Anda di halaman 1dari 10

Tugas PKn

Ravi Rezy Saputra


Kelas X.3 SMA PERTIWI 2 Padang

2013

A. Makna Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial 1. Manusia Sebagai Makhluk Individu Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas. Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya. Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar. Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus. Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang. 2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Ravi Rezy Saputra 2

Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu: a. b. c. d. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

B. Makna/ Pengertian Bangsa

Bangsa adalah suatu komunitas etnik yang ciri-cirinya adalah : 1. 2. 3. 4. 5. Memiliki Nama Wilayah Tertentu Mitos Leluhur Bersama Kenangan Bersama Satu atau beberapa Budaya yang sama Berikut pengertian Bangsa menurut beberapa ahli kenegaraan ternama : 1. Hans Kohn (Jerman) Bangsa adalah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah. Suatu bangsa merupakan golongan yang beraneka ragam dan tidak bisa dirumuskan secara eksak. 2. Ernest Renan (Perancis) Bangsa adalah suatu nyawa, suatu akal yang terjadi dari dua hal, yaitu rakyat yang harus bersama-sama menjalankan satu riwayat, dan rakyat yang kemudian harus mempunyai kemauan atau keinginan hidup untuk menjadi satu. 3. Otto Bauer (Jerman) Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai kesamaan karakter. Karakteristik tumbuh karena adanya kesamaan nasib. 4. F. Ratzel (Jerman) Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya (paham geopolitik). 5. Jalobsen dan Lipman Bangsa adalah suatu kesatuan budaya (cultural unity) dan kesatuan politik (political unity).

Ravi Rezy Saputra

C. Makna/Pengertian Negara Secara etimologi kata Negara berasal dari bahasa asing staat (Belanda, Jerman), State (Inggris). Kata state maupun state berasal dari bahasa latin, yaitu status atau statum yang berarti menempatkan dalam keadaan berdiri, membuat berdiri dan menempatkan. Kata status juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjukan sifat atau keadaan tegak dan tetap. Sementara itu Niccolo Machiavelli memperkenalkan istilah La Stato dalam bukunya Il Principe yang mengartikan Negara sebagai kekuasaan. Buku itu juga mengajarkan bagaimana seorang raja memerintah dengan sebaik-baiknya. Kata Negara yang lazim digunakan di Indonesia berasal dari bahasa sansekerta nagari atau nagara, yang berarti wilayah, kota, atau penguasa. Pada masa kerajaan majapahit abad XIV, seperti tertulis dalam buku Negara Kertagama karangan Mpu Prapanca (1365), di gambarkan tentang pemerintahan Majapahit yang menghormati musyawarah, hubungan antar daerah, dan hubungan dengan Negara-negara tetangga. Pengertian Negara menurut beberapa pakar ahli : 1. George Jellinek : Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompik manusia yang mendiami wilayah tertentu. 2. G.W.F. Hegel Negara adalah organisasi kesusilaanyang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal. 3. Mr. Kranenburg Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena adanya kehendak dari suatu golongan atau bangsa. 4. Karl Marx Negara adalah alat kelas yang berkuasa (kaum borjuis/kapitalis) untuk menindas atau mengeksploitasi kelas yang lain (proletariat/buruh). Dari beberapa pengertian tentang Negara oleh para ahli, berikut ini adalah klasifikasi pengertian Negara ditinjau dari sudut pandang: organisasi kekuasaan, organisasi politik, organisasi kesusilaan dan suatu integritas antara pemerintah dengan rakyat. D. Sifat Hakikat Negara Negara sebagai sebuah persekutuan hidup manusia memiliki perbedaan - perbedaan yang khas dengan persekutuan manusia lainnya seperti himpunan keagamaan, himpunan profesi, himpunan asal daerah, perseroan terbatas. Ciri khusus lainnya yang membedakan negara dengan persekutuan manusia lainnya adalah kedaulatan. Negara merupakan satu-satuya

