Anda di halaman 1dari 7

Keberagaman Budaya Berbahasa dan Tantangannya Bagi Generasi Penerus

Bangsa

Oleh: Putri Anjani

Sastra Inggris- UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Email: jayagalaxy087@gmail.com

Latar Belakang

Bahasa dalam kehidupan manusia memiliki peran yang sangat penting untuk
membedakan kita sebagai manusia dengan makhluk ciptaan tuhan lainnya. Bahasa juga
menjadi media utama untuk berkomunikasi juga menjadi bagian dari tatanan kebudayaan
yang ada di Indonesia. Kebudayaan yang ada di Indonesia juga tidak lepas akan pentingnya
bahasa karena bahasa sendiri juga menjadi prioritas utama agar bisa terbentuknya suatu
kebudaayan di negara kita. Peran bahasa dalam terbentuknya kebudayaan di Indonesia yang
mana memiliki beragam perbedaan karena banyaknya warga negara di Indonesia yang
berasal dari suku, agama dan ras yang berbeda-beda maka bahasa mempunyai fungsi yang
sangat penting contohnya, sebagai media pengembangan kebudayaan dan menjadi penyokong
jalur pembinaan utama terbentuknya kebudayaan. Maka dari hal ini, dapat disimpulkan
bahwa bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan budaya manusia karena kaitan bahasa
dan budaya memiliki relasi yang mutlak dan dapat kita temukan adanya kaitan timbal-balik
diantara keduanya. Bahasa sendiri menjadi salah satu wujud dari banyaknya budaya yang
diciptakan oleh manusia, tidak lupa juga euforia keberagaman kebudayaan di banyaknya
ruang lingkup perbedaan di Indonesia banyak juga dipengaruhi oleh bahasa. Indonesia,
negara yang mana sudah kita ketahui secara generalisasi dikenal dikalangan penjuru dunia
yang kaya akan ragam kebudayaannya, baik secara internal maupun eksternal, tidak heran
lagi jika ditemukan adanya keberagaman budaya di dalam ruang lingkup perbedaan
dikarenakan banyaknya suku, agama, ras dan budaya yang berbeda-beda di setiap lapisan
masyarakatnya. Maka dengan adanya ini kita sebagai generasi muda penerus bangsa
Indonesia tercinta bisa belajar akan pentingnya perbedaan itu agar bisa menjadi kesatuan
yang utuh dan tidak lupa juga untuk menjunjung tinggi nilai toleransi yang sudah ada sejak
terdahulu, maka kita bisa memulai dari hal-hal yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-
hari. Seperti contohnya bisa dimulai pada saat melakukan komunikasi sesama penduduk yang
berbeda domisili, teman sebaya dan separantara, dan lain sebagainya. Menurut Lebra (dalam
Rina Devianty, 2017) mendefiniskan jika kebudayaan memiliki serangkaian wujud seperti
simbolik-simbolik abstrak, umum dan bersifat khusus dan dapat diamati.

PEMBAHASAN

Pengertian Budaya

Membahas lebih lanjut mengenai arti budaya secara umum budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa Sanskerta, yakni buddayah berarti unsur dari bentuk jamak dari buddhi
(budi serta akal) dapat didefinisikan sebagai hal-hal yang berelasi dengan budi, dan akal
manusia. Pengertian budaya dalam bahasa Inggris, kebudayaan dikenal dengan kata culture,
yang dalam bahasa latin colere, yakni mengerjakan atau bisa juga mengolah. Jika kata
culture adalah bahasa Inggris, yang kita ketahui dalam bahasa Indonesia adalah kultur.
Menurut (Koentjaraningrat, 1989, hal. 186), kebudayaan merupakan wujud ideal yang
mempunyai sifat abstrak serta tidak dapat diraba yang ada di dalam pikiran manusia yang
bisa berupa gagasan, ide, norma, keyakinan, dan sebagainya. Dalam pendapat lain,
Dewantara (Arief, 2015) menjabarkan jika “budaya” atau “kebudayaan (bahasa jawa:
kabudayan)” memiliki persamaan terminologi dengan kata “kultur” (dari bahasa Jerman),
“cultuur” (dari bahasa Belanda), dan “culture” (dari bahasa Inggris) yang keseluruhannya
memiliki makna hasil dari peradaban manusia. Pendapat Selo (Soemardi, 1964, hal. 113) jika
kebudayaan merupakan seluruh hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Tedi Sutardi
(2007:10) juga berpendapat bahwa kebudayaan berdasarkan antropologi merupakan
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam tata kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan cara belajar. Hal ini mengisyaratkan bahwa
hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan. Dari berbagai uraian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa budaya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
manusia karena meliputi seluruh aspek hidup yang ada dalam diri individu berupa
kemampuan berpikir, bertindak dan berperilaku, serta dilaksanakan untuk kelangsungan
kehidupan bermasyarakat.
Pengertian Bahasa

