OLEH :
NANI FADLIA
A1A1 16 053
Secara umum bahasa merupakan simbol khas dari suatu Negara ataupun wilayah
di setiap suku. Bahasa merupakan unsur vital dalam berkomunikasi atau sebagai alat
komunikasi paling utama. Dalam melakukan interaksi sosial antara individu dengan
individu lainnya, maka di butuhkan peran bahasa. Bahasa sangat beragam di dunia
ini, karena setiap Negara mempunyai bahasa masing-masing yang berbeda satu sama
lain, bahkan bahasa dapat membedakan antara Negara yang satu dengan degara yang
lain.
Selain itu, bahasa juga dapat menjadi ciri dari satu Negara, terutama Negara
Indonesia yang terdiri dari banyak pulau atau wilayah yang mempunyai berbagai
macam bahasa yang berbeda-beda di setiap pulau dan daerah-daerahnya yang disebut
bahasa daerah. Bahasa daerah ini dipakai dalam keadaan nonformal, dalam arti bahwa
saat berinteraksi sesama warga dalam suatu daerah, sehingga bahasa daerah ini dapat
membedahkan wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. Bahasa-bahasa daerah
dalam kehidupan serta kontrak sehari-hari yang tidak resmi memiliki fungsi dan
budaya masyarakat, seperti bahasa daerah lokal. Namun penggunaan bahasa daerah
ini juga berdampak terhadap budaya karena adanya akulturasi bahasa daerah yang ada
di Indonesia.
Dengan akulturasi bahasa daerah ini menyebabkan budaya daerah lokal semakin
terkikis, bahkan jarang digunakan, mereka lebih mengutamakan budaya daerah lain
dibandingkan daerahnya sendiri, hal ini seperti yang terjadi pada daerah Kelurahan
dalamnya, hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat Kelurahan Boneoge
bahasa daerah. Hal ini mengakibatkan budaya masyarakat semakin terisolir atau
semakin jarang digunakan oleh masyarakat, seperti penggunaan bahasa lokal, padahal
Akulturasi terjadi karena tidak ada lagi solidaritas dalam masyarakat, dimana
perubahan itu terjadi, dan salah satu yang lebih memperkuat perubahan itu adalah
adanya imigran. Oleh karena itu, dalam Keluraha Boneoge sebagian masyarakatnya
terutama dalam sebuah keluarga yang tidak lagi mengajarkan budaya terhadap anak-
Akulturasi budaya pada dasarnya merupakan sebuah proses yang timbul manakala
proses sosial yang timbul dalam suatu kelompok manusia dengan kebudayaan
budaya sendiri, sehingga menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan itu sendiri atau
budaya lokal.
Akulturasi bahasa daerah yang terjadi di Kelurahan Boneoge itu disebabkan oleh
bahasa daerah. Kelurahan Boneoge merupakan salah satu Kelurahan yang terletak di
Kecamatan Lakudo yang memiliki budaya yang kental, yang saat ini yang mengalami
percampuran bahasa antar daerah seperti bahasa Ambon, bahasa Irian (papua), bahasa
Akulturasi bahasa ini adalah suatu bentuk bergesernya budaya lokal karena
keberadaan bahasa daerah lain. Oleh karena itu, diharapkan masyarakat Kelurahan
Boneoge lebih mewaspadai dan memberikan perhatian pada budaya lokal, terutama
dimulai dari penggunaan bahasa pada diri sendiri. Terjadinya percampuran bahasa
tersebut tidak hanya berasal dari pendatang, tetapi masyarakat yang menerima
bahasa-bahasa itu, sehingga hal ini menyebabkan terjadinya akulturasi bahasa daerah
mengalami perubahan.
Akulturasi bahasa daerah dalam suatu daerah tercermin pada bagian budaya-
kebudayaan. Perkembangan budaya lokal di setiap daerah tentu memiliki peran yang
Namun dalam daerah arus globalisasi , budaya lokal pada sisi lain mengalami
kemajuan yang sangat pesat, tetapi di sisi lain juga mengakibatkan kerusakan dan
pengikisan budaya lokal yang luar biasa, sehingga hal ini berdampak dalam kalangan
generasi muda, dimana saat ini generasi muda mulai menggunakan budaya-budaya
luar daerah dan tidak lagi menggunakan budaya dalam daerah. Akulturasi ini bukan
hanya berdampak pada generasi muda , tetapi berdampak pada suatu keluarga,
sehingga hal ini berdampak pada karakter seorang anak. Hal ini karena dalam sebuah
keluarga tidak lagi mengajarkan budaya-budaya lokal terhadap seorang anak tentang
Apabila kita menganalisis bahwa generasi muda adalah harapan masa depan.
