Zaman pra-aksara adalah masa dimana tidak ditemukannya tulisan. Berdasarkan corak
kehidupan masyarakat pra-akasara. Berdasarkan corak kehidupan, masa pra-aksara dibagi
menjadi masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam dan
beternak, serta masa perundagian atau masa kemahiran teknik.
a. Standart Kompetensi
Memahami corak kehidupan pada zaman pra aksara
b. Kompetensi Dasar
Mejelaskan pengerian zaman pra aksara
Menjelasakan pengertian zaman paleolitikum, mesolitikum, megalitikum dan
neolitikum
Menjelaskan ciri ciri zaman paleolitikum, mesolitikum, megalitikum dan neolitikum
Menjelaskan kebudayaan dan peninggalan pada zaman paleolitikum, mesolitikum,
megalitikum dan neolitikum
c. Deskripsi Modul
Modul ini merupakan modul pembelajaran mata pelajaran sejarah untuk SMA
kelas X yang bila digunakan dengan tepat akan mempermudah dalam proses
pembelajarannya. Di dalam modul ini terdapat kegiatan pembelajaran dengan
tema corak kehidupan manusia zaman pra aksara yang pada masing-masing
halannyan membahas tentang materi yang berbeda.
1. Sebelum pembelajaran
- Sebelum masuk ke materi, akan disajikan pendahuluan terlebih dahulu .
- Silabus yang terdiri dari kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu yang disajikan pada
awal bab, sebagai pedoman bagi pangguna modul untuk mencapai arah dan tujuan
pembelajaran.
2. Selama pembelajaran
3. Setelah pembelajaran
Menerima keputusan guru untuk meneruskan belajar pada materi selanjutnya atau tetap
pada materi yang sama.
e. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan kepada para pengguna modul untuk dapat
mengetahui bagaimana kehidupan pada zaman pra aksara dan menarik kesimpulan sendiri
serta mengambil nilai nilai yang di dapat untuk menambah pengetahuan tersendiri
maupun orang lain.
1
BAB II
ZAMAN PRA AKSARA
PALEOLITIKUM,MESOLITIKUM,MEGALITIKUM
NEOLITIKUM DAN PERUNDAGIAN
2
ZAMAN PALEOLITIKUM
Zaman batu adalah suatu periode ketika peralatan manusia secara dominan terbuat
dari batu walaupun ada pula alat-alat penunjang hidup manusia yang terbuat dari
kayu ataupun bambu. Namun alat-alat yang terbuat dari kayu atau tulang tersebut
tidak meninggalkan bekas sama sekali. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan
tersebut tidak tahan lama. Dalam zaman ini alat-alat yang dihasilkan masih sangat
kasar (sederhana) karena hanya sekadar memenuhi kebutuhan hidup saja. Zaman
batu tua diperkirakan berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang lalu, yaitu selama
masa pleistosen (diluvium). Pada zaman paleolithikum ini, alat-alat yang mereka
hasilkan masih sangat kasar.
Paleolitikum atau zaman batu tua disebut demikian sebab alat-alat batu buatan
manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat
dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu
makanan tingkat sederhana. Manusia pendukung zaman ini adalah Pithecantropus
Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus Paleojavanicus dan Homo Soloensis.
Fosil-fosil ini ditemukan di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo. Mereka
memiliki kebudayaan Pacitan dan Ngandong. Kebudayaan Pacitan pada tahun 1935,
Von Koenigswald menemukan alat-alat batu dan kapak genggam di daerah Pacitan.
Cara kerjanya digenggam dengan tangan. Kapak ini dikerjaan dengan cara masih
sangat kasar. Para ahli menyebut alat pada zaman Paleolithikum dengan nama
chopper. Alat ini ditemukan di Lapisan Trinil. Selain di Pacitan, alat-alat dari zaman
3
Paleplithikum ini temukan di daerah Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi
(Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Selatan).
