Anda di halaman 1dari 8

BAHASA SEBAGAI AJANG PROPAGANDA BUDAYA ATAU

SEBALIKNYA

WARIONO
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
Universitas Islam Negeri Sumatra Utara (UINSU)
E-mail: ariaj@gmail.com

Abstract

Language is essentially a tool to convey the contents of thoughts and feelings to


others, whether it is in the form of sound or in written form or even symbols. Each
language has its own characteristics that distinguish it from other languages, both
in terms of grammar and in terms of the number of users. Language can also be
realized as self-reflection, meaning that the language used by the community is a
reflection of the overall culture of the community. Culture can be defined as a way
of life found in a human group, which has developed and passed down from
generation to generation from the ancestors of the group. Language spreads
culture because what is expressed by language users reflects the habits (culture) of
language users. Culture affects the spread of language because the formation of
language is also born from the human mindset.

Keywords : Languange, Culture, Spread

Abstrak

Bahasa pada hakikatnya merupakan alat untuk menyampaikan isi pikiran dan
perasaan kepada orang lain, apakah itu berupa bunyi ataupun berupa tulisan atau
bahkan simbol. Setiap bahasa memiliki ciri khas masing-masing yang
membedakan dengan bahasa lain, baik dari segi tata bahasanya maupun dari segi
jumlah penggunanya . Bahasa juga dapat diwujudkan sebagai refleksi diri, artinya
bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat adalah suatu cerminan keseluruhan
kebudayaan masyarakat tersebut. budaya dapat diartikan sebagai suatu cara hidup
yang terdapat pada sekelompok manusia, yang telah berkembang dan diturunkan
dari generasi ke generasi dari leluhur kelompok tersebut. Bahasa menyebarkan
budaya karena apa yang diungkapkan pengguna bahasa mencerminkan kebiasaan
(budaya) sipengguna bahasa. Budaya mempengaruhi penyebaran Bahasa karena
pembentukan bahasa juga lahir dari pola pikir manusia.

Kata kunci : Bahasa, Budaya, Penyebaran

Pendahuluan

Bahasa merupakan produk jadi dari sebuah bangsa/kelompok tertentu yang


mana sudah mencapai kesepakatan bersama. Dalam artian sempit, bahasa
berfungsi sebagai media pemaparan pikiran dan juga perasaan seorang manusia
kepada manusia lainnya. Dalam pengertian secara luas, bahasa ialah sarana
komunikasi antar individu yang pada umumnya mencakup tulisan, isyarat, dan
kode-kode lainnya.

Keanekaragaman bahasa tidak dapat dipisahkan dari keanekaragaman budaya.


Ditinjau dari segi budaya, bahasa termasuk aspek budaya, kekayaan bahasa
merupakan sesuatu yang menguntungkan. Berbagai bahasa itu akan merefleksikan
kekayaan budaya yang ada pada masyarakat pemakainya. Akan tetapi, apabila
ditinjau dari segi bahasa, keberagaman bahasa dapat menimbulkan permasalahan
dalam berkomunikasi.

Komunikasi merupakan salah satu proses penerapan berbahasa serta


penggambaran budaya seperti yang ditegaskan oleh Edwin Emery, bahwa
komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang kepada
orang lain1.

Para ahli antropologi berpendapat bahwa kebudayaan suatu bangsa tidaklah


mungkin dapat dikaji tanpa mengkaji terlebih dahulu bahasa bangsa itu sendiri,
karena bahasa suatu bangsa adalah bagian dari kebudayaan bangsa itu.

1
Nur Juliar, “Pengertian Komunikasi dan Fungsi Komunikasi”, 6 juni 2020.
Demikian juga para ahli linguistik banyak yang berpendapat bahwa
pengkajian bahasa suatu penduduk asli tidak mungkin dipisahkan dari kebudayaan
penduduk itu, karena semantik yang merupakan salah satu dimensi dalam kajian
lingustik suatu bahasa mencakup juga kebudayaan dari penutur bahasa itu (Abdul
Chaer, 2003: 62)2.

Hubungan diantara keduanya ini merupakan topik yang begitu menarik untuk
dibahas. Sehingga banyak ahli dari berbagai aspek yang berpendapat.
Koentjoroningrat dalam Chaer (1995:217)3 menyatakan kebudayaan itu hanya
dimiliki manusia dan tumbuh berkembang bersama manusia.

