Anda di halaman 1dari 25

BAB I PENDAHULUAN

Zaman pra-aksara adalah masa dimana tidak ditemukannya tulisan. Berdasarkan corak
kehidupan masyarakat pra-akasara. Berdasarkan corak kehidupan, masa pra-aksara dibagi
menjadi masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam dan
beternak, serta masa perundagian atau masa kemahiran teknik.
a. Standart Kompetensi
Memahami corak kehidupan pada zaman pra aksara

b. Kompetensi Dasar
 Mejelaskan pengerian zaman pra aksara
 Menjelasakan pengertian zaman paleolitikum, mesolitikum, megalitikum dan
neolitikum
 Menjelaskan ciri ciri zaman paleolitikum, mesolitikum, megalitikum dan neolitikum
 Menjelaskan kebudayaan dan peninggalan pada zaman paleolitikum, mesolitikum,
megalitikum dan neolitikum
c. Deskripsi Modul
Modul ini merupakan modul pembelajaran mata pelajaran sejarah untuk SMA
kelas X yang bila digunakan dengan tepat akan mempermudah dalam proses
pembelajarannya. Di dalam modul ini terdapat kegiatan pembelajaran dengan
tema corak kehidupan manusia zaman pra aksara yang pada masing-masing
halannyan membahas tentang materi yang berbeda.

d. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Sebelum pembelajaran
- Sebelum masuk ke materi, akan disajikan pendahuluan terlebih dahulu .
- Silabus yang terdiri dari kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu yang disajikan pada
awal bab, sebagai pedoman bagi pangguna modul untuk mencapai arah dan tujuan
pembelajaran.
2. Selama pembelajaran

 Pendalaman materi pada modul


 Mempelajari, mencatat, dan bertanya mengenai materi.
 Pengawasan kegiatan belajar dan menjawab pertanyaan.
 Latihan soal (evaluasi) yang diajukan pada akhir pembahasan
 Mengevaluasi jawaban pada lembar jawaban dengan kunci jawaban

3. Setelah pembelajaran
Menerima keputusan guru untuk meneruskan belajar pada materi selanjutnya atau tetap
pada materi yang sama.

e. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan kepada para pengguna modul untuk dapat
mengetahui bagaimana kehidupan pada zaman pra aksara dan menarik kesimpulan sendiri
serta mengambil nilai nilai yang di dapat untuk menambah pengetahuan tersendiri
maupun orang lain.

1
BAB II
ZAMAN PRA AKSARA
PALEOLITIKUM,MESOLITIKUM,MEGALITIKUM
NEOLITIKUM DAN PERUNDAGIAN

Zaman praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal


tulisan. Praaksara berasal dari dua kata, yaitu pra yang artinya sebelum
dan aksara yang berarti tulisan. Praaksara disebut juga
nirleka, nir berarti tanpa dan leka berarti tulisan. Batas antara zaman
Praaksara dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini
menimbulkan suatu pengertian bahwa Praaksara adalah zaman sebelum
ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya
tulisan.

2
ZAMAN PALEOLITIKUM

Zaman batu adalah suatu periode ketika peralatan manusia secara dominan terbuat
dari batu walaupun ada pula alat-alat penunjang hidup manusia yang terbuat dari
kayu ataupun bambu. Namun alat-alat yang terbuat dari kayu atau tulang tersebut
tidak meninggalkan bekas sama sekali. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan
tersebut tidak tahan lama. Dalam zaman ini alat-alat yang dihasilkan masih sangat
kasar (sederhana) karena hanya sekadar memenuhi kebutuhan hidup saja. Zaman
batu tua diperkirakan berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang lalu, yaitu selama
masa pleistosen (diluvium). Pada zaman paleolithikum ini, alat-alat yang mereka
hasilkan masih sangat kasar.

