Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa ialah kiprah yg paling terpenting pada kehidupan insan. keliru satu
kiprah yg di miliki Bahasa bagi insan yaitu di pakai buat berkomunikasi antar
sesama serta menjalin korelasi sosial. bahasa di Kepulauan Aru ialah bahasa yg di
pergunakan sang rakyat aru, di kepulauan aru sendiri mempunyai empat belas
bahasa local menjadi wahana komunikasi warga tadi. Ragam dialek regional tadi
diantaranya, yaitu desa Batulei, Karey, Koba, Kompane, Lolaa,Lorang, Manombai,.
desa Mariri, Tarangan Timur, serta Bersama Ujir.
Sebagaimana bahasa-bahasa pada Kepulauan Aru pula terpecah sebagai bentuk
dialek. Suku pertama yg mendiami Kepulauan Aru ialah kaum aru itu sendiri. kaum
aru membentuk kaum bangsa di indonesia yg mendiami secara spesifik kepulauan
aru bagian dari kawasan maluku tenggara. kaum aru secara budaya dalam kegiatan
sosial adalah kaum yg termasuk dari rumpun Melanesia pasifik yg terdiri asal 16
suku orisinal, beraneka ragam bangsa di maluku, lalu suku Jawa serta Tionghoa.
berdasarkan asal usul eksistensi suku aru pada maluku terkadang di kaitkan
bermula bagi pulau eno karang, pulau di maluku yg teristimewa sebab estetika
akan karangnya. Kabupaten Kepulauan Aru terdiri atas banyak sekali kecamatan
yaitu 10 kecamatan, dua kelurahan serta 80 desa dengan luas daerah 8.152,42 km²
serta jumlah penduduk 102.272 jiwa. lima pulau terbesar antara lain kola, wokam,
kobror, maekor, serta trangan (Khielsing,w.1973).
rakyat aru memiliki aneka macam budaya serta tata cara norma, untuk
memenuhi ekonomi keluarga jaman itu mereka melakukan pekerjaan semacam
mempangkul sagu (pangkur sagu), berburu, berkebun dan nelayan. serta
kebanyakan mereka pula percaya pada ‘’mitos Eno-Karang’’, pulau keramat yg
berlokasi di bagian selatan kabupaten kepulauan aru menjadi asal- usul dari nenek
moyang mereka.

1
Bahasa merupakan bagian yg tak bisa dipisahkan dari kehidupan insan. sebab
menggunakan bahasa, seorang mampu memberikan maksud serta harapan pada
orang lain. Menggunakan istilah lain, bahasa membentuk seseorang bisa
berkomunikasi serta menyesuaikan diri dengan insan. Mirip yg diungkapkan sang
Kridalaksana (pada Chaer 2012:32), bahwa bahasa ialah bentuk sombol suara
arbitrer yg dipergunakan oleh anggota gerombolan sosial buat bekerja sama,
menginformasikan serta mengenali diri. Bahasa berjiwa kemanusiaan, adalah
bahasa menjadi indera komunikasi mulut yg semata-mata dimiliki sang insan.
Bahasa, rakyat, serta budaya artinya 3 hal krusial yg tak bisa dipisahkan serta
saling berkaitan. bila meneliti tentang bahasa, maka secara tak eksklusif bahasa yg
akan ditinjau tadi bekerjasama eksklusif menggunakan rakyat, sebab konsumen
sebuah bahasa ialah masyarakat. Lebih lanjut, tak lepas akan adanya budaya, sebab
masing-masing warga absolut memiliki budaya eksklusif yg akan mensugesti
keadaan sosial masyarakatnya. di hal tadi akan keluar di bahasa yg digunakan insan
saat mengungkapkan maksud tersebut. keluarnya pergantian maupun jenis pada
suatu dialek dilatarbelakangi sang perubahan budaya di suara pengucapannya.
intinya bahasa tadi memiliki 2 aspek fundamental, yaitu aspek bentuk serta makna.
kalau dlihat dengan tepat pada bahasa, bentuk serta manfaatnya memberikan
disparasitas antar pengungkapnya, antara percakapan yg satu menggunakan
percakapan yg beda.
disparasitas tadi bisa membentuk ragam-ragam dialek maupun jenis dialek.
Ragam tersebut karena adanya letak geografis, komunitas sosial, situasi berbicara
maupun taraf formalitas serta perubahan. kenyataan tersebut bahwa variasi bahasa
ialah dialek, yaitu jenis bahasa yg kehadirannya diakibatkan sang daerah tertentu
(dialek regional), kelompok logat berasal komunitas eksklusif (dialek sosial), dan
kelompok bahasa yg hayati di saat tertentu (dialek temporal) Kridalaksana (pada
Hamjah, 2014).
Dari Weijnenn (pada Ayatrohaedi,2003) logat ialah sistem kebahasaan yg
digunakan oleh sekelompok rakyat untuk memahami asal rakyat lain Bersama-
sama serta mempergunakan jenis yg berlawanan arah. Tak terdapat seorang pun
penutur sebuah bahasa yg lepas sama sekali asal dialek atau jenis bahasanya saat
orang itu berbicara saat itu pula yg bersangkutan berbicara pada dialeknya atau
variasi bahasanya.

2
Kehadiran logat inilah yg menciptakan makna pengetahuan yg dianggap
bermakna. Dialektologi adalah wacana dialek, atau cabang asal linguistik yg
mempelajari disparasitas isolek dengan menggunakan disparasitas tersebut secara
utuh (pada Mahsun, 1995:)jenis satuan terkecil adalah jenis logat yg bisa
ditemukan asal adanya disparasitas cara artikulasi serta peredaran bentuk pada
suatu bahasa. jenis logat dihasilkan adanya aktivitas hubungan kerja sama yg
dilakukan oleh warga/grup yg sungguh majemuk dan disebabkan oleh para
penuturannya yg tidak bersifat sama. adanya Perubahan logat dapat terjadi bukan
hanya karena sebuah peningkatan serta ekspansi, tetapi hanya berupa kesulitan
seiring berjalan waktu perubahan yg dialami warga.
Berdasarkan observasi untuk logat mampu berdampak, sebab bahasa ialah
objek dalam observasi jenis bahasa. beberapa arti bahasa menurut para tokoh.
Ritonga (2008) mengatakan logat merupakan sarana komunikasi antaranggota
masyarakat berbentuk lambang bunyi yang dihasilkan, dari cara ucap manusia.
Menurut kamus besar bahasa indonesia, logat ialah sistem lambang bunyi pada
sebuah arbitrer, yg dipergunakan bagi anggota warga masyarakat untuk bekerja
sama, memiliki ikatan serta mengetahui pola hidup.
Logat ialah kecakapan manusia untuk berkomunikasi dengan menentukan
jenis-jenis bidang tertentu (dalam bersuara, isyarat) yg tersusun dari berbagai
jenis-jenis unit tertentu (contohnya tataurut), Duranti (pada Jufrizal dkk, 2007).
logat pula adalah penerapan perilaku manusia baik secara tutran maupun
karangan agar orang dapat mendengar, mengerti, serta menemukan tujuan. tentu
seharusnya logat dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yg secara rutin
dipergunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari buat mengatur adanya interaksi
antarsesama masyarakat (pada Samsuri, 1994)..
B. Rumusan Masalah
permasalahan yg akan dijelaskan melalui riset ini adalah:
1. Bagaimana pembeda logat di Desa Nafar dan Desa Kobraur.
2. Faktor apa saja yg menjadi penyebab perbedaan logat Di Desa Nafar dan Desa
Kobraur.
C. Tujuan dari Penelitian ini
1. Mendeskripsikan perbedaan logat variasi dialek bahasa di Desa Nafar dan Desa
kobraur

3
2. Mendeskripsikan factor yang menjadi penyebab perbedaan logat tersebut Di Desa
Nafar Dan Desa Kobraur.
D. Manfaat Penelitian
Dalam observasi ini di harapkan mampu memberikan makna penting kepada teoritis
serta praktis
1. Manfaat teoritis
a. untuk ilmu pengetahuan
informasi di harapkan bisa di manfaatkan sebagai pengembangan pengetahuan
terhadap dialektologi masyarakat desa nafar dan desa kobraur yang mempunyai
satu bahasa yang sama tetapi mempunyai bunyi dan intonasi bahasa maupun logat
yang berbeda -beda .
2. Manfaat praktis
a. untuk peneliti
harapkan berguna utuk terciptanya pedoman bagi peneliti untuk yg akan diteruskan
kepada orang lain dalam kehidupan, melalui proses untuk menambah wawasan dan
dapat di kembangkan untuk orang lain dalam memperoleh informasi
pengembangan profesionallisme karir bagi peneliti .
b. untuk daerah
mampu menambah wawasan serta mengangkat nilai budaya terkait keunikan
atau keragaman Bahasa.

