Anda di halaman 1dari 8

Pembabakan sejarah berdasarkan Arkeologi

a. Masa Paleolithikum (Zaman batu tua)


Ciri-ciri:
 Kehidupan Nomaden atau berpindah-pindah
 Kehidupan food gathering atau zaman berburu dan mengumpulkan makanan
(berburu dan meramu)
 Peninggalan atau ciri kebudayaan:
- Kebudayaan Pacitan, peninggalan berupa kapak genggam (chopper).
Manusia pendukung Pithecanthropus Erectus.
- Kebudayaan Ngandong, peninggalan berupa flakes, alat dari bahan serpih,
dan alat dari tulang.
- Manusia pendukung Homo Wajakensis dan Homo Soloensis.
b. Masa Mesolithikum (batu tengah)
 Kehidupan food gathering atau nomaden tingkat lanjut
 Peninggalan:
- Kjokkenmoddinger atau sampah dapur dari tumpukan kerang yang
membatu
- Abris Sous Roche adalah gua tempat tinggal manusia pra sejarah
- Peralatan yang ditemukan, pebble (kapak sumatra), hache courte
(kapak pendek), batu-batu penggilingan, peralatan dari tulang, flakes,
dan alat-alat dari tulang
- Manusia pendukungnya adalah bangsa Papua melanesoid yang
merupakan nenek moyang dari bangsa Papua, Semang, Aeta, Sakai,
dan Aborigin
- Berdasarkan peninggalannya zaman ini sezaman dengan zaman
Bascon Hoabinh dari Vietnam
- Ditemukan gua leang-leang di Sulawesi Selatan.
c. Neolithikum (Batu muda)
 Adanya perubahan dari food ghatering ke food producing
 Adanya perubahan dari nomaden ke sedenter
 Manusia pendukung adalah proto melayu (dayak, nias, toraja, sasak, batak,
suku anak dalam (jambi))
 Ciri hasil kebudayaan
- Kapak persegi, daerah persebaran kapak ini di Indonesia bagian Barat
- Kapak lonjong, daerah persebaran kapak ini di Indonesia bagian Timur
d. Megalithikum
 Benda-benda terbuat dari batu-batu besar
 Sudah mengenal sistem kepercayaan yang kompleks
 Bangunannya untuk perwujudan kehidupan spritiual
 Sudah mengenal gotong royong
 Benda-benda peninggalan tersebar di Nias, Sumatera Selatan, Kalimantan,
Sulawesi Tenggara, Sumba, dan Flores
 Peninggalan:
- Untuk pemujaan, menhir (tugu batu), punden berundak, dan arca
megalithik
- Untuk meletakkan sesaji, dolmen (meja batu)
- Untuk menguburkan mayat, peti kubur batu, sarkofagus, dan waruga
(minahasa)
e. Perundagian (Logam)
 Sudah mengenal pembagian kerja
 Benda-benda terbuat dari logam
 Mengenal teknik pembuatan logam, antara lain acire perdua (lilin hilang) dan
bivalve (setangkap)
 Benda peninggalan setipe dengan kebudayaan dongson
 Peninggalan zaman perunggu antar lain:
- Nekara berfungsi untuk genderang perang, memanggil hujan, dan
memanggil roh nenek moyang.
- Moko disebut juga nekara mini terbuat dari perunggu, digunakan untuk
alat upacara atau mas kawin
- Kapak corong disebut juga kapak sepatu karena modelnya. Bentuknya
mirip dengan kapak batu dengan tangkai kayu dan dilengkapi dengan
hiasan.
- Bejana perunggu ditemukan ditepi danau Kerinci Sumatera dan
Madura
- Perhiasan perunggu berbentuk seperti kalung dan cincin yang diyakini
memiliki fungsi sebagai alat tukar
- Arca perunggu berkembang pada zaman logam dengan fungsi sebagai
alat untuk kalung
- Manik-manik berasal dari zaman perunggu ditemukan dalam jumlah
