Anda di halaman 1dari 91

1|Page

PEDOMAN PENULISAN DAN PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI

Tim Penyusun:

Hasan Ali
Burhanuddin Arafah
Sumarwati K Poli
Stanislaus Sandarupa
Bambang Sulistiyo Edi
Faridah Rahman
M. Dalyan Tahir
Taqdir
Supriadi

Digunakan di lingkungan sendiri

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. Mengenal Karya Ilmiah


Karya ilmiah adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasil
pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya (Pratiwi, 2009:11). Atau,
karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang
ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah dan mengikuti prosedur penelitian
ilmiah.
Pernyataan ilmiah itu memerlukan pemikiran sebelumnya dan penerapan serta
pengujian sesudahnya. Pernyataan ilmiah itu dapat dibuktikan kebenarannya. Penilaian
sebelumnya mencakup semua alasan ilmiah berdasarkan data atau fakta yang diperoleh
secara ilmiah. Melalui proses penalaran dihasilkan produk penilaian yang berupa
pernyataan-pernyataan atau usulan-usulan yang dapat diperiksa benar tidaknya. Oleh
sebab itu, sebuah karangan baik dari hasil penelitian, pengamatan, peninjauan maupun
hasil pemikiran dikatakan ilmiah jika memiliki ciri-ciri seperti berikut ini.
1. Menyajikan fakta objektif secara sistematis;
2. Penyajian maupun pemecahan masalah dengan menggunakan metode tertentu;
3. Penyajiannya cermat, tepat dan benar, serta tulus, tidak membuat terkaan;
4. Setiap langkah pengerjaannya direncanakan secara sistematis, terkendali secara
konseptual dan procedural;
5. Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung kecuali dalam hipotesa
kerja;
6. Tidak melebih-lebihkan suatu pernyataan;
7. Menggunakan ragam bahasa ilmiah (objektif, cermat, teratur, tepat, dan tidak
ambigu)

Dengan mencermati ciri-ciri karangan ilmiah di atas maka seorang penulis


karangan ilmiah hendaklah memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam bidang:

1. Masalah yang diteliti atau ditulis;


2. Metode penelitian dan penulisan;
3. Teknik penulisan karangan ilmiah;
4. Penguasaan bahasa yang baik (Pratiwi, 2009:12)

3|Page
B. Hakikat Penulisan Skripsi

Skripsi adalah karya tulis akademik yang berisi kajian hasil penelitan yang cermat
yang ditulis oleh seorang mahasiswa sebagai buktikemampuan akademikk dalam
pengembangan ilmu pada suatu disiplin ilmu. Skripsi sebagai kajian hasil harus disusun
secara sstematis dan procedural berdasarkan konvensi penulisan karya ilmiah sesuai
dengan pedoman yang dikeluarkan oleh fakultas. Penelitian yang dimaksud dalam
proses penulisan skripsi adalah kegiatan akademik yang menggunakan penalaran
ilmiah, baik emperik maupun nonemperik dan memenuhi persyaratan metodologi
disipliin ilmu mahasiswa yang bersangkutan.

Proses penulisan skripsi dilakukan melalui tahapan-tahapan, mulai penentuan


masalah, pengumpulan data, pemilihan alat analisis, pengolahan data, analisis hasil
pengolahan, interpretasi hasil analisis sampai pembuatan simpulan dan saran.
Semuanya dilakukan secara procedural di bawah bimbingan dua orang dosen atau
konsultan yang di-SK-kan oleh Dekan Fakultas berdasarkan usul Panitia Seminar
Praskripsi melalui Ketua Jurusan/ Ketua Program Studi masing-masing.

Proses pembimbingan terhadap mahasiswa yang menulis skripsi dilakukan dengan


pertimbangan: Pertama, mahasiswa dalam hal penyusunan skripsi belum mampu
sepenuhnya untuk menyelesaikan pekerjaannya tanpa bantuan dan bimbingan. Kedua
, atas dasar tersebut pimpinan fakultas menugasi dua orang dosen untuk memberikan
bantuan atau bimbingannya itu. Ketiga, bantuan atau bimbingan dimaksud antara lain
untuk meningkatkan mutu karya yang sesuai dengan standarr yang dituntut.

C. Maksud Penulisan skripsi

Skripsi ditulis oleh mahasiswa dengan maksud untuk melihat dan mengukur
kemampuan mahasiswa mengungkapkan dan mengorganisasikan pikiran dan
pengetahuannya dalam bentuk tulisan. Selain itu, sebagai salah satu syarat ujian akhir
strata (ujian sarjana) guna memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S) pada Fakultas Sastra
Universitas Hasanuddin.

Kemampuan mahasiswa menulis dan mempertahankan karya tulis akademiknya di


depan Panitia Ujian Skripsi menjadi ukuran kadar penguasaan bidang ilmunya masing-
masing. Sehubungan dengan hal tersebut, mahasiswa yang bersangkutan harus
mempersiapkan diri dengan baik pada tahap pra penulisan, tahap penulisan, dan tahap
menghadapi ujian skripsi. Persiapan yang baik pada ketiga tahapitu akan terlihat pada
rincian kemampuan berikut :

4|Page
1) Menjelaskan dan merumuskan secara cermat masalah yang dipilih dan
dibahasnya;
2) Menguasai teori/pendekatan dan metode yang dipilihnya dan menerapkannya
sampai batas tertentu;
3) Menyusun pikiran secara sistematis, logis dan konsisten;
4) Memanfaatkan bahasa Indonesia ragam baku atau bahasa asing tertentu sebagai
sarana komunikasi yang efektif dari segi ejaan, pilihan kata, struktur kalimat,
dan paragraph;
5) Menampilkan sikap percaya diri, rendah hati, dan luwesdalam menghadapi
pertanyaan, kritik, atau usul dari para penguji.

Keberhasilan mahasiswa menulis skripsi dan mempertahankannya di depan Panitia


Ujian Skripsi harus didukung oleh dua kemampuan utama, yaitu kemampuan
menguasai seluk-beluk kajian ilmiah yang dipilihnya dan kemampuan berbahasa
mencakup kemampuan menulis,kemampuan berbicara, kemampuan membaca, dan
kemampuan menyimak (mendengar). Meskipun dalam ujian skripsi yang terukur
secara langsung adalah kemampuan menulis dan berbicara, kemampuan membaca dan
menyimak sangat mendukung kemampuan yang lain.

D. Ruang Lingkup Masalah

Dalam skripsi dikemukakan kajian hasil penelitian yang ditulis secara khusus untuk
memenuhi ketentuan kurikulum program studi yang ditekuni oleh mahasiswa yang
bersangkutan. Penelitian yang dilakukan dalam bidang studinya didorong oleh
munculnya masalah menurut pengamatan peneliti (mahasiswa) tersebut. Masalah
dalam bidang tertentu dapat muncul adanya tantangan, adanya kesangsian, adanya
kemenduaan makna (ambiguitas), adanya halangan atau adanya celah (jarak) baik
antarkegiatan atau antargejalayyang telah berlangsung maupunakan berlangsung.
Masalah dapat muncul karena adanya celah atau jarak antara sesuatu yang seharusnya
berlaku (menurut teori) dan yang ditemukan dalam kenyataan (fakta); ada celah atau
jarak antara harapan dan kenyataan yang menimbulkan tantangan dengan beberapa
pilihan untuk mengatasinya. Penelitian yang dilakukan terhadap kegiatan atau gejala
tersebut diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah yang dimaksud untuk
menutup celah/jarak yang terjadi. Identifikasi masalah adalah langkah awal dalam
merancang penelitian untuk penulisan skripsi.

Penelitian pada dasarnya bertumpu pada tiga pertanyaan utama yaitu: 1) apakah
itu, 2) mengapa gejala itu terjadi, 3) bagaimana cara memahami gejala tersebut?
Pertanyaan (1) mengacu pada gambaran umum gejala yang akan diteliti, unsur-

5|Page
unsurnya, ciri penandanya, serta hubungan antara unsur-unsurnya yang membentuk
gejala tersebut. Pertanyaan (2) mengacu pada kerangka teori atau paradigma yang
digunakan sebagai landasan pikiran atau latar belakang untuk meneliti gejala yang
dimaksud. Pertanyaan (3) mengacu pada metode atau teknik penelitian yang
diigunakan. Dalam bidang ilmu tertentu (seperti ilmu sejarah), tiga pertanyaan tersebut
dapat dirinci lebih jauh : apa, siapa, di mana, kapan, bagaimana, dan mengapa. Secara
berurutan pertanyaan tersebut mengungkapkan objek yang diteliti, pelakunya, tempat
terjadinya, waktunya, prosesnya, dan sebab-akibatnya.

Pemecahan masalah yang dirumuskan dengan baik dalam skripsi sebagai kajian
hasil penelitian berguna uuntuk mengatasi tantangan terhadap sesuatu, menghilangkan
kesangsian, memisahkan kemenduaan makna, atau menutup celah/jarak antarkegiatan
atau antargejala. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti harus mengidentifikasi
dengan cermat masalah yang akan ditelitinya, membatasi dan merumuskannya dengan
cermat untuk memperoleh jawaban yang tepat. Perumusan masalah yang cermat
merupakan langkah yang penting dalam kegiatan penelitian.

Masalah yang akan diteliti oleh mahasiswa tercakup dalam kajian menurut
program studinya masing-masing. Ruang lingkup masalah yang tercakup dalam kajian
yang ditekuni mahasiswa perlu diperjelas untuk membantu mahasiswa memilih
masalah yang akan dibahas dalam skripsi yang ditulisnya. Masalah yang tercakup
dalam kajian yang dikembangkan di Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin dapat
diarahkan dengan menunjukkan kaitan antara program studi dengan objek kajian
(material) masing-masing dan tujuan secara umum yang juga dicapai penelitian
tersebut. Perinciannya dapat dilihat dalam skema berikut.

Masalah yang berhubungan dengan kajian bahasa meliputi bidang fonologi,


morfologi, sintaksis, semantik, sosiolinguistik, antropolinguistik, dan psikolinguistik,
dengan kekhususannya masing-masing. Selanjutnya masalah yang berhubungan
dengan kesusatraan meliputi bidang puisi, cerita rekaan (fiksi), dan drama (naskahnya)
dengan kekhususan masing-masing. Kajian sastra daerah dan sastra asing juga dapat
mengarahkan perhatian pada pranata-pranata yang ada dalam kebudayaan masing-
masing. Adapun masalah yang berhubungan dengan kajian sejarah dan arkeologi
meliputi bidang sejarah dan arkeologi lokal (Sulawesi Selatan) dan Indonesia, serta
wilayah lain di luar Indonesia, (jika ada fasilitas untuk itu).

Masalah yang dipilih sesuai dengan objek kajian masing-masing didasarkan


atas beberapa pertimbangan. Pertama, masalah tersebut cukup mengandung minat
untuk menelitinya. Kedua, masalah tersebut masih dalam jangkauan kemampuan

6|Page
peneliti untuk memecahkannya. Ketiga, masalah tersebut mempunyai manfaat untuk
diteliti,memperluas/memperdalam pengetahuan peneliti. Keempat, masalah tersebut
tidak menimbulkan kesulitan untuk memperoleh data yang diperlukan. Kelima ,
tersedia dosen pembimbing yang dapat membimbing peneliti (mahasiswa yang
bersangkutan).

E. Judul Skripsi

Judul skripsi harus jelas menggambarkan isi skripsi secara keseluruhan. Judul
disusun secara singkat, jelas dan tidak menimbulkan kemenduaan makna (ambiguitas).
Jika sebuah judul memerlukan anak judul ditempatkan sesudah titik dua. Beberapa
contoh berikut dapat memperjelas petunjuk tersebut.

Contoh :

1) PENOKOHAN DALAM NOVEL SIKLUS KARYA MOHAMMAD


DIPONEGORO.
2) STRUKTUR KLAUSA BENDA BAHASA INDONESIA DAN BUGIS :
SUATU STUDI KOMPARATIF
3) PROSES MORFEMIS KATA KERJA BAHASA TERNATE
4) PERISTIWA 19 NOVEMBER 1945 DI KOLAKA SULAWESI TENGGARA
5) ANALISIS KERAMIK SITUS TINCO TUA SOPPENG SULAWESI
SELATAN
6) BARANG KERAJINAN DARI BAHAN BAKU ALAM DI PARIWISATA
“ALAM INDAH” BARRU-SULAWESI SELATAN.

F. Komposisi Bab Skripsi

Komposisi bab skripsi disusun mengikuti urutan tertentu. Skripsi sebagai kajian
hasil penelitian tersusun atas komposisi bab mulai pelengkap, pendahuluan, tinjauan
pustaka, metode penelitian, pembahasan (analisis), penutup. Komposisi bab tersebut
dapat dirinci sebagai berikut.

7|Page
SAMPUL DEPAN

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSEMBAHAN (kalau ada)

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PENERIMAAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL/GAMBAR (kalau ada)

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN (kalau ada)

ABSTRAK

(ditulis dalam bahasa Indonesia untuk skripsi yang ditulis dalam bahasa asing)

8|Page
BAB 1 PENDAHULUAN

Menjelaskan apa dan mengapa judul


penelitian dipilih
Latar Belakang
Masalah Menunjukkan beberapa masalah yang timbul
dari judul (masalah 1. Masalah, 2. Masalah, 3.
masalah , 4) dan seterusnya

Mengembangkan pertanyaan
Mengembangkan pertanyaan penelitian
penelitian yang
yang
Rumusan dan Ruang bersumber
bersumber dari
dari masalah
masalah yang diidentifikasi.
yang diidentifikasi.
Lingkup Masalah

Menetapkan/ membatasi masalah tertentu


beserta argumentasinya

Tujuan Penelitian Merumuskan tujuan penelitian yang konsisten


dengan masalah penelitian yang telah ditetapkan

Merumuskan manfaat penelitian pada bidang-


Manfaat Penelitian
bidang tertentu yang relevan

9|Page
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Membahas teori mengenai


penelitian
Menyatakan hasil penelitian
sebelumnya yang dengan
variabel penelitian

Menyatakan kerangka
Pembahasan teori yang dijadikan landasan pemikiran yang
dan bandingan dikembangkan dalam
penelitian berdasarkan yang
teori yang digunakan

Merumuskan hipotesis
penelitian dan kriteria
pengujiannya (kalau perlu)
BAB III METODE
PENELITIAN

Menjelaskan metode penelitian


yang digunakan beserta
Metode /desain, instrumen argumentasinya,instrumen
penelitian, sampel, teknik analisis penelitian yang digunakan, teknik
data, prosedur penelitian. pemilihan sampel,teknik analisis
data, dan langkah-langkah
(prosedur) pelaksanaannya

10 | P a g e
BAB IV HASIL PENELITIAN

Analisis data dan hasil Menyatakan kembali variabel penelitian,


analisisnya mendeskripsikan hasil penelitian , menghitung
sae
hasil pengujian hipotesis (kalau perlu), dan
menguraikan hasil penelitian secara rinci

BAB V PENUTUP

Menyatakan secara singkat temuan-


Simpulan temuan penelitian dari temuan penelitian, implikasi hasil
hasil analisis data, implikasinya, penelitian dan saran-saran
saran dan tindak lanjutnya konseptual yang berkaitan dengan
temuan penelitian, serta penelitian
lanjutannya

Bagian Pelengkap Penutup

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN (kalau perlu)

TRANSLATE BAHASA ASING KE BAHASA LATIN

INDEKS (kalau perlu)

DAFTAR RALAT (kalau perlu)

11 | P a g e
Komposisi bab skripsi yang disebutkan di atas berlaku secara umum untuk
penulisan skripsi mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin. Rincian subbab
pada setiap bab dapat dimodifiksi sesuai dengan kebutuhan kajian masing-masing
berdasarkan saran/petunjuk kedua pembimbing (konsultan) yang bersangkutan.
Khusus untuk Bab IV, judul babnya dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan kajian
yang relevan dengan masalah yang dibahas. Modifikasi lebih lanjut hanya dapat
dilakukan oleh mahasiswa dengan mengajukan permintaan tertulis kepada Dekan
Fakultas. Surat permintaan tersebut memuat alasan-alasan yang rasional tentang
perlunya memodifikasi komposisi bab skripsi yang bersangkutan dan diperkuat
persetujuan kedua pembimbing (konsultan). Jawaban atas permintaan mahasiswa yang
bersangkutan akan diberikan pula secara tertulis dan menjadipegangan baginya dalam
penulisan dan pengujian skripsi tersebut.