2. Kebudayaan
Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum
tersebut dapat dikelompokan menjadi kebudayaan pacitan dan kebudayaan
ngandong.
a. Kebudayaan Pacitan
Pada tahun 1935, von Koenigswald menemukan alat batu dan kapak genggam di
daerah Pacitan. Kapak genggam itu berbentuk kapak tetapi tidak bertangkai. Kapak
ini masih dikerjakan dengan sangat kasar dan belum dihaluskan. Para ahli
menyebutkan bahwa kapak itu adalah kapak penetak. Selain di Pacitan alat-alat
banyak ditemukan di Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat),
dan Lahat (Sumatera Utara)
b. Kebudayaan Ngandong
Para ahli berhasil menemukan alat-alat dari tulang, flakes, alat penusuk dari tanduk
rusa dan ujung tombak bergigi di daerah Ngandong dan Sidoarjo. Selain itu di dekat
Sangiran ditemukan alat sangat kecil dari betuan yang amat indah. Alat ini
dinamakan Serbih Pilah, dan banyak ditemukan di Cabbenge (Sulawesi Selatan)
yang terbuat dari batu-batu indah seperti kalsedon. Kebudayaan Ngandong juga
didukung oleh penemuan lukisan pada dinding goa seperti lukisan tapak tangan
berwarna merah dan babi hutan ditemukan di Goa Leang Pattae (Sulawesi Selatan)
4
1. Hidup berpindah-pindah (Nomaden)
2. Berburu (Food Gathering)
3. Menangkap ikan
1. Kapak Genggam
Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut
"chopper" (alat penetak/pemotong)
Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi
tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengancara menggenggam.
Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu
sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat
menggenggam. Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti
binatang.
2. Kapak Perimbas
Kapak perimbas berpungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai
senjata. Manusia kebudayan Pacitan adalah jenis Pithecanthropus. Alat ini juga
ditemukan di Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), lahat, (Sumatra
selatan), dan Goa Choukoutieen (Beijing). Alat ini paling banyak ditemukan di
daerah Pacitan, Jawa Tengah sehingga oleh Ralp Von Koenigswald disebut
kebudayan pacitan
Salah satu alat peninggalan zaman paleolithikum yaitu alat dari tulang binatang.
Alat-alat dari tulang ini termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kebanyakan alat dari
tulang ini berupa alat penusuk (belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari alat
ini adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini juga
biasa digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan
4. Flakes
5
Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan
untuk mengupas makanan. Flakes termasuk hasil kebudayaan Ngandong sama
seperti alat-alat dari tulang binatang. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk
berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.
6
ZAMAN MESOLITIKUM
A. PENGERTIAN
Mesolitikum atau Zaman Batu Madya adalah suatu periode dalam perkembangan
teknologi manusia, antara Paleolitik atau Zaman Batu Tua dan Neolitik atau Zaman
Batu Muda.
1. Hidup Nomaden
2. Food Gathering
3. Menggunakan alat" Kjokkenmodinger
Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken
artinya dapur dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya
adalah sampah dapur. Dalam kenyataan Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau
tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah
membatu atau menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan disepanjang pantai
timur Sumatera yakni antara Langsa dan Medan. Dari bekas-bekas penemuan
tersebut menunjukkan bahwa manusia purba yang hidup pada zaman ini sudah
menetap. Tahun 1925 Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit
7
kerang tersebut dan hasilnya banyak menemukan kapak genggam yang ternyata
berbeda dengan chopper (kapak genggam Palaeolithikum).
Tahun 1925, Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang
tersebut dan hasilnya menemukan kapak genggam. Kapak genggam yang ditemukan
di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble/kapak genggam Sumatra
(Sumatralith) sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu dipulau Sumatra. Bahan-
bahan untuk membuat kapak tersebut berasal batu kali yang dipecah-pecah.
d. Pipisan
8
ZAMAN MEGALITIKUM
1.PENGERTIAN MEGALITIKUM
Megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yangberarti batu.
Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar,karena pada zaman ini
manusia sudah dapat membuat dan meningkatkankebudayaan yang terbuat dan
batu-batu besar. kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolitikum sampai
zamanPerunggu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan.
Walaupunkepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu
kepercayaanterhadap roh nenek moyang, Kepercayaan ini muncul karena
pengetahuanmanusia sudah mulai meningkat.
2.KEBUDAYAAN MEGALITIKUM
Peninggalan kebudayaan megalithikum ternyata masih dapat Anda lihat sampai
sekarang, karena pada beberapa suku-suku bangsa di Indonesia masih
memanfaatkan kebudayaan megalithikum tersebut. Contohnya seperti suku Nias.
