Anda di halaman 1dari 11

Masa pra aksara, atau bisa disebut masa prasejarah, dan masa atau kehidupan

ketika manusia belum mengenal tulisan. Manusia yang hidup pada jaman ini
disebut manusia purba. Peninggalan mereka berupa fosil, tumbuhan, dll. Zaman ini
berlangsung sampai abad ke-3 Masehi. Abad ke-4, manusia telah mengenal tulisan
( Indonesia ).

Ada beberapa zaman pra aksara :

 Zaman batu : zaman yang alat-alat kehidupannya menggunakan batu.


Zaman batu menjadi 3 periode, yaitu :

1. Zaman batu tua : disebut juga Palaelithikum dimana alat dari batunya
masih sederhana. Hasilnya banyak ditemui di daerah Jawa Timur seperti
Ngandong, dll.
2. Zaman batu madya : disebut juga Mesolithikum dimana pembuatan alat
dengan batu sudah mulai berkembang, menjadi lebih baik. Contohnya adalah
Kapak Sumatra.
3. Zaman batu muda : disebut juga Neolithikum, yaitu di mana alat-alat
kehidupan dari batu sudah sangat berkembang, sudah dihaluskan, dan
bentuknya lebih baik. Contohnya Kapak Lonjong.

Setelah zaman batu, berlanjut ke zaman selanjutnya, yaitu zaman logam. Namun
alat-alat dengan menggunakan bahan batu masih ada. Zaman logam adalah masa
dimana manusia sudah mengenal logam. Perkembangan logam di Indonesia
berbeda dengan di Eropa, Eropa mengalami 3 pembagian zaman ( Zaman tembaga,
perunggu, dan besi ), sementara di Indonesia tidak melewati zaman tembaga,
namun zaman perunggu dan besi secara bersamaan.

Kehidupan masyarakat dalam masa Pra Aksara

Ada 4 masa berdasarkan ciri kehidupan masyarakat, yaitu masa berburu dan
mengumpulkan makanan tingkat sederhana, tingkat lanjut, masa bercocok tanam,
dan perundagian.

a. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana

Masa ini adalah masa dimana manusia hanya bertujuan mempertahankan diri dari
alam yang penuh tantangan, seperti berburu, dan mencari makan. Kehidupannya
masih sangat sederhana dan hanya bertujuan untuk mempertahankan diri. Dari segi
lingkungan, manusia purba biasanya tinggal di daerah yang banyak air, seperti
danau, sungai, dll. Manusia purba yang menjadi penghuni daerah Indonesia,
contohnya :

 Meganthropus Palaeojovanicus adalah fosil manusia purba yang


ditemukan oleh Von Koenigswald sekitar 4-6 tahun sebelum Indonesia
merdeka. Bagian yang ditemukan adalah rahang manusia yang diperkirakan
bahwa manusia ini sangat besar, dan primitif.
 Pithecanthropus Erectus : adalah fosil manusia purba yang paling banyak
ditemukan di Indonesia. Badannya tidak sebesar Meganthropus. Bentuknya
mirip kera, dan arti Pithecanthropus sendiri adalah manusia kera yang
berjalan tegak

b. Mengumpulkan makanan tingkat lanjut

 Pada masa ini, manusia tidak hanya berpikir untuk mempertahankan diri,
namun sudah mulai untuk mencari tempat tinggal tidak tetap. Contoh tempat
tinggalnya adalah gua payung. Namun mereka berpindah-pindah tempat,
karena juga mencari makanan dan sebagainya. Dari segi keadaan
lingkungan, mereka sangat mengandalkan api saat memasak, dan
penghangat tubuh. Yang mendiami Indonesia saat itu adalah Kala Holosin,
yaitu Austromelanesoid, dan Mongoloid. Pekerjaan utamanya tetap berburu.
 Mereka membuat alat-alat dengan tulang, dan dengan kapak genggam.
Kapak genggam memang ditemukan di banyak tempat di Indonesia seperti
Sumatra, dll. Mereka yang bertempat tinggal tidak tetap, seperti dikatakan
di atas sering meninggali tempat yang dekat dengan sungai, karena makanan
utama mereka saat itu adalah kerang, ikan, dll.