G. KESIAPAN MAHASISWA

Penulisan skripsi bukanlah merupakan suatu pekerjaan yang berat bagi


mahasiswa yang tekun belajar. Penguasaan teoritis dan metodologis yang memadai
yang sesuai dengan tuntutan program pendidikan sarjana (S1) merupakan modal yang
sangat menentukan keberhasilan mahasiswa dalam penulisan skripsi tersebut.
Penguasaan teoritis dan metodologis yang memadai juga merupakan modal yang
sangatberharga dalam mengikuti ujian skripsi (sarjana). Sehubungan dengan hal
tersebut, maka para mahasiswa seharusnya mempersiapkan diri lebih awal dalam
menghadapi tugas tersebut dengan memanfaatkan pengalaman belajar dari mata kuliah
keahlian yang telah dilulusinya. Makalah-makalah yang disajikan dalam mata kuliah
semnar dapat dikembangkan menjadi bahan awal penulisan skripsi jika mengandung
sesuatu yang berharga dengan pengayaan fakta-fakta baru yang actual dan relevan.

12 | P a g e
BAB II

FORMAT SKRIPSI

Sebuah karya ilmiah yang final tidak hanya menuntut persyaratan isi (material)
tetapi juga menuntut persyaratan bentuk (formal). Persyaratan bentuk ini menyangkut
bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan (konveksi) yang harus dipenuhi
dalam penulisan karya tulis yang berpredikat ilmiah. Hal ini berlaku paa penulisan
skripsi sebagai tugas akhir penyelenggaraan studi pada jenjang pendidikan S1. Bagian-
bagian pelengkap karya ilmiah yang perlu dicantumkan dalam skripsi akan dijelaskan
secara singkat pada uraian berikut.

Skripsi sebagai karya ilmiah disusun secara tertib mengikuti pedoman yang
berlaku dalam penulisan karya ilmiah. Ada sejumlah persyaratan bentuk (formal) yang
harus diperhatikan dalam penulisannya. Persyaratan bentuk yang dimaksud mencakup
tiga bagian, yaitu: 1) bagian pelengkap pendahuluan, 2) bagian isi (tubuh karya ilmiah),
dan 3) bagian pelengkap penutup. Penjelasan yang dikemukakan pada bab ini meliputi,
petunjuk penyusunan bagian pelengkap pendahuluan, bagian isi, dan bagian pelengkap
penutup.

A. Bagian Pelengkap Pendahuluan

Bagian pelengkap pendahuluan mencakup semua bagian atau halaman sebelum


bagian isi skripsi. Bagian ini dipersiapkan sebagai bahan informasi awal bagi pembaca
sebelum memasuki uraian pada bagain isi skripsi. Ada ketentuan tersendiri yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan bagian pelengkap pendahuluan. Unsur-unsur yang
tercakup pada bagian pelengkap pendahuluan adalah 1) sampul depan, 2) halaman
judul, 3) halaman persembahan (kalau ada), 4) halaman pengesahan, 5) halaman
penerimaan, 6) kata pengantar, 7) daftar isi, 8) daftar gambar/tabel dan keterangan
lainnya (kalau ada), 9) daftar lambing dan singkatan (kalau ada), 10) abstrak, 11)
sinopsis (bila diperlukan). Halaman bagian pelengkap pendahuluan menggunakan

13 | P a g e
angka Romawi kecil (i,ii,iii,iv,dst) yang ditempatkan pada bagian bawah (tengah).
Unsur-unsur yang dimaksud akan dijelaskan secara singkat pada uraian berikut ini.

1. Sampul depan/Halaman judul

Penyusunan sampul depan dan/atau halaman judul harus memperhatikan segi


teknis dan estetika naskah. Penempatan kata, frasa, dan kalimat yang ada di
dalamnya diatur sedemikian rupa sehingga ada keseimbangan antara unsur yang
satu dan unsur yang lain. Hal-hal yang perlu dicantumkan pada halaman judul
skripsi adlaah judul skripsi, nama dan nomor pokok penulis (mahasiswa), tempat
dan tahun penyusunannya. Jarak (ukuran) antara hal yang satu dengan hal yang lain
dalam halaman judul diatur mengikuti petunjuk berikut ini.

a. Judul skripsi
Judul skripsi diketik pada jarak empat cm atau delapan spasi dari pinggir
(margin) atas kertas dengan menggunakan huruf kapital. Bila judul skripsi
memerlukan dua bari pengetikan, maka antara barik pertama dan baris
kedua diberi jarak dua spasi. Di bawah judul skripsi pada jarak tiga
sampai dengan tiga setengah cm diletakkan lambang Universitas
Hasanuddin (tingginya lima cm).
b. Etiket skripsi
Etikan skripsi diketik pada jarak dua cm atau empat spasi dari lambang
Universitas Hasanuddin. Etiket tersebut adalah SKRIPSI yang ditulis
dengan huruf kapital.
c. Keterangan maksud penyusunan skripsi
Keterangan maksud penyusunan skripsi ditempatkan di bawah etiket satu
cm atau dua spasi secara lengkap memuat keterangan skripsi sebagai
berikut:
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar
sarjana

14 | P a g e
Sastra pada Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin.
Keterangan tersebut diketik pada jarak dua spasi antara barik yang satu
dengan baris yang lain. Penempatan baris-barisnya ditata secara simetris.
d. Kata depan oleh
Kata depan oleh dicantumkan pada jarak dua cm atau empat spasi di
bawah keterangan maksud penyusunan skripsi.
e. Nama dan nomor pokok penulis (mahasiswa)
Nama penulis (mahasiswa) dicantumkan di bawah kata oleh pada jarak
dua setengah cm atau lima spasi dengan menggunakan huruf kapital.
Nomor pokok penulis dicantumkan di bawah nama penulis pada jarak satu
cm atau dua spasi.
f. Tempat dan tahun
Tempat penyusunan skripsi dicantumkan pada jarak dua cm atau empat
spasi di bawah nomor pokok penulis dengan menggunakan huruf kapital,
yaitu MAKASSAR. Pada jarak satu cm atau dua spasi di bawahnya
dicantumkan tahun penyusunan skripsi (20...). penetaan halaman judul
skripsi secara lengkap dapat diliat ada contoh (1)
Berikut ini.

15 | P a g e
Contoh (1)

Halaman Judul

STRUKTUR KALIMAT BERITA

BAHASA INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujuan


guna memperoleh gelar Sarjana Sastra
pada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Hasanuddin

OLEH

ABDUL SALAM JAMAL

Nomor pokok : F 111 09 004

MAKASSAR

2016

16 | P a g e
2. Halaman Persembahan (kalau ada)

Halaman persembahan kalau ada. Bila penulis menganggap perlu


memasukkan maka isi atau redaksinya tidak perlu terlalu panjang, cukup
bebrapa kata saja atau menggunakan kalimat sederhana. Misalnya: “untuk
sahabatku.................”, atau “dipesembahkan kepada kedua orang tua
tercinta...............”. isi persembahan itu ditempatkan di tengah-tengah kertas.
Harus pula diperhatikan keseimbangan bagian-bagian yang kosong di atas dan
di bawahnya seperti yang terlihat pada contoh (2) berikut.

Contoh (2)
Halaman Persembahan
Dipersembahkan
Kepada kedua orang tua tercinta
Ayahanda Jamal Ismail
Ibunda Siti Aisyah Usman
3. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan skripsi memuat nama universitas dan fakultas
yang ditulis dengan huruf kapital, pernyataan penerimaan/persetujuan kedua
konsultan, dan persetujuan ketua jurusan/Ketua Program Studi masing-masing
mewakili Dekan Fakultas. Penulisan unsur-unsur halaman pengesahan yang
dimaksud seperti berikut.
ɑ. Nama Universitas dan Fakultas

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA

17 | P a g e
b. Persetujuan Konsultan
Sesuai Surat Tugas Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin
Nomor:..........Tanggal..........20...., dengan ini kami menyatakan menerima
dan menyetujui skripsi ini.

Makassar,.................20.........

Konsultan I, Konsultan II,

c. Persetujuan Ketua Jurusan/ Ketua Program Studi

Disetujui untuk diteruskan


kepada Panitia Ujian Skripsi.
Dekan
u.b. Ketua Jurusan/ Ketua Program studi
..........................................................

Nip....................................................

4. Halaman Penerimaan Panitia Ujian Skripsi


Halaman penerimaan Panitia Ujian Skripsi memuat nama universitas dan
fakultas yang seluruhnya ditulis dengan huruf kapital, keterangan penerimaan,
dan susunan Panitia Ujian Skripsi sesuai dengan penetapan Dekan Fakultas.
Penulisan unsur-unsur halaman penerimaan Ujian Skripsi yang dimaksud
seperti berikut.

18 | P a g e
ɑ. Nama universitas dan fakultas

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA

b. Keterangan penerimaan

Pada hari ini,...................................Tanggal...20..... Panitia Ujian Skripsi


menerima dengan baik skripsi yang berjudul :
.........................................................................................................................
..................
yang diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat ujian akhir guna
memperole gelar sarjana sastra pada Jurusa/ Program Studi ...... Fakultas
Sastra Universitas Hasanuddin.
Makassar, ...... 20.....

5. KATA PENGANTAR
Kata pengantar salah satu unsur bagian pelengkap pendahuluan yang perlu
dicantumkan dalam penyusunan skripsi. Bagian ini kadang-kadang diberi
judul ucapan terima kasih. Bagian ini seluruhnya ditulis dengan huruf kapital,
yaitu KATA PENGANTAR. Isinya memuat hal-hal berikut ini:
1) Pernyataan rasa syukur atau gembira karena penulis telah dapat
merampungkan tugas penulisan skripsi;
2) Penjelasan singkat tentang tujuan penulisan skripsi tersebut;
3) Suka duka penulis selama melaksanakan penyusunan skripsi tersebut;
4) Pernyataan penulis tentang keterbatasan-keterbatasan yang menyertai
penulisan skripsi tersebut sebagai kerendahan hati dengan iringan

19 | P a g e
kesediaan untuk menerima kritik atau koreksi sebagai upaya
penyempurnaan;
5) Penyampaian terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan skripsi tersebut;
6) Harapan penulis tentang adanya manfaat penyusunan skripsi tersebut
sebagai sumbangan pikiran penulis kepada bangsanya dan pengembangan
ilmu pengetahuan yang berkaitan topic yang dibahasnya.
Kata pengantar ditulis secara singkat dengan menggunakan ungkapan-
ungkapan yang sederhana dan merangkum isi butir 1) sampai dengan butir
6) di atas. Penulisan kata pengantar disesuaikan dengan
kebutuhan/pengalaman penulis masing-masing dan penyusunannya dapat
dilihat pada contoh (5) berikut.
Contoh (5)
Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini adalah upaya
penulis memenuhi salah satu syarat ujian akhir guna memperoleh gelar
Sarjana Sastra pada Jurusan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra Universitas
Hasanuddin. Ada berbagai rintangan yang penulis hadapi dalam upaya
perampungan tugas ini tetapi dengan ketekunan dan kerja keras yang
disertai doa, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan pada waktu
yang direncanakan.
Penulis menyadari adanya berbagai kekurangan yang terdapat dalam
skripsiini sebagai akibat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis selalu membuka diri untuk
menerima koreksi atau kritik yang konstruktif dari berbagai pihak sebagai
upaya penyempurnaan skripsi ini. koreksi atau kritik tersebut tidak saja

20 | P a g e
berguna untuk memperbaiki karya tulis ini tetapi juga berguna untuk
perkembangan ilmu pengetahuan yang penulis geluti selama ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapat bantuan,
dorongan semangat, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu,
selayaknyalah pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada :
1) Prof. Dr. H. Muh. Darwis, M.S. dan Drs. H. Kaharuddin, M.Hum.
masing-masing sebagai konsultan I dan konsultan II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat dirampungkan.
2) Ketua dan Sekretaris Jurusan Sastra Indonesia masing-masing Drs. H.
Hasan Ali, M.Hum. dan Dra. Muslimat, M.Hum ;
3) Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing penulis menekuni
berbagai mata kuliah dari awal hingga akhir studi di Fakultas Sastra
Universitas Hasanuddin;
4) karyawan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin yang telah
melayani penulis dengan baik;
5) kedua orang tua tercinta dan segenap keluarga yang telah mengasuh,
membimbing, dan berdoa demi tercapainya cita-cita penulis;
6) rekan-rekan mahasiswa dan pihak-pihak lain yang tak sempat penulis
sebutkan namanya satu per satu, yang telah memberikan bantuan yang
tulus kepada penulis selama ini.
Semoga segala bantuan yang penulis terima dan berbagai pihak tersebut
mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Pengasih. Semoga pula karya
ini dapat diterima sebagai sumbangan pikiran penulis untuk
pembangunan bangsa khususnya pada aspek pembinaan dan
pembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa
Negara Republik Indonesia yang kita cintai bersama, Amin

21 | P a g e
Makassar, Juli 2016

Penulis
6. Daftar Isi
Daftar isi merupakan rekapitulasi dari keseluruhan pada judul bab dan
subbab dengan penunjukan halaman penempatannya. Judul-judul bab ditulis
dengan huruf kapital semua. Sedangkan judul subbab ditulis dengan huruf
kapital sebagai huruf pertama pada tiap-tiap kata (kecuali kata tuga yang bukan
pada posisi awal).

Tanda urutan judul bab menggunakan angka Romawi (I, II, III, IV, dan
V). Rincian judul subbab diberi tanda urutan (A,B, C, D, dan seterusnya).
Rincian subbab dengan angka Arab (1,2,3,4 dan seterusnya) dan rincian
anak subbab dengan huruf kecil (a, b, c, d, dan seterusnya). Penataan daftar
isi dengan tanda urutan yang terinci dan konsisten dapat dilihat pada contoh
(6) berikut.

Contoh (6)

Daftar isi

Daftar isi merupakan rekapitulasi dari keseluruhan judul-judul bab dan


subbab dengan penujukan halaman penempatannya. Judul-judul bab ditulis
dengan huruf kapital semua. Sedangkan judul subbab ditulis dengan huruf
kapital sebagai huruf pertama pada tiap-tiap kata (kecuali kata tugas yang bukan
pada posisi awal).

Tanda urutan judul bab menggunakan angka Romawi (I, II, III, IV, dan
V). Rincian judul subbab diberi tanda urutan (A,B,C,D, dan seterusnya).
Rincian subbab dengan angaka Arab (1,2,3,4, dan seterusnya) dan rincian anak

22 | P a g e
subbab dengan huruf kecil (a,b,c,d, dan seterusnya). Penataan daftar isi dengan
tanda urutan yang terinci dan konsisten dapat dilihat pada contoh (6) berikut.

