Zaman mesolitikum adalah salah satu periode zaman prasejarah, yaitu zaman batu di mana
manusia masih menggunakan batu sebagai alat dalam kegiatan sehari harinya. Zaman
mesolitikum sendiri disebut dengan zaman batu tengah dan terjadi pada masa holsen sekitar 10.
000 tahun yang lalu.
Apabila dibandingkan dengan zaman batu sebelumnya, pada zaman ini manusia mulai
mengalami perkembangan budaya yang lebih cepat. Perkembangan budaya yang cepat ini
disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah keadaan alam yang lebih stabil. Akibatnya,
manusia pada zaman ini hidup dengan lebih tenang, sehingga mereka bisa mengembangkan
kebudayaannya.
Pada zaman kehidupan manusia purba tidak terlalu berbeda dengan kehidupan manusia purba
pada masa-masa sebelumnya. Mereka memenuhi kebutuhan sehari hari dengan berburu dan
mengumpulkan beberapa makanan. Namun, pada masa ini manusia lebih cerdas dibandingkan
dengan para pendahulunya. Mereka mulai menetap dan membangun tempat tempat tinggal
yang semi permanen di tepi tepi pantai, dan di dalam goa goa, sehingga tidak heran di tempat
tersebut banyak ditemukan peninggalan peninggalan pra sejarah. Manusia purba yang hidup
pada zaman mesolitikum sudah mempunyai kemampuan membuat kerajinan gerabah dari tanah
liat.
Selain itu, mereka juga sudah mulai bercocok tanam meskipun dengan cara yang masih
sederhana. Manusia purba pada masa ini masih menggunakan alat alat yang diambil dari tulang
dan tanduk hewan untuk digunakan dalam kehidupan sehari hari seperti pada masa
mengumpulkan makanan tingkat awal atau paleolitikum.
Alat alat tersebut banyak ditemukan di pulau sumatra, pulau jawa, pulau bali, dan nusa
tenggara bagian timur. Barang-barang hasil budaya mesolitikum yang di temukan, diantaranya
adalah kapak genggam Sumatra (Sumatralith pebble culture), flake (flakes culture) di daerah
Toala, alat dari bahan tulang (bone culture) di Sampung.
dan tatanan sosial yang lebih tertata rapih. Salah satu jenis manusia purba yang hidup pada masa
ini adalah Abris sous roche, yaitu manusia purba mendiami gua-gua di tebing pantai. Ini
dibuktikan dengan ditemukannya fosil mereka bersama dengan banyaknya tumpukan sampah
dapur yang menggunung tinggi hingga mencapai 7 meter. Tumpukan fosil ini di sebut juga
dengan kjokkenmoddinger.
Advertisement