Page 6
Tradisi Lisan Murni
Bahasa Rakyat
bentuk bahasa rakyat yang masuk ke dalam folklor lisan
adalah dialek-dialek yang ada di setiap daerah, slang, cant,
argot, dll.
Fungsi bahasa rakyat adalah:
Memberi dan memperkokoh identitas kelompok masyarakat
Melindungi kelompok masyarakat pemilik folklor dari ancaman
masyarakat lain
Memperkokoh kedudukan folknya pada jenjang lapisan
masyarakat
Memperkokoh kepercayaan rakyat dari kelompok masyarakat
Page 7
Selain bahasa Tetun, Timor Leste juga memiliki bahasa Mambai
di wilayah Lieu, Manafahi, Calosia, dan Bafesi. Bahasa Makasai
di Cairui, Midic, Maumic, Maunete, dan Baucau. Bahasa Bunak
di bagian barat wilayah Maliana yang mengenal pula bahasa
Kemak dan Mambai. Bahasa Tokodede di wilayah utara dan
barat Kota Dili dilingkari oleh bahasa Mambai, Kemak, dan
Tetun. Bahasa Galole di pesisir Timur wilayah Manatutu.
Bahasa Kaloleng yang hidup berdampingan dengan bahasa
Tetun. Bahasa Dagada di ujung timur Timur Leste yaitu
Lautem, Los Palos dan sekitarnya, dan daerah Fatalucu.
Bahasa Baiqueno di wilayah Pante Makasar Oequsi.
Masyarakat lokal Timur-Timur juga menggunakan bahasa
Portugis (bahasa resmi kenegaraan di samping Bahasa Tetun),
dan bahasa Indoesia (Sudiartha, dkk. 1991).
Page 8
Ungkapan tradisional (Peribahasa)
Kalimat pendek yang disarikan dari pengalaman panjang.
kebijaksanaan orang banyak yang merupakan kecerdasan
seseorang.
Page 9
Puisi Rakyat
Merupakan kesusastraan rakyat yang sudah tertentu bentuknya,
biasanya terjadi dari beberapa deret kalimat, ada yang
berdasarkan mantra, berdasarkan panjang pendek suku kata,
lemah tekanan suara, atau berdasarkan irama.
Misalnya: parikan (pantun jawa), tembang, dll.
Fungsi jenis ini:
1) Sebagai alat kendali sosial
2) Untuk hiburan
3) Untuk memulai suatu permainan
Page 10
Nyanyian rakyat
Terdiri atas kata-kata dan lagu yang beredar secara lisan di
antara warga masyarakat tertentu, berbentuk tradisional, serta
memiliki banyak macam dan jenisnya.
Nyanyian rakyat sifatnya dapat berubah baik bentuk maupun
isinya dan beredar dalam suatu kehidupan masyarakat
tertentu.
Page 11
Cerita rakyat
Page 12
Indonesia apalagi NTT sangat kaya dengan bahasa ibu dengan
demikian kaya juga dengan berbagai tradisi lisan khususnya
kesastraan lisan yang penyampaiannya menggunakan bahasa
ibu yaitu bahasa Tetun atau bahasa lainnya di sana. Bahasa
pada hakekatnya adalah lisani (Ikram, 2008: 204) yang
digunakan untuk berbagai tradisi lisan, salah satu tradisi yang
mengekspresikan kebudayaan yang diturunkan leluhur.
Page 13
Ritual Agraris
Menjelang musim tanam misalnya, warga suku Kemak
melaksanakan ritual haaloha (memberi persembahan kepada
leluhur).
Selain itu dikenal juga ritual braunosano (upacara
menghormati kerbau) agar kerbau terhindar dari penyakit.
Selanjutnya ritual lagurai (memohon ijin pada leluhur
penunggu tanah), aipara (sesaji untuk pemukul kerbau),
napabitu (ritual panen), tunsele (upacara membakar jagung),
gelosele (upacara gantung jagung) (Mubiarto, 1990:19-20).
Page 14
Foklore Sebagian Lisan
Page 15
Folklor Bukan Lisan
Page 16
SEMUA TRADISI LISAN DI NTT (TERMASUK DI WILAYAH
PERBATASAN) TERANCAM PUNAH.
