Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK

CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL-HASIL BUDAYA MANUSIA


PADA MASA PRA-AKSARA INDONESIA

Disusun oleh :

Nama : 1. Desta Zalfa Sirait


2. Adi Firmansyah
3. Fadhilah Umar
4. Zaqqi Febrian Tedy Putra

Kelas : X. TKJ 2 dan TAV

SMK MUHAMMADIYAH 3 METRO


TP. 2022/2023
ZAMAN PALEOLITIKUM:
PENGERTIAN, CIRI, KEBUDAYAAN, KEPERCAYAAN,
KEHIDUPAN, PENINGGALAN

Zaman paleolitikum merupakan salah satu bagian dari zaman prasejarah yang
banyak memberi pelajaran mengenai kehidupan manusia purba. Pada masa ini ada cukup
banyak hal yang terjadi pada manusia purba, terutama soal kebudayaanya dan peralatan
yang digunakan.

Pengertian Zaman Paleolitikum


Zaman paleolitikum atau biasa disebut sebagai zaman batu tua merupakan suatu
masa yang terjadi sebelum manusia mengenal aksara (zaman praaksara). Zaman ini
diperkiran berlangsung ketika zaman es mulai berakhir atau tepatnya sekirat 50.000
sampai 10.000 tahun Sebelum Masehi.
Adapun istilah zaman batu tua, merupakan sebutan yang diberikan oleh para ahli,
karena pada masa ini manusia purba mulai menggunakan berbagai alat-alat yang berbahan
dasar batu alami, baik dalam bentuk yang masih kasar ataupun sudah diasah.
Zaman paleolitikum sendiri dapat dibagi menjadi tiga masa yaitu:
1. Zaman Paleolitikum Tua
Zaman paleolitikum tua merupakan periode pertama dari zaman paleolitikum.
Periode ini merupakan awal manusia purba mengenal kebudayaan dan mulai membuat
peralatan dari batu.
Mereka biasa membenturkan batu pada batu lain untuk memecahkannya dan
menghasilkan tekstur yang tajam. Secara umum peralatan manusia purba pada masa ini
masih sangat kasar dan alami.
2. Zaman Paleolitikum Madya
Zaman paleolitikum madya merupakan periode setelah zaman paleolitikum tua.
pada periode ini, kebudayaan yang dikenal manusia purba telah berkembang menjadi
kepercayaan.
Hal tersebut diketahui setelah menemukan berbagai artefak di situs Mousterian
yang menunjukkan adanya pemuajaan terhadap binatang kala itu.
3. Zaman Paleolitikum Muda
Zaman paleolitikum muda merupakan periode ketiga atau terakhir dari zaman
paleolitikum. Pada masa ini manusia purba mengalami perkembangan yang cukup
signifikan.
Peralatan batu yang dihasilkan sudah jauh lebih halus setelah diasah. Mereka
juga membuat tombak, pisau, dan panah. Kegiatan ekspansi untuk menduduki wilayah
lain juga mulai dilakukan.
Ciri Ciri Zaman Paleolitikum

Ada cukup banyak ciri ciri dari zaman paleolitikum yang dapat diketahui melalui
berbagai peninggalan benda-benda yang diperkirakan ada di masa tersebut. Beberapa ciri
ciri zaman paleolitikum yang membedakannya dengan zaman lain.
1. Pola Kehidupan
Pada zaman ini manusia purba hidup secara berpindah-pindah atau nomaden.
Hal dikarenakan pada waktu tersebut manusia belum mempunyai tempat tinggal yang
tetap dalam hal ini rumah.
Mereka hanya hidup berpindah dengan menghuni gua, padang rumput, dan
tempat-tempat yang dekat dari sumber air (sungai, laut, dan sebagainya). Hidup di
dekat sumber air menjadi pilihan manusia purba, karena air merupakan sumber
kehidupan utama yang dibutuhkan untuk minum dan mencari makanan.
Selain itu berada di dekat wilayah perairan juga dapat memudahkan mereka
untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam hal ini adalah transportasi.
2. Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang digunakan manusia purba pada zaman paleolitikum adalah alat-
alat sederhana yang terbuat dari batu. Peralatan tersebut juga masih mempunyai tekstur
yang kasar.
Beberapa diantaranya adalah kapak genggam yang digunakan untuk menggali,
memotong, dan juga menguliti binatang.
3. Makanan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa manusia purba yang hidup
pada zaman paleolitikum masih sangat bergantung dengan alam sekitar dengan
mencari tempat tinggal yang memungkinkan mencari makan. Artinya mereka masih
menerapkan sistem food gathering dan belum mengenal food producing.
Manusia Pendukung Zaman Paleolitikum

Manusia pendukung zaman paleolitikum dapat diketahui melalui adanya fosil-fosil


manusia purba yang berhasil ditemukan. Fosil tersebut diperkirakan telah berusia lebih
dari satu juta tahun yang lalu.
Ada tiga jenis manusia yang menjadi pendukung zaman paleolitikum yaitu Homo
wajakensis, Meganthropus paleojavanicus, dan Homo sapiens.

Kebudayaan Zaman Paleolitikum


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para arkeolog, dikemukan bahwa
kebudayaan pada zaman tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu kebudayaan Pacitan
dan kebudayaan Ngandong.
1. Kebudayaan Pacitan
Kebudayaan Pacitan ditandai dengan penemuan benda peninggalan zaman
paleolitikum berupa kapak genggam. Penemuan ini adalah yang pertama kali dan
ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1935 tepatnya di wilayah Pacitan.
Maka dari itulah salah satu kebudayaan zaman paleolitikum disebut sebagai
kebudayaan Pacitan. Kondisi kapak genggam ataupun peralatan lain pada kebudayaan
ini sangatlah sederhana dan masih kasar.
Kapak yang digunakan juga biasa disebut sebagai kapak penetak. Adapun
wilayah yang menjadi tempat penemuan kapak genggam tidak hanya di Pacitan saja,
tetapi juga di Lahat, Sukabumi, Gombang, dan Progo.
2. Kebudayaan Ngandong
Kebudayaan selanjutnya adalah kebudayaan Ngandong yang ditandai dengan
penemuan berbagai peralatan yang terbuat dari tulang.
Ada juga alat untuk menusuk yang berbahan dasar tanduk rusa, flakes, dan juga
ditemukannya ujung tombak bergigi di Wilayah Ngandong dan Sidoarjo.
Pada masa kebudayaan ini ada bahan baku peralatan yang digunakan sudah
sangat bervariasi. Beberapa telah disebutkan sebelumnya, sementara ada juga yang
berbahan dasar bebatuan.
Diketahui alat yang terbuat dari batu ini mempunyai ukuran kecil yang tampak
sangat indah dan biasa ditemukan di sekitar Sangiran. Peralatan dari batu yang indah
itu kemudian dikenal dengan sebutan serbih pilah.
Salah satu penemuan menarik dari kebudayaan Ngandong adalah lukisan
telapak tangan yang berwarna merah dengan lukisan babi hutan yang terdapat pada
dinding gua tepatnya di Gua Leang Pattae, Provinsi Sulawesi Selatan.

Corak Kehidupan Zaman Paleolitikum

Corak kehidupan zaman paleolitikum cukup jelas, karena beberapa sudah


dijelaskan sebelumnya. Zaman ini juga biasa disebut sebagai masa berburu dan meramu
tingkat awal yang berlangsung pada zaman pleistosen.
Manusia purba pada masa ini menggantungkan hidup sepenuhnya kepada alam.
Oleh sebab itu mereka selalu berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain untuk mencari
makanan.
Wilayah yang mempunyai persediaan makanan akan menjadi pilihan mereka untuk
tinggal. Lalu ketika pasokan makanan di wilayah tersebut sudah habis, mereka akan
berpindah kembali untuk mencari wilayah lain.
Pola hidup inilah yang dikenal dengan sebutan nomaden. Mereka biasanya tinggal
di dalam gua yang dekat dengan sumber makanan dalam kelompok kecil.
Untuk memudahkan aktivitas, mereka membuat berbagai peralatan sederhana yang
umumnya terbuat dari batu, tulang, dan tanduk.

Kehidupan Sosial Zaman Paleolitikum


Seperti telah disebutkan bahwa manusia purba pada zaman paleolitikum masih
hidup dengan cara bergantung kepada alam atau food gathering. Dengan begitu mereka
hidup secara nomaden dan mengupayakan berbagai cara sederhana untuk memperoleh
makanan.
Salah satu pola kehidupan manusia purba pada masa ini yaitu dengan membentuk
kelompok kecil untuk berburu. Adapun jumlah kelompok tersebut biasanya sekitar 20
hingga 30 orang.
Dengan adanya kelompok, manusia purba mulai mengenal tentang sistem
pembagian tugas sesuai dengan keahlian dan kriteria tertentu.
Para laki-laki dalam kelompok tersebut bertugas untuk berburu. Hasil dari
perburuan itu akan dibagi bersama-sama secara adil. Biasanya manusia purba akan
membuat lubang jebakan atau menggiring binatang buruan ke areal jurang.
Sementara itu anggota perempuan mempunyai tugas yang berbeda. Perempuan
dalam kelompok ditugaskan untuk mengumpulkan makanan seperti buah-buahan dan
meramu makanan tersebut di gua. Di samping itu mereka juga bertugas untuk menjaga dan
merawat anak-anak.
Hal itulah yang membuat hubungan antar anggota keluarga menjadi sangat erat
pada zaman paleolitikum. Kelompok-kelompok kecil yang dibentuk juga akan berusaha
untuk saling melindungi antar anggota apabila ada serangan binatang buas ataupun
berbagai bentuk serangan lain yang mengancam.

Kepercayaan Pada Zaman Paleolitikum

Seiring berjalannya waktu, kebudayaan yang dikenal oleh manusia purba pada
zaman paleolitikum perlahan membawa warna baru untuk kehidupan mereka.
Salah satunya adalah lahirnya sistem kepercayaan yang dianut oleh manusia pada
zaman itu. secara umum ada dua jenis kepercayaan manusia pada zaman tersebut yaitu
animisme dan dinamisme.
Meskipun ada dua jenis kepercayaan yang dianut manusia purba pada zaman
tersebut, pada dasarnya kepercayaan utama mereka adalah terhadap roh nenek moyang.
Mereka meyakini bahwa roh setiap orang yang sudah meninggal akan berangkat
menuju suatu alam atau tempat yang jauh lebih baik dari kehidupan dunia.
Selain itu segala sesuatu yang terjadi di muka bumi selalu dikaitkan dengan nenek
moyang yang telah meninggal. Misalnya jika terjadi bencana bumi seperti gunung meletus,
dan gempa bumi, maka itu adalah pertanda bahwa nenek moyang sedang marah.
1. Animisme
Animisme adalah suatu sistem kepercayaan manusia yang sudah dikenal pada
zaman paleolitikum. Sama seperti dinamisme, manusia mempercayai akan adanya roh
nenek moyang yang patut untuk dipuja.
Secara khusus, animisme adalah kepercayaan bahwa setiap benda mempunyai
roh. Salah satu bukti adanya kepercayaan ini yaitu penemuan tulang belulang manusia
di dalam gua.
Berangkat dari kepercayaan itulah, sehingga manusia purba biasa melakukan
penyembahan terhadap benda-benda keramat.
2. Dinamisme
Dinamisme merupaka suatu sistem kepercayaan yang diyakini oleh manusia
purba bahwa setiap benda memiliki kekuatan yang bersifat ghaib.
Adapun bukti bahwa kepercayaan tersebut sudah dianut oleh manusia zaman
paleolitikum yaitu adanya penemuan menhir.

Peninggalam Zaman Peleolitikum dan Hasil Kebudayaan

Sebagai kehidupan masa lampau, zaman paleolitikum diketahui melalui berbagai


jenis artefak yang ditemukan. Artefak tersebut kemudian dikenal sebagai peninggalan dan
hasil kebudayaan dari zaman paleolitikum.
Berikut adalah beberapa jenis peninggalan manusia purba dari zaman tersebut.
1. Kapak Genggam
Kapak genggam atau biasa disebut sebagai chopper merupakan salah satu jenis
peralatan yang digunakan oleh manusia purba. Kapak yang kebanyakan ditemukan di
wilayah Pacitan ini dinamai kapak genggam.
Hal ini karena bentuknya yang menyerupai kapak tetapi tidak memiliki tangkai
atau pegangan. Dengan kata lain cara penggunaannya yaitu digenggam.
Kapak ini dibuat dengan cara dipangkas atau ditumbukkan pada batu lainnya
sehingga dihasilkan satu sisi yang tajam. Biasanya kapak genggam digunakan untuk
berbagai aktivitas sehari-hari seperti menggali tanah untuk mengambil ubi, menguliti
binatang, dan juga memotong.
2. Kapak Perimbas
Sesuai dengan namanya, kapak perimbas digunakan manusia purba untuk
merimbas kayu, menjadi senjata pada waktu tertentu, dan juga untuk memahat tulang.
Peralatan satu ini kebanyakan ditemukan di Pacitan, Sukabumi, Lahat, dan
Gombong. Pacitan sebagai wilayah dengan kapak perimbas terbanyak menjadikan
kapak ini disebut sebagai kebudayaan pacitan.
3. Flakes
Flakes adalah peralatan yang bentuknya kecil atau mini. Alat ini terbuat dari
batu chalcedon yang dimanfaatkan sebagai alat untuk mengupas makanan, berburu
binatang, menangkap ikan, mengumpulkan buah-buahan, dan menggali ubi.
Flakes sendiri adalah salah satu hasil dari kebudayaan Ngandong. 
4. Peralatan dari Tulang Binatang dan Tanduk Rusa
Berbagai peralatan yang terbuat dari tulang binatang dan tanduk rusa
merupakan peninggalan dari zaman paleolitikum, khususnya dari kebudayaan
Ngandong.
Kebanyakan alat ini berbentuk penusuk atau belati dan juga ujung tombak yang
bergerigi. Alat-alat ini digunakan untuk menangkap ikan dan menggali tanah untuk
mengeluarkan umbi.
Begitulah kira-kira kehidpuan di zaman paleolitikum sebagaimana yang
digambarkan oleh para ahli. Perkiraan tersebut tentu berdasarkan berbagai alat bukti
yang ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai