Anda di halaman 1dari 7

Skenario konseling A.

Sinopsis :

Ada seorang siswa di sebuah SMA Negeri di kota padang. Siswa tersebut memiliki keterbatasan dalam bidang ekonomi. Yang mana keluarga dari sang siswa merupakan orang yang kurang mampu. Hal ini menimbulkan rasa rendah diri/ minder siswa tersebut jika berhadapan dengan teman-teman nya. Siswa seringkali merasa malu dan tidak mau untuk pergi dengan teman-teman nya. Siswa beranggapan bahwa teman-teman nya yang orang kaya akan menertawakan dirinya jika mengetahui dia adalah orang miskin. Akibatnya sekarang dia tidak memiliki teman akrab lagi.

B. Skenario 1. Pertemuan Pertama Ki : Tok..tok..tok...(klien mengetuk pintu) Assalammualaikum pak. Ko : Waalaikum salam, silahkan masuk ananda (sambil menjjabat tangan klien dan mempersilahkannya masuk) Ki Ko Ki Ko Ki Ko : Iya pak,terima kasih.... :bagaimana kabarnya pagi hari ini ananda ? sehat kan.? :Alhamdulillah sehat pak. :lalu bagaimana belajarnya ananda ? :alhamdulillah juga pak, lumayan. : Bapak senang sekali ananda mau hadir diruangan bapak ini.Perkenalkan nama bapak Randi Pratama, kalau bapak boleh tau nama ananda siapa ya ?

Ki Ko Ki

:Iya pak,nama saya Hanna Widara, bapak bisa memanggil saya Hanna. :Baiklah ananda, apakah sebelumnya ananda tahu apa itu konseling ? :Saya belum terlalu tahu pak, tapi saya pernah mendengar beberapa hal tentang konseling itu.

Ko Ki Ko

:Apa saja yang ananda ketahui itu ? :Setahu saya ruangan konseling itu untuk orang-orang yang memiliki masalah pak. :Ananda, bapak sedikit menambahkan bahwa konseling itu sebenarnya adalah pertemuan antara bapak sebagai konselor dengan ananda sebagai klien untuk membahas beberapa hal yang ananda rasa itu layak dan bisa kita diskusikan. Apakah ananda paham ?

Ki Ko

:iya bapak, saya sudah paham. :Selain itu, dalam proses konseling ini ananda tenang saja. Bapak akan merahasiakan segala hal atau data dari ananda yang ananda rasa itu tidak layak dan tidak patut untuk diketahui oleh orang lain. Oleh karena itu disini diharapkan kesukarelaan dan keterbukaan ananda untuk menceritakan berbagai hal yang ananda rasa itu bisa untuk kita bicarakan.Dan bapak harapkan peran aktiv dari ananda dalam kegiatan ini dan ananda mau untuk melaksanakan berbagai kesepakatan yang nanti kita buat bersama. Bagaimana ananda, bisa kita lanjutkan ?

Ki Ko Ki Ko

:bisa pak. :baiklah ananda, apa yang bisa kita bicarakan pada saat ini ? : begini pak, saya sebenarnya cukup malu menyampaikan hal ini pada bapak ? :mengapa malu ananda, apa ananda masih meragukan tentang kerahasiaan dari konseling kita saat sekarang ini ?

Ki

:tidak pak, saya percaya pak. Tunggu sebentar ya pak (menghela nafas).

Ko Ki

: (mengangguk memberikan dorongan minimal) :begini pak, saya disekolah ini merasa sangat minder dan malu kepada teman-teman yang lain pak ?

Ko Ki

: minder seperti apa ananda ? : saya minder karena keadaan diri saya pak. Saya merupakan orang miskin yang tidak ada harta apa apa. Saya sangat jauh miskin dibandingkan dengan teman teman yang lain pak.

Ko Ki

:sejak kapan ananda merasa seperti itu ? :semenjak kelas X dulu pak. Awalnya saya sangat senang berinteraksi dengan temanteman yang lain, akan tetapi ada sesuatu hal yang menyebabkan saya merasa rendah diri itu pak.

Ko Ki

: apa yang menyebabkan itu ananda ? :yang menyebabkan itu, yaitu saat teman-teman saya pergi ke rumah saya pak. Melihat rumah saya jelek itu, mereka langsung berbisik bisik dan ketawa ketawa pak. Saya yang melihat itu yakin bahwa mereka menertawakan rumah saya dan keadaan keluarga saya yang miskin pak.

Ko Ki

: apa yang menyebabkan ananda yakin, kalau mereka menertawakan keadaan ananda ? : sebelum nya mereka biasa biasa saja pak. Tetapi saat masuk ke rumah saya, mereka mulai ketawa ketawa dan bisik bisik tidak tentu.

Ko Ki Ko

: apa menurut ananda, apa hal itu tidak terlalu menduga - duga ? : iya juga sih pak. Tapi saya yakin pak. : lalu, sekarang bagaimana hubungan ananda dengan teman teman tersebut ?