Ravi Rezy Saputra

persekutuan manusia atau organisasi yang memiliki kedaulatan. Karena negara memiliki kedaulatan, maka negara memiliki sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh asosiasi lain, yaitu : 1. Sifat memaksa , yang berarti bahwa negara mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasa fisik secara legal. untuk mengefektifkan sifat memaksa ini, negara memiliki alat-alat negara seperti polisi dan tentara.Harold J Laski berpendapat bahwa sifat hakikat dari negara terletak dalam kekuasaannya untuk memaksakan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan negara kepada setiap orang yang hidup dalam lingkungan perbatasannya. Misalnya negara dapat memaksa para pemakai jalan raya untuk mematuhi peraturan lalu lintas, membayar pajak dan sebagainya. 2. Sifat monopoli, yang berarti bahwa negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan beragama dari masyarakat. Untuk mencapai tujuan ini, negara dapat melarang suatu organisasi politik tertentu berkembang atau menyebar di wilayah negara tersebut. 3. Sifat mencakup semua, yang berati bahwa seluruh peraturan perundang-undangan dalam suatu negara berlaku untuk semua orang yang terlibat di dalamnya tanpa kecuali.

E. Unsur Unsur Terbentuk Negara Ada beberapa syarat minimal yang harus dipenuhi agar sesuatu dapat disebut sebagai negara. Syarat tersebut berlaku secara umum dan merupakan unsur yang penting . syarat-syarat tersebut digolongkan menjadi dua, yaitu unsur konstitutif dan unsur deklaratif. Unsur konstitutif terbentuknya negara adalah unsur yang mutlak harus ada pada saat negara didirikan. Unsur konstitutif ini meliputi rakyat, wilayah, dan pemerintah yang berdaulat. Adapun unsur deklaratif adalah unsur yang tidak mutlak ada pada saat negara berdiri, tetapi unsur ini boleh dipenuhi atau menyusul dipenui setelah negara berdiri. Unsur deklaratif adalah pengakuan dari negara lain. Menurut Oppenheimer dan Lauterpacht, suatu Negara harus memenuhi syarat-syarat : 1. 2. 3. 4. Rakyat yang bersatu Daerah atau wilayah Pemerintahan yang berdaulat Pengakuan dari negara lain

Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933, yang merupakan Konvensi Hukum Internasional, Negara harus mempunyai empat unsur konsititutif, yaitu : 1. Harus ada penghuni (rakyat, penduduk, warga Negara) atau bangsa (staatvolk). 2. Harus ada wilayah atau lingkungan kekuasaan. 3. Harus ada kekuasaan tertinggi (penguasa yang berdaulat) atau pemerintahan yang berdaulat. 4. Kesanggupan berhubungan dengan Negara-negara lain. 1. Rakyat

Ravi Rezy Saputra

Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu negara. Tanpa rakyat, mustahil negara akan terbentuk. Leacock mengatakan bahwa, Negara tidak akan berdiri tanpa adanya sekelompok orang yang mendiami bumi ini.. Hal ini menimbulkan pertanyaan, berapakah jumlah penduduk untuk membentuk sebuah negara? Plato mengatakan bahwa untuk membentuk sebuah negara, wilayah tersebut membutuhkan minimal 5040 penduduk. 2. Wilayah Merupakan landasan material atau landasan fisik Negara. Secara umum dapat dibedakan menjadi : a. Wilayah Daratan Batas wilayah suatu negaradengan Negara lain di darat , dapat berupa : Batas Alamiah Batas Buatan Batas Secara geografis

b. Wilayah Lautan Negara yang tidak memiliki lautan disebut land locked. Sedangkan Negara yang memiliki wilayah lautan dengan pulau-pulau disebut archipelagic state. Untuk menentukan batas wilayah lautan tidak semudah menetapkan batas wilayah daratan sebab batas wilayah lautan lebih banyak permasalahannya dan bermacam-macam peraturannya. Dalam hukum internasional belum terbentuk adanya keseragaman ketentuan mengenai lebar laut teritorial setiap negara dan kebanyakan negara menentukan sendirisendiri batas laut teritorialnya, ada yang 3 mil (Indonesia sebelum Deklarasi Juanda), 12 mil (seperti Saudi Arabia, RRC, Chile, dsb), 200 mil(El Savador), dan 600 mil (Brazilia) Dewasa ini, yang dijadikan dasar hukum masalah wilayah kelautan suatu Negara adalah Hasil Konferensi Hukum laut nternasional III tahun 1982 di Montigo Bay (Jamaika) yang diselenggarakan oleh PBB, yaitu UNCLOS (United Nations Conference on The Law of the Sea). Batas Lautan : Batas Laut Teritorial 12 mil dari bibir pantai ketika air surut Batas Zona Bersebelahan 12 mil dari laut teritorial/24 mil dari bibir pantai Batas Zona Ekonomi Ekslusif 200 mil dari pantai c. Wilayah Udara Pasal 1 Konvensi Paris 1919 : Negara-negara merdeka dan berdaulat berhak mengadakan eksplorasi dan eksploitasidii wilayah udaranya, misalnya untuk kepentingan radio, satelit, dan penerbangan. Konvensi Chicago 1944 (Pasal 1) : Setiap Negara mempunyai kedaulatan yang utuh dan ekslusif di ruang udara di atas wilayahnya UU RI No. 20 tahun Ravi Rezy Saputra 6

1982, batas wilayah kedaulatan dirgantara yang termasuk orbit geo- stationer adalah setinggi35.671km. d. Daerah Ekstrateritorial Wilayah suatu Negara yang berada di luar wilayah Negara itu. Menurut Hukum Internasional, yang mengacu pada hasil Reglemen dalam Kongres Wina(1815) dan Kongres Aachen (1818), perwakilan diplomatik suatu Negara di Negara lain merupakan daerah ekstrateritorial .Daerah Ekstrateritorial , mencakup : Daerah perwakilan diplomatik suatu Negara Kapal yang berlayar di bawah bendera suatu Negara 3. Pemerintah Yang Berdaulat Unsur konstitutif yang ketiga dari negara ialah pemerintah yang berdaulat. Pemerintah adalah pemegang dan penentu kebijakan yang berkaitan dengan pembelaan negara. Pemerintah yang berdaulat mempunyai kekuasaan ke dalam dan ke luar. Kekuasaan ke dalam berarti bahwa kekuasaan pemerintah itu dihormati dan ditaati oleh seluruh rakyat dalam negara itu. Kekuasaan ke luar berarti bahwa kekuasaan pemerintahan itu dihormati dan diakui oleh negara-negara lain. Masalah kedaulatan merupakan masalah yang sangat penting dalam suatu negara, karena kedaulatan merupakan sesuatu yang membedakan antara negara yang satu dengan yang lain. Kedaulatan artinya kekuasaan tertinggi. Di negara diktaktor, kedaulatan didasarkan atas kekuatan. Di negara-negara demokrasi kedaulatan didasarkan atas persetujuan 4. Pengakuan Dari Negara lain Pengakuan dari negara lain bukanlah merupakan unsur pembentuk negara, tetapi sifatnya hanya menerangkan saja tentang adanya negara. Dengan kata lain pengakuan dari negara lain hanya bersifat deklaratif saja. pengakuan dibagi menjadi dua, yaitu de facto dan de jure: a. Pengakuan secara de facto Diberikan jika suatu Negara baru sudah memenuhi unsur konstitutif dan juga telah menunjukkan diri sebagai pemerintahan yang stabil. Pengakuan de facto adalah pengakuan tentang kenyataan (fakta) adanya suatu Negara. b. Pengakuan secara de jure Pengakuan secara de jure adalah pengakuan secara resmi berdasarkan hukum oleh negara lain dengan segala konsekuensinya.

F. Fungsi dan Tujuan Negara 1. Fungsi Negara Ravi Rezy Saputra 7

Negara memiliki banyak fungsi seperti yang disebutkan oleh Miriam Budiarjo. Fungsi tersebut ialah: a. Penertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan dalam masyarakat, negara harus melaksanakan penertiban atau bertindak sebagai stabilisator. b. Menegakkan keadilan yang dilaksanakan melalui badan-badan peradilan c. Kesejahteraan dan kemakmuran rakyat d. Fungsi pertahanan (menjaga negara dari serangan luar) Selain itu ada juga pendapat mengenai fungsi negara oleh Jacopson dan Lipman, isinya sebagai berikut: a. Fungsi esensial; fungsi yang diperlukan demi kelanjutan negara b. Fungsi jasa c. Fungsi perniagaan 2. Tujuan Negara Sebuah negara yang telah merdeka ataupun baru merdeka pastilah memiliki tujuan negara (cita-cita negara). Negara Indonesia juga memiliki tujuan negara yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-IV yang berbunyi: a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia b. Memajukan kesejahteraan umum c. Mencerdaskan kehidupan bangsa d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang ,berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial Selain itu, para ahli kewarganegaraan dan negarawan juga memiliki pendapat mengenai tujuan negara. Berikut pandangan mereka: Roger F. Soltau, tujuan negara adalah memungkinkan rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin. Harold J. Laski, tujuan negara adalah menciptakan keadaan dimana rakyatnya dapat mencapai keinginan-keinginannya secara maksimal. Immanuel Kant, tujuan negara adalah membentuk dan memelihara hak dan kemerdekaan setiap warga negara. Nicolo Machiavelli, tujuan negara adalah untuk menghimpun dan memperbesar kekuasaan negara agar tercipta kemakmuran, kehormatan, dan kesejahteraan rakyat.