4
BAB II DARI

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan penelitian
1. Bahasa

.
B. Hakekat Dialektologi
1. Ragam Bahasa
Dialami dari bawaan sejak lahir dan diteruskan turun temurun. tak hadir logat yg
homogen tanpa adanya cara logat. ( pada Grijns,1976 :dua) atas dasarnya, memusat
terhadap ragam-ragam.jenis logat tadi diabstraksikan dengan peta melalui donasi
lambang –lambang serta sistem tertentu dan garis isoglos yg menyatukan
persamaan, serta heteroglos yg memisahkan perbedaaan asal ragam logat tersebut.
Halliday(2002:9) logat bisa di klasifikasikan pada 2 bentuk, yakni logat serta
register. Dialek artinya jenis logat dari permusuhan, guna bagi penutur bahasa,
selanjutnya register ialah ragam bahasa yg digunakan desa nafar dan desa kobraur.
Bahasa adalah kepribadianya yg selalu berubah arah pada tingkah laku
sekelilinginnya, baik yg sifatnya privat/ luar dengan istilah lain, variasi logat
tersebut ialah suatu fenomena yg bersifat secara umum serta berlaku pada logat
apa saja yg berada bagi dunia.
Bahasa ialah suatu budaya yg ada sejak zaman purba kala hingga sekarang ini,
desa nafar dan desa kobraur merupakan desa yg berada di kabupaten kepulauan aru,
kecamatan pulau aru. Bahasa yang di bahas dalam penelitian ini adalah perbedaan
dari dialektlogi antara kedua desa tersebut. jarak dari kedua desa ini tidaklah jauh
hanya butuh 30 menit untuk dapat di tempuh bisa dengan berjalan kaki, bisa juga
naik kendaraan laut, seperti sampan, longbot,dan spit, serta motor laut. Bahasa,atau

5
logat ini sudah ada sejak saman leluhur kami.mereka sudah terbiasa dengan
menggunakan bahasa serta nada dan intonasi untuk melengkapi percakapan
mereka. bahasa mereka tetap sama, namun ada terdapat logat yang berbeda dari
kedua desa ini. mereka sudah terbiasa dan sangat nyaman untuk menggunakan
dialektologi atau yang di sebut dengan bahasa sehari –hari yaitu logat .
Dialektologi atau yang di sebut dengan logat ini kalau untuk bahasa masih
tetap di wariskan oleh orang tua,karna orang tua merasa lebih nyaman dalam
berbicara menggunakan bahasa tapi untuk anak –anak jaman sekarang mereka lebih
nyaman menggunakan bahasa sehari – hari di bandingkan dengan bahasa daerah
karna mereka tidak terbiasa , dan tidak di ajarkan untuk berbahasa daerah makanya
kalau orang tua berbicara dengan bahasa mereka mengerti tetapi untuk membalas
dengan menggunakan bahasa daerah mereka tidak bisa berbahasa daerah,mereka
hanya bisa menggunakan bahasa indonesia saja untuk membalas percakapan yang
disampaikan.
Sementara bahasa ini sangat penting bagi kehidupan kita semua, dan di sini
yang lebih khusus untuk tokoh –tokoh adat, sudah menjadi tradisi bagi mereka.
Mereka selalu melakukan ritual adat menggunakan bahasa daerah, bahasa daerah
ini di pergunakan untuk menyanyikan lagu adat dan juga bagi sumpah adat kepada
leluhur.
terdapat empat jenis logat terkait unsur yg sejalan dengan ragam dialek itu.
1. unsur geografis
yakni daerah mana logat tersebut digunakan bagi daerah (regional variety)
2. unsur waktu
dimana (perjalanan sejarah suatu logat) logat, digunakan sebagai bahasa
masa lampau.
3. Faktor keadaan berbahasa
Meliputi pemeran beserta (juru bicara, penonton, dan lainnya).tempat
berbicara halaman, sekolah, Gedung, serta lainnya.
4. Faktor kemasyarakatan
ialah kalangan sosioekonomik mana yg dapat mempergunakan bahasa itu
sebagai bahasa komunitas.
2. Dialektologi / logat
begitu banyaknya desa, tentu tiap-tiap desa mempunyai jenis berbicara. Baik
suatu jenis contoh tuturan individu, serta satu tempat buat tempat lain. perbedaan tidak

