Anda di halaman 1dari 10

PEMBAGIAN ZAMAN PRASEJARAH BERDASARKAN GEOLOGI

Pembabakan Zaman Prasejarah berdasarkan Geologi Geologi adalah ilmu yang mempelajari
bumi secara keseluruhan. Berdasarkan geologi, terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke
dalam empat zaman. Zaman-zaman tersebut merupakan periodisasi atau pembabakan
prasejarah yang terdiri dari:
a. ARKAEKUM

zaman tertua Zaman ini berlangsung kira-kira 2500 juta tahun, pada saat itu kulit bumi
masih panas, sehingga tidak ada kehidupan. Dari penjelasan ini tentu Anda ingin bertanya
kapan muncul kehidupan? Untuk itu simak uraian berikutnya.
b. PALEOZOIKUM

zaman primer atau zaman hidup tua Zaman ini berlangsung 340 juta tahun. Makhluk
hidup yang muncul pada zaman ini seperti mikro organisme, ikan, ampibi, reptil dan binatang
yang tidak bertulang punggung.gambaran kehidupan pada jaman Palaezoikum.
c. MESOZOIKUM
zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan Zaman ini berlangsung kira-kira 140 juta
tahun. Pada zaman pertengahan ijenis reptil mencapai tingkat yang terbesar seperti gambar 5
sehingga pada zaman ini sering disebut juga dengan zaman reptil. Setelah berakhirnya zaman
sekunder ini, maka muncul kehidupan yang lain yaitu jenis burung dan binatang menyusui
yang masih rendah sekali tingkatannya. Sedangkan jenis reptilnya mengalami kepunahan.
Selanjutnya berlangsunglah zaman hidup baru seperti yang diuraikan pada materi berikut ini.

d. NEOZOIKUM
zaman hidup baru Zaman ini dibedakan menjadi 2 zaman, yaitu:
1.Tersier

zaman ketiga Zaman ini berlangsung sekitar 60 juta tahun. Yang terpenting dari zaman ini
ditandai dengan berkembangnya jenis binatang menyusui seperti jenis primat, contohnya kera.
2. Kuartier

zaman keempat Zaman ini ditandai dengan adanya kehidupan manusia sehingga merupakan
zaman terpenting. Dan zaman ini dibagi lagi menjadi dua zaman yaitu yang disebut dengan
zaman Pleistocen dan Holocen.
Untuk memahami zaman tersebut, maka Anda dapat menyimak pada uraian berikut ini:
Zaman Pleitocen/Dilluvium berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang ditandai dengan
adanya manusia purba. Zaman Holocen/Alluvium berlangsung kira-kira 20.000 tahun yang
lalu dan terus berkembang sampai dewasa ini. Pada zaman ini ditandai dengan munculnya
manusia jenis Homo Sapiens yang memiliki ciri-ciri seperti manusia sekarang.
1. Zaman Paleolitikum

pembabakan zaman prasejarah berdasarkan arkeologi - Zaman paleolotikum berarti zaman


batu tua.Zaman ini ditandai dengan penggunaan perkakas yang bentuknya sangat sederhana
dan primitif.Ciri ciri kehidupan manusia pada zaman ini yaitu hidup berkelompok ( tinggal
disekitar aliran sungai,gua atau di atas pohon ) dan mengandalkan makanan dari alam dengan
cara mengumpulkan ( food gathering ) serta berburu.Oleh karena itu,manusia purba selalu
berpindah pindah dari satu tempat ke tempat yang lain ( nomaden ).Jenis manusia purba
Indonesia yang hidup pada zaman ini antara lain Pithecanthropus erectus,pithecantropus
robustus dan Meganthropus palaeojavanicus.Selanjutnya hidup berbagai jenis homo
( manusia ) diantaranya Homo soloensis dan Homo wajakensis.

2. Zaman Mesolitikum

pembabakan zaman prasejarah berdasarkan arkeologi - Zaman mesolitikum disebut juga


zaman batu madya / tengah.Zaman ini disebut pula zaman mengumpulkan makanan ( food
gathering ) tingkat lanjut,Yang dimulai pada akhir zaman es,sekitar 10.000 tahun yang
lalu.Para ahli memperkirakan manusia yang hidup pada zaman ini adalah bangsa melanesoid
yang menyerupai nenek moyang orang Papua,Sakai,Aeta,dan Aborigin.Seperti halnya zaman
palaeolitikum,zaman mesolitikum mendapat makanan dengan cara berburu dan menangkap
ikan.Mereka tinggal di gua gua di bawah bukit karang ( abris soucheroche ) ,tepi pantai dan
ceruk pegungungan.Gua abris souche roche menyerupai ceruk untuk dapat melindungi diri
dari panas dan hujan.Hasil peninggalan manusia pada masa itu adalah menyerupai alat alat
kesenian yang ditemukan di gua gua dan coretan pada dinding gua seperti di gua leang
leang,sulawesi selatan,yang ditemukan oleh Ny.Heeren Palm pada 1950.Van Stein Callenfels
menemukan alat 0 alat tajam berupa mata panah,flakes,serta batu penggiling di Gua Lawa
dekat Sampung Ponorogo dan Madiun.Pada masa ini ditemukan juga kjokken moddinger
yaitu dapur kulit kerang dan siput setinggi 7 meter di sepanjang pantai timur
Sumatra.Peralatan yang ditemukan di tempat itu adalah kapak genggam Sumatra,Pabble
culture dan alat berburu dari tulang hewan.

3. Zaman Neolitikum
pembabakan zaman prasejarah berdasarkan arkeologi - Zaman neolitikum berarti zaman batu
muda.Di indonesia,zaman Neolitikum dimulai sekitar 1.500 SM.Cara hidup untuk memenuthi
kebutuhan hidupnya mengalami perubahan pesat dari cara food gathering menjadi food
producting yaitu dengan cara bercocok tanam dan memelihara ternak.Pada masa itu manusia
sudah mulai menetap di rumah panggung untuk menghindari bahaya binatang buas.Pada
masa Neolitikum,manusia purba telah membuat lumbung lumbung guna menyimpan padi
dan gabah.Tradisi seperti ini masih ditemukan di daerah badui di banten.manusia purba telah
mengenal 2 jenis peralatan yakni beliung persegi dan kapak lonjong.beliung persegi
menyebar di Indonesia bagian barat diperkirakan budaya ini disebarkan dari yunani di Cina
Selatan yang berimigrasi ke Laos dan selanjutnya ke Indonesia.Kapak lonjong tersebar di
Indonesia bagian timur yang didatangkan dari Jepang kemudian menyebar ke
Taiwan,Filipina,sulawesi utara,maluku,irian,dan kepulauan Melanesia

4. Zaman Megalitikum

pembabakan zaman prasejarah berdasarkan arkeologi - Disebut zaman Megalitikum karena


pada zaman ini ditemukan peralatan yang terbuat dari batu batu besar.Pada zaman
in,manusia sudah mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme.Animisme merupakan
kepercayaan terhadap roh nenek moyang yang mendiami benda benda seperti
pohon,batu,sungai gunung dan senjata tajamSementara itu,Dinamisme adalah bentuk
kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki kekuatan atau tenaga gaib yang daoat
mempengaruhi terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam kehidupan manusia.Diperkirakan
manusia pada zaman megalitikum ini mengenal kepercayaan rohaniah,yaitu dengan cara
memperlakukan orang yang meninggal dengan diperlakukan secara baik sebagai bentuk
penghormatan.Adanya kepercayaan manusia terhadap kekuatan alam dan bentuk mahkluk
halus dapat dilihat dari penemuan bangunan kepercayaan primitif.Peninggalan yang bersifat
rohaniah ini ditemukan di Nias,Sumba,Flores,Sumatra selatan,Sulawesi Tenggara dan
Kalimantan dalam bentuk menhir,dolmen,sarkofagus,kuburan batu,punden berundak undak
serta arca.Menhir adalah tugu batu sebagai tempat pemujaan,dolmen adalah meja untuk
menaruh sesaji,sarkofagus adalah bangunan berbentuk lesung yang serupa peti mati,kuburan
batu adalah lempeng batu yang disusun untuk mengubur mayat,Punden berundak adalah
bangunan bertingkat sebagai tempat pemujaan sedangkan arca adalah perwujudan dari subjek
pemujaan yang menyerupai manusia atau hewan

5. Zaman Perunggu

pembabakan zaman prasejarah berdasarkan arkeologi - Dimulainya zaman perunggu,bukan


berarti zaman batu juga telah berakhir.Zaman perunggu hanyalah untuk menyatakan jika
manusia lebih banyak menggunakan alat alat dari perunggu.Kebudayaaan zaman perunggu
merupakan hasil asimilasi dari antara masyarakat asli Indonesia ( proto melayu ) dengan
bangsa mongoloid sehingga membentuk ras deutro melayu ( melayu muda ).Disebut zaman
perunggu karena pada masa ini manusianya telah memiliki kepandaian dalam melebur
perunggu.Di kawasan asia tenggara penggunaan logam dimulai tahun 3000-2000 SM.Masa
menggunakan logam di kehidupan manusia purba Indonesia disebut masa perundagian.Alat
besi yang banyak ditemukan di Indonesia berupa alat keperluan sehari hari seperti
pisau,sabit,mata kapak,pedang,dan mata tombak.Pembuatan alat besi memerlukan tehnik
khusus yang mungkin hanya dimiliki oleh sebagian anggota masyarakat.Yakni golongan
undagi.Di luar Indonesia,berdasar dari bukti arkeologis,sebelum manusia menggunakan
logam besi,mereka telah mengenal logam tembaga dan perunggu terlebih dahulu.Mengolah
bijih menjadi logam lebih mudah untuk temgbaga daripada besi.Tehnik peleburan besi ini
berasal dari budaya Dongson di Tonkin ( vietnam ).Kapak kapak perunggu yang dibuat di
Indonesia terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran.Salah satu bentuk yang menarik adalah
kapak candrasa yangditemukan di Jawa dan Kapak Kapak upacara lain yang ditemukan di
bali dan Roti.Candrasa dari pulau roti dibuat dari perunggu berukuran 78 x 41,5 cm.Pada
mata kapak ini terdapat hiasan kepala manusia atau topeng dengan kedua telapak tangan
terbuka disamping pipinya,dipadu dengan hiasan pola garis garis.Alat yang terkenal pada
zaman ini adalah nekara yang digunakan sebagai genderang perang dan keperluan upacara
keagamaan.

B.Sejarah Manusia Purba di Indonesia


Manusia purba hidup pada zaman dulu dan belum mengenal tulisan serta hidup dengan cara
yang sangat sederhana sekali, yaitu masih sangat bergantung pada alam. Para ilmuwan
sejarah di seluruh dunia sebagian besar menganut teori evolusi kera atau yang dikenal dengan
teori Australopithecus yang telah punah sebagai ras nenek moyang manusia.
Sebenarnya terjadi perbedaan yang sangat signifikan dan jauh sama sekali tidak ada
hubungannya antara manusia dan kera. Perbedaan tersebut tidak bisa dijelaskan oleh mereka
dengan mata rantai yang hilang atau dikenal dengan sebutan missing link.

1. Manusia Purba Meganthropus Paleojavanicus

Manusia purba meganthropus paleojavanicus adalah manusia purba terbesar dan tertua di
Indonesia. Unsur-unsur nama tersebut terdiri dari kata megan = besar, anthropus =
manusia, paleo = tua, dan javanicus = berasal dari Jawa.
Fosil manusia purba ini berasal dari lapisan Pleistosen Bawah. Meganthropus memiliki badan
yang tegap dan mempunyai rahang yang sangat besar dan kuat. Mereka bertahan hidup
dengan cara mengumpulkan makanan. Makanan tersebut berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
buah-buahan.
Ciri Ciri Manusia Purba Meganthropus Paleojavanicus
Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba meganthropus paleojavanicus :
Memiliki tinggi sekitar 165 180 cm
Berbadan tegap
Volume otak 900cc
Tonjolan pada kening tebal dan melintang sepanjang pelipis
Tidak memiliki dagu dan mempunyai hidung yang lebar
Memiliki otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat
Makanannya jenis tumbuh-tumbuhan

2. Manusia Purba Pithecanthropus Erectus


Fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah jenis manusia purba
pithecanthropus erectus. Pithecanthropus erectus sendiri memiliki arti manusia yang berjalan
tegak.

Terdapat 3 jenis pithecanthropus erectus yang paling terkenal di Indonesia,


yaitu pithecanthropus erectus, pithecanthropus mojokertensis, dan pithecanthropus soloensis.

Jika berdasarkan dengan pengukuran terhadap umur lapisan tanah dimana pithecanthropus
erectus ditemukan di Indonesia, mempunyai umur yang bervariasi, yaitu antara 30.000 hingga
1 juta tahun yang lalu.
Ciri Ciri Manusia Purba Pithecanthropus Erectus
Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba pithecanthropus erectus :
Pada tengkorak memiliki tonjolan kening yang tebal
Mempunyai hidung lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol
Mempunyai tinggi 165 180 cm
Pemakan segalanya, baik itu daging ataupun tumbuhan
Memiliki rahang bawah yang kuat
Tulang pipinya tebal
Bertulang belakang tajam dan menonjol
Bertubuh gelap dan mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat

3. Manusia Purba Pithecanthropus Mojokertensis

Pada tahun 1936 telah ditemukan fosil tengkorak anak manusia purba oleh seorang peneliti,
yaitu Widenreich disebuah desa yang terletak di Mojokerto. Fosil manusia purba ini
diberikan nama dengan pithecanthropus robustus. Namun bagi Von Koenigswald
menyebutnya dengan nama pithecanthropus mojokertensis sesuai dengan nama daerah
ditemukannya.
Ciri Ciri Manusia Purba Pithecanthropus Mojokertensis
Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba pithecanthropus mojokertensis :

Memiliki badan tegap


Tidak mempunyai dagu
Memiliki kening yang menonjol
Tinggi badan 165-180 cm
Mempunyai volume otak 750 1.300 cc
Tulang geraham dan rangnya lebih kuat
Tulang tengkorak tebal
Memiliki tulang tengkorak yang lonjong
Hidup sekitar 2 sampai 2,5 juta tahun yang lalu

4. Manusia Purba Homo Sapiens

Manusia purba berjenis homo sapiens dapat dianggap sebagai manusia purba yang berumur
paling muda dari semua manusia purba yang ada. Dari fosil homo sapiens diperkirakan hidup
antara 15.000 hingga 40.000 tahun SM.

Manusia purba homo sapiens adalah satu-satunya manusia purba yang bisa berpikir.
Kecerdasan tersebut dapat terlihat dari volume otak yang hampir mirip dengan manusia
modern.

Pada intinya manusia purba jenis ini merupakan manusia dan bukan lagi dikategorikan
sebagai manusia kera,

Terdapat tiga jenis homo sapiens yang telah ditemukan di Indonesia, yaitu homo soloensis,
homo wajakensis, homo floresiensi. Diantara beberapa fosil yang telah ditemukan,
melahirkan sebuah perdebatan karena dianggap sebagai kerangka manusia modern dan bukan
manusia purba.

Ciri Ciri Manusia Purba Homo Sapiens

Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba homo sapiens :

Tinggi badan antara 130-210 cm


Mempunyai otak yang lebih berkembang daripada manusia purba lainnya
Otot kunyah, gigi, dan rahang sudah menyusut
Tonjolan di kening sudah berkurang dan sudah memiliki dagu
Mempunyai ciri seperti ras Mongoloid dan Austramelanosoid
5. Manusia Purba Homo Soloensis

Fosil Manusia purba jenis homo soloensis ditemukan oleh Von Koenigswald dan Weidenrich
diantara tahun 1933-1934 di lembah bengawan Solo. Fosil ini ditemukan sebuah tengkorak
dengan volume otaknya bukan lagi seperti manusia kera.

6. Manusia Purba Homo Wajakensis

Fosil manusia purba jenis homo wajakensis ini ditemukan pertama kali oleh Dubois di tahun
1889 di daerah Wajak sekitaran daerah Tulungagung. Manusia purba jenis ini telah
ditemukan dapat membuat peralatan yang terbuat dari batu dan tulang serta mereka juga
mengerti caranya untuk memasak.

2) Pithecanthropus soloensis
ditemukan di daerah Ngandong, di lembah Sungai Bengawan Solo, antara tahun 1931-1934.
Fosil penemuan Von Keonigswalg dan Weidenreich ini berupa 11 buah fosil tengkorak,
tulang
rahang, dan gigi.Fosil pithecanthropus ditemukan pula di Cina, tepatnya di gua Chou-ku-tien
dekat Beijing. Fosil ini ditemukan oleh ilmuwan Cina, Pei Wen-Chung, dan fosil itu dinamai
Sinanthropus Pekinensis. Sinanthropus pun mempergunakan perkakas batu yang sejenis
dengan perkakas batu dari Pacitan.

c. Homo sapiens
Homo sapiens merupakan manusia purba modern yang memiliki bentuk tubuh yang sama
dengan manusia sekarang. Homo sapiens disebut pula manusia berbudaya karena peradaban
mereka cukup tinggi. Dibandingkan dengan manusia purba sebelumnya, Homo sapiens lebih
banyak meninggalkan benda-benda berbudaya. Diduga, mereka inilah yang menjadi nenek
moyang bangsa-bangsa di dunia.
Fosil Homo sapiens di Indonesia ditemukan di Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur, oleh
Von Rietschoten pada tahun 1889.
Fosil ini merupakan fosil pertama yang ditemukan di Indonesia, yang diberi nama Homo
Wajakensis atau manusia dari Wajak. Fosil ini kemudian diteliti ulang oleh Eugene Dubois.
Manusia purba ini memiliki tinggi badan 130-210 cm, berat badan 30-150 kg, dan volume
otak 1350-1450 cc. Homo Wajakensis diperkirakan hidup antara 25.000 40.000 tahun yang
lalu. Homo Wajakensis memiliki persamaan dengan orang Australia purba (Austroloid).
Sebuah tengkorak kecil dari seorang wanita, sebuah rahang bawah, dan sebuah rahang atas
dari manusia purba itu sangat mirip dengan manusia purba ras Australoid purba yang
ditemukan di Talgai dan Keilor yang rupanya mendiami daerah Irian dan Australia. Di Asia
Tenggara ditemukan pula manusia purba jenis ini di antaranya di Serawak, Filipina, dan Cina
Selatan.
Berdasarkan penemuan-penemuan fosil tersebut, timbul pertanyaan yang mendasar: apakah
Homo sapiens (manusia modern, seperti kita) merupakan kelanjutan dari manusia
Pithecanthropus (manusia kera)? Apakah keduanya masih dalam satu spesies yang sama?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut belum bisa dijawab oleh para ahli karena tidak adanya mata
rantai yang dapat menghubungkan benang merah antarkeduanya. Sedangkan agama
monotheis (Islam, Kristen, Yahudi) menyatakan bahwa manusia (homo sapiens) merupakan
keturunan Nabi Adam dan tidak ada sangkut pautnya dengan manusia purba manapun.

Anda mungkin juga menyukai