Mesolithikum
Zaman Batu Madya
Mesolithikum
Zaman Batu Madya
Mesolithikum
Zaman Batu Madya
Mesolithikum
Zaman Batu Madya (Mesolithikum)
Zaman Batu Madya sudah berada
pada Kala Holosen.
Perkembangan kebudayaan pada
zaman ini berlangsung lebih cepat
dari pada zaman batu tua, sebab :
• Keadaan alam sudah tidak seliar
dan selabil zaman batu tua.
• Pendukung zaman ini adalah
manusia yang cerdas (Homo
Sapiens)
Hasil Kebudayaan Zaman Batu Madya
• Alat-alat batu dari zaman batu tua, seperti
Kapak Genggam, pada zaman batu madya
masih terus digunakan dan mendapat
pengaruh dari Asia Daratan, sehingga
memunculkan corak tersendiri.
• Alat-alat tulang dan flake dari zaman batu
tua, memegang peranan penting pada
zaman batu madya.
• Manusia pada zaman ini juga telah mampu
membuat gerabah, yaitu benda pecah
belah yang dibuat dari tanah liat yang
dibakar.
Gerabah
Gerabah
Hasil Kebudayaan Zaman Batu Madya
Bersama-sama Kjokkenmoddinger
ini, Van Stein Callenfels pada
tahun 1925, juga menemukan :
1. peble (kapak genggam
Sumatera)
2. hache courte (kapak pendek)
3. batu-batu penggiling
4. alu dan lesung batu
5. pisau batu
6. Fosil Papua-Melanesoide
Penyebaran Pebble dan Flake
• Kebudayaan Kapak
Sumatera (peble) dan Kapak
Pendek di Indonesia berasal
dari kebudayaan Bacson –
Hoabinh di daerah teluk
Tonkin, Indo Cina.
• Kebudayaan Pebble
menyebar ke Indonesia
melalui JALAN BARAT yaitu
melalui Malaka dan
Sumatera.
• Kebudayaan Flake datang
dari Asia Daratan melalui
JALAN TIMUR yaitu melalui
Jepang, Formosa (Taiwan)
dan Filipina.
Kebudayaan Zaman Batu Madya
Abri-Sous-
Bone Culture
Roche
Abri-Sous-
Mesolithikum Flake Culture
Roche
Pebble Kjokken-
Culture Modinger
Manusia Pendukung
- Berburu dan
mengumpulkan makanan
- Kapak genggam Sumatera tingkat lanjut
(pebble Culture) Mulai bercocok tanam Papua Melanesoid, nenek
- Alat-alat tulang dan tanduk - secara sederhana moyang dari suku:
(Bone Culture) -Papua
Alat-alat serpih (flakes) - Sebagian masih nomaden,
- sebagian sudah mulai -Sakai (Siak)
- Kapak pendek (Hache menetap bertempat -Semang (Malaysia)
courte) tinggal di gua-gua -Atca (Filipina)
- Gerabah -Aborigin (Australia)
Lukisan dinding gua - Sebagian hidup di pesisir
- menangkap ikan dan
kerang
GERABAH
GERABAH
GERABAH
GERABAH
GERABAH
GERABAH
Pipisan
• Pipisan adalah batu-batu Penggiling beserta landasannya. Pipisan ini digunakan tidak hanya
untuk menggiling makanan, tetapi juga untuk menghaluskan cat merah seperti yang terlihat
dari bekas-bekasnya. Aktivitas ini di perkirakan berkaitan dengan upacara ritual dan
kepercayaan. Alat ini ditemukan di kjokkenmoddinger di sepanjang Sumatera Timur laut, di
antara Langsa (Aceh) dan Medan (Sumatera Utara) dari zaman Batu Madya
SEKIAN
TERIMAKASIH
Hermawan, Penulis Buku Paket
Sejarah SMA, Penerbit Yudhistira,
Bogor - Jakarta