c. Masa Bercocok Tanam

 Biasanya manusia purba pada masa ini menggunakan alat dari batu,
contohnya beliung, kapak batu, dll. Juga pada masa ini dikenal dengan
pembuatan gerabah. Beliung adalah alat batu yang paling sering digunakan
oleh manusia purba. Bila pada kehidupan sebelumnya manusia bertempat
tinggal tidak tetap, pada zaman ini manusia purba sudah mulai hidup
bertempat tinggal tetap.
 Dan pekerjaan mereka kebanyakan adalah bercocok tanam. Mereka juga
memelihara binatang peliharaan. Alam sudah tidak terlalu diandalkan. Dan
pada saat itu pula, mereka mulai mengenal cara pemujaan roh nenek moyang
( dinamisme ). Mereka bbiasa mendirikan bangunan megalitik, contohnya
menhir.
d. Masa Perundagian

 Perkembangannya sangat meningkat, manusia sudah mengenal logam dan


membuat banyak alat terbuat dari logam, bukan lagi dari batu. Pekerjaan
mereka sudah berbeda dari yang dahulu, seperti membuat gerabah, rumah
yang terbuat dari kayu, dll. Manusia pada masa ini juga sudah cukup sering
mengadakan aktifitas perdagangan. Dinamisme juga sangat menguasai pada
masa ini, mereka sering melakukan upacara-upacara pemujaan arwah roh
nenek moyang, dll.
Zaman Paleolitikum

Paleolitikum (Zaman batu tua) adalah zaman purba yang berlangsung antara
750.000 tahun sampai 15.000 tahun yang lalu, ditandai oleh pemakaian alat-alat
serpih; zaman batu tua. Disebut Zaman batu tua (palaeolitikum), sebab alat-alat
batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis.

Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan
meramu makanan tingkat sederhana. Pendukung kebudayaan ini adalah Homo
Erectus yang berdiri.

Masa paling awal dari peradaban manusia ini ditandai dengan ditemukannya fosil-
fosil manusia purba yang dalam perhitungan ilmiah berusia sekitar 1 juta tahun
yang lalu. Contoh manusia purba saat itu adalah Phitecantropus Erectus, yang
dari bentuk ukuran tulang pahanya (femur) dapat dikategorikan sebagai homo
erectus atau manusia yang berjalan tegak. Dan alat berburunya seperti kapak
genggam, menunjukkan corak produksi manusia masa itu masih dalam masa
perburuan. Dalam masa ini manusia masih berpindah-pindah dari satu tempat ke
tempat lainnya dalam usahanya mendapatkan binatang buruan.
Peninggalan Zaman Paleolitikum

Beberapa peninggalan hasil kebudayaan dari zaman paleolitikum, di antaranya


adalah kapak genggam, kapak perimbas, monofacial, alat-alat serpih, chopper, dan
beberapa jenis kapak yang telah dikerjakan kedua sisinya. Alat-alat ini tidak dapat
digolongkan ke dalam kebudayaan batu teras maupun golongan flake.
Alat-alat ini dikerjakan secara sederhana dan masih sangat kasar. Bahkan, tidak
jarang yang hanya berupa pecahan batu. Beberapa hasil kebudayaan dari zaman
paleolitikum, di antaranya adalah kapak genggam, kapak perimbas,
monofacial,alat-alat serpih, chopper, dan beberapa jenis kapak yang telah
dikerjakan kedua sisinya. Alat-alat ini tidak dapat digolongkan kedalam
kebudayaan batu teras maupun golongan flake. Alat-alat ini dikerjakan secara
sederhana dan masih sangat kasar.
Bahkan, tidak jarang yang hanya berupa pecahan batu. Beberapa contoh hasil
kebudayaan dari zaman paleolitikum dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Chopper merupakan salah satu jenis kapak genggam yang berfungsi sebagai alat
penetak.

