KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karunianyalah, Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya . Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah dengan judul
Asal Usul Nenek Moyang Indonesia. Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk
lebih mengenal tentang Asal Usul Nenek Moyang Indonesia .
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa
yang akan datang.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri
bagi generasi muda bahwa kita juga harus mengetahui Asal Usul dan Perkembangan nenek
moyang kita di Indonesia .
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman judul………………………………………………………………………………
Kata pengantar………………………………………………………………………………
Daftar isi…………………………………………………………………………………….
Bab I pendahuluan
1.1 latar belakang…………………………………………………………………………….
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………………….
1.3 Tujuan penulisan………………………………………………………………………..
Bab II pembahasan
2.1 Pembagian Masa Praaksara di Indonesia………………………………………………
2.2 Berakhirnya Masa Praaksara di Indonesia……………………………………………..
2.3 Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia…………………………………………
b. Palaeozoikum
Zaman ini disebut juga Zaman Primer dan terjadi sekitar 340 juta tahun yang lalu. Sudah ada
kehidupan berupa makhluk bersel satu. Kondisi bumipun masih panas.
c. Mesozoikum
Zaman ini disebut juga Zaman Sekunder dan terjadi sekitar 140 juta tahun yang lalu. Di zaman
ini, mulai muncul reptil-reptil raksasa yang disebut dinosaurus. Zaman ini disebut juga Zaman
Reptil.
d. Neozoikum
Zaman ini disebut juga Kainozoikum dan terjadi sekitar 60 juta tahun yang lalu. Zaman ini
terbagi menjadi dua masa, yaitu Zaman Tersier yang ditandai dengan munculnya binatang-
binatang mamalia dan Zaman Kuarter yang ditandai dengan munculnya jenis manusia purba.
Zaman Kuarter terbagi lagi menjadi dua, yaitu Zaman Dilluvium (Pleistosin) atau zaman es dan
Zaman Alluvium (Holosin) yang ditandai dengan munculnya manusia.
1) Zaman Batu
Zaman Batu merupakan zaman dimana manusia menggunakan batu menjadi bahan utama untuk
membuat peralatan hidup. Zaman batu dibagi menjadi 4, yaitu Zaman Batu Tua
(Palaeolithikum), Zaman Batu Madya (Mesolithikum), Zaman Batu Muda (Neolithikum),
dan Zaman Batu Besar (Megalithikum).
a) Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Ciri-ciri Zaman Batu Tua :
1. Manusia menggunakan alat-alat dari batu, sebagian kecil dari tulang yang kasar.
2. Alat yang digunakan berupa kapak genggam, kapak berimbas, dan alat serpik.
3. Bertempat tinggal secara berpindah-pindah (nomaden).
4. Belum mengenal seni.
5. Manusia hidup dengan cara meramu dan berburu (food gathering).
Hasil kebudayaan Palaeolithikum banyak ditemukan di Pacitan dan Ngandong, Jawa Timur.
2. Pithecanthropus Erectus
Nama ini terdiri dari tiga kata, yaitu pithecos (kera), anthropus (manusia), dan erectus (tegak).
Jadi arti Pithecanthropus Erectus ialah manusia kera yang berjalan tegak. Fosilnya ditemukan di
Desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891 oleh Eugene Dubois. Fosil sejenis juga
ditemukan di Desa Jetis, Mojokerto, Jawa Timur tepatnya di Lembah Sungai Brantas pada tahun
1936 oleh Von Koeningswald. Karena itu fosil anak-anak, Weidenreich menamakannya
Pithecanthropus Robustus. Sedangkan Von Koeningswald menamakannya Pithecanthropus
Mojokertensis. Ciri-ciri Pithecanthropus Erectus adalah :
3. Homo
Homo diberi nama homo sapiens yang berarti manusia cerdas. Homo di Indonesia ada dua jenis,
yaitu Homo Wajakensis dan Homo Soloensis.
a. Homo Soloensis
Nama ini berarti manusia dari Solo. Fosil ini ditemukan oleh Ter Haar dan Oppenoorth di daerah
Ngandong, Lembah Bengawan Solo pada tahun 1931-1934.
b. Homo Wajakensis
Nama ini berarti manusia dari Wajak. Homo Wajakensis mirip dengan penduduk asli Australia.
