Anda di halaman 1dari 8

Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara

1. Masa praaksara atau yang juga disebut masa nirleka (nir : tidak ada, leka : tulisan) adalah
zaman keika manusia belum mengenal tulisan. Masa praaksara dikenal juga dengan
sebutan zaman prasejarah. Melalui sejarah, seseorang dapat menelusuri dan mengetahui
kronologi dan detail suatu peristiwa masa lalu dari berbagai bukti yang ada di masa kini.

2. Aksara atau tulisan adalah hasil kebudayaan manusia. Fungsi utama dari aksara ini adalah
untuk berkomunikasi dan membaca sesuatu, Sekelompok manusia yang sudah mengenal
tulisan, biasanya meninggalkan catatan tertulis untuk generasi berikutnya yang berupa batu
tertulis (prasasti) dan naskah-naskah kuno. Maka dari itu, kita akan tau bagaimana
kehidupan kehidupan di zaman dahulu.

Masa Praaksara di Indonesia Ditinjau dari Aspek Geografis


Di Indonesia, terutama di Pulau Jawa, para arkeolog telah banyak menemukan fosil
tengkorak dan peralatan yang digunakannya. Fosil tersebut memiliki bentuk yang berbeda.
Volume otak yang lebih besar dibandingkan volume otak manusia praaksara.
1. Pembabakan zaman praaksara adalah sebagai berikut.
a. Arkaikum berlangsung ±2500 juta tahun yang lalu
b. Palaezoikum berlangsung ±340 juta tahun yang lalu
c. Mesozoikum berlangsung ±140 juta tahun yang lalu
d. Neozoikum berlangsung ±60 juta tahun yang lalu sampai kini

2. Fosil manusia praaksara yang ditemukan di Indonesia:


a. Meganthropus paleojavanicus.
Ditemukan di desa Sangiran (utara Surakarta) pada tahun 1941 berupa tulang
rahang yang ukurannya lebih besar dari pithecanthropus.

b. Pithecanthropus erectus (manusia kera yang berjalan dengan tegak)


Fosil ini ditemukan tahun 1890, di daerah Trinil (Bengawan Solo), tak jauh dari
Ngawi (Madiun), Jawa Timur. Dubois (penemu fosil ini) menamakan
Pithecanthropus erectus karena menurutnya makhluk ini sudah bisa berjalan tegak.

c. Pithecanthropus mojokertensis (manusia kera jadi Mojokerto),


Manusia ini Manusia purba tertua di Pulau Jawa. Pada tahun 1936, von
Koenigswald menemukan fosil tengkorak anak-anak di dekat Mojokerto sehingga
fosilnya disebut Pithecanthropus mojokertensis
.
d. Homo soloensis (manusia dari Solo, desa Ngandong)
Ditemukan antara tahun 1931-1934, tapi fosilnya sudah hancur.
e. Homo wajakensis (manusia dari Wajak, Tulungagung, Jawa Timur)Ditemukan
Pada tahun 1889. Fosil ini dikategorikan sebagai ras Australoid yang nantinya menjadi
nenek moyang penduduk asli benua Australia.

f. Homo floresiensis (manusia dari Flores, Liang Bua/gua Bua)


Ditemukan Pada September 2003 di Flores ditemukan fosil tengkorak yang
berukuran seperti manusia kerdil dengan tengkoak sebesar buah jeruk dan berjenis
kelamin perempuan yang kira-kira hidup 13.000 tahun lalu denagn tinggi 1 m, dan
berat 25 kg.

3. Tiga teori yang menjelaskan asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia


a. Teori Afrika
Teori ini menyatakan nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Afrika. Sejak
tahun 200000 SM hingga 60000 SM, Manusia modern awal mulai menyebar ke
Afrika. Sekitar tahun 55000 SM, manusia sudah memenuhi Asia Tengah dan
memasuki Asia Timur. Tahun 45000 SM, manusia menyebar hingga ke wilayah
Rusia sat ini dan memasuki wilayah Eropa. Tahun 40000 SM, manusia telah
tersebar luas di Afrika, Eropa, Asia Tengah, Asia Tenggara, dan Australia
b. Teori Yunan
Teori ini menyatakan nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Tiongok
Selatan. Orang Yunan bermigrasi ke wilayah Nusantara dalam 3 gelombang tama,
yaitu :
 Kedatangan bangsa Negrito : Mendiami wilayah Nusantara sekitar 10
ribu tahun lalu. Ciri fisik bangsa Negrito : berkulit gelap, berambut keriting,
bermata bundar, berhidung lebar, berbibir penuh, dan berbadan pendek.
 Kedatangan Proto Melayu : Migrasi pertama diperkiraan terjadi tahun
1500 SM. Bangsa Proto Melayu pandai membuat alat bercocok tanam,
barang pecah belah, dan perhiasan. Pola hidup mereka berpindah-pindah.
Kedatangan bangsa Proto Melayu melalui 2 jalur yaitu.
Menyebar ke Sulawesi dan Papua : Membawa kebudayaan
Neolitikum (kapak lonjong).
Menyebar ke Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara:
membawa kebudayaan Neolitikum (beliung persegi)
 Kedatangan Deutero Melayu (300 SM
Keturunan Deutero Melayu adalah masyarakat Jawa, Minang, dan Bugis.
Membawa kebudayaan perunggu : kapak corong, nekara, bejana perunggu,
dan arca perunggu.
c. Teori Nusantara
Teori ini menyatakan nenek moyang bangsa Indonesia tidak berasal dari luar
negeri. Teori Nusantara didasarkan pada beberapa alasan berikut.
 Bangsa Melayu dan bangsa jawa mempunyai peradaban yang tinggi,
 K. Himly menyatakan bahwa kemiripan antara bahasa Melayu dan Bahasa
Champa (Kamboja) hanya bersifat kebetulan
Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara Ditinjau dari Aspek
Budaya
Peningkatan hasil budaya pada masa praaksara dibagi menjadi dua yaitu zaman batu dan
zaman logam
1. ZAMAN BATU : zaman saat manusia menggunakan peralatan yang dibuat dari batu.
Zaman batu dibagi menjadi 4, yaitu
a. Palaeotikum (zaman batu tua)
Kata Palaeotikum berasal dari kata paleos yang artinya tua dan lithikum yang
artinya batu.
Zaman batu tua diperkirakan berlangsung 600.000 tahun yang lalu. Pada zaman ini
dibagi menjadi 2 kebudayaan yaitu kebudayaan Pacitan berupa : kapak genggam,
berimbas, penetak, flakes, dan kebudayaan Ngandong yang peralatannya berasal
dari tulang-tulang hewan.

b. Mesolithikum (zaman batu madya)


Zaman batu madya diperkirakan berlangsung sekitar 10.000 tahun yang lalu,
kegiatan manusia pada waktu itu adalah berburu dan mengumpulkan makanan,
mereka tinggal di gua yang menyerupai ceruk batu karang (abris sous rouche) yang
berada di pinggir pantai, dan biasanya di dalam gua sering ditemukan sampah dapur
berupa kulit kerang yang sudah membatu (kjokkenmoddinger). Berdasarkan bentuk
dan bahan peralatan zaman Mseolithikum dibagi menjadi 3 corak yaitu kapak
genggam (pebble culture), tulang (bone culture), alat serpih bilah (flake culture)

c. Neolitikum (zaman batu muda)


Zaman ini sudah lebih maju daripada zaman-zaman sebelumnya, kemajuan tersebut
seiring dengan datangnya rumpun proto melayu dari wilayah Yunan Tiongkok
Selatan. Menurut alat-alat yang ditemukan pada Zaman Neolitikum dibagi menjadi
2 yaitu
 Kebudayaan kapak persegi (berasal dari batu api/chalcedon)
Ditemukan di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara. Kapak ini
digunakan sebagai lambang kebesaran, jimat, alat upacara, atau alat tukar.
 Kebudayaan kapak lonjong
Ditemukan di Papua, Sulawesi, Flores, Maluku, dan Kepulauan Tanimbar.
Pada budaya ini yang mengalami kemajuan adalah tradisi gerabah yang
berfungsi untuk keperluan rumah tangga, dan tempat menyimpan tulang-
belulang manusia.
d. Megalitikum (zaman batu besar)
Pada zaman ini banyak menghasilkan bangunan dari batu besar yang digunakan
sebagai sarana pemujaan kepada roh nenek moyang. Hasil budaya zaman
Megalitikum antara lain sebagai berikut.
 Menhir : tugu atau batu yang ditegakkan untuk memperingati orang yang
meninggal.
 Punden berundak : bagunan yang ditumpuk bertingkat untuk tempat
pemujaan roh nenek moyang.
 Kubur batu : kuburan dari batu yang mirip kuburan.
 Sarkofagus : kubur batu yang memiliki tutup diatasnya.
 Dolmen : bangunan yang memiliki banyak fungsi, misalnya sebagai tempat
sesaji pada saat upacara.
 Arca batu : patung yang terbuat dari batu yang berbentuk bintang atau
manusia.

2. ZAMAN LOGAM : Zaman saat manusia mulai menggunakan peralatan dari logam.
Zaman logam dikelompokkan menjadi 3 yaitu
a. Zaman tembaga
manusia mulai menggunakan tembaga untuk membuat peralatan

b. Zaman perunggu
Hasil budaya terpenting dari zaman perunggu adalah kapak corong dan nekara
 Kapak corong
Ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi tengah, Sulawesi
selatan, dan daerah lainnya. Kapak ini digunakan sebagai tanda kebesaran
daro kepala suku.
 Nekara
Bentuknya semacam genderang yang menyempit dibagian pinggangnya
dan umumnya berukuran besar yang digunakan pada saat acara-acara ritual.
Dan ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, dan daerah lainnya

c. Zaman Besi
Manusia mengguanakan besi untuk membuat peralatan, dan alat-alatyang
dihasilkan memiliki bentuk yang sempurna. Misalnya : kapak, sabit, pisau, cangkul,
pedang, dll. Dalam pembuatan besi menjadi peralatn yang dapat digunakan dibagi
menjadi 2 teknik yaitu, teknik cetak tuang dan dua setungkup. Ditemukan didaerah
Bogor, Wanasari, dan Besuki.
Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara Ditinjau dari Aspek
Ekonomi
Ditinjau dari aspek ekonomi, kehidupan manusia pada zaman praaksara mengalami
perkembangan, yaitu sebagai berikut.
1. Zaman berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, ciri-
cirinya
 Memiliki akal dan kecakapan yang terbatas
 Hidup didataran rendah yang dekat dengan sumber air
 Mata pencaharian pokok berburu dan mengumpulkan makanan

2. Zaman berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, ciri-cirinya


 Berburu menggunakan alat beruapa kapak batu, tongkat dan tombak
kayu
 Bertempat tinggal di gua
 Hidup berpidah tempat ketika ketersediaan makanan berkurang

3. Zaman bercocok tanam, ciri-cirinya


 Hidup secara berkelompok di dataran rendah, dan sudah punya
pemimpin
 Sudah mengenal cara bercocok tanam, mengolah tanah, dan
memelihara hewan.
 Mulai menguasai cara menyimpan dan mengawetkan makanan secara
sederhana

4. Zaman perundagian, ciri-cirinya


 Sudah membentuk kelompok kerja dalam bidang pertukangan
 Sedah mengenal teknik pengolahan logam
 Sudah membuat perhiasan dari emas
Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara Ditinjau dari Aspek
Pendidikan
Pada masa praaksara pendidikan dilakukan secara lisan serta melalui
observasi dan imitasi. Nenek moyang kita memiliki tradisi, kpercayaan, nilai-nilai
praktik, dan pengetahuan lokal yang disampaikan melalui cerita, legenda, ritual, dan
lagu. Setelah manusia mengenal pertanian, mereka mulai membentuk pemukiman
dan mulai megembangkan teknik pemeliharaan hewan serta penggunaan alat logam.
Pemukiman, peternakan, pertanian, dan peralatan logam yang membawa
pengetahuan dan keterampilan yang harus dipeajari setiap generasi baru. Ketika
peradaban manusia mulai maju (zaman perundagian), mereka mulai menerapkan
spesialisasi dalam satu bidang keahlian seperti menjadi pemimpin spiritual,
pengrajin, pedagang, dan tukang. Mereka mempelajari semua itu dari orang yang
memiliki keahlian dan pengalaman dalam suatu bidang.
Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara Ditinjau dari Aspek
Politik
Ketika manusia mulai mengenal petanian, manusia hidup menetap di dekat
sumber air yang kemudian memunculkan kesadaran untuk mengatur kehidupan
bersama karena disebabkan masyarakat pertanian membutuhkan solidaritas sosial.
Kelompok yang mulai menetap kemudian membentuk desa sederhana dengan
pertanian sebagai mata pencaharian utama. Kemudian mereka membentuk struktur
organisasi desa yang anggotanya terdiri dari salah satu diantara mereka yang
memiliki kelebihan seperti, kekuatan fisik, kewibawaan, dan kemampuan
menyelesaikan masalah. Pemimpin inilah yang disebut sebagai primus interpares
(yang pertama diantara yang sama).

Nama kelompok :
1. Anneve Raissa Thaqifa Daning Putri (06)
2. Inas Mirza Dhiyaulhaq (20)
3. Kania Indah Ramadhan (21)
4. Marsha Nurrahmadina Muntahir (22) 7F
5. Widya Oktaviana Putri (29)

Anda mungkin juga menyukai