Oleh karena itu, chopper sering disebut sebagai kapak penetak. Mungkin kalian
masih sulit membayangkan bagaimana cara menggunakan chopper. Misalnya,
kalian akan memotong kayu yang basah atau tali yang besar, sementara kalian
tidak memiliki alat pemotong, maka kalian dapat mengambil pecahan batu yang
tajam.

Kayu atau tali yang akan dipotong diletakan pada benda yang keras dan bagian
yang kan dipotong dipukul dengan batu, maka kayu atau tali akan putus. Itulah,
cara menggunakan kapak penetak atau chopper. Contoh hasil kebudayaan dari
zaman paleolitikum adalah flake atau alat-alat serpih.

Hasil kebudayaan ini banyak ditemukan di wilayah Indonesia, terutama di


Sangiran (Jawa Tengah) dan Cebbenge (Sulawesi Selatan). Flake memiliki fungsi
yang besar,terutama untuk mengelupas kulit umbi-umbian dan kulit hewan.
Pada Zaman Paleolitikum, di samping ditemukan hasi-lhasil kebudayaan, juga
ditemukan beberapa peninggalan sebagaimana yang ditemukan di Sangiran dan
Cebbenge, seperti tengkorak (2 buah), fragmen kecil dari rahang bawah kanan, dan
tulang paha (6 buah) yang diperkirakan dari jenis manusia.

Selama masa paleolitikum tengah, jenis manusia itu tidak banyak mengalami
perubahan secara fisik. Pithecanthropus Erectus adalah nenek moyang dari
Manusia Solo (Homo Soloensis). Hal yang agak aneh karena Pithecanthropus
memiliki dahi yang sangat sempit, busur alis mata yang tebal, otak yang kecil,
rahang yang besar, dan geraham yang kokoh.

Zaman Paleolitikum (Zaman Batu Tua)

HASIL HASIL KEBUDAYAAN

BUDAYA PACITAN

- KAPAK PENETAK (CHOPPER)

- KAPAK PERIMBAS

BUDAYA NGANDONG

- ALAT – ALAT TULANG DAN TANDUK RUSA

- FLAKE (ALAT – ALAT YANG TERBUAT DARI BATU KECIL)


 Zaman batu tua (Paleolitikum)

Zaman batu tua (palaeolitikum), Disebut demikian sebab alat-alat batu buatan
manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat
dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu
makanan tingkat sederhana. Pendukung kebudayaan ini adalah homo erectus yang
terdiri.

Zaman Paleolithikum ditandai dengan kebudayan manusia yang masih sangat


sederhana. Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman Paleolithikum, yakni:

1. Hidup berpindah-pindah (Nomaden)

2. Berburu (Food Gathering)

3. Menangkap ikan
1. Kapak Genggam

Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut
“chopper” (alat penetak/pemotong). Alat ini dinamakan kapak genggam karena
alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara
mempergunakannya dengancara menggenggam. Pembuatan kapak genggam
dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi
lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat menggenggam. Kapak genggam
berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang.

2. Kapak Perimbas

Kapak perimbas berpungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai
senjata. Manusia kebudayan Pacitan adalah jenis Pithecanthropus. Alat ini juga
ditemukan di Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), lahat, (Sumatra
selatan), dan Goa Choukoutieen (Beijing). Alat ini paling banyak ditemukan di
daerah Pacitan, Jawa Tengah sehingga oleh Ralp Von Koenigswald disebut
kebudayan pacitan.
3. Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa

Salah satu alat peninggalan zaman paleolithikum yaitu alat dari tulang binatang.
Alat-alat dari tulang ini termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kebanyakan alat
dari tulang ini berupa alat penusuk (belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari
alat ini adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini
juga biasa digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan.

4. Flakes

Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan
untuk mengupas makanan. Flakes termasuk hasil kebudayaan Ngandong sama
seperti alat-alat dari tulang binatang. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk
berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan

Anda mungkin juga menyukai