PERAN BAHASA
DALAM KOMUNINASI SOSIAL
Mustiawan, M.I.Kom
Menurut Chomsky, sosiolinguistik menyoroti segala yang dapat diperoleh dari bahasa,
dengan cara apa pendekatan sosial dapat menjelaskan segala yang dikatakan dengan
bahasa, oleh siapa, kepada siapa, pada saat kehadiran siapa, kapan dan di mana, atas
alasan apa, dan dalam keadaan bagaimana. Sementara menurut Hymes (1971), perhatian
sosiolinguistik tertuju pada kecakapan manusia dalam menggunakan bahasa dengan
tepat dalam latar yang berbeda. Kajian-kajian sosiolinguistik bermanfaat untuk menyusun:
(1) konsep dasar tentang guyub tutur; (2) variasi dan perubahan bahasa (dialek dan
kelompok sosial); (3) kontak bahasa; (4) bahasa, kekuasaan, dan ketidakseimbangan; (5)
perencanaan, kebijakan, dan praktek bahasa; (6) bahasa dan pendidikan; (7) metode
penelitian sosiolinguistik; (8) sosiolinguistik sebagai profesi
BAHASA DAN KOMUNIKASI SOSIAL
Secara harfiah, bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia
sebagai alat komunikasi dan interaksi dengan makhluk sosial. Tentunya
bahasa sangat erat kaitannya dengan komunikasi sosial, yang mana
bahasa digunakan sebagai alat komunikasi baik oleh seseorang atau suatu
lembaga dalam menyampaikan suatu pesan, informasi, amanat kepada
pihak lain. Bahasa dalam komunikasi sosial dapat disederhanakan sebagai
alat untuk mentransfer perkataan melalui proses komunikasi di suatu
lingkungan sosial untuk dapat beraptasi dan menjaga serta bertahan di
lingkungan tersebut dengan membentuk rasa nyaman dan
menyenangkan sesuai dengan norma yang berlaku.
Dalam konteks komunikasi sosial, bahasa merupakan aspek penting untuk menunjang hubungan
interpersonal maupun kelompok dalam kehidupan sosial manusia. Komunikasi pun tentunya
melibatkan pengiriman dan penerimaan pesan antarindividu maupun kelompok supaya pihak lain
dapat menangkap langsung maksud yang dikehendaki dalam lingkungan tersebut, atau dengan
kata lain dikehendaki atau disepakati berdasarkan konsensus bersama, guna memberikan makna
antara komunikator dengan komunikan, baik berupa rasa nyaman atau menyenangkan, sesuai
dengan fungsi dari komunikasi sosial itu sendiri.
Kemampuan menggunakan bahasa dari setiap masing-masing individu terdiri dari berbagai macam
perbedaan, dan perbedaan itu dilihat dari bentuk tuturannya, sehingga memunculkan variasi
dalam suatu bahasa. Variasi bentuk tuturan tersebut dapat dibedakan ke dalam monolingual,
bilingual (kedwibahasaan), diglosia, dan peristiwa campur kode serta alih kode. Variasi bahasa
terjadi karena adanya perbedaan budaya dan bahasa yang ada di dalam masyarakat yang
multilingual, dan multirasial. Oleh karenanya dalam ruang lingkup sosial, perlu diketahui bahwa
perbedaan-perbedaan bahasa itu pasti akan ada dan tetap ada. Ketika kita ingin berada atau
menjadi bagian dari salah satu lingkungan ataupun kelompok sosial, tentu harus menyesuaikan diri
dimana kita berada, dengan siapa, dan bagaimana karakter antarindividu maupun lingkungan
sosial itu, salah satunya memperhatikan pengunaan bahasa yang digunakan dalam sebuah
lingkungan tersebut sebagai penyesuaian nilai dan norma yang berlaku (konsensus bersama).
VARIASI BAHASA
DALAM KOMUNIKASI SOSIAL
Variasi bahasa adalah keberagaman bahasa yang disebabkan oleh
adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau
kelompok yang sangat beragaman, dan dikarekan oleh penuturnya yang
tidak homogen. Atau dengan kata lain variasi bahasa merupakan sejenis
ragam bahasa yang pemakaiannya disesuaikan dengan fungsi dan
situasinya, tanpa mengabaikan kaidah-kaidah pokok yang berlaku dalam
bahasa yang bersangkutan dan norma- norma di dalam lingkungan
kelompok sosial tertentu.
Peranan bahasa ini dapat kita lihat dengan adanya penyampaian informasi hingga
pelaksanaan hubungan sosial kemasyarakatan, tidak akan terlaksana dengan baik tanpa
adanya campur tangan bahasa. Mengingat betapa besar peran bahasa dalam
terciptanya komunikasi sosial, sudah semestinya bila kita berusaha untuk dapat memiliki
kompetensi bahasa yang baik, dengan menguasai kekayaan kaidah bahasa, kosa kata,
gaya bahasa, diksi, penyusunan kalimat yang tepat, dan sebagainya untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Dengan demikian apa yang kita
inginkan dari penggunaan bahasa akan tercapai.