Contoh (6)

Daftar Isi

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ....................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL.................................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................iii

HALAMAN PENERIMAAN ...................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL/GAMBAR ...................................................................................vii

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ............................................................viii

ABSTRAK .................................................................................................................ix

SINOPSIS ..................................................................................................................x

BAB 1
PENDAHULUAN………………………………………………….…………..1

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………1


B. Rumusan dan Ruang Lingkup Masalah……………………………….5
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………...7
D. Manfaat Penelitian………………………………………………,……9

23 | P a g e
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………10

A. Pembahasan Teori…………………………………….………………10
B. Hasil Penelitian yang Relevan……………………………….……….14
C. Kerangka Pemikiran……………………………………………….…18
D. Hipotesis Penelitian……………………………………….……….…20

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………..21

A. Desain Penelitian………………………………………………..……21
B. Instrumen Penelitian………………………………………………….23
C. Sampel Penelitian…………………………………………..………...25
D. Teknik Analisis Data…………………………………………………26
E. Prosedur Penelitian……………………………………...……………28

BAB IV HASIL PENELITIAN…………………..………………..………….30

A. Variabel Penelitian………………………………………………..…30
B. Deskripsi Hasil Penelitian…………………………………………...30
C. Pengujian Hipotesis……………………………….…………………40
D. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………..…59

BAB V PENUTUP……………………………………………………………65

A. Simpulan…………………………………………….……………..89
B. Saran-Saran……………………………………………….….…….94

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………95

LAMPIRAN…………………………………………………………………..96

DAFTAR INDEKS…………………………………………………………..104
DAFTAR RALAT…………………………………………………………....106

24 | P a g e
7. Daftar Tabel/Gambar/Bagan/Keterangan Lain
Pembahasan dalam skripsi sering dilengkapi dengan sejumlah table,
gambar, atau keterangan lain yang disajikan secara berurutan. Table,gambar,
bagan, atau keterangan lain tersebut disusun dalam daftar tersendiri sebelum
abstrak. Judul daftar tersebut disesuaikan dengan isinya seperti yang dilihat
pada contoh (7) berikut.
Contoh (7)
Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
TABEL
HALAMAN

1. Identifikasi Tokoh-tokoh Cerita 21

2. Frekuensi Pemunculan Tokoh Cerita 32

3. Ikhtisar Hubungan Antartokoh Cerita 45

4. Ikhtisar Keterlibatan Tokoh dalam Sumber Konflik 51

5. Keterkaitan Hubungan Unsur-unsur Cerita 67

8. Daftar Lambang/Tanda dan Singkatan


Apabila dalam skripsi menggunakan sejumlah lambang dan singkatan
maka penulis perlu membarikan arti atau keterangan agar pembaca dapat
memahaminya. Lambang dan singkatan yang digunakan dalam skripsi itu bisa
bersifat kekhususan yang biasa digunakan pada bidang disiplin yang
bersangkutan dan bisa juga yang sudah sering digunakan secara umum. Daftar
lambang dan singkatan dibuat seperti pada contoh (8).
Daftar Lambang dan Singkatan
DAFTAR LAMBANG/TANDA DAN SINGKATAN
[ ] : Kurung siku, mengapit unsur fonetis, mis. [makin]

25 | P a g e
/ / : Kurang miring, mengapit unsur fonologis, mis./makin/
{ } : Kurung kurawal, mengapit unsur gramatikal, mis. Morfem plural
Ing. {-S}
< > :Kurung sudut, mengapit lambang grafis
+ : menandai batas morfem, mis. Rasa+kan

* : asterik, menandai bentuk tak gramatikal atau bentuk tak berirama;


menandai bentuk hipotesis

> : berkembang menjadi, lebih besar daripada

< : berkembang dari, lebih kecil daripada

Ar. : bahasa Arab

Agipoleksos : Agama, Idiologi, Politik, Ekonomi, dan Sosial

BI : bahasa Indonesia

Bel : bahasa Belanda

CA : Cagar Alam

Cerpen : Cerita Pendek

D : Angka Romawi untuk 500

Ed. : Editor

et.al : et alii (dan kawan-kawan)

/ibid : ibidem (ditempat yang sama)

Ing. : bahasa Inggris

Jw : bahasa Jawa

26 | P a g e
L : bahasa Latin

loc.cit. : Loco Catito ( pada sumber yang telah disebutkan tetap telah diantarai
sumber lain)

Pr : bahasa Prancis

Skr. :bahasa Sansekerta

TG. : Transformasi Generatif

Yun. : bahasa Yunani

9. Abstrak
Abstrak adalah bagian pelengkap skripsi yang memuat ringkasan atau sari
tulisan. Bagian pelengkap ini harus menggambarkan secara keseluruhan isi
skripsi melalui penjelasan yang singkat dan padat. Isinya mencangkup tentang
penjelasan topic pembahasan, urgensi pembahasannya, tujuan pembahasannya,
metode yang digunakan, dan hasil pembahasan yang diperoleh. Keseluruhan
aspek yang dimaksud dapat tercangkup dalam uraian singkat sepanjang
setengah sampai dengan satu halaman. Penulisan abstrak yang ditunjukkan
pada contoh (9) dapat dijadikan bahan bandingan.
Contoh (9)
Abstrak
ABSTRAK

AZIS. Kritik Sosial pada Puisi=puisi Tahun 1960-an (deimbing oleh


Haryeni Taemin dan Muslimat)

Puisi-puisi kritik social yang lahir pada tahun enam puluhan


dipengaruhi oleh situasi kemasyaratan dan kebudayaan di Indonesia
pada masa itu. Hal ini membuktikan bahwa karya sastra sebagai produk
kehidupan social mencerminkan peristiwa-peristiwa penting zamannya.

27 | P a g e
Analisis terhadap hal tersebut cukup penting untuk memahami saling
hubungan antara karya sastra dan lingkungan social budayanya.

Penelitian ini bertujuan memahami kritik-kritik social yang


menegemuka pada puisi-puisi yang lahir pada tahun enam puluhan.

Skripsi ini bertolak dari pendekatan sosiologi sastra. Pendekatan


ini menggunakan dua analisis, yaitu analisis terhadap karya sastra dan
analisis terhadap situasi social budaya. Untuk itu, diteliti beberapa puisi
kritik social tahun enam puluhan sehingga diperoleh pemahaman
terhadap puisi-puisi tersebut. Setelah itu, dicoba dipahami situasi
kemasyarakatan dan kebudayaan yang melingkupi masa penulisan
puisi-puisi itu.

Dari dua analisis tersebut, terbukti bahwa terjadi hubungan


timbal balik puisi-puisi kritik sosial yang ditulis pada tahun enam puluh
dengan situasi kemanyarakatan dan kebudayaan pada decade itu.
Pengaruh sistem politik dan sistem budaya terlihat pada unsur
tema/amanat yang terjadi dominan di dalam puisi kritik sosial. Dengan
demikian, karya sastra sebagai suatu sistem cenderung terbuka terhadap
sistem lain di luar dirinya.

10. Sinopsis
Pencantuman sinopsis dalam skripsi tidak menjadi keharusan untuk semua
skripsi. Penulisan synopsis hanya diperlukan pada objek pembahasan tertentu.
Khusus untuk skripsi yang ditulis dalam bahasa asing, dicantumkan sinopsisnya
dalam bahasa Indonesia. isi synopsis merangkum keseluruhan uraian yang
dimaksud yang disajikan secara ringkas dan berimbang dalam jumlah halaman
yang terbatas. Sebagai bagian pelengkap pendahuluan, sinopsis ditempatkan

28 | P a g e
sebelum bab pendahuluan dan menggunakan angka Romawi kecil pada
penomoran halamannya.

B. Bagian Utama (Isi)

1. Pendahuluan
ɑ. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah dalam penelitian/penulisan menyajikan
gambaran yang dapat menjelaskan apa/mengapa suatu penelitian menarik untuk
diteliti. Atau, latar belakang masalah menguraikan apa yang mendorong
seorang untuk mengangkat suatu masalah. Biasanya latar belakang diuraikan
dalam bentuk deduktif, dimulai dengan hal-hal yang umum dan diakhiri dengan
pembatasan masalah.
Ada dua model yang dapat digunakan dalam membuat latar belakang
masalah, yaitu:
1) menguraikan adanya kesenjangan antara kondisi objektif dengan
kondisi normative/asumsi-asumsi tertentu;
2) menggambarkan pengembangan teori atau suatu kondisi objektif tanpa
membandingkannya dengan kondisi normatif. (Prastyo dan Lina,
2003:57)

Pada model pertama, suatu fenomena dipandang sebagai masalah bilamana


terdapat suatu kesenjangan antara sesuatu yang diinginkan dengan realita saat
penelitian dilakukan. Kondisi objektif dapat digambarkan melalui data
sekunder yang ada sedangkan kondisi normatif dapat berbentuk teori, nilai atau
norma yang berlaku umum. Sementara itu, jika peneliti menggunakan model
kedua, peneliti hanya menggambarkan karakteristik suatu gejala secara lebih
rinci.

Latar belakang permasalahan merupakan penjelasan fenomena yang


diamati dan menarik perhatian peneliti dan bukan merupakan alas an pemilihan

29 | P a g e
judul. Pada bagian ini, peneliti/penulis dapat memberikan gambaran kondisi
objektif dengan menggunakan alat bantu seperti : WHAT (apa yang terjadi),
WHO (siapa yang mengalaminya), WHEN (kapan terjadi masalahnya),
WHERE (dimana permasalahan itu muncul secara spesifik), WHY (mengapa
gejala tersebut dapat muncul), dan HOW (bagaimana hubungannya dengan
gejala lain). Penggunaan alat bantu ini tidak terpisah dengan model yang
digunakan dalam merumuskan latar belakang masalah.

b. Rumusan dan Ruang Lingkup Masalah

Pada dasarnya permasalahan dalam penelitian merupakan perumusan


masalah ke dalam bentuk yang lebih terfokus (spesifik). Rumusan
permasalahan ini berdasarkan permasalahan pokok yang terdapat pada bagian
latar belakang masalah. Masalah-masalah yang hendak dikemukakan dalam
bagian ini dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan yang singkat dan
sederhana, yang isinya mencerminkan adanya permasalahan yang perlu
dipecahkan atau yang perlu dijawab.

Batasan/ruang lingkup masalah mempunyai kaitan erat dengan rumusan


masalah. Belum tentu masalah-masalah yang telah diidentifikasi dapat diteliti
semua. Keterbatasan yang dimiliki peneliti/penulis memungkinkan masalah-
masalah yang telah diidentifikasi itu tidak dapat diteliti semuanya namun hanya
sebagian saja. Bila anda memiliki keterbatasan kemampuan dan pemikiran
maka batasilah ruang lingkiup penelitian/penulisan Anda agar dapat berbicara
banyak dari suatu bahasan yang dianggap memadai.

c. Tujuan Penelitian

Pada bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang dicapai. Tujuan
penelitian selaras dengan rumusan masalah, atau dengan kata lain dapat
menjawab pertanyaan penelitian pada rumusan masalah. Tujuan penelitian

30 | P a g e
merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh peneliti sebelum melakukan
penelitian dan mengacu pada permasalahan yang telah diungkapkan
sebelumnya. Tujuan penelitian/penulisan dapat menjelaskan, mendeskripsikan,
menunjukkan cara/hubungan terhadap masalah yang telah dirumuskan
sebelumnya. Cara pengungkapan tujuan penelitian umumnya diawali dengan
kalimat seperti, “untuk………….., atau penelitian ini bertujuan……………..”
dan seterusnya.

d. Manfaat Penelitian

pada bagian ini dijelaskan manfaat penelitan adalah apa yang


diharapkan dari hasil penelitian tersebut. Manfaat penelitian mencakup dua hal,
yaitu pertama, manfaat akademik atau manfaat dalam pengembangan ilmu,
atau bisa juga disebut manfaat teoritis. Suatu penelitian dapat dikatakan
memilliki manfaat akademis jika jawaban yang diperoleh dapat
menyumbangkanpemahaman ilmiah, perbaikan atau modifikasi teori yang telah
ada, bakan pembentukan konsep atau teori baru. Kedua, manfaat praktis terjadi
jika penelitian tersebut dapat dimanfaatkan untuk tujuan dan kepentingan
praktis pemecahan suatu masalah yang berdampak langsung.

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji kebenarannya, atau merupakan


suatu jawaban sementara atau pertanyaan penelitian. Hipotesis sebagai suatu dugaan
atau jawaban atau simpulan yang sifatnya sementara dari simpulan kerangka pemikiran
yang terinci menurut urutan-urutan yang sesuai dengan urutan masalah yang telah
dirumuskan. Jadi, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadapa masalah yang
telah dirumuskan sebelumnya.

Dugaan-dugaan itu mungkin benar, mungkin juga salah. Akan ditolak bila salah
dan akan diterima bila fakta-fakta (empiris) membenarkannya. Penolakan dan

31 | P a g e
penerimaan hipotesis bergantung pada hasil penelitian terhadap data yang
dikumpulkan.

Simpulan sementara dari hipotesis itu tidak dibuat semena-mena, tetapi atas
dasar pengetahuan yang diperoleh dari :

1) Hasil-hasil serta problematika yang timbul dari penelitian-penelitian


terdahulu;
2) Renunga-renungan atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang logis;
3) Hasil-hasil penelitian eksploratif yang dilakukan sendiri dan sebagainya.

Ada perbedaan antara hipotesis dan teori. Hipotesis merupakan pemecahan


masalah yang telah dirumuskan sedangkan teori merupakan pemecahan masalah yang
telah dirumuskan sedangkan teori merupakan pemecahan atau jawaban terakhir yang
diperoleh setelah pengujian hipotesis, atau sebagai hasil suatu penelitian. Jadi, sifat-
sifat dari hipotesis dapat dikenali sebagai berikut :

(1) Setiap hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap masalah yang akan
diteliti;
(2) Setiap hipotesis harus dapat diuji terseniri untuk menetapkan hipotesis yang
paling sesuai dengan segala macam bukti yang dapat dikumpulkan.

3. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan seleksi dari bagian macam buku atau sumber informasi
yang mengandyng sudut pandang yang berbeda dan bertentangan satu sama lainnya.
Tinjauan pustaka lebih ditekankan kepada relevansi bahan informasi (acuan) dengan
maslaah, tujuaan/kegunaannya, kerangka pemikiran dan seagainya. Tinjauan pustaka
dimisalkan sebagai “perakitan” selektif dari berbagai komponen informasi baik analog,
paralel, menunjang, maupun yang bertentangan satu sama lainnya. Oleh karena itu,
tinjauan pustkaan harus bersifat selektif, kritis, komparatif, dan analitis.

32 | P a g e
Semua bacaan harus diberi ulasan dan kritik. Apabila suatu bahasan dikemukakan
tanpa ulasan atau kritik, konsekuensinya adalah penulis menyetujui sepenuhnya bahan
atau pendapat yang dikutipnya dan penulis harus bertanggung jawab penuh terhadap
apa yang dikutipnya. Karya ilmiah seperti bukanlah karya kompilasi atau tabulasi.
Bahan-bahan dari berbagai sumber bukan ssemata-mata dikumpulkan semacam daftar
himpunan karya melainkan harus diolah dengan kritik, koreksi, tambahan, dan
pengkonstruksianyang logis menurut tata pikir analitik-sinetik seperti siisyaratkan
dalam cara berpikir ilmiah.

Hasil pembacaan buku-buku atau referensi relevan adalah untuk menemukan hal-
hal berikut ini :

a. Landasan teori, yaitu menjelaskan tentang teori, konsep pemikiran, pandangan


atau pendapat para agli yang relevan dengan objek yang diteliti dan menetapkan
satu teori sebagai suatu pilihan untuk dijadikan landasan berpikir dalam kegiatan
penelitian/penulisan.
b. Hasil penelitian yang relevan, yaitu menjelaskan hasil penelitian relevan
sebelumnya; menjelaskan aspek-aspek yang telah diteliti beserta temuan-
temuannya yang penting; dan aspek-aspek lain yang belum diteliti yang perlu
mendapat perhatian.
c. Kerangka pemikiran, yaitu menjelaskan kerangka pemikiran sebagai konsep
operasiomnal dalam analisis data penelitian dan gambaran tentang alur pikir
penulis yang sistematis berdasarkan landasan teori yang dipilihnya – dapat
dilengkapi dengan skema (bagan).

4. Metode Penelitian

Mmetode penelitian adalah cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian. Bila
dipandang dari segi pelaksanaannya metode sebagi cara kerja pikiran dalam rangka
memhami objek yang diteliti. Metode penelitian dianggap paling penting dalam

33 | P a g e
menilai kualitas hasil penelitian. Oleh karena itu, keabsahan suatu penelitian ditentukan
oleh metode penelitian.

Metode penelitian secara umum meliputi : Subyek penelitian, menerangkan target


populasi penelitian dana/ atau sampel penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian.
Teknik pengambilan sampel, menerangkan cara pengampilan sampel dan penelitian
sehingga data yang didapat adalah data yang representatif. Misalnya menjelaskan
bahwa pengambilan sampel penelitian dilakukan secara random atau tidak
(probabilitas atau nonprobabilitas). Teknik pengumpulan data menerangkan prosedur
atau cara yang dilakukan untuk memperoleh data. Definisi operasional variabel
penelitian menerangkan definisi-definisi variabel yang akan diteliti. Alat ukur variabel
penelitian, menerangkan alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur alat variabel
penelitian. Analisis data menerangkan alat bantu statistik atau lainnya yang akan
digunakan untuk menganalisis data atau menguji hipotesis yang telah diperoleh.
Interpretasi hasil, menerangkan cara membaca hasil yang diperoleh setelah proses
analisis data dengan menggunakan alat bantu tertentu.

Cara penelitian dapat dilakukan misalnya wawancara pengamatan, eksperimen,


penglihatan, dan sebgainya. Selanjutnya instrumen penelitian meliputi antara lain
daftar pertanyaan, alat laboratorium, ruang, alat perekam, kamera video, dan lain-lain.
Sementara itu, analisis data ditentukan oleh target dan tujuan keilmuan, misalnya
penelitian eksploratif, deskriptif, pengembangan konsep (kualitatif), dan menghimpun
fakta (kuantitatif), pengukuran (sensus), eksplanatori, pengujian hipotesis, dan lain-
lain.

5. Pembahasan

Pada bagian inimenyatkan kembali varibel panelitian, mendeskripsikan hasil


penelitian, menghitung hasil pengujian hipotesis (kalau perlu) dan menguraikan hasil
penelitian secara rinci. Variabel-variabel yang menjadi bahan analisis berdasarkan
rumusan dan ruang lingkup masalah yang telah dibuat sebelumnya.

34 | P a g e
6. Kesimpulan

Pada bagian ini dinyatakan secara singkat temuan-temuan penelitian, implikasi hail
penelitian pembahasan (analisis data), dan saran-saran konseptual yang berkaitan
dengan temuan penelitian, serta penelitian lanjutannya (kalau ada).

