Anda di halaman 1dari 15

KEHIDUPAN MANUSIA PADA MASA

PRAAKSARA

1.Mengenal masa Praaksara

Masa praaksara antara satu bangsa dengan bangsa yang lain berbeda sesuai dengan
kemampuan manusia pendukungnya mengenal aksara. Penemuan fosil dan artefak di Indonesia
menjelaskan tentang manusia purba yang pernah ada di Indonesia dan bagaimana cara manusia
purba bertahan hidup.

Selain itu, penemuan tersebut membawa kita kepada asal nenek moyang bangsa
Indonesia. Alat-alat yang ditinggalkan oleh manusia purba tersebut, menjadi sebuah rute yang
dapat menelusuri dimana awal dan akhirnya.

Zaman praaksara atau zaman prasejarah adalah zaman manusia belum mengenal tulisan.
Zaman praaksara juga disebut zaman nirleka, yang berarti zaman ketika tulisan belum ditemukan
(nir = tidak; leka = tulisan aksara).

Zaman Praaksara dimulai sejak manusia ada di muka bumi sampai dengan saat manusia
mengenal tulisan. Sejarah dan praaksara berbicara mengenai peristiwa atau kejadian yang
berlangsung pada masa lalu. Perbedaannya, sejarah meninggalkan bukti-bukti tertulis, sedangkan
praaksara meninggalkan bukti-bukti yang tidak menorehkan tulisan.

2.Periodisasi masa Praaksara

Perkembangan bumi dapat diketahui melalui ilmu geologi, yakni ilmu tentang komposisi,
struktur dan sejarah bumi. Berdasarkan ilmu geologi, bumi terbagi dalam empat zaman, yaitu.

 Zaman Arkeozoikum. Merupakan zaman tertua, berlangsung kira-kira 2.500 juta tahun yang
lalu. Pada masa itu bumi dalam proses pembentukan, permukaan bumi masih sangat panas
sehingga belum terdapat makluk hidup yang tinggal di bumi.

 Zaman Paleozoikum Disebut juga sebagai zaman primer, berlangsung kira-kira 340 juta
tahun yang lalu. Zaman ini ditandai dengan terjadinya penurunan suhu yang amat derastis di
bumi, bumi mendingin. Pada masa ini lah makluk hidup pertamakali diperkirakan muncul, yaitu
makluk bersel satu dan tidak bertulang belakang seperti bakteri, serta sejenis amfibi.

 Zaman Mesozoikum Disebut juga sebagai zaman sekunder, berlangsung kira-kira 140 juta
tahun yang lalu. Zaman ini ditandai dengan munculnya hewan-hewan reptile besar (dinosaurus)
olah karena itu jaman ini disebut juga zaman reptile.
 Zaman Neozoikum Zaman Neozoikum berlangsung kira-kira 60 juta tahun yang lalu.
Kahidupan di zaman ini mulai stabil, berkembang dan beragam.

Zaman ini di bagi menjadi beberapa:


a. Zaman Tersier, ditandai dengan mulai berkurangnya hewan-hewan besar. Telah memeiliki
berbagai jenis binatang menyusui, diantaranya kera dan monyet.
b. Zaman Sekunder, ditandai dengan munculnya tenda-tanda kehidupan manusia purba.

Berdasarkan peralatan yang dipakai oleh manusia purba, setidaknya terdapat lima tahap
pekembangan manusia purba. Lima tahap perkembangan tahap tersebut merupakan pembagian
zaman prasejarah atau saman praaksara.

A. Zaman Paleolitikum (Zaman Batu Tua)

Pada masa ini kehidupan manusia prasejarah yang mempunyai corak berburu dan
meramu. Berburu adalah kegiatan manusia purba untuk memperoleh bahan makanan dengan cara
emmburu binatang, memasang perangkap, dan menjeratnya. Meramu adalah kegiatan untuk
mendapatkan bahan makanan dengan cara mengumpulkan tumbuh-tumbuhan langsung dari
alam.
Teknik pembuatan alat masih sederhana sehingga menghasilkan alat-alat yang kasar
karena tidak dihaluksan. Jenis peralatan yang digunakan pada zaman ini adalah sebagai berikut:

1. Alat Budaya Pacitan


Alat budaya Pacitan merupakan peralatan manusia yang ditemukan di Pacitan (Jawa
Timur). Alat budaya Pacitan terdiri dari dua jenis peralatan batu yaitu kapak perimbas (chopper)
dan kapak genggam (hand adze). Kapak perimbas digunakan untuk merimbas kayu, pemecah
tulang dan sebagai senjata. Sedangkan kapak genggam digunakan untuk menggali, memotong
dan menguliti. Alat-alat budaya Pacitan juga ditemukan di berbagi tempat di Indonesia, di
antaranya di Sukabumi, Kebumen, Sragen, Lampung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara,
Bali, Sumbawa, dan Flores.

2. Alat Budaya Ngandong


Alat budaya Ngandong dibuat dari tanduk, tulang, dan duri ikan. Alat budaya ini terdiri
atas sudip, mata tombak, dan belati/penusuk. Alat-alat ini ditemukan di Ngandong, Blora (Jawa
Tengah).

B. Zaman Mesolitikum (Zaman Batu Tengah)

Corak kehidupan masyarakat pada masa ini masih didominasi oleh corak hidup berburu
dan meramu. Setelah ribuan tahun berburu dan meramu (dari 1.900.00-4.500 tahun yang lalu)
manusia mulai memiliki kepandaian dalam mengolah tanah dengan menanam keladi. Jika masa
berburu meramu tingkat awal didukung oleh Homo erectus dan Homo wajakensis, budaya pada
masa ini didukung oleh manusia Australomelanesid (dan sedikit jenis Mongoloid yang khusus
menempati wilayah Sulawesi Selatan). Kemampuannya dalam berburu juga telah mingkat. Alat-
alat yang digunakan antara lain perangkap, jerat, mata panah, dan busur.
Jenis alat yang dipakai sebagai berikut:

1. Alat Budaya Kyokkenmodinger


Kyokkenmodinger berasal dari kata kyokken yang berarti dapur dan modding yang
berarti sampah. Artinya, segala sisa makanan (terutama kulit kerang, siput, dan remis) yang
dibuang. Pada 'garis pantai prasejarah di kawasa timur Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera
Utara, ditemukan timbunan/bukit remis yang diduga sebagai timbunan makanan dari manusia
Australomelansed yang tinggal di rumah panggung. Pada timbunan kulit kareng tersebut
ditemukan fosil Australomelanesid, serta beberapa perlatan yang digunakannya seperti kapak
sumatra/pebble yang digunakan untuk memotong, menggali, dan menguliti; dan batu
pipisan/batu giling yang digunakan untuk menggiling obat-obatan atau zat perwarna untuk
hematit atau lukisan.

2. Alat Budaya Abris Sous Roche


Alat-alat budaya yang ditemukan dalam Abris Sous Roche adalah serpihan bilah berupa
pisau dan guradi dari batu. Alat ini banyak ditemukan di gua-gua Sulawesi Selatan, Flores, dan
Timor. Alat-alat tulang berupa belati, sudip, mata kail, dan penusuk ditemukan di Jawa Timur,
Bali, dan Sulawesi Selatan.

C. Zaman Neolitikum (Zaman Batu Muda)

Masa Pleistosen berakhir berganti dengan masa holosen. Hal itu ditandai dengan naiknya
permukaan laut sehingga darat menyempit dan iklim menjadi lebih panas (kering). Seiring
dengan pertambahan manusia purba di bumi, wilayah perburuannya pun bertambah sempit.
Berburu sudah tidak dapat lagi digunakan sebagai mata pencaharian pokok.