Ki

: setelah kejadian tersebut, saya mulai menjauhi teman- teman saya itu pak. Karena saya takut jika dekat lagi dengan dia, maka dia akan menghina dan menertawakan keluarga saya lagi.

Ko Ki

: apa ananda nyaman dengan keadaan seperti itu ? : saya merasa kurang nyaman pak, saya ingin dekat lagi dengan teman teman saya seperti dulu pak. Bagaimana cara nya pak.

Ko Ki

: kalau memakai cara ananda , seperti apa cara yang akan ananda pakai ? : terus terang saya malas pak. Saya malas untuk menyapa dia sebelum dia menyapa saya terlebih dahulu pak.

Ko

: disatu sisi, ananda ingin berbaikan lagi dengan teman ananda, sementara disisi lain ananda malas untuk mulai terlebih dahulu berbicara dengan teman ananda tersebut. Bagaimana itu ananda ?

Ki

: ya. (klien terdiam sejenak) saya juga merasa begitu pak. Tapi mau bagaimana lagi pak, saya tidak tahu bagaimana cara untuk memulai berbaikan dengan teman teman yang lain, karena saya lah yang mulai menjauh dari mereka. Menurut bapak, bagaimana cara saya sebaiknya pak.

(Lalu konselor memberikan contoh kepada klien,melalui teknik kursi kosong tentang bagaimana cara mendekati teman-teman klien yang dulu pernah dekat dengan klien. Setelah konselor memberikan contoh, lalu hal itu diulang-ulang oleh klien sampai klien benarbenar mengetahui dan memiliki cara untuk berbaikan dengan teman-teman nya tersebut.) Ko :bagaimana ananda, bisakah ananda melakukan seperti yang sudah kita lakukan tadi kepada teman ananda ? Ki :bisa pak, saya akan melakukannya paling lambat 3 hari sesudah konseling ini.

Ko

: bagus sekali ananda, bapak sangat menghargai komitmen dari ananda tersebut. Bapak akan menunggu ananda datang lagi menyampaikan hasil dari hal yang sudah ananda lakukan. Setuju kan ananda ?

Ki Ko Ki Ko Ki Ko

:ya pak, saya setuju,. Saya akan segera menemui bapak. : bapak tunggu ya ananda, ada lagi yang mau ananda bicarakan ? :tidak pak, kelihatannya segitu dulu. Saya mau pulang dulu pak. :baik lah ananda, hati hati di jalan ya : ya pak, terimakasih. Assalammualaikum :waalaikumsalam

2. Pertemuan Kedua Jam menunjukan pukul 14:56, klien kembali menemui konselor untuk melaksanakan konseling lanjutan. Ki :tok..tok..tok.. (mengetuk pintu). Assalammualaikum pak. Ko Ki Ko :waalaikum salam ananda, silahkan masuk. :iya pak, terimakasih. :wah.. bapak benar-benar berterima kasih ananda mau menyempatkan lagi untuk hadir di ruangan bapak ini ananda. Ki Ko Ki :sama-sama pak. :bagaimana kabar ananda pada hari ini, masih tetap semangat walau sudah siang kan ? :saya sedikit ngantuk pak. Tapi tidak apa-apa lah. Saya ingin melanjutkan kegiatan konseling kita sebelum nya pak. Ko Ki : baiklah ananda, silahkan : begini pak, saya sudah melakukan apa yang bapak suruh dan sudah saya komitmen sebelumnya. Ko Ki : lalu, bagaimana ananda ? : dia sudah mau memaafkan saya pak. Mereka juga mengatakan saya tidak perlu minta maaf karena saya tidak punya salah. Mereka mulai menjauh juga gara-gara saya pak. Ko : jadi, sekarang ananda sudah berdamai dengan teman-teman ananda ?

Ki

: iya pak, sudah. Bahkan kami berteman lebih akrab lagi pak. Ternyata pada saat itu, mereka bukan menertawakan rumah saya pak, tapi ada satu hal yang lucu. Makanya mereka tertawa.

Ko Ki

:baiklah, berarti ananda sudah mengetahui dimana letak kesalahan ananda. :iya pak. Dan saya kedepan nya tidak akan bertindak seperti itu pak. Saya akan berubah dan akan lebih dewasa lagi ke depannya. Tidak akan menuduh yang tidak tidak terhadap teman-teman saya lagi.lalu, saya tidak akan rendah diiri lagi pak, terhadap kondisi keuangan keluarga saya pak.

Ko

:bagus sekali ananda. Kelihatannya ananda sudah bisa mengambil sisi positif dari kkegiatan konseling kita pada hari ini, bapak mendoakan agar hubungan ananda dengan teman ananda tersebut menjadi lebih baik dan bisa bersahabat untuk selamanya. Baiklah ananda, apa ada yang akan kita bicarakan selanjutnya ?

Ki

: saya rasa cukup pak. Lagian saya sebentar lagi mau pergi dengan sahabat saya itu pak. Terima kasih atas bantuan nya ya pak. Assalammualaikum

Ko

:sama- sama ananda, hati- hati di jalan ya. Waalaikumsalam

Anda mungkin juga menyukai