Anda di halaman 1dari 7

VARIASI RAGAM BAHASA YANG DIGUNAKAN

DALAM MASYARAKAT
Chika Fenti Agustin
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Bahasa Dan Sastra Indonesia,

Universitas Al – Wasliyah Labuhanbatu, Rantauprapat, Indonesia

Email: chika07123020@gmaail.com

Abstrak

Artikel ini ditulis untuk mengetahui bagaimana variasi bahasa yang digunakan dalam masyarakat. Bahasa
adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa bunyi suara atau lambang yang dikeluarkan
oleh manusia untuk menyampaikan isi hatinya kepada manusia lain. Variasi bahasa ditentukan oleh faktor
waktu, tempat, sosiokultural, situasi dan medium pengungkapan. Variasi bahasa merupakan istilah yang
diasosiasikan dengan perbedaan-perbedaan dalam suatu bahasa yang timbul karena perbedaan-perbedaan
dalam suatu bahasa yang timbul karena perbedaan kelas sosial, ekonomi, latar belakang, pendidikan, profesi,
ideologi, agama, dan sebagainya. Masyarakat dalam berinteraksi selalu menggunakan bahasa sehingga bahasa
tidak terlepas dari pengaruh pemakainya.

Kata Kunci : Bahasa, Variasi Bahasa, Ragam Bahasa.

Abstract

This article was written to find out how the variations of language used in society are.
Language is a means of communication between members of society in the form of sounds or
symbols issued by humans to convey the contents of their hearts to other humans. Language
variation is determined by time, place, sociocultural, situation and medium of expression.
Language variation is a term associated with differences in a language that arise because of
differences in a language that arise due to differences in social class, economy, background,
education, profession, ideology, religion, and so on. People in interacting always use language so
that language cannot be separated from the influence of the wearer.

Keywords: Language, Language Variations, Language Variety.


1. PENDAHULUAN

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup secara bersama-sama yang memiliki
perbedaan status sosial, situasi berbahasa/waktu, budaya bahkan individual. Perbedaan yang
terjadi dalam masyarakat itulah penyebab terbentuknya variasi bahasa.Variasi bahasa merupakan
seperangkat pola tuturan manusia yang mencukupi bunyi, kata, dan ciri-ciri gramatikal yang secara
unik dapat dihubungkan dengan faktor eksternal, seperti geografis dan faktor sosial (Wardhaugh,
1986:22). Bahasa dan masyarakat akan selalu menjadi pasangan yang mengisi satu sama lain,
karena adanya interaksi sosial yang menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Komunikasi
tersebut terjalin di antara individu satu dengan individu lainnya yang bersifat heterogen.
Keheterogenan penutur dan lawan tutur yang ditunjang dengan sifat bahasa yang arbitrer sangat
memungkinkan utuk melahirkan variasi dalam bahasa tersebut.

Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa bunyi suara atau
lambang yang dikeluarkan oleh manusia untuk menyampaikan isi hatinya kepada manusia lain.
Sebagai sebuah alat komunikasi, bahasa mempunyai sistem dan subsistem yang mesti dipahami
oleh semua penutur bahasa itu. Namun, karena penutur bahasa tersebut meski berada dalam
masyarakat tutur, tidak merupakan kumpulan manusia yang homogen, serta adanya kegiatan
interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam, maka wujud
bahasa yang konkret yang disebut ujaran (parole), menjadi tidak seragam. Bahasa itu menjadi
beragam dan bervariasi (Chaer, 1995).

Variasi bahasa terjadi karena adanya keberagaman penutur dalam wilayah.


Penggunaannya disesuaikan dengan tempatnya (diglosia), seperti bahasa resmi atau bahasa tidak
resmi. Variasi bahasa tinggi (resmi) digunakan dalam situasi resmi seperti, pidato kenegaraan.
Variasi bahasa rendah sering digunakan dalam situasi yang tidak formal, seperti komunikasi
dengan keluarga. Pada kehidupan sehari-hari masayarakat menggunakan ragam bahasa yang
berbeda. Hal ini dilihat dari lingkungan, agama, serta profesi yang masing-masing berbeda
penuturnya. Perbedaan itu tampak jelas dalam pemilihan atau penggunaan sejumlah
kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tertentu. Seperti istilah dalam
bidang kedokteran, hanya dapat dimengerti oleh kalangan tertentu. Maka dari itu, pemilihan kata
disesuaikan dengan kebutuhan sesuai bidang pemakaiannya.