Seorang individu akan dapat bersosialisasi dengan baik, dapat memahami orang lain
dengan kaidah-kaidah kebahasaaan yang menjadi alat komunikasi di lingkungan
sosialnya, dan seseorang juga dapat menyesuaikan diri di lingkungan sosialnya
dengan memahami perbedaan-perbedaan penggunaan bahasa tiap individu, serta
mampu mengeskresikan perasaan seseorang dan respon kita terhadap lingkungan
saat dapat memahami unsur-unsur kebahasaan yang mempengaruhi komunikasi sosial.
FUNGSI BAHASA
DALAM KOMUNIKASI SOSIAL
Bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri
dalam lingkungan sosial.
Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri, bahasa digunakan
untuk mengungkapkan ide atau gagasan, gambaran, maksud, dan perasaan. Dengan
bahasa kita dapat menyatakan segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita
secara terbuka kepada lingkungan kit, yang dapat mendorong kita untuk mengekspresikan diri,
yaitu:
(a) supaya menarikperhatian lingkungan terhadap diri kita, dan
(b) sebagai bentuk keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
Misalnya menunjukkan berbagai jenis ekspresi dengan harapan orang-orang di lingkungan
paham dan mengerti tentang apa yang kita rasakan.
Maka dari itu di dalam komunikasi sosial, komunikasi dengan bahasa lokal lebih dapat
diterima dalam masyarakat karena di dalam lingkungan tersebut mengurangi adanya konflik,
serta dalam berbahasa pun di suatu wilayah tertentu atau di lingkungan sosial yang baru,
tentunya harus mengadaptasikan diri dengan lingkungan yang lama. Bahasa memiliki variasi
bahasa baik dari segi perbedaan dialek, bentuk bahasa, pemilihan kata, dan lain sebagainya.
Seperti di beberapa wilayah pun atau daerah mungkin memiliki persamaan kata yang sama
tetapi
memiliki makna yang berbeda, dan harus ditelaah lagi serta dipahami kembali jika kita ingin
berkomunikasi dengan lingkungan yang baru dikenal dan memulai untuk memahami
bahasa lingkungan mereka agar terhindar dari miss komunikasi dan percekcokan dalam hidup
bersosialisasi. Namun dengan tidak mengesampingkan bahasa Indonesia sebagai bahasa
utama dan bahasa pemersatu bangsa, karena bagaimanapun tiap masyarakat di
kelompok/lingkungan sosial tertentu akan membangun cara komunikasi yang mereka gunakan
dalam bersosialisasi dengan kesapakatan atau konsensus bersama demi terciptanya
kenyamanan bersama, dan dibarengi oleh solusi terhadap suatu masalah, termasuk persoalan
bahasa, baik kesulitan interaksi dengan orang baru yang berbeda penggunaan pemakaian
bahasa maupun persoalan bahasa lainnya, demi terciptanya aturan-aturan yang harus
ditaati oleh tiap individu di lingkungan sosial dimanapun.
BAHASA LOKAL (Lanjutan…)
DALAM KOMUNIKASI SOSIAL
Perbedaan latar belakang kebudayaan penyebab timbulnya perselisihan/konflik, di mana
masing-masing kelompok suku masih menggunakan sifat dan wataknya, dan membentuk
pribadi yang berbeda. Sikap tersebut akan menghambat terciptanya suatu situasi masyarakat
yang kondusif dan tenggang rasa. Konflik dan pertikaian adalah hal yang tak terhindarkan di
dalam kelompok sosial. Tidak dipungkiri pula perbedaan bahasa akan membuat proses
komunikasi sosial yang efektif tidak mungkin terjadi.
Bahasa itu mencerminkan budaya, semakin besar perbedaan budaya, semakin besar
perbedaan komunikasi, baik dalam bahasa dan isyarat-isyarat non-verbal. Semakin besar
perbedaan antar budaya maka semakin besar perbedaan komunikasi dan semakin sulit
komunikasi dilakukan. Oleh karena komunikator dan komunikan berasal dari kebudayaan
yang berbeda, apabila dalam situasi seperti itu terjadi kontak sosial antar penutur yang terlibat
dalam kontak sosial tersebut akan berusaha memilih salah satu bahasa atau variasinya
yang paling cocok untuk keperluan dan situasi tertentu. Pemilihan bahasa demikian
menunjukkan fungsi tiap-tiap bahasa bertalian dengan keperluan dan situasinya.
Dalam bahasa Indonesia, dialek dan aksen yang standar adalah yang tidak tercampuri oleh
dialek dan aksen regional tertentu. Namun aksen yang telah menjadi standar bahasa Indonesia
tidak mudah ditiru oleh sebagian besar masyarakat Indonesia karena, mereka memiliki dialek
atau –bahkan– bahasa sendiri yang sama sekali tidak memiliki kemiripan dengan bahasa
Indonesia. Bahasa dan aksen regional ini telah dipelajari dan dipakai secara terus menerus sejak
mereka dilahirkan, sehingga menjadi suatu kebiasaan yang sulit diubah.
Terima Kasih
Mustiawan, M.I.Kom