Anda di halaman 1dari 10

MASYARAKAT BAHASA DAN VARIASI BAHASA

BAB I

A. Latar belakang masalah

Bahasa adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi atau


berinteraksi.Bahasa merupakan hasil kebudayaan yang memegang
peranpenting dalam kehidupan manusia.Tanpa bahasa manusia tidak dapat
menyampaikan gagasanyang ada dalam pikirannya, sederhananya manusia
tidak dapat berkomunikasi tanpa bahasa.Bahasa memiliki peran yang sangat
penting dalam kehidupan manusia, untuk menjalankan kehidupan bersosial.

Masyarakat mengguanakan media bahasa sebagai sarana atau alat untuk


bersosial yang dapat dipahami oleh lawan tuturnya, yang bertujuan untuk
mendapatkan ataupun menyampaikan informasi yang dibutuhkannya.
Penggunaan bahasa dikatakan mampu menyampaikan informasi dengan baik
apabila terdapat kesesuaian antara bahasa penutur dan lawan tutur serta
terdapat kesesuaian dengan peristiwa tutur yang berlangsung. Menurut Chaer
& Agustina (dalam Fitriani dkk 2017:119),“ Peristiwa tutur adalah peristiwa
terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran
atau lebih yang melibatkan dua pihak,yaitu penutur dan lawan tutur, dengan
satu pokok tuturan, didalam waktu, tempat,dansituasi tertentu”

Kajian yang membahas tentang tutur atau ujaran manusia yang bervariasi
adalah sosiolinguistik. Menurut J.AFishman (dalamLukiana2019:3),“
Sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi
variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi
dansaling mengubah satu sama lain dalam suatu masyarakat tutur”.

B. Rumusan masalah

1
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.

1. Apa itu Masyarakat bahasa ?


2. Apakah yang dimaksud dengan diglosia ?
3. Apakah yang dimaksud dengan variasi bahasa?

C. Tujuan penelitian

1. Mengetahui dan memahami Masyarakat bahasa !


2. Mengetahui dan memahami diglosia ?
3. Mengetahui dan memahami variasi bahasa?

BAB II

PEMBAHASAN

2
1. MASYARAKAT BAHASA

A. Pengertian masyarakat bahasa

Masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang merasa atau menganggap


diri mereka memakai bahasa yang sama (Halliday, 1968). Frase ‘merasa atau
menganggap diri’ perlu ditekankan di sini, karena dari kenyataan sehari-hari
sering kita jumpai adanya anggapan masyarakat mengenai bahasa yang
berbeda dengan konsep linguis mengenai hal yang sama. Misalnya bahasa Dairi
dan bahasa Pakpak yang terdapat di Sumatra Utara, secara linguistis adalah
satu bahasa yang sama: tata bunyi, tata bahasa, dan leksikonnya sama. Tetapi
masyarakat bahasa di sana menganggapnya sebagai dua bahasa yang berbeda.

Menurut pengertian kita di atas, mereka membentuk dua masyarakat


bahasa yang berbeda: masyarakat bahasa Dairi dan masyarakat bahasa
Pakpak. Sedangkan kita, orang-orang Indonesia dari Sabang sampai Merauke,
menganggap bahwa kita memakai bahasa yang sama, bahasa Indonesia.3

B. Masyarakat Bahasa di Indonesia

Tanggal 18 Maret 1996 Prof. Dr. Wardiman Djojonegoro, Menteri Pendidikan


dan Kebudayaan Republik Indonesia membuka dengan resmi Seminar
Kebahasaan dankesusasteraan menyangkut bahasa Indonesia , Malaysia, dan
Brunai Darusalam. Seminardiadakan di Padang, Sumatra Barat selama 3 hari.
Pada acara pembukaan Menteri Pendidikandan Kebudayaan R.I.
mengungkapkan data-daya tentang profil kemampuan berbahasa Indonesia
sebagai berikut.