Bahasa memiliki makna dan definisi yang berbeda dengan dialek. Bahasa ditujukan
kepada satu masyarakat ujaran yang ciri pembedanya adalah jika anggota masyarakat itu
menyebut bahasa yang mereka gunakan dengan satu nama yang sama sedangkan dialek
adalah bahasa yang berasal dari kelompok sosial yang bisa diidentifikasikan secara tersendiri.
Diamati dari perspektif suatu kelompok masyarakat tertentu. Setiap kelompok masyarakat
bahasa, baik kecil ataupun besar, secara pandang konvensional telah menyetujui bahwa setiap
sruktur bunyi ujaran tertentu mempunyai arti tertentu pula. Dengan demikian, tergolongkan
beraneka ragam susunan bunyi yang satu berbeda dengan yang lain, yang masing-masing
memiliki suatu maksud tertentu di dalam suatu bahasa masyarakat. Kesatuan-kesatuan arus
ujaran ini yang memiliki suatu makna tertentu dan menciptakan perbendaharaan kata dari
suatu bahasa masyarakat. Misalnya sebagai contoh orang Sunda Cianjur berdialek Cianjur,
orang Sunda Garut berdialeg Garut. Namun, mereka membuat kesepakatan untuk menyebut
kedua dialek itu sebagai bahasa Sunda. Dari sisi lain, jika dua kelompok yang berbeda secara
kultural bertemu pada sistem ekonomi dan politik, maka banyak kemungkinan yang terjadi.
Kedua kelompok ini bisa bergabung, satu bahasa melebihi yang lainnya, atau mungkin
keduanya tumbuh berkesinambungan namun sejauh tertentu memperoleh pengaruh dari
lainnya. Dalam fenomena sosial ini, penyebutan bilingualisme, diglosia, dan sejenisnya akan
dapat ditemukan. Bahasa sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat terdiri atas dua
bagian besar, yaitu, bentuk (arus ujaran) serta makna (isi). Bentuk bahasa merupakan bagian
dari bahasa yang dapat diresapi oleh pancaindra dengan cara mendengar atau membaca.
Selanjutnya, bentuk bahasa itu dibagi atas dua macam, yaitu unsur-unsur segmental dan
unsur-unsur suprasegmental. Unsur-unsur segmental merupakan segmen-segmen yang lebih
kecil, sedangkan unsur-unsur suprasegmental merupakan bagian-bagian dari bentuk wujud
bahasa yang dianggap ada tidaknya tergantung dari unsur-unsur segmental (Keraf, 1991:16).

Bahasa Sebagai Refleksi Kebudayaan di Indonesia

Bahasa tidak hanya menjadi media dan prasarana yang ada dalam diri manusia yang
diulik sepihak oleh para ahli bahasa, tetapi bahasa juga menjadi alat komunikasi antarpersona
generasi penerus bangsa. Komunikasi selalu diiringi oleh keterkaitan yang di dalamnya
memiliki makna. Dari sudut pandang wacana makna tidak pernah bersifat absolut; selalu
ditentukan oleh macam-macam konteks yang selalu mengacu pada tanda-tanda yang ada
dalam kehidupan manusia yang di dalamnya ada budaya. Oleh karena itu, bahasa tidak
pernah lepas dari konteks budaya dan keberadaannya selalu direfleksikan oleh budaya. Dalam
analisis (Chaer, 2003, hal. 51), menyebutkan bahwa bahasa itu bersifat unik dan mempunyai
relasi yang sangat kuat dengan budaya masyarakat pemakainya. Maka analisis suatu bahasa
berlaku hanya untuk bahasa itu saja, tidak dapat digunakan untuk menganalisis bahasa lain.
Dalam interaksi sosial, tidak asing bila kita menemui bahwa apa yang kita ucapkan atau kita
sampaikan kepada lawan bicara antarpesona tidak dapat dipahami dengan baik. Kegagalan
mengerti pesan ini disebabkan beberapa faktor, antara lain: adanya perbedaan usia, perbedaan
pendidikan, perbedaan pengetahuan, dan lain-lain. Selain itu, faktor budaya juga memiliki
keterkaitan dengan bahasa. Kata “kamu” dan “kau” contohnya, diucapkan lain dalam konteks
budaya berbeda. Pemilihan kata-kata yang sesuai untuk pentingnya interaksi sosial sangat
tergantung pada budaya berasal dari manakah bahasa itu digunakan. Ini sepemikiran dengan
apa yang dikemukan oleh Sumarjan & Partana (2002: 20) bahwa bahasa dianggap menjadi
produk sosial atau produk budaya, bahkan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kebudayaan tersebut. Menjadi produk sosial atau budaya tertentu, bahasa merupakan tempat
aspirasi sosial, kegiatan serta perilaku masyarakat terutama untuk generasi penerus bangsa,
dan menjadi tempat pengungkap budaya termasuk teknologi yang dibuat oleh masyarakat
pemakai bahasa tersebut.