Memasuki tahun 1500 SM Kepulauan Nusantara menerima kedatangan migrasi jenis


manusia Malayan mongolid atau juga melayu austronesia yang berasal dari kawasan Yunan
(Cina Selatan). Mereka mendominasi wilayah bagian barat Indonesia, sedangkan
Australomelanesid tergesar ke arah timur. Bangsa Melayu austronesia datang dengan membawa
kepandaian bercocok tanam di ladang dan berternak. Untuk mendukung aktivitas berladang dan
berternak, manusia pada zaman ini sudah terampil membuat alat-alat seperti gerabah, anyaman,
pakaian, dan bahkan perahu.
D. Zaman Megalitikum (Zaman Batu Besar)

Berdasarkan hasil temuan arkeologis, zaman megalitikum diperkirakan berkembang sejak


zaman neolitikum (batu muda) sampai zaman logam. Ciri terpenting pada zaman ini adalah
manusia pendukungnya telah menciptakan bangunan-bangunan besar yang terbuat dari batu.
Bangunan-bangunan yang berkaitan dengan sistem kepercayaan mereka di antaranya menhir,
dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden berundak, arca batu,
E. Zaman Logam

Setelah melewati tahapan zaman batu terakhir, yaitu zaman batu besar (megalithikum)
sampailah manusia prasejarah Indonesia pada zaman logam. Alat-alat yang terbuat dari batu
dianggap tidak efektif lagi untuk menunjang kehidupan sehari-sehari dan secara bertahap
ditinggalkan. Mereka memerlukan alat yang lebih kuat yang dapat digunakan berkali-kali.
Kemampuan mereka dalam membuat peralatan dari logam tidak timbul begitu saja, tetapi
sebagai hasil dari proses belajar beribu-ribu tahun.

Corak kehidupan masyarakat pada zaman ini banyak dipengaruhi oleh pendatang
Melayu-Austronesia yang berasal dari Dong Son (sekarang Vietnam). Kedatangan mereka
membawa teknologi baru seperti pertanian basah yaitu bersawah dan teknologi
metalurgi/pengecoran logam. Beberapa peralatan yang ditemukan sebagai peninggalan
manusia prasejarah pada zaman ini adalah nekara (genderang perunggu untuk memanggil roh
leluhur), kapak corong yang digunakan untuk memotong kayu, arca perunggu, bejana
perunggu, perhiasan, dan senjata.

3.Nilai-nilai Budaya masa Praaksara Indonesia

a. Nilai Religius

Masyarakat paraaksara sudah memiliki kepercayaan dengan adanya kekuatan gaib.


Meraka percaya bahwa pohon rimbun yang tinggi besar, hutan lebat, gua yang gelap, pantai, laut
atau tempat yang lainnya dipandang keramat karena ditempati oleh roh halus atau mahluk gaib.
Meraka meyakini bahwa kejadian-kejadian alam seperti hujan, petir, banjir, gunung meletus.
Atau gempa bumi adalah akibat perbuatan roh halus atau mahluk gaib. Untuk menghindari
malapetaka maka roh halus atau mahluk gaib harus selalu dipuja. Kepercayaan terhadap roh
halus ini disebut dengan “Animisme”.

Selain percaya kepada roh halus, mereka juga percaya bahwa benda-benda tertentu
seperti kapak, mata tombak, atau benda lainnya memiliki kekuatan gaib, karena memiliki
kekuatan gaib maka benda tersebut harus dikeramatkan. Kepercayaan bahwa benda memiliki
kekuatan gaib disebut dengan “Dinamisme”.
b. Nilai Gotong Royong

Masyarakat praaksara hidup secara berkelompok, mereka bergotong royong untuk


kepentingan bersama, contohnya membangun rumah yang dilakukan secara bersama-sama.
Budaya gotong royong juga dapat terlihat dari peninggalan mereka berupa bangunan-bangunan
batu besar yag dapat dipastikan dibangun secara gotong royong.

c. Nilai Musyawarah

Dalam kehidupan berkelompok, masyarakat masyarakat praaksara telah mengembangkan


nilai musyawarah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan dipilihnya pemimpin yang dianggap paling
tua (sesepuh ) yang mengatur masyarakat dan memberikan keputusan untuk berbagai persoalan
yang dihadapi bersama.
d. Nilai Keadilan.

Nilai keadilan sudah diterapkan dalam masyarakat praaksara, yaitu dengan adanya pembagian
tugas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Tugas antara kaum laki-laki berbeda dengan
kaum perempuan. Hal ini mencerminkan sikap yang adil karena setiap orang akan memperoleh
hak dan kewajiban sesuai dengan kemampuannya.

e. Tradisi Bercocok Tanam.