C. Bagian Pelengkap Penutup

1. Daftar Pustaka

a. Dasar Penyusunan Daftar Pustaka

Daftar pustaka termasuk bagian pelengkap penutup skripsi yang harus ada pada
setiap skripsi dan karya ilmiah yang lain. Daftar tersebut memuat keterangan tentang
sumber-sumber rujukan atau pengambilan bahan informasi yang dikembangkan dalam
skripsi yang berasal dari buku-buku, artikel-artikel teretentu dalam jurnal, majalah,
atau surat kabar, internet dan sumber penerbitan lain. Sumber informasi yang
dimasukkan dalam daftar pustaka adalah yang disebut dalam kutipan, baik dalam
kutipan langsung maupun dalam kutipan tak langsung. Daftar pustaka ditempatkan
sesudah bab terakhir skripsi (bab penutup) dan diberi judul DAFTAR PUSTAKA atau
BIBLIOGRAFI. Ada sejumlah aturan yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
daftar pustaka sesuai dengan kelaziman yang berlaku dalam penyusunan karya ilmiah.

Melalui daftar pustaka tersebut, para pembaca dapat memperoleh gambaran


menyeluruh tentang keluasan pembacaan penulis skripsi yang mendukung
pengembangan gagasannya. Pembaca juga dapat menelusuri sumber-sumber informasi
sebagai pustaka acuan yang dicantumkan dalam daftar pustaka tersebut, menilai kadar
relevansinya dengan pembahasan yang dikemukakan penulis skripsi yang
bersangkutan. Daftar pustaka dapat juga menjadi petunjuk bagi pembaca yang berminat
mendalami masalah tertentu yang dibahas atau disinggung oleh penulis skripsi.

b. Aturan Penyusunan Daftar Pustaka

35 | P a g e
sumber pengambilan informasi yang dicantumkan sebagai pustaka acuan dibedakan
penyajiannya berdasarkan asalnya, yaitu dari buku, dari artikel dalam jurnal, majalah,
dan surat kabar, atau internet. Sumber-sumber tersebut perlu diperhatikan dalam
penyusunan daftar pustaka karena mempunyai aturan yang berbeda. Aturan-aturan
yang dimaksud akan dirinci pada butir-butir berikut.

1) Buku sebagai pustaka acuan


Penyajian sumber informasi yang berasal dari buku sebagai pustaka acuan
dilakukan dengan cara menyebut secara berurutan (1) nama penulis, (2) tahun
terbit, (3) judul buku, (4) kota tempat terbitnya, dan (5) nama penerbit. Jika nama
penulis tidak tercantumkan pada buku tersebut, nama lembaga yang menerbikan
buku itu atau judul buku dicantumkan sebagai pengganti nama penulis. Jika
buku tersebut berjilid, jilidnya disebutkan setelah judulnya. Setiap unsur yang
menyusun pustaka acuan tersebut dan nama penerbit diberi batas dengan tanda
titik, kecuali antara tempat terbit dan nama penerbit diberi batas dengan tanda
titik dua. Nama penulis (termasuk nama editor) dibalik susunannya, yaitu nama
keluarga/marga atau nama akhir disebutkan lebih dahulu. Kelima unsur
keterangan pustaka acuan dijelaskan secara singkat pada rincian tersebut.

a) Pustaka acuan dengan seorang penulis


Buku yang ditulis seseorang dicantumkan namanya secara lengkap sebagai
unsur pertama, kemudian menyusul unsur-unsur yang lain. Nama
keluarga/marga disebutkan lebih dahulu, kemudian menyusul nama awalnya
atau nama sebenarnya sesuai dengan nama tercantum pada buku tersebut.
Jika penulis berasal dari etnik/bangsa teretentu yang mencantumkan nama
keluarga/marga lebih dahulu, maka nama penulis buku tidak dibalik
susunannya, seperti nama penulis etnis/bangsa Cina atau Korea.
Contoh (17)

36 | P a g e
Kridalaksana, Harimurti. 1986. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta : Gramedia
al-Ghalayiny, al-Shaykh Mustafa. 1985, Jami’ al-Durus al-
‘Arabiyyah.Jilid I. Cet. Ke-14. Beirut : al-Maktabah al-Asriyyah
Soedarso. 1988. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta : Gramedia
b) Pustaka acuan dengan dua orang penulis.
Pustaka acuan yang ditulis oleh dua orang penulis harus dicantumkan secara
lengkap pada daftar pustaka. Nama penulis pertama saja yang dibalik
susunannya, sedangkan nama penulis yang kedua ditulis sesuai dengan yang
tercantum pada pustaka acuan. Penyajiannya dapat dilihat pada contoh (18)
berikut.

Contoh (18)
Sumardjo, Jakob dan Saini K.M (Ed). 1986. Analogi Apresiasi
Kesustraan. Jakarta : gramedia
Hartman, R.R.K. and F.C . Stork. 1972. Dictionary of Language and
linguistic. London : Applied Science Publishers Ltd.

c) Pustaka acuan dengan tiga orang atau lebih.


Sebuah buku kadang-kadang ditulis oleh tiga orang penulis atau lebih.
Terhadap pustaka acuan demikian berlaku aturan bahwa penulis yang
pertama saja yang dicantumkan namanya secara lengkap, sedangkan penulis
yang lain diganti singkatan dkk. (dan kawan-kawan) atau et al. (at alii).
Penyajiannya dapat dilihat pada contoh (19) berikut.
Contoh (19)
Zgusta, Ladislav, et al. 1971. Manual of Lexicography. The Hague :
Mouten.

37 | P a g e
Akhadiah, M.K., Sabarti, dkk. 1985. Buku Materi Pokok Bahasa
Indonesia. Jakarta : Karunika.
Basang, Dijirong, dkk. 1985. Buku Pedoman Ejaan Bahasa Makassar.
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

d) Pustaka acuan terjemahan.


Pustaka acuan yang diterjemahkan dari bahasa asing ke bahasa Indonesia
tetap mengikuti aturan yang disebutkan pada penjelasan di atas dengan
catatan bahwa nama penerjemah dicantumkan sesudah judul buku. Unsur
penerjemah dinyatakan dengan kata-kata
Dialihbahasakanoleh......Penyajiannya dapat dilihat pada contoh (20)
berikut
Contoh (20)
Brown, H. Douglas. 1994. Usus Ta’lim ak-Lughah Wa Ta’allumiha .
Dialihbasakan oleh Abduh al-Rajihiy dan Ali Sha’ban. Bayrut: Dar al-
Nahdah. Al-‘arabiyyah.
Luxemburg, Jan Van. et al. 1979. Tentang Sastra. Dialihbahasakan oleh
Akhadiati Ikram. Jakarta : Intermasa.
Mackey, W.F. 1986. Analisis Bahasa untuk Pengajaran Bahasa.
Dalihbahasakan oleh Abd. Syukur Ibrahim. Surabaya : Usaha Nasional.

2) Artikel dalam majalah/surat kabar sebagai pustaka acuan.


Tulisan-tulisan berupa artikel sebagai pustaka acuan yang terdapat dalam
majalah atau surat kabar disajikan pada daftar pustaka dengan beberapa aturan
khusus. Unsur-unsurnya disajikan dalam urutan (1) nama penulis, (2) tahun
terbit, (3) judul artikel yang ditempatkan di antara tanda kutip (petik), (4) nama
majalah, (5) nomor dan bulan terbit serta tahun penerbitan yang keberapa.
Penyebutan halaman pada daftar pustaka (dapat dicantumkan dan dapat juga

38 | P a g e
tidak dicantumkan). Unsur yang dicantumkan pada daftar pustaka disesuaikan
dengan keterangan yang tercantum dalam majalah atau surat kabar yang memuat
artikel yang dimaksud. Penyajiannya dapat dilihat pada contoh (21) berikut.
Contoh (21)
Martens, Michael P. 1987. “Dialek Bahasa Uma”. Majalah Lontara. No. 34
tahun XXVI
Parera, J.D. 1980 “Kalimat Efektif“. Majalah Pengajaran Bahasa dan Sastra.
No. 1 tahun VI
Wirosarjono, Soetjipto, 1992. “Menyongsong PJPT II dan Masalah Sumber
Daya Manusia”. Harian Prima. No.1 tahun XVIII. Hlm 18.

3) Artikel dalam antologi.


Artikel dalam antologi sering pula dijadikan pustaka acuan dalam penulisan
skripsi. Ada dua cara yang dapat dilakukan terhadap pustaka acuan tersebut.
Penulis dapat menempatkan penyajiannya dalam daftar pustaka menonjolkan
buku dan editornya. Aturannya sama dengan penyajian buku sebagai pustaka
acuan. Cara lain adalah menonjolkan buku dan editornya. Aturannya sama
dengan penyajian buku sebagai pustaka acuan. Cara lain adalah menonjolkan
artikelnya dan penulis artikel tersebut. Aturannya sama dengan penyajian artikel
dalam majalah atau surat kabar, kecuali nomor dan tanggal dihilangkan karena
memang tidak ada pada pustaka acuan tersebut. Hal ini dapat dilihat pada contoh
(22) berikut
Contoh (22)
Hamidy, U.U. 1977 “Peranan Cerita Rakyat dalam Masyarakat Aceh”. Dalam
Alfian (Ed.). Segi-segi Sosial Budaya Masyarakat Aceh. Jakarta : LP3ES
Bohanna, Laura. 1984 “Shakesphere di Pedalaman Afrika” , Dalam Parsudi
Suparlan (Ed.). Manusia, Kebudayaan, dan Lingkungan. Jakarta : Rajawali.

39 | P a g e
4. Skripsi, tesis, dan disertasi.
Sumber acuan dari skripsi, tesis, dan disertasi ketentuan penyusunan unsur-
unsur publikasinya sama dengan arttikel dalam majalah atau surat kabar.
Contoh (23)
Ali, Juriani Mahada. 2002. “Konflik dalam Novel Under The Green Tree :
Karya Thomas Hardy” . Skripsi Sarjana, Makassar: Fakultas sastra
Universitas Hasanuddin.
Agussalim, 2009. “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Komputer
terhadap Kemampuan Penggunaan Damir pada Siswa SD Islam Terpadu
Wihdatul Ummah Kecamatan Panakukkang Kota Makassar”. Skripsi
Sarjana. Makassar: Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin.

5. Sumber online atau internet


Cara penyusunan daftar pustaka untuk sumber-sumber informasi yang berasal
dari internet dalam pedoman ini menggunakan Columbia Online Style.
Format dasar untuk pengutipan sumber-sumber online dalam sebuah karya
tulis ilmiah yang menggunakan sistem catatan kutipan adalah sebagai berikut :
a) Buku edisi cetak yang dapat diakses online.
Contoh (24)
Jaruki, Muhammad. Bahasa Kita Bahasa Indonesa. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nsional, 2008.
http://malangraya.web.id/2008/06/30/download - gratis - buku –
pelajaran – sd – dari-bsc-depdiknas/(25 November 2009)
b) Buku elektronik online
Contoh (25)
Permana, Dadi. Bersahabat Dengan Matematika
http:/www.diknas.info/download-ebook-bse-sd-gratis.html (25
November 2009)

40 | P a g e
c) Jurnal edisi cetak yang dapat diakses
Contoh (26)
Haug, Michaela. “Kemiskinan dan Desentralisasi di Kutai Barat:
Dampak Otonomi Daerah terahadap Kesejahteraan Dayak Benuaq. “
Centre For International Forestry Research (2007).
http://www.pdfqueen.com/html/aHRocDovL3D3dvy5jaWZvci5vcm(c
vcHVibgljYXRpb25zL3BkZ19maWxlcy29rcy9CSGFIZzA3MDFJLB
kZ= (Diakses 25 November 2009)
d) Jurnal elektronik online.
Contoh (27)
Masud, Lover. “Iraqis Pay ? the Arrogance of The US.” Future Islam :
A Journal of Future Ideology that Shapes today the World of Tomorrow.
http://futureislam.com/20030701/Leaders/enver/Iraqis% 20 Pay-
The%20 Arrogane%20the%20U.S.asp (25 November 2009).
e) Artikel majalah online.
Contoh (28)
Sabra, Ponn. “The Sunnah of Suhoor-New York Times is Capturing It’s
Unique Beuty Too.” American Muslim Mom, 13 September 2009.
http://americanmuslimmom.com/sunnah-suhoo-york-times-capturing-
unique -beauty (25 November 2009)
f) Artikel surat kabar online.
Contoh (29)
Fonda, David J. “Memahami Ketabahan dari Keramik Antik” . Tribun-
Timur.com 25 Nopember 2009 . http://www.Tribun Timur.
Com/read/artikel/read/artikel/59706 (25 Nopember 2009)
g) Artikel alam ensiklopedia online.
Contoh (30)

41 | P a g e
“ Arab World” Wikipedia the Free Enxyclopedia.
http://en.wikipedia.org/wiki/Arab_world (25 Nopember 2009)
h) Entri dalam kamus online
Contoh (31)
“Yusuf”. Kamus Orisinil Dictionary on Your Finfer.
Http://kamus.orisinil.com/English-Indonesia/Home (25 November
2009)
i) Situs kelompok, organisasi atau lembaga (yang bertindak sebagai
pengarang)
Contoh (32)
Himpunan Mahasiswa Islma (HMI) “Deklarasi Oposisi Mahasiswa”
Situs Resmi HMI. http:// www.hmi.or.id/index.php ?
Pilih+news&mod=yes&aksi=lihat&id=115 (25 Nopember 2009)
j) Situs kelompok, organisasi atau lembaga (yang tidak berfungsi sebagai
pengarang).
Contoh (33)
“Kreatif, Mahasiswa Wirausaha Listrik Potensi Daerah.” Situs Resmi
Universitas Hasanuddin Makassar. http://www.unhas.ac.id/index.
Php?option=com_content&ask=view&id=189&itemid=1 (25
Nopember 2009)
k) Situs pemerintah
Contoh (34)
Pemerintah Kota Makassar. “Sejarah Kota Makassar” Website
Pemerintah Kota Makassar,
http:/makassarkota.go.id/ind.php?option=com_content&task=view&id
=36&itemid=4 (25 November 2009)

6. Perguratan pustaka acuan dalam daftar pustaka

42 | P a g e
Pustaka acuan yang digunakan dalam penulisan skripsi ditempatkan dalam
daftar pustaka secara berurutan berdasarkan huruf awal penulisannya (secara
alfabetis). Jika huruf pertama sama, maka nama penulis diurut dengan melihat
huruf kedua dan seterusnya. Nama penulis yang sama dari pustaka acuan yang
berbeda ditulis sekali saja, sedangkan yang berikutnya ditandai dengan garis
mendatar sepanjang nama keluarga/marga penulis tersebut. Jika pustaka acuan
tersebut mengambil tempat lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya
ditempatkan masuk ke dalam jarak lima ketukan dari batas tulisan sebelah kiri
(margin kiri). Perguruan pustaka acuan pada daftar pustaka dapat dilihat pada
contoh (35) berikut.

Contoh (35) :

DAFTAR PUSTAKA

Arfin, E. Zaenal dan S. Arman Tasai. 1990. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Cetakan IV. Jakarta : Mediyatama Sarana Perkasa.

Badudu, J.S. 1979. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Cetakan IX. Bandung : Pustaka
Prima.

.1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta : Gramedia.

Fonda, David J. “Memahami Ketebalan dari Keramik Antik”. Trimbun-


Timun.com/read/artikel/59706 (25 November 2009).

Halim, Amran. 1980. “Bahasa Indonesia Baku”. Majalah Pengajaran Bahasa dan
Sastra. No 4 Tahun IV. Jakarta : Pusat Pembina dan Pengembangan Bahasa.

Hasan, Abdullah, dkk. 1987. Kesalahan Bahasa dalam Bahasa Malaysia. Kuala
Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka.

Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende-Flores : Nusa Indah.

43 | P a g e
Kridalaksana, Harimurti. 1957. “Beberapa Ciri Bahasa Indonesia Standar”. Majalah
Pengajaran Bahasa dan Sastra. No. 1 Tahun I. Jakarta : Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.

.1986. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta : Djambatan.

Wafi, ‘AliAbd. al-wahid. 1968. Figh al-lughah. al-Qahirah :Lajnah al-Bayan al-
Bayan al-Arabiyyah.

Wojowasito, s., 1978. Ilmu Kalimat Strukturil. Bandung : Shinta Dharma.

Zainuddin, s., 1956. Dasar-dasar Tata Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

2. Lampiran

Ada sejumlah bahan informasi yang kadang-kadang perlu disertakan dalam


skripsi tetapi tidak perlu dinyatakan dalam uraian teks. Bahan-bahan informasi tersebut
dapat ditempatkan sebagai lampiran atau apendiks skripsi, sepertu kosrpus data,
gambar/peta, instrument dalam penelitian, transkripsi, riwayat hidup, surat perintah
jalan, daftar informan, dll. Jika bahan informasi tambahan lebih dari satu, maka
penempatannya diurut dengan menggunakanangka 1,2,3, dan seterusnya. Misalnya,
LAMPIRAN I, LAMPIRAN 2, LAMPIRAN 3, dst. Kata LAMPIRAN ditempatkan
pada bagian sebelah kiri, sedangkan topic lampiran diatur secara simetris pada halaman
yang dimaksud.