Jumlah penutur bahasa Indonesia sebesar 153 juta di antara ±175 juta
penduduk Indonesia di atas 5 tahun pada tahun 1995 merupakan
“masyarakat bahasa Indonesia” di Indonesia. Dari bahasa-bahasa yang ada
di Indonesia terdapat 11 bahasa utama dengan patokan jumlah penutur > 1
juta orang. jika penutur > 10 juta orang dipakai sebagai rujukan, maka hanya
4masyarakat bahasa paling utama, yaitu masyarakat bahasa Indonesia, Jawa,

3
Sunda, dan Melayu.Jika fungsi bahasa yang dipakai sebagai rujukan, maka 19
bahasa yang lebih berperan diIndonesia, karena digunakan untuk lebih dari
satu tujuan, yaitu : bahasa Indonesia, Jawa, Sunda,Malay Dialects, Madura,
Makasar, Minangkabau, Batak, Bali, Aceh, Sasak, Mandaar,
Minahasa,Gorontalo, Halmahera, Nias, Sangir, Toraja, dan Bima.Bila bahasa
tulisan yang dijadikan patokan, maka hanya terdapat 13 masyarakat bahasa
diIndonesia, yaitu: bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, Madura, Makasar,
Minangkabau, Batak, Bali,Aceh, Sasak, Nias, Sangir, dan Toraja.

2.DIGLOSIA

Pembicaraan mengenai pemertahanan bahasa tidak dapat dipisahkan dari


pembahasan diglosia. Diglosia diidentikkan dengan situasi kebahasaan yang
menunjukkan adanya pemakaian bahasa tinggi dan rendah dalam suatu
masyarakat tutur. Ragam tinggi dan rendah ini mengacu pada pemakaian
bahasa yang dikaitkan dengan situasi komunikasinya.

Istilah diglosia mulai diperbincangkan oleh kalangan linguis semenjak


Fergusson (1998) tampil dengan hasil penelitian yang diperolehnya
setelahmengamati situasi kebahasaan yang terjadi di negara-negara seperti
Yunani, Arab, Swiss, dan Haiti. Fergusson menggunakan istilah diglosia tersebut
untuk menggambarkan situasi kebahasaan yang unik dalam suatu masyarakat,
yakni situasi di mana terdapat dua pemakaian ragam bahasa dalam suatu
kelompok penutur bahasa yang sama.4

Di Indonesia pemilihan bahasa secara umum mancakupi tiga ranah, yaitu


bahasa Indonesia untuk ranah nasional, bahasa daerah untuk ranah daerah
atau yang berkaitan dengan etnik, dan bahasa asing untuk ranah yang
berkaitan dengan antarnegara.4

3.PENGERTIAN VARIASI BAHASA

Dalam pandangan sosiolinguistik, bahasa tidak saja dipandang sebagai gejala


individual,tetapi merupakan gejala sosial. Sebagai gejala sosial,bahasa dan

4
pemakaian bahasa tidak hanyaditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi
juga oleh faktor-faktor nonlinguistik. Faktor-faktor Nonlinguistik yang
mempengaruhipemakaian bahasa, yaitu:

1. Faktor-faktor sosial: status sosial, tingkatpendidikan, umur, tingkat


ekonomi, jeniskelamin, dsb.
2. Faktor-faktor situasional : siapa berbicara denganbahasa apa, kepada
siapa, kapan, dimana, dan mengenai masalah apa.

Karena faktor-faktor di atas, maka timbul lah keaneka ragaman bahasa yang
dimiliki olehseluruh umat manusia, atau biasa kita sebut variasi bahasa.

Berikut ini pendapat tokoh mengenai variasi bahasa:

1. Aslindgf (2007:17) menyatakan bahwa variasi bahasa adalah bentuk-


bentuk bagian atau variandalam bahasa yang masing-masing memiliki
pola yang menyerupai pola umum bahasa induksinya. Variasi bahasa di
sebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukanoleh
masyarakat/kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para
penuturannya yangtidak bersifat homogen.
2. Menurut Chaer (2004:62) Variasi Bahasa adalah keragaman bahasa yang
disebabkanoleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh
masyarakat atau kelompok yangsangat beragam dan dikarenakan oleh
para penuturnya yang tidak homogen.

