Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika anda berpikir bahwa teknologi hanya ada pada zaman sekarang itu “Salah
Besar”. Jika anda mempelajari ilmu sejarah dan ilmu pengetahuan alam, anda mungkin
akan menemukan bahwa nenek moyang kita pun suda mempunyai teknologi tersendiri,
meski tak secanggih sekarang.
Sekalipun belum mengenal tulisan manusia purba sudah mengembangkan
kebudayaan dan teknologi. Teknologi waktu itu bermula dari teknologi bebatuan yang
digunakan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan. Dalam praktiknya peralatan atau
teknologi bebatuan tersebut dapat berfungsi serba guna. Pada tahap paling awal alat
yang digunakan masih bersifat kebetulan dan seadanya serta bersifat trial error. Mula-
mula mereka hanya menggunakan benda benda dari alam terutama batu.
Teknologi bebatuan pada zaman ini berkembang dalam kurun waktu yang
begitu panjang. Oleh karena itu, para ahli kemudian membagi kebudayaan zaman batu
di era pra aksara ini menjadi beberapa zaman atau tahap perkembangan . kebudayaan
terbagi menjadi 3 yaitu, Paleolitikum, Mesolitikum, dan Neolitikum.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
yang akan dibahas adalah:
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi pada zaman pra aksara dan
kebudayaan antara pantai dan gua?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan sebagai berikut:
Untuk mengetahui perkembangan teknologi pada zaman pra aksara dan kebudayaan
antara pantai dan gua

1
BAB II
PEMBAHASAN

Perlu diketahui bahwa sekalipun belum mengenal tulisan manusia purba sudah
mengembangkan kebudayaan dan teknologi. Teknologi waktu itu bermula dari
teknologi bebatuan yang digunakan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan. Dalam
praktiknya paralatan atau teknologi bebatuan tersebut dapat berfungsi serba guna. Pada
tahap paling awal alat yang digunakan masih bersifat kebetulan dan seadanya serta
bersifat trial dan eror. Mula – mula mereka hanya menggunakan benda – benda dari
alam terutama batu. Teknologi bebatuan pada zaman ini berkembang dalam kurun
waktu yang begitu panjang. Oleh karena itu, pad ahli kemudian membagi kebudayaan
zaman batu di era pra-aksara ini menjadi beberapa zaman atau tahap perkembangan.
Dalam buku R. Soekmono, Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia I, dijelaskan bahwa
kebudayaan zaman batu ini dibagi menjadi tiga, yaitu, Paleotikum, Mesolitikum,
Neolitikum, dan Megalitikum serta zaman logam yaitu perunggu dan besi.

A. Antara Pantai dan Gua


Hasil kebudayaan zaman batu madya atau batu tengah yang dikenal zaman Mesolitikum
lebih maju dibandingkan hasil kebudayaan zaman Paleolitikum (zaman batu tua). Tetapi
hasil kebudayaan zaman Paleolitikum tidak serta merta punah tetapi mengalami
perkembangan dan penyempurnaan. Secara garis besar, kebudayaan Mesolitikum
terbagi menjadi dua kelompok besar yang dilingkungi tempat tinggal, yaitu pantai dan
gua.
a. Kebudayaan Kjokkenmoddinger

Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken
artinya dapur dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya
adalah sampah dapur. Dalam kenyataan Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau
tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah
membatu atau menjadi fosil.