6
semata-mata ada di lapisan suara, tapi terjadi juga bagi sebagian lapisan linguistik
lainnya. Lembaga unit yg menelaah jenis berbicara di sebut mirip logat.
Menurut Sumarsono (2002:9) mengatakan dialektologi merupakan kajian tentang
Bahasa tersebut. dan mempelajari tentang beraneka cara pada satu logat yg terpencar
di seluruh wilayah, yg sasarannya mendapatkan kekerabatan masa logat, serta
memastikan riwayat perkembangan suara maupun Teknik ucap, mulai sejak abad
berdirinya suatu desa yg berbeda.
Dialektologi atau logat ini Juga sudah menjadi tradisi sejak turun temurun,
hingga sampai sekarang ini yang paling unik terjadi di kedua desa ini adalah
dealektologi atau logat yg sangat berbeda beda dengan bunyi atau intonasi yang
berbeda pula, logat kedua desa ini. Desa Nafar dan Desa Kobraur tidaklah mempunyai
kesamaan contohnya Desa Nafar kalau berbicara seorang akan yg lain selalu
mengakhiri kalimat dengan menggunakan kata ye, laka ia mi, sementara Desa Kobraur
selalu dengan kata ayai,dan ulaka entah itu dengan pembukaan pembicaraan atau
dengan penutupan tetapi dengan bunyi intonasi yang sangat panjang. dan berbeda dari
masyarakat desa nafar. pemakaian bahasa dapat di lihat dari berbagai segi tempat,
kedudukan satu desa yg tak serupa dan bisa mengubah logat yg di pergunakan. hal
tersebut dapat mengakibatkan perbedaan dialek dari kedua desa tersebut.
Dalam praktek kajiannya, penelitian dialektologi di bagi dalam dua bidang
garapan yaitu dialektologi secara sinkronis (deskritif) dan kajian dialektologi diakronis
atau secara historis (Mahsun, 1995:11).
a. Dialektologi sebagai ilmu
sebutan dialektologi bermula semenjak dialek Yunani,dialektos serta logos.
Dialektos merunjuk seputar diparasitas mungil penerapan logat bagi rakyat Yunani.
sementara itu logos ialah pengetahuan.
dialektologi meneliti variasi dari setiap komponen kebahasaan yg berhubungan
melalui factor geografis. bagian primer mengenai pemetaan variasi unsur
kebahasaan diberbagai desa yg nyata buat riset. Dalam objek risetnya, landasan
dialektologi terbatas. hanya berfokus bagi fonologi maupun leksikon dulu.
b. landasan logat
logat mempunyai 4 landasan, yakni;
1. Fonologi
artinya logat berfokus untuk mencari tahu perbedaan suara maupun pelafalan
ketika mengucapkan suatu dialek.

7
2. Morfologi
Iakah logat menjurus bagi kata serta kalimat awalan, infiks, sufiks,
Pronominal, dan sebagainya.
3. Sintaksis
ialah logat berfokus bagian bentuk struktur kalimat/ frasa.
4. Semantik
ialah logat menjurus bagi perbedaan makna dari kata kalimatnya.
3. Dialek
Secara etimologis dialek berasal dari dialek yaitu Yunani Dialektok, yg digunakan
Bahasa Indonesia dengan sebutan logat. logat pun berasal dari dialek arab yaitu
Lughab, karena berarti denotasi ‘’bahasa’’, sedangkan dialek secara khusus diartikan
asalkan suatu dialek yg lisan maupun ujaran yg telah diucapkan oleh orang- orang dari
berbagai pedalaman sebagai golongan bukan terpelajar Iskandar (dalam Nadra,
2016:29).
a . logat sosial
Merupakan variasi Bahasa yang digunakan oleh sekelompok masyarakat tertentu
yang membedakannya dari kelompok masyarakat lainnya(Zulaeha,2010:29).
Kelompok masyarakat yang dimaksud terdiri dari sistem pekerjaan, Pendidikan, usia,
kegiatan, jenis kelamin dll.
Dialek sosial mengacu pada dialek atau tuturan yang diucapkan bagi kelas sosial
penuturnya.dialek di suatu daerah yang serupa dapat dimungkinkan mengalami
perubahan, hal ini disebabkan akibat perbedaan kelas sosial Penutur tertentu dengan
kelas social penutur yang lainnya. Contohnya pemilihan kosa kata yang digunakan
oleh seorang penjual dipasar tentunya berbeda dengan penetapan kosa kata yang di
gunakan oleh guru atau dosen.
b. logat geografi
sebuah cabang linguistik yg mempelajari variasi-variasi dialek berdasarkan aspek
perbedaan lokal suatu wilayah setempat.studi dialek geografi bertujuan membahas
seluruh gejala kebahasaan dari semua data yg diperoleh bagi wilayah penelitian yg di
sajikan dalam model peta Bahasa maupun dapat dikatakan bahwa tujuan geografi
dialek ialah usaha untuk memetakan dialek.
Tujuan variasi geografi dialek sebagai berikut
1. Menjelaskan variasi bahasa pada berbagai macam tataran kebahasaan,variasi
fonologi, morfologi, leksikon, sintaksis, serta semantik.