Oleh karna itu, di pundak generasi muda lah nasib suatu daerah di pertaruhkan.
Apabila generasi muda memiliki kualitas yang unggul dan semangat yang kuat untuk
memajukan budaya daerah yang di dadasari dengan keimanan dan ahlak mulia, maka
daerah itu akan besar. Namun demikian, saat ini dapat kita melihat betapa lemahnya
Pada umumnya, dapat dilihat bahwa generasi muda lebih suka mengikuti
budaya modern yang kebarat-baratan lebih dari pada budaya daerah kita yang lebih
beradat dan beradab. Apabila generasi muda lebih memperhatikan budaya lokal,
maka budaya lokal suatu daerah tidak akan punah pada era globalisasi ini, mereka
akan lebih menghargai nilai budaya dan bahasa, nilai-nilai solidaritas sosial,
daerah lokal telah mengalami pergesaran akibat pegaruh generasi muda yang banyak
memakai budya luar daerah, sehingga budaya daerah lokal tergeser dari
kedudukannya. Jika kita terima kedudukan budaya daerah sebagai kebudayaan daerah
dan kebudayaan lama, maka kita harus menolak kemunduran bahasa daerah lokal di
modern di daerah.
merupakan suatu daerah atau wilayah yang mayoritas sukunya adalah suku Buton
yang dimana suku Buton merupakan salah satu suku yang terletak di Sulawesi
dan Kabupaten Wakatobi. Selain itu suku ambon yang dimana suku Ambon
merupakan suku yang memiliki bahasa tersendiri dari bahasa asli yang di pengaruhi
oleh bahasa melayu . kemudian suku Bugis yang dimana suku tersebut merupakan
salah satu suku yang berdomisili di Sulawesi yang kemudian sebagian masyarakatnya
Buton.
Kelurahan yang mempunyai adat istiadat atau status budaya yang cukup kental
mengalami berbagai masalah atau perubahan sosial sebagai berikut : (1) adanya
kedalam bahasa Indonesia pada umumnya, dan (2) adanya pengaruh eksternal
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tengah.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
budaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai penyerapan yang terjadi oleh seorang individu atau kelompok masarakat,
terhadap bebrapa sifat tertentu dari kebudayaab kelompok lain sebagai akibat dari
kontak atau interkasi antar dua kelompok kebudayaan tersebut. Sendangkan ahli lain
berpendapat bahwa akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok
asing itu labat laun di terimah dan di olah kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan
sebagai proses pengambilan atau penerimaan satu atau beberapa unsur kebudayaan
yang berasal dari pertemuan dua atau beberapa unsure budaya yang saling
terhadap saliran-saluran yang di mulai dari unsure-unsur kebudaan asing untuk masuk
penerimaan satu atau beberapa unsure kebudayaan yang berasal dari pertemuan
beberapa dua atau bebrpa unsure kebudayaan yang saling berhubungan aatau swaling
dalam konsep penyatuan dalam hal ini tidak berarti kesamaannya lebih banyak dari
pada perbedaannya, akan tetapi kepada pendekatan yang menyebabkan bahwa dua
penting , yaitu : Pertama, akulturasi menunjuk pada suatu jenis perubahan budaya
yang terjadi apabila dua sistem budaya tertentu. Kedua, akulturasi menunjuk pada
suatu proses perubahan yang di bedakan dari proses difusi, inoasi, invensi maupun
penemuan. Ketiga, akulturasi dpat di pahami sebagai suatu konsep yang di gunakan
yang signifikan. Di samping itu, Krober (1948) juga menyatakan bahwa akulturasi
perubahan yang bdapat berupa perubahan yang tidak menaik dalam arti yang kurang
yang luas, serta ada perubahan-perubaahn yang lambat sekali, tatpi ada juga yang
Menurut Bungin (1994) ”perubahan sosial adalah proses sosial yang di alami
oleh anggota masyarakat serta semua unsure-unsur budaya dan sistem sosial, dimana
semua tingkat kehidupan masyarakat secara suka rela atau di pengaruhi olaeh unsure
menyesuaikan diri dan mengguanakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial
yang baru.
