Tim Penyusun:
Hasan Ali
Burhanuddin Arafah
Sumarwati K Poli
Stanislaus Sandarupa
Bambang Sulistiyo Edi
Faridah Rahman
M. Dalyan Tahir
Taqdir
Supriadi
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
3|Page
B. Hakikat Penulisan Skripsi
Skripsi adalah karya tulis akademik yang berisi kajian hasil penelitan yang cermat
yang ditulis oleh seorang mahasiswa sebagai buktikemampuan akademikk dalam
pengembangan ilmu pada suatu disiplin ilmu. Skripsi sebagai kajian hasil harus disusun
secara sstematis dan procedural berdasarkan konvensi penulisan karya ilmiah sesuai
dengan pedoman yang dikeluarkan oleh fakultas. Penelitian yang dimaksud dalam
proses penulisan skripsi adalah kegiatan akademik yang menggunakan penalaran
ilmiah, baik emperik maupun nonemperik dan memenuhi persyaratan metodologi
disipliin ilmu mahasiswa yang bersangkutan.
Skripsi ditulis oleh mahasiswa dengan maksud untuk melihat dan mengukur
kemampuan mahasiswa mengungkapkan dan mengorganisasikan pikiran dan
pengetahuannya dalam bentuk tulisan. Selain itu, sebagai salah satu syarat ujian akhir
strata (ujian sarjana) guna memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S) pada Fakultas Sastra
Universitas Hasanuddin.
4|Page
1) Menjelaskan dan merumuskan secara cermat masalah yang dipilih dan
dibahasnya;
2) Menguasai teori/pendekatan dan metode yang dipilihnya dan menerapkannya
sampai batas tertentu;
3) Menyusun pikiran secara sistematis, logis dan konsisten;
4) Memanfaatkan bahasa Indonesia ragam baku atau bahasa asing tertentu sebagai
sarana komunikasi yang efektif dari segi ejaan, pilihan kata, struktur kalimat,
dan paragraph;
5) Menampilkan sikap percaya diri, rendah hati, dan luwesdalam menghadapi
pertanyaan, kritik, atau usul dari para penguji.
Dalam skripsi dikemukakan kajian hasil penelitian yang ditulis secara khusus untuk
memenuhi ketentuan kurikulum program studi yang ditekuni oleh mahasiswa yang
bersangkutan. Penelitian yang dilakukan dalam bidang studinya didorong oleh
munculnya masalah menurut pengamatan peneliti (mahasiswa) tersebut. Masalah
dalam bidang tertentu dapat muncul adanya tantangan, adanya kesangsian, adanya
kemenduaan makna (ambiguitas), adanya halangan atau adanya celah (jarak) baik
antarkegiatan atau antargejalayyang telah berlangsung maupunakan berlangsung.
Masalah dapat muncul karena adanya celah atau jarak antara sesuatu yang seharusnya
berlaku (menurut teori) dan yang ditemukan dalam kenyataan (fakta); ada celah atau
jarak antara harapan dan kenyataan yang menimbulkan tantangan dengan beberapa
pilihan untuk mengatasinya. Penelitian yang dilakukan terhadap kegiatan atau gejala
tersebut diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah yang dimaksud untuk
menutup celah/jarak yang terjadi. Identifikasi masalah adalah langkah awal dalam
merancang penelitian untuk penulisan skripsi.
Penelitian pada dasarnya bertumpu pada tiga pertanyaan utama yaitu: 1) apakah
itu, 2) mengapa gejala itu terjadi, 3) bagaimana cara memahami gejala tersebut?
Pertanyaan (1) mengacu pada gambaran umum gejala yang akan diteliti, unsur-
5|Page
unsurnya, ciri penandanya, serta hubungan antara unsur-unsurnya yang membentuk
gejala tersebut. Pertanyaan (2) mengacu pada kerangka teori atau paradigma yang
digunakan sebagai landasan pikiran atau latar belakang untuk meneliti gejala yang
dimaksud. Pertanyaan (3) mengacu pada metode atau teknik penelitian yang
diigunakan. Dalam bidang ilmu tertentu (seperti ilmu sejarah), tiga pertanyaan tersebut
dapat dirinci lebih jauh : apa, siapa, di mana, kapan, bagaimana, dan mengapa. Secara
berurutan pertanyaan tersebut mengungkapkan objek yang diteliti, pelakunya, tempat
terjadinya, waktunya, prosesnya, dan sebab-akibatnya.
Pemecahan masalah yang dirumuskan dengan baik dalam skripsi sebagai kajian
hasil penelitian berguna uuntuk mengatasi tantangan terhadap sesuatu, menghilangkan
kesangsian, memisahkan kemenduaan makna, atau menutup celah/jarak antarkegiatan
atau antargejala. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti harus mengidentifikasi
dengan cermat masalah yang akan ditelitinya, membatasi dan merumuskannya dengan
cermat untuk memperoleh jawaban yang tepat. Perumusan masalah yang cermat
merupakan langkah yang penting dalam kegiatan penelitian.
Masalah yang akan diteliti oleh mahasiswa tercakup dalam kajian menurut
program studinya masing-masing. Ruang lingkup masalah yang tercakup dalam kajian
yang ditekuni mahasiswa perlu diperjelas untuk membantu mahasiswa memilih
masalah yang akan dibahas dalam skripsi yang ditulisnya. Masalah yang tercakup
dalam kajian yang dikembangkan di Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin dapat
diarahkan dengan menunjukkan kaitan antara program studi dengan objek kajian
(material) masing-masing dan tujuan secara umum yang juga dicapai penelitian
tersebut. Perinciannya dapat dilihat dalam skema berikut.
6|Page
peneliti untuk memecahkannya. Ketiga, masalah tersebut mempunyai manfaat untuk
diteliti,memperluas/memperdalam pengetahuan peneliti. Keempat, masalah tersebut
tidak menimbulkan kesulitan untuk memperoleh data yang diperlukan. Kelima ,
tersedia dosen pembimbing yang dapat membimbing peneliti (mahasiswa yang
bersangkutan).
E. Judul Skripsi
Judul skripsi harus jelas menggambarkan isi skripsi secara keseluruhan. Judul
disusun secara singkat, jelas dan tidak menimbulkan kemenduaan makna (ambiguitas).
Jika sebuah judul memerlukan anak judul ditempatkan sesudah titik dua. Beberapa
contoh berikut dapat memperjelas petunjuk tersebut.
Contoh :
Komposisi bab skripsi disusun mengikuti urutan tertentu. Skripsi sebagai kajian
hasil penelitian tersusun atas komposisi bab mulai pelengkap, pendahuluan, tinjauan
pustaka, metode penelitian, pembahasan (analisis), penutup. Komposisi bab tersebut
dapat dirinci sebagai berikut.
7|Page
SAMPUL DEPAN
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PENERIMAAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
(ditulis dalam bahasa Indonesia untuk skripsi yang ditulis dalam bahasa asing)
8|Page
BAB 1 PENDAHULUAN
Mengembangkan pertanyaan
Mengembangkan pertanyaan penelitian
penelitian yang
yang
Rumusan dan Ruang bersumber
bersumber dari
dari masalah
masalah yang diidentifikasi.
yang diidentifikasi.
Lingkup Masalah
9|Page
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menyatakan kerangka
Pembahasan teori yang dijadikan landasan pemikiran yang
dan bandingan dikembangkan dalam
penelitian berdasarkan yang
teori yang digunakan
Merumuskan hipotesis
penelitian dan kriteria
pengujiannya (kalau perlu)
BAB III METODE
PENELITIAN
10 | P a g e
BAB IV HASIL PENELITIAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
11 | P a g e
Komposisi bab skripsi yang disebutkan di atas berlaku secara umum untuk
penulisan skripsi mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin. Rincian subbab
pada setiap bab dapat dimodifiksi sesuai dengan kebutuhan kajian masing-masing
berdasarkan saran/petunjuk kedua pembimbing (konsultan) yang bersangkutan.
Khusus untuk Bab IV, judul babnya dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan kajian
yang relevan dengan masalah yang dibahas. Modifikasi lebih lanjut hanya dapat
dilakukan oleh mahasiswa dengan mengajukan permintaan tertulis kepada Dekan
Fakultas. Surat permintaan tersebut memuat alasan-alasan yang rasional tentang
perlunya memodifikasi komposisi bab skripsi yang bersangkutan dan diperkuat
persetujuan kedua pembimbing (konsultan). Jawaban atas permintaan mahasiswa yang
bersangkutan akan diberikan pula secara tertulis dan menjadipegangan baginya dalam
penulisan dan pengujian skripsi tersebut.
G. KESIAPAN MAHASISWA
12 | P a g e
BAB II
FORMAT SKRIPSI
Sebuah karya ilmiah yang final tidak hanya menuntut persyaratan isi (material)
tetapi juga menuntut persyaratan bentuk (formal). Persyaratan bentuk ini menyangkut
bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan (konveksi) yang harus dipenuhi
dalam penulisan karya tulis yang berpredikat ilmiah. Hal ini berlaku paa penulisan
skripsi sebagai tugas akhir penyelenggaraan studi pada jenjang pendidikan S1. Bagian-
bagian pelengkap karya ilmiah yang perlu dicantumkan dalam skripsi akan dijelaskan
secara singkat pada uraian berikut.
Skripsi sebagai karya ilmiah disusun secara tertib mengikuti pedoman yang
berlaku dalam penulisan karya ilmiah. Ada sejumlah persyaratan bentuk (formal) yang
harus diperhatikan dalam penulisannya. Persyaratan bentuk yang dimaksud mencakup
tiga bagian, yaitu: 1) bagian pelengkap pendahuluan, 2) bagian isi (tubuh karya ilmiah),
dan 3) bagian pelengkap penutup. Penjelasan yang dikemukakan pada bab ini meliputi,
petunjuk penyusunan bagian pelengkap pendahuluan, bagian isi, dan bagian pelengkap
penutup.
13 | P a g e
angka Romawi kecil (i,ii,iii,iv,dst) yang ditempatkan pada bagian bawah (tengah).