2
Kjokkenmoddinger ditemukan disepanjang pantai timur Sumatera yakni antara Langsa
dan Medan. Dari bekas-bekas penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia purba
yang hidup pada zaman ini sudah menetap. Tahun 1925 Dr. P.V. Van Stein Callenfels
melakukan penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya banyak menemukan kapak
genggam yang ternyata berbeda dengan chopper (kapak genggam Palaeolithikum).
Kapak genggam itu dinamakan pebble atau kapak sumatra. Kapak pebble terbuat dari
batu kali yang pecah, sisi luarnya dibiarkan begitu saja dan sisi bagian dalam dikerjakan
sesuai dengan keperluannya. Ditemukan juga jenis batu pipisan (batu penggiling) untuk
untuk menggiling makanan juga dipergunakan untuk menghaluskan cat merah.

b. Kebudayaan Abris Sous Rosce

Kebudayaan Abris Sous Rosce merupakan hasil kebudayaan yang mengindikasikan


bahwa manusia purba pendukung kebudayaan ini tinggal di gua – gua. Kebudayaan ini
pertama kali dilakukan penelitian oleh Von Stein Callenals di Gua Lawa dekat
Sampung, Ponorogo (1928 – 1931). Hasil teknologi yang ditemukan misalnya ujung
panah, flake, batu penggilingan. Ditemukan juga alat – alat dari tulang dan tanduk rusa.
Kebudayaan Abris Sous Rosce banyak ditemukan di Besuki, Bojonegoro, di Sulawesi
Selatan seperti di Lamoncong.
Abris Sous Roche adalah goa-goa yang yang dijadikan tempat tinggal manusia purba
pada zaman Mesolithikum dan berfungsi sebagai tempat perlindungan dari cuaca dan
binatang buas.Di antara alat-alat kehidupan yang ditemukan ternyata yang paling
banyak adalah alat dari tulang sehingga oleh para arkeolog disebut sebagai Sampung
Bone Culture / kebudayaan tulang dari Sampung. Karena goa di Sampung tidak
ditemukan Pebble ataupun kapak pendek yang merupakan inti dari kebudayaan
Mesolithikum.Di goa tersebut didiami oleh suku Toala, merupakan kebudayaan
Mesolithikum yang berlangsung sekitar tahun 3000 sampai 1000 SM.

B. Antara Batu dan Tulang


Peralatan ini berkembang pada zaman Paleolitikum atau zaman batu tua yang
dimana pada zaman ini tekait dengan munculnya jenis manusia purba. Dikatakan zaman

3
batu tua karena hasil kebudayaan terbuat dari batu yang relatif masih senderhana dan
kasar. Kebudayaan zaman Paelolitikum secara umum terbagi menjadi Kebudayaan
Pacitan dan Kebudayaan Ngandong.
a. Kebudayaan Pacitan
Kebudayaan pacitan berkembang di daerah Pacitan, Jawa Timur. Seorang ahli,
von koeningswald dalam penelitiannya pada tahun 1935 telah menemukan beberapa
hasil teknologi. Alat batu itu masih kasar, dan bentuk ujungnya agak runcing yang
disebut dengan kapak gengam atau kapak perimbas, digunakan untuk menusuk binatang
atau menggali tanah saat mencari umbi-umbian.
Selain itu, ditemukan alat batu yang disebut dengan chopper sebagai alat penetak
dan alat alat serpih sebagai penusuk atau pisau.
Kapak perimbas tersebar di wilayah Sumatra Selatan, Kalimantan timur, Sulawesi
Selatan, Bali, Flores, dan Timor. Daerah Punung merupakan tempat terkaya dan
penemuan terpenting di Indonesia.

b. Kebudayaan Ngandong
Kebudayaan ini berkembang di daerah Ngandong dan Sidorejo, dekat Ngawi.Di daerah
ini banyak ditemukan alat-alat dari batu dan tulang.Alat- alat dari batu, seperti kalsedon
yang seringdisebut dengan flake untuk mengupas makanan. Alat alat dari tulang ini
berasal dari tulang binatang dan tanduk rusa yang diperkirakan digunakan sebagai
penusuk atau belati. Selain itu, ditemukan alat seperti tombak yang bergerigi yang
berfungsi untuk mengorek ubi dalam tanah dan menangkap ikan.
Sebaran artefak dan peralatan paleolitik cukup luas sejak dari daerah – daerah di
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara
Timur (NTT), dan Halmahera.