Masyarakat pemakai bahasa secara sadar atau tidak sadar menggunakan bahasa yang
hidup dan dipergunakan dalam masyarakat. Kartomiharjo (1988:2) mengemukakan bahwa bahasa
juga dapat mengikat anggota masyarakat pemakai bahasa yang bersangkutan menjadi masyarakat
yang kuat, bersatu, dan maju. Di samping itu, keadaan sosial yang menjadi corak sebagian
masyarakat akan tampak dalam bahasa. Oleh karena itu, hubungan antara bahasa dan masyarakat
sangat erat. Murdock (dalam Supardo, 1988:28) mengemukakan bahwa kebudayaan di dunia
bermacam-macam. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang tidak sama. Dengan demikian
memungkinkan timbulnya perbedaan dalam pemakaian bahasa masyarakat yang satu dengan yang
lain sehingga bahasa yang digunakan menjadi bervariasi/beraneka ragam.

2. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Menurut
Sugiyono (2016:9) metode deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada
filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci teknik
pengumpulan data dilakukan secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif,
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Jenis penelitian ini
menjelaskan mengenai temuan-temuan penelitian dengan menggunakan data-data atau fakta-fakta
kebahasaan. Pemilihan jenis penelitian ini didasarkan pada tujuan penelitian yang ingin
memperoleh gambaran mengenai variasi bahasa dalam masyarakat dan faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya variasi bahasa.
Pelaksanaan metode penelitian deskriptif tidak terbatas pada pengumpulan dan
penyusunan data. Penelitian ini menggunakan teknik penyajian dengan kata-kata biasa, termasuk
penggunaan terminologi yang bersifat teknis (Sudaryanto, 1993:145). Data dalam penelitian ini
berupa beberapa sumber-sumber dari artikel-artikel jurnal maupun yang terdapat dalam buku.
Sumber-sumber tersebut kemudian dikumpulkan dan disajikan dalam satu artikel jurnal. Tahap
dalam metode ini adalah pengumpulan data, penggabungan data, penyajian data,
kesimpulan/verifikasi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pengertian Variasi Bahasa
Variasi bahasa ditentukan oleh faktor waktu, tempat, sosiokultural, situasi dan medium
pengungkapan. Faktor waktu menimbulkan perbedaan bahasa dari masa ke masa. Faktor daerah
membedakan bahasa yang dipakai di suatu tempat dengan di tempat lain. Faktor sosiokultural
membedakan bahasa yang dipakai di suatu tempat dengan di tempat lain. Faktor sosiokultural
membedakan bahasa yang dipakai suatu kelompok sosial. Faktor situasional timbul karena
pemakai bahasa memilih ciri-ciri bahasa tertentu dalam situasi tertentu. Faktor medium
pengungkapan membedakan bahasa lisan dan bahasa tulisan (Abdul Chaer dan Leonie Agustina
(1995:79)).

Nababan (1993:13) berpendapat bahwa variasi bahasa adalah perbedaan-perbedaan


bahasa yang timbul karena aspek dasar bahasa, yaitu bentuk dan maknanya yang menunjukkan
perbedaan kecil atau besar antara penggungkapan yang satu dengan yang lain. Greenbaum (dalam
Muh. Asrori, 2001:96) mengatakan bahwa variasi bahasa dapat dikaitkan dengan daerah, kelas
sosial, kelompok etnis, tingkat pendidikan, jenis kelamin, umur, dan situasi.

