Anda di halaman 1dari 13

Mata kuliah : Komunikasi Sosial

PERAN BAHASA
DALAM KOMUNINASI SOSIAL
Mustiawan, M.I.Kom

Program Studi Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
DEFINISI BAHASA
 KKBI : Bahasa adalah sistem komunikasi manusia yang dinyatakan
melalui susunan suara atau ungkapan tulis yang terstruktur untuk
membentuk satuan yang lebih besar, seperti morfem, kata, dan kalimat.

 Ferdinand De Saussure, : Bahasa merupakan ciri yang menjadi


pembeda dan paling menonjol karena dengan bahasa setiap
kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari
kelompok lainnya.

 Plato, : Pada dasarnya bahasa merupakan pernyataan dari hasil pikiran


seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu)
dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide individu dalam
arus.

 Keraf Dari Smarapradhipa, : bahasa merupakan alat komunikasi


antara anggota pada masyarakat berupa simbol bunyi yang
menghasilkan alat ucap dari manusia yang bersifat arbitrer.
VARIASI BAHASA
1. VARIASI BAHASA DILIHAT DARI SEGI TEMPAT
a. Dialek, variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada
suatu tempat, wilayah, atau area tertentu. Misalnya bahasa jawa dialek banyumas,
pekalongan, Surabaya, dan lain sebagainya. Jadi tidak seorang pun mengucapkan
secara sama suatu unsur tertentu dengan cara yang sama sampai dua kali atau lebih.
Demikian pula terdapat perbedaan-perbedaan dari suatu daerah ke daerah lainnya.
b. Bahasa daerah, bahasa yang dipakai oleh penutur bahasa yang tinggal di daerah
tertentu. Misalnya bahasa Bugis, Gorontalo, Jawa, dan Bali. Bahasa daerah biasa
dihubungkan dengan kelompok etnik, atau disebut suku bahasa.
c. Kolokial, bahasa yang dipakai sehari-hari oleh masyarakat yang tinggal di daerah tertentu,
dengan kata lain kolokial itu bahasa sehari-hari. Kolokial yang mengandung kata-kata
kurang enak di dengar disebut slang (unsurnya tidak baku, dengan bahasa yang santai
yang digunakan oleh kelompok sosial tertentu).
d. Vernakuler, bahasa lisan yang digunakan sekarang pada daerah tertentu atau wilayah
tertentu oleh penuturnya.

2. VARIASI BAHASA DARI SEGI PEMAKAI


Ideolek, dalam konsep ideolek setiap orang memiliki variasi bahasa masing-masing. Ideolek ini
berkanaan pada “warna” suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan lainnya.
Yang paling dominan dalam lingkungan sosial adalah warna suara. Misalnya kita dapat
mengenali suara orang lain hanya dengan mendengar suaranya saja. Jadi keseluruhan ciri-
ciri bahasa perseorangan disebut ideolek.
VARIASI BAHASA (Lanjutan….)
3. VARIASI BAHASA DARI SEGI KELAMIN,
variasi bahasa dari segi kelamin ternyata juga berpengaruh walaupun tidak terlalu tajam.
Namun akan terlihat perbedaannya dari segi hubungan suasana pembicaraannya, topik
pembicaraannya, maupun pilihan kata-kata.

4. VARIASI BAHASA KARENA STATUS SOSIAL,


variasi pemakaian bahasa yang disebabkan oleh status sosial pemakai bahasa, misalnya
yang berhubungan dengan jabatannya, kedudukan dalam masyarakat, jenis pekerjaan,
dan jenis pendidikan pemakai bahasa.

5. VARIASI BAHASA DARI SEGI USIA,


seperti diketahui makin tinggi umur makin banyak kosa kata yang diketahui, dan semakin
mudah mencerna pembicaraan seseorang di lingkungan sosial tertentu.