Unsur-unsur yang dimaksud akan dijelaskan secara singkat pada uraian berikut ini.
a. Judul skripsi
Judul skripsi diketik pada jarak empat cm atau delapan spasi dari pinggir
(margin) atas kertas dengan menggunakan huruf kapital. Bila judul skripsi
memerlukan dua bari pengetikan, maka antara barik pertama dan baris
kedua diberi jarak dua spasi. Di bawah judul skripsi pada jarak tiga
sampai dengan tiga setengah cm diletakkan lambang Universitas
Hasanuddin (tingginya lima cm).
b. Etiket skripsi
Etikan skripsi diketik pada jarak dua cm atau empat spasi dari lambang
Universitas Hasanuddin. Etiket tersebut adalah SKRIPSI yang ditulis
dengan huruf kapital.
c. Keterangan maksud penyusunan skripsi
Keterangan maksud penyusunan skripsi ditempatkan di bawah etiket satu
cm atau dua spasi secara lengkap memuat keterangan skripsi sebagai
berikut:
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar
sarjana
14 | P a g e
Sastra pada Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin.
Keterangan tersebut diketik pada jarak dua spasi antara barik yang satu
dengan baris yang lain. Penempatan baris-barisnya ditata secara simetris.
d. Kata depan oleh
Kata depan oleh dicantumkan pada jarak dua cm atau empat spasi di
bawah keterangan maksud penyusunan skripsi.
e. Nama dan nomor pokok penulis (mahasiswa)
Nama penulis (mahasiswa) dicantumkan di bawah kata oleh pada jarak
dua setengah cm atau lima spasi dengan menggunakan huruf kapital.
Nomor pokok penulis dicantumkan di bawah nama penulis pada jarak satu
cm atau dua spasi.
f. Tempat dan tahun
Tempat penyusunan skripsi dicantumkan pada jarak dua cm atau empat
spasi di bawah nomor pokok penulis dengan menggunakan huruf kapital,
yaitu MAKASSAR. Pada jarak satu cm atau dua spasi di bawahnya
dicantumkan tahun penyusunan skripsi (20...). penetaan halaman judul
skripsi secara lengkap dapat diliat ada contoh (1)
Berikut ini.
15 | P a g e
Contoh (1)
Halaman Judul
BAHASA INDONESIA
SKRIPSI
OLEH
MAKASSAR
2016
16 | P a g e
2. Halaman Persembahan (kalau ada)
Contoh (2)
Halaman Persembahan
Dipersembahkan
Kepada kedua orang tua tercinta
Ayahanda Jamal Ismail
Ibunda Siti Aisyah Usman
3. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan skripsi memuat nama universitas dan fakultas
yang ditulis dengan huruf kapital, pernyataan penerimaan/persetujuan kedua
konsultan, dan persetujuan ketua jurusan/Ketua Program Studi masing-masing
mewakili Dekan Fakultas. Penulisan unsur-unsur halaman pengesahan yang
dimaksud seperti berikut.
ɑ. Nama Universitas dan Fakultas
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
17 | P a g e
b. Persetujuan Konsultan
Sesuai Surat Tugas Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin
Nomor:..........Tanggal..........20...., dengan ini kami menyatakan menerima
dan menyetujui skripsi ini.
Makassar,.................20.........
Nip....................................................
18 | P a g e
ɑ. Nama universitas dan fakultas
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
b. Keterangan penerimaan
5. KATA PENGANTAR
Kata pengantar salah satu unsur bagian pelengkap pendahuluan yang perlu
dicantumkan dalam penyusunan skripsi. Bagian ini kadang-kadang diberi
judul ucapan terima kasih. Bagian ini seluruhnya ditulis dengan huruf kapital,
yaitu KATA PENGANTAR. Isinya memuat hal-hal berikut ini:
1) Pernyataan rasa syukur atau gembira karena penulis telah dapat
merampungkan tugas penulisan skripsi;
2) Penjelasan singkat tentang tujuan penulisan skripsi tersebut;
3) Suka duka penulis selama melaksanakan penyusunan skripsi tersebut;
4) Pernyataan penulis tentang keterbatasan-keterbatasan yang menyertai
penulisan skripsi tersebut sebagai kerendahan hati dengan iringan
19 | P a g e
kesediaan untuk menerima kritik atau koreksi sebagai upaya
penyempurnaan;
5) Penyampaian terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan skripsi tersebut;
6) Harapan penulis tentang adanya manfaat penyusunan skripsi tersebut
sebagai sumbangan pikiran penulis kepada bangsanya dan pengembangan
ilmu pengetahuan yang berkaitan topic yang dibahasnya.
Kata pengantar ditulis secara singkat dengan menggunakan ungkapan-
ungkapan yang sederhana dan merangkum isi butir 1) sampai dengan butir
6) di atas. Penulisan kata pengantar disesuaikan dengan
kebutuhan/pengalaman penulis masing-masing dan penyusunannya dapat
dilihat pada contoh (5) berikut.
Contoh (5)
Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini adalah upaya
penulis memenuhi salah satu syarat ujian akhir guna memperoleh gelar
Sarjana Sastra pada Jurusan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra Universitas
Hasanuddin. Ada berbagai rintangan yang penulis hadapi dalam upaya
perampungan tugas ini tetapi dengan ketekunan dan kerja keras yang
disertai doa, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan pada waktu
yang direncanakan.
Penulis menyadari adanya berbagai kekurangan yang terdapat dalam
skripsiini sebagai akibat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis selalu membuka diri untuk
menerima koreksi atau kritik yang konstruktif dari berbagai pihak sebagai
upaya penyempurnaan skripsi ini. koreksi atau kritik tersebut tidak saja
20 | P a g e
berguna untuk memperbaiki karya tulis ini tetapi juga berguna untuk
perkembangan ilmu pengetahuan yang penulis geluti selama ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapat bantuan,
dorongan semangat, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu,
selayaknyalah pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada :
1) Prof. Dr. H. Muh. Darwis, M.S. dan Drs. H. Kaharuddin, M.Hum.
masing-masing sebagai konsultan I dan konsultan II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat dirampungkan.
2) Ketua dan Sekretaris Jurusan Sastra Indonesia masing-masing Drs. H.
Hasan Ali, M.Hum. dan Dra. Muslimat, M.Hum ;
3) Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing penulis menekuni
berbagai mata kuliah dari awal hingga akhir studi di Fakultas Sastra
Universitas Hasanuddin;
4) karyawan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin yang telah
melayani penulis dengan baik;
5) kedua orang tua tercinta dan segenap keluarga yang telah mengasuh,
membimbing, dan berdoa demi tercapainya cita-cita penulis;
6) rekan-rekan mahasiswa dan pihak-pihak lain yang tak sempat penulis
sebutkan namanya satu per satu, yang telah memberikan bantuan yang
tulus kepada penulis selama ini.
Semoga segala bantuan yang penulis terima dan berbagai pihak tersebut
mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Pengasih. Semoga pula karya
ini dapat diterima sebagai sumbangan pikiran penulis untuk
pembangunan bangsa khususnya pada aspek pembinaan dan
pembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa
Negara Republik Indonesia yang kita cintai bersama, Amin
21 | P a g e
Makassar, Juli 2016
Penulis
6. Daftar Isi
Daftar isi merupakan rekapitulasi dari keseluruhan pada judul bab dan
subbab dengan penunjukan halaman penempatannya. Judul-judul bab ditulis
dengan huruf kapital semua. Sedangkan judul subbab ditulis dengan huruf
kapital sebagai huruf pertama pada tiap-tiap kata (kecuali kata tuga yang bukan
pada posisi awal).
Tanda urutan judul bab menggunakan angka Romawi (I, II, III, IV, dan
V). Rincian judul subbab diberi tanda urutan (A,B, C, D, dan seterusnya).
Rincian subbab dengan angka Arab (1,2,3,4 dan seterusnya) dan rincian
anak subbab dengan huruf kecil (a, b, c, d, dan seterusnya). Penataan daftar
isi dengan tanda urutan yang terinci dan konsisten dapat dilihat pada contoh
(6) berikut.
Contoh (6)
Daftar isi
Tanda urutan judul bab menggunakan angka Romawi (I, II, III, IV, dan
V). Rincian judul subbab diberi tanda urutan (A,B,C,D, dan seterusnya).
Rincian subbab dengan angaka Arab (1,2,3,4, dan seterusnya) dan rincian anak
22 | P a g e
subbab dengan huruf kecil (a,b,c,d, dan seterusnya). Penataan daftar isi dengan
tanda urutan yang terinci dan konsisten dapat dilihat pada contoh (6) berikut.
Contoh (6)
Daftar Isi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................iii
ABSTRAK .................................................................................................................ix
SINOPSIS ..................................................................................................................x
BAB 1
PENDAHULUAN………………………………………………….…………..1
23 | P a g e
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………10
A. Pembahasan Teori…………………………………….………………10
B. Hasil Penelitian yang Relevan……………………………….……….14
C. Kerangka Pemikiran……………………………………………….…18
D. Hipotesis Penelitian……………………………………….……….…20
A. Desain Penelitian………………………………………………..……21
B. Instrumen Penelitian………………………………………………….23
C. Sampel Penelitian…………………………………………..………...25
D. Teknik Analisis Data…………………………………………………26
E. Prosedur Penelitian……………………………………...……………28
A. Variabel Penelitian………………………………………………..…30
B. Deskripsi Hasil Penelitian…………………………………………...30
C. Pengujian Hipotesis……………………………….…………………40
D. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………..…59
BAB V PENUTUP……………………………………………………………65
A. Simpulan…………………………………………….……………..89
B. Saran-Saran……………………………………………….….…….94
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………95
LAMPIRAN…………………………………………………………………..96
DAFTAR INDEKS…………………………………………………………..104
DAFTAR RALAT…………………………………………………………....106
24 | P a g e
7. Daftar Tabel/Gambar/Bagan/Keterangan Lain
Pembahasan dalam skripsi sering dilengkapi dengan sejumlah table,
gambar, atau keterangan lain yang disajikan secara berurutan. Table,gambar,
bagan, atau keterangan lain tersebut disusun dalam daftar tersendiri sebelum
abstrak. Judul daftar tersebut disesuaikan dengan isinya seperti yang dilihat
pada contoh (7) berikut.