Salah satu cara yang dilakukan masyarakat praaksara untuk memenuhi kebutuhan hidup
ialah dengan bercocok tanam. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya alat khas pertanian yang
berupa beliung persegi dan alat lainnya.

4.Nenek Moyang bangsa Indonesia

Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia adalah bangsa dari daratan Yunan di China Selatan.

1. Nenek moyang bangsa Indonesia dan nenek moyang bangsa lainnya di asia selatan
berasal dari satu sumber yaitu bangsa Austronesia.
2. Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia dari daratan Yuan terbagi menjadi 2
gelombang, yaitu gelombang pertama atau proto Melayu yang datang pada zaman batu
tua (Neolitikum) dan gelombang kedua atau Deutro Melayu yang datang pada zaman
perunggu.
3. Terdapat beberapa kelompok manusia yang sudah menempati wilayah Indonesia jauh
sebelum kedatangan bangsa Austronesia. Beberapa bangsa tersebut antara lain Manusia
Pleistosin, Suku Wedoid, dan Suku Negroid. Ketiga suku tersebut juga merupakan bagian
dari asal usul nenek moyang bangsa Indonesia yang tak bisa disisihkan.
KEHIDUPAN MASYARAKAT PADA MASA
HINDU-BUDDHA

1.Masuknya Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

a. Teori Brahmana oleh Jc.Van Leur

Teori Brahmana adalah teori yang menyatakan bahwa masuknya Hindu Budha ke
Indonesia dibawa oleh para Brahmana atau golongan pemuka agama di India. Teori ini
dilandaskan pada prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu Budha di Indonesia pada
masa lampau yang hampir semuanya menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Saksekerta.
Di India, aksara dan bahasa ini hanya dikuasai oleh golongan Brahmana.

b. Teori Waisya oleh NJ. Krom


Teori Waisya menyatakan bahwa terjadinya penyebaran agama Hindu Budha di
Indonesia adalah berkat peran serta golongan Waisya (pedagang) yang merupakan golongan
terbesar masyarakat India yang berinteraksi dengan masyarakat nusantara. Dalam teori ini, para
pedagang India dianggap telah memperkenalkan kebudayaan Hindu dan Budha pada masyarakat
lokal ketika mereka melakukan aktivitas perdagangan.

c. Teori Ksatria oleh C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens


Dalam teori Ksatria, penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada
masa lalu dilakukan oleh golongan ksatria. Menurut teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia
satu ini, sejarah penyebaran Hindu Budha di kepulauan nusantara tidak bisa dilepaskan dari
sejarah kebudayaan India pada periode yang sama. Seperti diketahui bahwa di awal abad ke 2
Masehi, kerajaan-kerajaan di India mengalami keruntuhan karena perebutan kekuasaan.

d. Teori Arus Balik (Nasional) oleh F.D.K Bosch


Teori arus balik menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha di Indonesia terjadi
karena peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam. Menurut Bosch, pengenalan Hindu
Budha pertama kali memang dibawa oleh orang-orang India. Mereka menyebarkan ajaran ini
pada segelintir orang, hingga pada akhirnya orang-orang tersebut tertarik untuk mempelajari
kedua agama ini secara langsung dari negeri asalnya, India. Mereka berangkat dan menimba
ilmu di sana dan sekembalinya ke Indonesia, mereka kemudian mengajarkan apa yang
diperolehnya pada masyarakat Nusantara lainnya.
e. Teori Sudra oleh van Faber
Teori Sudra menjelaskan bahwa penyebaran agama dan kebudayaan Hindu Budha di
Indonesia diawali oleh para kaum sudra atau budak yang bermigrasi ke wilayah Nusantara.
Mereka menetap dan menyebarkan ajaran agama mereka pada masyarakat pribumi hingga
terjadilah perkembangan yang signifikan terhadap arah kepercayaan mereka yang awalnya
animisme dan dinamisme menjadi percaya pada ajaran Hindu dan Budha.