Sementara itu, Piaget (dalam Herman, 2009: 1), seorang sarjana Perancis,
menyebutkan bahwa budaya akan membentuk bahasa seseorang. Sedikit berbeda
dengan itu, Vigotsky (dalam Herman, 2009: 1), sarjana Rusia, berbendapat bahwa
perkembangan bahasa lebih awal satu tahap sebelum berkembangnya pemikiran
(budaya) yang kemudian keduanya bertemu sehingga melahirkan pikiran
berbahasa dan bahasa berpikir4.

2
Hidayat, N. S. (2015). Hubungan berbahasa, berpikir, dan berbudaya. Sosial Budaya, 11(2), 190-
205.
3
Hodidjah. Bahasa mempengaruhi budaya atau sebaliknya. H. 2.
4
Hidayat, N. S. (2015). Hubungan berbahasa, berpikir, dan berbudaya. Sosial Budaya, 11(2), 190-
205.
Landasan Teori

1. Bahasa Dan Kebudayaan


A. Bahasa
Menurut Widjono (2007:15) adalah system lambang bunyi
ujaran yang digunakan untuk berkomuniksi oleh masyarakat
pemakainya. Digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan dan
kepentingan yang beraneka ragam, misalnya, komunikasi bisnis,
social, kerja5.
Sejalan dengan definisi mengenai bahasa, Kridalaksana dalam
Chaer (2003:32) bahasa adalah system lambang bunyi yang arbitrer
yang digunakan kelompok sosial untuk bekerjasama,
berkomunikasi dan mengidentifikasi diri6.
B. Kebudayaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya atau culture
dapat diartikan pikiran, akal budi, hasil. Sedangkan
membudayakan berarti mengajarkan supaya mempunyai budaya,
mendidik supaya berbudaya, membiasakan sesuatu yang baik
sehingga berbudaya.
Menurut koentjaraningrat kebudayaan adalah keseluruhan
sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
kehidupan masyarakat yang diperoleh dengan cara belajar.

2. Hubungan Bahasa Dan Budaya


Ada dua hubungan yang terjadi diantara bahasa dan budaya, yaitu
hubungan yang tidak sederajat dan hubungan yang sederajat.
A. Hubungan tidak sederajat
Menurut pendapat ini, Bahasa adalah bagian dari kebudayaan.
Para ahli antropologi berpendapat bahwa kebudayaan suatu bangsa

5
Septiani, R. A. (2020). ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA LAVENDER PADA MASYARAKAT
SUKABUMI.
6
Krisanjaya, M. Hakikat dan Fungsi Bahasa.
tidaklah mungkin dapat dikaji tanpa mengkaji terlebih dahulu
bahasa bangsa itu sendiri, karena bahasa suatu bangsa adalah
bagian dari kebudayaan bangsa itu.
Demikian juga para ahli linguistik banyak yang berpendapat
bahwa pengkajian bahasa suatu penduduk asli tidak mungkin
dipisahkan dari kebudayaan penduduk itu, karena semantik yang
merupakan salah satu dimensi dalam kajian lingustik suatu bahasa
mencakup juga kebudayaan dari penutur bahasa itu (Abdul Chaer,
2003: 62)7.

B. Hubungan sederajat
Menurut Silzer Hubungan berbahasa dan berbudaya itu seperti
kembar siam, dua buah fenomena yang terkait sangat erat atau
seperti dua sisi mata uang, sisi satu adalah sistem berbahasa dan
sisi lainnya adalah sistem berbudaya.
adanya hipotesis yang sangat kontroversial, hipotesa dua pakar
linguistik, yaitu Edward Sapir dan Benjamin Lee Whorf, dan lazim
disebut Relativitas Bahasa. Di dalam Hipotesis itu dikemukakan
bahwa berbahasa bukan hanya menentukan corak berbudaya, tetapi
juga menentukan cara dan jalan pikiran yang berbeda pula8.

3. Penyebaran Bahasa Oleh Budaya.


Penyebaran bahasa merupakan suatu kejadian perpindahan suatu
bahasa kepada orang lain (masyarakat) sehingga terjadi peniruan dalam
pemakaiannya dan selanjutnya menjadi bahsa baku yang digunakan oleh
masyarakat.
Penyebaran bahasa dapat terjadi melalui budaya, yaitu melalui
pertunjukan wayang, komedi dan lain sebagainya, dalam hal ini

7
Hidayat, N. S. (2015). Hubungan berbahasa, berpikir, dan berbudaya. Sosial Budaya, 11(2), 190-
205.
8
Natalia, S. (2020). Makna Ungkapan Bentuk Negatif (Hiteikei Hyougen) Ditinjau Dari Hipotesis
Sapir & Whorf Dalam Buku Ajar Minna No Nihongo I. Ilmu dan Budaya, 41(64).
penyebaran terjadi dengan perantara seni, dan mayoritas penikmat seni
sangat antusias, sehingga persebaran bahasa sangat mudah terjadi.

4. Penyebaran Budaya Melalui Bahasa.


Bahasa adalah unsur terpenting guna menggali kesadaran terdalam
yang terdapat dalam sebuah kebudayaan. Tanpa bahasa kebudayaan tidak
dapat dimaknai unsur-unsur subtilnya. Bahasa juga memainkan peranan
penting dalam bidang sastra sebagai produk budaya 9. Bahkan, bahasa
memberikan sedemikian banyak berbagai kemungkinan ungkapan, hingga
ada juga ruang tertentu untuk perbedaan perseorangan (misalnya secara
gaya bahasa), dalam penggunaan-penggunaan bahasa, tanpa
membahayakan komunikasi.
Dalam bentuk-bentuk tertentu penggunaan bahasa, misalnya sastra,
kemungkinan-kemungkinan variasi perseorangan sering muncul. Tetapi
variasi perseorangan selalu bergerak dalam rangka apa yang telah
ditentukan oleh kaidah-kaidah sosial.

Kesimpulan
Bahasa pada hakikatnya merupakan alat untuk menyampaikan isi
pikiran dan perasaan kepada orang lain, apakah itu berupa bunyi ataupun
berupa tulisan atau bahkan simbol. Setiap bahasa memiliki ciri khas
masing-masing yang membedakan dengan bahasa lain, baik dari segi tata
bahasanya maupun dari segi jumlah penggunanya .
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil
karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang diperoleh dengan cara
belajar.
Penyebaran bahasa dapat terjadi melalui budaya, yaitu melalui
pertunjukan wayang, komedi dan lain sebagainya, dalam hal ini
penyebaran terjadi dengan perantara seni, dan mayoritas penikmat seni
sangat antusias, sehingga persebaran bahasa sangat mudah terjadi

9
Lafamane, F. (2020). ANTROPOLINGUISTIK (Hubungan Budaya dan Bahasa).
Bahasa memainkan peranan penting dalam bidang sastra sebagai
produk budaya. Bahkan bahasa memberikan sedemikian banyak berbagai
kemungkinan ungkapan, hingga ada juga ruang tertentu untuk perbedaan
perseorangan (misalnya secara gaya bahasa) dalam penggunaan-
penggunaan bahasa, tanpa membahayakan komunikasi.
Daftar Pustaka

Nur Juliar, (2020) “Pengertian Komunikasi dan Fungsi Komunikasi”. Di akses


dari https://learniseasy.com/pengertian-komunikasi-dan-fungsi-komunikasi/

Hidayat, N. S. (2015). Hubungan berbahasa, berpikir, dan berbudaya. Sosial


Budaya, 11(2), 190-205. Di akses dari https://media.neliti.com

Natalia, S. (2020). Makna Ungkapan Bentuk Negatif (Hiteikei Hyougen) Ditinjau


Dari Hipotesis Sapir & Whorf Dalam Buku Ajar Minna No Nihongo I. Ilmu dan
Budaya, 41(64). Di akes dari http://journal.unas.ac.id/ilmu-
budaya/article/view/713/586

Septiani, R. A. (2020). Analisis Penggunaan Bahasa Lavender Pada Masyarakat


Sukabumi. Diakses dari https://jurnal.uisu.ac.id

Krisanjaya, M. Hakikat dan Fungsi Bahasa. https://www.pustaka.ut.ac.id

Lafamane, F. (2020). Antropolinguistik (Hubungan Budaya dan Bahasa). Diakses


dari https://osf.io ›

Anda mungkin juga menyukai