Anda di halaman 1dari 8

SOSIOLINGUISTIK

Diajukan Untuk Memenuhi Satu Tugas Ujian Akhir Semester (UAS)


Mata Kuliah Sosiolinguistik

Dosen Pengampu:
H. Jaelani Mustni, LC., MA

Oleh:

AHMAD NIDA NURODIN


1155020008

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG
2018
1. Jelaskan pengertian dan ruang lingkup sosiolinguistik dan pakah kaitannya
dengan linguistic umum?
Sosiolinguistik merupakan ilmu yang mengkaji pengaruh budaya
terhadap bahasa yang digunakan pada masyarakat. Elemen pada ilmu
interdisipliner ini budaya, bahasa dan masyarakat. Sosiolinguistik mengkaji
bahasa sebagai alat komunikasi atau interaksi antara kelompok/masyarakat satu
dengan lainnya.
Di dalam masyarakat seseorang tidak lagi dipandang sebagai individu yang
terpisah dari yang lain. Ia merupakan anggota dari kelompok sosialnya. Oleh
karena itu bahasa dan pemakaian bahasanya tidak diamati secara individual,
tetapi selalu dihubungkan dengan kegiatannya di dalam masyarakat. Atau dengan
kasta lain, bahasa tidak saja dipandang sebagai gejala individual tetapi juga
sebagai gejala sosial.
Sosiolinguistik merupakan kajian linguistik yang masuk dalam studi antara
masyarakat dan bahasa, dimana kajian bahasa masuk dalam sistem komunikasi
dan sistem sosial. Karena kajian dalam masyarakat lebih aplikatif yaitu untuk
berkomunikasi dan bersosial satu dengan yang lainnya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sosiolinguistik merupakan kajian bahasa yang mengkaji
bahasa dalam sistem komunikasi dan sistem sosial dimasyarakat atau antar
kelompok masyarakat.
Hubungannya dengan sosiolinguistik umum:
Linguistik umum (General Linguistic) sering kali disebut Linguistik saja,
mencakup fonologi , morfologi dan sintaksis. Linguistik disini hanya berbicara
tentang struktur bahasa , mencakup bidang struktur bunyi , struktur morfologi
dan struktur kalimat, dan akhir ini juga struktur wacana . Linguistik yang
demikian itu menitikberatkan pembicaraan pada bunyi-bunyi bahasa ,karena atas
dasar anggapan ,bahasa itu berupa bunyi yang berstruktur dan bersistem. Semua
bahasa seperti itu , meski tidak ada dua bahasa yang memiliki struktur yang
persis sama .Jadi,linguistik mempunyai pandangan monolitik terhadap bahasa
.Artinya , bahasa dianggap sebagai satu sistem yang tunggal, linguistik melihat
bahasa sebagai suatu sestem tertutup ,suatu sistem yang berdiri sendiri terlepas
dari kaitanya dengan struktur masyarakat . Bahasa dianggap sebagai sistem yang
komponen-komponenya bersifat homogen. Dalam penelitian, seorang linguis
memakai satu atau dua orang subyek sebagai informan. Tutur informan itu
kemudian di analisis ,dan dari satu dua orang itu si linguis kemudian menyusun
tata bahasa atau memberikan struktur bahasa yang diteliti . Tentu saja infoman
itu terpilih dari orang-orang yang bertutur dalam satu ragam tertentu , yaitu
ragam baku.
Fokus pemerian linguistik itu struktur atau bunyi bahasa sebagai sitem , wajar
kalau data yang dipakai adalah data tutur verbal , dan satuan terbesar yang
digarap umumnya hanya pada tataran kalimat . Sebaliknya, seorang
sosiolinguis , yang fokusnya fungsi bahasa , data yang dicari dan dianalisis
adalah data verbal plus nonverbal. SL memperhatikan fonologi , morfologi, dan
sintaksis , tetapi satuan terbesar yang menjadi obyeknya adalah wacana ,
setidaknya sosiolinguis memulai dari wacana,baru turun ke tataran yang lebih
kecil. Karena masalah SL itu fungsi bahasa , pendekatanya tidak cukup
eka/tunggal disiplin (seperti linguistik) melainkan harus anekadisiplin
(multidisipliner) , meliputi sosiologi, antropologi , psikologi sosial. Uraian cukup
lengkap tentang perbedaan SL dan linguistik dapat dibaca . ( Sumarsono, tahun
2002 dalam Sosiolinguistik