9
Adapun beberapa hasil-hasil kebudayaan pada zaman megalitikum adalah sebagai
berikut:
Punden berundak : terbuat dari batu untuk meletakan sesaji
dolmen : meja batu yang digunakan untuk meletakan sesaji
waruga : kubur batu yang berbentuk kubus
kubur batu : tempat menyimpan mayat
Sarkofagus : kubur batu yang berbentuk lesung
1. Menhir
Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara
menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal
dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu
seperti punden berundak-undak. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia
adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk
mengetahui bentuk-bentuk menhir,
Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada
satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap
roh nenek moyang. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah
Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui
bentuk-bentuk menhir, maka simaklah gambar-gambar berikut ini.
Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada
satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap
roh nenek moyang. Selain menhir terdapat bangunan yang lain bentuknya, tetapi
fungsinya sama yaitu sebagai punden berundak-undak
2. Punden Berundak-undak
Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat dan
fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah
meninggal.
Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat
penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di
Jawa Timur.
3.Dolmen
Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-
10
sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan
mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki
mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu.
Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut
dengan kuburan batu. Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan / Jawa
Barat, Bondowoso / Jawa Timur, Merawan, Jember / Jatim, Pasemah / Sumatera,
dan NTT
7.Waruga
Waruga adalah peti kubur peninggalan budaya Minahasa pada zaman megalitikum.
Didalam peti pubur batu ini akan ditemukan berbagai macam jenis benda antara lain
berupa tulang- tulang manusia, gigi manuisa, periuk tanah liat, benda- benda logam,
pedang, tombak, manik- manik, gelang perunggu, piring dan lain- lain. Dari jumlah
gigi yang pernah ditemukan didalam waruga, diduga peti kubur ini adalah
merupakan wadah kubur untuk beberapa individu juga atau waruga bisa juga
dijadikan kubur keluarga (common tombs) atau kubur komunal. Benda- benda
periuk, perunggu, piring, manik- manik serta benda lain sengaja disertakan sebagai
bekal kubur bagi orang yang akan meninggal.
5. Peti kubur
Peti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Kubur batu dibuat
dari lempengan/papan batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat yang
dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya juga berasal dari papan batu.
Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat),
Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur). Di dalam kubur batu tersebut juga
ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alat-alat perunggu dan besi serta
manik-manik. Dari penjelasan tentang peti kubur, tentu Anda dapat mengetahui
persamaan antara peti kubur dengan sarkofagus, dimana keduanya merupakan
tempat menyimpan mayat yang disertai bekal kuburnya
11
ZAMAN NEOLITIKUM
A. PENGERTIAN NEOLITIKUM
Ada dikatakan bahwa neolithikum itu adalah suatu revolusi yang sangat besar dalam
peradaban manusia. Perubahan besar ini ditandai dengan berubahnya peradaban
penghidupan food-gathering menjadi foodproducing. Pada saat orang sudah
mengenal bercocok tanam dan berternak. Pertanian yang mereka selenggarakan
mula-mula bersifat primitif dan hanya dilakukan di tanah-tanah kering saja. Pohon-
pohon dari beberapa bagian hutan di kelupak kulitnya dan kemudian dibakar.
Tanah-tanah yang baru dibuka untuk pertanian semacam itu untuk beberapa kali
berturut-turut ditanami dan sesudah itu ditinggalkan.
2. Kapak Persegi
Asal-usul penyebaran kapak persegi melalui suatu migrasi bangsa Asia ke Indonesia.
Nama kapak persegi diberikan oleh Van Heine Heldern atas dasar penampang
lintangnya yang berbentuk persegi panjang atau trapesium. Penampang kapak
persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil. Yang ukuran besar
lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul/pacul. Sedangkan yang
ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat
12
untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.
Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu
api/chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari calsedon hanya
dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tanda kebesaran. Kapak
jenis ini ditemukan di daerahi Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi
dan Kalimantan.
3. Kapak Lonjong
Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman.
Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang
lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam.
Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus.
Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan
yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan
kapak persegi. Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong, Seram,
Leti, Tanimbar dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas sampai di
Kepulauan Melanesia, sehingga para arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak
lonjong dengan sebutan Neolithikum Papua.
4. Kapak Bahu
Kapak jenis ini hampir sama seperti kapak persegi, hanya saja di bagian yang
diikatkan pada tangkainya diberi leher. Sehingga menyerupai bentuk botol yang
persegi. Daerah kebudayaan kapak bahu ini meluas dari Jepang, Formosa, Filipina
terus ke barat sampai sungai Gangga. Tetapi anehnya batas selatannya adalah bagian
tengah Malaysia Barat. Dengan kata lain di sebelah Selatan batas ini tidak ditemukan
kapak bahu, jadi neolithikum Indonesia tidak mengenalnya, meskipun juga ada
beberapa buah ditemukan yaitu di Minahasa.