Contoh (7)
Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
TABEL
HALAMAN
25 | P a g e
/ / : Kurang miring, mengapit unsur fonologis, mis./makin/
{ } : Kurung kurawal, mengapit unsur gramatikal, mis. Morfem plural
Ing. {-S}
< > :Kurung sudut, mengapit lambang grafis
+ : menandai batas morfem, mis. Rasa+kan
BI : bahasa Indonesia
CA : Cagar Alam
Ed. : Editor
Jw : bahasa Jawa
26 | P a g e
L : bahasa Latin
loc.cit. : Loco Catito ( pada sumber yang telah disebutkan tetap telah diantarai
sumber lain)
Pr : bahasa Prancis
9. Abstrak
Abstrak adalah bagian pelengkap skripsi yang memuat ringkasan atau sari
tulisan. Bagian pelengkap ini harus menggambarkan secara keseluruhan isi
skripsi melalui penjelasan yang singkat dan padat. Isinya mencangkup tentang
penjelasan topic pembahasan, urgensi pembahasannya, tujuan pembahasannya,
metode yang digunakan, dan hasil pembahasan yang diperoleh. Keseluruhan
aspek yang dimaksud dapat tercangkup dalam uraian singkat sepanjang
setengah sampai dengan satu halaman. Penulisan abstrak yang ditunjukkan
pada contoh (9) dapat dijadikan bahan bandingan.
Contoh (9)
Abstrak
ABSTRAK
27 | P a g e
Analisis terhadap hal tersebut cukup penting untuk memahami saling
hubungan antara karya sastra dan lingkungan social budayanya.
10. Sinopsis
Pencantuman sinopsis dalam skripsi tidak menjadi keharusan untuk semua
skripsi. Penulisan synopsis hanya diperlukan pada objek pembahasan tertentu.
Khusus untuk skripsi yang ditulis dalam bahasa asing, dicantumkan sinopsisnya
dalam bahasa Indonesia. isi synopsis merangkum keseluruhan uraian yang
dimaksud yang disajikan secara ringkas dan berimbang dalam jumlah halaman
yang terbatas. Sebagai bagian pelengkap pendahuluan, sinopsis ditempatkan
28 | P a g e
sebelum bab pendahuluan dan menggunakan angka Romawi kecil pada
penomoran halamannya.
1. Pendahuluan
ɑ. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah dalam penelitian/penulisan menyajikan
gambaran yang dapat menjelaskan apa/mengapa suatu penelitian menarik untuk
diteliti. Atau, latar belakang masalah menguraikan apa yang mendorong
seorang untuk mengangkat suatu masalah. Biasanya latar belakang diuraikan
dalam bentuk deduktif, dimulai dengan hal-hal yang umum dan diakhiri dengan
pembatasan masalah.
Ada dua model yang dapat digunakan dalam membuat latar belakang
masalah, yaitu:
1) menguraikan adanya kesenjangan antara kondisi objektif dengan
kondisi normative/asumsi-asumsi tertentu;
2) menggambarkan pengembangan teori atau suatu kondisi objektif tanpa
membandingkannya dengan kondisi normatif. (Prastyo dan Lina,
2003:57)
29 | P a g e
judul. Pada bagian ini, peneliti/penulis dapat memberikan gambaran kondisi
objektif dengan menggunakan alat bantu seperti : WHAT (apa yang terjadi),
WHO (siapa yang mengalaminya), WHEN (kapan terjadi masalahnya),
WHERE (dimana permasalahan itu muncul secara spesifik), WHY (mengapa
gejala tersebut dapat muncul), dan HOW (bagaimana hubungannya dengan
gejala lain). Penggunaan alat bantu ini tidak terpisah dengan model yang
digunakan dalam merumuskan latar belakang masalah.
c. Tujuan Penelitian
Pada bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang dicapai. Tujuan
penelitian selaras dengan rumusan masalah, atau dengan kata lain dapat
menjawab pertanyaan penelitian pada rumusan masalah. Tujuan penelitian
30 | P a g e
merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh peneliti sebelum melakukan
penelitian dan mengacu pada permasalahan yang telah diungkapkan
sebelumnya. Tujuan penelitian/penulisan dapat menjelaskan, mendeskripsikan,
menunjukkan cara/hubungan terhadap masalah yang telah dirumuskan
sebelumnya. Cara pengungkapan tujuan penelitian umumnya diawali dengan
kalimat seperti, “untuk………….., atau penelitian ini bertujuan……………..”
dan seterusnya.
d. Manfaat Penelitian
2. Hipotesis Penelitian
Dugaan-dugaan itu mungkin benar, mungkin juga salah. Akan ditolak bila salah
dan akan diterima bila fakta-fakta (empiris) membenarkannya. Penolakan dan
31 | P a g e
penerimaan hipotesis bergantung pada hasil penelitian terhadap data yang
dikumpulkan.
Simpulan sementara dari hipotesis itu tidak dibuat semena-mena, tetapi atas
dasar pengetahuan yang diperoleh dari :
(1) Setiap hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap masalah yang akan
diteliti;
(2) Setiap hipotesis harus dapat diuji terseniri untuk menetapkan hipotesis yang
paling sesuai dengan segala macam bukti yang dapat dikumpulkan.
3. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan seleksi dari bagian macam buku atau sumber informasi
yang mengandyng sudut pandang yang berbeda dan bertentangan satu sama lainnya.
Tinjauan pustaka lebih ditekankan kepada relevansi bahan informasi (acuan) dengan
maslaah, tujuaan/kegunaannya, kerangka pemikiran dan seagainya. Tinjauan pustaka
dimisalkan sebagai “perakitan” selektif dari berbagai komponen informasi baik analog,
paralel, menunjang, maupun yang bertentangan satu sama lainnya. Oleh karena itu,
tinjauan pustkaan harus bersifat selektif, kritis, komparatif, dan analitis.
32 | P a g e
Semua bacaan harus diberi ulasan dan kritik. Apabila suatu bahasan dikemukakan
tanpa ulasan atau kritik, konsekuensinya adalah penulis menyetujui sepenuhnya bahan
atau pendapat yang dikutipnya dan penulis harus bertanggung jawab penuh terhadap
apa yang dikutipnya. Karya ilmiah seperti bukanlah karya kompilasi atau tabulasi.
Bahan-bahan dari berbagai sumber bukan ssemata-mata dikumpulkan semacam daftar
himpunan karya melainkan harus diolah dengan kritik, koreksi, tambahan, dan
pengkonstruksianyang logis menurut tata pikir analitik-sinetik seperti siisyaratkan
dalam cara berpikir ilmiah.
Hasil pembacaan buku-buku atau referensi relevan adalah untuk menemukan hal-
hal berikut ini :
4. Metode Penelitian
Mmetode penelitian adalah cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian. Bila
dipandang dari segi pelaksanaannya metode sebagi cara kerja pikiran dalam rangka
memhami objek yang diteliti. Metode penelitian dianggap paling penting dalam
33 | P a g e
menilai kualitas hasil penelitian. Oleh karena itu, keabsahan suatu penelitian ditentukan
oleh metode penelitian.
5. Pembahasan
34 | P a g e
6. Kesimpulan
Pada bagian ini dinyatakan secara singkat temuan-temuan penelitian, implikasi hail
penelitian pembahasan (analisis data), dan saran-saran konseptual yang berkaitan
dengan temuan penelitian, serta penelitian lanjutannya (kalau ada).
1. Daftar Pustaka
Daftar pustaka termasuk bagian pelengkap penutup skripsi yang harus ada pada
setiap skripsi dan karya ilmiah yang lain. Daftar tersebut memuat keterangan tentang
sumber-sumber rujukan atau pengambilan bahan informasi yang dikembangkan dalam
skripsi yang berasal dari buku-buku, artikel-artikel teretentu dalam jurnal, majalah,
atau surat kabar, internet dan sumber penerbitan lain. Sumber informasi yang
dimasukkan dalam daftar pustaka adalah yang disebut dalam kutipan, baik dalam
kutipan langsung maupun dalam kutipan tak langsung. Daftar pustaka ditempatkan
sesudah bab terakhir skripsi (bab penutup) dan diberi judul DAFTAR PUSTAKA atau
BIBLIOGRAFI. Ada sejumlah aturan yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
daftar pustaka sesuai dengan kelaziman yang berlaku dalam penyusunan karya ilmiah.
35 | P a g e
sumber pengambilan informasi yang dicantumkan sebagai pustaka acuan dibedakan
penyajiannya berdasarkan asalnya, yaitu dari buku, dari artikel dalam jurnal, majalah,
dan surat kabar, atau internet. Sumber-sumber tersebut perlu diperhatikan dalam
penyusunan daftar pustaka karena mempunyai aturan yang berbeda. Aturan-aturan
yang dimaksud akan dirinci pada butir-butir berikut.
36 | P a g e
Kridalaksana, Harimurti. 1986. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta : Gramedia
al-Ghalayiny, al-Shaykh Mustafa. 1985, Jami’ al-Durus al-
‘Arabiyyah.Jilid I. Cet. Ke-14. Beirut : al-Maktabah al-Asriyyah
Soedarso. 1988. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta : Gramedia
b) Pustaka acuan dengan dua orang penulis.
Pustaka acuan yang ditulis oleh dua orang penulis harus dicantumkan secara
lengkap pada daftar pustaka. Nama penulis pertama saja yang dibalik
susunannya, sedangkan nama penulis yang kedua ditulis sesuai dengan yang
tercantum pada pustaka acuan. Penyajiannya dapat dilihat pada contoh (18)
berikut.
Contoh (18)
Sumardjo, Jakob dan Saini K.M (Ed). 1986. Analogi Apresiasi
Kesustraan. Jakarta : gramedia
Hartman, R.R.K. and F.C . Stork. 1972. Dictionary of Language and
linguistic. London : Applied Science Publishers Ltd.
37 | P a g e
Akhadiah, M.K., Sabarti, dkk. 1985. Buku Materi Pokok Bahasa
Indonesia. Jakarta : Karunika.
Basang, Dijirong, dkk. 1985. Buku Pedoman Ejaan Bahasa Makassar.
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
38 | P a g e
tidak dicantumkan). Unsur yang dicantumkan pada daftar pustaka disesuaikan
dengan keterangan yang tercantum dalam majalah atau surat kabar yang memuat
artikel yang dimaksud. Penyajiannya dapat dilihat pada contoh (21) berikut.
Contoh (21)
Martens, Michael P. 1987. “Dialek Bahasa Uma”. Majalah Lontara. No. 34
tahun XXVI
Parera, J.D. 1980 “Kalimat Efektif“. Majalah Pengajaran Bahasa dan Sastra.