8
2. Menggambarkan variasi-variasi
3. Mengungkap aspek sosiolinguistiknya seperti dampak logat pada pusat
kebudayaan atas logat tersebut..
4. Penyampaian yg berhubungan pemahaman dialek maupun subdialek cara yg telah
diteliti.
4. Isoglos
atas kondisi sekitar, masa politik, akhirnya akan menentukan suatu batas
penggunaan Bahasa harus disesuaikan dengan kondisi sesungguhnya. Supaya
membantu peneliti memudahkan penelitian Bahasa atau dialek, para linguis membuat
instrument demi membantu para peneliti bahasa, disebut dengan isoglos.
isogloss mula-mula di gunakan bagi J,G.A Bielestein, dialeklologi dari Latvia pada
tahun 1892. Secara khusus istilah isogloss dari sebuah Bahasa Yunani yaitu iso dan
gloss.
5. Isolek
Isolek adalah sebuah kata bahasa yg di gunakan dari cara objektif untuk mengucapkan
cara ucap dalam berdialog bagi desa, tetapi belum di tetapkan sebagai dialek maupun
sub dialek.
Menurut para took h yaitu Kridalaksana (2009 :97). isolek adalah isogloss model
dialek yg digambarkan mengelilingi satu kata bahasa. isolek dalam arti sebagai isoglos
yg berhubungan dengan leksikon. Wujud dari isogloss berupa titik pembeda yg menjadi
adanya suatu batasan pemakaian dialek atau logat, Leksiko ialah daftar kata.
6. Pembeda Dialek
Pembeda dialek terdiri dari berbagai macam perbedaan yaitu :
a. pembeda intonasi : variasi ini mampu di bidang fonologi dan umumnya
para juru bicara tersebut tidak tahu cara berbahasa
b. pebeda bagian struktur : atas terciptanya kata-kata baru berdasarkan
perubahan fonologi dan geseran bentuk.
c. Pembeda lambang bahasa : menunjukan nama yg berbeda berdasarkan
satu pikiran yg di berikan dibeberapa daerah yg berbeda.
d. Pembeda frasa : pemberian nama yg sama untuk digunakan beberapa
konsep yg berbeda.
e. Pembeda tata bahasa : terciptanya inovasi logat.

7. Peran bahasa

9
Peran bahasa sangatlah penting bagi kehidupan masyarakat, bahasa juga dapat
membantu masyarakat dalam berbicara contohnya jika ada yang berbuat jahat kepada
kita, maka keluarga atau orang-orang terdekat kita bisa memberikan informasi kepada
kita menggunakan bahasa tanpa sepengetahuan orang tersebut. begitu juga dengan
permasalahan yang lain.
Peran bahasa sangat penting tapi kadang seiring berjalannya waktu dari zaman ke
zaman perkembangan dunia moderen, membuat kita lupa akan bahasa kita sendiri,
sehingga kita tidak bisa berbicara menggunakan bahasa apalagi dimengerti, karna untuk
itu jangan kita meninggalkan budaya kita. karna budaya merupakan salah satu tradisi
yang sudah diwariskan kepada kita oleh nenek moyang kita, jadi kita harus tetap