besar sebagai bekal kubur, sehingga memberikan corak istimewa pada
zaman perunggu.
 Peninggalan zaman besi
Zaman besi adalah zaman ketika orang sudah dapat melebur bijih besi untuk
dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Sehingga membutuhkan suhu yang
panas untuk melebur bijih besi, maka alat-alat yang dihasilkanpun lebih
sempurna. Benda-benda peninggalan zaman besi tidak begitu banyak karena
alat-alat tersebut telah berkarat dan hancur. Adapun alat-alat dari tradisi besi
yang banyak ditemukan antara lain:
- Mata panah - Cangkul
- Mata pisau - Tongkat
- Mata sabit - Gelang besi
- Mata pedang
Daerah ditemukannya alat-alat ini adalah Bogor, Wonosari, Ponorogo, dan
Besuki. Zaman besi juga sebagai penanda zaman terakhir dari zaman pra
aksara.
Asal-usul Bangsa Indonesia
Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia menurut para ahli berasal dari rumpun
Austronesia yang berasal dari Yunan (China Selatan) yang dikenal sebagai bangsa Melayu.
Persebaran nenek moyang diperkirakan terjadi dalam dua gelombang. Gelombang pertama
yaitu Melayu tua (proto melayu) sekitar 2000SM dan gelombang kedua yaitu Melayu muda
(deutro melayu) sekitar 500SM. Berbagai hasil sejarah mengajukan beberapa kemungkinan
mengenai latar belakang masuknya bangsa-bangsa ke wilayah Nusantara, antara lain:
- Kekurangan bahan makanan
- Kerusakan lingkungan di daerah asal
- Terdesak oleh pendatang baru
- Peperangan
- Bencana alam, dll.
1. Bangsa Melanesia
 Berasal dari Yunan Selatan
 Perpindahan sekitar 2500-2000SM
 Jalur perpindahan
Melalui pulau Formosa, Filiphina, Malaysia, Indonesia, bahkan sampai ke
pulau Madagaskar, dan pulau Pasifik, dikenal sebagai bangsa yang handal
sebagai pelaut
 Corak kehidupan adalah bercocok tanam dengan cara berladang
 Membawa budaya mesolithikum atau zaman batu tengah
 Peneliti :
Prof. Dr. H. Kern
Von Heine Geldern
Hornell
2. Banga Proto Melayu
 Perpindahan sekitar 2000-500SM pada zaman neolithikum (zaman batu muda)
 Corak kehidupan sudah menetap, beternak, bercocok tanam dengan cara
mengolah tanah secara sederhana
 Alat yang dipakai adalah kapak persegi dan kapak lonjong dengan persebaran
kapak persegi di Indonesia bagian barat, dan kapak lonjong di Indonesia
bagian timur.
 Arah persebaran dari dataran Asia Tenggara berpencar mendiami Sumatera,
Jawa, Kalimantan Barat, Sulawesi, hingga ke Nusa tenggara.
3. Bangsa Deutro Melayu
 Perpindahan sekitar 500-150SM
 Bangsa ini merupakan bangsa pendukung kebudayaan dongsong yang berasal
dari Vietnam sebelah utara
 Peninggalannya berupa:
- Nekara, ditemukan di pulau Bali, Sumatera, Selayar, dll
- Moko, ditemukan di pulau Nusa Tenggara (pulau Alor)
- Candrasa dan alat perunggu lainnya
 Bangsa ini juga sudah mengenal alat-alat berbahan besi. Nenek moyang
bangsa deutro melayu sudah mengenal tanaman padi dan teknik bersawah.
Bangsa deutro melayu diperkirakan menjadi nenek moyang bagi sebagian
besar penduduk Indonesia pada masa sekarang, diantaranya suku bangsa Jawa,
Sunda, Minang, Bugis, Bali, dll.

A. Kehidupan Berburu dan Memproduksi Makanan (Food Gathering)


Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat awal, kehidupan manusia
pada saat itu sangat sulit karena keadaan alam masih belum stabil. kesulitan itulah yang
mengakibatkan manusia harus hidup secara nomaden dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Pada masa ini, kehidupan manusia sangat sulit karena keterbatasan pengetahuan
dan bergantung kepada alam sepenuhnya.
Keadaan Lingkungan
Kepulauan Indonesia terletak diantara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua
Australia. Adanya pengaruh iklim, persebaran hewan, manusia, dan kebudayaan, terjadi
karena faktor alam yaitu masih menyatunya daratan Indonesia dengan Asia dan Australia.

B. Kehidupan Berburu Tingkat Lanjut


1. Kehidupan Sosial
Manusia purba pertama yakni Meganthropus Paleojavanicus hingga Homo. Manusia
Purba hidup secara nomaden (berpindah-pindah) dan sangat bergantung pada alam. Pada
masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, manusia purba hidup secara
semi nomaden. Mereka hidup di gua selama beberapa saat hingga makanan disekitar gua
tersebut telah habis.
2. Keadaan Lingkungan
Terputusnya kepulauan Indonesia dengan daratan Asia dan Australia pada akhir masa
glasial, mengakibatan pergerakaan hewan dan manusia purba pada saat itu menjadi
terganggu dan memaksa mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut.
3. Keberadaan Manusia
Terdapat dua ras yang mendiami Indonesia pada awal kala Holosin, yaitu ras
Austromelanesoid dan Mongoloid.
4. Masyarakat
Mereka membuat lukisan di dinding gua yang menggambarkan kegiatannya. Corak
kehidupan:
a. Bertempat tinggal di gua (semi nomaden)
b. Sudah mengenal api
c. Sudah mengenal bercocok tanam sederhana.

C. Masa Berburu dan Meramu Tingkat Lanjut


1. Kehidupan Bercocok Tanam
Pada masa ini, kehidupan manusia purba sudah mulai sedenter atau menetap dan
hidup secara berkelompok. Mereka sudah mulai mengenal gotong royong dan sistem
kepercayaan.
2. Kehidupan Masyarakat
Manusia purba pada saat ini sudah mulai meninggalkan cara hidup mereka berburu
dan mengumpulkan makanan. Mereka mulai hidup menetap pada suatu tempat dengan
bercocok tanam dan memelihara hewan ternak.
3. Kepercayaan
Pada masa ini, manusia melakukan pemujaan terhadap roh leluhur maupun kekuatan
ghoib karena mereka percaya keamanan, kesejahteraan, dan ketentraman hidup dapat
diraih dengan berdoa. kebiasaan seperti ini lazim disebut dengan animisme dan
dinamisme.
4. Corak Kehidupan
a. Mampu mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam
b. Mampu menghasilkan makanan
c. Hidup menetap
d. Mengenal sistem gotong royong.

5. Sistem Kepercayaan
Seiring dengan berkembangnya kemampuan berpikir, manusia purba mulai mengenal
kepercayaan terhadap kekuatan lain diluar dirinya yang disebut dengan sistem
kepercayaan manusia purba zaman pra aksara.
a. Animisme
Kepercayaan terhadap roh yang mendiami suatu benda. Manusia purba percaya
bahwa roh nenek moyang masih berpengaruh terhadap kehidupan mereka.
b. Dinamisme
Segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia.
c. Totenisme
Manusia memiliki kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan dipuja
karena memiliki kekuatan supranatural. Hewan yang dianggap suci antara lain sapi, ular,
dan harimau. Adanya anggapan bahwa binatang juga mempunyai roh, disebabkan karena
diantara binatang tersebut ada yang lebih kuat seperti gajah, harimau.
Contoh peninggalan masa pra aksara
1. Menhir
Bangunan berupa tiang atau tugu batu sebagai tanda peringatan dan lambang arwah
roh nenek moyang.
2. Dolmen
Meja batu untuk meletakkan sesajen
3. Sarkofagus
Batu besar yang dipahat berbentuk seperti mangkok terdiri dari dua sisi yang
dijadikan satu dengan fungs sebagai peti jenazah.