No. 1 tahun VI
Wirosarjono, Soetjipto, 1992. “Menyongsong PJPT II dan Masalah Sumber
Daya Manusia”. Harian Prima. No.1 tahun XVIII. Hlm 18.
39 | P a g e
4. Skripsi, tesis, dan disertasi.
Sumber acuan dari skripsi, tesis, dan disertasi ketentuan penyusunan unsur-
unsur publikasinya sama dengan arttikel dalam majalah atau surat kabar.
Contoh (23)
Ali, Juriani Mahada. 2002. “Konflik dalam Novel Under The Green Tree :
Karya Thomas Hardy” . Skripsi Sarjana, Makassar: Fakultas sastra
Universitas Hasanuddin.
Agussalim, 2009. “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Komputer
terhadap Kemampuan Penggunaan Damir pada Siswa SD Islam Terpadu
Wihdatul Ummah Kecamatan Panakukkang Kota Makassar”. Skripsi
Sarjana. Makassar: Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin.
40 | P a g e
c) Jurnal edisi cetak yang dapat diakses
Contoh (26)
Haug, Michaela. “Kemiskinan dan Desentralisasi di Kutai Barat:
Dampak Otonomi Daerah terahadap Kesejahteraan Dayak Benuaq. “
Centre For International Forestry Research (2007).
http://www.pdfqueen.com/html/aHRocDovL3D3dvy5jaWZvci5vcm(c
vcHVibgljYXRpb25zL3BkZ19maWxlcy29rcy9CSGFIZzA3MDFJLB
kZ= (Diakses 25 November 2009)
d) Jurnal elektronik online.
Contoh (27)
Masud, Lover. “Iraqis Pay ? the Arrogance of The US.” Future Islam :
A Journal of Future Ideology that Shapes today the World of Tomorrow.
http://futureislam.com/20030701/Leaders/enver/Iraqis% 20 Pay-
The%20 Arrogane%20the%20U.S.asp (25 November 2009).
e) Artikel majalah online.
Contoh (28)
Sabra, Ponn. “The Sunnah of Suhoor-New York Times is Capturing It’s
Unique Beuty Too.” American Muslim Mom, 13 September 2009.
http://americanmuslimmom.com/sunnah-suhoo-york-times-capturing-
unique -beauty (25 November 2009)
f) Artikel surat kabar online.
Contoh (29)
Fonda, David J. “Memahami Ketabahan dari Keramik Antik” . Tribun-
Timur.com 25 Nopember 2009 . http://www.Tribun Timur.
Com/read/artikel/read/artikel/59706 (25 Nopember 2009)
g) Artikel alam ensiklopedia online.
Contoh (30)
41 | P a g e
“ Arab World” Wikipedia the Free Enxyclopedia.
http://en.wikipedia.org/wiki/Arab_world (25 Nopember 2009)
h) Entri dalam kamus online
Contoh (31)
“Yusuf”. Kamus Orisinil Dictionary on Your Finfer.
Http://kamus.orisinil.com/English-Indonesia/Home (25 November
2009)
i) Situs kelompok, organisasi atau lembaga (yang bertindak sebagai
pengarang)
Contoh (32)
Himpunan Mahasiswa Islma (HMI) “Deklarasi Oposisi Mahasiswa”
Situs Resmi HMI. http:// www.hmi.or.id/index.php ?
Pilih+news&mod=yes&aksi=lihat&id=115 (25 Nopember 2009)
j) Situs kelompok, organisasi atau lembaga (yang tidak berfungsi sebagai
pengarang).
Contoh (33)
“Kreatif, Mahasiswa Wirausaha Listrik Potensi Daerah.” Situs Resmi
Universitas Hasanuddin Makassar. http://www.unhas.ac.id/index.
Php?option=com_content&ask=view&id=189&itemid=1 (25
Nopember 2009)
k) Situs pemerintah
Contoh (34)
Pemerintah Kota Makassar. “Sejarah Kota Makassar” Website
Pemerintah Kota Makassar,
http:/makassarkota.go.id/ind.php?option=com_content&task=view&id
=36&itemid=4 (25 November 2009)
42 | P a g e
Pustaka acuan yang digunakan dalam penulisan skripsi ditempatkan dalam
daftar pustaka secara berurutan berdasarkan huruf awal penulisannya (secara
alfabetis). Jika huruf pertama sama, maka nama penulis diurut dengan melihat
huruf kedua dan seterusnya. Nama penulis yang sama dari pustaka acuan yang
berbeda ditulis sekali saja, sedangkan yang berikutnya ditandai dengan garis
mendatar sepanjang nama keluarga/marga penulis tersebut. Jika pustaka acuan
tersebut mengambil tempat lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya
ditempatkan masuk ke dalam jarak lima ketukan dari batas tulisan sebelah kiri
(margin kiri). Perguruan pustaka acuan pada daftar pustaka dapat dilihat pada
contoh (35) berikut.
Contoh (35) :
DAFTAR PUSTAKA
Arfin, E. Zaenal dan S. Arman Tasai. 1990. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Cetakan IV. Jakarta : Mediyatama Sarana Perkasa.
Badudu, J.S. 1979. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Cetakan IX. Bandung : Pustaka
Prima.
Halim, Amran. 1980. “Bahasa Indonesia Baku”. Majalah Pengajaran Bahasa dan
Sastra. No 4 Tahun IV. Jakarta : Pusat Pembina dan Pengembangan Bahasa.
Hasan, Abdullah, dkk. 1987. Kesalahan Bahasa dalam Bahasa Malaysia. Kuala
Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka.
43 | P a g e
Kridalaksana, Harimurti. 1957. “Beberapa Ciri Bahasa Indonesia Standar”. Majalah
Pengajaran Bahasa dan Sastra. No. 1 Tahun I. Jakarta : Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Wafi, ‘AliAbd. al-wahid. 1968. Figh al-lughah. al-Qahirah :Lajnah al-Bayan al-
Bayan al-Arabiyyah.
Zainuddin, s., 1956. Dasar-dasar Tata Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
2. Lampiran
Transliterasi adalah penyalinan dari huruf dari satu abjad ke abjad lainnya,
misalnya penyalinan huruf Arab terdapat beberapa fonem yang tidak terdapat dalam
fonem bahasa Indonesia. untuk menyesuaikan fonem dalam kedua bahasa tersebut,
maka perlu mengikuti sistem transliterasi yang sudah baku. Adapun sistem transliterasi
ini merujuk pada “Pedoman Transliterasi Arab/Latin” hasil keputusan bersama (SKB)
44 | P a g e
Mentri Agama dan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI serta sistem transliterasi
Internasional.
Terdapat dua cara transliterasi huruf Arab mengenai artikel atau sandang dalam
sistem transliterasi Arab yang dilambangkan dengan huruf alif lamma’rifah. Pertama
ialah transliterasi menurut bunyi, dan yang kedua, ialah transliterasi menurut huruf.
Contoh :
Contoh lengkap sistem transliterasi (Arab Latin) dapat dilihat pada lampiran.
Indeks adalah salah satu bagian pelengkap penutup karya ilmiah yang memuat
daftar nama atau istilah yang digunakan dalam uraian pelengkap dengan menunjukkan
nomor halaman masing-masing. Pencantuman indeks dalam skripsi tidak merupakan
keharusan. Jika penulis yang bersangkutan
Menganggap perlu melengkapi karyanya dengan indeks, maka daftar nama atau
istilah yang dimaksud disusun, secara berkelompok berdasarkan urutan abjad
nama atau istilah. Setiap kelompok dipisahkan dalam jarak empat spasi dan di
belakang setiap kata diberi tanda koma, lalu diikuti dengan nomor-nomor
halaman yang memuat kata-kata yang dimaksud dalam karya tersebut. Melalui
45 | P a g e
indeks tersebut, pembaca dapat dengan mudah dan cepat menemukan kata-kata
tersebut dalam konteksnya masing-masing pada halaman-halaman yang
ditunjukan oleh penulisnya. Penulisan indeks dapat dilihat pada contoh (36)
berikut.
Contoh (36)
Indeks
INDEKS
46 | P a g e
demonstrativa, 13, 19 homonim, 17
Contoh (37)
Daftar ralat
DAFTAR RALAT
47 | P a g e
56 17 Hubungan Hubungan
67 3 Fungsi fungsional
69 4 Dwi bahasa Kedwibahasaan
78 9 Paduan bunyi Paduan leksem
Alih kode Campur kode
48 | P a g e
BAB III
Skripsi sebagai salah satu jenis karya ilmiah harus memenuhi persyaratan
tertentu. Persyaratan tertentu mencakup isi skripsi dan format penyajian yang standar.
Banyak hal yang perlu diperhatikan agar mahasiswa dapat membuat laporan sesuai
dengan standar pelaporan atau penulisan yang bersifat umum. Salah satu hal yang perlu
diperhatikan adalah tata cara penulisan naskah skripsi yang meliputi hal-hal yang akan
dijelaskan berikut ini.
49 | P a g e
penulisan nama judul buku, majalah, surat kabar dalam uraian teks, untuk
menegaskan kata-kata tertentu dan untuk menuliskan istilah-istilah ilmiah
yang belum disesuaikan ejaanya.
2. Bilangan dan Satuan
Bilangan ditulis dengan angka, kecuali pada permulaan kalimat,
Contoh :
Jumlah produksi sepeda motor dalam negeri 14.000 unit per tahun.
Lima belas ribu tenaga kerja menolak berangkat ke luar negeri.
Bilangan desimal ditandai dengan koma bukan dengan titik.
Contoh :
Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa titik di belakangnya.
Contoh : Rp 12,000,00
70 m
36 kg
22
3. Jarak baris
Jarak antarbaris dibuat 2 spasi, kecuali intisari, kutipan langsung, judul
tabel, dan judul gambar yang lebih dari satu baris, serta daftar pustaka
ditulis dengan jarak 1 spasi.
4. Batas Pengetikan
Ketikan ditata dengan rapi dan diatur batas-batasnya sebagai berikut:
Tepi (margin) atas : 4 cm (8 spasi)
Tepi (margin) bawah : 3 cm (6 spasi)
Tepi (margin) kiri : 4 cm (8 spasi)
Tepi (margin) kanan : 3 cm (6 spasi)
5. Paragraf baru
Paragraf dimulai ketikan pada ketukan ke-6 dari batas permulaan mulai
mengetik.