2.Pengaruh Hindu-Buddha terhadap Masyarakat Indonesia

A. Bidang Agama

Sebelum Hindu Buddha masuk ke Indonesia, kepercayaan yang dianut di Indonesia


adalah animisme dan dinamisme. Tapi setelah hindu Buddha masuk ke Indonesia, kepercayaan
ini tidak ditinggalkan begitu saja, tetapi telah terjadi pencampuran (akulturasi) diantara
keduanya. Hal ini dilihat dari segi pemujaan dewa-dewa dan roh nenek moyang.

B.Bidang politik / pemerintahan

Sebelum hindu Buddha masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia masih terdiri atas
kelompok-kelompok yang dipimpin oleh kepala suku. Tetapi setelah hindu Buddha datang ke
Indonesia, kepala suku pun digantikan oleh raja yang dianggap sebagai keturunan dari dewa
yang memiliki kekuatan, suci dan hampa. Hal ini tentunya akan memperkuat kedudukan raja
untuk memerintah wilayah kerajaan secara turun-temurun.

C. Bidang social

Setelah hindu Buddha masuk ke Indonesia, terjadi perubahan terhadap tata kehidupan
masyarakat Indonesia. Misalnya dalam masyarakat hindu diperkenalkan system kasta dan dalam
masyarakat Buddha diperkenalkan golongan biksu dan biksuni.

D.Bidang arsitektur

Pengaruh hindu Buddha dalam bidang arsitektur dapat dilihat dari bangunan candi.
Meskipun bangunan candi merupakan pengaruh dari India, namun dalam arsitektur nya
terdapat perpaduan dengan arsitektur punden berundak-undak pada zaman megalitikum.
E.Bidang seni rupa/lukis

Unsur seni rupa atau seni lukis India telah masuk ke Indonesia. Hal ini terbukti dengan
telah ditemukannya area Buddha berlanggam Gandara di kota Bangun, Kutai. Juga patung
Buddha berlanggam Amarawati ditemu-kan di Sikendeng (Sulawesi Selatan). Seni rupa India
pada Candi Borobudur ada pada relief-relief ceritera Sang Buddha Gautama. Relief pada Candi
Borobudur pada umumnya lebih menunjukkan suasana alam Indonesia, terlihat dengan adanya
lukisan rumah panggung dan hiasan burung merpati. Di samping itu, juga terdapat hiasan
perahu bercadik. Lukisan-lukisan tersebut merupakan lukisan asli Indonesia, karena lukisan
seperti itu tidak pernah ditemukan pada candi-candi yang ada di India.

F.Bidang bahasa

Kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti besar


berhuruf pallawa dan berbahasa Sanskerta. Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hingga
saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa sanskerta itu. Kalimat atau kata-kata
bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa sanskerta yaitu Pancasila, Dasa
Dharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya Purnakarya Nugraha, dsb.

G. Bidang sastra

Berkembangnya pengaruh India di Indonesia membawa kemajuan besar dalam bidang


sastra. Karya sastra terkenal yang mereka bawa adalah kitab Ramayan dan Mahabarata. Adnya
kitab-kitab itu memacu para pujangga Indonesia untuk menghasilkan karya sendiri. Karya-karya
sastra yang muncul di Indonesia:

a. Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa

b. Sotasoma, karya Mpu Tantular

c. Negarakertagama, karya Mpu Prapanca

3.Kerajaan – kerajaan hindu Buddha di Indonesia

Di Jawa :

 Kerajaan Kadiri (1042 - 1222) Kerajaan Kadiri atau Kediri atau Panjalu, adalah
sebuah kerajaan yang terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222.
 Kerajaan Singasari (1222-1292) Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari
atau Singosari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok
pada tahun 1222.
 Kerajaan Majapahit (1292-1527) adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa
Timur, Indonesia, yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500
M. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai
Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah
Indonesia.

Di Kalimantan:

 Kerajaan Kutai. Kutai Martadipura adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang
memiliki bukti sejarah tertua. Berdiri sekitar abad ke-4. Kerajaan ini terletak di Muara
Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam.
 Kerajaan Wijayapura. Lokasi disekitar muara sungai Rejang, Kalimantan Barat,
Indonesia, berdiri sekitar abad ke 7 .
Di Sumatra :

 Kerajaan Malayu Dharmasraya (1183-1347)


Kerajaan Dharmasraya atau Kerajaan Melayu Jambi adalah kerajaan yang terletak di
Sumatra, berdiri sekitar abad ke-11 Masehi. Lokasinya terletak di selatan Sawahlunto,
Sumatera Barat sekarang, dan di utara Jambi.

 Kerajaan Sriwijaya (600-1300)


Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan Sriwijaya ini berawal dari abad ke-7, I Tsing,
seorang pendeta Tiongkok, menuliskan bahwa ia tinggal selama 6 bulan saat
mengunjungi Sriwijaya tahun 671. Prasasti sejarah yang paling tua mengenai Kerajaan
Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, di Palembang yaitu prasasti Kedukan Bukit, pada
tahun 682.

4. Peninggalan-Peninggalan masa Hindu-Buddha

1. Peninggalan Sejarah Dari Kerajaan Kutai

 7 Buah Yupa
 Arca Arca Bulus
 Arca Batu
 Kalung Cina dari Emas
 dan lainnya.

2. Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

 Prasasti Lebak, ditemukan di kawasan Kampung Lebak, Pandeglang.


 Prasasti Tugu, ditemukan di kawasan Desa Tugu, Cilincing, Jakarta Utara.
 Prasasti Pasir Awi.
 Prasasti Muara Cianten.
3. Peninggalan Kerajaan Kediri

 Prasasti Penumpangan
 Prasasti Talan
 Prasasti Weleri
 Prasasti Semandhing
 Prasasti Jepun
 Prasasti Hantang

4.Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

 Prasasti Talang Tuo.


 Prasasti Telaga Batu
 Prasasti Kota Kapur
KEHIDUPAN MASYARAKAT PADA MASA ISLAM
1.Masuknya Islam di Indonesia

Perdagangan dan pelayaran internasional adalah merupakan hal yang sangat berperan
dalam masuknya Isalam di Indonesia. Waktu itu, jalur pelayaran dan perdagangan internasional
Timur Tengah-India-Malaka-Cina adalah satu-satunya jalur perdagangan wilayah Asia yang
sangat ramai.

Masuknya agama Islam ke Indonesia di saat penduduknya sudah memeluk agama Hindu
atau Buddha, atau masyarakatnya masih memeluk kepercayaan asli, atau bahkan saat Hindu-
Buddha, dan kepercayaan asli bercampur saling mempengaruhi.

Sejak sebelum abad ke-15 telah terjadi hubungan antara Indonesia dengan pusat-pusat
perkembangan Islam yang ada di Kairo, Bagdad dan Kordoba walaupun hubungan tersebut tidak
secara langsung, namun melewati jalur-jalur perdagangan yang masih berkembang.

Islam Masuk di Nusantara ( Indonesia )

Agama Islam masuk di Nusantara sekitar abad Vll ( 1 Hijriah ) dan Vlll Masehi yang di bawa
oleh para pedagang muslim melalui dua jalur, yaitu jalur utara dan jalur selatan.

Melalui jalur utara, dengan rute: Arab ( Mekah dan Madinah ) – Damaskus – Bagdad –
Gujarat (panatai barat India) – Nusantara.

Melalui jalur selatan, dengan rute : Arab (Makah dan Madinah) – Yaman – Gujarat
(pantai barat India) – Srilangka – Nusantara.

2.Persebaran Islam di Indonesia

1. Perdagangan

Selain berdagang, para pedagang Arab ke Indonesia juga menyebarkan agama Islam,
mereka datang ke Indonesia melalui Gujarat. Karena hidayah dari Allah SWT. Serta kearifan
para pedagang muslim, agama Islam dapat di terima oleh masyarakat Nusantara dan berkembang
secara pesat.