Berdasarkan penemuan yang ada dapat disimpulkan bahwa pendukung kebudayaan


Pacitan adalah Pithecanthropus erectus, dengan alasan sebagai berikut Alat-alat dari
Pacitan ditemukan pada lapisan yang sama dengan Pithecanthropus erectus, yaitu pada
pleistosen tengah (lapisan dab fauna Trinil).

4
1. Di Chou-Kou-Tien, Cina ditemukan sejumlah fosil sejenis Pithecanthropus erectus,
yaitu Sinanthropus pekinensis. Bersama-sama ini ditemukan juga alat-alat batu yang
serupa dengan alat-alat batu dari Pacitan.

Adapun pendukung kebudayaan Ngandong yaitu : Homo Soloensis dan Homo


wajakensis dengan alasan sebagai berikut :

1. Di Ngadirejo, Sambungmacan (Sragen) ditemukan kapak genggam bersama


tulang-tulang binatang dan atap tengkorak Homo soloensis.
2. Alat-alat dari Ngandong berasal dari lapisan yang sama dengan Homo
wajakensis, yaitu pleistosen atas.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Teknologi bermula dari teknologi bebatuan untuk memenuhi kebutuhan.
Kemudian, teknologi bebatuan berkembang dalam kurun waktu yang sangat panjang.
Oleh karena itu, para ahli kemudian membagi kebudayaan menjadi beberapa zaman
batu menjadi beberapa zaman. Kebudayaan zaman batu ini dibagi menjadi 3 yaitu,
Paleolitikum,Mesolitikum, dan Neolitikum. Kebudayaan zaman Paelolitikum secara
umum terbagi menjadi Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong.Hasil
kebudayaan zaman batu madya atau batu tengah atau zaman Mesolitikum lebih maju
dibandingkan hasil kebudayaan zaman Paleolitikum. Secara garis besar, kebudayaan
Mesolitikum terbagi menjadi dua kelompok besar yang dilingkungi tempat tinggal,
yaitu pantai dan gua.
Api merupakan faktor penting dalam kehidupan. Penemuan api merupakan
bentuk inovasi yang sangat penting. Penemuan api kira-kira terjadi pada 400.000 tahun
yang lalu. Penemuan api pada periode Homo erectus. Pada awalnya pembuatan api
dengan cara menggosokkan benda halus yang mudah terbakar dengan benda padat lain.
Sisa api yang tertua ditemukan di Chesowanja, Tanzania, dari sekitar 1,4 juta tahun lalu,
yaitu berupa tanah liat kemerahan bersama dengan sisa tulang binatang.
B. Saran
Sebaiknya, kita harus menjaga dan menyimpan peninggalan-peninggalan zaman
dahulu dengan baik agar anak cucu kita juga bisa mempelajari dan melihatnya. Selain
itu peninggalan zaman dahulu sangat bermanfaat untuk kemajuan sifat moral dan
teknologi zaman sekarang. Lalu, milikilah sifat manusia purba yang menemukan api
dengan proses trial and error yaitu walaupun mencoba sesuatu tanpa tahu petunjuk atau
cara kerjanya sehingga banyak mengalami kegagalan, mereka akan terus mencoba
walaupun gagal dan gagal lagi sampai mereka menemukan hasil yang mereka inginkan.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://farahafina.blogspot.co.id/2013/11/alat-alat-pada-zaman-logam.html
http://www.artikelsiana.com/2014/11/hasil-kebudayaan-zaman-perunggu-
peninggalan.html
http://www.gorontalofamily.org/temuan_arkeologi/beliung-batu-persegi.html
http://awakmana.blogspot.co.id/2013/09/masa-praaksara-di-indonesia.html
http://kaharuddinputra.blogspot.co.id/2013/10/perkembangan-teknologi.html
http://pendidikan4sejarah.blogspot.co.id/2011/11/pra-sejarah-mesolithikum-zaman-
batu.html
http://freszter-frets-ali.blogspot.co.id/2013/12/pola-hunian-mengenal-api-sistem.html

Anda mungkin juga menyukai