6. Permulaan kalimat
50 | P a g e
Bilangan atau lambang yang memulai suatu kalimat harus dieja.
Contoh :
Sepuluh responden telah selesai mengisi kuisioner.
Dalam penelitian ini, responden yang digunakan sebanyak 100 orang.
51 | P a g e
kurung, contoh : (1), (2), (3) dan seterusnya, tanpa diikuti tanda titik.
Pembagian kategori yang lebih kecil lagi menggunakan huruf kecil dalam
kurung, contoh : (a). (b), (c), dan seterusnya, tanpa tanda titik di belakang
nomor. Judul kategori yang lebih kecil diawali huruf kapital dan diakhiri
tanda titik.
Untuk memudahkan dalam menulis skripsi, maka bab dan bagian-
bagiannya diberi nama seperti di bawah ini:
Nama Pembagian Penomoran
Bab I, II,
III
Subbab
A, B, C
Sub-subbab
1, 2, 3
Anak sub-subbab a, b,
c
Pasal 1),
2), 3)
Ayat a),
b), c)
Kategori (1),
(2), (3)
Kategori yang lebih kecil (a),
(b), (c)
D. Pengaturan Halaman
Bagian ini terdiri atas penomoran halaman, tabel (daftar), dan gambar. Nomor
halaman bagian awal. Pada bagian pelengkap pendahuluan skripsi, nomor halaman
52 | P a g e
menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv dan seterusnya), diletakan di tengah
kertas bagian bawah dengan jarak 1,5 cm dari tepi bawah.
Pada halaman judul nomor halaman tidak ditulis tetapi harus diperhitungkan.
Nomor halaman bagian pokok di bagian akhir. Pada bagian pokok dan akhir skripsi,
nomor halaman menggunakan angka Arab (1, 2, 3, 4, dan seterusnya), ditulis di
sebelah pojok kanan atas dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi
atas. Pada halaman judul bab, nomor halaman ditulis di tengah bagian bawah dengan
jarak 1,5 cm dari tepi bawah.
Contoh (10)
53 | P a g e
Pengaturan Pengetikan dan Penempatan Nomor Halaman
E. Penggandaan Skripsi
Skripsi yang sudah rampung penulisannya sebaiknya dibaca ulang secara
cermat untuk memeriksa kemungkinan adanya kesalahan. Kesalahan tersebut
diperbaiki terlebih praktis dilakukan melalui fotokopi. Skripsi digandakan
54 | P a g e
sebanyak delapan eksemplar, masing-masing satu eksemplar untuk penulis yang
bersangkutan (aslinya), dua eksemplar untuk konsultan (I dan II), dua eksemplar
untuk fakultas, satu eksemplar untuk jurusan/program studi, dan dua eksemplar
untuk perpustakaan universitas. Skripsi dapat dijilid rapi setelah proses ujian dan
perbaikkan dengan mendapat persetujuan panitia ujian.
G. Teknik Pengutipan
1. Dasar pengutipan
Pengutipan merupakan suatu proses atau cara yang selalu dilakukan dalam
penulisan karya ilmiah, termasuk skripsi. Ada beberapa alasan yang
mendorong seorang penulis perlu mengutip pendapat orang lain. Alasan-
alasan yang dimaksud antara: 1) untuk menguatkan pendapat yang
dikemukakan, 2) untuk membentuk kerangka pemikiran, 3) untuk bahan
bandingan bagi pembaca, 4) dan untuk menegaskan isi uraian. Kutipan
sebagai pinjaman pendapat orang lain harus ditulis secara cermat dan
ditempatkan dalam penulisan karya ilmiah.
55 | P a g e
Dalam penulisan skripsi, pengutipan dilakukan berdasarkan kebutuhan
penulis (mahasiswa) sesuai dengan alasan-alasan yang dikemukan di atas.
Penulis skripsi harus mampu memilih kutipan yang benar-benar dibutuhkan.
Kutipan tersebut memberikan peluang yang cukup baginya untuk
mengembangkan pemikiran sendiri terhadap masalah yang dibahasnya dalam
kapasitasnya sebagai seorang calon sarjana. Kutipan-kutipan yang dikemukan
dalam skripsinya harus mampu menunjang pemikiran yang bersangkutan.
2. Jenis-jenis Kutipan
Ada dua jenis kutipan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah, yaitu
kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah
pinjaman pendapat orang lain yang diambil sesuai dengan susunan kata dan
kalimat dari sumber aslinya. Kutipan tidak langsung adalah pinjaman
pendapat orang lain yang diambil sesuai dengan ide pokoknya atau sarinya
dan dikemukakan kembali menurut sususnan kata dan kalimat dari penulis
(pengutip) yang bersangkutan. Penggunaaan kutipan tidak langsung
memerlukan kecermatan yang lebih tinggi agar ide pokok yang dikemukakan
oleh penulis skripsi sesuai dengan maksud penulis yang dikutip. khusus untuk
kutipan yang diambil dari penuturan lisan, penulis skripsi harus meminta
pengesahan lebih dahulu dari sumbernya sebelum menyajikan secara resmi
dalam karyanya agar kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Ada
beberapa aturan yang perlu diketahui oleh penulis skripsi dalam penggunaan
kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
a. Kutipan Langsung
Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris ketikan
diintergrasikan langsung dengan urai (teks) dan diapit dengan tanda
petik atau tanda kutip (“...”). Jarak antara baris kutipan sama dengan
jarak antara baris uraian, yaitu dua spasi. Di depan atau di belakang
kutipan disertakan keterangan sumber rujukan yang mencakup nama
56 | P a g e
pengarang, tahun terbit, dan halaman yang dikutip. Hal ini bisa diliat
pada contoh (12).
Contoh (12)
Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris
Dalam uraiannya tentang konsep simbol, Parera (1990:169)
menyimpulkan bahwa, “Bahasa simbolik adalah bahasa tentang
fakta; simbol-simbol bersifat pribadi dan memungkinkan pengujian
dengan fakta. Bahasa tulisan ilmiah atau laporan harus.
57 | P a g e
Masyarakat indonesia adalah masyarakat yang majemuk. Strategi
pengembangan kebudayaan yang aman dan positif hanya dapat tercipta jika
dilandasi oleh pandangan yang menghargai kemajemukan tersebut. Hal ini
disinggung oleh Kayam (1981 : 19) sebagai berikut:
Negeri kita adalah satu kepulauan dengan wilayah yang tersebar. Dalam
puluhan pulau itu bermukim ratusan wilayah old-societies. Ini satu
kenyataan bukan hanya sejarah akan tetapi juga geografis. Dan
kebudayaan sering kali adalah geografi juga. Baiklah ini kita terima
sebagai kenyataan yang keras dan justru harus kita terima sebagai
modal. Maksud saya kemajemukan ini mestilah kita bisa kelola sebagai
unsur-unsur positif untuk melahirkan hadirnya kebudayaan baru yang
disebut Indonesia itu. Ini tidak gampang, bahkan sulit. Akan tetapi suatu
strategi kebudayaan yang memaksakan homogenitas yang monolit dari
kenyataan kemajemukan itu juga tidak menjajikan suatu alternatif yang
lebih aman dan postifi.
58 | P a g e
kelompoknya. Atau kebudayaan bisa dianggap sebagai bagian
lingkungannya yang diciptakan manusia.
Istilah teknis ini mempunyai arti yang lebih luas dibandingkan
kebudayaan menurut ilmu sejarah dan kesustraan. Sebuah belanga tempat
memasak yang sederhana merupakan hasil kebudayaan yang sama dengan
sonata ciptaan Bethoven. Dalam bahasa sehari-hari sesorang berkebudayaan
adalah orang yang bisa berbicara dalam bahasa yang bukan bahasanya
sendiri, yang memahami sejarah sastra, filsafat atau seni.
59 | P a g e
yang akan dikutip ke kutipan langsung sehingga tanggung jawab penulis
skripsi lebih ringan. Dalam hal ini, yang perlu dijaga hanyalah segi
relevansi kutipan tersebut dengan uraian yang dikemukan. Contoh
kutipan tak langsung berikut dapat disajikan sebagai bahan bandingan
terhadap contoh kutipan langsung yang dikemukakan sebelumnya.
Contoh (15)
Kutipan Tak Langsung
Resepsi sastra mencoba menilai karya sastra dalam kaitan karya
tersebut dengan pembacanya. Makna sebuah karya sastra menjadi
konkret dalam hubungan penerimaan karya sastra itu dengan
pembacanya (Junus, 1985 : 2). Hal yang demikian merupakan
pandangan baru dalam pengkajian karya sastra. Sebelum itu, karya
sastra sering dicari dalam kaitan dengan penulisanya atau dianggap
terdapat dalam karya itu sendirinya.
Contoh (16)
Kutipan Tak Langsung
Ada hubungan yang erat antara sastra dan psikologi. Dalam
hubungan ini, Wellek dan Warren (1989 : 90) memperkenalkan
istilah “ psikologi sastra ”. menurut kedua penulis ini, istilah
tersebut mempunyai empat kemungkinan pengertian, yaitu pertama
adalah studi psikologis pengarang sebaagi pribadi, kedua adalah
studi proses kreatif, ketiga adalah hukum-hukum psikologi yang
diterapkan pada karya sastra, dan keempat adalah studi dampak
sastra pada pembaca (psikologi pembaca). Yang paling berkaitan
dengan sastra adalah pengertian yang ketiga.
60 | P a g e
3. Penyajian Kutipan
Penyajian kutipan dan sumber kutipanya dalam skripsi harus dilakukan
secara cermat sesuai dengan petunjuk pada butir (a) dan (b) di atas. Untuk
memudahkan penulis menyajikan kutipanya, baik berupa kutipan langsung
maupun kutipan tak langsung, ada beberapa patokan yang perlu mendapat
perhatian. Patokan tersebut terinci sebagai berikut.
a. Sumber Kutipan
Sumber kutipan disebutkan secara langsung pada kutipan tersebut.