3. Transliterasi Aksara Bahasa Asing ke Aksara Bahasa Latin

Transliterasi adalah penyalinan dari huruf dari satu abjad ke abjad lainnya,
misalnya penyalinan huruf Arab terdapat beberapa fonem yang tidak terdapat dalam
fonem bahasa Indonesia. untuk menyesuaikan fonem dalam kedua bahasa tersebut,
maka perlu mengikuti sistem transliterasi yang sudah baku. Adapun sistem transliterasi
ini merujuk pada “Pedoman Transliterasi Arab/Latin” hasil keputusan bersama (SKB)

44 | P a g e
Mentri Agama dan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI serta sistem transliterasi
Internasional.

Terdapat dua cara transliterasi huruf Arab mengenai artikel atau sandang dalam
sistem transliterasi Arab yang dilambangkan dengan huruf alif lamma’rifah. Pertama
ialah transliterasi menurut bunyi, dan yang kedua, ialah transliterasi menurut huruf.
Contoh :

1. Transliterasi menurut bunyi


As-shams fis-sama’
2. Transliterasi menurut huruf
Al-shams fi al-sama’

Dianjurkan mahasiswa yang menulis skripsi menggunakan transliterasi


menurut huruf. Mahasiswa yang menulis skripsi dalam bahasa asing dengan
menggunakan huruf (aksara) bahasa yang bersangkutan harus menggunakan
sistem/cara transliterasi yang berlaku dalam bahasa yang bersamgkutan.

Contoh lengkap sistem transliterasi (Arab Latin) dapat dilihat pada lampiran.

4. Daftar Indeks (kalau diperlukan)

Indeks adalah salah satu bagian pelengkap penutup karya ilmiah yang memuat
daftar nama atau istilah yang digunakan dalam uraian pelengkap dengan menunjukkan
nomor halaman masing-masing. Pencantuman indeks dalam skripsi tidak merupakan
keharusan. Jika penulis yang bersangkutan

Menganggap perlu melengkapi karyanya dengan indeks, maka daftar nama atau
istilah yang dimaksud disusun, secara berkelompok berdasarkan urutan abjad
nama atau istilah. Setiap kelompok dipisahkan dalam jarak empat spasi dan di
belakang setiap kata diberi tanda koma, lalu diikuti dengan nomor-nomor
halaman yang memuat kata-kata yang dimaksud dalam karya tersebut. Melalui

45 | P a g e
indeks tersebut, pembaca dapat dengan mudah dan cepat menemukan kata-kata
tersebut dalam konteksnya masing-masing pada halaman-halaman yang
ditunjukan oleh penulisnya. Penulisan indeks dapat dilihat pada contoh (36)
berikut.

Contoh (36)

Indeks

INDEKS

adverbial, 2, 4, 17, 28 ekstralinguistik, 25, 46,


62

afiks, 3, 5, 8, 11, 25 ekstratekstual, 31, 43, 56

afiksasi, 3, 4, 7, 11 eksosentrik, 34, 52, 73

ajektiva, 6, 8, 11, 25 endosentrik, 35, 54, 76

anaforis, 15, 17, 23 ergatif, 47, 70

argumen, 28, 49 fonem, 21, 34, 56

aspek, 6, 34, 75 fonologis, 22, 34, 67

benefaktif, 45, 67, 81 frasa, 24, 34, 67

bilangan, 24, 38, 45 fungsi gramatikal, 49, 78

bunyi, 2, 4, 11, 17 gastra, 47, 57, 70

ciri fungsional, 12, 18 gugus konsonan, 23, 36

ciri morfologis, 13, 18 hierarki, 8, 11

ciri sintaksis, 11, 16 hiponim, 17

46 | P a g e
demonstrativa, 13, 19 homonim, 17

derivasi, 27, 56, 71 inkoatif, 78

deverbalisasi, 45, 47 inkoatif, 78

duratif, 23, 49, 61

5. Daftar Ralat (kalau ada)

Penulisan skripsi memerlukan kecermatan agar informasi yang disampaikan


penulisnya dapat dipahami dengan tepat oleh pembaca, khususnya para penguji
yang bersangkutan. Kecermatan tersebut mencakup penulisan kata yang tepat
menurut kaidah ejaan yang berlaku, pemilihan kata/istilah yang sesuai dengan
makna yang dimaksud, penyusunan struktur kalimat yang efektif, dan penataan
tulisan yang rapi. Meskipun penulis skripsi telah berusaha ke arah tersebut,
pemeriksaan yang cermat terhadap naskah sering menunjukkan adanya sejumlah
kesalahan penulisan yang memerlukan perbaikan. Jika kesalahan penulisan
tersebut tidak sempat diperbaiki pada halaman masing-masing sebeleum ujian
skripsi, perbaikan disusun dalam suatu daftar yang disebut daftar ralat. Daftar
ralat yang dimaksud dapat dilihat pada contoh (37) berikut.

Contoh (37)

Daftar ralat

DAFTAR RALAT

Halaman Baris Tertulis Seharusnya


1 12 Dengan Dengar
5 20 Menyolok Mencolok
7 19 Efektif Afektif
45 22 Dipadukan Dipadukan

47 | P a g e
56 17 Hubungan Hubungan
67 3 Fungsi fungsional
69 4 Dwi bahasa Kedwibahasaan
78 9 Paduan bunyi Paduan leksem
Alih kode Campur kode

48 | P a g e
BAB III

PEDOMAN TEKNIS PENULISAN NASKAH

Skripsi sebagai salah satu jenis karya ilmiah harus memenuhi persyaratan
tertentu. Persyaratan tertentu mencakup isi skripsi dan format penyajian yang standar.
Banyak hal yang perlu diperhatikan agar mahasiswa dapat membuat laporan sesuai
dengan standar pelaporan atau penulisan yang bersifat umum. Salah satu hal yang perlu
diperhatikan adalah tata cara penulisan naskah skripsi yang meliputi hal-hal yang akan
dijelaskan berikut ini.

A. Bahan dan Ukuran Kertas


Kertas yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah kertas HVS 70g/m² atau
80 g/m² ukuran kuarto (29 x 21,5 cm).
B. Aturan Pengetikan
Penulisan naskah skripsi harus mengikuti aturan yang konveksional yang
meliputi penggunaan jenis huruf, bilangan dan satuan, jarak baris, batas
penulisan, paragraf baru, permulaan kalimat, pembagian bab dan subbab,
rincian ke bawah, dan letak simetris. Aturan-aturan tersebut akan dijelaskan
secara berturut berikut ini.
1. Jenis Huruf
Naskah ditulis dengan huruf formal yaitu Times New Roman 12.
Penggunaan huruf lainnya dalam penulisan skripsi harus tepat sesuai aturan
dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan misalnya aturan penggunaan huruf kapital dan huruf
miring. Huruf kapital digunakan dalam penulisan judul skripsi, judul bab,
judul bagian pelengkap pendahuluan dan judul bagian pelengkap penutup.
Huruf kapital juga digunakan pada huruf pertama setiap kata pada judul
subbab. Istilah-istilah tertentu yang lazim ditulis dengan huruf kapital
sesuai dengan aturan penulisannya. Huruf miring (kursif) digunakan dalam

49 | P a g e
penulisan nama judul buku, majalah, surat kabar dalam uraian teks, untuk
menegaskan kata-kata tertentu dan untuk menuliskan istilah-istilah ilmiah
yang belum disesuaikan ejaanya.
2. Bilangan dan Satuan
Bilangan ditulis dengan angka, kecuali pada permulaan kalimat,
Contoh :
Jumlah produksi sepeda motor dalam negeri 14.000 unit per tahun.
Lima belas ribu tenaga kerja menolak berangkat ke luar negeri.
Bilangan desimal ditandai dengan koma bukan dengan titik.
Contoh :
Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa titik di belakangnya.
Contoh : Rp 12,000,00
70 m
36 kg
22
3. Jarak baris
Jarak antarbaris dibuat 2 spasi, kecuali intisari, kutipan langsung, judul
tabel, dan judul gambar yang lebih dari satu baris, serta daftar pustaka
ditulis dengan jarak 1 spasi.
4. Batas Pengetikan
Ketikan ditata dengan rapi dan diatur batas-batasnya sebagai berikut:
Tepi (margin) atas : 4 cm (8 spasi)
Tepi (margin) bawah : 3 cm (6 spasi)
Tepi (margin) kiri : 4 cm (8 spasi)
Tepi (margin) kanan : 3 cm (6 spasi)
5. Paragraf baru
Paragraf dimulai ketikan pada ketukan ke-6 dari batas permulaan mulai
mengetik.
6. Permulaan kalimat

50 | P a g e
Bilangan atau lambang yang memulai suatu kalimat harus dieja.
Contoh :
Sepuluh responden telah selesai mengisi kuisioner.
Dalam penelitian ini, responden yang digunakan sebanyak 100 orang.

C. Penomoran Bab dan Subbab


1. Penomoran bab
Penulisan nomor bab menggunakan angka Romawi besar (I, II, III, dan
seterusnya). Bab dan judul bab ditulis dengan huruf kapital, diatur simetris
kiri dan kanan tanpa diakhiri tanda titik.
2. Penomoran subbab
Penulisan nomor subbab menggunakan huruf kapital (A, B, C, dan
seterusnya) semua kata dalam subbab diawali dengan huruf kapital, kecuali
kata sambung dan kata depan, tanpa diakhiri tandai titik.
3. Penomoran sub-subbab
Penulisan nomor sub-subbab menggunakan angka Arab (1, 2, 3, dan
seterusnya) judul sub-subbab diawli dengan huruf kapital.
4. Penomoran anak sub-sub bab
Penulisan nomor anak sub-subbab menggunakan huruf kecil (a, b, c, dan
seterusnya). Judul anak sub-subbab diawali huruf kapital.
5. Penomoran pasal
Penulisan nomor pasal menggunakan angka Arab diberi tanda kurung tutup,
contoh : 1), 2), 3), dan seterusnya. Penulisan nomor pasal tidak diikuti tanda
titik. Judul pasal diawali huruf kapital dan diakhiri tanda titik.
6. Penomoran ayat
Penulisan nomor ayat menggunakan huruf kecil dan diberi tanda kurung
tutup, contoh : a), b), c) dan seterusnya. Penulisan nomor ayat tidak diikuti
tanda titik. Judul ayat dimulai huruf kapital dan diakhiri tanda titik.
Pembagian kategori selanjutnya menggunakan angka Arab dalam tanda

51 | P a g e
kurung, contoh : (1), (2), (3) dan seterusnya, tanpa diikuti tanda titik.
Pembagian kategori yang lebih kecil lagi menggunakan huruf kecil dalam
kurung, contoh : (a). (b), (c), dan seterusnya, tanpa tanda titik di belakang
nomor. Judul kategori yang lebih kecil diawali huruf kapital dan diakhiri
tanda titik.
Untuk memudahkan dalam menulis skripsi, maka bab dan bagian-
bagiannya diberi nama seperti di bawah ini:
Nama Pembagian Penomoran

Bab I, II,
III
Subbab
A, B, C
Sub-subbab
1, 2, 3
Anak sub-subbab a, b,
c
Pasal 1),
2), 3)
Ayat a),
b), c)
Kategori (1),
(2), (3)
Kategori yang lebih kecil (a),
(b), (c)

D. Pengaturan Halaman
Bagian ini terdiri atas penomoran halaman, tabel (daftar), dan gambar. Nomor
halaman bagian awal. Pada bagian pelengkap pendahuluan skripsi, nomor halaman

52 | P a g e
menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv dan seterusnya), diletakan di tengah
kertas bagian bawah dengan jarak 1,5 cm dari tepi bawah.
Pada halaman judul nomor halaman tidak ditulis tetapi harus diperhitungkan.
Nomor halaman bagian pokok di bagian akhir. Pada bagian pokok dan akhir skripsi,
nomor halaman menggunakan angka Arab (1, 2, 3, 4, dan seterusnya), ditulis di
sebelah pojok kanan atas dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi
atas. Pada halaman judul bab, nomor halaman ditulis di tengah bagian bawah dengan
jarak 1,5 cm dari tepi bawah.
Contoh (10)

53 | P a g e
Pengaturan Pengetikan dan Penempatan Nomor Halaman

E. Penggandaan Skripsi
Skripsi yang sudah rampung penulisannya sebaiknya dibaca ulang secara
cermat untuk memeriksa kemungkinan adanya kesalahan. Kesalahan tersebut
diperbaiki terlebih praktis dilakukan melalui fotokopi. Skripsi digandakan

54 | P a g e
sebanyak delapan eksemplar, masing-masing satu eksemplar untuk penulis yang
bersangkutan (aslinya), dua eksemplar untuk konsultan (I dan II), dua eksemplar
untuk fakultas, satu eksemplar untuk jurusan/program studi, dan dua eksemplar
untuk perpustakaan universitas. Skripsi dapat dijilid rapi setelah proses ujian dan
perbaikkan dengan mendapat persetujuan panitia ujian.

F. Warna Sampul Skripsi


Skripsi yang telah mendapat persetujuan dari panitia ujian dijilid dengan rapi
dan diberi sampul berwarna menurut jurusan/program studi masing-masing.
Warna sampul skripsi setiap jurusan diatur seperti berikut:
1. Departemen Sastra Indonesia Biru muda
2. Departemen Sastra Inggris Merah muda
3. Departemen Ilmu Sejarah Cokelat
4. Departemen Arkeologi Cokelat
5. Departemen Sastra Daerah Kuning
6. Departemen Barat Roman (Prancis) Biru tua
7. Departemen Asia Barat Hijau
8. Departemen Sastra Jepang Abu-abu

G. Teknik Pengutipan
1. Dasar pengutipan
Pengutipan merupakan suatu proses atau cara yang selalu dilakukan dalam
penulisan karya ilmiah, termasuk skripsi. Ada beberapa alasan yang
mendorong seorang penulis perlu mengutip pendapat orang lain. Alasan-
alasan yang dimaksud antara: 1) untuk menguatkan pendapat yang
dikemukakan, 2) untuk membentuk kerangka pemikiran, 3) untuk bahan
bandingan bagi pembaca, 4) dan untuk menegaskan isi uraian. Kutipan
sebagai pinjaman pendapat orang lain harus ditulis secara cermat dan
ditempatkan dalam penulisan karya ilmiah.

55 | P a g e
Dalam penulisan skripsi, pengutipan dilakukan berdasarkan kebutuhan
penulis (mahasiswa) sesuai dengan alasan-alasan yang dikemukan di atas.
Penulis skripsi harus mampu memilih kutipan yang benar-benar dibutuhkan.
Kutipan tersebut memberikan peluang yang cukup baginya untuk
mengembangkan pemikiran sendiri terhadap masalah yang dibahasnya dalam
kapasitasnya sebagai seorang calon sarjana. Kutipan-kutipan yang dikemukan
dalam skripsinya harus mampu menunjang pemikiran yang bersangkutan.
2. Jenis-jenis Kutipan
Ada dua jenis kutipan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah, yaitu
kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah
pinjaman pendapat orang lain yang diambil sesuai dengan susunan kata dan
kalimat dari sumber aslinya. Kutipan tidak langsung adalah pinjaman
pendapat orang lain yang diambil sesuai dengan ide pokoknya atau sarinya
dan dikemukakan kembali menurut sususnan kata dan kalimat dari penulis
(pengutip) yang bersangkutan. Penggunaaan kutipan tidak langsung
memerlukan kecermatan yang lebih tinggi agar ide pokok yang dikemukakan
oleh penulis skripsi sesuai dengan maksud penulis yang dikutip. khusus untuk
kutipan yang diambil dari penuturan lisan, penulis skripsi harus meminta
pengesahan lebih dahulu dari sumbernya sebelum menyajikan secara resmi
dalam karyanya agar kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Ada
beberapa aturan yang perlu diketahui oleh penulis skripsi dalam penggunaan
kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
a. Kutipan Langsung
Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris ketikan
diintergrasikan langsung dengan urai (teks) dan diapit dengan tanda
petik atau tanda kutip (“...”). Jarak antara baris kutipan sama dengan
jarak antara baris uraian, yaitu dua spasi. Di depan atau di belakang
kutipan disertakan keterangan sumber rujukan yang mencakup nama

56 | P a g e
pengarang, tahun terbit, dan halaman yang dikutip. Hal ini bisa diliat
pada contoh (12).
Contoh (12)
Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris
Dalam uraiannya tentang konsep simbol, Parera (1990:169)
menyimpulkan bahwa, “Bahasa simbolik adalah bahasa tentang
fakta; simbol-simbol bersifat pribadi dan memungkinkan pengujian
dengan fakta. Bahasa tulisan ilmiah atau laporan harus.