Paleolitikum atau zaman batu tua disebut demikian sebab alat-alat batu buatan
manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat
dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu
makanan tingkat sederhana. Manusia pendukung zaman ini adalah Pithecantropus
Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus Paleojavanicus dan Homo Soloensis.
Fosil-fosil ini ditemukan di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo. Mereka
memiliki kebudayaan Pacitan dan Ngandong. Kebudayaan Pacitan pada tahun 1935,
Von Koenigswald menemukan alat-alat batu dan kapak genggam di daerah Pacitan.
Cara kerjanya digenggam dengan tangan. Kapak ini dikerjaan dengan cara masih
sangat kasar. Para ahli menyebut alat pada zaman Paleolithikum dengan nama
chopper. Alat ini ditemukan di Lapisan Trinil. Selain di Pacitan, alat-alat dari zaman

3
Paleplithikum ini temukan di daerah Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi
(Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Selatan).

A. CIRI-CIRI ZAMAN PALEOLITHIKUM


1. Jenis Manusia
Berdasarkan penemuan fosil manusia purba, jenis manusia purba hidup pada zaman
Paleolitikum adalah Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus
paleojavanicus, dan Homo Soliensis. Fosil ini ditemukan di aliran sungai Bengawan
Solo.

2. Kebudayaan
Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum
tersebut dapat dikelompokan menjadi kebudayaan pacitan dan kebudayaan
ngandong.

a. Kebudayaan Pacitan
Pada tahun 1935, von Koenigswald menemukan alat batu dan kapak genggam di
daerah Pacitan. Kapak genggam itu berbentuk kapak tetapi tidak bertangkai. Kapak
ini masih dikerjakan dengan sangat kasar dan belum dihaluskan. Para ahli
menyebutkan bahwa kapak itu adalah kapak penetak. Selain di Pacitan alat-alat
banyak ditemukan di Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat),
dan Lahat (Sumatera Utara)

b. Kebudayaan Ngandong
Para ahli berhasil menemukan alat-alat dari tulang, flakes, alat penusuk dari tanduk
rusa dan ujung tombak bergigi di daerah Ngandong dan Sidoarjo. Selain itu di dekat
Sangiran ditemukan alat sangat kecil dari betuan yang amat indah. Alat ini
dinamakan Serbih Pilah, dan banyak ditemukan di Cabbenge (Sulawesi Selatan)
yang terbuat dari batu-batu indah seperti kalsedon. Kebudayaan Ngandong juga
didukung oleh penemuan lukisan pada dinding goa seperti lukisan tapak tangan
berwarna merah dan babi hutan ditemukan di Goa Leang Pattae (Sulawesi Selatan)

Zaman Paleolithikum ditandai dengan kebudayan manusia yang masih sangat


sederhana. Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman Paleolithikum, yakni:

4
1. Hidup berpindah-pindah (Nomaden)
2. Berburu (Food Gathering)
3. Menangkap ikan

B. ALAT-ALAT ZAMAN PALEOLITHIKUM


Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan.
Contoh alat-alat tersebut adalah:

1. Kapak Genggam

Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut
"chopper" (alat penetak/pemotong)
Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi
tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengancara menggenggam.
Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu
sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat
menggenggam. Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti
binatang.

2. Kapak Perimbas

Kapak perimbas berpungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai
senjata. Manusia kebudayan Pacitan adalah jenis Pithecanthropus. Alat ini juga
ditemukan di Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), lahat, (Sumatra
selatan), dan Goa Choukoutieen (Beijing). Alat ini paling banyak ditemukan di
daerah Pacitan, Jawa Tengah sehingga oleh Ralp Von Koenigswald disebut
kebudayan pacitan

3. Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa

Salah satu alat peninggalan zaman paleolithikum yaitu alat dari tulang binatang.
Alat-alat dari tulang ini termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kebanyakan alat dari

tulang ini berupa alat penusuk (belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari alat
ini adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini juga
biasa digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan

4. Flakes

5
Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan
untuk mengupas makanan. Flakes termasuk hasil kebudayaan Ngandong sama
seperti alat-alat dari tulang binatang. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk
berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.

6
ZAMAN MESOLITIKUM

A. PENGERTIAN
Mesolitikum atau Zaman Batu Madya adalah suatu periode dalam perkembangan
teknologi manusia, antara Paleolitik atau Zaman Batu Tua dan Neolitik atau Zaman
Batu Muda.