6. VARIASI BAHASA DARI SEGI PEMAKAIANNYA,


variasi bahasa berkenaan dengan pemakaian atau fungsinya disebut fungsiolek,
adalah variasi bahasa yang menyangkut bahasa itu digunakan sesuai keperluan atau
bidang apa. Misalnya dalam pendidikan, jurnalistik, keagamaan, dan lainnya, dengan
melihat di lingkungan sosial mana dia berada.
BAHASA DAN SOSIAL
Dalam kebahasaan kita mengenal sosiolinguistik, yang mana merupakan ilmu antardisiplin
antara sosiologi dengan linguistik. Sosiologi sendiri mengenai bagaimana masyarakat itu
terjadi, berlangsung, dan tetap ada. Dengan mempelajari lambang-lambang sosial
dengan sagala masalah sosial dalam satu masyarakat akan diketahui cara manusia
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu
yang mempelajari bahasa, serta mengambil bahasa sebagai bahan objek kajiannya. Jika
digabungkan sosiolingustik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa
dalam kaitannya dengan pengunaan bahasa, ciri dan variasi bahasa dalam masyarakat.
Hal ini tentunya berhubungan dengan proses komunikasi sosial, di mana sosiolingustik dapat
dimanfaatkan dalam berkomunikasi atau berinteraksi di lingkungan sosial, dan memberikan
pedoman dengan menunjukan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa yang kita
gunakan dalam ruang lingkup dimanapun kita berada kita harus bisa menyesuaikannya.

Menurut Chomsky, sosiolinguistik menyoroti segala yang dapat diperoleh dari bahasa,
dengan cara apa pendekatan sosial dapat menjelaskan segala yang dikatakan dengan
bahasa, oleh siapa, kepada siapa, pada saat kehadiran siapa, kapan dan di mana, atas
alasan apa, dan dalam keadaan bagaimana. Sementara menurut Hymes (1971), perhatian
sosiolinguistik tertuju pada kecakapan manusia dalam menggunakan bahasa dengan
tepat dalam latar yang berbeda. Kajian-kajian sosiolinguistik bermanfaat untuk menyusun:
(1) konsep dasar tentang guyub tutur; (2) variasi dan perubahan bahasa (dialek dan
kelompok sosial); (3) kontak bahasa; (4) bahasa, kekuasaan, dan ketidakseimbangan; (5)
perencanaan, kebijakan, dan praktek bahasa; (6) bahasa dan pendidikan; (7) metode
penelitian sosiolinguistik; (8) sosiolinguistik sebagai profesi
BAHASA DAN KOMUNIKASI SOSIAL
Secara harfiah, bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia
sebagai alat komunikasi dan interaksi dengan makhluk sosial. Tentunya
bahasa sangat erat kaitannya dengan komunikasi sosial, yang mana
bahasa digunakan sebagai alat komunikasi baik oleh seseorang atau suatu
lembaga dalam menyampaikan suatu pesan, informasi, amanat kepada
pihak lain. Bahasa dalam komunikasi sosial dapat disederhanakan sebagai
alat untuk mentransfer perkataan melalui proses komunikasi di suatu
lingkungan sosial untuk dapat beraptasi dan menjaga serta bertahan di
lingkungan tersebut dengan membentuk rasa nyaman dan
menyenangkan sesuai dengan norma yang berlaku.

Bahasa menjadi bermakna apabila bahasa dilihat pada konteks


penggunaannya. Konteks yang dimaksud adalah konteks sosial yang
meliputi konteks situasi dan konteks kultural. Konteks situasi merupakan
lingkungan langsung yang berada di dalam pengunaan bahasa, yang
terdiri atas tiga aspek: field (medan), tenor (pelibat), dan mode (moda).
Ketiga aspek tersebut bekerja secara simultan untuk membentuk konfigurasi
makna. Konteks kultural adalah suatu sistem nilai dan norma yang
merepresentasikan kepercayaan di dalam kebudayaan tertentu, yang
meliputi segala sesuatu yang dipercaya benar atau salah, baik atau buruk.
PENTINGNYA BAHASA
DALAM KOMUNIKASI SOSIAL
Bahasa merupakan sebuah alat yang digunakan oleh sekelompok masyarakat untuk berkomunikasi
dengan sesama, dan bahasa berperan sebagai suatu ekspresi kebudayaan karena bahasa
mengalami variasi yang begitu banyak di dalam masyarakat. Pada saat berkomunikasi, manusia
saling menyampaikan informasi baik berupa gagasan, perasaan, dan maksud sehingga
menyebabkan terjadinya suatu peristiwa dalam bentuk tuturan. Keberadaan bahasa merupakan
keniscayaan bagi manusia, karena bahasa merupakan salah satu pembeda antara manusia
dengan hewan sebagai makhluk hidup. Menurut Chaer dan Agustina, salah satu ciri bahasa
adalah manusiawi (1995:14). Jadi sudah seharusnya kita sebagai manusia menyusukuri apa
yang telah dikaruniakan oleh Sang Pencipta kepada kita, yaitu bahasa.

