Anda di halaman 1dari 4

Judul Tesis : “Pergeseran Bahasa Daerah Muna Pada Masyarakat desa

La Poa, Kec. Tinanggea, Kab. Konsel”.

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam suku

bangsa. Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia diwarnai pula dengan

keanekaragaman bahasa masing-masing daerah. Bahasa ini biasanya disebut

sebagai bahasa daerah. Penggunaan bahasa daerah sendiri di luar wilayah

bahasa itu dapat menyebabkan terciptanya masyarakat dwibahasa, bahkan dapat

membentuk masyarakat multibahasa.

Ketika dua atau lebih bahasa bersanding dalam pemakaiannya di masyarakat,

ada dua kemungkinan yang dapat terjadi. Pertama, kedua bahasa itu hidup

berdampingan secara berkeseimbangan dan memiliki kesetaraan. Kedua, salah

satu bahasa menjadi lebih dominan, menjadi bahasa mayoritas, dan menjadi

lebih berprestise, sementara yang lain berkondisi serba sebaliknya, bahkan

terancam menuju kepunahannya.

Salah satu langkah konkret dalam pembinaan, pengembangan, dan

dokumentasi bahasa muna adalah dengan penyusunan kaidah atau aturan

kebahasaan dengan diadakannya penelitian-penelitian lanjutan untuk

memperkaya kaidah-kaidah bahasa Muna walaupun beberapa penelitian dalam

bahasa muna telah dilakukan. Bahasa daerah yang masih banyak digunakan
oleh pemakainya hingga saat ini sebagai alat menuangkan segala pikiran

maupun perasaan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu bahasa daerah Muna yang

merupakan salah satu kebudayaan yang berada di Sulawesi Tenggara. Oleh

sebab itu, bahasa Muna dianggap sebagai salah satu penunjang kebudayaan

masyarakat. Namun, bahasa Muna sendiri kian hari semakin menurun

dikarenakan generasi milenial tidak lagi menggunakan bahasa daerah dalam

kesehariannya. Keresahan tersebut dipandang perlu pendekumentasian pada

bahasa daerah Muna.

Penutur bahasa Muna meliputi seluruh Kabupaten Muna yang luasnya

427.500Ha. Selain di Kabupaten Muna, penutur bahasa muna juga dapat

dijumpai di Kabupaten Buton, Buton tengah Buton Utara, Bombana, dan Kota

Baubau (Pusat Bahasa, 2008:86). Secara geografis, Kabupaten Muna dibatasi

oleh Selat Tiworo dan Selat Wawonii di sebelah Utara, Laut Banda di sebelah

Timur, Kabupaten Buton Utara di sebelah Selatan, dan Selat Muna di sebelah

Barat. Bukan hanya di Sulawesi Tenggara, penutur bahasa muna juga tersebar

di berbagai daerah di Indonesia (Sukmawati, 2006:15).

Penelitian bahasa daerah Muna di desa La poa, Kab. Konsel mengenai

eksistensinya menjadi sebuah keharusan. Mengingat di desa La poa adalah

sebuah daerah yang memakai bahasa lebih dari dua bahasa atau masyarakat

multilingual. Terjadinya pergeseran bahasa daerah Muna di luar daerah penutur


aslinya menjadi sebuah langkah yang nyata untuk mendukung eksistensi bahasa

Muna sebagai produk kebudayaan dan kekayaan bahasa yang ada di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pergeseran bahasa daerah muna pada masyarakat mawasangka

kabupaten buton tengah?

2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran bahasa daerah

muna pada masyarakat mawasangka kabupaten buton tengah?

1.3 Produk Yang di Hasilkan

Mendukung pemertahanan bahasa daerah Muna di luar daerah penutur

aslinya adalah salah satu langkah mempertahankan budaya dan produk-produk

yang dihasilkan dari bahasa daerah, misalnya cerita bahasa daerah Muna

(Kapu-Kapuuna), nyanyian-nyanyian bahasa daerah Muna (Kabhanti Muna)

dan permainan tradisional. Produk-produk yang dihasilkan dari bahasa daerah

tersebut bisa menghasilkan nilai ekonomis diantaranya:

1.Pembuatan Sanggar Budaya Muna di Luar Daerah Penutur Aslinya.

Dalam tradisi masyarakat Muna syarat-syarat khusus yang menjadi

penyempurna dalam sebuah tradisi masih sangat dipertahankan sampai

sekarang. Misalnya dalam acara pernikahan dan acara akikah tradisi Pobhelo

menjadi sebuah syarat yang harus dilaksanakan. Dengan adanya sanggar


budaya Muna di luar daerah penutur aslinya menjadi sangat membantu bagi

keluarga yang mengadakan upacara adat. Sanggar Budaya Muna bisa membina

dan membimbing remaja-remaja di perantauan untuk membentuk sebuah

kelompok untuk penyedia jasa permainan Pobhelo. Sewa jasa dalam permainan

tradisional Muna berkisar pada Rp 500.000-1.500.000/sekali tampil.

2.Pembuatan Museum dan Warkop Bertema Replika Senjata Tradisinal

Muna dan Pustaka Cerita Rakyat Muna (Kapu-Kapuuna).

Pembuatan museum dan warkop akan menjadi pusat kegiatan festifal budaya

dilingkup mahasiswa dan siswa. Menggaet kerja sama dengan Dinas pendidikan

dan menjadikan museum dan warkop menjadi pusat kegiatan siswa untuk lebih

mengenali budaya Muna di luar daerah penutur aslinya.

Anda mungkin juga menyukai