Hal ini dapat dilihat pada contoh (13) dan (14) pada kutipan langsung
dan contoh (15) dan (16) pada kutipan tidak langsung. Penyajian kutipan
dengan sumbernya harus didahului dengan kalimat pengantar yang
relevan sehingga koherensi paragraf tetap terjaga. Berdasarkan patokan
tersebut, tidak diperlukan adanya catatan kaki untuk menyebutkan atau
menyajikan keterangan sumber kutipan. Catatan kaki atau catatan pada
akhir setiap bab dapat digunakan untuk menyajikan keterangan
(komentar) tambahan terhadap gagasan yang dikemukakan pada uraian
(teks) yang dianggap mengganggu kalau disertakan langsung pada
uraian tersebut. Cara ini dapat dilakukan pada kajian tertentu sesuai
dengan saran/petunjuk pembimbing (konsultan).
Sumber kutipan (langsung dan tak langsung) yang berasal dari
arsip/manuskrip tertentu dapat disebutkan langsung pada uraian (teks)
dan dapat juga ditempatkan pada catatan kaki dengan menyebutkan
secara berurutan arsip kota tempat sumber itu diperoleh
pemilik/penyimpanan, jenis bahan-bahan dokumen, dan nomor
dokumen tersebut kalau ada. Manuskrip yang penulis/penyusunannya
diketahui diperlukan seperti buku. Informasi yang diperoleh dari
wawancara dijelaskan sumbernya dengan menyebutkan nama orang
yang diwawancarai, statusnya, tempat wawancara, dan tanggalnya.
Contoh (17) :
61 | P a g e
...dapat disimpulkan bahwa Jurusan Teknik Mesin kurang diminati
oleh siswa perempuan (wawancara dengan Juliana Anggono, 5
Januari 2004)
62 | P a g e
sehingga pembaca tetap dapat mengetahui penyajian aslinya.
Keterangan dalam kurung siku dapat berbunyi : (huruf tebal dari
penulis).
c. Koreksi Kutipan
Sebuah kutipan yang diperlukan untuk mendukung pembahasan
gagasan penulis kadang-kadang mengandung kesalahan atau keraguan
yang perlu dikoreksi. Kesalahan atau keraguan yang ditimbulkannya
tidak boleh langsung dikoreksi . jika memang diperlukan koneksi
terhadap kutipan tersebut, koreksinya ditempatkan dalam kurung siku
di belakang bagian yang dikoreksi. Koreksi yang paling adalah [sic.]
yang berarti begitu. Koreksi lebih jauh adalah langsung menyertakan
perbaikan bagian yang salah dalam kurung siku tersebut.
d. Penghilangan Bagian Kutipan
Pengutipan bagian-bagian tertentu dalam sebuah sumber pustaka
(rujukan) tidak selalu secara keseluruhan. Ada bagian-bagian teretentu
yang dinilai tidak begitu berkaiatan langsung dengan gagasan yang
dibahas sehingga perlu dihilangkan untuk menghemat tempat.
Penghilangan bagian yang demikian dapat dilakukan dengan
mengganti bagian tersebut dengan tiga titik beruntun (...). tanda yang
demikian disebut dengan tanda ellipsis dan lazim digunakan dalam
penulisan karya ilmiah. Jika bagian yang dihilangkan itu cukup
panjang (satu paragraf atau lebih), bagian yang dihilangkan itu diganti
dengan titik beruntun sepanjang satu baris halaman.
63 | P a g e
relevansinya dengan gagasan yang dikemukakan pada bagian tersebut dan
terintergrasi dengan baik sehingga kohesi dan koherensi tulisan terjaga dengan
baik. Penyajian kutipan yang cermat merupkan cerminan tanggung jawab
moral dan intelektual penulis terhadap karyanya dan karya orang lain yang
terbit sebelumnya.
64 | P a g e
.............................................................................................(Abdullah,
1992 b : 85).
Catatan: nama lengkapnya Hamid Abdullah (1992a) dan Bustam
Abdullah (1992b).
(3) Jika penulis dua orang, kedua nama akhirnya di antarai oleh kata dan
Contoh :
.............................................................................................(Astrid dan
Susanto, 1985 : 18)
(4) Jika penulisnya lebih dri dua orang, hanya nama akhir penulis pertama
yang dicantumkan, yang lainnya diganti dengan singkatan dkk.
Contoh :
...........................................................................................(Soejarno,
1975 : 9).
2. Catatan Kaki
Pada dasarnya catatan kaki dibuat untuk maksud-maksud : (a) menyusun
pembuktian, (b) menyatakan utang budi, (c) menyampaikan keterangan
tambahan, (d) merujuk bagian lain dari teks.
a. Prinsip Membuat Catatan Kaki
Untuk membuat catatan kaki, perlu diperhatikan beberapa prinsip
berikut :
(1) Hubungan catatan kaki dengan teks.
Hubungan catatan kaki dengan teks harus dinyatakan secara jelas oleh
nomor petunjuk, baik dalam teks maupun dalam catatan kaki. Nomor
petunjuk pada catatan kaki dan teks selalu ditempatkan agak ke atas
setengah spasi dari baris teks yang bersangkutan dan pada catatan kaki
setengah spasi di bawah garis untuk catatan kaki tersebut.
(2) Nomor urut penunjukan.
65 | P a g e
Pemberian nomor urut petujukan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pertama, nomor urut penunjukan yang berlaku untuk tiap bab ; dan kedua,
nomor urut penunjukan yang berlaku untuk seluruh karangan. Pemakaian
nomor urut penunjukan tersebut masing-masing mempunyai konsekuensi
tersendiri.
Bila nomor urut penunjukan hanya berlaku untuk tiap bab, konsekuensi
pertama adalah bahwa untuk tiap bab selalu dimulai dengan nomor urut
pertama untuk catatan pertama. Kemudian dilanjutkan dengan nomor urut
berikutnya samapi pada akhir bab. Konsekuensi yang kedua adalah bahwa
nama pengarang dan sumber untuk pertama kali disebut dalam suatu bab
harus disebut secara lengkap. Penunjukan berikutnya atas sumber yang
sama dalam bab tersebut akan mempergunakan singakatan ibid, atau nama
singkat pengarang dengan singkatan op.it, atau loc.cit.
Sebaliknya bila nomor urt penunjukan itu berlaku untuk seluruh
karangan, penunjukan sumber secara lengkap hanya dipergunakan untuk
penyebutan yang pertama kali. Penunjukan berikutnya atas sumber yang
sama dalam karangan itu akan mempergunakan singkatan ibid, atau nama
singkat pengarang ditambah singkatan op.cit, dan loc. cit tanpa
mempersoalkan apakah itu terdapat pada penyebutan pertama dalam bab
berikutnya.
66 | P a g e
(3) Dalam jarak 2 spasi dari garis pembatas, diketik nomor urut penunjukan
dengan jarak 5-7 ketukan dari margin kiri;
(4) Sesudah nomor ururt penunjukan, dalam jarak setengah spasi ke bawah
mulai diketik baris pertama catatan kaki;
(5) Jarak antara baris pada catatan kaki menggunakan spasi rapat,
sedangkan jarak antara catatan kaki pada halaman yang sama (kalau
ada) dua spasi;
(6) Baris kedua pada catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri.
_____________________
67 | P a g e
Rasyid Sartuni, lamuddin Finoza, Siti Aisyah Sundari, Bahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Jakarta, 2002), hlm. 74.
68 | P a g e
________________________
7
Kartono Op,cit. Hlm. 89.
Catatan :
Op.cit. adalah singkatan dari Opera citato yang berarti pada
sumber yang telah disebutkan, tetapi disebutkan, tetapi telah
diantarai oleh sumber yang lain. Sesudah nama singkat
pengarang, dicantumkan singkatan Op, cit, disertai nomor
halaman.
69 | P a g e
BAB IV
A. Pendahuluan
Penulisan skripsi secara resmi hanya dapat dilakukan setelah mahasiswa
yang bersangkutan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh fakultas dan
jurusan/program studi masing-masing. Hasi penulisan dalam bentuk naskah
skripsi yang telah disahkan oleh kedua konsultan dan Ketua Jurusan diajukan
kepada sebuah panitia ujian yang khusus dibentuk untuk maksud tersebut guna
menguji kemampuan mahasiswa yang bersangkutan. Pengujian skripsi dilakukan
untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Sarjana Sastra
untuk jenjang pendidikan S1 menurut program studinya masing-masing. Aturan-
aturan yang berhubungan dengan prosedur penulisan skripsi dan cara pelaksanaan
ujian skripsi atau ujian sarjana akan dirinci pada butir-butir berikut.
70 | P a g e
operasional (kalau perlu) yang digunakan dalam penelitian, tujuan dan manfaat
penelitian, landasan teori/paradigma yang digunakan, dan metode penelitiannya.
Keseluruhan unsur yang menukung judul skripsi disusun secara tertib dalam suatu
rancangan penelitian yang disertai dengan daftar pustaka dan sistematika laporan
penelitian (skripsi) yang disiapkan sebagai rancangan awal.
Pengajuan konsep rancangan penelitian untuk mendapat pengesahan sebagai
judil skripsi dilakukan dengan mengisi formulir sebagai contoh yang tertera pada
lampiran I. Mahasiswa yang mengajukan judul skripsi seabaiknya berkonsultasi
terlebih dahulu secara informal dengan dosen-dosen yang mempunyai bidang
keahlian yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas. Judul skripsi beserta
untur pendukungnya dikembangkan dari hasil pembahsan mata kuliah seminar
praskripsi bidang studi masing-masing.
2. Judul skripsi yang diajukan oleh mahasiswa untuk mendapatkan pengesahan
akan dipertimbangkan secara cermat oleh panitia seminar praskripsi sebelum
mendapat pengesahan. Pertimbangan tersebut eliputi relevansinya dengan
program studi masing-masing, kemungkinan tumpang tindihnya dengn hasil
penelitian lain, tersedianya fasilitas, termasuk tersedianya dosen yang dapat
menjadi konsultan bagi mahasiswa tersebut. Jika menurut pertimbangan
panitia/tim seminar praskripsi diterima, maka Ketua Jurusan/Keua Program Studi
akan menguslkan dua orang dosen kepada Dekan Fakultas Untuk ditetapkan
sebagai konsultan I dan konsultan II setelah mendapat persetujuan lebih dahulu
dari ketua dosen tersebut.