2. Pada mulanya Bahasa manusia itu satu, kemudian berubah menjadi dialek
dan berubah menjadi Bahasa lain, jelaskan factor-faktor penyebab
terjadinya perbedaan Bahasa itu
1) Pengaruh bahasa Asing – Penyebab Terjadinya Perbedaan Bahasa Setiap
Suku Bangsa
Beberapa wilayah yang berinteraksi dengan masyarakat asing akan
menyerap beberapa istilah asing kedalam bahasa daerahnya. Penyerapan
bahasa asing terjadi karena adanya istilah-istilah baru yang sebelumnya
tidak ada dalam pembedaharaan bahasa daerah. Indonesia menerima
banyak pengaruh bahasa asing dari beberapa negara seperti Portugis,
Belanda, Inggris dan Jepang. Bahasa asing yang paling banyak diserap
oleh bahasa daerah di Indonesia yaitu bahasa Belanda, Inggris dan
Portugis.
2) Perbedaan Wilayah
Perbedaan wilayah seringkali menjadi batas penggunaan bahasa
daerah, maksudnya bahasa daerah hanya digunakan di daerahnya saja
karena bahasa merupakan salah satu ciri identitas suatu daerah. Misalnya,
bahasa Sunda hanya digunakan oleh masyarakat daerah Jawa Barat,
bahasa Jawa hanya digunakan oleh masyarakat Jawa Tengah atau Jawa
Timur saja. Wilayah yang terpencil, biasanya memiliki bahasa lebih
terbatas lagi karena keterbatasan pemahaman mereka terhadap
lingkungannya.
3) Latar Belakang sejarah yang berbeda – Penyebab Terjadinya Perbedaan
Bahasa Setiap Suku Bangsa
Latar belakang sejarah berpengaruh terhadap bahasa daerah suatu
masyarakat. Sebagai contoh, bahasa Sunda di Banten merupakan
perpaduan antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa, hal ini terjadi karena
latar belakang sejarah masyarakat Banten pernah berinteraksi dengan
masyarakat Jawa pada jaman kerajaan Mataram.
4) Lingkaran hukum adat dan kemasyarakatan yang berlainan
Lingkaran hukum adat sekaligus menjadi batas pemakaian bahasa
yang digunakan oleh masyarakatnya, karena bahasa tersebut menjadi ciri
identitas dari suatu lingkaran hukum adat. Setiap lingkaran hukum adat
akan memiliki bahasa sendiri
3. Anda telah mempelajari macam-macam masyarakat Bahasa dan
karakteristik pembentukannya, jelaskan apa yang anda pahami dari topik
ini secara terperinci
Macam macam masyarakat itu menurut yang saya ketuahui adalah
sekelompok masyarakat yang mempunyai ciri khas berbeda kemudian
membentuk kelompok untuk hidup bersama-sama serta saling membantu untuk
saling berinteraksi. Masyarakat ialah suatu bentuk pengelompokkan manusia
yang lebih menonjolkan berbagai macam aktivitas bersama, dimana darii
berbagai kebutuhan anggota kelompok hanya dipenuhi dengan jalan untuk
berinteraksi dengan individu yang lainnya.
Saya memahami Bahasa sebagai sistem lambang bunyi ujaran yang
digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik
berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi
oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta
sebagai sarana integrasi dan adaptasi. tidak hanya sebagai alat komunikasi atau
alat untuk menyampaikan pikiran. Karena, yang menjadi sorotan dalam
soiolingistik adalah siapa yang berbicara, menggunakan bahasa apa, kepada
siapa, kapan, dan apa tujuannya.
4. Dalam masyarakat, kita mengenal istilah Bahasa awam dan Bahasa elit,
jelaskan kedua istilah itu, kapan dan dimana kedua Bahasa itu digunakan.
Bahasa elit merupakan Bahasa tinggi yang sering dipakai merupakan
sekelompok kecil orang-orang berkuasa, misalnya oligarki, yang menguasai
kekayaan atau kekuasaan politik dalam masyarakat. Kelompok ini memiliki
posisi yang lebih tinggi daripada rakyat jelata dan hak yang lebih besar daripada
kelas masyarakat di bawahnya.
Bahasa awam merupakan bahasasa yang asing yang tak terkualifikasi dalam
profesi yang diberikan dan/atau tak memiliki pengetahuan spesifik dari subyek
tertentu. Dalam organisasi agama, kaum awam terdiri dari seluruh anggota yang
tak menjadi anggota rohaniwan, biasanya meliputi anggota non-tahbisan dari
lembaga agama, seperti biarawati atau bruder awam
Biasanya kedua Bahasa ini sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari saat
biasanya orang-orang gensi akan pergaulan dari jaman kejaman sehingga mereka
menempatkan Bahasa sebagai kelas soial dalam suatu pergaulan di masyarakat.
5. Apa yang anda ketahui dengan istilah-istilah di bawah ini. Jelaskan:
