak-anak Boston (Division of
Infectious Diseases at Children's Hospital Boston) dan juga penulis
7
untuk buku "Tangan Sehat, Keluarga Sehat" ("Healthy Hands, Healthy
Families.") mengemukakan bahwa penelitian ini adalah penelitian
pertama yang menunjukkan bahwa penggunaan cairan sanitasi tangan
menunjukkan bahwa perilaku ini mengurangi penyebaran kuman di
rumah. Keluarga yang direkrut untuk penelitian ini adalah keluarga
yang menitipkan anak-anaknya di tempat penitipan anak dan
menunjukkan aktivitas mencuci tangan dengan sabun dengan frekuensi
yang sama saat direkrut untuk penelitian. Lalu separuh dari keluarga
itu diberikan cairan sanitasi tangan dan selebaran yang memberitahu
tentang pentingnya kebersihan tangan. Sementara separuhnya lagi,
befungsi sebagai kontrol dan menerima selebaran tentang nutrisi dan
diminta untuk tidak menggunakan cairan pencuci tangan. Hasilnya
keluarga yang menggunakan cairan sanitasi tangan mengindikasikan
59 persen angka diare yang lebih rendah dibandingkan kelompok yang
berfungsi sebagai kontrol. Penelitian lain oleh Harvard Medical
School dan RS Anak-anak Boston (Division of Infectious Diseases at
Children's Hospital Boston) yang dipublikasikan pada bulan April
2005 menunjukkan efek perlindungan pada penderita ISPA dalam
keluarga yang menggunakan cairan sanitasi tangan atas inisyatif
mereka sendiri. Cairan sanitasi ini menjadi alternatif yang nyaman bagi
para orang tua yang tidak sempat berulangkali ke wastafel untuk
mencuci tangan mereka saat harus merawat anak mereka yang sakit.
Walaupun mencuci tangan dengan sabun dan air efektif untuk
mengurangi penyebaran sebagian besar infeksi namun untuk
melakukannya dibutuhkan wastafel, dan sebagai tambahan rotavirus
(virus yang paling sering ditemukan dalam kasus diare di tempat
penitipan anak di Amerika), tidak dapat dibersihkan secara efektif
dengan sabun dan air, namun dapat dimatikan dengan alkohol.
Sesuai perkembangan zaman, dikembangkan juga cairan pembersih
tangan non alkohol. Namun apabila tangan benar-benar dalam keadaan
kotor, baik oleh tanah, darah, ataupun lainnya, maka penggunaan air
dan sabun untuk mencuci tangan lebih disarankan karena cairan
8
pencuci tangan baik yang berbahan dasar alkohol maupun non alkohol
walaupun efektif membunuh kuman cairan ini tidak membersihkan
tangan, ataupun membersihkan material organik lainnya.
Dalam perdebatan yang mana perilaku yang lebih efektif di antara
menggunakan cairan pembersih tangan atau mencuci tangan dengan
sabun, Wallace Kelly, Infection Control R.N. (Paramedik untuk
Pengendalian Infeksi) berpendapat bahwa keduanya efektif dalam
membersihkan bakteria-bakteria tertentu. Namun cairan pembersih
tangan berbahan dasar alkohol tidak efektif dalam membunuh bakteria
yang lain seperti e-coli dan salmonela. Karena alkohol tidak
menghancurkan spora-spora namun dengan mencuci tangan dengan
sabun spora-spora tersebut terbasuh dari tangan. Menurutnya metode
terbaik adalah menentukan saat keadaan tidak memungkinkan untuk
mengakses air dan sabun, maka cairan pencuci tangan jauh lebih baik
daripada tidak menggunakan apapun.
Di Amerika Serikat cairan pencuci tangan dilarang oleh Departemen
Pemadam Kebakaran dari sekolah-sekolah karena kekhawatiran bahwa
cairan tersebut dapat merangsang api menjadi besar, namun Rumah
Sakit Tallahasee Memorial Hospital diperbolehkan untuk menaruh
cairan pencuci tangan dalam jumlah tertentu. Cairan pencuci tangan
yang disarankan adalah yang mengandung paling sedikit 60 persen
alkohol dan bahan pelembab.
Cairan pembunuh kuman yang berbahan dasar alkohol tidak efektif
untuk mematikan materi organik, dan virus-virus tertentu seperti
norovirus, spora-spora bakteria tertentu, dan protozoa tertentu. Untuk
membersihkan mikro organisme - mikro organisme tersebut tetap
disarankan menggunakan sabun dan air.
e. Mencuci tangan dengan tisu basah
Rediwipes tisu basah yang dinyatakan dapat membunuh bakteri E-coli
dan Salmonella. Tisu basah diperkenalkan pada awalnya untuk
membersihkan tidak hanya tangan, tetapi juga kotoran bayi, permukaan
meja, dan di AS dianjurkan untuk peralatan rumah tangga laiinya. Menurut
9
Center for Disease Control and Prevention (CDC) (Pusat Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit Menular) di Amerika serikat sebayak 76 juta
dari 300 juta orang yang tinggal di AS sakit setiap tahunnya karena
penyakit yang dibawa bersamaan dengan masuknya makanan. Sebanyak
300.000 masuk rumah sakit dan dan setiap tahun 5.000 orang meninggal
dunia karena penyakit dibawa bersamaan dengan masuknya makanan.