Keterangan sumber rujukan secara lengkap ditempatkan pada daftar


pustaka. Contoh di atas tidak memerlukan catatan kaki untuk
penempatan keterangan sumber rujukan atau tempat pengambilan
kutipan. Jika dalam kalimat pengantar tidak disebutkan nama penulis
maka penulis dicantumkan di antara tanda kurung, yaitu (Parera, 1990 :
168). Keterangan sumber tersebut dapat juga ditempatkan di belakang
kutipan dan disesuaikan dengan kalimat pengantarnya.
Kutipan langsung yang lebih dari empat baris ketikan (lima baris ke
atas) dipisahkan dari uraian (teks) pada jarak 2,5 spasi dan ditempatkan
sejajar dengan baris baru yang terdapat pada setiap permulaan paragraf.
Jarak antara baris kutipan satu spasi dan tidak menggunakan tanda
kutip. Hal ini bisa dilihat pada contoh (13) berikut.
Contoh (13)
Kutipan langsung yang lebih dari empat baris ketikan

57 | P a g e
Masyarakat indonesia adalah masyarakat yang majemuk. Strategi
pengembangan kebudayaan yang aman dan positif hanya dapat tercipta jika
dilandasi oleh pandangan yang menghargai kemajemukan tersebut. Hal ini
disinggung oleh Kayam (1981 : 19) sebagai berikut:
Negeri kita adalah satu kepulauan dengan wilayah yang tersebar. Dalam
puluhan pulau itu bermukim ratusan wilayah old-societies. Ini satu
kenyataan bukan hanya sejarah akan tetapi juga geografis. Dan
kebudayaan sering kali adalah geografi juga. Baiklah ini kita terima
sebagai kenyataan yang keras dan justru harus kita terima sebagai
modal. Maksud saya kemajemukan ini mestilah kita bisa kelola sebagai
unsur-unsur positif untuk melahirkan hadirnya kebudayaan baru yang
disebut Indonesia itu. Ini tidak gampang, bahkan sulit. Akan tetapi suatu
strategi kebudayaan yang memaksakan homogenitas yang monolit dari
kenyataan kemajemukan itu juga tidak menjajikan suatu alternatif yang
lebih aman dan postifi.

Seorang penulis kadang-kadang perlu mengutip pendapat


tertentu yang dimuat dalam tulisan orang lain, baik dari kumpulan
karangan (bunga rampai) maupun dari kutipan langsung yang terdapat
dalam tulisan tersebut. Kutipan yang demikian tetap mencantumkan
nama penyunting atau penulis buku. Penempatan kutipan yang
dimaksud dapat dilihat pada contoh (14) berikut.
Ada bermacam-macam definisi yang telah dikemukan oleh para ahli tentang
kebudayaan. Salah satu definisi yang sering digunakan adalah pandangan yang
dikemukakan oleh Kluckhon (dalam Suparlan, Ed 1984 : 69) sebagai berikut :
Antropologi mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan cara
hidup manusia, yaitu warisan sosial yang diperoleh seseorang dari

58 | P a g e
kelompoknya. Atau kebudayaan bisa dianggap sebagai bagian
lingkungannya yang diciptakan manusia.
Istilah teknis ini mempunyai arti yang lebih luas dibandingkan
kebudayaan menurut ilmu sejarah dan kesustraan. Sebuah belanga tempat
memasak yang sederhana merupakan hasil kebudayaan yang sama dengan
sonata ciptaan Bethoven. Dalam bahasa sehari-hari sesorang berkebudayaan
adalah orang yang bisa berbicara dalam bahasa yang bukan bahasanya
sendiri, yang memahami sejarah sastra, filsafat atau seni.

Sumber rujukan yang dikemukakan pada contoh (14) di atas


asalnya adalah tulisan Clyde Kluckhon yang semula berjudul “Mirror
for Man” yang disarikan oleh Parsudi Suparlan dan diberi judul dan
dihimpun bersama-sama dengan tulisan lain dalam buku manusia,
kebudayaan, dan lingkungannya bertindak sebagai penyunting atau
editor dan buku itu disebutkan keterangannya secara lengkap pada
daftar pustaka.
b. Kutipan Tak Langsung
Penempatan kutipan tak langsung dalam uraian tidak
membedakan jumlah baris seperti yang terdapat pada kutipan langsung.
Sebagai pinjaman pendapat orang lain yang dinyatakan kembali
menurut susunan kata-kata dan kalimat pengutip, kutipan tersebut
langsung diintergrasikan ke dalam uraian. Petunjuk adanya kutipan
tersebut dapat dilihat pada adanya sumber rujukan yang dicantumkan di
belakang kutipan tersebut.
Pernyataan kembali pendapat orang lain dalam bentuk gagasan
pokoknya perlu disusun dengan baik agar sesuai dengan maksud penulis
yang bersangkutan. Jika ada kesulitan untuk menyimpulkan gagasan
pokok tersebut dengan bahasa sendiri, sebaiknya mengalihkan gagasan

59 | P a g e
yang akan dikutip ke kutipan langsung sehingga tanggung jawab penulis
skripsi lebih ringan. Dalam hal ini, yang perlu dijaga hanyalah segi
relevansi kutipan tersebut dengan uraian yang dikemukan. Contoh
kutipan tak langsung berikut dapat disajikan sebagai bahan bandingan
terhadap contoh kutipan langsung yang dikemukakan sebelumnya.
Contoh (15)
Kutipan Tak Langsung
Resepsi sastra mencoba menilai karya sastra dalam kaitan karya
tersebut dengan pembacanya. Makna sebuah karya sastra menjadi
konkret dalam hubungan penerimaan karya sastra itu dengan
pembacanya (Junus, 1985 : 2). Hal yang demikian merupakan
pandangan baru dalam pengkajian karya sastra. Sebelum itu, karya
sastra sering dicari dalam kaitan dengan penulisanya atau dianggap
terdapat dalam karya itu sendirinya.

Contoh (16)
Kutipan Tak Langsung
Ada hubungan yang erat antara sastra dan psikologi. Dalam
hubungan ini, Wellek dan Warren (1989 : 90) memperkenalkan
istilah “ psikologi sastra ”. menurut kedua penulis ini, istilah
tersebut mempunyai empat kemungkinan pengertian, yaitu pertama
adalah studi psikologis pengarang sebaagi pribadi, kedua adalah
studi proses kreatif, ketiga adalah hukum-hukum psikologi yang
diterapkan pada karya sastra, dan keempat adalah studi dampak
sastra pada pembaca (psikologi pembaca). Yang paling berkaitan
dengan sastra adalah pengertian yang ketiga.

60 | P a g e
3. Penyajian Kutipan
Penyajian kutipan dan sumber kutipanya dalam skripsi harus dilakukan
secara cermat sesuai dengan petunjuk pada butir (a) dan (b) di atas. Untuk
memudahkan penulis menyajikan kutipanya, baik berupa kutipan langsung
maupun kutipan tak langsung, ada beberapa patokan yang perlu mendapat
perhatian. Patokan tersebut terinci sebagai berikut.
a. Sumber Kutipan
Sumber kutipan disebutkan secara langsung pada kutipan tersebut.
Hal ini dapat dilihat pada contoh (13) dan (14) pada kutipan langsung
dan contoh (15) dan (16) pada kutipan tidak langsung. Penyajian kutipan
dengan sumbernya harus didahului dengan kalimat pengantar yang
relevan sehingga koherensi paragraf tetap terjaga. Berdasarkan patokan
tersebut, tidak diperlukan adanya catatan kaki untuk menyebutkan atau
menyajikan keterangan sumber kutipan. Catatan kaki atau catatan pada
akhir setiap bab dapat digunakan untuk menyajikan keterangan
(komentar) tambahan terhadap gagasan yang dikemukakan pada uraian
(teks) yang dianggap mengganggu kalau disertakan langsung pada
uraian tersebut. Cara ini dapat dilakukan pada kajian tertentu sesuai
dengan saran/petunjuk pembimbing (konsultan).
Sumber kutipan (langsung dan tak langsung) yang berasal dari
arsip/manuskrip tertentu dapat disebutkan langsung pada uraian (teks)
dan dapat juga ditempatkan pada catatan kaki dengan menyebutkan
secara berurutan arsip kota tempat sumber itu diperoleh
pemilik/penyimpanan, jenis bahan-bahan dokumen, dan nomor
dokumen tersebut kalau ada. Manuskrip yang penulis/penyusunannya
diketahui diperlukan seperti buku. Informasi yang diperoleh dari
wawancara dijelaskan sumbernya dengan menyebutkan nama orang
yang diwawancarai, statusnya, tempat wawancara, dan tanggalnya.
Contoh (17) :

61 | P a g e
...dapat disimpulkan bahwa Jurusan Teknik Mesin kurang diminati
oleh siswa perempuan (wawancara dengan Juliana Anggono, 5
Januari 2004)

Pengutipan dapat juga dilakukan melalui sumber website. Pada


dasarnya mengutip dari website atau sumber elektronik sama dengan
mengutip dari sumber cetak. Jika mengutip dari website atau media
elektronik, unsur-unsur yang perlu dicantumkan adalah nama penulis,
tahun penerbitan, nomor halaman (untuk kutipan langsung) atau jika
tidak ada nomor halaman, sebutkan nomor bab (chapter), nomor
gambar, tabel atau paragraf. Jika tidak ada nama penulis, tuliskan 1 atau
2 kata pertama dari judul buku/halaman web. Jika mengutip dari buku
atau website, judul ditulis dengan cetak miring. Jika mengutip dari
artikel jurnal, majalah atau surat kabar, judul ditulis dengan huruf tegak
dengan memberi tanda petik di awal dan akhir kutipan. Alamat website
(URL) dan informasi lain dituliskan pada daftar pustaka.

b. Perubahan Teknik Penyajian


Salah satu patokan yang harus diperhatikan untuk mengubah dalam
pengambilan kutipan langsung adalah larangan untuk mengubah kata-
kata atau kalimat yang digunakan dalam kutipan tersebut secara
langsung, termasuk cara penulisannya. Kadang-kadang muncul
kebutuhan untul mengubah teknik penyajian kutipan tersebut guna
memberikan penekanan, contoh, atau perbandingan. Misalnya,
menggarisbawahi kata-kata teretentu, mengubah penulisannya
menjadi huruf miring (kursif) atau huruf tebal. Perubahan yang
demikian dapat dibenarkan jika disertai keterangan dalam kurung siku

62 | P a g e
sehingga pembaca tetap dapat mengetahui penyajian aslinya.
Keterangan dalam kurung siku dapat berbunyi : (huruf tebal dari
penulis).
c. Koreksi Kutipan
Sebuah kutipan yang diperlukan untuk mendukung pembahasan
gagasan penulis kadang-kadang mengandung kesalahan atau keraguan
yang perlu dikoreksi. Kesalahan atau keraguan yang ditimbulkannya
tidak boleh langsung dikoreksi . jika memang diperlukan koneksi
terhadap kutipan tersebut, koreksinya ditempatkan dalam kurung siku
di belakang bagian yang dikoreksi. Koreksi yang paling adalah [sic.]
yang berarti begitu. Koreksi lebih jauh adalah langsung menyertakan
perbaikan bagian yang salah dalam kurung siku tersebut.
d. Penghilangan Bagian Kutipan
Pengutipan bagian-bagian tertentu dalam sebuah sumber pustaka
(rujukan) tidak selalu secara keseluruhan. Ada bagian-bagian teretentu
yang dinilai tidak begitu berkaiatan langsung dengan gagasan yang
dibahas sehingga perlu dihilangkan untuk menghemat tempat.
Penghilangan bagian yang demikian dapat dilakukan dengan
mengganti bagian tersebut dengan tiga titik beruntun (...). tanda yang
demikian disebut dengan tanda ellipsis dan lazim digunakan dalam
penulisan karya ilmiah. Jika bagian yang dihilangkan itu cukup
panjang (satu paragraf atau lebih), bagian yang dihilangkan itu diganti
dengan titik beruntun sepanjang satu baris halaman.

4. Tanggung Jawab Penulis


Petunjuk yang diberikan pada bab ini diharapkan dapat membantu penulis
skripsi yang bersangkutan memanfaatkan berbagai sumber pustaka (rujukan)
untuk mengembangkan gagasan-gagasannya secara kreatif dan inovatif dalam
skripsinya. Kutipan-kutipan yang disajikan dalam uraian harus jelas

63 | P a g e
relevansinya dengan gagasan yang dikemukakan pada bagian tersebut dan
terintergrasi dengan baik sehingga kohesi dan koherensi tulisan terjaga dengan
baik. Penyajian kutipan yang cermat merupkan cerminan tanggung jawab
moral dan intelektual penulis terhadap karyanya dan karya orang lain yang
terbit sebelumnya.

H. Rujukan dan Catatan Kaki.


1. Rujukan
Rujukan adalah sumber tempat pengambilan kutipan yang ditempatkan di
depan atau belakang kutipan. Unsur-unsur rujukan mencakup nama
pengarang, tahun terbit, dan halaman yang dikutip dari sumbernya.
Penempatan sumber rujukan itu dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama,
sebelum kutipan, dengan menuliskan unsru nama singkat pengarang, tahun
dan halaman yang ditempatkan dalam tanda kurung, misalnya Parera (1990 :
168). Kedua, ditempatkan sesudah kutipan dengan menuliskan unsur nama
singkat pengarang, tahun, dan halaman semuanya dalam tanda kurung,
misalnya (Parera, 1990 : 168).
Berikut ini disajikan secara berurut-turut cara penyajian rujukan.
(1) Nama penulis yang bukunya ditunjuk dalam uraian teks hanya
disebutkan bagian akhirnya saja (bila nama tersebut lebih dari satu kata)
Contoh : Menurut Keraf (1985 :
20)...............................................................................
Catatan: nama lengkapnya Gorys Keraf.
(2) Jika terdapat dua penulis yang kebetulan mempunyai nama akhir sama
dan menulis pada tahun yang sama pula, untuk membedakannya di
belakang tahun ditandai dengan abjad a, b, dan seterusnya.
Contoh :
.............................................................................................(Abdullah,
1992 a : 75).

64 | P a g e
.............................................................................................(Abdullah,
1992 b : 85).
Catatan: nama lengkapnya Hamid Abdullah (1992a) dan Bustam
Abdullah (1992b).
(3) Jika penulis dua orang, kedua nama akhirnya di antarai oleh kata dan
Contoh :
.............................................................................................(Astrid dan
Susanto, 1985 : 18)
(4) Jika penulisnya lebih dri dua orang, hanya nama akhir penulis pertama
yang dicantumkan, yang lainnya diganti dengan singkatan dkk.
Contoh :
...........................................................................................(Soejarno,
1975 : 9).

2. Catatan Kaki
Pada dasarnya catatan kaki dibuat untuk maksud-maksud : (a) menyusun
pembuktian, (b) menyatakan utang budi, (c) menyampaikan keterangan
tambahan, (d) merujuk bagian lain dari teks.
a. Prinsip Membuat Catatan Kaki
Untuk membuat catatan kaki, perlu diperhatikan beberapa prinsip
berikut :
(1) Hubungan catatan kaki dengan teks.
Hubungan catatan kaki dengan teks harus dinyatakan secara jelas oleh
nomor petunjuk, baik dalam teks maupun dalam catatan kaki. Nomor
petunjuk pada catatan kaki dan teks selalu ditempatkan agak ke atas
setengah spasi dari baris teks yang bersangkutan dan pada catatan kaki
setengah spasi di bawah garis untuk catatan kaki tersebut.
(2) Nomor urut penunjukan.

