1
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
2
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
3
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
menemukan alat-alat serpih, mata panah bergerigi, dan alat-alat dari tulang.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Van Callenfes (1933-1934) dan Van
Heekeren (1937) yang menghasilkan kesimpulan bahwa kebudayaan Toala
termasuk dalam kebudayaan Mesolithikum (3000-1000 SM). Ciri khas yang
menjadi keistimewaan dari Kebudayaan Toala ialah flakes bergerigi, Ciri khas
kebudaayn Koala juga ditemukan di gua-gua Pulau Timor, Flores, dan Roti Nusa
Tenggara Timur. Alfred Buhler kemudian memberikan nama Flakes Culture
karena keunikan flakes yang ditemukan tersebut.
Menurut Fritz dan Paul Sarasin, manusia pendukung kebudayaan Koala
berasal dari keturunan orang-orang Wedda dari Srilanka dan termasuk ras
Weddoid. Sementara, ahli yang lainnya banyak yang berpendapat bahwa
pendukung kebudayaan Koala berasal dari ras Papua Melanesoid sama hal nya
dengan kebudayaan lain yang berkembang pada masa Batu Tengah.
4
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
5
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
6
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
2. Dolmen
Dolmen merupakan tempat sesaji dan pemujaan roh nenek moyang. Bentuknya
seperti meja batu yang berkakikan menhir yang terkadang juga ditambahkan
kuburan dibawahnya.
3. Sarchopagus
Sarchopagus merupakan keranda jenasah dengan bentuk seperti palung atau
lesung yang memiliki tutup.
4. Kubur Batu
Kubur Batu bentuknya menyerupai peti mayat dari batu dengan keempat sisinya
berdindingkan papan batu, begitu juga dengan alas dan bidang atasnya. Secara
sederhana, Kubur Batu merupakan peti yang papan-papannya lepas satu sama
lain.
5. Punden Berundak
Punden Berundak merupakan bangunan pemujaan yang tersusun bertingkat-
tingkat. Jika dilihat dari samping, tampak seperti tangga.
6. Arca-Arca
Arca dapat berwujud manusia dan binatang. Arca yang berwujud manusia ada
yang melambangkan nenek moyang sehingga Arca dapat dikatakan sebagai
salah satu benda pemujaan.
ZAMAN LOGAM
Peralihan dari zaman batu ke zaman logam terjadi secara bertahap dan sedikit demi
sedikit. Dengan demikian, meskipun sudah masuk ke zaman logam, namun masih ada
sebagian masyarakat pra-aksara yang menggunakan peralatan dari batu. Zaman logam
menandakan bahwa pada saat itu logam mulai dikenal dan digunakan oleh masyarakat pra-
aksara sebagai alat yang membantu keperluan hidupnya. Pengolahan logam memerlukan
kebiasaan baru dan teknik yang tinggi dalam pengolahannya.
Setelah logam dilebur, logam tersebut kemudian dicetak sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan. Terdapat dua teknik dalam pengolahan logam, yaitu,
1. Teknik Bivalve (Setangkap)
Teknik ini menggunakan dua cetakan yang dapat ditangkapkan atau dirapatkan.
Pada tahap awal, cetakan tersebut diberi lubang pada bagian atasnya untuk
dituangkan leburan logam. Setelah leburan logam dingin, maka cetakan dapat dibuka
dan jadilah alat sesuai dengan cetakan yang telah dibuat. Penggunaan teknik cetakan
ini dapat digunakan berulang kali.
7
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
8
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
Nekara yang ditemukan di Bali memiliki bentuk yang istimewa yaitu masih berbentuk
utuh, dengan ukuran tinggi 1.86 m dan garis tengah 1.60 cm. Oleh masyarakat Bali,
benda tersebut dipercaya sebagai bagian bulan yang jatuh dari langit dan dianggap
suci serta keramat.
Nekara dahulunya merupakan alat yang digunakan untuk upacara-upacara
sebagaiman tampak dari hiasan-hiasan pada dindingnya. Sementara itu, di Pulau Alor
ditemukan nekara yang ukurannya lebih kecil dan ramping daripada nekara pada
umumnya. Nekara semacam ini dinamakan sebagai moko atau mako.
Lukisan yang ada pada nekara menggambarkan system kepercayaan yang
dianut oleh masyarakat setempat maupun penghidupan dan kebudayaan yang
berkembang. Lukisan tersebut ada kalanya berupa burung, gajah, dan ornamen-
ornamen yang dihayati oleh alam sekitar. Lukisan pada nekara juga dapat
memberikan petunjuk persebaran kebudayaan perunggu. Perlu diketahui bahwa,
kebudayaan perunggu di Indonesia tidak berdiri sendiri, melainkan menjadi bagian
dari lingkungan kebudayaan yang lebih luas.
9
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
10
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
11
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
12
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
bahwa orang yang sudah meninggal masih tetap dapat berhubungan dengan orang
yang masih hidup. Oleh karenanya, mereka melakukan berbagai upaya guna
menghormati roh nenek moyang.