melestarikan itu .
8. penyebab terjadinya perbedaan dialek\logat
Dalam kehidupan setiap masyarakat secara inhern tentu terdapat adat istiadat,
budaya, pemikiran, serta rasa yg berbeda. oleh sebab, itu dapat di pastikan bahwa faktor
psikososial benar-benar beda. Cara semacam ini muncul beraneka ragam dialek.
cara fonologi ialah factor yg paling dominan karena berakibat buat variasi logat
tersebut. baik sebagai personal maupun sosiokultural. pada Kata mengakhiri
pembicaraan logat oleh Desa Nafar contohnya (ye, laka ia mi), sedangkan logat Desa
Kobraur (ayai,dan ulaka).
Nama dialek Nama Dialek
Desa Kobraur Arti
No Desa Nafar Arti
1 Ye Iya Ayai Bagaimana
2 Laka ia mi Iya sudah Ulaka Kenapa

a. Faktor kebahasaan
salah satu Pemicu pertumbuhan suatu dialek ialah peran dialek serta bahasa yg
berdampingan. Faktor terjadinya suatu dialek yaitu pada bagian anasir kosakata,
struktur, serta gaya pengucapan.
bagian pengucapan terbentuk dari dua suku kata yaitu anasir dan pengucapan.
Anasir menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti unsur. Sedangkan
kosakata ialah perbendaharaan kata. Dengan begitu, anasir kosakata berarti unsur
perbendaharaan atau unsur kosakata dalam suatu bahasa atau dialek. Selain istilah,
struktur juga yg memengaruhi pertumbuhan serta keberadaan dari suatu dialek. Struktur

10
yg memengaruhi dari berbagai dialek yaitu struktur kata, bunyi, dan pola kalimat.cara
pelafalan dialek pada umumnya memiliki ciri khas sebagai cerminan dari sosial budaya
dan geografis.
b. Faktor non kebahasaan
memiliki peranan yg penting dalam munculnya dialek/logat.
Selanjutnya akan di jelaskan faktor -faktor yang menyebabkan timbulnya suatu dialek:
1). situasi alam (terpencil)
Mempengaruhi tempat gerak suatu desa, memudahkan warga mengungkapkan
maksud yg baik bagi negara lain maupun tempat tinggal sekitar.
2). Batas alam
Dialek ialah bahasa populasi yg bertempat di daerah terpencil. berupa tempat
tinggal seperti danau, pegunungan, samudera, rimba, serta lainnya yg memisahkan
logat yg satu dengan logat yg lain bagi desa.
3). Batas kebijakan
takluk d dalam peraturan perpolitikan mengundang mereka untuk mendekatkan
bahasa satu sama lainnya dan kemudian terbentuknya sebuah Bahasa secara
umum. seperti Bahasa latin yg menjadi bahasa perserikatan di italia.
4). Ekonomi
Adalah sebuah factor dari kumpulan masyarakat dan kaum yg berbeda, mereka
hasil jerih payah orang lain untuk mendapatkan keuntungan dan terjadi penindasan
pemberontakan diakibatkan kedua belah pihak menjadi bermusuhan.
5). Pola gaya hidup
faktor pertumbuhan suatu dialek. pertumbuhan penerapan dialek dibagi jadi dua,
membaik maupun memburuk. baik bilamana suatu dialek digunakan secara
keseluruhan sebagai pemakai, maka desa itu mengalami jumlah penuturnya naik.
Demikian pula, dikatakan buruk bila desa itu megalami kekurangan dalam
penggunaan Bahasa, dan desa tersebut semakit sedikit pengucapannya, maka akan
punah.

11
BAB III dari

METODE PENELITIAN

A. Jenis informasi
Dalam metode riset ini menggunakan metode kualitatif, yakni pendekatan yg
dilakukan terhadap subjek, yaitu pendekatan dialektologi. Materi pokok penelitian
menurut Suharsimi Arikonto(2016:26)membagi batasan batasan subjek observasi
semacam benda, orang atau orang tempat data maupun variablel analisis yg erat, dan
yang di persoalkan. dalam sebuah penelitian, subjek penelitian mempunyai kiprah yg
amat penting bagi inti observasi, begitulah fakta tentang variabel yg observasi awasi.
dalam riset kualitatif , metode riset di sebut dengan istilah responden, yaitu
orang yg akan memberikan penjelasan tentang keteranagn yg dinginkan peneliti
berhubungan dengan penelitian yg sedang di laksanakan. pendekatan dialektologi,