2. Sosial / pernikahan

Banyak pedagang muslim dari Arab yang menetap di Nusantara dan menikah dengan
orang-orang pribumi. Dengan demikian orang pribumi yang menikah itu menjadi keluarga
muslim.dan dari perkawinan itulah melahirkan keturunan yang kelak timbul desa-desa dan
kerajaan-kerajaan Islam.
3. Pembebasan kasta

Sebelum agama Islam datang, di Nusantara terdapat pemeluk agama, seperti Kristen,
Budha dan Hindu. Dalam agama Hindu terdapat pembagian golongan masyarakat yang di
namakan kasta. Mereka di pandang berdasarkan kedudukan atau keturunan. Orang yang tidak
mempunyai kedudukan atau keturunan bangsawan akan selalu di pandang hina.

4. Pengajaran

Masuknya Islam di Nusantara dan perkembangannya juga dilakukan melalui jalur


pendidikan atau pengajaran, baik di pesantren maupun di pondok-pondok yang di selenggarakan
oleh guru-guru agama dan para ulama.

5. kesenian

Di antara kesenian yang paling terkenal adalah wayang, jalur ini dilakukan oleh sunan
Kalijaga.Beliau tidak pernah minta upah para penonton, tetapi mengajarkan untuk
mengucapakan Syahadat.

3.Pengaruh islam terhadap masyarakat Indonesia

Masuknya kebudayaan Islam memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan


masyarakat. Indonesia. Perpaduan kebudayaan lokal dan Islam menghasilkan akulturasi dalam
berbagai bidang kehidupan di Indonesia. Pengaruh kebudayaan Islam pada masyarakat tercermin
pada berbagai bidang, antara lain sebagai berikut;

a. Bidang Politik

Dalam bidang politik masuknya budaya Islam, kerajaan yang bercorak Hindu-
Buddha mulai runtuh dan peranannya mulai digantikan oleh kerajaan-kerajaan yang bercorak
Islam. Dalam sistem pemerintahan rajanya bergelar Sultan atau Sunan. Nama raja juga
disesuaikan dengan nama Islam. Dalam ajaran Islam menyebutkan bahwa manusia merupakan
wakil Tuhan di dunia.Ketika menjalankan roda pemerintahan, sultan didampingi oleh ulama.

b. Bidang Sosial

Dalam ajaran agama Islam tidak menerapkan sistem kasta serti agama Hindu.
Hal ini menyebakan pengaruh Islam berkembang pesat dan mayoritas masyarakat Indonesia
memeluk agama Islam. Begitu juga dengan sistem penanggalan, pada awalnya masyarakat
Indonesia mengenal kalender Saka yang merupakan kalender Hindu. Dalam kalender Saka
terdapat nama hari pasaran seperti pahing, pon, wage, kliwon, dan legi.
d. Bidang Agama

Pada masa Islam, sebagian besar masyarakat di Indonesia menganut agama


Islam. Meskipun demikian, masih terdapat masyarakat yang menganut agama Hindu-Buddha,
atau menganut kepercayaan roh halus. Hingga saat ini, sebagaian besar masyarakat di Indonesia
menganut agama Islam.

e. Bidang Kebudayaan

Adat istiadat dan kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat
berupa ucapan salam, acara tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal kesenian,
banyak dijumpai seni musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan sholawat. Kita juga
melihat pengaruh di bidang seni arsitektur rumah peribadatan atau masjid di Indonesia yang
banyak dipengaruhi oleh arsitektur masjid yang ada di wilayah Timur Tengah.

4.Kerajaan – kerajaan islam di Indonesia

Kerajaan Pajang

Sesudah Hadiwijaya menduduki tahta Kerajaan Pajang, maka beliau menghadiahkan Ki Ageng
Pemanahan daerah Kotagede Yogyakarta dan mengangkatnya menjadi adipati.

Kerajaan Aceh

Letak dari Kerajaan Aceh adalah di ujung utara Pulau Sumatera. Pada awalnya Aceh
adalah merupakan wilayah taklukan dari Kerajaan Pedir. Kemudian jatuhnya Malaka dan Pasai
ke bangsa Portugis, menyebabkan para pedagang yang ada di Selat Malaka kemudian
mengalihkan kegiatannya ke Pelabuhan Aceh.