Fosilnya ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889 di Desa Wajak, Tulungagung, Jawa
Timur.
Ciri-ciri Homo adalah :
Manusia purba tidak hanya di Indonesia, ada pula di luar Indonesia, yaitu di China, Afrika, dan
Eropa.
1. Manusia dari China
Pada tahun 1927, Davidson Black menemukan fosil manusia purba di China yang diberi nama
Homo Pekinensis yang berarti manusia dari Peking. Ia menemukan fosil tersebut di Goa
Choukhoutien sekitar 40 km dari Kota Peking. Homo Pekinensis mirip dengan Pithecanthropus
Erectus sehingga diberi nama Pithecanthropus Pekinensis yang artinya manusia kera dari Peking.
Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya
dan rangkaian pulau-pulau ini disebut pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan
Indonesia. Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi and 130 di antaranya termasuk
gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung berapi terletak di dasar laut dan tidak terlihat dari
permukaan laut. Indonesia merupakan tempat pertemuan 2 rangkaian gunung berapi aktif (Ring
of Fire). Terdapat puluhan patahan aktif di wilayah Indonesia.
Indonesia terletak pada pertemuan 4 lempeng besar dunia(Lempeng Eurasia, Indo-Australia,
Filipina dan Pasifik) Lempeng-lempeng tersebut selalu bergerak 5-9 cm per tahun , namun,
karena masa batuan yang bergerak besar, maka energinya besar pula. Hal tersebut berdampak
pada banyaknya aktivitas vulkanisme, tektonisme bahkan gempa bumi di wilayah kepulauan
Indonesia.
Teori tektonik lempeng (plate tectonic) adalah teori yang menjelaskan pergerakan yang terjadi
di kulit bumi sehingga memunculkan bentuk permukaan bumi seperti yang sekarang kita diami.
Menunjamnya lempeng dasar samudra disebabkan oleh desakan lempeng benua yang lebih tebal
dan keras, dan di tempat inilah terbentuk palung laut (dasar laut yang dalam dan memanjang).
Dampak dari pergerakan lempeng terhadap wilayah Indonesia, membuat wilayah Indonesia
rawan akan gempa bumi.
Adanya pergerakan subduksi antara dua lempeng menyebabkan terbentuknya deretan gunung
berapi dan parit samudra. Demikian pula subduksi antara lempeng Indo-Australia dan lempeng
Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi yang tak lain adalah Bukit Barisan di
Pulau Sumatra dan deretan gunung berapi di sepanjang pulau Jawa, Bali, dan Lombok, serta
parit samudra yang tak lain adalah Parit Jawa (Sunda). Lempeng tektonik terus bergerak. Suatu
saat gerakannya mengalami gesekan atau benturan yang cukup keras. Jika ini terjadi, timbullah
gempa dan tsunami, dan meningkatnya kenaikan magma ke permukaan.
Bagaimana proses terbentuknya Kepulauan di Indonesia ?
Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, sampai kepulauan di provinsi NTT dan NTB : Pulau-
pulau tersebut terbentuk Karena adanya aktivitas vulkanisme di bawah permukaan bumi, maka
hasil yang dapat dirasakan di permukaan Bumi adalah adanya lava(cairan larutan magma pijar
yang mengalir keluar dari dalam bumi). Lama kelamaan lava tersebut memadat bertambah besar
membentuk sebuah busur pulau. Proses seperti ini dikenal sebagai Island Arc.
Pulau Sulawesi : Pulau Sulawesi terbentuk akibat pertemuan lempeng Filipina, Indo-Australia,
Eurasia dan lempeng mikro lain di daerah tersebut.