Tantangan Keberagaman Budaya dan Berbahasa

Banyaknya keberagaman budaya dan berbahasa di Indonesia juga dapat menimbulkan


tantangan dan faktor-faktor pemicu yang mengancam hancurnya persatuan dan kesatuan dari
keberagaman budaya dan berbahasa yang ada di Indonesia. Tantangan yang akan timbul dan
di hadapi bangsa Indonesia antara lain dampak adanya pengaruh globalisasi yang mana setiap
kelompok manusia bersatu dengan latar belakang berbeda. Adanya pengaruh kemajuan
teknologi informasi yang sangat pesat bertumbuh selaras dengan ekonomi global yang
berelasi kuat dengan ilmu pengetahuan, teknologi, industri dan perdagangan yang di satu sisi
memberi dampak kemajuan serta kemakmuran, namun ada pada sisi lain mengakibatkan
kesenjangan kehidupan seperti kemiskinan, ketertinggalan negara belum dapat berkembang
atau masih miskin dari negara maju. Menurut (Oetama, 2009, hal. 7), untuk menyelesaikan
berbagai persoalan yang dihadapi saat ini dan mencari jalan keluar dari tatanan global tidak
cukup hanya dengan upaya mengubah dunia, tetapi harus diiringi oleh satu upaya bersama
untuk memperbaiki kemampuan yang ada dalam diri sendiri. Maka dari itu budaya dapat
menjadi satu hal yang sangat sentral sifatnya. Sebagai bangsa yang memiliki keanekaragaman
budaya, tantangan dan ancaman yang harus dihadapi berupa kemampuan negara utamanya
pemerintah sebagai institusi formal untuk berupaya mempertahankan nilai-nilai budaya dan
terus melestarikannya dan menjadi milik bersama. Di samping itu pemerintah juga harus
mengawasi dan menyerap dengan seksama setiap informasi yang berasal dari luar. Hal-hal
yang perlu dilakukan diantaranya: Adanya kemauan yang tulus seluruh suku bangsa di
Indonesia yang berkarakteristik heterogen, untuk mencapai pola hubungan sosial antar
individu yang bersifat toleran dan mau menyetujui adanya perbedaan untuk hidup
berdampingan secara damai satu sama lain dengan perbedaan-perbedaan yang melekat pada
tiap wujud sosial dan politiknya. Kerukunan hidup bertujuan agar semua masyarakat yang
beragam meliputi kerukunan politik, ekonomi, dan sosial budaya, kerukunan individu dengan
individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, serta kerukunan antara
institusi sosial dan kerukunan antara masyarakat dan pemerintah (Bagya Waluya, 2007:112)
diperlukan kemampuan untuk mewadahi berbagai perbedaan serta keberagaman dalam satu
ikatan berdasarkan prinsip-prinsip hak asasi manusia serta demokrasi untuk mewujudkan
tujuan kebesaran kebudayaan bangsa Indonesia. Semboyan bangsa Bhinneka Tunggal Ika
menunujukan dengan jelas bahwa persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman.
Meskipun terdiri atas berbagai suku dengan latar budaya berbeda, Indonesia tetap satu
dengan bangsa yang mempunyai bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan
tanah air Indonesia. Begitu juga dengan bendera kebangsaan merah putih sebagai identitas
penting bangsa dan kita bersatu dalam falsafah dan dasar negara Pancasila. Perlu
memperkuat persatuan, kepercayaan diri, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia sebagai
modal untuk bersaing dan siap untuk menghadapi gempuran bangsa lain dalam era globalisasi
ini. Kebanggaan menurut Harry Rusli (2003:50) sebagai respon natural terhadap sesuatu.
kemampuan memiliki semangat kerja keras sebagai potensi besar untuk mengembangkan
kemampuan diri yang pada akhirnya menimbulkan kebanggaan bangsa.