B. CIRI CIRI ZAMAN MESOLITIKUM

1. Hidup Nomaden
2. Food Gathering
3. Menggunakan alat" Kjokkenmodinger

C. HASIL KEBUDAYAAN MESOLITIKUM


1. Kebudayaan Pebble (Pebble Culture)

a. Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur)

Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken
artinya dapur dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya
adalah sampah dapur. Dalam kenyataan Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau
tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah
membatu atau menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan disepanjang pantai
timur Sumatera yakni antara Langsa dan Medan. Dari bekas-bekas penemuan
tersebut menunjukkan bahwa manusia purba yang hidup pada zaman ini sudah
menetap. Tahun 1925 Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit

7
kerang tersebut dan hasilnya banyak menemukan kapak genggam yang ternyata
berbeda dengan chopper (kapak genggam Palaeolithikum).

b. Pebble (kapak genggam Sumatera = Sumateralith)

Tahun 1925, Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang
tersebut dan hasilnya menemukan kapak genggam. Kapak genggam yang ditemukan
di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble/kapak genggam Sumatra
(Sumatralith) sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu dipulau Sumatra. Bahan-
bahan untuk membuat kapak tersebut berasal batu kali yang dipecah-pecah.

c. Hachecourt (kapak pendek)


Selain pebble yang diketemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan sejenis kapak
tetapi bentuknya pendek (setengah lingkaran) yang disebut dengan
hachecourt/kapak pendek.

d. Pipisan

Batu pipisan selain dipergunakan untuk menggiling makanan juga dipergunakan


untuk menghaluskan cat merah. Bahan cat merah berasal dari tanah merah. Cat
merah diperkirakan digunakan untuk keperluan religius dan untuk ilmu sihi

8
ZAMAN MEGALITIKUM

1.PENGERTIAN MEGALITIKUM

Megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yangberarti batu.
Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar,karena pada zaman ini
manusia sudah dapat membuat dan meningkatkankebudayaan yang terbuat dan
batu-batu besar. kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolitikum sampai
zamanPerunggu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan.
Walaupunkepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu
kepercayaanterhadap roh nenek moyang, Kepercayaan ini muncul karena
pengetahuanmanusia sudah mulai meningkat.

2.KEBUDAYAAN MEGALITIKUM
Peninggalan kebudayaan megalithikum ternyata masih dapat Anda lihat sampai
sekarang, karena pada beberapa suku-suku bangsa di Indonesia masih
memanfaatkan kebudayaan megalithikum tersebut. Contohnya seperti suku Nias.

9
Adapun beberapa hasil-hasil kebudayaan pada zaman megalitikum adalah sebagai
berikut:
Punden berundak : terbuat dari batu untuk meletakan sesaji
dolmen : meja batu yang digunakan untuk meletakan sesaji
waruga : kubur batu yang berbentuk kubus
kubur batu : tempat menyimpan mayat
Sarkofagus : kubur batu yang berbentuk lesung

1. Menhir

Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara
menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal
dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu
seperti punden berundak-undak. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia
adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk
mengetahui bentuk-bentuk menhir,

Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada
satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap
roh nenek moyang. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah
Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui
bentuk-bentuk menhir, maka simaklah gambar-gambar berikut ini.

Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada
satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap
roh nenek moyang. Selain menhir terdapat bangunan yang lain bentuknya, tetapi
fungsinya sama yaitu sebagai punden berundak-undak

2. Punden Berundak-undak
Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat dan
fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah
meninggal.
Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat
penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di
Jawa Timur.

3.Dolmen
Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-

10
sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan
mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki
mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu.
Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut
dengan kuburan batu. Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan / Jawa
Barat, Bondowoso / Jawa Timur, Merawan, Jember / Jatim, Pasemah / Sumatera,
dan NTT

7.Waruga
Waruga adalah peti kubur peninggalan budaya Minahasa pada zaman megalitikum.
Didalam peti pubur batu ini akan ditemukan berbagai macam jenis benda antara lain
berupa tulang- tulang manusia, gigi manuisa, periuk tanah liat, benda- benda logam,
pedang, tombak, manik- manik, gelang perunggu, piring dan lain- lain. Dari jumlah
gigi yang pernah ditemukan didalam waruga, diduga peti kubur ini adalah
merupakan wadah kubur untuk beberapa individu juga atau waruga bisa juga
dijadikan kubur keluarga (common tombs) atau kubur komunal. Benda- benda
periuk, perunggu, piring, manik- manik serta benda lain sengaja disertakan sebagai
bekal kubur bagi orang yang akan meninggal.

5. Peti kubur
Peti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Kubur batu dibuat
dari lempengan/papan batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat yang
dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya juga berasal dari papan batu.

Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat),
Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur). Di dalam kubur batu tersebut juga
ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alat-alat perunggu dan besi serta
manik-manik. Dari penjelasan tentang peti kubur, tentu Anda dapat mengetahui
persamaan antara peti kubur dengan sarkofagus, dimana keduanya merupakan
tempat menyimpan mayat yang disertai bekal kuburnya

11
ZAMAN NEOLITIKUM

A. PENGERTIAN NEOLITIKUM

Ada dikatakan bahwa neolithikum itu adalah suatu revolusi yang sangat besar dalam
peradaban manusia. Perubahan besar ini ditandai dengan berubahnya peradaban
penghidupan food-gathering menjadi foodproducing. Pada saat orang sudah
mengenal bercocok tanam dan berternak. Pertanian yang mereka selenggarakan
mula-mula bersifat primitif dan hanya dilakukan di tanah-tanah kering saja. Pohon-
pohon dari beberapa bagian hutan di kelupak kulitnya dan kemudian dibakar.
Tanah-tanah yang baru dibuka untuk pertanian semacam itu untuk beberapa kali
berturut-turut ditanami dan sesudah itu ditinggalkan.

Orang-orang Indonesia zaman neolithikum membentuk masyarakat-masyarakat


dengan pondok-pondok mereka berbentuk persegi siku-siku dan didirikan atas
tiang-tiang kayu, dinding-dindingnya diberi hiasan dekoratif yang indah-indah,
Walaupun alat-alat mereka masih dibuat daripada batu, tetapi alat-alat itu dibuat
dengan halus, bahkan juga sudah dipoles pada kedua belah mukanya.

B. ALAT-ALAT ZAMAN NEOLITHIKUM


Pada zaman neolithikum ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.

1. Pahat Segi Panjang


Daerah asal kebudayaan pahat segi panjang ini meliputi Tiongkok Tengah dan
Selatan, daerah Hindia Belakang sampai ke daerah sungai gangga di India,
selanjutnya sebagian besar dari Indonesia, kepulauan Philipina, Formosa, kepulauan
Kuril dan Jepang.

2. Kapak Persegi

Asal-usul penyebaran kapak persegi melalui suatu migrasi bangsa Asia ke Indonesia.
Nama kapak persegi diberikan oleh Van Heine Heldern atas dasar penampang
lintangnya yang berbentuk persegi panjang atau trapesium. Penampang kapak
persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil. Yang ukuran besar
lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul/pacul. Sedangkan yang
ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat

12
untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.

Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu
api/chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari calsedon hanya
dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tanda kebesaran. Kapak
jenis ini ditemukan di daerahi Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi
dan Kalimantan.

3. Kapak Lonjong

Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman.
Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang
lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam.
Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus.

Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan
yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan
kapak persegi. Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong, Seram,
Leti, Tanimbar dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas sampai di
Kepulauan Melanesia, sehingga para arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak
lonjong dengan sebutan Neolithikum Papua.

4. Kapak Bahu
Kapak jenis ini hampir sama seperti kapak persegi, hanya saja di bagian yang
diikatkan pada tangkainya diberi leher. Sehingga menyerupai bentuk botol yang
persegi. Daerah kebudayaan kapak bahu ini meluas dari Jepang, Formosa, Filipina
terus ke barat sampai sungai Gangga. Tetapi anehnya batas selatannya adalah bagian
tengah Malaysia Barat. Dengan kata lain di sebelah Selatan batas ini tidak ditemukan
kapak bahu, jadi neolithikum Indonesia tidak mengenalnya, meskipun juga ada
beberapa buah ditemukan yaitu di Minahasa.

5. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah)


Jenis perhiasan ini banyak di temukan di wilayah jawa terutama gelang-gelang dari
batu indah dalam jumlah besar walaupun banyak juga yang belum selesai
pembuatannya. Bahan utama untuk membuat benda ini di bor dengan gurdi kayu
dan sebagai alat abrasi (pengikis) menggunakan pasir. Selain gelang ditemukan juga
alat-alat perhisasan lainnya seperti kalung yang dibuat dari batu indah pula. Untuk
kalung ini dipergunakan juga batu-batu yang dicat atau batu-batu akik.

13
6. Pakaian dari kulit kayu
Pada zaman ini mereka telah dapat membuat pakaiannya dari kulit kayu yang
sederhana yang telah di perhalus. Pekerjaan membuat pakaian ini merupakan
pekerjaan kaum perempuan. Pekerjaan tersebut disertai pula berbagai larangan atau
pantangan yang harus di taati. Sebagai contoh di Kalimantan dan Sulawesi Selatan
dan beberapa tempat lainnya ditemukan alat pemukul kulit kayu. Hal ini
menunjukkan bahwa orang-orang zaman neolithikum sudah berpakaian.

7. Tembikar (Periuk belanga)

Bekas-bekas yang pertama ditemukan tentang adanya barang-barang tembikar atau


periuk belanga terdapat di lapisan teratas dari bukit-bukit kerang di Sumatra, tetapi
yang ditemukan hanya berupa pecahan-pecahan yang sangat kecil. Walaupun
bentuknya hanya berupa pecahan-pecahan kecil tetapi sudah dihiasi gambar-
gambar. Di Melolo, Sumba banyak ditemukan periuk belanga yang ternyata berisi
tulang belulang manusia

14
ZAMAN PERUNDAGIAN

Kehidupan Manusia Purba Masa Perundagian (Sosial Ekonomi Budaya


Kepercayaan) - Pada masa perundagian semakin lama, pola bercocok tanam dan
beternak semakin berkembang. Terdorong oleh pergeseran kebutuhan dari semula
menanam umbi-umbian menjadi menanam padi, manusia lantas membuat perkakas
yang semakin efektif dan efisien.

a. Kehidupan Sosial Manusia Purba Masa Perundagian

Usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pribadinya mendorong


ditemukannya peleburan bijih-bijih logam dan pembuatan benda-benda dari logam.
Selain itu, adanya persaingan antarpribadi di dalam masyarakat menimbulkan
keinginan untuk menguasai satu bidang. Gejala seperti ini menyebabkan timbulnya
golongan undagi.

Golongan ini merupakan golongan masyarakat terampil dan mampu menguasai


teknologi pada bidang-bidang tertentu, misalnya membuat rumah, peleburan logam,
membuat perhiasan.

Masa perundagian merupakan tonggak timbulnya kerajaan-kerajaan di Indonesia,


karena pada masa ini kelompok-kelompok masyarakat yang terbentuk di desa-desa
kecil membentuk kelompok yang lebih besar lagi, terutama dengan adanya
penguasaan wilayah oleh orang yang dianggap terkemuka.

15
Pada masa perundagian ini, masyarakat purba di Indonesia mulai berkenalan
dengan komunitas yang lebih luas, seperti dengan manusia dari India dan Cina

b. Budaya dan Alat yang dihasilkan Manusia Purba Masa Perundagian

Adanya perkembangan teknologi yang semakin maju, mendorong manusia untuk


melakukan hal yang terbaik pada dirinya, di antaranya pengaturan tata air (irigasi).
Perdagangan pun diperluas hingga antarpulau yang sebelumnya hanya antardaerah
domestik.

Dengan demikian, terjadilah sosialisasi antara manusia Indonesia dengan suku dan
bangsa-bangsa lain yang perkembangan budayanya telah lebih maju, seperti
kebudayaan India dan Cina. Melalui interaksi dengan orang India, masyarakat
Indonesia mulai mengenal sistem kerajaan, yang kemudian melahirkan kerajaan
Hindu-Buddha seperti Kutai, Tarumanagara, Sriwijaya, Mataram, dan lain-lain.

