D. Kesimpulan
Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa
berperan penting dalam memajukan pembangunan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
Bahasa sebagai tolok ukur kemajuan suatu pembangunan bangsa, sebab bahasa memiliki kedudukan
dan fungsi sebagai perisai pemersatu terutama bagi bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai ragam
suku bangsa.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan artinya dapat mempersatukan seluruh
masyarakat yang berbeda bahasa dan kebudayaan dengan satu bahasa yang sama, yaitu Indonesia.
Sebagai bahasa negara artinya bahasa Indonesia adalah bahasa yang resmi dan sebagai pengembangan
kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar saat berkomunikasi maka akan terbentuk dan terjalin interaksi sosial yang baik.
Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, bahasa bisa mejadi salah satu alat
untuk kita berkomunikasi dan berhubungan dengan yang lainnya. Bahasa juga dapat mencerminkan
kepribadian dan watak seseorang. Cara seseorang menggunakan bahasa, baik berbicara atau menulis
mencerminkan bagaimana watak dan kepribadiannya. Melalui bahasa kita akan lebih mudah untuk
menyampaikan sesuatu yang ingin kita sampaikan kepada orang lain.
Bahasa dan budaya adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, keduanya mempunyai hubungan
yang sangat erat dan saling mempengaruhi. Berbahasa haruslah disertai norma-norma yang berlaku di
dalam budaya di mana bahasa itu digunakan. Sistem tindak laku berbahasa menurut norma-norma
budaya disebut etika berbahasa atau tata cara berbahasa.
Penguasaan bahasa yang baik, khususnya dalam komunikasi tidak hanya tertumpu pada
penguasaan linguistik semata, tetapi mencakup penguasaan seseorang untuk memilih bentuk bahasa
yang sesuai dengan konteks, sehingga diperlukan pemahaman terhadap budaya penutur yang berlaku
di samping penguasaan yang baik terhadap budayanya sendiri.
E. Daftar Pustaka
Agustin, Yulia. 2011. Kedudukan Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Pengantar Dalam Dunia
Pendidikan. Deiksis, vol. 3, no. 4, 354-364. DOI:
http://dx.doi.org/10.30998/deiksis.v3i04.440
Alwasilah, A Chaedar. 1985. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Aslinda, Syafyahya, Leni, 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama.
Chaer, Abdul & Agustina, Leonie. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chaer, Abdul & Leonie Agustina. (2004). Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.
Devianty, Rina. (2017). Bahasa Sebagai Cermin Kebudayaan. Jurnal Tarbiyah, 24(2), 226–
245.
Dey, Denia. 2018. “8 Peran Bahasa dalam Komunikasi Antar-Budaya”. Pakar
Komunikasi.com, 18 April 2018, dilihat 28 September 2021.
<https://pakarkomunikasi.com/peran-bahasa-dalam-komunikasi-antar-budaya>.
Finocchiaro, M. & Brumfit, C. 1983. The Functional-National Approach: From Theory to
Practice. Oxford: Oxford University Press
Halliday, M.A.K. (2007). Language and Education. London: Continuum.
Jakobson, Roman. (1961) 1971. Linguistics and Communication Theory. Dalam Jakobson. R.
Selected Writings II. The Hague: Mouton.
Nababan, P.W.J. 1984. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia.
Lubis, A. Hamid Hasan. 1993. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa.
Pradotokusumo, P.S. 2008. Pengkajian Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rokhman, Fathur. (2013). SOSIOLONGUSTIK Suatu Pendekatan Pembelajaran Bahasa
dalam Masyarakat Multikultural. 116.
Rahayu, A.P. 2015. Menumbuhkan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar Dalam
Pendidikan Dan Pengajaran. Jurnal Paradigma, vol. 2, no.1. DOI:
Susilo, J. 2016. Peran dan Fungsi Pendidikan Bahasa Indonesia dalam Mencapai Tujuan
Pendidikan Nasional. In Prosiding: Seminar Nasional Pendidikan Serentak se-
Indonesia pp. 38-46.
Wardhaugh, Ronal. 2003. An Introduction To Sosiolinguistik Fourth Edition. Lackwell
Publishing: United Kingdom.
Zamzani, Z. 2014. Eksistensi bahasa Indonesia dalam pendidikan berbasis keragaman
budaya. Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 1(2), 225-244. DOI: https://doi.org/10.15408/dialektika.v1i2.6288