pada pola dan sifat hubungan manusia dari pola sifat solidaritas mekaniak yang di
dasarkan atas kesadaran kolektifitas kepada solidaritas organik yang di dasarkan atas
rasa saling ketergantungan yang tinggi. Rasa ketergantungan tersebut timbul akibat
pembagian kerja yang semakin luas dan benar. Ciri utama masyarakat dari kedua pola
solidaritas organik.
Sedangkan Halivan (1998), menyatakan bahwa perubahan terjadi disebabkan
oleh penemuan baru , difusi, hilangnya unsur kebudayaan dan akulturasi. Selain itu
manusia, pengaruh kebudayaan lain dan kontak budaya. Sedangkan menurut Syani
(1987), perubahan adalah suatu proses yang mengakibatkan keadaan sekarag berbeda
dengan keadaan sebelumnya, peubahan bisa berupa kemunduran dan juga bisa
masyarakat” karna para ahli sosiologi sepakat untuk menyatakan bahwa fenomena
perubahan sosial. Padda abad ke-19, telah berkembang teori yang melihat perubahan
sosial itu sebagai suatu evolusi. Dalam teori evolusi di gambarkan secara implisif
maupun eksplisif tentang gagsan perkembangn dan kemajuan (progress) dari suatu
masyarakat.
Perkembangan secara evolusi dapat merupakan suatu garis dengan tingkatan-
tingkatan atau tahapan, tetapi ada juga yang menggambarkan sebagai suatu siklus
yang lain yaitu : lahir, tumbuh, berkembang, mundur dan mati, dan ada pula yang
menggambarkan dengan pola kehidupan struktur fungsi yang terus bekembang. Teori
evolusi klasik (classical evolutionary theory) dan teori evolusiyang modern (modern
Perubahan juga dapat berlangsung secara cepat dengan waktu singkat maupun
perubahan secara lambat yang relatif lama. Faktor yang menyebabkan perubahan
dapat berasaal dari dalam maupun dari luar yang dapat mempengaruhi masyarakat itu
sendiri. Lister Barutu (2002) menyebabkan ada dua faktor yang mempengaruhi
perubahan yang tejadi pada masyarakat, yaitu perubahan yang terjadi perubahan dari
dari dalam dan perubahan yang di pengaruhi dari luar nnasyarakat itu, perubahan
benar-benar berfungsi dan saling mengisi. Adakalanya unsur-unsur baru dan lama
budaya, ada beberapa konsep yang harus di perhatikan agar dapat perubahan sosial
terhadap keseimbangan hubungan sosial. Menurut Gillin dan Gilin (Asra, 2012)
perubahn sosial adalah suatu variasi bagi keluarga seperti, tempat kerja yang jauh dari
rumah berrpisahnya suami denag istri, dan berpisahnya orang tua dengan anak dalam
Masyarkat mengalami isolasi budaya dan isolasi ekonomi yang di sebabkan oleh
modern dan post modern dapat di lihat dari aspek jenis keluarga, landasan dan kondisi
suami istri, serta praktek pembesaran anak. Pada sostem sosial tradisiona/pre modern,
kekerabatan masih erat merupakan keluarga besar yang ikut serta dam berbagi peran
secara detail dalam simbol-simbol, ritual, dan adat-adat di lingkungan. Adapun faktor
dan kejenuhan sosial dalam kehidupan keluarga. Keluarga postmodern dicirikan dari
pengakuan barbagai nilai dan kepercayaan yang beragam yang membawa kesituasi
Menurut Zeitlin (1995) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat
faktor internal.
a. Faktor eksternal
ke industry telah mengubah kehidupan keluaga melalui perubahan nilai arti ikatan
3) Migrasi penduduk, karna daya orang desa (agrasi) dan daya tarik kota (industry).
keluarga dari keluarga luas (ektended) menjadi keluarga inti (nuclear), dan segala
kerja yang memiliki ketekunan dan ketelitian, yang biasanya menjdi ciri keahlian
wanita, telah mendorong wanit, bersaing dengan pria memasuku pasaran kerja.
