Penyusun
PENDAHULUAN
b. Palaeozoikum
Zaman ini disebut juga Zaman Primer dan terjadi
sekitar 340 juta tahun yang lalu. Sudah ada kehidupan
berupa makhluk bersel satu. Kondisi bumipun masih
panas.
c. Mesozoikum
Zaman ini disebut juga Zaman Sekunder dan terjadi
sekitar 140 juta tahun yang lalu. Di zaman ini, mulai
muncul reptil-reptil raksasa yang disebut dinosaurus.
Zaman ini disebut juga Zaman Reptil.
d. Neozoikum
Zaman ini disebut juga Kainozoikum dan terjadi sekitar
60 juta tahun yang lalu. Zaman ini terbagi menjadi dua
masa, yaitu Zaman Tersier yang ditandai dengan
munculnya binatang-binatang mamalia dan Zaman
Kuarter yang ditandai dengan munculnya jenis manusia
purba. Zaman Kuarter terbagi lagi menjadi dua, yaitu
Zaman Dilluvium (Pleistosin) atau zaman es dan Zaman
Alluvium (Holosin) yang ditandai dengan munculnya
manusia.
1) Zaman Batu
Zaman Batu merupakan zaman dimana manusia menggunakan
batu menjadi bahan utama untuk membuat peralatan hidup.
Zaman batu dibagi menjadi 4, yaitu Zaman Batu Tua
(Palaeolithikum), Zaman Batu Madya (Mesolithikum), Zaman
Batu Muda (Neolithikum), dan Zaman Batu Besar
(Megalithikum).
2) Zaman Logam
Pada zaman ini, barang dan alat logam sudah dikenal (menjadi
alat yang dominan) dan peralatan dari batu pun terus
berkembang. Zaman Logam dibagi menjadi tiga, yaitu :
- Zaman Perunggu
Zaman Tembaga (tidak dikenal di Indonesia)
Zaman Besi
Peninggalan pada Zaman Logam adalah nekara, moko, kapak
corong/kapak sepatu, arca perunggu, dan bejana perunggu.
Nekara merupakan genderang besar yang terbuat dari
perunggu yang berfungsi untuk upacara ritual (khususnya
untuk memanggil hujan). Nekara terbesar di Indonesia adalah
Nekara The Moon of Pejeng yang terdapat di Bali. Sedangkan
moko adalah nekara yang lebih kecil yang berfungsi sebagai
mas kawin.
Selain perunggu, logam lain yang digunakan pada zaman itu
adalah besi. peninggalan dari Zaman Besi berupa senjata
tombak dan mata panah. Ada pula alat pertanian seperti
cangkul, sabit, dan mata bajak. Peninggalan dari besi susah
ditemui karena sifat besi yang mudah berkarat.
the moon of pejenggambar peninggalan zaman logam
b. Berdasarkan corak kehidupan :
3) Masa Perundagian
Masa ini merupakan perkembangan dari masa bercocok tanam.
Masa Perundagian ditandai dengan munculnya kaum undagi,
yaitu sekelompok orang yang ahli menciptakan suatu barang
berupa cetakan dari perunggu, besi, dan gerabah. Pada masa
itu, ada teknik khusus dalam menciptakan logam, yaitu teknik
mencetak logam dengan cara berulang-ulang yang disebut
bivalve. Di jaman itu, mulai adanya perkampungan, dan adanya
kegiatan perdagangan serta pelayaran. Pada saat itu,
masyarakat hidup penuh setia kawan dan solidaritas.
2.2 Berakhirnya Masa Praaksara di Indonesia
1. Meganthropus Palaeojavanicus
Nama ini terdiri dari empat kata, yaitu mega (besar), anthropus
(manusia), palaeo (tua), dan javanicus (Jawa). Maka, arti
Meganthropus Palaeojavanicus adalah manusia besar tertua di
Jawa. Ini merupakan manusia paling primitif di Indonesia.