Menurut Mansoer Pateda (1990: 52) variasi bahasa dilihat dari segi tempat, segi waktu,
segi pemakai, segi pemakainya, segi situasi, dan dari status sosialnya. Dalam variasi bahasa
terdapat pola-pola bahasa yang sama, pola-pola bahasa itu dapat dianalisis secara deskriptif, dan
pola-pola yang dibatasi oleh makna tersebut dipergunakan oleh penuturnya untuk berkomunikasi.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa variasi bahasa adalah wujud
pemakaian bahasa yang berbeda oleh penutur karena faktor-faktor tertentu dan terjadinya variasi
bahasa bukan hanya disebabkan oleh para penutur yang hetrogen tetapi karena kegiatan interaksi
sosial. 
Masyarakat dalam berinteraksi selalu menggunakan bahasa sehingga bahasa tidak
terlepas dari pengaruh pemakainya. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh situasi dalam
konteks sosialnya. Hal inilah yang menyebabkan keanekaragaman bentuk bahasa (variasi bahasa )
dalam masyarakat. Variasi bahasa merupakan istilah yang diasosiasikan dengan perbedaan-
perbedaan dalam suatu bahasa yang timbul karena perbedaan-perbedaan dalam suatu bahasa yang
timbul karena perbedaan kelas sosial, ekonomi, latar belakang, pendidikan, profesi, ideologi,
agama, dan sebagainya. Bahasa dengan variasi tutur kata, umumnya hanya dikuasai oleh kelompok
dengan latar belakang tertentu yang sejenis saja, meskipun orang luar biasa mendalaminya dengan
belajar. Akan tetapi dapat dipahami bahwa variasi bahasa terdapat persamaan dalam
perkembangan, yaitu cara bertutur menurut tujuan dan kepentingannya masing-masing. Persamaan
dan keunikan-keunikan seperti itu sebenarnya banyak dijumpai, jika penutur mendalami ruh
masing-masing bahasa, dan tentu sangat menarik sebagai sebuah ide untuk memecahkan kebekuan
komunikasi antarbudaya.
Fungsi bahasa yang utama adalah untuk berkomunikasi. Komunikasi dilakukan oleh
manusia yang merupakan mahluk sosial. Manusia sebagai mahkluk sosial yang selalu dituntut
untuk berinteraksi dengan manusia yang lain. Manusia merupakan mahkluk yang diciptakan untuk
hidup berhubungan dengan orang lain. Proses interaksi tersebut membutuhkan alat bantu untuk
berhubungan dengan individu yang lain. Atas dasar hal tersebut kemudian munculah apa yang
disebut variasi bahasa. Variasi bahasa sendiri muncul karena proses interaksi sosial dari para
pelaku bahasa yang beragam. Bahasa merupakan salah satu alat bantu untuk berinteraksi dengan
manusia lain. Semua gagasan, ide, maupun maksud dari penutur disampaikan melalui bahasa.

Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa itu tidak hanya disebabkan oleh para
penuturnya yang tidak bisa hidup sendiri, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka
lakukan berbeda-beda. Setiap orang mempunyai kegiatan yang berbeda-beda pula. Setiap individu
penutur menyebabkan keberagaman bahasa tersebut. Penutur yang berada diwilayah yang sangat
luas akan menimbulkan keberagaman bahasa yang lebih banyak. Ciri variasi bahasa yang terjadi
karena adanya perbedaan bidang pemakaian antara lain leksikogramatis, fonologis, ciri penunjuk
yang berupa bentuk kata tertentu, penanda gramatis tertentu, atau bahkan penanda fonologi yang
memiliki fungsi untuk memberi tanda kepada para pelaku bahasa bahwa inilah register yang
dimaksud. Penanda atau ciri itu pulalah yang membedakan antara register satu dengan yang
lainnya.