Calon konsultan I adalah dosen yang memahami dengan baik masalah yang akan
dibahas (diteliti) oleh mahasiswa tersebut dan berpangkat serendah-rendahnya
lektor (III/d). Adapun calon konsultan II adalah dosen yang dipertimbankan dapat
membantu tugas konsultan I dan berpangkat serendah-rendahnya asisten ahli
(III/b). Penetapan judul dan konsultan dilakukan oleh Dekan Fakultas berdasarkan
usul Ketua Jurusan /Ketua Pprogram Studi dan dituangkan melalui surat tugas
71 | P a g e
seperti contoh yang tertera pada lampiran 2. Surat tugas tersebut berlaku selama
satu tahun terhitung mulai pada tanggal dikeluarkannya.
3. Proses Konsultasi
Mahasiswa yang telah memeroleh penetapan judl dan konsultan segera
menghubungi konsultannya masing-masing untuk mengadakan konsultasi.
Konsultasi dilakukan pada tahap awal sebelum menulis konsep skripsi, pada
penulisan setiap bab, pada penyelesaian penulisan setiap bab, dan pada
perampungan naskah skripsi secara keseluruhan. Konsultasi tersebut dicatat oleh
konsultan pada kartu konsultasi seperti contoh yang tertera pada lampiran 3.
Pembagian tugas antara konsultan I dan II dalam proses konsultasi tersebut
berdasarkan kesepakatan antara keduanya dengan memperhatikan segi-segi
efektifitas dan efisiensi konsultasi tersebut.
Proses konsultasi antara mahasiswa (kandidat) dan kedua konsultan paling lama
berlangsung selama satu tahun dengan hasil akhir berupa naskah skripsi yang telah
diketik rapi sesuai dengan aturan dan format yang ditetapkan. Jika dalam jangka
satu tahun mahasiswa tidak dapat merampungkan tugasnya, ia harus
menyampaikan permintaan tertulis kepada Ketua Jurusan/ Ketua Program Studi
agar surat tugas tentang penetapan kosnlutannya diperbaharui. Surat permintaan
tersebut harus memuat alasan-alasan yang kuat yang menyebabkan keterlambatan
penyelesaian tugas akhirnya dan dibenarkan oleh kedua konsultan. Jika menurut
pertimbangan Ketua Jurusan/Ketua Program Studi permintaan tersebut dapat
diterima, Ketua Jurusan/Ketua Program Studi akan meneruskan permintaan
mahasiswa terseut kepada Dekan Fakultas untuk mendapat penyelesaian
4. Pengesahan Konsep Skripsi
Konsep skripsi yang telah disetujui oleh kedua konsultan diketik rapi sesuai
dengan pedoman penulisan skripsi. Naskah skripsi yang siap diujikan itu lalu
ditandatangani oleh kedua konsultan sebagai tanda penerimaan/persetujuan.
Naskah tersebut kemudian diajukan kepada Kketua Jjurusan/Ketua Program Studi
untuk mendapat pengesahan dan selanjutnya diproses untuk diujikan dihadapan
72 | P a g e
panitia ujian skripsi yang khusus dibentuk untuk maksud tersebut. Ketua
Jurasan/Ketua Program Studi dapat meneruskan naskah ujian skripsi jika semua
persyaratan akademik telah dipenuhi oleh mahasiswa yang bersangkutan.
73 | P a g e
didasarkan atas tanggung jawab struktural dan fungsional masing-masing. Hal ini
dirinci pada butir-butir berikut.
1) Ketua panitia adlah konsultan I pembimbing skripsi mahasiswa yang
berasngkutan.
2) Ssekretaris panitia adalah konsultan II pembimbing skripsi mahasiswa yang
bersangkutan.
3) Penguji I (utama) adalah dosen senior yang menguasai dengan baik topik
pembahsan skripsi yang diujikan dan berpangkat serendah-rendahnya
Lektor Kepala (IV/a)
4) Penguji yang lain adalah dosen yang menguasai dengan baik topik
pembahasan skripsi yang diujikan dan berpangkat serendah-rendahnya
Lektor (III/c)
5) Pilihan terhadap penguji I (utama) atau penguji yang lain diutamakan
sebagai dosen yang berfungsi sebagai penasehat akademik kandidat
tersebeut yang tidak termasuk konsultan dan memenuhi syarat kepangkatan
seperti yang disebutkan pada butir 3) dan 4) diatas.
3. Pelaksanaan Ujian Skripsi
Panitia ujian skripsi dalam pelaksanaan tugasnya harus berpakaian rapi dengan
petunjuk dekan. Mahasiwa sebagai kandidat dalam ujian skripsi (ujian sarjana) juga
harus berpakaian rapi sesuai dengan petunjuk tersebut. Hal ini dapat dibaca dalam
lampiran 6a dan 6b. Pelaksanaan ujian skripsi diatur sebagai berikut.
1) Ujian skripsi dilakukan secara lisan dengan menggunakan bahsa Indonesia
baku (resmi) dan berlangsung selama 90 menit sampai dengan 120 menit.
Kkhusus bagi kandidat yang berasal dari program studi bahasa/sastra asing,
ujian dapat dilakukan dengan bahasa asing yang ditekuni oleh kandidat.
2) Ketua membuka ujian dengan menanyakan kesiapan kandidat mengikuti
ujian dan menanyakan kesiapan pemenuhan persyaratan administratif
kepada sekretaris. Ujian skripsi sebagai ujian akhir strata dapat dilasungkan
74 | P a g e
jika dihadiri sekurang-kurangnya oleh empat orang, yaitu oleh ketua,
sekretaris, dan dua orang dosen penguji.
3) Jika kandidat menyatakan siap diuji dan sekretaris menyatakan persyaratan
administratif terpenuhi, ketua lalu mempersilakan konsultan yang
bersangkutan memberikan gambaran singkat tentang proses konsultasi
yang dilakukan dan hasil akhirnya.
4) Ketua mengingatkan kandidat untuk memperhatikan pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan oleh para penguji, lalu memberikan
kesempatan kepada para penguji masing-masing mengajukan
pertanyaan/koreksi/saran kepada kandidat.
5) Penguji I mengajukan pertanyaan/koreksi/saran terutama terhadap
penguasaan teoritis serta metodologis dan berlangsung maksimal 30 menit.
6) Penguji II mengajukan pertanyaan/koreksi/saran terutama teknik penulisan
atau aspek-aspek lain yang belum diajukan oleh penguji I (utama) dan
berlangsung maksimal 20 menit.
7) Kedua konsultan apat diberikan kesempatan untuk memberikan penjelasan
singkat untulk menjernihkan perbedaan pendapat diantara kandidat dan
penguji jika hal tersebut dianggap perlu oleh ketua.
8) Setelah semua anggota panitia ujian memperoleh kesempatan mengajukan
pertanyaan atau koreksi saran yang dinilai penting, ketua lalu menskors
ujian maksimal 30 menit untuk berkonsultasi dengan panitia ujian yang lain
tentang penilaian skripsi dan yudisium kandidat.
9) Ketua membuka kembali ujian dengna mempersilakan masuk kandiat yang
bersangkutan dan menyampaikan hasil konsiltasi panitia yang dituangkan
dalam keputusan panitia. Keputusan tersebut berupa nilai skripsi dan
kemampuan kandidat mempertahankannya, yudisium terhadap
keseluruhan mata kuliah yang telah diselesaikan sebagai kebulatan studi,
dan aspek-aspek tertentu dalam skripsi yang harus diperbaiki oleh kandidat
selambat-lambatnya tiga bulan kemudian.
75 | P a g e
10) Jika dalam pelaksanaan penulisan ternyata skripsi yang diajukan beserta
kemampuan kandidat mempertahankannya tiak mencapai nilai maksimal
(C) sebagai karya ilmiah sesuai dengan tuntutan panitia, maka yudisium
ditunda untuk memberikan kresempatan kepada kandidat memperbaiki
skripsinya dengan berkonsultasi baik kepada penguji atau dosen-dosen lain
yang dapat membantunya.
11) Hasil perbaikan penulisan skripsi yang telah disetujui oleh konsultan dan
penguji serta diterima oleh ketua dapat diajukan kembali untuk disidangkan
ole panitia yang sama paling cepat dua minggu kemudian dan paling lambat
tiga bulan kemudian dengan acara khusu penyampaian hasil perbaikan nilai
skripsi dan yudisium terhadap nilai keseluruhan mata kuliah yang telah
diselesaikan oleh kandidat.
4. Standar Penilaian Ujian Skripsi
Panitia ujian skripsi menetapkan nilai ujian yang dibedakan atas nilai skripsi dan
nilai keseluruhan mata kuliah yang telah dilulusi oleh kandidat yang bersangkutan.
Penetapan nilai tersebut diatur sebagai berikut.
a) Nilai skripsi diatur atas aspek-aspek judul sistematika pembahasan ,
penguasaan teori, penguasaan metodologis teknik penulisan, dan penyajian
lisan, dengan tingkat nilai 1,0 sampai 4,0. Hasil penilaian penguji I (utama)
dan penguji yang lain serta konsultan I dan II setelah dibagi rata dinyatakan
dengan nilai A, B, C, dan ditulia dengan fromulir isian seperti yang tertera
pada lampiran 7.
b) Nilai skripsi bersama-sama dengan nilai mata kuliah lain dijumlahkan untuk
mendapat indeks prestasi kumulatif sebagai hasil kebulatan studi kandidat
yang bersangkutan. Indeks prestasi kumulatif (IPK) itulah yang menjadi dasar
penentuan yudisium ujian skripsi sebagai ujian akhir strata, yang dinyatakan
dengan nilai A yang berarti lulus dengan cumlaude untuk IPK 3,51-4,00
dengan lama studi maksimum sembilan semester. Nilai B yang berarti lulus
dengan memuaskan untuk IPK 2,76-3,50, dan nilai C yang berarti lulus
76 | P a g e
dengan memuaskan untuk IPK 2,00-2,75. Nilai skripsi dan yudisium ujian
skripsi dicatat dalam buku besar (buku ujian) dan formulir isian seperti yang
tertera pada lampiran 8.
5. Perbaikan Skripsi
Skripsi yang sudah diujikan memerlukan perbaikan sesuai dengan penilaian
panitia ujian. Hal tersebut dinyatakan oleh ketua panitia ujian pada waktu
menyampaikan hasil ujian kepada kandidat yang bersangkutan. Usaha perbaikan
skripsi dilakukan oleh kandidat dalam jangka waktu 2 minggu sampai dengna tiga
bulan. Hasil perbaikan yang disetujui oleh para penguji dan konsultan
disampaikan kepada ketua panitia untuk disahkan dengna mengisi formulir seperti
contoh yang tertera pada lampiran 9. Bagi kandidat yang ditunda yudisiumnya,
hasil perbaikan tersebut disahkan dalam rapat panitia yang sama yang diundang
khusus untuk maksud tersebut dan nilai yang didapat diberikan untuk skripsi
maksimal nilai B atau baik.