12
yang diteliti adalah bentuk fonologi dan leksikon pada konteks penutur Bahasa Nafar
dan Kobraur di Kepulauan Aru , Dan pada sosiolinguistik di lihat perbedaan dialek
pemakai bahasa nafar dan kobraur di kepulauan aru.
Tipe dalam metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, sebab
penelitian ini bertujuan karena membuat suatu data keterangan atau deskriptif tentang
suatu tempat dalam hal ini : Analisis Dialektologi Masarakat Aru Desa Nafar dan
kampung Kobraur. Kecamatan kepulauan Aru Kabupten Kepulauan Aru.
B. bukti serta Sumber bukti
tokoh(pada Lungan,2006:13)bukti sumber ialah keterangan-keterangan atau
fakta-fakta yg dapat dari suatu penduduk yg akan digunakan untuk menerangkan
populasi yang bersangkutan. jenis data ini yg digunakan adalah informasi secara
langsung diambil dari berbagai objek/subyek suatu penelitian Perorangan maupun
pada pihak lembaga. Jenis dokumen yang di peroleh yakni responden dimana
peneliti dapat memperoleh data secara tepat dari sumbernya . pendataan dokumen
dalam penelitian ini adalah dari hasil kuesioner yg di sebar pada responden yang
menjadi ilustrasi pada penelitian ini. asal mula rancangan
menurut(Moleong,2001)sumber rancangan primer dalam observasi kualitatif ialah
kata- kata dan perbuatan sisanya ialah data dan tambahan seperti dokumen dan
lainnya. sumber penelitian dengan memberikan hasil kepada pengambil dokumen.
selanjutnaya yang di gunakan yaitu kuesioner dan wawancara dari Desa Nafar dan
Desa Kobraur.

C. Teknik Pengumpulan informasi


hal yg paling utama dari penelitian adalah menemukan informasi. kumpulkan
informasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti frasa, dan berbagai cara. bagi
jenis kualitatif, jenis informasi dapat digunakan oleh natural bentuk (kondisi yang
alamiah), sumber data primer, wawancara, serta dokumenntasi.menurut
( dalamSugiyono, 2006; 224).
Untuk teknik pengumpulan data pengarang menggunakan beberapa cara yaitu :
1. Observasi
Obserasi dapat merupakan suatu konsentrasi perhatian yang akan di gunakan
terhadap suatu keterangan yg dan termasuk menggunakan indera ucap untuk
medapat informasi dari warga. dan melakukan pengamatan tepat dengan
menggunakan indera mata, telinga. observasi yang di gunakan terdapat pada

13
panduan pengamatan, tes, kuesioner, dan hasil rekaman ucapan. Penulis
mengadakan peelitian langsung di lapangan ( lokasi ) untuk mengadakan bentuk
pengamatan dialek yang berbeda dari kedua desa tersebut, dengan tujuan untuk
mendapatkan dan mengumpulkan data-data dalam penelitian.
2. Wawancara mayarakat
Wawancara pada penelitian ini untuk memperoleh proses informasi dalam
system dialog dan dengan tatap muka antar peneliti dengan orang yg interviu dari
desa tersebut.
hasil interviu yang dipakai dapat mengungkap keterangan jangka waktu,
sehingga berhubungan dengan masa lalu, kontemporer, dan masa kemudian. serta
fakta yg di hasilkan dari informasi bersifat publik, global, serta menbentuk
dokumen yg akurat. Penulis mengadakan wawancara dengan responden/para tua-
tua adat Desa Nafar dan Desa Kobraur secara langsung ataupun tidak langsung
tentang Analisis Dialektolgi Masyarakat Aru di Desa Nafar dan kampung Kobraur
Kecamaatan Pulau-Pulau Aru Kabupaten Kepulauan Aru dengan menggunakan
angket kuisioner yang di siapkan oleh peneliti meliputi : variasi bahasa , logat . dan
peran bahasa dan faktor-faktor perbedaan logat.
3. Dokumentasi
dalam mendokumentasi terdiri dari dua jenis yakni panduan dokumentasi yg
muncul kolom besar maupun bagian dari yg akan dicari keterangannya. dan daftar
nama, mencatat seluruh hal yg akan dikumpulkan buktinya. perbedaan antara
kedua bentuk ini terletak pada ketekunan petunjuk yg akan selektif Sebagai alat
penunjang di lakukan pemotretan untuk mengaktualisasikan variabel di lapangan
dalam masalah ini peneliti mengambil gambar tentang proses bahasa analisis
dialektologi antara masyarakat setempat Desa Nafar dan Desa Kobraur.
4. Kuesioner
Menurut ahli sugiyono (2017:199) kuesioner diartikan sebagai metode
Pengambilan informasi keterangan yg di lakukan melalui upaya memberikan
selengkap atau pertanyaan tercatat kepada pelapor untuk Jawabannya. daftar
pertanyaan ini digunakan secara tertutup adalah sebuah Pertanyaan yg sangat
pilihan jawabannya telah disediakan oleh pemeriksa. Cara ini ada kalanya diakui
mampu dengan alasan karena pelapor hanya Perlu memberikan tanda centang
dalam kolom pertanyaan yg disediakan. dan dokumen yang akan didapatkan yakni