B. Faktor Penyebab Terjadinya Variasi Bahasa


Dalam pandangan Sosiolinguistik, bahasa tidak saja dipandang sebagai gejala individual,
tetapi merupakan gejala sosial. Sebagai gejala sosial,bahasa dan pemakaian bahasa tidak hanya
ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga oleh faktor-faktor nonlinguistik. Faktor-faktor
nonlinguistik yang memengaruhi pemakaian bahasa, yaitu faktor-faktor sosial (status sosial,
tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin, dan sebagainya) Faktor-faktor
situasional menyangkut siapa berbicara dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, di mana, dan
mengenai masalah apa. Karena faktor-faktor di atas, maka timbul keanekaragaman bahasa yang
dimiliki oleh seluruh umat manusia, atau biasa kita sebut variasi bahasa. Bahasa, dalam praktik
pemakaiannya, pada dasarnya memiliki bermacam-macam ragam. Pada bagian ini, akan
dipaparkan mengenai hakikat variasi bahasa, variasi bahasa dari segi tipe, sumber, level, model,
dan jenis variasi bahasa.

Variasi Bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh
masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak
homogen. Dalam hal variasi bahasa ini ada dua pandangan. Pertama, variasi itu dilihat sebagai
akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi
bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa.
Kedua, variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam
kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Kedua pandangan ini dapat saja diterima ataupun
ditolak. Yang jelas, variasi bahasa itu dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya keragaman sosial
dan fungsi kegiatan didalam masyarakat sosial. Namun Halliday membedakan variasi bahasa
berdasarkan pemakai (dialek) dan pemakaian (register).

C. Ragam Bahasa Dalam Masyarakat

Pemakaian bahasa menimbulkan perbedaan bahasa, terutama bahasa Indonesia yang


digunakan oleh orang yang tinggal di luar daerahnya. Hal ini memiliki ciri khas yang berbeda-
beda. Kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama
dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks, vitamin, video,
film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek,
pitamin, pideo, pilm, pakultas.
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan)
atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai.
Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap
tersebut.

Ragam bahasa terjadi karena faktor situasi berbahasa. Bahasa dapat berubah karena
situasi tertentu. Misalnya dalam situasi formal, bahasa yang digunakan akan menjadi bahasa yang
formal, dan sopan. Berbeda bila bahasa digunakan dalam situasi nonformal misalnya ketika
berbincang dengan teman sebaya, atau teman sekelompoknya. Bahasa yang digunakan ialah
bahasa sehari-hari, namun memungkinkan juga bahasa yang digunakan ialah bahasa yang hanya
dimengerti oleh sekelompok tersebut.

4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variasi bahasa
adalah wujud pemakaian bahasa yang berbeda oleh penutur karena faktor-faktor tertentu dan
terjadinya variasi bahasa bukan hanya disebabkan oleh para penutur yang hetrogen tetapi karena
kegiatan interaksi sosial. Variasi bahasa terjadi karena adanya keberagaman penutur dalam
wilayah. Penggunaannya disesuaikan dengan tempatnya. Variasi Bahasa juga disebabkan oleh
adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat
beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen.
Pemakaian bahasa menimbulkan perbedaan bahasa, terutama bahasa Indonesia yang
digunakan oleh orang yang tinggal di luar daerahnya. Hal ini memiliki ciri khas yang berbeda-
beda. Kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan. Ragam
bahasa terjadi karena faktor situasi berbahasa. Bahasa dapat berubah karena situasi tertentu.
Misalnya dalam situasi formal, bahasa yang digunakan akan menjadi bahasa yang formal, dan
sopan.
DAFTAR PUSTAKA

Ruqyah, Enung. 2010. Ragam Bahasa Remaja Puteri dalam Percakapan Informal di Kampus
UPI Tasikmalaya. Jurnal Saung Guru. Volume 1 Nomor 2 Halaman 80-83.

Waridah, W. (2015). Penggunaan Bahasa dan Variasi Bahasa dalam Berbahasadan Berbudaya.
JURNAL SIMBOLIKA: Research and Learning in Communication Study. 1(1): 84- 92.

Markhamah. 2011. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta:


Muhammadiyah University Press.

Yulia, Nova. 2013. “Ragam Bahasa Anak-anak: Ditinjau dari Segi Sosiolinguistik”. Lingua
Didaktika. Vol. 6. No. 2 (hlm. 109-119).

Anda mungkin juga menyukai