Kehidupan seperti ini menunjang terbentuknya kebudayaan yang lebih maju yang
memerlukan alat-alat pertanian dan perdagangan yang lebih baik dengan bahan-
bahan dari logam. Hasil-hasil peninggalan kebudayaannya antara lain nekara
perunggu, moko, kapak perunggu, bejana perunggu, arca perunggu, dan perhiasan.

(1) Nekara perunggu: berfungsi sebagai pelengkap upacara untuk memohon turun
hujan dan sebagai genderang perang; memiliki pola hias yang beragam, dari pola
binatang, geometris, dan tumbuh-tumbuhan, ada pula yang tak bermotif; banyak
ditemukan di Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Selayar, Papua.
(2) kapak perunggu bentuknya beraneka ragam .ada yang berbentuk pahat ,jantung,
atau tembilang motifnya berpola topang mata atau geometris.

(3) bejana perunggu : bentuknya mirip gitar spanyol tanpa tankai di temukan di
Madura dan Sulawesi

(4) arca perunggu : berbentuk orang sedang menari ,menaiki kuda , atau memegang
busur panah ditemukan di bangkinang (riau), lumajang, bogor, Palembang.

(5) perhiasan dan manik-manik : ada yang terbuat dari perunggu , emas , dan besi :
ada yang berbentuk gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, bandul, banyak di
temukan di bogor , bali, dan malang sedangkan manik- manik banyak di temukan di
sangiran ,pasemah, gilimanuk, bogor, besuki, bone;berfungsi sebagai bekal kubur
,bentuknya ada yang silinder, bulat,segi enam, atau oval.

16
c.kepercayaan manusia purba masa perundagian

merupakan kelanjutan dari masa bercocok tanam,kepercayaaannya mulai


berkembang sesuai dengan pola pkir yang merasa dirinya memiliki keterbatasan di
bandingkan dengan yang lainnya , anggapan seperti ini memunculkan jenis
kepercayaaan :animism dan dinamisme

1) animisme

manusia mempunyai anggapan bahwa suatu benda memili kekuatan supranatural


dalam bentuk roh , roh ini bisa di panggildan diminta pertolongan pada saat di
perlukan mereka percaya akan hal hal yang gaib atau kekuatan hebat ,kepercayaan
terhadap bermacam-macam roh dan mahkluk yang menepati suatu tempat
memunculkan kegiatan menghormati atau memuja roh tersebut dengan cara berdoa
dengan mantera dan memberi sasajen atau persembahan

2) dinamisme

Perpanjanag dari animisme ,roh atau mahkluk halusyang diyakini berasal dari jiwa
manusia yang meninggal ,kemudian mendismi berbagai tempat ,misalnya hutan
belantara .lautan luas ,gua-gua,sumur dalam, sumber mata air ,persimpangan jalan
,pohon besar,batu batu besar ,dan lain-lain.

17
RANGKUMAN

1. Zaman praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan


2. Zaman batu adalah suatu periode ketika peralatan manusia secara dominan
terbuat dari batu walaupun ada pula alat-alat penunjang hidup manusia yang terbuat
dari kayu ataupun bamboo
3. Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman Paleolithikum, yakni:
1. Hidup berpindah-pindah (Nomaden)
2. Berburu (Food Gathering)
3. Menangkap ikan

4. Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken
artinya dapur dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya
adalah sampah dapur.
5. Megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yangberarti
batu.
6. Pada saat orang sudah mengenal bercocok tanam dan berternak. Pertanian yang
mereka selenggarakan mula-mula bersifat primitif dan hanya dilakukan di tanah-
tanah kering saja.