65 | P a g e
Pemberian nomor urut petujukan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pertama, nomor urut penunjukan yang berlaku untuk tiap bab ; dan kedua,
nomor urut penunjukan yang berlaku untuk seluruh karangan. Pemakaian
nomor urut penunjukan tersebut masing-masing mempunyai konsekuensi
tersendiri.
Bila nomor urut penunjukan hanya berlaku untuk tiap bab, konsekuensi
pertama adalah bahwa untuk tiap bab selalu dimulai dengan nomor urut
pertama untuk catatan pertama. Kemudian dilanjutkan dengan nomor urut
berikutnya samapi pada akhir bab. Konsekuensi yang kedua adalah bahwa
nama pengarang dan sumber untuk pertama kali disebut dalam suatu bab
harus disebut secara lengkap. Penunjukan berikutnya atas sumber yang
sama dalam bab tersebut akan mempergunakan singakatan ibid, atau nama
singkat pengarang dengan singkatan op.it, atau loc.cit.
Sebaliknya bila nomor urt penunjukan itu berlaku untuk seluruh
karangan, penunjukan sumber secara lengkap hanya dipergunakan untuk
penyebutan yang pertama kali. Penunjukan berikutnya atas sumber yang
sama dalam karangan itu akan mempergunakan singkatan ibid, atau nama
singkat pengarang ditambah singkatan op.cit, dan loc. cit tanpa
mempersoalkan apakah itu terdapat pada penyebutan pertama dalam bab
berikutnya.

b. Teknik Penyusunan Catatan Kaki


Penyusunan catatan kaki memerlukan pesyaratan-persyaratan teretentu,
yaitu :
(1) Jarak antara baris terakhir dari catatan kaki dengan batas margin bawah
3 spasi
(2) Sesudah baris terakhir dari teks, dalam jarak 3 spasi harus dibuat sebuah
garis pembatas teks uraian dengan catatan kaki dimulai margin kiri
sepanjang 15 ketukan;

66 | P a g e
(3) Dalam jarak 2 spasi dari garis pembatas, diketik nomor urut penunjukan
dengan jarak 5-7 ketukan dari margin kiri;
(4) Sesudah nomor ururt penunjukan, dalam jarak setengah spasi ke bawah
mulai diketik baris pertama catatan kaki;
(5) Jarak antara baris pada catatan kaki menggunakan spasi rapat,
sedangkan jarak antara catatan kaki pada halaman yang sama (kalau
ada) dua spasi;
(6) Baris kedua pada catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri.

c. Cara Membuat Catatan Kaki


Cara membuat catatan kaki mempunyai hubungan pula dengan teks
pada halaman yang sama. Berikut ini diperlihatkan beberapa contoh
catatan kaki.
Referensi buku dengan seorang pengarang.
______________________
1
Gorys Keraf, Komposisi (Ende Flores, 2004), hlm. 201.
Catatan :
a) Nama pengarang ditulis lengkap, tidak dibalik susunanya.
b) Antara nama pengarang dan judul buku di antarai tanda koma (,).
Antara judul buku dan publikasi tidak ada titik atau koma.
c) Tempat dan tahun terbit ditepatkan dalam tanda kurung; penerbit
tidak perlu dicantumkan.

Referensi buku dengan dua sampai tiga pengarang

_____________________

67 | P a g e
Rasyid Sartuni, lamuddin Finoza, Siti Aisyah Sundari, Bahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Jakarta, 2002), hlm. 74.

Referensi buku dengan banyak pengarang


____________________
3
Yulius S, et.al., Kamus Baru Bahasa Indonesia (Surabaya,
1980), hlm. 80.

Referensi buku yang terdiri atas dua Jilid atau lebih


_____________________
4
Kartini Kartono, Psychology wanita (Jilid 1, Bandung 1997),
hlm. 88-89.
_________________________
5
Ibid, hlm. 86.
Catatan :
loIbid adalah singkatan dari ibidem yang berarti di tempat yang
sama. Ibid. dipakai untuk menunjuk sumber yang sama dan belum
diantarai sumber lain. Bila halamannya sama, hanya digunakan
singkatan ibid., bila halamannya berbeda, sesudah singkatan ibid.
dicantumkan pula nomor halaman.

Referensi sebuah edisi karya seorang pengarang atau lebih


____________________
6
Lukman Ali, ed. Bahasa dan Kesustraan Indonesia sebagai
Cermin Manusia Indonesia Baru. (Jakarta, 2004), hlm. 85-87.

68 | P a g e
________________________
7
Kartono Op,cit. Hlm. 89.

Catatan :
Op.cit. adalah singkatan dari Opera citato yang berarti pada
sumber yang telah disebutkan, tetapi disebutkan, tetapi telah
diantarai oleh sumber yang lain. Sesudah nama singkat
pengarang, dicantumkan singkatan Op, cit, disertai nomor
halaman.

Referensi dari sebuah artikel harian


____________________
8
Agam Wijaya, “Berpikir untuk Masa Depan”, Kompas, 19
Januari, 2008, hlm, 5.
________________________
9
Hasan Ali, “Proses Derivasi Kata Kerja Bahasa Indonesia”
(Skripsi Sarjana, Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin, Ujung
Pandang 1982), hlm. 30.
_______________________
10
Wijaya, Loc. cit
Catatan :
Loc, cit. adalah singkatan dari Loco Citato yang berarti pada
sumber yang telah disebutkan berupa artikel-artikel atau
ensiklopedia pada halaman yang sama, tetapi diantarai oleh
sumber lain.

69 | P a g e
BAB IV

PROSEDUR PENULISAN SKRIPSI

DAN CARA PELAKSANAAN UJIAN SKRIPSI

A. Pendahuluan
Penulisan skripsi secara resmi hanya dapat dilakukan setelah mahasiswa
yang bersangkutan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh fakultas dan
jurusan/program studi masing-masing. Hasi penulisan dalam bentuk naskah
skripsi yang telah disahkan oleh kedua konsultan dan Ketua Jurusan diajukan
kepada sebuah panitia ujian yang khusus dibentuk untuk maksud tersebut guna
menguji kemampuan mahasiswa yang bersangkutan. Pengujian skripsi dilakukan
untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Sarjana Sastra
untuk jenjang pendidikan S1 menurut program studinya masing-masing. Aturan-
aturan yang berhubungan dengan prosedur penulisan skripsi dan cara pelaksanaan
ujian skripsi atau ujian sarjana akan dirinci pada butir-butir berikut.

B. Prosedur Penulisan Skripsi


Aturan yang tercakup pada prosedur penulisan skripsi adalah 1)
pengesahan judul skripsi, 2) penetapan konsultan, 3) proses konsultasi, 4)
pengesahan konsep skripsi. Keempat hal tersebut akan dijelaskan secara singkat
pada uraian berikut .
1. Pengesahan Judul Skripsi
Judul skripsi diajukan oleh mahasiswa kepada Ketua Jurusan/Ketua Program
Studi masing-masing untuk mendapat pengesahan setelah melakukan seminar
paskripsi/seminar judul proposal penelitian. Judul terseut menggambarkan secara
deskriptif masalah-masalah yang akan dibahas oleh mahasiswa yang
bersangkutan. Setiap judul yang diajjukan harus disertai dengan uraian singkat
tentang latar belakang masalah, rumusan dan ruang lingkup masalah, defiisi

70 | P a g e
operasional (kalau perlu) yang digunakan dalam penelitian, tujuan dan manfaat
penelitian, landasan teori/paradigma yang digunakan, dan metode penelitiannya.
Keseluruhan unsur yang menukung judul skripsi disusun secara tertib dalam suatu
rancangan penelitian yang disertai dengan daftar pustaka dan sistematika laporan
penelitian (skripsi) yang disiapkan sebagai rancangan awal.
Pengajuan konsep rancangan penelitian untuk mendapat pengesahan sebagai
judil skripsi dilakukan dengan mengisi formulir sebagai contoh yang tertera pada
lampiran I. Mahasiswa yang mengajukan judul skripsi seabaiknya berkonsultasi
terlebih dahulu secara informal dengan dosen-dosen yang mempunyai bidang
keahlian yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas. Judul skripsi beserta
untur pendukungnya dikembangkan dari hasil pembahsan mata kuliah seminar
praskripsi bidang studi masing-masing.
2. Judul skripsi yang diajukan oleh mahasiswa untuk mendapatkan pengesahan
akan dipertimbangkan secara cermat oleh panitia seminar praskripsi sebelum
mendapat pengesahan. Pertimbangan tersebut eliputi relevansinya dengan
program studi masing-masing, kemungkinan tumpang tindihnya dengn hasil
penelitian lain, tersedianya fasilitas, termasuk tersedianya dosen yang dapat
menjadi konsultan bagi mahasiswa tersebut. Jika menurut pertimbangan
panitia/tim seminar praskripsi diterima, maka Ketua Jurusan/Keua Program Studi
akan menguslkan dua orang dosen kepada Dekan Fakultas Untuk ditetapkan
sebagai konsultan I dan konsultan II setelah mendapat persetujuan lebih dahulu
dari ketua dosen tersebut.
Calon konsultan I adalah dosen yang memahami dengan baik masalah yang akan
dibahas (diteliti) oleh mahasiswa tersebut dan berpangkat serendah-rendahnya
lektor (III/d). Adapun calon konsultan II adalah dosen yang dipertimbankan dapat
membantu tugas konsultan I dan berpangkat serendah-rendahnya asisten ahli
(III/b). Penetapan judul dan konsultan dilakukan oleh Dekan Fakultas berdasarkan
usul Ketua Jurusan /Ketua Pprogram Studi dan dituangkan melalui surat tugas

71 | P a g e
seperti contoh yang tertera pada lampiran 2. Surat tugas tersebut berlaku selama
satu tahun terhitung mulai pada tanggal dikeluarkannya.
3. Proses Konsultasi
Mahasiswa yang telah memeroleh penetapan judl dan konsultan segera
menghubungi konsultannya masing-masing untuk mengadakan konsultasi.
Konsultasi dilakukan pada tahap awal sebelum menulis konsep skripsi, pada
penulisan setiap bab, pada penyelesaian penulisan setiap bab, dan pada
perampungan naskah skripsi secara keseluruhan. Konsultasi tersebut dicatat oleh
konsultan pada kartu konsultasi seperti contoh yang tertera pada lampiran 3.
Pembagian tugas antara konsultan I dan II dalam proses konsultasi tersebut
berdasarkan kesepakatan antara keduanya dengan memperhatikan segi-segi
efektifitas dan efisiensi konsultasi tersebut.
Proses konsultasi antara mahasiswa (kandidat) dan kedua konsultan paling lama
berlangsung selama satu tahun dengan hasil akhir berupa naskah skripsi yang telah
diketik rapi sesuai dengan aturan dan format yang ditetapkan. Jika dalam jangka
satu tahun mahasiswa tidak dapat merampungkan tugasnya, ia harus
menyampaikan permintaan tertulis kepada Ketua Jurusan/ Ketua Program Studi
agar surat tugas tentang penetapan kosnlutannya diperbaharui. Surat permintaan
tersebut harus memuat alasan-alasan yang kuat yang menyebabkan keterlambatan
penyelesaian tugas akhirnya dan dibenarkan oleh kedua konsultan. Jika menurut
pertimbangan Ketua Jurusan/Ketua Program Studi permintaan tersebut dapat
diterima, Ketua Jurusan/Ketua Program Studi akan meneruskan permintaan
mahasiswa terseut kepada Dekan Fakultas untuk mendapat penyelesaian
4. Pengesahan Konsep Skripsi
Konsep skripsi yang telah disetujui oleh kedua konsultan diketik rapi sesuai
dengan pedoman penulisan skripsi. Naskah skripsi yang siap diujikan itu lalu
ditandatangani oleh kedua konsultan sebagai tanda penerimaan/persetujuan.
Naskah tersebut kemudian diajukan kepada Kketua Jjurusan/Ketua Program Studi
untuk mendapat pengesahan dan selanjutnya diproses untuk diujikan dihadapan

72 | P a g e
panitia ujian skripsi yang khusus dibentuk untuk maksud tersebut. Ketua
Jurasan/Ketua Program Studi dapat meneruskan naskah ujian skripsi jika semua
persyaratan akademik telah dipenuhi oleh mahasiswa yang bersangkutan.

C. Cara Pelaksanaan Ujian Skripsi


Aturan-aturan yang tercakup pada cara pelaksanaan ujian skripsi mencakup 1)
pembentukan panitia ujian, 2) syarat-syarat panitia ujian skripsi, 3) pelaksanaan ujian,
4) standar penialaian, 5) perbaikan skripsi. Kelima hal tersebut akan dijelaskan secara
singkat pada uraian berikut.
1. Pembentukan Panitia Ujian
Ujian skripsi adalah ujian akhir strata atau ujian sarjana yang ditempuh sebagai
kegiatan akademik yang terakhir untuk menilai kemampuan mahasiswa menguasai
bidang studi yang telah ditempuhnya. Meskipun perhatian utama adalah ujian diarah
pada hasil penelitian mahasiwa yang tertuang dalam skripsinya, ujian skripsi bersifat
komprehensif sehingga perlu dilaksanakan oleh suatu panitia (tim). Panitia ujian
skripsi diusulkan oleh Ketua Jurusan/Program Studi kepada dekan dengan mengisi
formulir isian seperti contoh yang tertera pada lampiran 4. Panitia ujian yang
diusilkan oleh Ketua Jurusan/Program Studi berjumlah empat orang (atau lebih),
terdiri atas ketua dan sekretaris (dari konsultan I dan II), dua orang penguji, dan dua
orang konsultan. Dalam keadaan khusus, Ketua Jurusan/Program Studi dapat
mengusulkan tiga orang penguji. Berdasarkan usulan Ketua Jurusan/Programs Studi,
maka Dekan Fakultas menyampaikan undangan uian skripsi kepada pihak-pihak yang
bersangkutan seperti contoh yang tertera pada lampiran 5.
2. Syarat-syarat Paniti Ujian
Panitia ujian skripsi terdiri atas dosen-deosen di lingkungan fakultas yang
menurut penilaian Ketua Jurusan/Ketua Program Studi dan Dekan Fakultas dapat
melaksanakan tanggung jawab mewakili fakultas dalam menilai secara objektif
kemampuan mahasiswa (kandidat) menguasai dengan baik kebulatan studi yang telah
ditempuhnya. Penunjukan dosen tertentu untuk menjadi paniti ujian skripsi

73 | P a g e
didasarkan atas tanggung jawab struktural dan fungsional masing-masing. Hal ini
dirinci pada butir-butir berikut.
1) Ketua panitia adlah konsultan I pembimbing skripsi mahasiswa yang
berasngkutan.
2) Ssekretaris panitia adalah konsultan II pembimbing skripsi mahasiswa yang
bersangkutan.
3) Penguji I (utama) adalah dosen senior yang menguasai dengan baik topik
pembahsan skripsi yang diujikan dan berpangkat serendah-rendahnya
Lektor Kepala (IV/a)
4) Penguji yang lain adalah dosen yang menguasai dengan baik topik
pembahasan skripsi yang diujikan dan berpangkat serendah-rendahnya
Lektor (III/c)
5) Pilihan terhadap penguji I (utama) atau penguji yang lain diutamakan
sebagai dosen yang berfungsi sebagai penasehat akademik kandidat
tersebeut yang tidak termasuk konsultan dan memenuhi syarat kepangkatan
seperti yang disebutkan pada butir 3) dan 4) diatas.
3. Pelaksanaan Ujian Skripsi
Panitia ujian skripsi dalam pelaksanaan tugasnya harus berpakaian rapi dengan
petunjuk dekan. Mahasiwa sebagai kandidat dalam ujian skripsi (ujian sarjana) juga
harus berpakaian rapi sesuai dengan petunjuk tersebut. Hal ini dapat dibaca dalam
lampiran 6a dan 6b. Pelaksanaan ujian skripsi diatur sebagai berikut.
1) Ujian skripsi dilakukan secara lisan dengan menggunakan bahsa Indonesia
baku (resmi) dan berlangsung selama 90 menit sampai dengan 120 menit.
Kkhusus bagi kandidat yang berasal dari program studi bahasa/sastra asing,
ujian dapat dilakukan dengan bahasa asing yang ditekuni oleh kandidat.
2) Ketua membuka ujian dengan menanyakan kesiapan kandidat mengikuti
ujian dan menanyakan kesiapan pemenuhan persyaratan administratif
kepada sekretaris. Ujian skripsi sebagai ujian akhir strata dapat dilasungkan

74 | P a g e
jika dihadiri sekurang-kurangnya oleh empat orang, yaitu oleh ketua,
sekretaris, dan dua orang dosen penguji.
3) Jika kandidat menyatakan siap diuji dan sekretaris menyatakan persyaratan
administratif terpenuhi, ketua lalu mempersilakan konsultan yang
bersangkutan memberikan gambaran singkat tentang proses konsultasi
yang dilakukan dan hasil akhirnya.
4) Ketua mengingatkan kandidat untuk memperhatikan pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan oleh para penguji, lalu memberikan
kesempatan kepada para penguji masing-masing mengajukan
pertanyaan/koreksi/saran kepada kandidat.
5) Penguji I mengajukan pertanyaan/koreksi/saran terutama terhadap
penguasaan teoritis serta metodologis dan berlangsung maksimal 30 menit.
6) Penguji II mengajukan pertanyaan/koreksi/saran terutama teknik penulisan
atau aspek-aspek lain yang belum diajukan oleh penguji I (utama) dan
berlangsung maksimal 20 menit.
7) Kedua konsultan apat diberikan kesempatan untuk memberikan penjelasan
singkat untulk menjernihkan perbedaan pendapat diantara kandidat dan
penguji jika hal tersebut dianggap perlu oleh ketua.
8) Setelah semua anggota panitia ujian memperoleh kesempatan mengajukan
pertanyaan atau koreksi saran yang dinilai penting, ketua lalu menskors
ujian maksimal 30 menit untuk berkonsultasi dengan panitia ujian yang lain
tentang penilaian skripsi dan yudisium kandidat.
9) Ketua membuka kembali ujian dengna mempersilakan masuk kandiat yang
bersangkutan dan menyampaikan hasil konsiltasi panitia yang dituangkan
dalam keputusan panitia. Keputusan tersebut berupa nilai skripsi dan
kemampuan kandidat mempertahankannya, yudisium terhadap
keseluruhan mata kuliah yang telah diselesaikan sebagai kebulatan studi,
dan aspek-aspek tertentu dalam skripsi yang harus diperbaiki oleh kandidat
selambat-lambatnya tiga bulan kemudian.