Jadi, dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa variasi bahasa adalah
sejenis ragam bahasa yang pemakaiannya disesuaikan dengan fungsi dan
situasinya, tanpa mengabaikankaidah-kaidah pokok yang berlaku dalam
bahasa yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan,variasi bahasa itu terjadi
sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa.

B. Macam-Macam Variasi Bahasa

5
Banyaknya macam dari variasi bahasa, variasi bahasa disebabkan oleh adanya
kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang
sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen.
Dalam hal variasi bahasa ini ada dua pandangan. Pertama, variasi itu dilihat
sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman
fungsi bahasa itu.Jadi variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya
keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasi bahasa itu
sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan
masyarakat yang beraneka ragam. Chaer (2004:62) mengatakan bahwa variasi
bahasa itu pertama-tama kita bedakan berdasarkan penutur dan penggunanya.

Adapun penjelasan variasi bahasa tersebut salah satu diantaranya adalah


sebagai berikut:

1. Variasi Bahasa Dari Segi Penutur

Variasi bahasa dari segi penutur adalah variasi bahasa yang bersifat individu
dan variasi bahasa dari sekelompok individu yang jumlahnya relatif, yang
berada pada satu tempat/wilayahatau area.Pembagian variasi bahasa dari segi
penutur adalah sebagai berikut:

a) Variasi bahasa idioiek yaitu variasi bahasa yang bersifat perorangan.


Menurut konsep idiolek.setiap orang mempunyai variasi bahasa atau
idioleknya masing-masing. Idiolek ini berkenaandengan “warna”
suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dsb. Yang paling
domina adalah warna suara, kita dapat mengenali suara seseorang yang
kita kenal hanya denganmendengar suara tersebut Idiolek melalui karya
tulis pun juga bisa, tetapi disini membedakannyaagak sulit.
b) Variasi bahasa dialek yaitu variasi bahasa dari sekelompok penutur
yang jumlahnya relatif,yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau
area tertentu. Umpamanya, bahasa Jawa dialek Bayumas, Pekalongan,
Surabaya, dan lain sebagainya.

6
c) Variasi bahasa kronolek atau dialek temporal adalah variasi bahasa
yang digunakan olehsekelompok sosial pada masa tertentu. Misalnya,
variasi bahasa Indonesia pada masa tahun tiga puluhan, variasi bahasa
pada tahun lima puluhan, dan variasi bahasa pada masa kini.
d) Variasi bahasa sosiolek yaitu variasi bahasa yang berkenaan dengan
status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya.Variasi bahasa ini
menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya, seperti usia,
pendidikan,seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial
ekonomi, dan lain scbagainya.
e) Variasi bahasa berdasarkan usia yaitu varisi bahasa yang digunakan
berdasarkan tingkat usia.Misalnya variasi bahasa anak-anak akan
berbeda dengan variasi remaja atau orang dewasa.
f) Variasi bahasa berdasarkan pendidikan yaitu variasi bahasa yang terkait
dengan tingkat pendidikan si pengguna bahasa. Misalnya, orangyang
hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar akan berbeda variasi
bahasanya dengan orangyang lulus sekolah tingkal atas. Demikian pula,
orang lulus pada tingkat sekolah menengah atasakan berbeda
penggunaan variasi bahasanya dengan mahasiswa atau para sarjana.
g) Variasi bahasa berdasarkan seks adalah variasi bahasa yang terkait
dengan jenis kelamin dalamhal ini pria atau wanita. Misalnya, variasi
bahasa yang digunakan oleh ibu-ibu akan berbedadengan varisi bahasa
yang digunakan oleh bapak-bapak.
h) Variasi berdasarkan profesi, pekerjaan, atau tugas para penutur yaitu
variasi bahasa yang terkait dengan jenis profesi, pekerjaan dan tugas
para penguna bahasa tersebut. Misalnya, variasi yang digunakan oleh
para buruh, guru, mubalik, dokter, dan lain sebagninya tentu
mempunyai perbedaan variasi bahasa.