Fosilnya ditemukan oleh Von Koeningswald di Sangiran,
Surakarta pada tahun 1941. Ciri-ciri Meganthropus
Palaeojavanicus adalah :
Memiliki tulang pipi yang tebal
Memiliki otot kunyah yang kuat
Memiliki tonjolan kening yang mencolok
Memiliki tonjolan belakang yang tajam
Tidak memiliki dagu
Memiliki perawakan yang tegap
Memakan jenis tumbuhan
2. Pithecanthropus Erectus
Nama ini terdiri dari tiga kata, yaitu pithecos (kera), anthropus
(manusia), dan erectus (tegak). Jadi arti Pithecanthropus
Erectus ialah manusia kera yang berjalan tegak. Fosilnya
ditemukan di Desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891
oleh Eugene Dubois. Fosil sejenis juga ditemukan di Desa Jetis,
Mojokerto, Jawa Timur tepatnya di Lembah Sungai Brantas pada
tahun 1936 oleh Von Koeningswald. Karena itu fosil anak-anak,
Weidenreich menamakannya Pithecanthropus Robustus.
Sedangkan Von Koeningswald menamakannya Pithecanthropus
Mojokertensis. Ciri-ciri Pithecanthropus Erectus adalah :
Tinggi badan sekitar 165-180 cm
Volume otak berkisar antara 750-1350 cc
Bentuk tubuh dan anggota badan tegap
Alah pengunyah dan otot tengkuk kuat
Bentuk geraham besar dengan rahang yang kuat
Bentuk tonjolan kening tebal melintang
Bentuk hidung tebal
Bagian belakang kepala menonjol
Muka menonjol ke depan dan dahi ke belakang
3. Homo
Homo diberi nama homo sapiens yang berarti manusia cerdas.
Homo di Indonesia ada dua jenis, yaitu Homo Wajakensis dan
Homo Soloensis.
a. Homo Soloensis
Nama ini berarti manusia dari Solo. Fosil ini ditemukan oleh Ter
Haar dan Oppenoorth di daerah Ngandong, Lembah Bengawan
Solo pada tahun 1931-1934.
b. Homo Wajakensis
Nama ini berarti manusia dari Wajak. Homo Wajakensis mirip
dengan penduduk asli Australia. Fosilnya ditemukan oleh
Eugene Dubois pada tahun 1889 di Desa Wajak, Tulungagung,
Jawa Timur.
Catatan :
1. di Indonesia ditemukan fosil manusia purba terbanyak di
dunia ini dan fosil manusia purba tertua juga ditemukan di
Indonesia yang ditemukan di sekitar lembah bengawan Solo
kabupaten Sragen. Sragen telah ditetapkan oleh UNESCO
sebagai "World Heritage" atau Warisan Dunia.
2. Indonesia merupakan surga bagi penelitian kehidupan
manusia purba, karena fosil yang ditemukan di Indonesia paling
banyak jenisnya.
4. Masa Perundagian
Corak kehidupan pada masa perundagian
Manusia terbagi dalam kelompok kelompok yang
memiliki ketrampilan
Manusia membangun tempat pemujaan dari batu batu
besar.
Peralatan yang digunakan :
Kapak perunggu ( kapak corong, kapak sepatu ), nekara,
moko, peralatan upacara manik manik dll.
Anismisme
Yaitu kepercayaan kepada nenek moyang terhadap roh ( jiwa )
nenek moyang yaang telah meninggal dan masih berpengaruh
terhadap kehidupan di dunia.
Dinamisme
Yaitu paham kepercayaan terhadap benda benda yang
dianggap memiliki kekuatan gaib
Totemisme
Yaitu paham kepercayaaan yang menganggap suci / memiliki
kekuatan supranatural roh binatang tertentu seperti harimau,
sapi, ular, dan kucing.
Shamamisme
Yaitu paham pemujaan terhadap pelaksana upacara ritual,
misal dukun / kepala suku
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini saya susun dengan baik. Semoga
dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari makalah
ini masih banyak kekurangan, maka penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan makalah ini .