18
LATIHAN SOAL PILIHAN GANDA ZAMAN PRA AKSARA

1. Alat penetak atau chopper adalah benda bukti peninggalan pada masa pra
aksara …
a. Megalithikum
b. Mesolithikum
c. Paleolithikum
d. Neolithikum

2. Nama lain zaman mesolithikkum yaitu…


a. Zaman batu besar
b. Zama batu tengah
c. Zaman batu tua
d. Zaman batu muda
3. Nama lain zama megalithikum yaitu..
a. Zaman batu besar
b. Zama batu tengah
c. Zaman batu tua
d. Zaman batu muda
4. Perhatikan peninggalan zaman pra aksara berikut ini!
1) Kapak lonjong
2) Kapak persegi
3) Kapak Sumatra
4) Kapak genggam

Peninggalan zaman batu muda ditunjukan oleh nomer…


a. 1 dan 4
b. 1 dan 3
c. 1 dan 2
d. 2 dan 4

5. Didaerah ngandong , di temukan alat alat yang berasal dari tulang yang
merupakan peninggalan zaman paleolithikum , fungsi alat dari tulang
tersebut yaitu sebagai …
a. Symbol kekayaan
b. Alat tusuk atau belati
c. Perhiasan
d. Media pemujaan
6. Kebudayaan paleolithikum di Indonesia berdasarkakn berbagai temunfosil
dan artefak disebut dengan kebudayaan…
a. Leang-leang Sulawesi selatan
b. Gandong dan pacitan

19
c. Pantai timur Sumatra
d. Pantai timur flores
7. Kemampun manusia pra aksara dalam membuat pakaian dari kulit kayu dan
bahan tekstil yang lebih halus di tunjukan yaitu pada zaman …
a. Food gathering
b. Mesolithikum
c. Paleolithikum
d. Neolithikum
8. Perhatikan peninggalan zama pra aksara di bawah ini!
1. Candrasa
2. Menhir
3. Dolmen
4. Sarkofagus
5. Hache courte

Peninggalan zaman megalithikum yaitu nomor …


a. 1, 3, dan 5
b. 3, 4, dan 5
c. 1, 2, dan 3
d. 2, 3, dan 5

9. Kjokkenmoddinger merupakan salah satu peninggalan mesolithikum yang


artinya …
a. sampah dapur, berupagundukan kerang dan kulit siput yang sudah dibuang
b. peninggalan yang berupa batu manik manik untuk perhiasan
c. gua pada ceruk-ceruk di btau karang yang di manfaatkan sebagai tempat
tinggal
d. alat dari batu yang sudah di perhalus dengan cara di asah
10. Sarkofagus adalah peninggalan zama pra aksara yang artinya adalah…
a. Bangunan pemujaan yang tersususn bertingkat tingkat
b. Meja batu tempat menempatkan berbagai sajian
c. Tiang atau tugu batu sebagai benda pemujaan
d. Keranda atau peti mati berpenutup
11. Pengertian yang tepat untuk istilah zaman pra aksara yaitu
a. Zaman ketika manusia sudah mengenal alat dari logam
b. Zaman sebelum mengenal tulisan
c. Zaman ketika manusia sudah mnegenal alat dari batu
d. Zaman sesudah mengenal tulisan
12. Kalimat di bawah ini yang menunjukan penemuan artefak adalah …
a. Koenigswald menemukan sisa siasa meganthropus palaeojavanicus
b. Di temukan hompo wajakensis di daerah wajak
c. Di temukan homo soloensis di daera solo
d. Di temukan pebble di daerah pantai timur sumatra
13. Urutan yang tepat untuk pembagian zaman batu yaitu …
a. Mesolithikum , neolithikum, paleolithikum

20
b. Paleolithikum, neolithikum, mesolithikum
c. Paleolithikum , mesolithikum, neolithikum
d. Mesolithikum, paleolithikum,neolithikum
14. Urutan yang tepat pembagian zaman logam yaitu…
a. Tembaga, besi, perunggu
b. Tembaga, perunggu, besi
c. Besi, tembaga, perunggu
d. Besi perunngu , tembaga
15. Di daerah trinil , fosil pithecanthropus erectu di temukan oleh …
a. Eugene dubois
b. Ter haar
c. Von koengswald
d. Selenka
16. Pithecanthropus erectus salahsatu manuuia puraba yang artinya …
a. Manusia setengah kera yang berjalan bunkuk
b. Manusia kera dari pulau jawa
c. Manusia besar dari pula jawa
d. Manuasia kera yang berjalan tegak
17. Kecerdasan suatu spesies dapat dilihat salah satunya dengan melihat volume
otaknya .volume otak manusia purba pithecanthropus erectus sekitar…
a. 1200 cc
b. 900 cc
c. 500 cc
d. 600 cc
18. Von koeningswald menemukan fosil meganthoropus palaeojavanicus di
daerah ...
a. Trinil
b. Solo
c. Wajak
d. Sangiran
19. Jenis fosil manusia purba yang paling banyak di temukan di Indonesia yaitu…
a. Neanderthalensis
b. Pithecanthropus
c. Homo
d. Meganthropus
20. Bertempat tinggal secara berkelompok di ebuah perkampungan
memperlihat6kan corak kehidupan …
a. Nomaden
b. Sedenter
c. Survive
d. Agraris

21
BABIII
INSTRUMEN PEMBELAJARAN

1. Metode Pembelajaran Karyawisata


Saran untuk Lokasi : (museum geologi & museum sri baduga di bandung )

Persiapan

Dalam merencanakan tujuan karyawisata, guru perlu menetapkan tujuan


pembelajarandengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi
pemimpin obyek yangakan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya,
penyusunan rencana yangmasak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana,
pembagian siswa dalam kelompok,serta mengirim utusan.

Perencanaan

Hasil kunjungan pendahuluan (survei) dibicarakan bersama dalam rangka


menyusun perencanaan yang meliputi: tujuan karyawisata, pembagian objek sesuai
dengan tujuan, jenis objek sesuai dengan tujuan, jenis objek serta jumlah siswa.

Dibentuk panitia secara lengkap, termasuk ketua tiap kelompok/ seksi.

Menentukan metode mengumpulkan data, mungkin berwujud wawancara,


pengamatan langsung, dokumentasi.

Penyusunan acara selama karyawisata berlangsung. Kepada para siswa harus


ditanamkan disiplin dalam mentaati jadwal yang telahdirencanakan sehingga
pelaksanaan berjalan lancar sesuai dengan rencana.

Mengurus perizinan.

Menentukan biaya, penginapan, konsumsi serta peralatan yang diperlukan.

Pelaksanaan

Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam
rencanakunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu menegur
sekiranya ada siswayang kurang mentaati tata tertib sesuai acara. Pemimpin
rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata
tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi,
demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggung jawabnya, serta
memberi petunjuk bila perlu.

Pembuatan laporan Akhir Karya Wisata

22
Pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasilkarya wisata,
menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindak
lanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model,
diagram, sertaalat-alat lain dan sebagainya. Hasil yang diperoleh dan kegiatan
karyawisata ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya telah disepakati bersama.

2. Metode pembelajaran diskusi “NUMBERED HEADS


TOGETHER” (Kepala Bernomor)

=>Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya

3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota


kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya

4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka

5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain

6. Kesimpulan

23
BAB IV
PENUTUP

glosarium
Diluvium : adalah sebuah istilah dalam geologi untuk endapan superfisial yang
dibentuk oleh aliran air mirip banjir, dan sangat berbeda dengan
endapan aluvium atau aluvial yang terbentuk melalui perantara cair lambat dan
stabil.
Food gathering : adalah mengumpulkan makanan dengan cara berburu di hutan
dan di sungai guna memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk keluarga mereka
Fosil: adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau
mineral
Geologi: adalah Ilmu yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat
fisik, sejarah, dan proses pembentukannya

Daftar pustaka
http://abdillahulfa.blogspot.co.id/2014/05/contoh-modul-pembelajaran.html

Kehidupan Manusia Purba Masa Perundagian (Sosial Ekonomi Budaya Kepercayaan) | Materi SMA
Online http://www.materisma.com/2014/11/kehidupan-manusia-purba-masa-
perundagian.html#ixzz5AjvRA0kU

- https://brainly.co.id/tugas/3153122#readmore

https://tugassma1purworejo.blogspot.co.id/2015/10/materi-sejarah-corak-kehidupan.html

http://www.donisetyawan.com/corak-kehidupan-masyarakat-pra-aksara/

24
kunci jawaban pilihan ganda

1. C 11. B
2. B 12. D
3. A 13. C
4. C 14. D
5. D 15. A
6. B 16. D
7. D 17. B
8. B 18. D
9. A 19. B
10. D 20. B

25

Anda mungkin juga menyukai