Pulau Irian Jaya dan Kalimantan : Keduanya memilki kesamaan proses terbentuknya,
keduanya terbentuk dari pecahan super benua pada awal terbentuknya permukaan bumi, sesuai
teori tektonik lempeng yang menyebutkan bahwa dahulu seluruh daratan di muka bumi ini
adalah satu daratan yang maha luas bernama Pangea yang terpecah menjadi dua yaitu
Godwana(di Utara) dan Laurasia(di Selatan). Seiring berjalannya waktu kedua lempeng besar
tersebut terpecah-pecah kembali menjadi pecahan benua-benua seperti sekarang .
Pulau-pulau kecil : Proses terbentuknya pulau-pulau ini, sangat sederhana dibanding yang lain.
Mereka berasal dari endapan pecahan kerang, koral dan binatang laut lainnya. Semakin lama
semakin besar, dan akhirnya terbentuklah sebuah pulau baru.
Jenis – Jenis Manusia Indonesia Yang Hidup Pada Masa Pra Aksara
1. Megantropus paleojavanicus
diketemukan didaerah sangiran solo oleh Von Konigswald tahun 1936.
2. Pithekantropus Mojokertensis
Ditemukan di daerah perning Mojokerto oleh Cokro Handoyo tahun 1936.
3. Pithekantropus Erectus
Ditemukan didaerah Trinil lembah Bengawan Solo Ngawi oleh Eugine Duboise tahu 1890.
4. Homo Soloensis
ditemukan di lembah Bengawan Solo di Ngandong oleh Ter Haar dan Ir. Openoreth tahun 1931 – 1934.
5. Homo Wajakensis
Ditemukan di daerah Wajak Tulungagung oleh Van Reischoten tahun 1889.
Catatan :
1. di Indonesia ditemukan fosil manusia purba terbanyak di dunia ini dan fosil manusia purba tertua juga
ditemukan di Indonesia yang ditemukan di sekitar lembah bengawan Solo kabupaten Sragen. Sragen telah
ditetapkan oleh UNESCO sebagai "World Heritage" atau Warisan Dunia.
2. Indonesia merupakan surga bagi penelitian kehidupan manusia purba, karena fosil yang ditemukan di
Indonesia paling banyak jenisnya.
C. Perkembangan corak kehidupan dan peralatan yang digunakan manusia purba dibagi menjadi 4 tahap :
1. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana
corak kehidupan :
Nomaden ( berpindah – pindah )
Kebutuhan hidup tergantung pada alam
Peralatan yang digunakan :
Kapak berimbas
Kapak penetak
Kapak genggam
2. Masa Berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjutan
Corak kehidupan :
Bertempat tinggal di gua – gua ( setengah menetap )
Sudah mengenal api
Sudah mengenal bertanam sederhana
Peralataan yang digunakan :
Kapak berimbas
Kapak penetak
Kapak genggam
Peralatan serpih
Peralatan dari tulang
3. Masa bercocok tanam
Sudah mampu mengatur dan memanfaatkan sumber daya alam
Sudah mampu menghasilkan makanan sendiri
Sudah mulai hidup menetapSudah mengenal sistem gotong royong
Peralatan yang digunakan :
Beliung : Kapak batu, mata anak panah, mata tombak, gerabah
Beliung persegi > batu yang sudah dihaluskan pada sisi - sisinya
4. Masa Perundagian
Corak kehidupan pada masa perundagian
Manusia terbagi dalam kelompok – kelompok yang memiliki ketrampilan
Manusia membangun tempat pemujaan dari batu – batu besar.
Peralatan yang digunakan :
Kapak perunggu ( kapak corong, kapak sepatu ), nekara, moko, peralatan upacara manik – manik dll.
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini saya susun dengan baik. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, maka penulis mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini .
DAFTAR PUSTAKA
Mustafa Shodiq . 2006. Wawasan Sejarah 1 Indonesia dan Dunia. Solo : Tiga Serangkai
Mustopo Habib. 2007. Sejarah 1. Jakarta : Yudhistira
http://www.sejarawan.wordpress.com/2007/10/05/penduduk-indonesia-tertua-dan-
persebaran-bangsa-bangsa-dalam-zaman-prehistori/
http://fitrinuraenialhafidza.wordpress.com/2013/02/19/makalah-asal-usul-penyebaran-dan-
pengaruh-nenek-moyang-bangsa-indonesia/
Makalah Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
Selain membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain yaitu waktu. Waktu menjadi
konsep penting dalam ilmu sejarah.Sehubungan dengan konsep waktu, dalam ilmu sejarah menurut
Kuntowijoyo meliputi perkembangan, keberlanjutan/kesinambungan, pengulangan dan perubahan.