Kerajaan Demak

Raden Patah yang merupakan keturunan dari Raja Brawijaya V merupakan seorang
Adipati Demak yang memeluk agama Islam, dan telah melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan
Majapahit. Lalu dengan bantuan dari para wali, Raden Patah membangun Kerajaan Demak, dan
dinobatkan sebagai Sultan Demak pertama.

Kerajaan Mataram Islam

Sutawijaya memilki gelar Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama.


Kerajaan Mataram yang didirikan oleh Sutawijaya adalah Kerajaan Mataram kedua yang
memiliki corak Islam, sementara untuk kerajaan Mataram yang pertama adalah bercorak Hindu.
Kerajaan Cirebon

Pendiri dari Kerajaan Cirebon adalah bernama Faletehan atau Fatahilah. Beliau adalah
merupakan seorang penyebar agama Islam, politikus, ahli perang, sekaligus negarawan yang
sebelumnya mengabdi di Kerajaan Demak.

Kerajaan Tidore

Kesultanan Tidore adalah kerajaan Islam yang berpusat di wilayah Kota Tidore, Maluku
Utara, Indonesia sekarang. Pada masa kejayaannya (sekitar abad ke-16 sampai abad ke-18),
kerajaan ini menguasai sebagian besar Pulau Halmahera selatan, Pulau Buru, Pulau Seram, dan
banyak pulau-pulau di pesisir Papua barat.

Kerajaan Banjar

Kesultanan Banjar atau Kesultanan Banjarmasin (berdiri pada Tahun 1520, dihapuskan
sepihak oleh Belanda pada 11 Juni 1860). Namun rakyat Banjar tetap mengakui ada
pemerintahan darurat/pelarian yang baru berakhir pada 24 Januari 1905. Namun sejak 24 Juli
2010, Kesultanan Banjar hidup kembali dengan dilantiknya Sultan Khairul Saleh.

5.Peninggalan sejarah islam di indonesia

Masjid

Semua bangunan masjid peninggalan Islam di Indonesia banyak terpengaruh dari


kebudayaan Hindu dan Buddha. Masjid peninggalan sejarah yang memiliki corak Islam misalnya
: Masjid Demak, Masjid dan Menara Kudus, Masjid Baiturrahman (Aceh).

Keraton

Keraton merupakan tempat tinggal dari sultan dan keluarganya. Selain itu digunakan
untuk pertemuan kenegaraan antara sultan dengan para pejabat kesultanan dalam rangka
membahas masalah-masalah mengenai kenegaraan. Bangunan keraton yang ada di Indonesia
cenderung memiliki corak Hindu-Buddha, sebab pengaruh dari Hindu-Buddha yang terlebih
dahulu masuk sebelum islam masuk. Contoh keraton peninggalan Islam : Keraton Kesultanan
Aceh, Keraton Kasepuhan dan Kanoman di Cirebon, Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta,
dan Istana Raja Gowa yang terletak di Sulawesi Selatan.

Batu Nisan

Nisan adalah terbuat dari batu yang didirikan di atas makam. Adapun fungsi dari nisan
adalah sebagai tanda makam seseorang yang sudah meninggal dunia yang memuat keterangan-
keterangan/ identitas dari orang yang meninggal tersebut.
Kaligrafi

Kaligrafi adalah merupakan seni tulisan Arab yang memiliki fungsi untuk hiasan. Adapun
peninggalan Islam berupa kaligrafi banyak ditemukan di dinding masjid, menara, dan pada nisan
kubur yang bercorak Islam.

Seni Sastra

Perkembangan dari agama Islam di Indonesia berpengaruh terhadap hasil karya sastra
yang bernafaskan Islam oleh para ahli tasawuf dan ulama Islam. Adapaun karya sastra yang
dihasilkan di masa Islam yaitu Sejarah Melayu, Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon dan juga
Gurindam dua belas.

Seni Pertunjukan

Untuk seni pertunjukan peninggalan Islam contohnya Grebek Besar dan Grebek Maulud
(perayaan Sekaten, yang dilaksanakan di daerah Surakarta, Yogyakarta, Demak, Banten,
Cirebon, dan Aceh).

Anda mungkin juga menyukai