Inti dari kepercayaan masyarakat pra-aksara ialah pemujaan dan penghormatan
kepada roh nenek moyang. Kepercayaan ini terus berkembang dan salah satunya
menghasilkan kebudayaan batu besar (Megalithikum) yang digunakan sebagai sarana
pemujaan terhadap roh nenek moyang.
13
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
di bidang pertanian dengan menanam jenis tanaman seperti keladi, sukun, durian,
manggis, rambutan, duku maupun tanaman biji-bijian, jewawut dan padi gogo, serta
sayur-sayuran. Selain bertani, mereka juga bertenak dan membuat peralatan kerja
khususnya bagi daerah yang tanahnya tandus.
Sementara itu, untuk menunggu waktu panan, masyarakat pra-aksara membuat
berbagai kerajinan rumah seperti menganyam, membuat gerabah, mengasah alat-
alat pertanian. Kepandaian dalam hal kerajinan tersebut menjadi awal adanya
spesialisasi dalam pekerjaan utamanya pertukangan. Pada masa bercocok tanam
tingkat lanjut, masyarakat pra-aksara sudah mampu membuat perahu dari pohon
besar yang digunakan untuk menangkap ikan. Selain bertani, berternak, dan
membuat kerajinan, mereka juga mengenal teknim pembuatan garam. Diperkirakan
kegiatan perdagangan juga mulai terjadi dengan system barter yaitu system tukar
menukar barang guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Dalam bidang kepercayaan, mereka mempercayai adanya kekuatan roh nenek
moyang sehingga muncul kebudayaan Megalithikum sebagai sarana pemujaan
kepada roh nenek moyang. Hasil kebudayaan Megalithikum diantaranya adalah
Menhir, Dolmen, serta Punden Berundak. Sistem kepercayaan dan tradisi batu besar
mendorong berkembangnya kepercayaan animism dan dinamisme. Animisme ialah
suatu kepercayaan yang memuja roh nenek moyang. Sedangkan dinamisme adalah
kepercayaan yang meyakini bahwa benda-benda tertentuk memiliki kekuatan gaib
sehingga benda tersebut sangat dihormati dan dikeramatkan.
Masa bercocok tanam tingkat lanjut dan kehidupan sedenter diperkirakan
berlangsung sejak zaman Mesolithikum Akhir dan berlanjut pada masa Neolithikum
saat Kala Holosen. Manusia pendukung pada masa ini ialah manusia modern Homo
Sapiens dari kelompok Proto Melayu yang membawa kebudayaan Kapak Persegi dan
Kapak Lonjong.
14
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
secara bertahap, beriringan dengan penggunaan alat dari batu seperti beliung dan
kapak batu. Alat dari batu mulai ditinggalkan setelah pembuatan alat dari logam mulai
dikenal secara luas oleh masyarakat pra-aksara.
Pada masa perundagian, muncul kepandaian melebur dan menuang logam
dalam cetakan. Teknik ini merupakan teknik tingkat tinggi yang belum dikenal pada
masa sebelumnya. Logam tersebut harus dipanaskan hingga mencapai titik leburnya
untuk kemudian dicetak menjadi perkakas sesuai dengan kebutuhan. Dalam
pembuatan perlatan dari logam dikenal adanya dua macam Teknik yaitu bivalve
(cetakan setangkap) dan a cire perdue (cetakan lilin). Kepandaian membuat alat dari
logam berasal dari orang-orang daratan Asia pendukung kebudayaan Dongson di
Vietnam. Salah satunya ialah berasal dari suku Deutero Melayu yang masuk ke
Indonesia sekitar 500 SM. Di kepulauan Indonesia, bahan dasar yang digunakan untuk
membuat logam (timah putih dan tembagai, serta besi) didatangkan secara khusus
dari daratan Asia. Hal ini mengindikasikan adanya hubungan dagang yang terjadi pada
masa tersebut.
Hubungan dagang yang terjadi menjadi peluang terjadinya hubungan budaya
antar wilayah. Benda-benda peninggalan logam di Indonesia memperlihatkan adanya
pengaruh unsur dari daratan Asia, khususnya kebudayaan Dongson. Hasil kebudayaan
Dongson diantaranya adalah nekara perunggu, kapak perunggu, bejana perunggu,
arca-arca perunggu, perhiasan perunggu, serta alat-alat dari besi seperti mata kapak,
mata pisau, mata tombak, dan mata pedang.
15
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
apabila bertemua atau melewati tempat yang dianggap angker seperti kuburan kuno,
pohon beringin besar, maka harus berhati-hati.
----------&----------
16
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
17
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
Gambar 4. Pahat Genggam Gambar 5. Flakes Gambar 6. Belati sebagai salah satu alat
yang terbuat dari tulang
18
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
19
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
20
SEJARAH INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA
21