Dalam konteks komunikasi sosial, bahasa merupakan aspek penting untuk menunjang hubungan
interpersonal maupun kelompok dalam kehidupan sosial manusia. Komunikasi pun tentunya
melibatkan pengiriman dan penerimaan pesan antarindividu maupun kelompok supaya pihak lain
dapat menangkap langsung maksud yang dikehendaki dalam lingkungan tersebut, atau dengan
kata lain dikehendaki atau disepakati berdasarkan konsensus bersama, guna memberikan makna
antara komunikator dengan komunikan, baik berupa rasa nyaman atau menyenangkan, sesuai
dengan fungsi dari komunikasi sosial itu sendiri.

Kemampuan menggunakan bahasa dari setiap masing-masing individu terdiri dari berbagai macam
perbedaan, dan perbedaan itu dilihat dari bentuk tuturannya, sehingga memunculkan variasi
dalam suatu bahasa. Variasi bentuk tuturan tersebut dapat dibedakan ke dalam monolingual,
bilingual (kedwibahasaan), diglosia, dan peristiwa campur kode serta alih kode. Variasi bahasa
terjadi karena adanya perbedaan budaya dan bahasa yang ada di dalam masyarakat yang
multilingual, dan multirasial. Oleh karenanya dalam ruang lingkup sosial, perlu diketahui bahwa
perbedaan-perbedaan bahasa itu pasti akan ada dan tetap ada. Ketika kita ingin berada atau
menjadi bagian dari salah satu lingkungan ataupun kelompok sosial, tentu harus menyesuaikan diri
dimana kita berada, dengan siapa, dan bagaimana karakter antarindividu maupun lingkungan
sosial itu, salah satunya memperhatikan pengunaan bahasa yang digunakan dalam sebuah
lingkungan tersebut sebagai penyesuaian nilai dan norma yang berlaku (konsensus bersama).
VARIASI BAHASA
DALAM KOMUNIKASI SOSIAL
Variasi bahasa adalah keberagaman bahasa yang disebabkan oleh
adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau
kelompok yang sangat beragaman, dan dikarekan oleh penuturnya yang
tidak homogen. Atau dengan kata lain variasi bahasa merupakan sejenis
ragam bahasa yang pemakaiannya disesuaikan dengan fungsi dan
situasinya, tanpa mengabaikan kaidah-kaidah pokok yang berlaku dalam
bahasa yang bersangkutan dan norma- norma di dalam lingkungan
kelompok sosial tertentu.

Berbagai macam variasi bahasa diatas diketahui bahwa keberagaman


bahasa yang ada di setiap tempat, wilayah, maupun negara sangat
berhubungan erat dengan proses komunikasi sosial pada tiap individu
maupun lembaga sebagai acuan penyesuaian diri di dalam lingkungan
tertentu dengan memperhatikan aspek kebahasaan yang harus
digunakan, guna memperlancar suatu kondisi tertentu dan mengetahui
perbedaan-perbedaan kebahasaan masing-masing berdasarkan faktor-
faktor yang berbeda dari berbagai aspek diatas.
PERAN BAHASA
DALAM KOMUNIKASI SOSIAL
Bahasa memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan sosial. Bahasa berperan
sebagai sistem, lambang, dan bunyi, untuk berinteraksi dan mengidentifikasi diri di
lingkungan sosial untuk mencapai tujuan tertentu. Tanpa bahasa manusia tidak bisa
berinteraksi dengan manusia lain. Tanpa interaksi, manusia tidak dapat mencapai
stabilitas sosial, tertib sosial, penerusan nilai-nilai lama dan baru yang digunakan oleh
masyarakat dalam lingkungan sosial tertentu, serta tidak dapat bekerja sama dengan
manusia lain.

Peranan bahasa ini dapat kita lihat dengan adanya penyampaian informasi hingga
pelaksanaan hubungan sosial kemasyarakatan, tidak akan terlaksana dengan baik tanpa
adanya campur tangan bahasa. Mengingat betapa besar peran bahasa dalam
terciptanya komunikasi sosial, sudah semestinya bila kita berusaha untuk dapat memiliki
kompetensi bahasa yang baik, dengan menguasai kekayaan kaidah bahasa, kosa kata,
gaya bahasa, diksi, penyusunan kalimat yang tepat, dan sebagainya untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Dengan demikian apa yang kita
inginkan dari penggunaan bahasa akan tercapai.

Seorang individu akan dapat bersosialisasi dengan baik, dapat memahami orang lain
dengan kaidah-kaidah kebahasaaan yang menjadi alat komunikasi di lingkungan
sosialnya, dan seseorang juga dapat menyesuaikan diri di lingkungan sosialnya
dengan memahami perbedaan-perbedaan penggunaan bahasa tiap individu, serta
mampu mengeskresikan perasaan seseorang dan respon kita terhadap lingkungan
saat dapat memahami unsur-unsur kebahasaan yang mempengaruhi komunikasi sosial.
FUNGSI BAHASA
DALAM KOMUNIKASI SOSIAL
 Bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri
dalam lingkungan sosial.
Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri, bahasa digunakan
untuk mengungkapkan ide atau gagasan, gambaran, maksud, dan perasaan. Dengan
bahasa kita dapat menyatakan segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita
secara terbuka kepada lingkungan kit, yang dapat mendorong kita untuk mengekspresikan diri,
yaitu:
(a) supaya menarikperhatian lingkungan terhadap diri kita, dan
(b) sebagai bentuk keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
Misalnya menunjukkan berbagai jenis ekspresi dengan harapan orang-orang di lingkungan
paham dan mengerti tentang apa yang kita rasakan.

 Bahasa sebagai alat komunikasi sosial


Sebagai alat komunikasi sosial, bahasa digunakan untuk menyampaikan amanat, maksud
seseorang kepada orang lain dengan kode-kode yang digunakan di lingkungan sosial tertentu,
yang memungkinkan masyarakat dapat saling memahami dan bekerja sama, serta
terciptanya sarana integrasi dan adaptasi sosial. Komunikasi timbul sebagai akibat dari
keinginan ekspresi diri. Bahasa yang digunakan pun harus mudah di mengerti oleh orang lain
sehingga orang tersebut mengetahui maksud yang kita sampaikan.

 Bahasa sebagai sarana kontrol sosial


Sebagai alat kontrol sosial, bahasa mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata
seseorang. Dengan bahasa seseorang dapat mengontrol atau dikontrol orang lain atau
lingkungan masyarakatnya. Dengan bahasa, sikap, pikiran, perasaan, dan perilaku, sesorang
dapat terbawa tanpa dipaksa dan tanpa merasakan sakit. Dengan bahasa pula sesorang
akan dihormati.
BAHASA LOKAL
DALAM KOMUNIKASI SOSIAL
Oleh karenanya pengunaaan bahasa lokal dalam tiap lingkungan sosial tentunya akan
memudahkan kita dalam beradaptasi dengan masyaralat ketika kita berada di lingkungan
baru tersebut. Meskipun perlu proses yang tidak cepat, hal tersebut tentunya dilakukan oleh
tiap individu agar dapat bertahan di lingkungannya dengan menggunakan pemakaian
bahasa yang bisa dipahami semua, sebagaimana mestinya bahasa sebagai sistem dalam
komunikasi sosial dan kita merupakan bagian dari sub-sistem dari sistem tersebut.

Maka dari itu di dalam komunikasi sosial, komunikasi dengan bahasa lokal lebih dapat
diterima dalam masyarakat karena di dalam lingkungan tersebut mengurangi adanya konflik,
serta dalam berbahasa pun di suatu wilayah tertentu atau di lingkungan sosial yang baru,
tentunya harus mengadaptasikan diri dengan lingkungan yang lama. Bahasa memiliki variasi
bahasa baik dari segi perbedaan dialek, bentuk bahasa, pemilihan kata, dan lain sebagainya.
Seperti di beberapa wilayah pun atau daerah mungkin memiliki persamaan kata yang sama
tetapi

memiliki makna yang berbeda, dan harus ditelaah lagi serta dipahami kembali jika kita ingin
berkomunikasi dengan lingkungan yang baru dikenal dan memulai untuk memahami
bahasa lingkungan mereka agar terhindar dari miss komunikasi dan percekcokan dalam hidup
bersosialisasi. Namun dengan tidak mengesampingkan bahasa Indonesia sebagai bahasa
utama dan bahasa pemersatu bangsa, karena bagaimanapun tiap masyarakat di
kelompok/lingkungan sosial tertentu akan membangun cara komunikasi yang mereka gunakan
dalam bersosialisasi dengan kesapakatan atau konsensus bersama demi terciptanya
kenyamanan bersama, dan dibarengi oleh solusi terhadap suatu masalah, termasuk persoalan
bahasa, baik kesulitan interaksi dengan orang baru yang berbeda penggunaan pemakaian
bahasa maupun persoalan bahasa lainnya, demi terciptanya aturan-aturan yang harus
ditaati oleh tiap individu di lingkungan sosial dimanapun.
BAHASA LOKAL (Lanjutan…)
DALAM KOMUNIKASI SOSIAL
Perbedaan latar belakang kebudayaan penyebab timbulnya perselisihan/konflik, di mana
masing-masing kelompok suku masih menggunakan sifat dan wataknya, dan membentuk
pribadi yang berbeda. Sikap tersebut akan menghambat terciptanya suatu situasi masyarakat
yang kondusif dan tenggang rasa. Konflik dan pertikaian adalah hal yang tak terhindarkan di
dalam kelompok sosial. Tidak dipungkiri pula perbedaan bahasa akan membuat proses
komunikasi sosial yang efektif tidak mungkin terjadi.

Bahasa itu mencerminkan budaya, semakin besar perbedaan budaya, semakin besar
perbedaan komunikasi, baik dalam bahasa dan isyarat-isyarat non-verbal. Semakin besar
perbedaan antar budaya maka semakin besar perbedaan komunikasi dan semakin sulit
komunikasi dilakukan. Oleh karena komunikator dan komunikan berasal dari kebudayaan
yang berbeda, apabila dalam situasi seperti itu terjadi kontak sosial antar penutur yang terlibat
dalam kontak sosial tersebut akan berusaha memilih salah satu bahasa atau variasinya
yang paling cocok untuk keperluan dan situasi tertentu. Pemilihan bahasa demikian
menunjukkan fungsi tiap-tiap bahasa bertalian dengan keperluan dan situasinya.

Dalam bahasa Indonesia, dialek dan aksen yang standar adalah yang tidak tercampuri oleh
dialek dan aksen regional tertentu. Namun aksen yang telah menjadi standar bahasa Indonesia
tidak mudah ditiru oleh sebagian besar masyarakat Indonesia karena, mereka memiliki dialek
atau –bahkan– bahasa sendiri yang sama sekali tidak memiliki kemiripan dengan bahasa
Indonesia. Bahasa dan aksen regional ini telah dipelajari dan dipakai secara terus menerus sejak
mereka dilahirkan, sehingga menjadi suatu kebiasaan yang sulit diubah.
Terima Kasih
Mustiawan, M.I.Kom

Program Studi Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Anda mungkin juga menyukai