Indonesia).
b. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang terjadi oleh adanya perubahan sosial
yang di lihat dari ikatan suami istri yang iqual, dimana wanita atau istri memiliki
posisi tawar (bargaining position) yang lebih baik akibat peningkatan pendidikan dan
dan kuantitas pengasuhan anak, terutam akarna keputudan wanita untuk memasuki
sekor puublik. Transformasi pada keluarga bisa di lihat dari tiga aspek (Zeitlin et al,
1995), yaitu : (1) perubahan disiplin oaring tua yang semula lebih menekankan pada
hukuman fisik, terjadi nilai toleransi nilai kepatuhan anak, serta lebih menekankan
pada di mengertinya alasan-alasan suatu aturan, (2) lebih perhatiamn dan lebih
intimnyahun=bungan personal ayah anak dengan berbagai rekreasi antara orang tua
dan anak, dan (3) dalam hal pendidikan, peniingkatan penekanan pada tanggung
kekuatan fisik.
segi kehidupan manusia yang tumbuh dari usaha orang dalam suatu daerah tertentu di
Indonesia sebagai kelompok sosial untuk mengatur tata tertib tingkah laku anggota
masyarakatnya. Adat istiadat adalah segala dalil dan ajaran mengenai bagaimana
orang bertingkah laku dalam masyarakat. Rumusanny sangat abstrak, karna itu
a. Faktor agama
perkembangan hukum adat misalnya pada abad ke-14 dan awal abad 15 oleh
pedagang-pedagang dari malaka, iran. Pengaruh agama islam terlihat dalam hukum
dalam juga bidang wakaf. Pengaruh hukum perkawinan islamdi dalam hukum adat di
beberapa daerah di Indonesia tidak sama kuatnya misalnya daerah jawa dan Madura,
Aceh pengaruh agama islam sangart kuat, namun daerah tertentu walaupun sudah di
kekuasaan raja-raja, nagari dan lain-lain. Tidak semua raja-raja yang pernah bertahta
di negeri ini baik, ada juga raja yang bertindak sewenang-wenang bahkan tidak jarang
–orang yang kerajaan tanpa menghiraukan adat istiadat bahkan menginjak hukum
Menurut syabrini (2011), “ Rukun berarti dalam keadaan selaras, tenang dan
tentram tanpa perselisihan dan pertentangan, bersatu dalam maksud untuk bersatu”.
terlihat selaras dan baik. Hartoyo (1996) mengatakan bahwa basis dari interaksi dan
integrasi ialah mengundurnya diskriminasi yang berakar dari etnik, budaya dan
agama tersebut.
Setiap etnik memilik doktrin akan kerukunan dalam kehidupan sosial, selain
itu doktrin untuk menjunjung nilai –nilai gotong royong atau saling membantu satu
sama lain. Menurut Tarigan (2011) untuk dapat memandang setiap etnik sebagai
pelengkap bagi etnis lainnya, orang beretnik apapun harus terrbebas dari dogma
superiorisme, yakni dogma atau akidah yang memandang entnik sendiri sebagai etnik
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan antar etnnik, seperti yang
di kemukakan oleh Pahl& way 2006; phinney, 2003; Kiang & Fuligni,2009, yaitu
a. Bahasa
Bahasa adalah kegiatan etnik yang paling luas diasosiasikan denag hubungan
mengenai suatu peran interaksi linguistic dalam mengekpresikan identitas sosial dan
tentang dunia di luar sana, mereka juga membuat banyak realitas sosial dengan
bahasa tertentu, tetapi juga memerlukan pembelajaran status dan peran, efek sosial
yang tepat, dan (akhirnya) dari pandangan dunia, bahasa menyediakan dasar yang
b. Teman sebaya
hal bahwa hubungan pertemanan dari etnis yang sawm secara actual menunjukan
etnik belonging :commitment dan exploration yang signifikan pada remaja. Remaja
lebih nyaman dengan diri mereka dan mengeksplor etnisitas mereka jika teman
c. Tempat tinggal
hubungan antar etnis. Tempat tinggal di gunakan untuk melihat jumlah atau proporsi
dari anggota kelompok etnis yang sama dengan area tempat tinggal para individu.
Huang (1998, dalam Kiang & Fuligni, 2009) menemukan bahwa remaja Asia-
Amerika merasa menjadi orang Asia saat mereka berada di rumah, dan merasa
d. Kelompok sosial
konteks sosial yang berbeda (Kiang & Fuligni, 2009). Demikian pula, konsep
budaya yang terjadi dalam kehidupan yang serasi dan damai. Dapat di simpulkan
bahwa akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk
antara dua atau lebih kebudayaan berbeda. Unsur-unsur budaya yang berbeda itu
saling bersentuhan dan saling meminjam, tetapi ciri khas masing-masing budaya yang
kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang di jadikan milik diri manusia dengan
belajar. Hal tersebut berarti bahwa hampir seluru tindakan manusia adalah:
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks suatu aktivitas seta tindakan berpola
lainnya, namun semua kebudayaan mempunyai sifat hakikat yang berlaku umum
dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
proses hyang dapat di ukur melaui skala maju mundur, naik dan turun, banyak
satu alat yang di gunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Chaer (2003)
mengatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang ynag di
bahasa tersusun menurut suatu pola, tidak tesusun secara acak,. Dengan kata lain,
bahsa bukan merupakan suatu sistem yang tunggal, tetapi dari subsistem,seperti
yang di pergunakn oleh anggota untuk kerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi
dir. Dari beberrapa pengertian tersebut dapat di simpulkan bahwa bahasa adalah
sistem lambang bunyi yang arbitrer dan sebagai alat komunikasi yang utama.
Sendngkan ahli lain berpendapat bahwa bahasa adalah sistem symbol lisan yang di
merupakan kebenaran yang tidak dapat di sangkal lagi. Selain itu, sulit
pengertian komunikasi. Bahasa merupakan suatu produk budaya suatu bangsa bahkan
dengan bahasa kita bisa mengetahui budaya lain. Lebih jauh lagi ada yang
mengatakan suatu bangsa tercemin dari budayanya. Keraf (1981) berpendapat bahwa
bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang di
untuk berkomunikasi sehari-hari, baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Menurut
Sunaryo (2000) “bahasa dalam struktur budaya ternyata memilki kedudukan, fungsi
dan persn ganda yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekawligus berfungsi
urutan bunyi yang vocal yang terstruktur yang di gunakat atau dapat di gunakan
manusia. Tarigan (1989) memberrikan dua devinisi bahasa yaitu : (1) bahasa adalah
suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sisen generative, dan (2) bahasa
yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide,gagasan, maksud, perasaan
dan pendapat orang lain. Di samping itu syamsudin (1986) mendefisinisikan bahasa
kedalam dua pengertian yaitu: (1) Bahasa adalah alat yang di pakai untuk membentuk
mempengaruhi dan di pengaruhi, dan (2) bahasa adalah tanda yang jelas dari
kepribadian yang baik maupun yang buruk, serta tanda yang jelas dari kelurga dan
bangsa.
memiliki ciri arbitrer dan konvesional. Ciri arbitrer, yakni hubungna yang sifatnya
Bahasa juga memiliki ciri yang konvesional (Soepomo, 2002). Hal senada juga di
berikan oleh Harimurti (Hidayat 2006) bahwa batasan bahasa adalah sebagai sistem
suatu sistem tanda yang arbitrer. Sifat kearibtreran bahasa dalam hal ini di tentukan
oleh konvensi dimana bahasa tersebut dapat di gunakan atau di terapkan. Dengan
demikian, antara yang tempat yang satu dengan tempat yang lain bisa berbeda-beda
dalam menentukan konvensi suatu bahsa. Itulah kekhasan dari bahasa yang di
Bahasa dan budaya sebagai aspek cultural kehidupan sehari-hari. Banyak ahli
dan peneliti sepakat bahwa bahasa dan budaya adalah dua hal yang tak dapat di
budaya memiliki kajian yang erat. Kajian yang sangat terkenal dalam hal ini adalah
teori Sapir-Whorf. Kedua hal ini menyatakan bahwa “jalan pikiran dan kebudayaan
suat masyarakat di tentukan atau di pengaruhi oleh strktur bahsanya” (Chaer, 2003).