billingualisme, multilingualisme, pemerolehan Bahasa, diglosia, alih coda
dan campur coda, interferensi.
a. Billingualisme
adalah digunakannnya dua buah bahasa oleh seorang penutur dalam
pergaulannya dengan orang lain secara bergantian, yakni berkenaan dengan
penggunaan dua bahasa atau dua kode bahasa. Dalam perspektif
sosiolinguistik, bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh
seorang penutur dalalm pergaulannya dengan orang lain secara bergantian.
Untuk dapat menggunakan dua bahasa tentunya seseorang harus menguasai
kedua bahasa itu. Pertama adalah bahasa ibu atau bahasa pertamanya
(disingkat B1) dan yang kedua adalah bahasa lain yang menjadi bahasa
keduanya (disingkat B2). pemakaian dua bahasa secara bergantian baik
secara produktif maupun reseftif oleh seorang individu atau oleh masyarakat.
b. Multilingualisme
atau bahubahasa merupakan tindakan menggunakan banyak bahasa
oleh individu atau masyarakat. Di dunia terdapat lebih banyak orang yang
multilingual daripada monolingual. Multilingualisme menjadi salah satu
fenomena sosial yang disebabkan oleh pengaruh globalisasi dan keterbukaan
budaya. Berkat kemudahan akses informasi yang difasilitasi oleh Internet,
semakin banyak orang yang terpapar oleh berbagai jenis bahasa.
c. Diglosia
Kata diglosia berasal dari bahasa prancis diglossie, yang pernah
digunakan oleh Marcais, seorang lingu Prancis: tetapi istilah itu menjadi
terkenal dalam studi sosiolingustik setelah digunakan oleh seorang swarjana
dari Stanford University, yaitu C.A. Ferguson tahun 1958 dalam suatu
symposium tentang “Urbanisasi dan bahasa-bahasa standar” yang
diselenggarakan oleh American Anthropological Association di Washinton
DC untuk menyatakan keadaan suatu masyarakat di mana terdapat dua variasi
dari satu bahasa yang hidup berdampingan dan masing-masing mempunyai
peranan tertentu
d. Alih coda
Pertukaran atau alih kode adalah sampai seberapa luaskah seseorang
dapat mempertukarkan bahasa-bahasa itu dan bagaimana seseorang dapat
berpindah dari satu bahasa ke bahasa lain.
e. Campur coda
Campur kode terjadi bilamana seseorang mencampurkan dua atau
lebih bahasa atau ragam bahasa dalam suatu situasi berbahasa yang menuntut
percampuran bahasa. Pertukaran atau alih kode biasanya selalu berkaitan
dengan percampuran atau campur kode. Campur kode biasanya terjadi dalam
situasi-situasi yang santai atau nonformal. Dalam situasi berbahasa yang
formal jarang terjadi campur kode, kalaupun terjadi campur kode itu hanya
sebagai akibat tidak adanya padanan yang tepat dalam bahasa yang sedang
digunakan.
f. Pemerolehan bahasa
adalah proses manusia mendapatkan kemampuan untuk menangkap,
menghasilkan, dan menggunakan kata untuk pemahaman dan komunikasi.
Kapasitas ini melibatkan berbagai kemampuan seperti sintaksis, fonetik, dan
kosakata yang luas. Bahasa yang diperoleh bisa berupa vokal seperti pada
bahasa lisan atau manual seperti pada bahasa isyarat. Pemerolehan bahasa
biasanya merujuk pada pemerolehan bahasa pertama yang mengkaji
pemerolehan anak terhadap bahasa ibu mereka dan bukan pemerolehan
bahasa kedua yang mengkaji pemerolehan bahasa tambahan oleh anak-anak
atau orang dewasa.
g. Interferensi
Istilah interferensi pertama kali digunakan oleh Weinreich yaitu untuk
menyebut adanya perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya
persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan
oleh penutur bilingual. Sedangkan penutur bilingual yaitu penutur yang
menggunakan dua bahasa secara bergantian dan penutur multilingual yaitu
penutur yang dapat menggunakan banyak bahasa secara bergantian.
Weinreich menganggap bahwa interferensi sebagai gejala penyimpangan dari
norma-norma kebahasaan yang terjadi pada penggunaan bahasa seorang
penutur sebagai akibat pengenalannya terhadap lebih dari satu bahasa, yakni
akibat kontak bahasa.
Interferensi dianggap geja la yang sering terjadi dalam penggunaan
bahasa. Di zaman modern ini, persentuhan bahasa sudah sedemikian rumit,
baik sebagai akibat dari mobilisasi yang semakin tinggi maupun sebagai
kemajuan teknologi komunikasi yang sangat pesat, maka interferensi dapat
dikatakan sebagai gejala yang dapat mengarah kepada perubahan bahasa
terbesar, terpenting dan paling dominan saat ini.

Anda mungkin juga menyukai