C. Akibat adanya variasi bahasa

Beberapa penyebab adanya variasi bahasa adalah sebagai berikut:

7
1. Interferensi, Chaer (1994: 66) memberikan batasan bahwa interferensi
adalah terbawa masuknya unsur bahasa lain ke dalam bahasa yang
sedang digunakan, sehingga tampak adanya penyimpangan kaidah dari
bahasa yang digunakan itu. Bahasa daerah masih menjadi proporsi
utama dalam komunikasi resmi sehingga rasa cinta terhadap bahasa
Indonesia harus terkalahkan oleh bahasa daerah.
2. Integrasi, juga dianggap sebagai pencemar terhadap bahasa Indonesia.
Chaer(1994:67) menyatakan, bahwa integrasi adalah unsur-unsur dari
bahasa lain yang terbawa masukserta sudah dianggap, diperlakukan,
dan dipakai sebagai bagian dan bahasa yang menerima atauyang
memasukinya.
Proses integrasi ini tentunya memerlukan waktu yang cukup lama,
sebabunsur yang berintegrasi itu telah disesuaikan, baik lafalnya,
ejaannya, maupun tata bentuknya.Contoh kata yang berintegrasi antara
lain montir, riset, sopir, dan dongkrak.
3. Alih Kode dan Campur KodeAlih kode adalah beralihnya penggunaan
suatu kode (entah bahasa atau ragam bahasa tertentu)ke dalam kode
yang lain (bahasa atau bahasa lain) (Chaer, 1994: 67). Campur kode
adalah duakode atau lebih digunakan bersama tanpa alasan, dan
biasanya terjadi dalam situasi santai(Chaer, 1994: 69).
Di antara ke dua gejala bahasa itu, baik alih kode maupun campur
kode gejala yang seringmerusak bahasa Indonesia adalah campur kode.
Biasanya dalam berbicara dalam bahasaIndonesia dicampurkan dengan
unsur-unsur bahasa daerah, begitu juga sebaliknya. Dalamkalangan
orang terpelajar seringkali bahasa Indonesia dicampur dengan unsur-
unsur bahasa Inggris.
4. Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia
sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir
ahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenalsebagai bahasanya para

8
bajingan atau anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam
pergaulansebagai preman.
Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang
digunakan oleh sebagianmasyarakat modern, perlu adanya tindakan
dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia
yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa
pengantardalam dunia pendidikan.Penggunaan bahasa gaul menjadi
lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertianmengumpulkan
kosa-kata yang digunakan dalam komunikasi tersebut dan menerbitkan
kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999.

BAB III

A. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang merasa atau


menganggap diri mereka memakai bahasa yang sama (Halliday, 1968).
Frase ‘merasa atau menganggap diri’ perlu ditekankan di sini,
karena dari kenyataan sehari-hari sering kita jumpai adanya anggapan
masyarakat mengenai bahasa yang berbeda dengan konsep linguis
mengenai hal yang sama.
2. Diglosia diidentikkan dengan situasi kebahasaan yang menunjukkan
adanya pemakaian bahasa tinggi dan rendah dalam suatu masyarakat
tutur.
3. Banyaknya macam dari variasi bahasa, variasi bahasa disebabkan oleh
adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau

9
kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para
penuturnya yang tidak homogen.

B. Saran

Ilmu pengetahuan tentang bahasa merupakan ilmu yang harus dipelajari,


karena setiap manusia akan memakai bahasa dalam berinteraksi kepada
manusia lain. Misalnya pengetahuan tentang masyarakat bahasa dan variasi
bahasa. Oleh karena itu penulis sarankan untuk membaca dan memahami
makalah kami ini, agar pengetahuan tentang bahasa yang kita miliki semakin
banyak sehingga kemampuan berbahasa juga semakin lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Alek, M.Pd, 2018, LINGUISTIK UMUM. Bandung : Erlangga.

Syahril Sahuddin, 2018, MASYARAKAT BAHASA DAN VARIASI BAHASA. Diakses


pada 28 Februari 2023, pukul 23.17
https://id.scribd.com/document/393147228/MASYARAKAT-BAHASA-DAN-
VARIASI-BAHASAA-docx.

10

Anda mungkin juga menyukai