Sementara itu, Piaget (Herman, 2009) menyebutkan bahwa budaya (pikiran)
akan membentuk bahasa seseorang. Dari sinilah lahir teori petumbuhan kognisi oleh
Piaget. Sedikit berbeda dengan itu, Vigotsky (Heman 2009) berpendapat bahwa
perkembangan bahasa lebih awal satu tahap sat sebelum berkembangnya pemikiran
berbahsa berpikir.
Noam Chomsky juga sepakat bahwa kajian bahasa memiliki erat kaitan
dengan budaya. Demikian halnhya dengan Eric Leeneberg yang mamiliki kesamaan
andangan dengan teori bahasaan yang di kemukakan oleh Chomsky dan Piaget
coba di ulas dalam bagian ini, tentunya berdarkan teori-teori yang sudah dan
adalah bagian dari kebudayaan. Hubungan antara bahasa dan kebudayaan merpakan
Disamping itu, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa bahasa dan kebudayaan
yang mempunyai hubungan yang koordinatif, yakni hubungan yang sederajat, yang
kebudayaan lah yang menjadi main system, sedangkan bahasa hanya merupakan
subsistem. Mengenai hubuungan bahasa dan kebudayaa yang bersifat koordinat ada
dua hal yaitu hibungan kebahasan dan kebudayaan itu seperti kembar siam, dan buah
fenomena yang terikat erat sepeti hubungan sisi satu dengan sisi yang lainpada
sekepinh uang logam Silzer (Crista 2012). Dengan demikian, pendapat ini
tetapi hubungannya sangat erat sehingga tidak dapat di pisahkan atau sejalan dengan
konsep Masinambouw.
2.5 Kerangka Pikir
Masyarakat
Perubahan
Penyebab
METODE PENELITIAN
Informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu : (1) informan kunci (key
informan). Yaitu mereka yang mengetahui dan memilik informan yang pokok
yang yang di perlukan dalam pelitian, (2) informan biasa, yaitu mereka yang
terlibat secaralangsung dalam interaksi sosial yang di teliti, dan (3) informan
atas strata, kedudukan, pedoman atau wilayah, akan tetapi di dasarrkan pada
peneliti.
Adapun informan kunci dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1)
informan kunci, yaitu Tokoh adat, Lurah Boneoge, kepala rumah tangga, (2)
Jenis data yang di ambil dan di gunakan dalam penelitian ini adalah data
suatu obyek yang akan di teliti, serta menggunakan data kuantitatif yakni untuk
penelitian ini.
1. Data primer, yaitu data yang di peroleh secara langsung dari peneliti
berlangsung.
penelitian.
efisien, yaitu
catatan harian.
Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi
dengan teori-teori yang ada. Dalam penelitian ini data yang di peroleh akan di
analisis, kemudian di sajikan dalam bentuk data presentase dalam bentuk tabel
Adi, Isbandi Rukminto. (2012). Peningkatan kapasitas keluarga sebagai potensi dan
sumber kesejahteraan sosial., Bogor, Jawa Barat
Daud, ali Muhammad.1999. Hukum Isla, Penagntar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Islam di Indonesia, Jakarta:PT RajaGrafindi Persada
Hidayat, Asep Ahmad. 2006. Filsafat Bahasa Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna,
dan Tanda. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Widjono. 2007. Bahasa
Indonesia.Jakarta:Grasindo
Moeliono, A.M. 1997. “Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam Era
Globalisai”, Jakarta Depdikbud
Rakhmat, Loanes. 2011. Peran Kaum Mudah Indonesia Dalam Membangun Umat
Beragama. http://counter theocracy.blokspot.com/2011/01/. Peran-Kaum-
Muda-Indonesia-dalam.html. Akses 1-12-2018
Sudiyat, Iman. 1982. Asas Asas Hukum Adat Bekal Pengantar. Yogyakarta: Liberty
Suryadi. 2009. Hubungan antar bahasa dan budaya. Universitas Sumatera Utara
(makalah Seminar Nasional Budaya Etnik III, di selenggarakan oleh
Universitas Sumatera Utara, Medan April 2009)