D. Ketentuan Tambahan
Dalam proses penulisan skripsi dan pelaksanaan ujian skripsi mungkin saja
timbul masalah yang belum diatur secara jelas dalam buku pedoman ini. Untuk
menanggulangi masalah yang demikian, Dekan Fakultas sebagai penanggung
jawab tertinggi pada tingkat fakultas dapat menetapkan keputusan khusus
setelah berkonsultasi dengan Ketua Jurusan/Ketua Program Studi dan pihak-
pihak yang berkepentingan.
77 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal. 1987. Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang
Benar. Jakarta : Mediyatama Sarana Perkasa
Best, John W. 1977. Research in Education. Third Edition. New Jersey : Prentice-Hall.
Inc.
Brotowidjoyo, Mukayat D. 1985. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta : Akademika
Presindo.
Emilia, Erni. 2008. Menulis Tesis dan Disertasi. Bandung : Alfabeta.
Hadi, Sutrisno. 1980. Bimbingan Menulis Skripsi-Thesis. Yogyakarta : Fakultas
Psikologi UGM.
Keraf, Gorys. 1984. Komposisi. Ende-Flores : Nusa Indah.
Moersalah , H. Dan Musanef. 1987. Pedoman Membuat Skripsi. Jakarta : Gunung
Agung.
Nafiah, A. Hadi. 1981. Anda Ingin Jadi Pengarang ? Surabaya : Usaha Nasioanal
Prasetyo, Bbambang dan Lina Miftahul Jannah. 2003. Metode Penelitian Kuantatif :
Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Pratiwi. 2009. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Tugu Publisher.
78 | P a g e
LAMPIRAN
LAMPIRAN I
Contoh Surat Permohonan Pengesahan Judul dan Penetapan Konsultan
Nomor :_
Lamp. : 1 (satu)
Hal : Permohonan Pengesahan Judul dan Penetapan Konsultan
Yth. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas
u.b. Ketua Departemen/Program Studi ......
Fakultas Ilmu Budaya
Makassar
Dengan hormat saya sampaikan kepada bapak bahwa dalam rangka penyelesaian studi
saya pada Jurusan/Program Studi............................................, saya bermaksud menulis
skripsi dengan judul...........................................
Rancangan penulisan skripsi tersebut secara lengkap saya lampirkan untuk menjadi
bahan pertimbangan Bapak.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mengharapkan kiranya Bapak dapat menyetujui
judul tersebut dan sekaligus menetapkan dua orang dosen sebagai konsultan yang akan
membantu saya dalam proses penulisan skripsi tersebut.
Saya sampaikan terima kasih atas bantuan yang bapak berikan.
Makassar,...............20...
Hormat saya,
NAMA TERANG
No. Pokok ..................
Tembusan Yth :
Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas di Makassar
Catatan Ketua Departemen/Program Studi………………………………………
1. Judul yang disulkan : .............................................................................
2. Calon Konsultan I : .............................................................................
3. Calon Kkonsultan II : .............................................................................
79 | P a g e
Makassar,............20.....
Ketua Jurusan/Program
Studi
NAMA
NIP.......................................
...
80 | P a g e
LAMPIRAN 2
Contoh Surat Tugas Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
KAMPUS TAMALANREA MAKASSAR
SURAT TUGAS
No. ................................................
Makassar,.................................20...........
.......
a.n. Dekan
Wakil Dekan Bidang Akademik,
NAMA
NIP..........................................................
81 | P a g e
Tembusan Yth. :
1. Ketua Departemen................................
2. Masing-masing yang bersangkutan
82 | P a g e
LAMPIRAN 3
Contoh Kartu Konsultasi Penulisan Skripsi
KARTU KONSULTASI
NAMA :
NOMOR POKOK :
DEPARTEMEN :
JUDUL SKRIPSI :
Makasaar,……………………20…
Catatan Akhir
…………………………………..Konsultan I…………………………………..
…………………………………..Konsultan II………………………………….
83 | P a g e
LAMPIRAN 4
Contoh Surat Pengusulan Panitia Ujian Skripsi
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
KAMPUS TAMALANREA MAKASSAR
Nomor :
Lamp : 1 (satu) berkas
Hal : Pengusulan Panitia Skripsi
Yth. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas
Di
Makassar
Dengan hormat kami sampaikan kepada Bapak bahwa skripsi Saudara ………. Nomor
pokok…………..Penulisannya telah selesai dan naskahnya telah disetujui oleh kedua
konsultan yang bersangkutan. Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengusulkan
panitian ujian skripsi untuk menguji kemampuan mahasiswa bersangkutan dan waktu
ujiannya seperti berikut
Panitia Ujian
Ketua :……………………………………….
Sekretaris :……………………………………….
Penguji I :.............................................................
Penguji II : ………………………………………
Konsultan I : ………………………………………
Konsultan II : ………………………………………
Pelaksanaan ujian skripsi dijadwalkan pada
Hari/Tanggal :……...………………………………………..
Pukul :………………………………………………
Ruangan :………………………………………………
Kami sampaikan terima kasih atas perhatian dan kerja sama yang diberikan.
Makassar, …………..20………
Ketua Departemen/ Program Studi
NAMA
NIP
84 | P a g e
LAMPIRAN 5
Contoh Surat Undangan Ujian
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
KAMPUS TAMALANREA MAKASSAR
Nomor :
Lamp. : 1 (satu) eksemplar skripsi
Hal : Undangan Ujian Skripsi
Yth. : ...........................................
Di
Makassar
.....................................................................................................................................................
...........................................................
Ujian skripsi akan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal :
......................................................................
Pukul :
......................................................................
Ruangan :
......................................................................
Panitia Ujian
Ketua :
......................................................................
Sekretaris :
......................................................................
Penguji I :
......................................................................
Penguji II :
......................................................................
Konsultan I :
......................................................................
Konsultan II :
......................................................................
Kami sampaikan terima kasih atas perhatian dan kerja sama yang diberikan.
Makassar, ....................................20...............
a.n. Dekan
Wakil Dekan Bidang Akademik,
NAMA
NIP................................................
85 | P a g e
LAMPIRAN 6a
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
KAMPUS TAMALANREA MAKASSAR
Nomor :
Lamp. :-
Hal : Pakaian Penguji
Dengan Hormat, Sehubungan telah ditetapkannya jenis pakaian bagi mahasiswa peserta ujian
sarjana/ujian skripsi Fakultas Sastra Unhas maka sebagai imbangan dan sebagai salah satu
upaya meningkatkan harkat dan martabat Dosen Penguji, dipandang perlu menetapkan pakaian
penguji sarjana/skripsi Fakultas Ilmu Budaya Unhas sebagai berikut.
1. Dosen Pria
Pakai baju lengan panjang/pendek pakai dasi.
2. Dosen Wanita
Pakaian yang dianggap pantas/layak bagi
seorang penguji.
Makassar,
....................................20...............
Dekan
NAMA
NIP.....................................................
.........
Tembusan Yth. :
1. Para Pembantu Dekan
2. Para Pimpinan Jurusan
3. Para Dosen Penguji
86 | P a g e
LAMPIRAN 6b
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
KAMPUS TAMALANREA MAKASSAR
Nomor :-
Lamp. :-
Hal : Pakaian untuk mengikuti ujian sarjana/ujian skripsi
Dengan hormat,
Dalam upaya peningkatan disiplin pribadi yang sangat dibutuhkan oleh setiap unsur akademik terutama
bagi mahasiswa yang akan menempuh ujian sarjana yang sebentar lagi akan meninggalkan kampus
(almamater) maka dipandang perlu untuk menetapkan jenis dan cara berpakaian bagi peserta ujian
sarjana/ujian skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Unhas.
Cara berpakaian rapi menunjukkan kemantapan disiplin pribadi seseorang yang mengandung penilaian
tersendiri dari pihak lain terutama pihak anggota masyarakat oleh karena sarjana atau calon sarjana
selama menjadi anggota masyarakat dimana pun ia berada. Oleh karena itu, ditetapkan pakaian bgai
peserta ujian sarjana/ujian skripsi sebagai berikut.
1.Pria
Kemeja putih lengan panjang, memakai dasi dan bercelana hitam, memakai jas almamater.
2.Wanita
Kemeja putih lengan panjag atau pendek, memakai dasi dan rok hitam, memakai jas almamater.
Makassar,
....................................20...............
Dekan
NAMA
NIP...........................................................
Tembusan Yth. :
1. Para Wakil Dekan
2. Para Pimpinan Departemen
3. Senat
87 | P a g e
LAMPIRAN 7
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
2. Penguasaan Teoritis
3. Penguasaan Metodologis
4. Teknik Penulisan
5. Penyajian Lisan
Jumlah =
PI = Penguji I ( Anggota 1 )
PII = Penguji II ( Anggota II )
KI = Konsultan I ( Anggota 3 )
K II = Konsultan II (Angggota 4 )
88 | P a g e
Ketua, Sekretaris
89 | P a g e
LAMPIRAN 8
Berita Acara Penentuan Yudisium
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
KAMPUS TAMALANREA MAKASSAR
Nama :
Nomor Pokok :
Departemen :
Program Studi :
Judul Skripsi :
Ketua Sekretaris
Tembusan Yth. :
1. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas
2. Ketua Program Studi
90 | P a g e
LAMPIRAN 9
Surat Keterangan Perbaikan Skripsi
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
KAMPUS TAMALANREA MAKASSAR
SURAT KETERANGAN PERBAIKAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Hasanuddin menerangkan bahwa:
Nama :
Nomor Pokok :
Jurusan :
Program Studi :
Judul Skripsi :
Telah mengikuti ujian skripsi pada tanggal…………………………………............
Mahasiswa tersebut benar telah memperbaiki skripsinya sesuai dengan permintaan
Panitia Ujian Skripsi dan skripsi yang telah diperbaiki tersebut terlampir 8 (delapan)
eksemplar.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan seperlunya.
Makassar ,……………….20……
Penguji I Penguji II
Konsultan I konsultan I
91 | P a g e