75 | P a g e
10) Jika dalam pelaksanaan penulisan ternyata skripsi yang diajukan beserta
kemampuan kandidat mempertahankannya tiak mencapai nilai maksimal
(C) sebagai karya ilmiah sesuai dengan tuntutan panitia, maka yudisium
ditunda untuk memberikan kresempatan kepada kandidat memperbaiki
skripsinya dengan berkonsultasi baik kepada penguji atau dosen-dosen lain
yang dapat membantunya.
11) Hasil perbaikan penulisan skripsi yang telah disetujui oleh konsultan dan
penguji serta diterima oleh ketua dapat diajukan kembali untuk disidangkan
ole panitia yang sama paling cepat dua minggu kemudian dan paling lambat
tiga bulan kemudian dengan acara khusu penyampaian hasil perbaikan nilai
skripsi dan yudisium terhadap nilai keseluruhan mata kuliah yang telah
diselesaikan oleh kandidat.
4. Standar Penilaian Ujian Skripsi
Panitia ujian skripsi menetapkan nilai ujian yang dibedakan atas nilai skripsi dan
nilai keseluruhan mata kuliah yang telah dilulusi oleh kandidat yang bersangkutan.
Penetapan nilai tersebut diatur sebagai berikut.
a) Nilai skripsi diatur atas aspek-aspek judul sistematika pembahasan ,
penguasaan teori, penguasaan metodologis teknik penulisan, dan penyajian
lisan, dengan tingkat nilai 1,0 sampai 4,0. Hasil penilaian penguji I (utama)
dan penguji yang lain serta konsultan I dan II setelah dibagi rata dinyatakan
dengan nilai A, B, C, dan ditulia dengan fromulir isian seperti yang tertera
pada lampiran 7.
b) Nilai skripsi bersama-sama dengan nilai mata kuliah lain dijumlahkan untuk
mendapat indeks prestasi kumulatif sebagai hasil kebulatan studi kandidat
yang bersangkutan. Indeks prestasi kumulatif (IPK) itulah yang menjadi dasar
penentuan yudisium ujian skripsi sebagai ujian akhir strata, yang dinyatakan
dengan nilai A yang berarti lulus dengan cumlaude untuk IPK 3,51-4,00
dengan lama studi maksimum sembilan semester. Nilai B yang berarti lulus
dengan memuaskan untuk IPK 2,76-3,50, dan nilai C yang berarti lulus

76 | P a g e
dengan memuaskan untuk IPK 2,00-2,75. Nilai skripsi dan yudisium ujian
skripsi dicatat dalam buku besar (buku ujian) dan formulir isian seperti yang
tertera pada lampiran 8.
5. Perbaikan Skripsi
Skripsi yang sudah diujikan memerlukan perbaikan sesuai dengan penilaian
panitia ujian. Hal tersebut dinyatakan oleh ketua panitia ujian pada waktu
menyampaikan hasil ujian kepada kandidat yang bersangkutan. Usaha perbaikan
skripsi dilakukan oleh kandidat dalam jangka waktu 2 minggu sampai dengna tiga
bulan. Hasil perbaikan yang disetujui oleh para penguji dan konsultan
disampaikan kepada ketua panitia untuk disahkan dengna mengisi formulir seperti
contoh yang tertera pada lampiran 9. Bagi kandidat yang ditunda yudisiumnya,
hasil perbaikan tersebut disahkan dalam rapat panitia yang sama yang diundang
khusus untuk maksud tersebut dan nilai yang didapat diberikan untuk skripsi
maksimal nilai B atau baik.

D. Ketentuan Tambahan
Dalam proses penulisan skripsi dan pelaksanaan ujian skripsi mungkin saja
timbul masalah yang belum diatur secara jelas dalam buku pedoman ini. Untuk
menanggulangi masalah yang demikian, Dekan Fakultas sebagai penanggung
jawab tertinggi pada tingkat fakultas dapat menetapkan keputusan khusus
setelah berkonsultasi dengan Ketua Jurusan/Ketua Program Studi dan pihak-
pihak yang berkepentingan.

77 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal. 1987. Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang
Benar. Jakarta : Mediyatama Sarana Perkasa
Best, John W. 1977. Research in Education. Third Edition. New Jersey : Prentice-Hall.
Inc.
Brotowidjoyo, Mukayat D. 1985. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta : Akademika
Presindo.
Emilia, Erni. 2008. Menulis Tesis dan Disertasi. Bandung : Alfabeta.
Hadi, Sutrisno. 1980. Bimbingan Menulis Skripsi-Thesis. Yogyakarta : Fakultas
Psikologi UGM.
Keraf, Gorys. 1984. Komposisi. Ende-Flores : Nusa Indah.
Moersalah , H. Dan Musanef. 1987. Pedoman Membuat Skripsi. Jakarta : Gunung
Agung.
Nafiah, A. Hadi. 1981. Anda Ingin Jadi Pengarang ? Surabaya : Usaha Nasioanal
Prasetyo, Bbambang dan Lina Miftahul Jannah. 2003. Metode Penelitian Kuantatif :
Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Pratiwi. 2009. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Tugu Publisher.

78 | P a g e
LAMPIRAN

LAMPIRAN I
Contoh Surat Permohonan Pengesahan Judul dan Penetapan Konsultan
Nomor :_
Lamp. : 1 (satu)
Hal : Permohonan Pengesahan Judul dan Penetapan Konsultan
Yth. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas
u.b. Ketua Departemen/Program Studi ......
Fakultas Ilmu Budaya
Makassar
Dengan hormat saya sampaikan kepada bapak bahwa dalam rangka penyelesaian studi
saya pada Jurusan/Program Studi............................................, saya bermaksud menulis
skripsi dengan judul...........................................
Rancangan penulisan skripsi tersebut secara lengkap saya lampirkan untuk menjadi
bahan pertimbangan Bapak.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mengharapkan kiranya Bapak dapat menyetujui
judul tersebut dan sekaligus menetapkan dua orang dosen sebagai konsultan yang akan
membantu saya dalam proses penulisan skripsi tersebut.
Saya sampaikan terima kasih atas bantuan yang bapak berikan.
Makassar,...............20...

Hormat saya,

NAMA TERANG
No. Pokok ..................
Tembusan Yth :
Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas di Makassar
Catatan Ketua Departemen/Program Studi………………………………………
1. Judul yang disulkan : .............................................................................
2. Calon Konsultan I : .............................................................................
3. Calon Kkonsultan II : .............................................................................

79 | P a g e
Makassar,............20.....
Ketua Jurusan/Program
Studi

NAMA
NIP.......................................
...

80 | P a g e
LAMPIRAN 2
Contoh Surat Tugas Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
KAMPUS TAMALANREA MAKASSAR

SURAT TUGAS

No. ................................................

Sesuai peraturan Akademik UNHAS 2000 Nomor : 6403/204/PP.08/2000,


mahasiswa......................................... nomor pokok..........................., Program
Studi......................, Jurusan.............., telah memenuhi syarat untuk menulis skripsi
sebagai tugas akhir penyelesaian studinya.
Sehubungan dengan hal tersebut, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas menyetujui
penulisan skripsi mahasiswa tersebut yang berjudul
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
......................................dan menugasi dosen berikut sebagai konsultan.

1. Konsultan I ..................................... Pangkat/Gol.


.................................................................
2. Kkonsultan II ..................................... Pangkat/Gol.
.................................................................
Tugas konsultasi ini berlangsung paling lama satu tahun (dua semester) terhitung
mulai pada tanggal dikeluarkan surat tugas ini.

Harap tugas ini dilaksanakan sebaik-baiknya.

Makassar,.................................20...........
.......
a.n. Dekan
Wakil Dekan Bidang Akademik,

NAMA
NIP..........................................................

81 | P a g e
Tembusan Yth. :
1. Ketua Departemen................................
2. Masing-masing yang bersangkutan

82 | P a g e
LAMPIRAN 3
Contoh Kartu Konsultasi Penulisan Skripsi
KARTU KONSULTASI
NAMA :
NOMOR POKOK :
DEPARTEMEN :
JUDUL SKRIPSI :

NO. Hari/ Tanggal Uraian Tindak Lanjut Paraf


Urut Konsultan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Makasaar,……………………20…
Catatan Akhir
…………………………………..Konsultan I…………………………………..
…………………………………..Konsultan II………………………………….

83 | P a g e
LAMPIRAN 4
Contoh Surat Pengusulan Panitia Ujian Skripsi

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
KAMPUS TAMALANREA MAKASSAR
Nomor :
Lamp : 1 (satu) berkas
Hal : Pengusulan Panitia Skripsi
Yth. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas
Di
Makassar
Dengan hormat kami sampaikan kepada Bapak bahwa skripsi Saudara ………. Nomor
pokok…………..Penulisannya telah selesai dan naskahnya telah disetujui oleh kedua
konsultan yang bersangkutan. Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengusulkan
panitian ujian skripsi untuk menguji kemampuan mahasiswa bersangkutan dan waktu
ujiannya seperti berikut
Panitia Ujian
Ketua :……………………………………….
Sekretaris :……………………………………….
Penguji I :.............................................................
Penguji II : ………………………………………
Konsultan I : ………………………………………
Konsultan II : ………………………………………
Pelaksanaan ujian skripsi dijadwalkan pada
Hari/Tanggal :……...………………………………………..
Pukul :………………………………………………
Ruangan :………………………………………………
Kami sampaikan terima kasih atas perhatian dan kerja sama yang diberikan.
Makassar, …………..20………
Ketua Departemen/ Program Studi
NAMA
NIP

84 | P a g e
LAMPIRAN 5
Contoh Surat Undangan Ujian

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
KAMPUS TAMALANREA MAKASSAR

Nomor :
Lamp. : 1 (satu) eksemplar skripsi
Hal : Undangan Ujian Skripsi

Yth. : ...........................................

Di
Makassar

Dengan hormat kami mengundang Saudara menghadiri ujian skripsi mahasiswa


.......................................... nomor pokok ................................................, Jurusan ...................
Program Studi .......................................................................dengan judul skripsi

.....................................................................................................................................................
...........................................................
Ujian skripsi akan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal :
......................................................................
Pukul :
......................................................................
Ruangan :
......................................................................

Panitia Ujian

Ketua :
......................................................................
Sekretaris :
......................................................................
Penguji I :
......................................................................
Penguji II :
......................................................................
Konsultan I :
......................................................................
Konsultan II :
......................................................................

Kami sampaikan terima kasih atas perhatian dan kerja sama yang diberikan.

Makassar, ....................................20...............
a.n. Dekan
Wakil Dekan Bidang Akademik,

NAMA
NIP................................................

85 | P a g e
LAMPIRAN 6a

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
KAMPUS TAMALANREA MAKASSAR

Nomor :
Lamp. :-
Hal : Pakaian Penguji

Yth. : Para Penguji ujian Sarjana/Ujian Skripsi


Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Unhas
Di
Makassar

Dengan Hormat, Sehubungan telah ditetapkannya jenis pakaian bagi mahasiswa peserta ujian
sarjana/ujian skripsi Fakultas Sastra Unhas maka sebagai imbangan dan sebagai salah satu
upaya meningkatkan harkat dan martabat Dosen Penguji, dipandang perlu menetapkan pakaian
penguji sarjana/skripsi Fakultas Ilmu Budaya Unhas sebagai berikut.

1. Dosen Pria
Pakai baju lengan panjang/pendek pakai dasi.

2. Dosen Wanita
Pakaian yang dianggap pantas/layak bagi
seorang penguji.

Demikian penyampaian kami untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Makassar,
....................................20...............
Dekan

NAMA
NIP.....................................................
.........

Tembusan Yth. :
1. Para Pembantu Dekan
2. Para Pimpinan Jurusan
3. Para Dosen Penguji

86 | P a g e
LAMPIRAN 6b

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
KAMPUS TAMALANREA MAKASSAR

Nomor :-
Lamp. :-
Hal : Pakaian untuk mengikuti ujian sarjana/ujian skripsi

Yth. : Para Mahasiswa Peserta Ujian


Sarjana/Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Budaya
Di
Makassar

Dengan hormat,

Dalam upaya peningkatan disiplin pribadi yang sangat dibutuhkan oleh setiap unsur akademik terutama
bagi mahasiswa yang akan menempuh ujian sarjana yang sebentar lagi akan meninggalkan kampus
(almamater) maka dipandang perlu untuk menetapkan jenis dan cara berpakaian bagi peserta ujian
sarjana/ujian skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Unhas.

Cara berpakaian rapi menunjukkan kemantapan disiplin pribadi seseorang yang mengandung penilaian
tersendiri dari pihak lain terutama pihak anggota masyarakat oleh karena sarjana atau calon sarjana
selama menjadi anggota masyarakat dimana pun ia berada. Oleh karena itu, ditetapkan pakaian bgai
peserta ujian sarjana/ujian skripsi sebagai berikut.

1.Pria
Kemeja putih lengan panjang, memakai dasi dan bercelana hitam, memakai jas almamater.
2.Wanita
Kemeja putih lengan panjag atau pendek, memakai dasi dan rok hitam, memakai jas almamater.

Demikian penyampaian kami untuk diketahui dan diindahkan.

Makassar,
....................................20...............
Dekan

NAMA
NIP...........................................................

Tembusan Yth. :
1. Para Wakil Dekan
2. Para Pimpinan Departemen
3. Senat

87 | P a g e
LAMPIRAN 7

Contoh Format Standar Penilaian Ujian Skripsi

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA

STANDAR PENILAIAN UJIAN SKRIPSI

1. Nama Kandidat : ....................................................................


2. Nomor Pokok : ....................................................................
3. Program Studi : ....................................................................
4. Jurusan : ....................................................................
5. Tempat/Tgl. Lahir : ....................................................................
6. Alamat : ....................................................................
7. Judul Skripsi : ....................................................................
8. Tanggal Ujian : ....................................................................
Nilai (Angka)*
No. Aspek Penilai
PI P II KI K II Rata-rata

1. Judul dan Sistematika


Pembahasan

2. Penguasaan Teoritis

3. Penguasaan Metodologis

4. Teknik Penulisan

5. Penyajian Lisan
Jumlah =

PI = Penguji I ( Anggota 1 )
PII = Penguji II ( Anggota II )
KI = Konsultan I ( Anggota 3 )
K II = Konsultan II (Angggota 4 )

Nilai (angka) 1,0 - 4,0


Nilai Keseluruhan :
ABC* ........ = .......... Nilai Akhir :
5
*Lingkari huruf
Penguji I, yang sesuai Penguji II, Konsultan I, Konsultan II

Nama Lengkap Nama Lengkap Nama Lengkap Nama Lengkap

88 | P a g e
Ketua, Sekretaris

Nama Lengkap Nama Lengkap

89 | P a g e
LAMPIRAN 8
Berita Acara Penentuan Yudisium

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
KAMPUS TAMALANREA MAKASSAR

BERITA ACARA PENENTUAN YUDISIUM

Pada hari ini : tanggal Bulan


Tahun telah diselenggarakan ujian skripsi guna menyelesaikan studi strata 1 (S-1) pada
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Makassar, mahasiswa berikut..

Nama :
Nomor Pokok :
Departemen :
Program Studi :
Judul Skripsi :

Panitia Ujian Skripsi :

No. Nama Tanda Tangan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Keputusan : LULUS UJIAN SKRIPSI SARJANA STRATA DENGAN

YUDISIUM........................................ IPK .................

Makassar, ........................... 20.............

Ketua Sekretaris

Tembusan Yth. :
1. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas
2. Ketua Program Studi

90 | P a g e
LAMPIRAN 9
Surat Keterangan Perbaikan Skripsi
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
KAMPUS TAMALANREA MAKASSAR
SURAT KETERANGAN PERBAIKAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Hasanuddin menerangkan bahwa:
Nama :
Nomor Pokok :
Jurusan :
Program Studi :
Judul Skripsi :
Telah mengikuti ujian skripsi pada tanggal…………………………………............
Mahasiswa tersebut benar telah memperbaiki skripsinya sesuai dengan permintaan
Panitia Ujian Skripsi dan skripsi yang telah diperbaiki tersebut terlampir 8 (delapan)
eksemplar.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan seperlunya.
Makassar ,……………….20……

Penguji I Penguji II

Konsultan I konsultan I

91 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai