“KEHIDUPAN PRASEJARAH”
Oleh:
TEKNIK INFORMATIKA
2020
KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
Zaman praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Praaksara
berasal dari dua kata, yaitu pra yang artinya sebelum dan aksara yang berarti tulisan. Praaksara
disebut juga nirleka, nir berarti tanpa dan leka berarti tulisan. Batas antara zaman Praaksara
dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa
Praaksara adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah
adanya tulisan. Sejarawan Sartono Kartodirdjo dan Nugroho Notosusanto membagi zaman
praaksara menjadi empat tahapan.
Secara umum corak kehidupan masa praaksara dibagi menjadi 3 yaitu; masa berburu dan
mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, dan masa perundagian. Berikut adalah masing –
masing hasil kebudayaan bangsa Indonesia pada masa praaksara.
Kehidupan masyarakat prasejarah di Indonesia dan dunia yang terbagi menjadi beberapa
zaman bisa diketahui berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan para arkeolog. Selain itu,
pembabakan zaman prasejarah di Indonesia juga dapat dipelajari secara ilmu Geologi.
1. Zaman Batu
Terjadi sebelum logam dikenal dan selain kayu dan tulang, berbagai alat – alat
kebudayaan masih dibuat dari batu. Pembagian zaman batu dalam prasejarah
berdasarkan arkeologi yaitu:
2. Zaman Logam
Selain peralatan dari batu yang sudah ada manusia sudah bisa membuat jenis
artefak berupa alat – alat dari logam dan juga sudah mengenal teknik peleburan
logam. Dua macam teknik pembuatan pada kebudayaan logam yaitu cetakan batu
(bivalve) dan cetakan tanah liat serta lilin (a cire perdue). Teknik bivalve dapat
digunakan berkali – kali. Zaman logam juga dikenal sebagai masa perundagian
karena pada zaman ini muncul golongan undagi yang mahir melakukan pekerjaan
tangan. Zaman logam terbagi beberapa periode lagi yaitu:
1) Zaman Perunggu
Dikenal juga dengan nama kebudayaan Dongson-Tonkin, kebudayaan ini terjadi
ketika manusia sudah mampu mencampur tembaga dengan timah sehingga
menghasilkan logam yang lebih keras lagi. Alat – alat dari zaman perunggu ini
ada kapak corong atau kapak perunggu yang ditemukan di Sumatera Selatan,
Jawa – Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian. Dan juga ditemukan di
Sumatera, Jawa – Bali, Sumbawa, Rote, Selayar dan Leti. Arca perunggu di
Bangkinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur), dan Bogor (Jawa Barat).
2) Zaman Besi
Teknik peleburan besi dari bijinya sudah dikenal dan dituang menjadi bentuk alat
– alat yang diperlukan. Teknik melebur besi lebih sulit daripada teknik peleburan
tembaga atau perunggu karena memerlukan suhu panas kurang lebih 3500 derajat
celcius. Alat – alat peninggalan dari zaman besi antara lain mata kapak dengan
tangkai kayu, mata pisau, mata sabit, mata pedang dan cangkul yang ditemukan di
Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa
Timur).
1. Arkaeozoikum, zaman ini berlangsung kira – kira pada 545 – 450 juta tahun lalu. Waktu
itu kulit bumi masih berada dalam tahap pembentukan sehingga kondisi bumi belum
stabil, belum terlihat adanya tanda – tanda kehidupan kerena udara masih sangat panas.
Pada akhir zaman Arkeozoikum barulah terjadi penurunan suhu yang memungkinkan
munculnya kehidupan.
2. Paleozoikum, berlangsung kurang lebih 340 juta tahun lalu dan diperkirakan muncul
makhluk hidup di bumi pada saat ini. Yang muncul berupa makhluk hidup bersel satu dan
tidak bertulang belakang seperti bakteri dan semacam amfibi.
3. Mesozoikum, juga dikenal dengan zaman sekunder yang berlangsung pada 140 juta
tahun lalu. Ditandai dengan kemunculan hewan – hewan reptil bertubuh besar seperti
dinosaurus, juga dikenal dengan sebutan zaman reptil.
4. Neozoikum, berlangsung kurang lebih 60 juta tahun yang lalu, kehidupan sudah mulai
stabil dan berkembang. Zaman ini terbagi menjadi zaman Tersier ditandai dengan
berkurangnya hewan – hewan besar, lalu sudah muncul berbagai jenis binatang menyusui
seperti monyet atau kera. Pembagian kedua adalah zaman kuartier dimana di zaman ini
terjadi kemunculan manusia purba. Zaman kuartier juga terbagi lagi menjadi zaman
Pleistosen yang merupakan zaman es atau awal kehidupan manusia, pada saat ini banyak
air yang menjadi es sehingga permukaan air laut menurun. Periode kedua dari kuartier
adalah zaman Halosen yang berlangsung sekitar 20 ribu tahun lalu. Pada zaman ini
muncul Homo Sapiens, salah satu dari jenis – jenis manusia purba di Indonesia dan nenek
moyang manusia modern.
KEHIDUPAN MANUSIA PRA AKSARA INDONESIA
Sebutan ‘masa praaksara’ ada untuk menggantikan ‘masa prasejarah’ yang dirasa kurang
tepat karena meskipun belum mengenal tulisan, manusia purba yang hidup pada masa tersebut
sudah memiliki sejarah serta telah menghasilkan kebudayaan.
Manusia purba masa praaksara juga memiliki sistem kepercayaan. Ada tiga sistem kepercayaan
yang diyakini merupakan bagian dari masa praaksara. Pertama, animisme yang mempercayai
pengaruh roh nenek moyang bagi kehidupannya. Kedua, dinamisme yang mempercayai
kekuatan suatu benda dalam mempengaruhi kehidupannya. Ketiga, totemisme yang
mempercayai kekuatan hewan yang dianggap suci.
Semua hal ini dapat ditemukan dari hasil penelitian arkeolog, baik berupa fosil maupun artefak.
Ada tiga jenis manusia purba yang fosilnya ditemukan di Indonesia, yaitu:
1. Meganthropus Paleojavanicus
Manusia purba paling tua di Jawa ini memiliki tubuh besar dan kekar. Rahangnya besar,
tulangnya tebal, dan keningnya menonjol. Meganthropus Paleojavanicus hidup kira-kira
dua juta tahun SM. Fosilnya ditemukan dan diteliti oleh Dr. G.H.R. Von Koenigswald
pada 1936 dan 1941 di Sangiran, Solo.
2. Pithecanthropus Erectus
Dari namanya, manusia purba satu ini merupakan manusia kera yang berjalan tegak.
Tingginya sekitar 165-180 cm, sama dengan manusia zaman now. Fosilnya ditemukan
oleh Eugene Dubois di Trinil, dekat Bengawan Solo.
3. Homo
Manusia purba ini lebih sempurna dibandingkan dengan kedua pendahulunya. Ada tiga
jenis Homo di Indonesia, yaitu:
- Homo Soloensis
Seperti kedua pendahulunya, Homo Soloensis juga berasal dari Solo.
Fosilnya ditemukan oleh Ir. Oppenorth di Ngandong. Tinggi badannya
yaitu 180 cm dan tengkoraknya lebih besar daripada Pithecanthropus
Erectus. Homo Soloensis dapat berjalan tegak.
- Homo Wajakenesis
Ditemukan oleh Van Reitschoten pada 1889 di Wajak, Jawa Timur,
manusia purba ini memiliki tinggi badan yang berkisar dari 130-210 cm
dengan tengkorak yang lebih bulat. Mereka juga dapat berjalan tegak serta
memiliki keahlian untuk membuat peralatan dari batu, kayu, dan tulang-
belulang.
- Homo Sapiens
Manusia purba generasi terakhir ini memiliki ciri-ciri fisik yang
menyerupai manusia modern masa sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/sejarah/masa-praaksara-sejarah-kelas-10/
https://sejarahlengkap.com/pra-sejarah/pembabakan-prasejarah
https://baixardoc.com/documents/zaman-praaksara-adalah-masa-kehidupan-manusia-sebelum--
5cb8de6532bdd
https://www.plengdut.com/2013/03/perkembangan-kehidupan-pada-masa.html