G. Sikap Semangat Kebangsaan 1. Nasionalisme Secara etimologi : Nasionalisme berasal dari kata nasional dan isme yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna : kesadaran dan semangat cinta tanah air; memiliki Ravi Rezy Saputra 8

kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa; memiliki rasa solidaritas terhadap musibah dan kekurangberuntungan saudara setanah air, sebangsa dan senegara; persatuan dan kesatuan Menurut Ensiklopedi Indonesia : Nasionalisme adalah sikap politik dan sosial dari sekelompok bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan dengan meletakkan kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsanya. Nasionalisme dapat juga diartikan sebagai paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan negara (nation) dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Bertolak dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa nasionalisme adalah paham yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu yang harus diberikankepada negara dan bangsanya, dengan maksud bahwa individu sebagai warga negara memiliki suatu sikap atau perbuatan untuk mencurahkan segala tenaga dan pikirannya demi kemajuan, kehormatan dan tegaknya kedaulatan negara dan bangsa. 2. Patriotisme Patriotisme berasal dari kata : Patriot dan isme (bahasa Indonesia) yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa kepahlawanan. Patriotism (bahasa Inggris), yang berarti sikap gagah berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara. Patriotisme adalah sikap yang bersumber dari perasaan cinta tanah air (semangat kebangsaan atau nasionalisme), sehingga menimbulkan kerelaan berkorban untuk bangsa dan negaranya.

Ada 2 (dua) bentuk Patriotisme : 1. Patriotisme Buta (Blind Patriotism) : keterikatan kepada bangsa dan negara tanpa mengenal toleran terhadap kritik, seperti dalam ungkapan : right or wrong is my country (benar atau salah, apapun yang dilakukan bangsa harus didukung sepenuhnya). 2. Patriotisme Konstruktif (Constructive Patriotisme) : keterikatan kepada bangsa dan negara dengan tetap menjunjung tinggi toleran terhadap kritik, sehingga dapat membawa perubahan positif bagi kesejahteraan bersama. Perwujudan sikap patriotisme dapat dilaksanakan pada : 1. Masa Darurat (Perang) : Sikap patriotism pada masa darurat (perang) dapat diwujudkan dengan cara : mengangkat senjata, ikut berperang secara fisik melawan penjajah, menjadi petugas dapur umum, petugas logistik, menolong yang terluka, dsb. 2. Masa Damai (Pasca kemerdekaan) : Sikap patriotism pada masa damai dapat diwujudkan dengan cara : menegakkan hokum dan kebenaran, memajukan pendidikan, memberantas Ravi Rezy Saputra 9

kebodohan dan kemiskinan, meningkatkan kemampuan diri secara optimal, memelihara persaudaraan dan persatuan, dsb.

Sumber : http://azenismail.wordpress.com/2010/05/14/manusia-sebagai-makhluk-individu-danmakhluk-sosial/ http://pitriajuliani.wordpress.com/2013/04/28/makna-bangsa-negara-dan-warga/ http://gakkena.wordpress.com/2012/05/08/makna-negara/ http://id.shvoong.com/law-and-politics/2157314-sifat-hakikat-negara/#ixzz2hlkfHBUz http://blogdenni.wordpress.com/unsur-unsur-terbentuknya-negara/ http://krsmwn.blogspot.com/2013/09/tujuan-negara-dan-fungsi-negara-menurut-paraahli.html http://fisipunsil.blogspot.com/2013/05/pengertian-nasionalisme-dan-patriotisme.html Ravi Rezy Saputra 10

Anda mungkin juga menyukai