Alat alat pada zaman mesolitikum banyak ditemukan di pulau sumatra, pulau jawa,
pulau bali, dan nusa tenggara bagian timur.
Manusia yang hidup di zaman batu tengah ini sudah mempunyai kemampuan untuk
membuat gerabah dari bahan tanah liat. Benda benda hasil budaya mesolitikum yang
di temukan, diantaranya adalah kapak genggam sumatra (sumatralith pebble culture),
flake (flakes culture) di daerah toala, alat dari bahan tulang (bone culture) di sampung.
Ciri-ciri Zaman Mesolitikum
Pastinya zaman batu tengah mesolitikum ini mempunyai ciri-ciri yang bisa
membuat kita lebih mudah untuk mengenali zaman ini. Ciri ciri zaman
mesolitikum atau ciri-ciri zaman mesozoikum adalah:
Sudah tidak lagi nomaden atau sudah mempunyai tempat tinggal yang semi
permanen seperti di gua, dan di pantai.
Sudah mempunyai kemampuan untuk bercocok tanam walaupun masih
menggunakan cara yang sederhana
Sudah bisa membuat kerajinan dari gerabah.
Masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)
Alat alat yang dihasilkan hampir sama dengan zaman palaeolithikum yaitu
alat alat yang terbuat dari batu dan masih kasar.
Ditemukannya sampah dapur yang disebut kjoken mondinger.
Manusia Pendukung Zaman
Mesolitikum
Manusia purba pada zaman mesolitikum memiliki
kecerdasan yang lebih dibandingkan dengan manusia purba
pada zaman paleolitikum. Dengan tatanan sosial yang lebih
rapih, tertata dan juga maju pada saat itu menjadi bukti zaman
ini lebih baik.
Salah satu jenis manusia pendukung zaman mesolitikum
adalah bangsa melanosoid. Bangsa ini menyerupai nenek
moyang orang Sakai, Aeta, Aborigin dan juga Papua.
Peninggalan Zaman Mesolitikum
Ada beberapa kebudayaan peninggalan zaman mesolithikum, ini dia :
1. Abris sous roche
Abris sous roche bisa dibilang sebagai goa yang jadi tempat
tinggal para manusia purba zaman mesolitikum pada saat itu. Fungsi
dari goa ini tentu sebagai rumah atau tempat berlindung dari cuaca
dan binatang buas.
Abris Sous Roche ini pertama kali diselidiki oleh Dr. Van Stein
Callenfels pada tahun 1928-1931 di goa Lawa. Di goa ini ditemukan
banyak alat-alat pada zaman mesolitikum.
2. Kjokkenmoddinger (sampah dapur)
4. Kebudayaan bacson-hoabinh
Bacson hoabinh merupakan kebudayaan yang ditemuka di
dalam bukit-bukit kerang dan gua di Indo-china, sumatera timur, dan
melaka.Terdapat alat seperti batu giling yang ditemukan di gua itu.
Peninggalan yang satu ini cukup unik, kalau ada orang yang meninggal,
mayatnya diposisikan dengan posisi berjongkok kemudian diberi cat
warna merah. Tujuan pemberian cat tersebut katanya sih supaya
mengembalikan hayat kepada mereka yang masih hidup
5. Kebudayaan toala
Sebagian besar kebudayaan toala membuat alatnya dari batu
yang menyerupai batu api dari eropa, seperti kaleson, jaspis,
obsidian dan kapur.
Budaya ini beda dengan bacson-hoabinh. Kalau ada yang
meninggal, dia akan dikuburkan didalam gua dan kalau tulang
belulangnya telah mengering akan diberikan kepada keluarganya
sebagai kenang-kenangan. Biasanya kaum perempuan akan
menjadikan tulang belulang tersebut sebagai kalung.
Alat zaman mesolitikum
1. Pebble Sumatra (kapak genggam sumatra)
Kapak genggam sumatra ditemukan oleh PV VAN Stein Callenfels pada
tahun 1925, ia melakukan penelitian di bukit kerang dan akhirnya
ditemukanlah kapak ini. Bahan bahan untuk membuat kapak tersebut
adalah batu kali yang dipecah pecah.
3. Pipisan
Ada juga pipisan, yaitu batu batu penggiling beserta dengan
landasannya. Selain digunakan untuk menggiling makanan, batu ini
juga digunakan untuk menghaluskan cat merah yang berasal dari tanah
merah.
Pebble Sumatra (kapak
genggam Sumatra)
Hachecourt (kapak
pendek)
Batu Pipisan
Kesimpulannya, zaman mesolitikum memiliki
banyak sekali kemajuan dalam kebudayaannya.
Pada zaman mesolitikum mereka sudah memiliki
tempat tinggal yang semi permanen, mulai
bercocok tanam, hingga memiliki kemampuan
untuk membuat gerabah. Hal ini membuktikan
bahwa masyarakat zaman prasejarah
berkembang dan mulai berinovasi.