Oleh:
Cheryn Gracia Nahampun (0073506191)
Tia Siagian (0086961175)
Indonesia menyimpan segala pesona mulai dari alam, budaya, suku, dan adat
istiadatnya yang menjadi identitas tanah air yang tidak dapat dipungkiri budaya. Harta
kekayaan yang tidak ternilai harganya adalah identitas bangsa yang tidak asal di
ciptakan, tetapi mengandung nilai luhur dari lintas peradaban. Seiring perkembangan
zaman, warisan leluhur kita kini perlahan mulai terkikis. Generasi muda yang menjadi
pemeran utama seharusnya memahami apa itu budaya agar dapat membangun fondasi
karakter bangsa. Warisan budaya yang diturunkan secara turun-menurun bukanlah
sekedar tutur belaka melainkan sebuah modal untuk mengangkat citra bangsa di mata
dunia (Teuku Rasya).
Remaja adalah peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Anak remaja yang masih
merupakan pelajar saat ini adalah masa depan bangsa. Para pelajar memegang peranan
penting dalam pembangunan negara. Pembangunan bukan hanya tentang pemerintahan
dan fasilitas negara, tetapi juga tentang bagaimana kualitas sumber daya manusia.
Pelajar Indonesia saat ini adalah bakal pemegang kekuasaan masa depan bangsa. Jika
pelajar saat ini masih belum menerapkan sikap yang berkualitas, kecil kemungkinan
masa depan bangsa ini dapat disokong dengan baik.
Pelajar harus memiliki pemikiran kritis dan peka terhadap masalah apa yang dihadapi
dan sedang terjadi di masyarakat, kemudian menyampaikan pendapatnya dan turut
berpartisipasi atau terjun langsung dalam menghadapi permasalahan tersebut.
Permasalahan saat ini adalah sudah mulai bergesernya beberapa budaya lokal yang
sangat khas dari Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia penting untuk dikenal dengan baik, karena itulah
bahasa sehari-hari yang kitab gunakan untuk berkomunikasi, apalagi dengan orang luar
daerah kita. Namun, dengan cara seperti itu, ada kemungkinan bahasa daerah sendiri
tidak dapat dijangkau. Jika demikian, bahasa daerah tersebut dapat punah akibat tidak
ada yang meneruskan bahasa tersebut.
Tidak hanya mengenai bahasa, ada juga beberapa warisan budaya Indonesia
yang terancam punah. Dilansir dari okezone.com penyebabnya bisa saja karena warisan
budaya tersebut luntur dimakan perkembangan teknologi canggih.
Dari beberapa kasus budaya lokal Indonesia yang sudah cukup memprihatinkan,
dapat disimpulkan sebagian besar alasanya adalah teknologi. Beberapa orang Indonesia
apalagi kaum pelajar tidak mampu menyaring budaya baru yang masuk dari luar. Jika
kita beranggapan bahwa itu adalah hal yang sepele, kita salah besar. Kecerobohan dalam
menerima segala informasi yang masuk baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri
dapat berakibat fatal. Mungkin selama ini, kita terlalu sering menggunakan bahasa
asing, terlebih bahasa Inggris dan terkadang kita campurkan dalam bahasa Indonesia.
Kesannya kita sangat hebat dalam bebahasa Inggris, tidak kita sadari kita sudah
menurunkan akurasi penggunaan bahasa lokal.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahasa Indonesia memang sangat penting
untuk dikenali. Namun, dalam lingkup daerah sendiri, lebih baik untuk menggunakan
bahasa lokal. Terlebih berbicara kepada satu daerah sendiri. Tidak hanya bahasa, juga
ragam budaya khas dari daerah tersendiri. Misalnya, makanan khas, tarian, pariwisata,
legenda, hingga sejarah daerah tersendiri. Dengan demikian, warisan Nusantara akan
senantiasa terjaga di tengah dunia dana yang penuh digitalisasi. Itulah alasan pentingnya
untuk memahami kebudayaan lokal. Memahami budaya lokal juga mempererat tali
persaudaraan antar satu golongan dan ras. Selain itu, juga akan mempererat rasa kasih
dalam perbedaan yang signifikan. Setiap orang bahagia dengan budayanya sendiri, juga
akan bahagia bersatu dengan orang-orang lain dari suku yang berbeda.
Mengenal budaya sendiri penting bagi kemajuan bangsa dan negara. Apalagi bagi
pelajar milenial, budaya lokal Indonesia menjadi aset kebanggaan bagi masyarakat
Indonesia. Mengenal keberagaman budaya Indonesia menjalin tali sosial yang semakin
mempererat bangsa Indonesia. Selain itu, teknologi yang mempermudah komunikasi
menembus ruang dan waktu, bahkan di luar negeri yang tidak pernah kita sentuh dapat
membantu untuk memajukan bangsa dan negara. Menggunakan segala jenis teknologi
sudah mudah untuk dilakukan. Di internet, segala yang kita publikasikan di umum
mampu menarik perhatian tidak hanya dua negara, bahkan satu dunia. Kesempatan ini
dapat digunakan untuk memperkenalkan karya Nusantara yang begitu multikultural.
Budaya lokal terjaga di tengah dunia fana, tetapi tetap dapat dikenal di era digital.
Jika dikatakan kuno, ada budaya lokal negara luar yang sudah ada, bahkan jauh
lebih lama daripada budaya lokal Indonesia. Salah satu alasan utama budaya Indonesia
tidak pernah berkembang secara baik adalah akibat orang Indonesia, apalagi kaum
terpelajar yang lebih pro terhadap luar negeri daripada dalam negeri. Kebanyakan lebih
menyanjung budaya luar negeri yang terkesan lebih menarik daripada dalam negeri
yang terkesan terlalu membosankan. Tidak banyak kaum pelajar yang percaya diri
memperkenalkan budaya lokal Nusantara kepada dunia yang serba digital ini. Saat satu
orang memperkenalkan budaya bangsa ke dunia, semua orang langsung merasa sangat
bangga dan merasa tidak perlu melakukan apa-apa lagi. Padahal sebaliknya, satu orang
yang mau mempertunjukkan budaya lokal inilah yang seharusnya menjadi panutan bagi
pelajar lainnya.
Melihat budaya Indonesia yang semakin asing bagi bangsanya sendiri, pelajar saat
ini sebagai generasi milenial pemegang masa depan bangsa yang harus bisa
menyeimbangkan antara budaya lokal dengan budaya digital. Media sosial yang dipakai
hampir setiap harinya dapat dimanfaatkan untuk mengedukasi atau menyebarkan
pengetahuan tentang budaya kita sendiri kepada masyarakat umum, khususnya jagat
maya. Kemudian, menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehati-hari.
Banyak hal lain yang bisa dilakukan untuk melestarikan warisan budaya di dunia
digital:
Sebelum kita melestarikan budaya bangsa, tentu perlu mengenal terhadap budaya itu
sendiri. Apabila sudah mengenal budaya sendiri dengan baik, masyarakat akan lebih
mencintai serta menghargai budaya bangsa. Untuk mengenal budaya lebih baik dapat
dilakukan dengan beberapa cara seperti berkunjung ke komunitas budaya, mencari tahu
budaya, hingga berpartisipasi dalam budaya.
Era teknologi yang semakin modern saat ini, budaya asing semakin mudah untuk
memasuki Tanah Air. Dalam hal ini, sebagai masyarakat tentu saja harus bijaksana
dalam menyikapi budaya asing yang masuk ke Indonesia. Ini karena suatu hal yang
tidak selaras dengan budaya sendiri, sebaiknya harus diwaspadai. Masyarakat harus
selalu menghargai dan melestarikan suatu kebudayaan pada bangsa sendiri. Dengan
demikian, budaya kita tidak luntur dan dapat diwariskan untuk generasi mendatang.
Mencintai budaya sendiri adalah hal yang mudah untuk dilakukan, hanya saja
masyarakat Indonesia memiliki pemikiran yang sempit dan menyerahkan tugas menjaga
budaya lokal kepada pemerintah. Padahal, jika pemerintah membuat suatu progam
untuk melestarikan budaya Nusantara, ada saja orang yang menolak dan menganggap
hal itu memalukan. Sebaliknya, jika pemerintah tidak membuat program untuk
melestarikan sosial-budaya bangsa, masyarakat Indonesia langsung cepat mengeluarkan
kata-kata untuk menyindir dan mengkritik pemerintah. Kebanyakan pelajar Indonesia
sangat egois. Pelajar Indonesia berlomba-lomba meraih pendidikan yang tinggi, apalagi
luar negeri. Namun, saat sudah sukses, banyak yang tidak merindukan tanah kelahiran
mereka dan melupakan semua kenangan tentang Indonesia. Dengan sikap begitu,
bukankah itu sudah merusak nama baik Indonesia?
Jika ingin meraih prestasi yang tinggi di tingkat internasional, alangkah baiknya
jika membawa nama baik Indonesia. Bagaimanapun, Indonesia adalah tempat kelahiran
yang juga perlu untuk maju. Jika semua pelajar melupakan Indonesia, siapa lagi yang
mampu membawa nama baik bangsa? Para pelajar mileniallah yang memegang masa
depan bangsa dan jika pelajar Indonesia melupakan Indonesia, segala kultur di
Nusantara dapat hilang semua. Punahnya budaya lokal Indonesia bukanlah hal yang
dinginkan rakyat Indonesia. Jika budaya bangsa punah, apa yang dapat kita banggakan
dari negeri ini?
Semua rakyat Indonesia menginginkan bangsa yang maju dan dikenal dunia.
Namun, rakyat Indonesia sendirilah yang meninggalkan negeri dan melupakan budaya
lokal. Budaya lokal yang berkembang berbanding lurus dengan teknologi dunia. Jangan
sampai teknologi dunia menelan semua budaya Indonesia hingga tak tersisa. Rakyat
Indonesia sebagai pemegang hak milik dari karya warisan nusantara harus mampu
dengan bijak mengikuti perkembangan globalisasi yang semakin besar, dan tetap
menjaga keberadaan budaya lokal Indonesia. Karena bangsa yang besar adalah bangsa
yang menghargai budayanya.
DAFTAR PUSTAKA
Hardyanto. (2023, 16 April). Merdeka Belajar untuk Revitalisasi Bahasa Daerah yang
Terancam. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia
https://setkab.go.id/merdeka-belajar-untuk-revitalisasi-bahasa-daerah-yang-terancam/
#:~:text=Menurut%20Ethnologue%2C%20Indonesia%20memiliki
%20715,Nugini%20dengan%20840%20bahasa%20daerah
Finaka, Andrean W., Yuli, Irfan. 2023. 718 Bahasa Daerah Tersebar di Indonesia.
Indonesia Baik.
https://indonesiabaik.id/infografis/718-bahasa-daerah-tersebar-di-
indonesia#:~:text=Indonesiabaik.id%20%2D%20Indonesia%20menjadi
%20salah,yang%20tersebar%20di%20tanah%20air
Marzadi, Zainul. (2023, 16 November). Peran Mahasiswa Milenial Sebagai Kunci
Peradaban Bangsa. Kabar Palli.
https://www.yourarticlelibrary.com/essay/cultural-globalization-short-essay-on-cultural-
globalization/31258
Puti Aini Yasmin. (2022, 24 Februari). Cara Melestarikan Budaya Daerah agar tidak
Hilang. iNews.
https://www.inews.id/amp/news/nasional/11-cara-melestarikan-budaya-daerah-agar-
tidak-hilang-simak-ya