13
6. Pakaian dari kulit kayu
Pada zaman ini mereka telah dapat membuat pakaiannya dari kulit kayu yang
sederhana yang telah di perhalus. Pekerjaan membuat pakaian ini merupakan
pekerjaan kaum perempuan. Pekerjaan tersebut disertai pula berbagai larangan atau
pantangan yang harus di taati. Sebagai contoh di Kalimantan dan Sulawesi Selatan
dan beberapa tempat lainnya ditemukan alat pemukul kulit kayu. Hal ini
menunjukkan bahwa orang-orang zaman neolithikum sudah berpakaian.
14
ZAMAN PERUNDAGIAN
15
Pada masa perundagian ini, masyarakat purba di Indonesia mulai berkenalan
dengan komunitas yang lebih luas, seperti dengan manusia dari India dan Cina
Dengan demikian, terjadilah sosialisasi antara manusia Indonesia dengan suku dan
bangsa-bangsa lain yang perkembangan budayanya telah lebih maju, seperti
kebudayaan India dan Cina. Melalui interaksi dengan orang India, masyarakat
Indonesia mulai mengenal sistem kerajaan, yang kemudian melahirkan kerajaan
Hindu-Buddha seperti Kutai, Tarumanagara, Sriwijaya, Mataram, dan lain-lain.
Kehidupan seperti ini menunjang terbentuknya kebudayaan yang lebih maju yang
memerlukan alat-alat pertanian dan perdagangan yang lebih baik dengan bahan-
bahan dari logam. Hasil-hasil peninggalan kebudayaannya antara lain nekara
perunggu, moko, kapak perunggu, bejana perunggu, arca perunggu, dan perhiasan.
(1) Nekara perunggu: berfungsi sebagai pelengkap upacara untuk memohon turun
hujan dan sebagai genderang perang; memiliki pola hias yang beragam, dari pola
binatang, geometris, dan tumbuh-tumbuhan, ada pula yang tak bermotif; banyak
ditemukan di Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Selayar, Papua.
(2) kapak perunggu bentuknya beraneka ragam .ada yang berbentuk pahat ,jantung,
atau tembilang motifnya berpola topang mata atau geometris.
(3) bejana perunggu : bentuknya mirip gitar spanyol tanpa tankai di temukan di
Madura dan Sulawesi
(4) arca perunggu : berbentuk orang sedang menari ,menaiki kuda , atau memegang
busur panah ditemukan di bangkinang (riau), lumajang, bogor, Palembang.
(5) perhiasan dan manik-manik : ada yang terbuat dari perunggu , emas , dan besi :
ada yang berbentuk gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, bandul, banyak di
temukan di bogor , bali, dan malang sedangkan manik- manik banyak di temukan di
sangiran ,pasemah, gilimanuk, bogor, besuki, bone;berfungsi sebagai bekal kubur
,bentuknya ada yang silinder, bulat,segi enam, atau oval.
16
c.kepercayaan manusia purba masa perundagian
1) animisme
2) dinamisme
Perpanjanag dari animisme ,roh atau mahkluk halusyang diyakini berasal dari jiwa
manusia yang meninggal ,kemudian mendismi berbagai tempat ,misalnya hutan
belantara .lautan luas ,gua-gua,sumur dalam, sumber mata air ,persimpangan jalan
,pohon besar,batu batu besar ,dan lain-lain.
17
RANGKUMAN
4. Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken
artinya dapur dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya
adalah sampah dapur.
5. Megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yangberarti
batu.
6. Pada saat orang sudah mengenal bercocok tanam dan berternak. Pertanian yang
mereka selenggarakan mula-mula bersifat primitif dan hanya dilakukan di tanah-
tanah kering saja.
18
LATIHAN SOAL PILIHAN GANDA ZAMAN PRA AKSARA
1. Alat penetak atau chopper adalah benda bukti peninggalan pada masa pra
aksara …
a. Megalithikum
b. Mesolithikum
c. Paleolithikum
d. Neolithikum
5. Didaerah ngandong , di temukan alat alat yang berasal dari tulang yang
merupakan peninggalan zaman paleolithikum , fungsi alat dari tulang
tersebut yaitu sebagai …
a. Symbol kekayaan
b. Alat tusuk atau belati
c. Perhiasan
d. Media pemujaan
6. Kebudayaan paleolithikum di Indonesia berdasarkakn berbagai temunfosil
dan artefak disebut dengan kebudayaan…
a. Leang-leang Sulawesi selatan
b. Gandong dan pacitan
19
c. Pantai timur Sumatra
d. Pantai timur flores
7. Kemampun manusia pra aksara dalam membuat pakaian dari kulit kayu dan
bahan tekstil yang lebih halus di tunjukan yaitu pada zaman …
a. Food gathering
b. Mesolithikum
c. Paleolithikum
d. Neolithikum
8. Perhatikan peninggalan zama pra aksara di bawah ini!
1. Candrasa
2. Menhir
3. Dolmen
4. Sarkofagus
5. Hache courte
20
b. Paleolithikum, neolithikum, mesolithikum
c. Paleolithikum , mesolithikum, neolithikum
d. Mesolithikum, paleolithikum,neolithikum
14. Urutan yang tepat pembagian zaman logam yaitu…
a. Tembaga, besi, perunggu
b. Tembaga, perunggu, besi
c. Besi, tembaga, perunggu
d. Besi perunngu , tembaga
15. Di daerah trinil , fosil pithecanthropus erectu di temukan oleh …
a. Eugene dubois
b. Ter haar
c. Von koengswald
d. Selenka
16. Pithecanthropus erectus salahsatu manuuia puraba yang artinya …
a. Manusia setengah kera yang berjalan bunkuk
b. Manusia kera dari pulau jawa
c. Manusia besar dari pula jawa
d. Manuasia kera yang berjalan tegak
17. Kecerdasan suatu spesies dapat dilihat salah satunya dengan melihat volume
otaknya .volume otak manusia purba pithecanthropus erectus sekitar…
a. 1200 cc
b. 900 cc
c. 500 cc
d. 600 cc
18. Von koeningswald menemukan fosil meganthoropus palaeojavanicus di
daerah ...
a. Trinil
b. Solo
c. Wajak
d. Sangiran
19. Jenis fosil manusia purba yang paling banyak di temukan di Indonesia yaitu…
a. Neanderthalensis
b. Pithecanthropus
c. Homo
d. Meganthropus
20. Bertempat tinggal secara berkelompok di ebuah perkampungan
memperlihat6kan corak kehidupan …
a. Nomaden
b. Sedenter
c. Survive
d. Agraris
21
BABIII
INSTRUMEN PEMBELAJARAN
Persiapan
Perencanaan
Mengurus perizinan.
Pelaksanaan
Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam
rencanakunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu menegur
sekiranya ada siswayang kurang mentaati tata tertib sesuai acara. Pemimpin
rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata
tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi,
demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggung jawabnya, serta
memberi petunjuk bila perlu.
22
Pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasilkarya wisata,
menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindak
lanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model,
diagram, sertaalat-alat lain dan sebagainya. Hasil yang diperoleh dan kegiatan
karyawisata ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya telah disepakati bersama.
=>Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan
23
BAB IV
PENUTUP
glosarium
Diluvium : adalah sebuah istilah dalam geologi untuk endapan superfisial yang
dibentuk oleh aliran air mirip banjir, dan sangat berbeda dengan
endapan aluvium atau aluvial yang terbentuk melalui perantara cair lambat dan
stabil.
Food gathering : adalah mengumpulkan makanan dengan cara berburu di hutan
dan di sungai guna memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk keluarga mereka
Fosil: adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau
mineral
Geologi: adalah Ilmu yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat
fisik, sejarah, dan proses pembentukannya
Daftar pustaka
http://abdillahulfa.blogspot.co.id/2014/05/contoh-modul-pembelajaran.html
Kehidupan Manusia Purba Masa Perundagian (Sosial Ekonomi Budaya Kepercayaan) | Materi SMA
Online http://www.materisma.com/2014/11/kehidupan-manusia-purba-masa-
perundagian.html#ixzz5AjvRA0kU
- https://brainly.co.id/tugas/3153122#readmore
https://tugassma1purworejo.blogspot.co.id/2015/10/materi-sejarah-corak-kehidupan.html
http://www.donisetyawan.com/corak-kehidupan-masyarakat-pra-aksara/
24
kunci jawaban pilihan ganda
1. C 11. B
2. B 12. D
3. A 13. C
4. C 14. D
5. D 15. A
6. B 16. D
7. D 17. B
8. B 18. D
9. A 19. B
10. D 20. B
25