Tisu basah menjadi alternatif membersihkan tangan setelah mencuci
tangan dengan sabun karena lebih praktis dan tidak memerlukan air.
Beberapa tisu basah telah mengembangkan kandungan wewangian
beralkohol, atau anti bakteri, ataupun minyak almond untuk menjaga kulit
tangan agar tidak terasa kering. Namun menurut dr. Handrawan tisu basah
tidak baik untuk mencuci tangan karena hanya mengembalikan kuman
bolak-balik di tangan.
Dalam beberapa kasus khusus, sebuah perusahaan di AS
mengeluarkan tisu basah yang berlabel Rediwipes yang menyatakan dapat
membunuh 99.9 persen bakteri yang terdapat dirumah termasuk bakteri
Salmonella dan E. coli. Tisu ini dianjurkan untuk digunakan dalam
membersihkan tangan dan peralatan dapur lainnya sebelum masak agar
mencegah kontaminasi bakteri silang antara tangan, bahan masakan, dan
peralatan dapur sehingga tidak menyebaran.
10
– TBC,
– penyakit yang mematikan seperti SARS,
– flu burung (H5N1) dan flu babi (H1N1).
Cara mencuci tangan yang bersih harus menggunakan sabun dan di
bawah air yang mengalir.
Berikut langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar :
B. PROSEDUR KERJA
11
6. Bersihkan kuku bila kotor dengan kikir dan letakan pada tempat atau
bengkok
7. Basahi sikat / spon dan beri sabun kembali
8. Jumlah gerakan 20 gerakan untuk tangan, 30 gerakan untuk kuku, sikat
di pegang tegak lurus terhadap kuku
9. Sikat jari - jari termasuk sela jari, sikat telapak tangan, punggung
tangan
10. Basahi sikat dan beri sabun kembali
11. Bagi tangan menjadi 3 bagian, 1/3 pergelangan tangan bawah dengan
arah memutar, lanjutkan 1/3 bagian tengah dan 1/3 bagian atas. tangan
dalam posisi fleksi dengan jari - jari menghadap ke atas selama
prosedur
12. Ulangi langkah ini pada yang satunya lagi (tangan kiri)
13. Dengan tangan posisi fleksi bilas dengan seksama ujung jari ke siku
tangan kiri dan ulangi pada tangan kanan
14. Matikan kran dengan siku
15. Ambil handuk steril yang ada di atas kemasan pastikan tidak ada
apapun atau benda dekat dari jangkauan anda
16. Buka handuk steril secara maksimal pagang satu bagian putar dari jari
ke siku
17. Dengan hati - hati pindahkan handuk ke lengan satunya
18. Buang handuk pada tempat yang disediakan
19. Bila akan menggunakan sarung tangan steril dapat dikeringkan hanya
dengan kertas tisu.
12
c. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Dari hasil studi oleh Khan (1982) tentang manfaat mencuci tangan
dengan sabun sesudah buang air besar, sebelum makan dan menyiapkan
makanan membuktikan bahwa perilaku tersebut merupakan cara yang
efektif untuk menurunkan insidens penyakit.
D. Akibat Tidak Aktif Mencuci Tangan
Mencuci tangan merupakan kegiatan sehari – hari yang sangat
sederhana dan sepele, namun berperan penting dalam menjaga kebersihan
dan kesehatan. Dengan mencuci tangan menghindari penyakit seperti
diare, flu, penyakit kulit, alergi dan gatal – gatal. Karena tangan kita
adalah bagian dari tubuh yang sangat sering menyebarkan infeksi. Tangan
terkena kuman waktu menyentuh daerah tubuh kita, tubuh orang lain,
hewan atau permukaan yang tercemar.
Walaupun kulit yang untuk melindungi tubuh kita dari infeksi,
kuman dapat masuk ketubuh waktu kita menyentuh mata, hidung dan
mulut. Orang yang terkena HIV lebih rentan terhadap infeksi apapun
karena sistem kekebalan tubuhnya dilemahkan oleh HIV. Oleh karena itu,
kebersihan terutama mencuci tangan secara lebih teratur.
13
BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan
lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih.
Macam macam mencuci tangan :
a. Mencuci tangan dengan air
b. Mencuci tangan dengan air panas
c. Mencuci tangan dengan sabun
d. Mencuci tangan dengan cairan
e. Mencuci tangan dengan tisu basah
Tujuan melakukan cuci tangan dengan baik dan steril supaya kita
tidak terjangkit penyakit seperti diare dan cacingan. Perilaku hidup sehat
harus ditanamkan dari sejak kecil.
3.4 Saran
Mencintai hidup sehat sebagai perilaku hidup kita sehari hari adalah
sebuah cara dasar untuk jauh dari penyakit yang menular serta berbahaya.
Sebaiknya agar tercapai hidup sehat, dari kita kecil kita sudah menanamkan
perilaku sehat seperti mencuci tangan, membuang sampah pada tempatnya
agar tercapainya lingkungan yang sehat.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/06/pengertian-mencuci-tangan.html
http://adelinecalonperawat.blogspot.com/2009/03/sap-penyuluhan-cuci-
tangan.html
http://www.infeksi.com.Pusat Informasi Penyakit Infeksi, Andy Baex, 6 Februari
2007
15