Disebut mengalami perkembangan apabila dalam kehidupan masyarakat terjadi gerak secara berturut-
turut dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Perkembangan terjadi biasanya dari bentuk yang
sederhana ke bentuk yang kompleks. Misalnya adalah perkembangan demokrasi di Amerika yang
mengikuti perkembangan kota. Pada awalnya masyarakat di Amerika tinggal di kota-kota kecil. Di kota-
kota kecil itulah tumbuh dewan-dewan kota, tempat orang berkumpul. Dari kota-kota kecil mengalami
proses menjadi kota-kota besar hingga menjadi kota metropolitan. Di sini, demokrasi berkembang
mengikuti perkembangan kota.
Ciri-ciri :
a. Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm
b. Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc
c. Bentuk tubuh & anggota badan tegap
d. Alat pengunyah dan alat tengkuk sangat kuat
e. Bentuk graham besar dengan rahang yang sangat kuat
f. Bentuk tonjolan kening tebal melintang di dahi dari sisi ke sisi
g. Bentuk hidung tebal
h. Bagian belakang kepala tampak menonjol
i. Muka menonjol ke depan, dahi miring ke belakang
2. Pithecanthropus Mojokertensis
Pithecanthropus Mojokertensis itu artinya manusia kera dari Mojokerto disebut juga Pithecanthropus
Robustus. Pithecanthropus Mojokertensis ini salah satu jenis pithecanthropus yang ditemukan Ralph
von Koeningswald di Mojokerto tahun 1936 Disebut juga Pithecanthropus Robustus.
Ciri- ciri :
a. Tinggi antara 165- 180
b. Badan tegap, tidak setegap Meganthropus
c. Otot kunyah tidak sekuat Meganthropus
d. Hidung lebar dan tonjolan di kening melintang sepanjang pelipis
e. Tidak berdagu
f. Makanannya tumbuhan dan hewan hasil buruan
g. Umurnya diperkirakan 30.000- 2 juta tahun.
B. Jenis Meganthropus
1. Meganthropus Paleojavanicus
Meganthropus Paleojavanicus berarti manusia raksasa dari Pulau Jawa.Jenis manusia purba ini
ditemukan di Sangiran oleh von Koenigswald tahun 1936-1941.
Ciri-ciri :
a. Memiliki tulang pipi yang tebal
b. Memiliki otot kunyah yang kuat
c. Memiliki tonjolan kening yang mencolok
d. Memiliki tonjolan belakang yang tajam
e. Tidak memiliki dagu
f. Memiliki perawakan yang tegap
g. Memakan jenis tumbuhan
h. Masa hidupnya pada zaman Pleistosen Awal
C. Jenis Homo
1. Homo Wajakensis
Homo Wajakensis berarti manusia dari Wajak.Fosilnya ini ditemukan pada tahun 1889 oleh Eugene
Debois.Homo Wajakensis mirip dengan penduduk asli Australia dan setingkat dengan Homo Soloensis.
Ciri-ciri :
a. Muka datar dan lebar
b. Hidung lebar dan bagian mulut menonjol (maju)
c. Dahinya agak miring dan diatas mata terdapat busur dahi yang nyata
d. Pipinya menonjol ke samping
e. Kapasitas otak mencapai 1300 cc
f. Berat badan dari 30 - 150 kg
g. Tinggi badan 130 - 210 cm
h. Jarak antara hidung dan mulut masih jauh
i. Perawakannya masih seperti kera
j. Sudah berdiri tegak
k. Homo Wajakensis sudah mampu memasak makanannya, walaupun masih sederhana.
2. Homo Soloensis
Homo Soloensis (manusia dari Solo), Fosil Homo soloensis ditemukan di Ngandong, Blora, di Sangiran
dan Sambung Macan, Sragen, oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald pada tahun 1931—1933
dari lapisan Pleistosen Atas. Homo Soloensis diperkirakan hidup sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun
yang lalu.Diperkirakan makhluk ini merupakan evolusi dan Pithecanthropus Mojokertensis.
Ciri-ciri :
a. Volume otaknya antara 1000 – 1200 cc
b. Tinggi badan antara 130 – 210 cm
c. Otot tengkuk mengalami penyusutan
d. Muka tidak menonjol ke depan
e. Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna
3. Homo Sapiens
Homo sapiens berarti manusia cerdas, kadang-kadang disebut dengan manusia bijaksana. • Ditemukan
di Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur oleh Van Rietschoten. Jenis manusia purba ini paling maju dan
dikatakan sebagai cikal bakal nenek moyang bangsa Indonesia yang berasal dari Yunan.Jenis manusia
purba ini hidup sekitar 40.000-25.000 tahun yang lalu.
Ciri-ciri :
a. Tinggi tubuh 130-210 cm
b. Otak berkembang sangat signifikan dibandingkan Meganthropus dan pithecanthropus.
c. Volume otak antara 1000 cc-1300 cc
d. Otot kunyah, gigi, dan rahang sudah menyusut.
e. Tonjolang kening sudah berkurang dan sudah berdagu.
f. Tulang alis lebih besar
g. Sudah tidak berbulu
h. Berdiri tegak dan berjalan tegak
i. Disebut manusia berbudaya
j. Tidak berburu tapi berternak dan bercocok tanam
Selain sumber daya yang memadai, aspek-aspek fisik lingkungan merupakan faktor penting lainnya yang
menentukan kelayakan suatu lokasi untuk permukiman. Dalam kaitannya dengan hunian gua, faktor-
faktor tersebut meliputi morfologi dan dimensi tempat hunian, sirkulasi udara, intensitas cahaya,
kelembaban, kerataan dan kekeringan tanah, dan kelonggaran dalam bergerak (Yuwono,2005).
Kawasan Gunung Sewu merupakan daerah yang bercirikan ribuan bukit karst yang menampilkan sejarah
kehidupan manusia, setidaknya sejak kala Pleistosen Akhir hingga Holosen Awal.Salah satu karakter
budaya yang khas adalah pemanfataan gua dan ceruk secara intensif. Ekskavasi yang telah dilakukan di
sejumlah gua hunian prasejarah di Gunungkidul memberikan gambaran adanya aktivitas pemanfaatan
bahan baku yang tidak berasal dari wilayah permukimannya. Beberapa temuan yang didapatkan di gua-
gua itu merupakan hasil dari daerah pantai, bukan dari daerah pedalaman, seperti peralatan dan
perhiasan dari cangkang kerang laut dan juga adanya temuan hasil eksploitasi daerah pantai di situs-
situs pedalaman tetapi belum diketahui bagaimana temuan itu dapat sampai di pedalaman. Dari hasil
barter antara komunitas pantai dan pedalaman, atau hasil eksploitasi komunitas pedalaman di daerah
pantai. Dengan terungkapnya bagaimana hubungan itu terjadi maka data tersebut berguna untuk
memahami proses penghunian dan migrasi manusia purba di Jawa dan Indonesia (Tanudirjo dkk,2003:1–
2).
Data yang diperoleh dari hasil survei penelitian pendahuluan di Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul
yang dilakukan oleh Tim PTKA UGM pada tahun 2003 (Tanudirjo, dkk., 2003; Yuwono, 2005: 40-51; lihat
Peta 1) dan survei lanjutan oleh penulis pada tahun 2006 diketahui adanya 53 situs gua dan 23
diantaranya merupakan situs gua dan ceruk yang potensial dijadikan hunian pada masa prasejarah. Dari
hasil PTKA tahun 2003 tersebut diketahui adanya pola spasial gua dan ceruknya, terdiri atas tiga
kelompok yaitu daerah pesisir, daerah pedalaman, dan daerah ‘antara’.Namun dari penelitian tersebut
tipe hunian gua dan ceruk tersebut belum diketahui, gua untuk hunian sementara atau atau hunian
menetap.
c. Sistem Kepercayaan
Pada Masa Praaksara Seiring dengan perkembangan kemampuan berfikir, manusia purba mulai
mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya.Untuk menjalankan kepercayaan
yang diyakininya manusia purba malakukan berbagai upacara dan ritual. Sistem akepercayaan yang di
anut manusia pada masa prakasara atau masa prasejarah antara lain animisme, dinamisme, totemisme,
dan shamanisme.
a. Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang mempengaruhi
kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut tidak mengganggu adalah dengan
memberikan sesaji.
b. Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki gaib. Manusia purba
melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar, gunung, laut, gua, keris, azimat, dan patung.
c. Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki kekuatan. Dalam
melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan sarana, dengan membangun
bangunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang besar.Masa ini di sebut sebagai kebudayaan
Megalitikum (kebudayaan batu besar).
c. Benda-benda lain, seperti bejana perunggu, manik-manik, gerabah dan mata tombak.
c. Peti Kubur Batu, adalah lempeng batu besar berbentuk kotak persegi panjang berfungsi sebagai peti
jenazah.
d. Sarkofagus, adalah batu besar yang di pahat berbentuk mangkuk terdiri dari dua keeping yang
ditangkupkan menjadi satu. Berfungsi sebagai peti jenazah.
e. Punden Berundak, adalah bangunan berupa batu susunan batu berundak seperti candi. Digunakan
untuk upacara pemujaan.
f. Waruga, adalah peti kubur batu berukuran kecil, berbentuk kubus dan memiliki tutup lempengan batu
yang lebar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berakhirnya masa praaksara tiap-tiap bangsa tidak bersamaan.Mengapa demikian?Hal ini berkaitan erat
dengan tingkat peradaban dari bangsa-bangsa yang bersangkutan.Bangsa Sumeria misalnya, telah
mengenal tulisan sejak 4000 SM. Bangsa Sumeria menggunakan simbol-simbol sebagai huruf yang
disebut piktograf. Sedangkan, Bangsa Mesir Kuno mengenal tulisan sejak 3000 SM. Tulisan Bangsa Mesir
Kuno hampir sama dengan tulisan Bangsa Sumeria. Hanya perbedaannya, huruf Bangsa Mesir Kuno
menggunakan simbol-simbol seperti perkakas, hewan, atau alat transportasi tertentu.Huruf ini disebut
hieroglif.
Indonesia mengakhiri masa praaksara pada awal abad ke-5 Masehi.Para pedagang India datang pada
saat itu dan membawa kebudayaan dari India berupa seni arsitektur bangunan, sistem pemerintahan,
seni sastra dan tulisan.Tulisan tertua di Indonesia terdapat di Batu Yupa, Kutai, Kalimantan Timur.Tulisan
tersebut menggunakan huruf Pallawa.Sejak berakhirnya masa praaksara, muncullah masa aksara (masa
sejarah). Di Indonesia, sudah mengalami kemajuan. Sistem pemerintahan kerajaan mulai berkembang,
agama Hindu-Buddha mulai berkembang.Kegiatan perdagangan dan pelayaran pun semakin maju.
3.2 Saran
Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman praaksara, keterangan mengenai zaman
ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi, antropologi,
arkeologi.Dalam artian bahwa bukti-bukti praaksara didapat dari artefak-artefak yang ditemukan di
daerah penggalian situs praaksara.Oleh sebab itu ada baiknya kita menjaga dengan baik benda-benda
peninggalan manusia praaksara, agar kita dapat mengetahui kehidupan jaman dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
http://jhonmiduk8.blogspot.com/2014/08/proses-terbentuknya-kepulauan-indonesia.html
http://brainly.co.id/tugas/496331
zulkhanbrambang.blogspot.com
http://herydotus.wordpress.com/2012/03/01/ras-manusia-di-indonesia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Negrito
Makalah Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia