Oleh :
BANYUWANGI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman Batu adalah periode ketika peralatan manusia secara dominan terbuat dari bahan batu.
Peninggalan alat-alat dari batu bisa dibilang awet, dan bekas-bekas peninggalannya dapat
ditemukan hingga sekarang ini. Namun tidak dipungkiri bahwasanya pada masa ini pula manusia
purba membuat alat-alat dari bahan kayu atau bambu. Namun jejaknya tidak berhasil ditemukan,
karena jenis bahan ini rapuh dan mudah musnah.
Zaman batu tua disebut juga dengan nama Paleolitikum, periode ini merupakan awal dari
berlangsungnya zaman batu atau masa pertama. Seperti yang kita ketahui, zaman batu dibagi
menjadi empat periode, yaitu zaman batu tua (paleolitikum), zaman batu tengah (mesolitikum),
zaman batu muda (neolitikum), dan zaman batu besar (megalitikum).
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas secara lengkap dan jelas mengenai pengertian
zaman batu tua (paleolitikum) beserta ciri-cirinya. Pembahasan kali ini sangat menarik, karena
peninggalan zaman batu tua sering kita jumpai di museum-museum dan sering juga dibahas
sewaktu di sekolah, yaitu kapak genggam dan kapak primbas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didalam penulisan makalah ini kami akan membahas
tentang:
1. Zaman Batu Tua (Palaeolitikum)
2. Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)
3. Zaman Batu Muda (Neolitikum)
4. Zaman Batu Besar (Megalitikum)
Artinya zaman batu tua terjadi pada masa pleistosen atau diluvium. Alat-alat berbahan batu
yang dibuat masih sangat sederhana dan kasar. Dalam pembuatannya, tidak diasah maupun
dipolis sehingga alat-alat dari bahan batu buatan manusia periode ini masih dibilang secara kasar.
Kemudian jika dilihat dari sudut pandang mata pencahariannya, zaman batu tua disebut
sebagai masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana.
Seperti namanya, kapak ini digunakan dengan cara digenggam dengan tangan. Kapak ini
dikerjakan melalui cara masih sangat kasar. Beberapa pakar menyebutkan alat pada zaman
Paleolithikum dengan nama chopper. Alat ini ditemukan di Lapisan Trinil. Tidak hanya di
Pacitan, alat-alat dari masa Paleolitikum juga ditemukan di daerah Lahat (Sumatera Selatan),
Gombong (Jawa Tengah), dan Sukabumi (Jawa Barat).
1. Jenis Manusia Pada Zaman Batu Tua (Paleolitikum)
Berdasar pada penemuan fosil manusia purba, jenis manusia purba yang hidup pada zaman
Paleolitikum yaitu Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus paleojavanicus,
dan Homo Soliensis. Fosil-fosil manusia purba ini berhasil ditemukan di aliran Sungai
Bengawan Solo.
2. Kebudayaan Pada Zaman Batu Tua (Paleolitikum)
Berdasar pada daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolitikum itu dapat
dikelompokkan menjadi kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong. Kebudayaan Pacitan
salah satunya adalah kapak genggam. Jenis kapak ini berhasil ditemukan di daerah Pacitan pada
tahun 1935 oleh Von Koenigswald.
Kemudian kebudayaan Ngandong ditandai dengan berhasilnya menemukan alat-alat dari tulang,
flakes, ujung tombak bergigi, dan alat penusuk dari tanduk rusa. Peninggalan-peninggalan ini
berhasil di temukan di Ngandong dan Sidoarjo. Kebudayaan ini pula di dukung oleh penemuan
lukisan pada dinding goa seperti lukisan tapak tangan berwarna merah dan lukisan babi hutan di
Goa Leang Pattae, Sulawesi Selatan.
Zaman Paleolitikum ditandai dengan kebudayaan manusia yang masih begitu sederhana.
Beberapa ciri kehidupan manusia pada zaman Paleolitikum, yaitu:
Kapak genggam disebut juga dengan istilah "chopper". Kapak ini banyak ditemukan di daerah
Pacitan, Jawa Timur. Dinamakan kapak genggam karena jenis kapak ini tidak mempunyai
tangkai dan cara penggunaannya di genggam. Fungsi kapak genggam yaitu untuk menggali
umbi-umbian, menguliti binatang dan memotong sesuatu.
2. Kapak Primbas
Kapak ini memiliki fungsi sebagai senjata. Selain itu, kapak juga digunakan untuk merimbas
kayu dan memahat tulang. Jenis kapak ini ditemukan di Sukabumi (Jabar), Gombong (Jateng)
dan Lahat (Sumsel).
Selain dari bahan batu, peninggalan zaman batu tua atau paleolitikum lainnya yaitu dari bahan
tulang binatang. Jenis peninggalan ini termasuk ke dalam kebudayaan Ngandong. Contohnya
seperti digunakan untuk ujung tombak, dan alat penusuk.
4. Flakes
Flakes adalah alat-alat berukuran kecil yang dibuat dari bahan batu Chalcedon. Flakes biasanya
digunakan untuk mengupas makanan, berburu, menangkap ikan atau mengumpulkan umbi-
umbian. Flakes termasuk dari kebudayaan Ngandong
B. Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)
Secara bahasa, mesolitikum mempunyai arti batu tengah “Bahasa Yunani: mesos “tengah”,
lithos batu”. Zaman Mesolitikum sendiri ialah zaman batu madya atau tengah. Lalu, kenapa
diartikan dengan kata tengah?
Hal itu disebabkan, zaman ini terjadi bersamaan dengan masa holosen yang terjadi sekitar
10.000 tahun silam. Di zaman inilah manusia dipercaya maish menggunakan batu untuk
peralatan sehari-hari.
Peninggalan dari zaman ini banyak ditemukan di pulau sumatra, pulau jawa, pulau bali, dan nusa
tenggara bagian timur.
Tak hanya itu, manusia di zaman ini juga mempunyai kecerdasan yang lebih dari para
pendahulunya yaitu zaman paleolitikum.
Dengan tatanan sosial yang lebih rapih, tenang, tertata. Serta maju pada waktu itu menjadi bukti
Zaman Mesolitikum ini lebih maju atau baik.
Pipisan
Pipisan merupakan batu penggiling lengkap dengan landasannya. Tak hanya digunakan
sebagai penggiling makanan, alat ini juga difungsikan untuk menghaluskan cat merah yang
berasal dari tanah merah.
Peninggalan
Adapaun peninggalan pada Zaman Mesolitikum, diantaranya sebagai berikut:
Abis sous roche
Abis sous roche merupakan goa yang menjadi tempat tinggal atau rumah manusia pada
zaman mesolitikum kala itu.
Abis sous roche pertama kali ditemukan di goa Lawa oleh Dr. Van Stein Callenfels ada
tahun 1928-1931.
Kebudayaan Toala
Sebagian besar dari kebudayaan Toala membuat alat yang berasal dari bahan batu dengan
bentuk menyerupai batu api berasal dari eropa. Sebagai contoh: kaleson, jaspis, obsidian
dan kapur.
Berbeda dengan bacson hoabinh, penemuan ini akan menguburkan orang yang meninggal
di dalam gua dan pada saat tulang mayat telah mengering akan diambil kembali. Dan
diberikan kepada keluarganya sebagai bentuk kenang-kenangan.
Pada umumnya, kaum perempuan pada masa itu akan menggunakan tulang tersebut
sebagai kalung.
Zaman Mesolitikum ini telah mengalami banyak kemajuan dalam bidang kebudayaan.
Manusia di zaman ini telah mempunyai tempat tinggal semi permanen, mengenal cara
bercocok tanam. Hingga mempunyai kemampuan untuk membuat kerajinan dari gerabah.
Hal tersebut tentu saja sebagai bukti bahwa manusia pada Zaman Mesolitikum mengalami
perkembangan dan mulai berinovasi.
Kapak Lonjong
Kapak ini disebut kapak lonjong karena penampangnya berbentuk lonjong. Ukurannya ada yang
besar ada yang kecil. Alat digunakan sebagai cangkul untuk menggarap tanah dan memotong
kayu atau pohon. Jenis kapak lonjong ditemukan di Maluku, Papua, dan Sulawesi Utara.
Mata Panah
Mata panah terbuat dari batu yang diasah secara halus. Gunanya untuk berburu. Penemuan mata
panah terbanyak di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Gerabah
Gerabah dibuat dari tanah liat. Fungsinya untuk berbagai keperluan.
Perhiasan
Masyarakat pra-aksara telah mengenal perhiasan, diantaranya berupa gelang, kalung, dan anting-
anting. Perhiasan banyak ditemukan di Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Maka dari itu, masa megalitikum disebut juga sebagai zaman batu. Menurut hasil analisis dari
para ahli arkeolog menyebutkan ciri-ciri masa megalitikum terletak pada fosil yang temukan.
Dimana di zaman ini terdapat banyak sekali peninggalan berupa kapak batu, rumah batu dan
perlengkapan lain yang terbuat dari batu.
Kehidupan
Kehidupan sosial
Berkembang sejak zaman neolitimkun hinggazaman perunggu manusia pada zaman megalitikum
sudah bisa membuat serta meninggalkan kebudayaaan di zaman batu besar.
Kehidupan kebudayaan
Megalitikum meninggalkan kebudayaan yang cukup unik dan menarik. Bahkan di zaman modern
sekarang ini, kita masih dapat menjumpai kebudayaan tersebut.
Hal terebut disebabkan adanya suku di Indonesia yang masih tetap melestarikan kebudayaan
yang ada di masa megalitikum.
Contohnya saja bangunan dengan batu yang berundak, hal tersebut sama dengan peninggalan
yang ada di zaman ini yang disebut pundek berundak.
Selain itu, ciri dari kehidupan budaya di zaman megalitikum ditandai dengan banyaknya temuan
yang terbuat dari bahan dasar batu.
Beberapa temuan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
kapak persegi
kapak lonjong
menhir
dolmen
kubur batu
waruga
sarkobagus
puden berudakarca
Kehidupan ekonomi
Kehidupan kepercayaan
Mulai berinisiatif untuk mendirikan bangunan batu yang berukuran besar atau megalitik sebagai
tempat beribadah.Budaya megalitik inilah yang menjadi ciri khas asli dari nenek moyang
Indonesia sebelum menerima pengaruh dari hindu islam serta kolonial.
Kubur Batu
Peti yang digunakan sebagai tempat menyimpan jenaza yang terbuat dari batu. Daerah yang
banyak ditemukan kubur batu diantaranya: Bali, Pasemah “Sumatera Selatan”, Wonosari
“Yogyakarta”, Cepu “Jawa Tengah” dan Cirebon “Jawa Barat”.
Sarkofagus
Sarkofagus juga merupakan peti yang digunakan untuk menyimpan jenazah, hanya saja bentuk
dari sarkofagus seperti palung atau lesung yang terbuat dari batu utuh dan telah diberi penutup.
Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali dan Bondowoso “Jawa Timur”
Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan yang berteras-teras yang digunakan sebagai tempat pemujaan
roh nenek moyang. Dalam perkembanyannya, pundek berundak juga disebut sebagai bentuk
awal dari candi di Indonesia.
Pundek berundak banyak ditemukan di daerah Lebak Sibedug “Banten Selatan”, Leles “Garut”
serta Kuningan “Jawa Barat”.
Menhir
Menhir adalah sebuah batu besar tunggal yang bentuknya seperti tiang atau tugu, fungsinya
sebagai tanda peringatan arwah nenek moyang.
Menhir ini banyak ditemukan di daerah Pasemah “Sumatra Selatan”, Ngada “Flores”, Rembang
“Jawa Tengah” serta Lahat “Sumatra Selatan”.
Lengkapi juga kegiatan belajar kamu dengan mengunjugi halaman Zaman Mesozoikum dengan
teknik pembahasan yang menarik!
A. Kesimpulan
Demikianlah makalah yang sangat sederhana ini dibuat, semoga memberikan manfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca semua.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan dimasa yang akan datang.