14
dari hasil yang diwawancarai oleh tua-tua adat masyarakat Desa Nafar dan Desa
Kobraur

F. Teknik menganalisis data


Bogdan (pada sugiyono, 2015) mengemukakan bahwa menganalisis informasi
merupakan suatu proses Menyusun sebuah informasi secara logis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, penelitian lapangan, serta bahan-bahan lain,
kemudian dengan mudah dipahami, dan tentunya mampu diberitahukan kepada
orang lain.
bagi penelitian ini analisis informasi kualitatif bersifat induksi, ialah suatu
analisis berdasarkan informasi yg didapat, seterusnya dikembangakan interaksi
hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. lalu dilaksanakan pada awal turun lokasi,
selagi berada dilapangan, serta selesai dilapangan.
Dari hasil pengumpulan data kemudian di lakukan analisis secara deskriptif
dengan data yang telah ada untuk mengidentifikasi masalah -masalah dalam
analisis dalektologi bahasa masyarakat aru Desa Nafar dan kampung Kobraur
kecamatan kepulauan aru kabupaten kepulauan aru .
berdasarkan Emzirr (2010:129-133) ialah menentukan system penjabaran informasi
secara model Miles dan Huberman, analisis menggunakan model antarhubungan
informasi,dengan tahapan yaitu:

1. Reduksi informasi dokumen


penyusunan informasi menunjuk pada proses suatu pemilihan, pemfokuskan ,
penyederhaan, teori, serta pentransformanisan (bukti mentah)yang terjadi dalam
catatan- catatan lapangan telah dicatat. dalam penelitian ini pengkaji melakukan
transkrip data, identifikasi data, dan klasifikasi data. Peneliti menganalisis
perbedaan data tersebut dengan mendengarkan rekaman hasi wawancara kemudian
diklasifikasikan berdasarkan perbedaan loga tersebut.
2. Model Data
Model ini yaitu berupa empiris sebagai sumber pengetauan yang di peroleh
dari observasi suatu gabungan informasi tersusun yang dapat menyetujui
pendeskripsian kesimpulan serta pengambilan tindakan.
3. pengambilan/Veritifikasi Kesimpulan

15
adalah tahap pengambilan kesimpulan dari seluruh informasi yg telah didapat
selaku hasil dari wawancara yg beruparingkasan atau veritifikasi adalah usaha
untuk mencari maupun mendalami makna /arti, keteraturan, pola-pola, penjelasan,
sebab akibat atau hipotesis. awal mula melakukan simpulan,lebih dahulu dilakukan
reduksi data, penyampaian data serta pengambilan kesimpulan atau veritifikasi
pengamatan sebelumnya. Dalam informasi ini, masalah informasi yang di dapat
berupa perbedaan bentuk logat dari Bahasa tersebut.
G. Teknik Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan data menurut Wiliam Wiersma (dalam sugiyono 2016:369).adalah
dilakukan demi mengecek kebenaran data yang diperoleh peneliti untuk
membuktikan keaslian data dan ke akuratan data tersebut, untuk membantu
merangkum pembaca sehingga mengerti data yang akan di teliti.data yang di
gunakan yaitu berupa wawancara.

16
17

Anda mungkin juga menyukai