Upaya dan Antisipasi Melindungi Keberagaman Budaya Berbahasa

1. Pentingnya peran serta sinergi dari orang tua, masyarakat, dunia pendidikan dan
pemerintah sebagai cara untuk menumbuhkan cintai dan menghargai budaya sendiri untuk
kita sebagai generasi penerus bangsa. Tidak membandingkan dengan budaya asing serta
memberikan pengetahuan budaya lokal untuk anak-anak dan di implementasikan sebagai
bagian dari kehidupan sehari-hari.

2. Dibutuhkan toleransi yang tinggi pada waktu berinteraksi dengan masyarakat yang
berbeda budaya, mengenal dan mempelajari budaya lokal yang berasal dari suku bangsa lain
di Indonesia di samping budaya daerah agar terhindar dari sikap yang dapat menciptakan
konflik akibat yang disebabkan karena perbedaan yang berlatar belakang sosio kultural.

3. Memajukan budaya dan memperkenalkan kepada dunia tentang budaya yang


beragam sebagai peluang memunculkansolidaritas persatuan dan kesatuan di antara suku-
suku bangsa di Indonesia, dan sebagai potensi kekuatan dalam membangun kemandirian
bangsa.

4. Perlu upaya mengkomunikasikan dan menyebar luaskan pengetahuan budaya agar


memacu kesadaran pada generasi penerus bangsa akan hakikat keanekaragaman yang ada di
Indonesia melalui pemahaman yang benar atas kebudayaan yang beranekaragam, baik secara
horizontal dari suku-suku bangsa ke suku-suku bangsa lainnya, maupun secara dimensi etnik,
nasional dan global. Diharapkan pula kita dapat menumbuhkan rasa hormat dan menghargai
budaya yang berbeda dibandingkan budaya kita sendiri, pada akhirnya agar tumbuh sikap
toleransi.

PENUTUP

Bahasa dalam kehidupan manusia memiliki peran yang sangat penting untuk
membedakan kita sebagai manusia dengan makhluk ciptaan tuhan lainnya. Bahasa juga
menjadi media utama untuk berkomunikasi juga menjadi bagian dari tatanan kebudayaan
yang ada di Indonesia. Bahasa tidak hanya menjadi media dan prasarana yang ada dalam diri
manusia yang diulik sepihak oleh para ahli bahasa, tetapi bahasa juga menjadi alat
komunikasi antarpersona generasi penerus bangsa. Komunikasi selalu diiringi oleh
keterkaitan yang di dalamnya memiliki makna. Perlu upaya mengkomunikasikan dan
menyebar luaskan pengetahuan budaya agar memacu kesadaran pada generasi penerus
bangsa akan hakikat keanekaragaman yang ada di Indonesia melalui pemahaman yang benar
atas kebudayaan yang beranekaragam, baik secara horizontal dari suku-suku bangsa ke suku-
suku bangsa lainnya, maupun secara dimensi etnik, nasional dan global. Maka dari hal ini
dapat kita simpulkan sebagai generasi penerus bangsa sadar akan pentingnya untuk
memahami, mencintai dan menjaga keberagaman kebudayaan berbahasa di Indonesia,
Dibutuhkan toleransi yang tinggi untuk berinteraksi dengan masyarakat yang berbeda
budaya, mengenal dan mempelajari budaya lokal yang berasal dari suku bangsa lain di
Indonesia di samping budaya daerah agar terhindar dari sikap yang dapat menciptakan
konflik akibat yang disebabkan karena perbedaan yang berlatar belakang sosio kultural.

DAFTAR PUSTAKA

Devianty, R. (2017). Bahasa sebagai cermin kebudayaan. Jurnal tarbiyah, 24(2).

Widiastuti, W. (2013). Analisis SWOT Keragaman Budaya Indonesia. Jurnal Ilmiah


Widya, 1(1), 8-14.

Kusherdyana, R. (2020). Pengertian Budaya, Lintas Budaya, dan Teori yang Melandasi
Lintas Budaya. Pemahaman Lintas Budaya SPAR4103/MODUL, 1, 1-63.

Putri, N. P. (2017). Eksistensi bahasa indonesia pada generasi millennial. Widyabastra:


Jurnal Ilmiah Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5(1), 45-49.

Arisandy, D., Rizkika, D. P., & Astika, T. D. (2019). Eksistensi Bahasa Indonesia Pada
Generasi Milenial Di Era Industri 4.0. Bahastra: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 3(2), 247-251.

Rina Devianty. (2017). Bahasa Sebagai Cermin Kebudayaan. Jurnal Tarbiyah, 24(2), 226–
245.

Anda mungkin juga menyukai