Anda di halaman 1dari 13

FONEM SEGMENTAL BAHASA KANUM BARKARI

SEGMENTAL PHONEMES OF KANUM BARKARI LANGUAGE


Siti Masitha Iribaram
Balai Bahasa Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Jalan Yoka, Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua
Ponsel 081344074515, Pos-el: sitha.iribaram@yahoo.com

Abstract
The purpose of this research is to describe the segmental phonemes of Kanum Barkari
language. This language is located at territorial border between Indonesia and Papua
New Guini. Kanum Barkari language is one of vernacular language spoken by people
in Kondo village at Merauke Regency, Papua. This research uses descriptive method
by using three stages; collecting, analyzing, and presenting data. Data analysis has
been done after the collected data is classified. The analysis uses a distributional
method. The results show that Kanum Barkari language has 16 consonant phonemes,
namely, /p/, /b/, /t/, /d/, /j/, /k/, /g/, /m/, /n/, /ŋ/, /l/, /s/, /r/, /h/, /w/, /y/ and 6 vowel
phonemes, /a/, /i/, /u/, /e/, /є/, dan /o/.

Keywords: phonemes, segmental, consonant, vowel

Abstrak
Tulisan ini membicarakan fonem segmental bahasa Kanum Barkari. Bahasa Kanum
Barkari terletak di wilayah perbatasan Indonesia dengan Papua New Guini. Bahasa
Kanum Barkari merupakan salah satu bahasa daerah yang ada di Papua yang
dituturkan oleh masyarakat di Kampung Kondo, Kabupaten Merauke. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan tiga tahapan, yaitu tahap penyediaan data,
tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Analisis data dilaksanakan
sesudah data yang terjaring diklasifikasikan. Analisis yang diterapkan menggunakan
metode distribusional. Hasil kajian menunjukkan bahwa bahasa Kanum Barkari
memiliki 16 buah fonem konsonan, yaitu /p/, /b/, /t/, /d/, /j/, /k/, /g/, /m/, /n/, /ŋ/, /l/, /s/,
/r/, /h/, /w/, /y/ dan 6 buah fonem vokal, yaitu /a/, /i/, /u/, /e/, /є/, dan /o/.

Kata kunci: fonem, segmental, konsonan, vokal

1. Pendahuluan Totalitas kebudayaan seperti yang


Indonesia merupakan bangsa yang kaya dipaparkan di atas, tentu mencakup
akan bahasa. Keberagaman bahasa yang segala sisi kehidupan manusia.
tumbuh dan berkembang di tengah Adanya perbedaan bahasa, secara
masyarakat merupakan indikator bahwa spekulatif dapat dikatakan terdapat pula
Indonesia memiliki keragaman suku, perbedaan budaya. Sebaliknya, adanya
agama, budaya, sosial, ekonomi, dan persamaan bahasa secara spekulatif pula
geografi. Bahasa yang digunakan oleh dapat dikatakan terdapat persamaan
suatu komunitas merupakan refleksi dari budaya. Kesamaan bahasa yang
totalitas kebudayaan masyarakat itu. dibarengi kesamaan budaya, jika ditinjau
47
dari kehidupan sosial suatu komunitas kosakata bahasa, dapat pula
akan banyak membawa kebaikan, karena diperbandingkan bahasa-bahasa yang
setiap individu akan merasa sama dalam dapat mengungkapkan sejarah atau asal-
segala sisi kehidupannya dengan individu usul suatu suku.
yang lain. Sebaliknya, perbedaan bahasa Dengan adanya rekaman terhadap
yang dibarengi perbedaan budaya, jika struktur dan kosakata suatu bahasa, orang
ditinjau dari kehidupan sosial suatu lain lebih gampang belajar bahasa itu dan
komunitas sangat rentan terhadap penutur asli belajar bahasa Indonesia
perselisihan dan perpecahan, karena lebih mudah dengan melihat dokumen
individu pada suatu komunitas akan kosakatanya. Keberadaan dokumen ini
merasa lebih dibandingkan dengan mempermudah penyampaian informasi
individu komunitas lainnya. kepada penutur asli bahasa itu, seperti
Bahasa daerah memiliki tempat informasi kesehatan, pertanian,
yang sangat penting di antara berbagai perikanan, dan lain-lain dalam bahasa
jenis kebudayaan daerah suatu kelompok mereka.
etnis. Hal ini disebabkan bahasa daerah Bahasa Kanum Barkari,
selain mengemban fungsi sebagai alat merupakan salah satu bahasa daerah yang
komunikasi antarmasyarakat daerah, juga dipakai oleh penutur yang tinggal di
berfungsi sebagai alat atau media Distrik Naukenjerai, Kabupaten
pengembangan kebudayaan daerah itu, Merauke, Provinsi Papua. Bahasa-bahasa
yang biasanya berlangsung secara lisan. daerah yang terdapat di Papua, yang
Oleh sebab itu, bahasa daerah perlu memiliki kedudukan dan fungsi yang
diteliti sebagai upaya untuk sama dengan bahasa daerah lain di
mengantisipasi kemungkinan Indonesia. Oleh sebab itu, patut
kepunahannya. Hal ini bisa saja terjadi, mendapat prioritas dan perhatian yang
sebab bahasa itu terus-menerus berubah. sama dengan bahasa-bahasa daerah lain.
Jika perubahan-perubahan itu dibiarkan Bahasa ini digunakan oleh kelompok
begitu saja, maka cepat atau lambat akan masyarakat yang tinggal di Kampung
sampai ke titik kepunahan. Dengan Kondo. Adapun jumlah penuturnya
demikian, berarti kita telah kehilangan kurang lebih 250 orang.
sebuah kebudayaan nasional yang sangat Bahasa Kanum Barkari terletak di
tinggi nilainya. wilayah perbatasan Indonesia dengan
Kehilangan bahasa berarti Papua New Guini. Sebagai wilayah
kehilangan jati diri. Suku bangsa menjadi perbatasan penduduk Kampung Kondo
kabur apabila tidak ada bahasa yang dengan tangan terbuka dan toleransi yang
menjadi ciri identitasnya. Oleh karena tinggi dapat menerima keberadaan suku-
itu, adalah penting untuk dilakukan suku lain yang bermukim di Kampung
penelitian bahasa daerah. Penelitian Kondo. Dengan demikian, bahasa yang
bahasa daerah juga merupakan upaya digunakan dalam pergaulan sehari-hari
pendokumentasian bahasa daerah adalah bahasa Indonesia. Bahasa Kanum
tersebut, sehingga kelak pada masa yang Barkari hanya digunakan dalam
akan datang masih tetap dapat dinikmati lingkungan keluarga. Tim Pemetaan dan
oleh generasi mendatang sebelum ia Kekerabatan Bahasa-Bahasa Daerah di
punah. Penelitian bahasa daerah berguna Indonesia, Badan Pengembangan dan
pula untuk pengembangan bahasa Pembinaan Bahasa pada tahun 2014
nasional karena kosakata bahasa nasional mendokumentasikan bahasa Kanum
dapat dikembangkan dari bahasa daerah. Barkari. SIL (2006: 42) mengatakan
Dari hasil penelitian struktur dan bahwa di wilayah perbatasan Distrik
48
Sota, Kabupaten Merauke dengan Negara Yunani fon berarti ‘bunyi’ dan logi
Papua New Guini terdapat bahasa berarti ‘ilmu’. Sebagai bidang yang
Kanum Sota, Kanum Badi, Kanum berkonsentrasi dalam deskripsi dan
Smarky, dan Kanum Ngkalembu dalam analisis bunyi-bunyi ujar, hasil kerja
klasifikasi kelas Trans-Nugini, Trans- fonologi berguna bahkan sering
Fly-Sungai Bulaka dan hulu Sungai dimanfaatkan oleh cabang-cabang
Maro. Menurut pengakuan penduduk linguistik yang lain, baik linguistik
Kampung Kondo bahasa mereka berbeda teoretis maupun terapan. Misalnya
dengan bahasa Kanum Sota, Kanum morfologi, sintaksis, semantik,
Badi, Kanum Smarky, dan Kanum leksikologi, dialektologi, pengajaran
Ngkalembu. Fam/klen/marga penduduk bahasa, dan psikolinguistik (Muslich,
Kampung Kondo, yaitu Mbanggu, 2010: 2). Sementara itu, Kridalaksana
Mayua, dan Sangra. Fam/klen/marga (2008: 62) mengemukakan fonologi
penduduk Kampung Kondo berbeda adalah bidang dalam linguistik yang
dengan marga penutur bahasa Kanum menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut
Sota, Kanum Badi, Kanum Smarky, dan fungsinya. Fonologi sangat bermanfaat
Kanum Ngkalembu. Kelima bahasa dalam penyusunan ejaan bahasa. Ejaan
tersebut berada dalam daerah perbatasan adalah peraturan penggambaran atau
dengan negara Papua New Guini. pelambangan bunyi ujar suatu bahasa.
Mengacu pada uraian di atas, Analisis fonologi mencakup dua
dianggap sangat perlu untuk meneliti tataran, yaitu fonetik dan fonemik.
struktur bahasa Kanum Barkari, terutama Satuan bunyi (fon) dibicarakan dalam
bidang fonologi, khususnya fonem- tataran fonetik, sedangkan satuan fonem
fonem segmental. Fonologi sebagai dibicarakan dalam tataran fonemik
bidang yang berkonsentrasi dalam (Lapoliwa,1980: 1). Bloomfield (1933:
deskripsi dan analisis bunyi-bunyi ujar. 78) mendefinisikan fonem sebagai unit
Hasil kerja fonologi berguna bahkan bunyi terkecil yang dapat membedakan
sering dimanfaatkan oleh cabang-cabang arti.
linguistik yang lain, baik linguistik Menurut Samsuri (1982: 130)
teoretis maupun terapan. Misalnya bunyi-bunyi bahasa yang secara fonetis
morfologi, sintaksis, semantik, mirip harus digolongkan ke dalam kelas
leksikologi, dialektologi, pengajaran bunyi atau fonem yang berbeda apabila
bahasa, dan psikolinguistik. terdapat pertentangan di dalam
Tulisan ini bertujuan mengetahui lingkungan yang sama atau mirip.
(1) bagaimana sistem bunyi bahasa Hipotesis ini dapat ditunjukkan dengan
Kanum Barkari, (2) jumlah fonem bahasa pasangan minimal yang bertujuan untuk
Kanum Barkari, (3) fonem-fonem vokal menciptakan kekontrasan. Jika ada dua
dan konsonan bahasa Kanum Barkari, (4) bunyi yang tidak dapat saling
bagaimana distribusi fonem-fonem menggantikan dalam kerangka yang
bahasa Kanum Barkari, dan (5) sama pasangan yang mendekati dapat
bagaimana pola suku kata bahasa Kanum digunakan. Sementara itu, bunyi yang
Barkari. secara fonetis mirip dan terdapat di
dalam distribusi yang komplementer
2. Landasan Teori harus dimasukkan ke dalam fonem yang
Fonologi adalah bagian tata bahasa atau sama.
bidang ilmu bahasa yang menganalisis Secara garis besar bunyi bahasa
bunyi bahasa secara umum. Istilah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
fonologi berasal dari gabungan kata bunyi segmental dan bunyi
49
suprasegmental. Bunyi segmental dapat suara diteruskan rongga mulut dengan
dikelompokkan menjadi bunyi kontoid mendapatkan hambatan dari artikulator
dan bunyi vokoid. Bunyi kontoid atau aktif dan artikulator pasif. Sedangkan
konsonan dapat diklasifikasikan menjadi bunyi semivokal melalui proses
beberapa bagian berdasarkan parameter pembentukan mula-mula secara vokal
(1) daerah artikulasi, (2) cara artikulasi, lalu diakhiri secara konsonan (Chaer,
(3) jalan atau pintu keluar udara, (4) 2009: 32).
keadaan pita suara, (5) mekanisme arus Sementara terkait perubahan bunyi,
udara, dan (6) arah arus udara (Lapoliwa, dibedakan menjadi dua, yaitu perubahan
1980: 30). Sementara itu, parameter fonetis dan perubahan fonemis. Apabila
bunyi vokoid atau vokal, yaitu (1) tinggi perubahan itu tidak sampai membedakan
lidah (sumbu horizontal), (2) struktur, (3) makna atau mengubah identitas fonem,
bagian lidah yang dinaikkan (sumbu maka bunyi-bunyi tersebut masih
horizontal), dan (4) bentuk bibir saat merupakan alofon atau variasi bunyi dari
melafalkannya (Lapoliwa, 1980: 35). fonem yang sama. Dengan kata lain,
Bunyi vokoid maupun kontoid ada perubahan ini masih dalam lingkup
yang diucapkan secara rangkap. perubahan fonetis. Tetapi, apabila
Perangkapan bunyi ini ditandai dengan perubahan bunyi itu sudah sampai
satuan hembusan udara ketika bunyi itu berdampak pada pembedaan makna atau
diucapkan. Perangkapan bunyi vokoid mengubah identitas fonem, maka bunyi-
disebut diftong, sedangkan perangkapan bunyi tersebut merupakan alofon dari
pada kontoid disebut kluster. Dalam fonem yang berbeda. Dengan kata lain,
praktiknya lebih lanjut, diftong ini ada perubahan itu disebut sebagai perubahan
dua macam. Diftong menurun yaitu fonemis.
diftong yang ketika perangkapan bunyi Dalam kaitannya dengan fonem-
vokoid diucapkan, vokoid pertama fonem yang terdapat dalam suatu bahasa,
bersonoritas, sedangkan vokoid kedua bahasa-bahasa yang ada di dunia ini
kurang bersonoritas bahkan mengarah ke semuanya memiliki kaidah tertentu
bunyi nonvokoid. Diftong menurun, dalam pengurutannya. Itulah sebabnya
misalkan terdapat pada kata pulau, ada fonem-fonem tertentu yang mungkin
harimau, sampai, ramai, dan lain-lain. berurutan dan ada pula fonem-fonem
Diftong menaik adalah diftong yang yang mungkin tidak berurutan. Berkaitan
ketika perangkapan bunyi vokoid itu dengan kaidah-kaidah tertentu yang
diucapkan, vokoid pertama kurang dan terdapat dalam suatu bahasa Hartman dan
mengarah bunyi nonvokoid, sedangkan Stork (1972) menamai kaidah-kaidah
vokoid kedua menguat sonoritasnya tersebut dengan istilah fonotaktik.
(Muslich, 2010: 69-71). Fonotaktik adalah sistem penyusunan
Bunyi vokal, konsonan, dan unit-unit linguistik secara berurutan yang
semivokal dibedakan berdasarkan tempat khas. Batasan ini menjelaskan kepada
dan bunyi artikulasinya. Vokal kita bahwa selain fonem dalam suatu
merupakan jenis bunyi bahasa yang bahasa terdapat pula kaidah fonotaktik.
ketika dihasilkan atau diproduksi, setelah Berbicara tentang fonotaktik,
arus ujar ke luar dari glotis tidak Stetson dalam Suharyanto (2006: 31)
mendapat hambatan dari alat ucap, mengatakan bahwa suku kata
melainkan hanya diganggu oleh posisi berhubungan dengan hentakan kegiatan
lidah, baik vertikal maupun horizontal, antara kelompok urat-urat (denyut dada)
dan bentuk mulut. Konsonan terjadi sehingga pada suatu saat penutur
setelah bunyi arus ujar melewati pita menghasilkan suku kata sebagai getaran-
50
getaran urat yang mandiri. Suku kata yaitu (1) mengidentifikasi dan
oleh Alwi (2000: 55) dikatakan adalah mengklasifikasi data, (2) membuat peta
bagian kata yang diucapkan dalam suatu fonetik, (3) mendaftar pasangan segmen
hembusan nafas dan umumnya terdiri yang dicurigai, (4) mendaftar segmen-
atas beberapa fonem. Adapun deretan segmen yang tidak dicurigai, (5)
dua konsonan atau lebih yang tergolong mengontraskan secara bilateral dan
dalam satu suku kata yang sama disebut multilateral, (6) mengontraskan secara
gugus konsonan. Deretan dua konsonan distribusi komplementer, (7)
atau lebih yang tergolong dalam suku mengontraskan dalam lingkungan
kata yang berbeda disebut deret analogis, dan (8) bunyi yang tersisa
konsonan. Demikian pula dengan fonem (secara fonetis) dianggap sebagai fonem
vokal, deretan dua vokal yang tergolong tersendiri. Setelah data dianalisis
dalam satu suku kata yang sama disebut hasilnya disajikan dengan metode formal
gugus vokal atau diftong. Sementara itu, (Sudaryanto, 1993: 145).
deretan dua vokal yang tergolong dalam
suku kata yang berbeda disebut deret
4. Deskripsi Fonem Bahasa Kanum
vokal.
Barkari
4.1 Inventarisasi Bunyi
3. Metode dan Teknik
Berdasarkan analisis data dapat diketahui
Penelitian ini bersifat kualitatif dengan
bahwa bahasa Kanum Barkari memiliki
menggunakan metode deskriptif.
dua puluh dua (22) bunyi konsonan dan
Penelitian ini menggunakan tiga tahapan
empat belas (14) bunyi vokal. Kedua
strategis yang dilakukan secara beruntun.
puluh dua bunyi konsonan tersebut
Ketiga tahapan tersebut adalah tahap
adalah [p, b, t, d, j, k, g, m, n, ŋ, l, s, r, h,
penyediaan data, tahap penganalisisan
?, g:, r:, b:, l:, ∫, w, dan y]. Sementara itu,
data, dan tahap penyajian hasil analisis
data (Sudaryanto, 1993: 5). Penyediaan keempat belas bunyi vokal itu adalah [a,
data penelitian ini menggunakan metode a:, i, i:, u, u:, e, ə, є, є:, o, ↄ, ↄ:, dan o:].
cakap dengan teknik pancing sebagai Ciri-ciri artikulatoris bunyi konsonan
teknik dasar dan teknik cakap semuka dapat dilihat pada tabel 1 dan ciri-ciri
sebagai teknik lanjutan I, teknik catat artikulatoris bunyi vokal dapat dilihat
sebagai teknik lanjutan II, dan teknik pada tabel 2. Kedua puluh dua bunyi
rekam sebagai teknik lanjutan III konsonan dan keempat belas bunyi vokal
(Sudaryanto, 1993: 137—139). inilah yang menjadi dasar analisis dan
Sementara itu, analisis data berdasarkan pemerian fonem bahasa Kanum Barkari.
pada prosedur dan teknik analisis fonem,

51
Tabel 1. Bunyi Konsonan Kanum Barkari 1
Daerah
artikulasi

Apiko-alveolar
Labio-dental

Dorso-velar
Sifat

Laringal
Artikulasi

Hamzah
Bilabial

Palatal

Ham
p t k ˀ
Hambat letup Tbs
b d g
Bs
b: g:
Afrikat Tbs
Bs j
Sengau Bs m n ŋ
l
Sampingan Bs
l:
s ʃ h
Geseran Tbs
r
Geletar
r:
Semi-vokal Bs w y
Keterangan: Tbs = tidak bersuara
Bs = bersuara

Tabel 2. Bunyi Vokal Kanum Barkari


Depan Tengah Belakang

TBL BL TBL BL TBL BL

atas i u
Tinggi i: u:
bawah
atas є ә o
є: o:
Sedang e ↄ
ↄ:
bawah
Rendah a
a:
Keterangan: Tbl = tak bulat
Bl = bulat

52
4.2 Kontras dan Variannya Keenam belas fonem tersebut adalah /p/,
4.5.1 Kontras Konsonan dan /b/, /t/, /d/, /j/, /k/, /g/, /m/, /n/, /ŋ/, /l/, /s/,
Variannya /r/, /h/, /w/, dan /y/. Keberadaan fonem
Hasil analisis data menunjukkan konsonan tersebut dapat dibuktikan dari
bahwa bahasa Kanum Barkari memiliki kontras yang terdapat pada tabel 3
enam belas (16) buah fonem konsonan. berikut.

Tabel 3. Kontras Fonem Konsonan Bahasa Kanum Barkari


No. Kontras konsonan Contoh
1. /b/ <=> /d/ [bu:] ‘engkau’ <=> [du:] ‘bintang’
2. /p/ <=> /n/ [pi] ‘ia’ <=> [ni] ‘kami’
3. /r/ <=> /s/ [ari] ‘ayah’ <=> [asi] ‘nenek’
4. /r/ <=> /t/ [soro] ‘gigit’ <=> [soto] ‘potong’
5. /y/ <=> /w/ [yↄwi] ‘bulu’ <=> [wↄwi] ‘mangga’
6. /m/ <=> /w/ [dam] ‘keranjang’ <=> [daw] ‘tempat’
7. /l/ <=> /t/ [petel] ‘tangan’ <=> [peter] ‘kepala desa’

Fonem /s/ dalam bahasa Kanum awal dan diikuti oleh vokal depan
Barkari memiliki dua buah alofon, yaitu rendah, sementara fonem /g/ akan
[s] dan [ʃ]. Fonem /s/ akan terealisasi terealisasi menjadi [g:] apabila berada di
menjadi [s] apabila berada pada posisi luar lingkungan tersebut.
awal suku kata terbuka dan diikuti oleh Fonem /b/ dalam bahasa Kanum
vokal depan, sementara fonem /s/ akan Barkari memiliki dua buah alofon, yaitu
terealisasi menjadi [ʃ] apabila berada di [b], dan [b:]. Fonem /b/ akan terealisasi
luar lingkungan tersebut, pada posisi menjadi [b] apabila berada pada suku
suku kata tertutup dan berpola satu suku kata terbuka yang mendapat tekanan dan
kata. suku kata tertutup, sedangkan fonem /b/
Fonem /k/ dalam bahasa Kanum akan terealisasi menjadi [b:] apabila
Barkari memiliki dua buah alofon, yaitu berada pada suku kata terbuka yang
[k] dan [ˀ]. Fonem /k/ akan terealisasi mendapat tekanan dan berada di luar
menjadi [k] apabila berada pada posisi lingkungan tersebut.
awal suku kata dan diikuti oleh vokal Fonem /l/ dalam bahasa Kanum
depan rendah, sementara fonem /k/ akan Barkari memiliki dua buah alofon, yaitu
terealisasi menjadi [ˀ] apabila berada di [l] dan [l:]. Fonem /l/ akan terealisasi
luar lingkungan tersebut. menjadi [l] apabila berada pada suku kata
Fonem /r/ dalam bahasa Kanum terbuka yang mendapat tekanan dan suku
Barkari memiliki dua buah alofon, yaitu kata tertutup, sedangkab fonem /l/ akan
[r] dan [r:]. Fonem /r/ akan terealisasi terealisasi menjadi [l:] apabila berada
menjadi [r] apabila berada pada posisi pada suku kata terbuka yang mendapat
awal dan akhir suku kata dan diikuti oleh tekanan dan berada di luar lingkungan
vokal depan rendah, sementara fonem /r/ tersebut.
akan terealisasi menjadi [r:] apabila
berada di luar lingkungan tersebut. 4.2.2 Kontras vokal dan variannya
Fonem /g/ dalam bahasa Kanum Bahasa Kanum Barkari memiliki enam
Barkari memiliki dua buah alofon, yaitu buah fonem vokal. Keenam fonem
[g] dan [g:]. Fonem /g/ akan terealisasi tersebut adalah /a/, /i/, /u/, /e/, /є/, dan /o/.
menjadi [g] apabila berada pada posisi Keberadaan fonem vokal tersebut dapat
53
dibuktikan dari kontras yang terdapat pada tabel 4 berikut.

Tabel 4. Kontras Fonem Vokal Bahasa Kanum Barkari


No. Kontras Vokal Contoh
1. /i/ <=> /o/ [sindo] ‘burung’ <=> [sondo] ‘beri’
2. /u/ <=> /o/ [yur] ‘telur’ <=> [yↄr] ‘tidur’
3. /e/ <=> /є/ [bel] ‘pohon’ <=> [bєr] ‘dada’
4. /a/ <=> /e/ [wal] ‘burung hantu’ <=> [wel] ‘hujan’
5. /a/ <=> /i/ [ʃa] ‘atap’ <=> [si] ‘mata’

Fonem /o/ dalam bahasa Kanum menjadi [u:] apabila berada pada suku
Barkari memiliki empat buah alofon, terbuka yang tidak mendapat tekanan dan
yaitu [o], [o:], [ↄ], dan [ↄ:]. Fonem /o/ fonem /u/ akan terealisasi menjadi [u]
akan terealisasi menjadi [o] apabila apabila berada di luar lingkungan
berada pada suku kata terbuka yang tidak tersebut.
mendapat tekanan, fonem /o/ akan Fonem /a/ dalam bahasa Kanum
terealisasi menjadi [o:] apabila berada Barkari memiliki dua buah alofon, yaitu
pada suku kata terbuka yang mendapat [a] dan [a:]. Fonem /a/ akan terealisasi
tekanan, fonem /o/ akan terealisasi menjadi [a:] apabila berada pada suku
menjadi [ↄ] apabila berada pada suku terbuka yang tidak mendapat tekanan dan
kata terbuka yang tidak mendapat fonem /a/ akan terealisasi menjadi [a]
tekanan, sementara fonem /o/ akan apabila berada di luar lingkungan
terealisasi menjadi [ↄ:] apabila berada di tersebut.
luar lingkungan tersebut.
Fonem /e/ dalam bahasa Kanum 4.3 Distribusi Fonem Bahasa Kanum
Barkari memiliki dua buah alofon, yaitu Barkari
[e] dan [ә]. Fonem /e/ akan terealisasi 4.3.1 Distribusi Fonem Konsonan
menjadi [e] apabila berada pada suku Berdasarkan analisis data, dapat
kata terbuka yang mendapat tekanan. diketahui bahwa dalam bahasa Kanum
Fonem /e/ akan terealisasi menjadi [ә] Barkari terdapat enam belas fonem
apabila berada di luar lingkungan konsonan. Dari keenam belas fonem
tersebut. konsonan tersebut, delapan fonem
Fonem /i/ dalam bahasa Kanum konsonan, yaitu /m/, /n/, /d/, /ŋ/, /l/, /s/,
Barkari memiliki dua buah alofon, yaitu /r/, dan /w/ berdistribusi lengkap, tujuh
[i] dan [i:]. Fonem /i/ akan terealisasi fonem konsonan, yaitu /p/, /b/, /t/, /j/, /k/,
menjadi [i:] apabila berada pada suku /g/, dan /y/ merupakan konsonan yang
terbuka yang tidak mendapat tekanan dan berdistribusi pada awal dan tengah kata,
fonem /i/ akan terealisasi menjadi [i] sementara konsonan /h/ hanya
apabila berada di luar lingkungan berdistribusi di akhir kata. Keberadaan
tersebut. distribusi fonem konsonan bahasa
Fonem /u/ dalam bahasa Kanum Kanum Barkari dapat dilihat pada tabel 5
Barkari memiliki dua buah alofon, yaitu berikut ini.
[u] dan [u:]. Fonem /u/ akan terealisasi

54
Tabel 5. Distribusi Fonem Konsonan Bahasa Kanum Barkari
Fonem Posisi Ket.
Awal Tengah Akhir
/p/ [pәwәl] ‘abu’ [nәpa] ‘anak’ -
[pakas] ‘baik’ [kәmpir] ‘baring’
[pera] ‘panas’ [yalpe] ‘dua’
/b/ [buspayә] ‘busuk’ [tub:є] ‘batu’ -
[bumbu] ‘buah’ [kәlbu] ‘bengkak’
[bєg:e] ‘dingin’ [mbat] ‘gunung’
/m/ [mandeu] ‘bulan’ [ʃәmju] ‘dorong’ [ʃaram] ‘bunuh’
[mayi] ‘di mana’ [kasamka] ‘gosok’ [ŋandәm] ‘hati’
[meri] ‘orang [kami] ‘duduk’ [kↄnom] ‘minum’
/n/ [nowayi] ‘datang’ [sindo] ‘burung’ [wan] ‘pikir’
[nipapu] ‘kamu’ [kↄno] ‘berjalan’ [lamin] ‘lidah’
[namba] ‘dari’ [dende] ‘panjang’ [dәn] ‘urat’
/t/ [teitau] ‘belum’ [kↄtu] ‘henti’ -
[tua] ‘pernah’ [septu] ‘angkat’
[takↄr] ‘sembuh’ [yәrta] ‘ringan’
/d/ [doni] ‘bisul’ [sindi] ‘belek’ [bend] ‘nanah’
[delkin] ‘cecak’ [kↄnduyi] ‘atas’
[daw] ‘wadah’ [kinda] ‘cabai’

/j/ [jikaka] ‘elang’ [ʃәmju] ‘dorong’ -


[jawane] ‘kepiting’ [yayiji] ‘daging’
[kәnjere] ‘berat’
/k/ [kↄm] ‘air’ [walkam] ‘garam’ -
[kari] ‘dengar’ [seriku] ‘ikat’
[katip] ‘ikan’ [golki] ‘ketiak’
/g/ [guwi] ‘di sini’ [ndogre] ‘kodok’ -
[golki] ‘ketiak’ [bәŋgi] ‘miring’
[gәnaŋkәn] ‘pipi’ [begande] ‘istri’
/ŋ/ [ŋↄmin] ‘besar’ [nәŋka] ‘adik’ [noŋ] ‘abang’
[ŋgawu] ‘kulit’ [sitaŋga] ‘alis’ [kәyaŋ] ‘sagu’
[ŋgↄ] ‘saya’ [daŋgↄti] ‘siku’
/l/ [lamin] ‘lidah’ [selbar] ‘buang’ [kal] ‘pikul’
[lowↄ] ‘ekor’ [kәlsum] ‘turun’ [wel] ‘hujan’
[dalban] ‘sedang’ [pel] ‘pohon’
/s/ [semir] ‘gantung’ [isi] ‘jarum’ [pokↄs] ‘sehat’
[sermi] ‘hirup’ [kәsebla] ‘hutan’ [pakas] ‘baik’
[suwↄro] ‘kulum’ [aser] ‘empat’ [resres] ‘jurang’
/r/ [reyi] ‘siapa’ [urkari] ‘ladang’ [karkir] ‘pusing’

55
[resres] ‘landai’ [sermin] ‘pelangi’ [wawↄr] ‘timur’
[sarwa] ‘panggil’ [sekar] ‘terima’

/h/ - - [bah] ‘nyamuk’


[kantuh] ‘atas’
[mәteh] ‘bawah’
/w/ [wilir] ‘alir’ [kuwә] ‘angin’ [tↄw] ‘sampan’
[wәl] ‘hujan’ [duwal] ‘anjing’ [daw] ‘wadah’
[wala] ‘laut’ [soliwↄ] ‘gali’ [sew] ‘rumput’
/y/ [yajibel] ‘binatang’ [yuyui] ‘tengah’ -
[yalpe] ‘dua’ [nowayi] ‘datang’
[yu] ‘nama’ [sepayi] ‘pegang’

4.3.2 Distribusi Fonem Vokal berdistribusi lengkap, sementara satu


Berdasarkan analisis data, dapat fonem vokal lainnya, yaitu /є/
diketahui bahwa dalam bahasa Kanum berdistribusi pada tengah dan akhir kata.
Barkari terdapat enam fonem vokal. Dari Keberadaan distribusi fonem vokal
enam fonem vokal tersebut, lima fonem bahasa Kanum Barkari dapat dilihat pada
vokal, yaitu /a/, /u/, /i/, /o/, dan /e/ tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Distribusi FonemVokal Bahasa Kanum Barkari


Fonem Posisi Ket.
Awal Tengah Akhir
/a/ [ari] ‘ayah’ [tayinu] ‘baru’ [kuwiya] ‘buru’
[aser] ‘empat’ [ndari] ‘darah’ [wala] ‘laut’
[asi] ‘nenek’ [kami] ‘duduk’ [kәra] ‘muntah’
/i/ [iyәre] ‘bakul’ [mayino] ‘kapan’ [meyi] ‘api’
[isi] ‘jarum’ [seriro] ‘garuk’ [bәlani] ‘buruk’
[meyitro] ‘tungku’ [kari] ‘dengar’
/u/ [unaikom] ‘minuman’ [sun] ‘asap’ [toptu] ‘apung’
[urkari] ‘ladang’ [tuni] ‘perut’ [malku] ‘benih’
[tuti] ‘sungai’ [nipapu] ‘kamu’
/e/ [әmpi] ‘satu’ [serumpu] ‘belah’ [sekunde] ‘cium’
[elibaba] ‘lubuk’ [kәmpir] ‘baring’ [yalpe] ‘dua’
[tәlu] ‘daun’ [tiyәnde] ‘jatuh’
/є/ - [bєg:e] ‘dingin’ [tub:є] ‘batu’
[bєlbєl] ‘kotor’ [beŋkє] ‘sejuk’
[bєr] ‘tulang’ [telbє] ‘asam’
/o/ [ↄkↄliˀ] ‘ibu’ [tobo] ‘bahu’ [palo] ‘tengkuk’
[ↄpiyↄŋgu] ‘gasing’ [bobar] ‘dagu’ [kiro] ‘biawak’
[mollo] ‘lengan’ [bito] ‘tikus’

56
4.4 Pola Suku Kata Bahasa Kanum pada bagian pertama diikuti fonem vokal
Barkari pada bagian kedua dan ditutup dengan
Berdasarkan analisis data ditemukan fonem konsonan pada bagian akhir.
beberapa pola suku kata yang terdapat Contoh: [kal] ‘pikul’
pada bahasa Kanum Barkari. Pola-pola [tar.ma.ru] ‘sandar’
tersebut sebagai berikut. [se.kar] ‘terima’

4.4.1 Pola V 4.4.5 Pola KKV


Bentuk suku kata bahasa Kanum Barkari Bentuk suku kata bahasa Kanum Barkari
memiliki pola jenis ini. Pola ini hanya memiliki pola jenis ini. Pola ini terdiri
terdiri atas satu fonem dalam sebuah atas tiga buah fonem dalam sebuah suku
suku kata. Fonem tunggal sebagai pengisi kata. Pola urutan fonem pengisi suku
suku kata tersebut berwujud fonem kata tersebut berupa fonem konsonan
vokal. pada bagian pertama diikuti fonem
Contoh: [a.ser] ‘empat’ konsonan pada bagian kedua dan ditutup
[a.ri] ‘ayah’ dengan fonem vokal pada bagian akhir.
[a.si] ‘nenek’ Contoh: [nde.de.kↄl] ‘engkau’
[ŋga.wu] ‘kulit’
4.4.2 Pola VK [ŋgↄ] ‘saya’
Bentuk suku kata bahasa Kanum Barkari
memiliki pola jenis ini. Pola ini terdiri 4.4.6 Pola KKVK
atas dua buah fonem dalam sebuah suku Bentuk suku kata bahasa Kanum Barkari
kata. Pola urutan fonem pengisi suku memiliki pola jenis ini. Pola ini terdiri
kata tersebut berupa fonem vokal pada atas empat buah fonem dalam sebuah
bagian pertama dan diikuti fonem suku kata. Pola urutan fonem pengisi
konsonan pada bagian berikutnya. suku kata tersebut berupa fonem
Contoh: [em.pi] ‘satu’ konsonan pada bagian pertama dan
[әm.bi.el.ndo] ‘tenggelam’ kedua, diikuti fonem vokal pada bagian
[ur.ka.ri] ‘ladang’ ketiga, dan ditutup dengan fonem
konsonan pada bagian akhir.
4.4.3 Pola KV Contoh: [mbat] ‘gunung’
Bentuk suku kata bahasa Kanum Barkari [ntal.ban] ‘sempit’
memiliki pola jenis ini. Pola ini terdiri [mbam.ba.yur] ‘capung’
atas dua buah fonem dalam sebuah suku
kata. Pola urutan fonem pengisi suku Berdasarkan hasil analisis diketahui
kata tersebut berupa fonem konsonan bahwa bahasa Kanum Barkari memiliki
pada bagian pertama dan diikuti fonem pola suku kata campuran, yaitu suku kata
vokal pada bagian berikutnya. terbuka dan tertutup. Adapun struktur
Contoh: [ta.te.lu] ‘putus’ suku kata bahasa Kanum Barkari adalah
[kↄ.no] ‘pergi’ sebagai berikut.
[ka.pa.yi.lo] ‘raba’
(K) (K) V (K) (K)
4.4.4 Pola KVK
Bentuk suku kata bahasa Kanum Barkari
memiliki pola jenis ini Pola ini terdiri
atas tiga buah fonem dalam sebuah suku
kata. Pola urutan fonem pengisi suku (onset) nucleus (coda)
kata tersebut berupa fonem konsonan
57
4.5 Gugus Konsonan dan Vokal [tow.tow] ‘piring’
Bahasa Kanum Barkari 4) /ew/ [ba.sew] ‘lauk’
Berdasarkan analisis data ditemukan [sew] ‘alang-alang’
beberapa gugus konsonan (kluster) dan [wew] ‘pisang’
gugus vokal (diftong) pada bahasa 5) /ay/ [pay.no] ‘supaya’
Kanum Barkari. [sәŋ.gay] ‘lepas’
[be.te.lay] ‘benar’
4.5.1 Gugus Konsonan Bahasa Kanum
Barkari 5. Penutup
Bahasa Kanum Barkari memiliki enam Berdasarkan hasil analisis data yang telah
gugus konsonan, yaitu /mb/, /nt/, /ŋg/, dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
/nd/, /kl/, dan /mp/. Contoh ketujuh bahasa Kanum Barkari memiliki 16 buah
gugus konsonan tersebut dapat dilihat di fonem konsonan, yaitu fonem /p/, /b/, /t/,
bawah ini. /d/, /j/, /k/, /g/, /m/, /n/, /ŋ/, /l/, /s/, /r/, /h/,
/w/, /y/ dan enam (6) buah fonem vokal,
1) /mb/ [mbat] ‘gunung’ yaitu fonem /a/, /i/, /u/, /e/, /є/, dan /o/.
[mbam.ba.yur] ‘capung’ Fonem-fonem bahasa Kanum Barkari
[mba.ra] ‘lebar’ dalam kata sebagian berdistribusi
2) /nt/ [ntal.ban] ‘sempit’ lengkap dan sebagian lagi berdistribusi
[ntә.me] ‘sedikit’ tidak lengkap. Tiga belas fonem yang
[nta.ru.wa] ‘telinga’ berdistribusi lengkap, yaitu /m/, /n/, /ŋ/,
3) /ŋg/ [ŋgↄ] ‘saya’ /l/, /s/, /r/, /w/, /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/;
[ŋga.wu] ‘kulit’ tujuh fonem berdistribusi di awal dan
[ŋgei] ‘ini’ tengah kata, yaitu /p/, /b/, /t/, /j/, /k/, /g/,
4) /nd/ [nda.ri] ‘darah’ dan /y/; satu fonem berdistribusi di
[nde.de.kↄl] ‘jauh’ tengah dan akhir kata, yaitu /є/; dan
[nda.di.li] ‘kasau-kasau’ hanya satu fonem yang berdistribusi di
5) /kl/ [klo.yↄ.wi] ‘berbulu’ akhir kata, yaitu /h/. Bahasa Kanum
[kↄ.klom] ‘cepat’ Barkari juga terdapat enam buah gugus
[wa.klo] ‘parang’ konsonan, yaitu /mb/, /nt/, /ŋg/, /nd/, /kl/,
6) /mp/ [yә.mpa] ‘payudara’ dan /mp/ serta lima buah gugus vokal,
[te.mpe.yur] ‘mata kaki’ yaitu /ey/, /aw/, /ow/, /ew/, dan /ay/.
[mpu] ‘engkau’ Selain itu, juga dapat diketahui bahwa
bahasa Kanum Barkari memiliki pola
4.5.2 Gugus Vokal (Diftong) Bahasa suku kata dengan struktur pola V, VK,
Kanum Barkari KV, KVK, KKV, dan KKVK.
Bahasa Kanum Barkari memiliki lima Berdasarkan data, walaupun dalam
gugus vokal, yaitu /ey/, /aw/, /ow/, /ew/, bahasa Kanum Barkari terdapat unsur-
dan /ay/. Contoh kedua gugus vokal unsur suprasegmental berupa tekanan,
tersebut dapat dilihat di bawah ini. nada, dan durasi, akan tetapi tidak
terdapat unsur suprasegmental yang
1) /ey/ [ley] ‘apa’ distingtif atau yang membedakan makna.
[mey] ‘api’ Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa
[bey] ‘langit-langi’ dalam bahasa Kanum Barkari tidak
2) /aw/ [se.ma.raw] ‘bakar’ terdapat fonem suprasegmental.
[daw] ‘tempat’ Mengenai unsur suprasegmental yang
[tei.taw] ‘belum’ berupa durasi selalu jatuh pada suku
3) /ow/ [tow] ‘perahu’ terbuka yang dibunyikan panjang.
58
Daftar Pustaka Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa
Alwi, Hasan dkk. 2000. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Samsuri. 1982. Analisis Bahasa. Jakarta:
Balai Pustaka. Erlangga.
Bloomfield, L. 1933. Language. London: Sudaryanto.1993. Metode dan Aneka
George Allen & Unwin. Teknik Analisis Bahasa: Pengantar
Chaer, Abdul. 2009. Fonologi Bahasa Penelitian Wahana Kebudayaan
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Secara Linguistis. Yogyakarta:
Hartman, R.R.K. and F.C. Stork. 1972. Duta Wacana University Press.
Dictionary of Language and Suharyanto. 2006. ”Fonologi Bahasa
Lingusitic. Applied Science Kayu Pulo” dalam Jurnal Kibas
Published, Ltd. England. Cenderawasih Volume 2 Nomor 2
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Oktober 2006. Jayapura: Balai
Linguistik. Jakarta: Gramedia. Bahasa Jayapura.
Lapoliwa, Hans. 1980. Analisis Fonologi. Summer Institute of Linguistic. 2006.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Bahasa-Bahasa di Indonesia.
Pengembangan Bahasa. Jakarta: Summer Institute of
Muslich, Masnur. 2010. Fonologi Linguistic.
Bahasa Indonesia: Tinjauan

59

Anda mungkin juga menyukai