BAHASA LOKAL TERANCAM PUNAH
RUMAH ADAT TERANCAM PUNAH
TARIAN TERANCAM PUNAH
TENUNAN TERANCAM PUNAH
NYANYIAN TERANCAM PUNAH
Page 17
Penyair asal asal Jerman Ernst Moritz Arndt mengatakan
bahwa "tak ada elemen terluhur yang dimiliki suatu bangsa
selain bahasa." Pandangan Moritz ini menjadi sebuah ironi bagi
bangsa-bangsa yang bahasanya tidak digunakan lagi baik
dalam komunikasi sehari-hari maupun dalam tradisi dan ritual
adat.
Page 18
Menurut catatan UNESCO dalam Atlas of The Words Language
in Danger of Disappearing, di Indonesia terdapat 640 bahasa
daerah (2001:40). Dari 640 bahasa daerah tersebut ada 154
bahasa daerah yang harus diperhatikan, 139 bahasa terancam
punah, 15 bahasa yang benar-benar telah mati.
Bahasa yang terancam punah terdapat Kalimantan 1 bahasa,
Maluku 22 bahasa, Papua Barat dan Kepulauan Halmahera 67
bahasa,Sulawesi 36 bahasa, Sumatra 2 bahasa, Timor, Flores,
dan Bima 11 bahasa. Bahasa yang telah punah ada di Maluku
11 bahasa, dan masing-masing 1 bahasa di Papua Barat,
Kepulauan Halmahera, Sulawesi dan Sumatra.
Dari 11 bahasa di Timor, Flores, dan Bima bahasa mana
sajakah yang terancam punah? Apakah bahasa Manggarai,
Ngada, Nagekeo, Ende, Lio, Sikka, Lamaholot, Dawan, Tetun,
beberapa bahasa di Sumba, Alor...dll (Banda, Pos Kupang 28
dan 29 Juni 2018)
Page 19
Menurut catatan Sugiono (Pusat Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa) vitalitas bahasa digolongkan ke dalam enam kelompok.
Bahasa yang punah (extinct language) bahasa tanpa penutur lagi.
Bahasa hampir punah (nearly extinct language) bahasa dengan
sebanyak-banyaknya 10 penutur yang semuanya generasi tua.
Bahasa yang sangat terancam (seriusly endangered languages)
bahasa dengan jumlah penutur yang masih banyak tetapi anak-anak
mereka sudah tidak menggunakan bahasa itu lagi.
Bahasa terancam (endangered languages) bahasa dengan penutur
anak-anak tetapi cenderung menurun.
Bahasa yang potensial terancam (potentially endangered languages)
bahasa dengan banyak penutur anak-anak tetapi tidak memiliki status
resmi atau yang prestisius.
Bahasa yang tidak terancam (not endangered languages) bahasa yang
memiliki transmisi ke generasi baru yang sangat bagus.
Page 20
Sebagian besar bahasa-bahasa daerah di NTT kemungkinan
besar berada dalam kelompok bahasa yang sangat terancam
(seriusly endangered languages).
Page 21
Apa artinya bahasa lokal (bahasa daerah, bahasa ibu
terancam punah?)
Page 22
Hal ini tentu saja perlu dikaji lebih jauh melalui research yang
terencana untuk menemukan alasan dan solusi teoritis dan
akademis dari fenomena:
menurunnya perhatian dan minat penggunaan bahasa daerah
di kalangan orang muda dan anak-anak sebagai generasi
penerus.
Pewarisan tradisi lisan terputus dan hilang
Ancaman kehilangan identitas
Mudah diguncang angin globalisasi dan postmoder
Page 23
RUMUSAN MASALAH
Apa saja jenis dan hakikat tradisi lisan Timor sebagai kearifan
lokal?
Apa saja fungsi dan nilai-nilai tradisi lisan Timor sebagai
kearifan lokal?
Bagaimanakah fungsi dan nilai tradisi lisan Timor sebagai
kearifan lokal dalam upaya menyelesaikan konflik dan
membangun relasi kultural Indonesia – Timor Leste di daerah
perbatasan?.
Page 24
*** Workshop ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
tentang hakikat, fungsi, dan nilai-nilai tradisi lisan sebagai
kearifan lokal (bahasa daerah, sastra rakyat, ungkapan-
ungkapan tradisional, bahasa adat, tarian tradisional, makanan
rakyat, rumah adat, tenunan tradisional, lingkungan alam dan
budaya dll).
Page 25
Thank You !!!
26