A. Masa Berburu Mengumpulkan Makanan (food gathering) Tingkat


Sederhana
1. Masa Paleolithikum
Mengumpulkan makanan dan berburu
Alat berasal dari batu, kayu, dan tulang. (kapak perimbas untuk menguliti binatang)
Nomaden (Bergantung pada alam, tinggal di tepi pantai dan banyak binatang)
Manusia pendukung Pithecanthropus
B. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut
2. Masa Mesolithikum
Alat berasal dari tulang dan kapak genggam (memasuki tradisi serpih biah)
Nomaden secara berkelompok (Pithecanthropus)
Tinggal di gua
C. Masa Bercocok Taman Masa Perundagian
3. Masa Neolithikum
Membentuk perkampungan kecil
Manusia berjenis Homo soloensis dan wajakensis
Sudah mengenal berladang tetapi tidak menetap
Alat-alat berasal dari batu yang sudah dihaluskan dan
sudah mengenal gerabah seperti kapak lonjong untuk mencangkul
Beliung persegi untuk mencangkul dan menebang kayu
Mengenal sistem kepercayaan
4. Masa Perundagian
Penyempurnaan pertanian dan peternakan dari masa bercocok tanam (Food
Producing)
Membuat perkampungan yang lebih besar dan menetap (sedenter)
Manusia berjens Homo Sapiens
Alat terbuat dari logam seperti moko
Bergotong royong dan memiliki rasa solidaritas
Masa Akhir Pra Aksara
Indonesia mengakhiri masa pra aksara pada awal abad ke 5 masehi. Para pedagang
India datang dan membawa kebudayaan dari India berupa seni arsitektur bangunan, sistem
pemerintahan, seni sastra, dan tulisan. Tulisan tertua di Indonesia terdapat pada prasasti
Yupa, di Kutai Kalimantan Timur. Tulisan tersebut menggunakan huruf Pallawa.

Zaman Pra Aksara di Indonesia


1. Paleolithikum (zaman batu tua)
- Peninggalan kebudayaan pada masa ini berasal dari batu yang masih kasar atau belum
dihaluskan dibagi dua:
Kebudayaan Pacitan
Kebudayaan Ngandong
2. Mesolithikum (batu tengah)
- Zaman pada masa holosen setelah zaman es berakhir.
- manusia pendukung Homo Sapiens (fosil banyak ditemukan di Sumatra, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, dan Flores)
- Hidup di gua tepi pantai atau sungai
- Kjokkenmoddinger
- Alat berupa pebble
3. Neolithikum(batu muda)
- Menetap dan menghasilkan makanan (meninggalkan budaya berburu)
- Membuat alat dari Gerabah, Periuk, membuat rumah
- Mengatur masyarakat
- Alat hasil kebudayaan kapak persegi dan kapak lonjong.
4. Megalithikum (batu besar)
- Alat hasil kebudayaan berupa batu besar seperti:
Menhir, Dolmen, Waruga, kubur batu, punden berundak, dan arca
- Sudah mengenal sistem kepercayaan.

Manusia Purba Indonesia


A. Meganthropus Paleojavanicus
Manusia purba besar dan tertua di Jawa
Berciri tubuh kekar
Ditemukan oleh: Dr. G.H.R. Von Koenigswald (1936-1941)
B. Pithecanthroupus Erectus
Manusia purba yang berjalan tegak
Berciri badan tegak
Memiliki tinggi badan antara 165-180cm
Ditemukan oleh: Eugene Dubois (1891)
C. Homo
Manusia purba yang memiliki kepintaran melebihi jenis manusia purba lain.
1. Homo Soloensis (1931-1934)
Ditemukan oleh Dirk Ter Haar & Ir. Oppenort
Berjalan tegak & tinggi 180cm
Tengkorak lebih besar dari Pithecanthropus Erectus
2. Homo Wajakensis (1889)
Ditemukan oleh Van Reitschoten
Berjalan teak & tinggi antara 130-210cm
Tengkorak lebih bulat
Muka tidak telalu menjorok kedepan
Mampu membuat peralatan dari batu, tulang, dan kayu.
3. Homo Sapiens (manusia cerdas)
Generasi terakhir dari manusia purba
Hidup pada zaman holosen (+- 4000 tahun lalu)
Ciri fisik hampir sama dengan manusia modern saat ini.

Anda mungkin juga menyukai